Sarifudin (C1a113076)
Sarifudin (C1a113076)
HUMAN RELATIONS
OLEH :
SARIFUDIN
(C1 A1 13 076)
KENDARI
2016
KATA PENGANTAR
A. LATAR BELAKANG
Pengertian Human relations.
Tidaklah mudah untuk mencari sebuah kata dalam bahasa Indonesia yang
benar-benar tepat sebagai terjemahan dari istilah human relations. Ada yang
menerjemahkan menjadi hubungan manusia dan ada pula yang mengalih bahasakan
menjadi hubungan antarmanusia. Memang, secara harfiah terjemahan human
relations adalah hubungan antarmanusia. Kendati tidak salah, tetapi terjemahan ini
tidak mengandung makna human relations yang sebenarnya, sebab titik berat human
relations adalah human-nya atau manusianya. Baik pada istilah hubungan manusia
maupun hubungan antar manusia tidak terdapat ciri hakiki human relations.
Ciri hakiki bukan dalam human relations bukan human (manusia) dalam
pengertian wujud manusia (human being), melainkan dalam makna proses rohaniah
yang tertuju kepada kebahagiaan, berdasarkan atas watak, sifat perangai, kepribadian
sifat tingkah laku. dan berbagai aspek kejiwaan lainnya yang terdapat dalam diri
manusia. Dengan kata lain, faktor manusia dalam relations ini bukan dalam
wujudnya, melainkan sifat-sifat, watak, tingkah laku, atau aspek psikis lainnya pada
diri manusia.
Dengan demikian terjemahan yang paling mendekati makna dan maksud
human relations adalah hubungan manusiawi atau hubungan insani.
Sifat hubungan dalam human relations tidak seperti orang berkomunikasi biasa,
bukan hanya merupakan penyampaian suatu pesan oleh seseorang kepada orang lain,
melainkan hubungan antara orang-orang yang berkomunikasi itu mengandung unsur-
unsur kejiwaan yang amat mendalam.
Ditinjau dari ilmu komunikasi, hubungan manusiawi itu termasuk ke dalam
komunikasi antarpersona (interpersonal communication) sebab berlangsung pada
umumnya antara dua orang secara dialogis. Dikatakan bahwa hubungan manusiawi
itu komunikasi karena sifatnya action oriented, mengandung kegiatan untuk
mengubah sikap, pendapat, atau perilaku seseorang.
Komunikasi antarpribadi yang manusiawi berarti komunikasi yang telah
memasuki tahap psikologis yang komunikator dan komunikannya saling memahami
pikiran, perasaan dan melakukan tindakan bersama. Ini juga berarti bahwa apabila
kita hendak menciptakan suatu komunikasi yang penuh dengan keakraban yang
didahului oleh pertukaran informasi tentang identitas dan masalah pribadi yang
bersifat sosial.
C. TUJUAN PENULISAN
1. Mengetahui Apa Itu Human Relations Sebagai Kegiatan Komunikasi.
2. Mengetahui Apa Itu Komunikasi Persuasif.
3. Mengetahui Apa Itu Homophily Dan Heterphily.
BAB II
PEMBAHASAN
Pada awal bab telah dipaparkan secara agak luas mengenai komunikasi
menajeman. Dan pada bab lainnya juga telah disinggung bahwa human relations
adalah komunikasi persuasif secara tatap muka.
Jadi para manejer dapat. Perlu seyogyanya melakukan human relations , baik
kepada khalayak ataupun pablik didalam organisasi (external public). Selain dalam
hubungan dalam tugas pekerjaan, juga diluar tugas pekerjaan.
Dengan orang-orang yang berbeda dalam organisasi, jelasnya para karyawan,
human relations perlu dilaksanakan untuk meniadakan gangguan sebagai akibat salah
komunikasi atau salah interprestasi. Lebih-lebih untuk menghilangkan frustasi
terutama frustasi agresif, serta menggugah kegairahan dan kegiatan kerja, sehingga
timbul kerjasama yang lebih produktif dari pada yang sudah-sudah dengan perasaan
bahagia dan puas hati.
Tetapi d iluar tugas pekerjaan pun, para manejer, baik manejer tingkat tinggi,
tingkat menengah maupun tingkat rendah, serta seluruh pegawai sepantasnya
senantiasa melakukan human relations dengan siapapun, selain dengan orang-orang
yang ada sangkut pautnya dengan organisasi, juga dengan meraka yang tidak ada
hubungannya. Human relations ini dilaksanakan dalam kumpulan olahraga, kesenian,
keagamaan, dan lingkungan hidup lainnya; di upacara perayaan, di konperensi, di
seminar dan pergaulan lainnya; di restoran, di stasiun, kerata api, di pesawat terbang,
dan perjumpaan lainnhya; singkatnya dimana saja ketika berhubungan dengan siapa
saja. Ini semua layaknya dilakukan demi citra organisasi yang diwakilinya. Tindakan
seorang manejer atau karyawan yang etis dan manusiawi terhadap khalayak diluar
organisasi akan menjaga nama baik, bahkan mengharumkan nama organisasi yang
diwakilinya.
B. Komunikasi Persuasif
Human relations dalam arti sempit atau dalam manajemen adalah komunikasi
persuasif secara tatap muka untuk menggugah kegairahan dan kegiatan bekerja
dengan semangat kerja sama yang produktif dengan perasaan bahagia dan puas hati
pada kedua belah pihak, baik manajer maupun karyawan dan atau orang lain yang ada
hubungannya dengan organisasi.
Komunikasi yang berlangsung dalam kegiatan human relations adalah
komunikasi antar persona (interpersonal communication), karena komunikasi bentuk
ini sifatnya dialogis, maka prosesnya secara timbal balik. Ini berarti bahwa
komunikator dalam hal ini si manajer mengetahui efek komunikasinya pada saat itu
juga, umpan balik atau feed back terjadi ketika itu.
Memang manajer yang bermaksud melakukan human relations harus
melaksanakannya dalam bentuk komunikasi antar persona, sebab kalau ia
menggunakan bentuk komunikasi kelompok atau komunikasi bermedia, lebih-lebih
lagi bila memakai media massa, maka ia tidak akan memahami frame of reference
komunikan secara menyeluruh. Wilbur Schramm dalam karyanya Communican
research in the united states, menyatakan bahwa komunikasi akan berhasil apabila
pesan yang disampaikan komunikator cocok dengan frame of reference, yakni paduan
pengalaman dan pengertian yang pernah diperoleh komunikan. Frame of reference
atau kerangka acuan, ini melibatkan nilai-nilai keagamaan, kebudayaan, pendidikan,
dan lain sebagainya yang pernah dialami seseorang. Menurut Schramm bidang
pengalaman field of experience merupakan factor yang penting dalam komunikasi.
Jika bidang pengalaman komunikator sama dengan bidang pengalaman komunikan,
komunikasi akan berlangsung lancar, sebaliknya bilamana tidak sama akan terdapat
kesulitan untuk mengerti satu sama lain. Kesukaran ini akan dijumpai pada situasi
komunikasi. Misalnya jika seseorang berkomunikasi dengan orang lain yang
kebudayaannya berbeda dengan kebudayaan dia.
A. KESIMPULAN
Human relations dalam arti sempit atau dalam manajemen adalah komunikasi
persuasif secara tatap muka untuk menggugah kegairahan dan kegiatan bekerja
dengan semangat kerja sama yang produktif dengan perasaan bahagia dan puas hati
pada kedua belah pihak, baik manajer maupun karyawan dan atau orang lain yang ada
hubungannya dengan organisasi.
Komunikasi yang berlangsung dalam kegiatan human relations adalah
komunikasi antar persona (interpersonal communication), karena komunikasi bentuk
ini sifatnya dialogis, maka prosesnya secara timbal balik. Ini berarti bahwa
komunikator dalam hal ini si manajer mengetahui efek komunikasinya pada saat itu
juga, umpan balik atau feed back terjadi ketika itu.
Homophily ialah derajat pasangan komunikator-komunikan yang sama dalam
ciri-ciri tertentu, seperti kepercayaan, pendidikan atau status social. Sedangkan
heterophily ialah derajat pasangan komunikator-komunikan yang tidak sama dalam
ciri-ciri tertentu. Lalu kini timbul pertanyaan : untuk melakukan human relations,
bagaimana mungkin seorang karyawan yang antara keduanya terdapat heterophily
atau ketidaksamaan dalam frame of referencenya?
Menurut Everett M. Rogers dan Dilp K. Bhowmik, situasi komunikasi yang
heterephilous, seperti itu dapat ditembus dengan kemampuan empathic, pihak
manajer sebagai komunikator.
B. Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis
akan lebih fokus dan details dalam menjelaskan tentang makalah di atas dengan
sumber sumber yang lebih banyak yang tentunga dapat di pertanggung jawabkan.
DAFTAR PUSTAKA
Onong Uchjana Efendy Prof. Drs. M. A penerbit mandar maju, bandung, 1993.
https://www.academia.edu/7611972/Makalah-human-relations
Poedjawijatna, prof . I.R., filsafat tingkah laku, cetakan ke empat, penerbit bina
aksara, jakarta1982