Anda di halaman 1dari 8

BIOGRAFI

Nama saya Lian Kristina Sidani,biasa di panggil


Lian.Saya lahir di sosom pada 15 Juni 1996.Saya berasal dari
desa sosom kecamatan Bulagi Kabupaten Banggai
Kepulauan.Nama orang tua saya Alex Sidani dan Indriani
Tiwadjo.Saya tiga bersaudara,nama kakak saya Rivaldi Sidani
dan nama adik saya Vatricia Sidani.
Saya bersekolah di SDN Sosom saya tamat SD tahun
2008,SMP di SMPN 1 Bulagi dan tamat tahun 2011,dan di
SMAN 1 Bulagi tamat pada tahun 2014.Setelah lulus SMA,saya
melanjutkan kejenjang perguruan tinggi di Universitas
Tadulako,Jurusan Pendidikan MIPA,Program Studi Pendidikan
Fisika. sekarang berada disemester V(LIMA)harapan saya bias
menyelesaikan studi saya dengan tepat waktu dengan hasil yang
baik.Agar dapat mewujudkan harapan saya,tserutama orang tua.
DASAR TEORI

Radiasi adalah Perpindahan energi yang terjadi melalui suatu medium


perantara bisa solid maupun liquid, bisa juga melalui medium ruang hampa. Benda
yang mudah menyerap radiasi akan mudah pula memancarkan radiasi. Benda yang
yang dapat menyerap seluruh radiasi yang diterimanya dan memancarkan seluruh
radiasi yang dikeluarkannya disebut sebagai Benda Hitam. Benda hitam dimodelkan
sebagai suatu rongga dengan celah bukaan yang sangat kecil. Jika ada radiasi yang
masuk ke dalam rongga melalui lubang, radiasi tersebut akan dipantulkan berulang-
ulang oleh dinding dalam rongga hingga terserap (terabsorpsi) habis energinya.
Dinding rongga terus menerus mengabsorpsi radiasi dan memancarkannya, dan sifat
radiasi inilah yang menarik.

Menurut hukum Stefan - Boltzmann , energi yang dipancarkan oleh suatu


benda hitam per satuan luas dan satuan waktu adalah sebanding dengan kekuatan "
empat " dari temperatur absolut tubuh . Hukum Stefan - Boltzmann juga berlaku
untuk apa yang disebut " abu-abu " tubuh yang permukaannya menunjukkan panjang
gelombang independen penyerapan - koefisien kurang dari satu . Dalam percobaan,
"abu-abu " tubuh diwakili oleh filamen dari lampu pijar yang energi emisi diselidiki
sebagai fungsi suhu.

Sebuah badan pada suhu tertentu terus menyerap dan memancarkan radiasi
elektromagnetik. Jika menyerap lebih banyak energi yang memancarkan suhu akan
meningkat dan jika memancarkan lebih banyak energi.

1. Hukum Stefan-Boltzmann
Pada tahun 1879 seorang ahli fisika dari Austria, Josef Stefan melakukan eksperimen
untuk mengetahui karakter universal dari radiasi benda hitam. Ia menemukan bahwa
daya total per satuan luas yang dipancarkan pada semua frekuensi oleh suatu benda
hitam panas (intensitas total) adalah sebanding dengan pangkat empat dari suhu
mutlaknya. Sehingga dapat dirumuskan:
I = e T4

dengan I menyatakan intensitas radiasi pada permukaan benda hitam pada semua
frekuensi, T adalah suhu mutlak benda, dan adalah tetapan Stefan-Boltzman, yang
bernilai 5,67 10-8 Wm-2K-4. Gambar berikut memperlihatkan spektrum cahaya yang
dipancarkan benda hitam sempurna pada beberapa suhu yang berbeda. Grafik tersebut
memperlihatkan bahwa antara antara panjang gelombang yang diradiasikan dengan
suhu benda memiliki hubungan yang sangat rumit.
Untuk kasus benda panas yang bukan benda hitam, akan memenuhi hukum
yang sama, hanya diberi tambahan koefisien emisivitas yang lebih kecil daripada 1
sehingga:
I total = e..T 4
Intensitas merupakan daya per satuan luas, maka persamaan diatas dapat ditulis
sebagai:

dengan:
P = daya radiasi (W)
Q = energi kalor (J)
A = luas permukaan benda (m2)
e = koefisien emisivitas
T = suhu mutlak (K)
Beberapa tahun kemudian, berdasarkan teori gelombang elektromagnetik
cahaya, Ludwig Boltzmann (1844 1906) secara teoritis menurunkan hukum yang
diungkapkan oleh Joseph Stefan (1853 1893) dari gabungan termodinamika dan
persamaan-persamaan Maxwell. Oleh karena itu, persamaan diatas dikenal juga
sebagai Hukum Stefan-Boltzmann, yang berbunyi:
Jumlah energi yang dipancarkan per satuan permukaan sebuah benda hitam
dalam satuan waktu akan berbanding lurus dengan pangkat empat temperatur
termodinamikanya.

2. Hukum pergesera wien


Bila suhu benda terus ditingkatkan, intensitas relative dari spectrum cahaya yang
dipancarkan berubah. Ini menyebabkan pergeseran dalam warna-warna spectrum
yang diamati, yang dapat digunakan untuk menaksir suhu suatu benda seperti pada
gambar :

Grafik Pergeseran Wien


Gambar diatas menunjukkan grafik antara intensitas radiasi yang dipancarkan
oleh suatu benda hitam terhadap panjang gelombang (grafik I l ) pada berbagai
suhu. Total energi kalor radiasi yang dipancarkan adalah sebanding dengan luas di
bawag grafik. Tampak bahwa total energi kalor radiasi radiasi meningkat dengan
meningkatnya suhu ( menurut hokum Stefan- Bolztman. Energi kalor sebanding
dengan pangkat empat suhu mutlak.
Radiasi kalor muncul sebanding suatau spectra kontinu, bukan spectra diskret
seperti garis-garis terang yang dilihat dalam spectra nyala api. Atau garis-garis gelap
yang dapat dilihat dalam cahaya matahari (garis Fraunhofer) (Spektra adalah bentuk
tunggal spectrum) Sebagai gantinya, semua panjang gelombang hadir dalam
distribusi energi kalor yang luas ini. Jika suhu bendahitam meningkat, panjang
gelombang untuk intensitas maksimum (lm) bergeser ke nilai panjang gelombang
yang lebih pendek.
Pengukuran spectra benda hitam menunjukkan bahwa panjang gelombang
untuyk intensitas maksimum (lm) berkurang dengan meningkatnya suhu, seperti pada
persamaan berikut :

m = panjang gelombang dengan intensitas maksimum (m)


T = suhu mutlak benda hitam (K)
C = tetapan pergeseran Wien = 2,90 x 10-3 m K
Pada suhu yang lebih tinggi (dalm orde 1000 K ) benda mulai berpijar
merah, seperti besi dipanaskan. Pada suhu diatas 2000 K benda pijar kuning atau
keputih-putihhan, seperti besi berpijar putih atau pijar putih dari filament lampu pijar.
Jika suatu benda padat dipanaskan maka benda itu akan memancarkan radiasi
kalor. Pada suhu normal, kita tidak menyadari radiasi elektromagnetik ini karena
intensitasnya rendah. Pada suhu lebih tinggi ada cukup radiasi inframerah yang tidak
dapat kita lihat tetapi dapat kita rasakan panasnya jika kita mendekat ke benda
tersebut.
PROSEDUR KERJA

1. Mengatur alat seperti gambar di bawah ini

2. Menghubungkan termokopell dengan multimeter yang berfungsi untuk


mengukur besarnya radiasi yang dipancarkan(milivoltmeter).
3. Menghubungkan kotak radiasi termal dengan multimeter yang berfungsi
sebagai ohmmeter untuk mengukur hambatan.
4. Menggantungkan termometer tepat diatas kotak radiasi termal dimana ujung
dari termometer menyentuh penutup kotak radiasi termal.
5. Mengukur suhu awal atau suhu ruangan sebagai Trm.
6. Mengukur besarnya hambatan bola lampu yang terdapat pada kotak radiasi
termalsebelum dipanaskan dengan menggunakan ohmmeter.
7. Menyalakan kotak radiasi termal dengan menghubungkannya ke sumber
listrik besarnya tegangan yang dipakai sebesar 5V dengan memutar tombol
power pada angka 5 yang terdapat pada kotak radiasi termal.

Mencatat pembacaan voltmeter pada termokopell tiap kenaikkan 40C dari


suhu rungan sampai 10 kali kenaikkan.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim.[2016].Hukum Stefan Boltzman.[Online]. Tersedia : http:// www.


nugraharomi. blogspot.sg/ 2016/10/eksperiemen-kecepatan-cahaya.html. [1
Desember 2016]

Anonim.[2016.]Radiasi Benda Hitam. [Online]. Tersedia:http://www.id.wikipedia.


org/wiki/Laju_cahaya.html.(1 Desember 2016)

Beiser Arthur.1987.Konsep Fisika Modern Edisi ke Empat. Erlangga:Jakarta

Tim Penyusun.[2016].Penuntun Praktikum Fisika Modern.Jurusan Pendidikan


MIPA.Program Studi Pendidikan Fisika.Palu:Universitas Tadulako

Anda mungkin juga menyukai