Anda di halaman 1dari 7

PRESENTASI KASUS FARINGITIS

KRONIS EKSASERBASI AKUT

Presentator : dr. Mustika Prasetyastuti Paramita

Moderator : Dr.dr.Bambang Hariwiyanto Sp. THT-KL(K),FICS

Departemen Ilmu Penyakit Telinga Hidung Tenggorok Bedah Kepala Leher

Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada / RSUP. Dr. Sardjito

Yogyakarta

2017
PENDAHULUAN berbentuk seperti tabung
musculomembraneus. Mukosa bagian atas
Faringitis merupakan salah satu dari berupa epitel pseudostratified bersilia dan
alasan tersering yang menyebabkan pasien bagian bawah berupa epitel squamous2
datang berobat ke fasilitas kesehatan. 1 Faring dibagi 3 bagian yaitu:
Faringitis merupakan proses nasofaring, orofaring, hipofaring atau
inflamasi pada mukosa dan submukosa dari laringofaring. Bagian atas berhubungan
faring. Jaringan yang terpengaruh antara lain dengan hidung melalui choana, muara tuba
adalah orofaring, nasofaring, hipofaring, eustachii terletak di dinding posterolateral
tonsil. Faringitis dapat disebabkan antara dan dibawah choana. Palatum molle
lain karena infeksi, kongenital dan memisahkan nasofaring dan orofaring.
neoplasma. 2 Hipofaring melalui dasar lidah dan meluas
Faringitis paling sering disebabkan sampai bagian bawah kartilago cricoid.
karena infeksi virus baik pada usia dewasa Faring terletak didepan, epiglotis pada dasar
maupun anak, namun pasien anak lidah, terletak ditengah dan lateral
mempunyai rasio infeksi bakteri yang lebih glossoepiglotik fold. 2
tinggi dibandingkan dewasa. Anak-anak Infeksi secara umum dapat
sebesar 30-40% sedangkan pada dewasa 5- disebabkan oleh faktor eksogen dan faktor
15%. 2, endogen. Faktor eksogen adalah suatu agen
Faringitis kronik adalah inflamasi penyebab yang berasal dari luar tubuh,
kronik pada mukosa faring akibat infeksi, sedangkan faktor endogen adalah sesuatu
alergi, atau iritasi kronik yang banyak yang memang sudah berada di dalam tubuh
3 yang biasanya tidak menyebabkan infeksi
dijumpai di bagian THT-KL.
tetapi berubah menjadi agen infeksi setelah
Setiap tahunnya sekitar 40 juta orang
terjadinya perubahan dari lingkungan
mengunjungi pusat pelayanan kesehatan 5
tubuh itu sendiri.
karena faringitis. Anak-anak dan orang Flora normal dari saluran pernapasan
dewasa umumnya mengalami 3-5 kali bagian atas dan rongga mulut
terutama terdiri dari organisme aerobik
infeksi virus pada saluran pernapasan atas gram-positif, termasuk streptokokus dan
termasuk faringitis. Frekuensi kejadian beberapa organisme anaerob, seperti
Peptostreptococcus, Fusobacterium, dan
faringitis lebih sering pada anak-anak. berbagai spesies Bacteroides. Organisme ini
Sekitar 15-30% kasus faringitis pada usia dan patogen gram positif dapat
mendominasi pada infeksi faring, meskipun
anak sekolah dan 10% kasus pada orang infeksi campuran dengan organisme aerob
dewasa. 4 dan anaerob gram positif dan gram
negatif sekarang relatif umum di praktek. .6,7
Faring merupakan bagian dari
Bakteri yang paling sering
saluran nafas dan pencernaan yang
menyebabkan faringitis terutama pada anak-
mempunyai panjang 12 14 cm. Faring
2
anak yaitu Streptokokus B hemoliticus disertai demam, sakit kepala. Pada
(Streptokokus pyogenes). Bakteri penyebab pemeriksaan fisik bisa didapatkan mukosa
lain antara lain adalah Streptokokkus orofaring yang eritem. 2,10
Pneumoniae, Streptokokkus kelompok C. 2 Pemeriksaan penunjang jarang
Streptokokus hemolitikus dapat dibutuhkan pada pasien dengan faringitis
menyebabkan kerusakan jaringan yang hebat, kronis, kecuali untuk kasus yang diduga
karena bakteri ini melepaskan toksin disebabkan oleh GABHS. Untuk
ekstraseluler yang dapat menimbulkan mengetahui apakah faringitis yang
demam reumatik, kerusakan katup jantung, disebabkan adalah GABHS atau tidak, uji
glomerulonefritis akut karena fungsi laboratorium dilakukan apakah dengan
glomerulus terganggu akibat terbentuknya kultur tenggorok atau uji antigen
kompleks antigen antibodi. Bakteri ini 8
cepat (rapid antigen test).
banyak menyerang anak usia sekolah, orang
Pengobatan yang diberikan kepada
dewasa dan jarang pada anak umur kurang
pasien biasanya pengobatan simtomatik,
dari 3 tahun. Penularan infeksi melalui
seperti analgetik dan antipiretik. Tapi untuk
sekret hidung dan ludah (droplet
faringitis streptococcal, pengobatan
3
infection). Faringitis juga bisa disebabkan antibiotik penisillin atau amoxillin baik oral
karena virus seperti rhinovirus dan atau i.v . Bila alergi penicillin bisa diberikan
adenovirus. Virus bertanggung jawab untuk eritromicin dan cephalosporin. Antibiotik
50% kasus sakit tenggorok (sore throat).8 dalam kasus ini harus diberikan untuk
Ebstein Barr Virus (EBV) menghindari komplikasi.3,7
menyebabkan faringitis yang disertai dengan Komplikasi yang dapat muncul pada
produksi eksudat pada faring yang banyak. faringitis dibagi menurut penyebarannya
Faringitis biasanya disebabkan oleh infeksi adalah perkontuinatum seperti otitis media,
dari virus atau bakteri dan dipengaruhi oleh rhinitis, sinusitis, tonsillitis, abses
faktor predisposisi baik secara endogen peritonsiler, laryngitis, bronchitis dan
3 pneumonia. Sedangkan komplikasi
maupun eksogen
penyebaran melalui peredaran darah adalah
Faringitis kronik adalah kondisi infeksi
nefritis akut, penyakit jantung reumatik,
baik dikarenakan oleh bakteri,virus maupun
11
karena iritasi(kimiawi maupun fisik) yang demam rematik dan septicemia.
melibatkan inflamasi mukosa faring yang
persisten kurang lebih selama satu
tahun,lebih dari enam jam sehari,lebih dari LAPORAN KASUS
dua minggu dalam sebulan,lebih dari tiga
bulan dalam satu tahun. 9 Seorang pasien laki-laki berusia 19
Faringitis kronis didiagnosis dengan tahun datang ke Poli THT RS Sardjito
anamnesis gejala dan pemeriksaan fisik dengan keluhan nyeri tenggorokan. Keluhan
faring. Keluhan pasien faringitis pada anak dirasakan memberat saat menelan. Keluhan
maupun dewasa umumnya sama, meliputi dirasakan sejak 6 hari yang lalu. Keluhan
nyeri tenggorok, sulit menelan, dapat juga disertai dengan demam sebelumnya

3
dan batuk serta tenggorokan sering terasa Edukasi yang diberikan pada
kering. Tidak ada keluhan tidur mengorok pasien adalah modifikasi gaya hidup.
dan terbangun saat tidur, tidak ada sesak Permasalahan pada kasus ini adalah
nafas, maupun muntah. Pasien tidak rekurensinya.
mengeluh tenggorokan terasa mengganjal,
sering berdehem dan suara serak. Keluhan DISKUSI
telinga dan hidung disangkal. Pasien
mengaku hanya mengkonsumsi obat warung Masalah pada kasus ini adalah
sebelumnya. Riwayat keluhan penyakit rekurensi penyakit pada pasien, dimana
dengan keluhan yang sama dirasakan 2 pasien ini sudah berulang kali menderita
bulan yang lalu. Pasien mengeluh keluhan yang sama. Pasien mengaku lebih
merasakan gejala yang sama 4 kali dalam senang mengkonsumsi makanan pedas dan
satu tahun terakhir ini. Riwayat alergi, asma berbumbu dan pasien merupakan perokok
disangkal. Riwayat penyakit dengan keluhan aktif sejak umur 17 tahun.
yang sama di keluarga disangkal. Penyebab faringitis kronis adalah
Pada pemeriksaan fisik keadaan multifaktor dan kadang berhubungan
umum pasien baik, kesadaran compos dengan fungsi faring terkait proses pada saat
mentis. Tanda vital pasien, tekanan darah respirasi, pada waktu menelan, resonansi
120/70 mmHg, frekuensi nafas : 20 x / 12
suara dan untuk artikulasi. Hal ini
menit, nadi: 90 x / menit, suhu 37,0 C.
menyebabkan sangat sulit untuk terjadinya
Pada pemeriksaan orofaring
penyembuhan dengan tuntas. Kebiasaan
didapatkan besar tonsil palatine dektra
merokok dapat menyebabkan iritasi
T1 dan sinistra T1, tidak hiperemis.Oral
pada dinding faring tersebut. Sehingga
hygine baik. Pada dinding faring didapatkan
menyebabkan keluhan tenggorok pasien
faring hiperemis, tampak granulasi. Pada
terjadi berulang dan berlangsung lama dan
pemeriksaan laringoskopi indirek
salah satu faktor predisposisi eksogen
didapatkan hasil dalam batas normal.
13
Pada pemeriksaan fisik telinga faringitis kronis adalah merokok.
kanan dan kiri didapatkan kanalis austikus Sehingga salah satu terapi pada pasien
kanan dan kiri normal, membran timpani ini yaitu edukasi agar pasien menghentikan
kanan dan kiri intak dan reflek cahaya kebiasaan merokok dan mengkonsumsi
positif. Pada pemeriksan rinoskopi anterior makanan yang bersifat iritatif terhadap
dalam batas normal, rhinoskopi posterior mukosa faring.
dalam batas normal. Hal-hal yang sering menjadi sebab
Dari anamnesa dan pemeriksaan dari kekambuhan gejala adalah adanya
fisik maka pasien ini di diagnosis faringitis faktor predisposisi yang tidak dihindari.
kronis eksaserbasi akut. Faktor predisposisi faringitis kronis antara
Pasien diberi Amoksisillin 3 x 500 lain: Endogen: 1) Hidung dan sinus
mg selama 7 hari dan kalium diklofenak 2 x paranasal: sumbatan hidung karena deviasi
50 mg. septum, hipertrofi konka, polip, dan sinusitis
kronis, 2) Tenggorokan: tonsilitis kronis dan

4
sepsis gigi kronis dapat bertindak sebagai Pasien juga dianjurkan untuk
fokus septik, 3) Infeksi saluran menjaga kebersihan mulut dan gigi untuk
pernapasan, membersihkan karang gigi agar tidak
4) Refluks asam lambung, 5) Eosinofilia menjadi sumber infeksi. Adanya karies gigi,
tropikal dapat bermanifestasi sebagai gigi berlubang menjadi salah satu penyebab
faringitis, 6) Parasit usus dapat sumber infeksi 10,15
menyebabkan faringitis alergi, 7) RINGKASAN
Produksi Telah dilaporkan pasien laki-laki
suara yang salah dan terlalu sering usia 19 tahun dengan diagnosis faringitis
menggunakan suara dapat menjadi kronis eksacserbasi akut yang diterapi
predisposisi faringitis kronis. Eksogen: 1) dengan Amoxicillin 3 x 500 mg selama 7
Tembakau: merokok dan mengunyah hari dan diberikan kalium dikofenak 2 x
tembakau bertindak sebagai iritan kronis, 2) 50 mg. Pasien juga diedukasi untuk
Polusi udara, 3) Alkohol. Fungsional: faktor berhenti merokok dan memperbaiki pola
emosional dan ketakutan diet serta menjaga kebersihan mulut. Pasien
terhadap keganasan dapat memperburuk direncanakan untuk kontrol satu minggu
13 kemudian.
kondisi.
Rekurensi faringitis dapat juga
terjadi bila pada pasien terdapat obstruksi DAFTAR PUSTAKA

respirasi daerah nasofaring dan gangguan


1. Wilson A. Pharyngitis, chapter 2. N.S
dari patologi telinga 14 Skolnik (ed.), Essential Infectious
Disease Topics for Primary Care
Gejala faringitis kronis muncul
England; 2008. p.15-7
karena terdapat iritasi kronis di
2. Thompson LDR. Pharyngitis. in: Bailey
tenggorokan, sering dengan sensasi benda
BJ, Johnson JT, Newlands SD, editor.
asing dan pasien merasa tenggorokan kering
Head and neck surgery - otolaryngology.
serta sering muncul nyeri. Pasien
Edisi-4. Philadelphia: Lippincott
mengalami rasa terisi sesuatu di bagian atas
Williams & Wilkins; 2014. p. 757.
tenggorok, dan, untuk menghilangkan rasa
3. Soepardi EA, Iskandar HN. Buku Ajar
itu, pasien sering berdeham, atau jika terasa
Ilmu Kesehatan Telinga Hidung
kering, pasien menelan ludah. Pemeriksaan
Tenggorok Kepala Dan Leher. Edisi-6.
fisik mengungkapkan kondisi yang
Jakarta: FK UI; 2007. p.217-9.
bervariasi; pada tahap awal selaput lendir
4. Departemen Kesehatan RI. Profil
bengkak, merah, dan berlendir; kemudian
Kesehatan Indonesia Tahun 2010.
warnanya menjadi merah-hitam, dan banyak
Jakarta ; 2013.
folikel mukosa yang membesar. Sekali lagi,
5. Somrol A, Akraml M, Khan IM, Asif
permukaan berwarna merah, berkilau, dan
HM, Sami A, Ali M, et all. Pharyngitis
kering, atau merah dan ditutupi
1 and sore throat: A review. African
dengan lendir yang kental.

5
Journal of Biotechnology Vol. 10(33), Edisi ke -6. Mumbai: Usha
Pakistan ; 2011. p. 6190-6197, Publication; 2002. p.240-5
6. European Society of Clinical 14.Motta G,et al.Acute Recurrent
Microbiology and Infectious Disease. Pharyngotonsillitis and Otitis Media.
Systemic antibiotic treatment in upper Acta Otorhinolaryngol Ital; 2006
and lowerrespiratory tract infections: 15.Mulder, A. Pharyngitis, Tonsillitis,
official french guidelines. Paris; 2003. laryngitis in: ear nose troat diseases
p. 12 MMS diseases review. New York;
7. Wang FY, Ying L, Xu P, Zhang BY, 1999. p 125-6
Yang XQ, Qian LS.Clinical evaluation
of green tea polyphenols in treatment of
pharyngitis in human subjects. African
J of Pharmacy and Pharmacology
Vol.5(3) ; 2011. p. 336-41.
8. Vincent MT,Celestin N, Hussain
AN.Pharyngitis. Am. Fam Physician.
Vol. 69; 2004. p. 1465-70.
9. .Lydia Ferrara,Daniele Naviglio,Arturo
Armone Caruso.Approach Under The
Form Of Semiquantitative cytological
evaluation for chronic
pharingitis.Europian Scientific
Journal.Vol 3,Italy;2013
10.Tan Kah Kee,Managemen Of Sore Throat.
Malaysia; 2003
11. Veasy LG, Tani LY, Hill HR.
Persistence of acute rheumatic fever in
the intermaountain area of united states.
J Pediatr.; 1994. p.9-12
12.Rusmarjono,Soepardi
.Faringitis,tonsilitis dan hipertrofi
adenoid Dalam:Soepardi EA,Iskandar
N,Restuti RD,editor .Buku ajar ilmu
kesehatan telinga hidung tenggorok
kepala dan leher.Edisi keenam,
Jakarta: Badan Penerbit FKUI;
2012.p.1957
. 13.Bhargava KB, Bhargava SK, Shah
TM. Pharyngitis Dalam:Bhargava KB,
Bhargava SK, Shah
TM.A.Short,textbook of ent diseases.

6
7

Anda mungkin juga menyukai