PENDAHULUAN Laporan
PENDAHULUAN Laporan
Latar Belakang
Ethylene ( C2H4 ) diproduksi secara alami oleh sebagian besar jaringan
tanaman terutama pematangan buah. Ethylene adalah hormon tanaman yang
mengendalikan banyak proses biologis. Ethylene dapat mempercepat kerusakan
dalam buah-buahan dan sayur-sayuran terutama sayuran hijau. Karena mengontrol
begitu banyak proses yang terkait dengan kualitas buah dan sayuran, etilen
merupakan bahan kimia sangat penting untuk industri penanganan produk segar .
Di satu sisi digunakan untuk memicu pematangan buah. Di sisi lain sebagai
ethylene akan merangsang kerusakan dan penuaan (proses aktif kematian sel yang
dapat menyebabkan penurunan jaringan), penting mengontrol konsentrasi untuk
mempertahankan kualitas (Ress et all., 2011).
Berdasarkan karakter fisiologisnya mencakup pola respirasi (produksi CO2)
dan produksi etilen, buah dapat dibedakan menjadi buah klimakterik dan buah non
klimakterik. Produksi CO2 dan produksi etilen darimbuah klimakterik mengalami
lonjakan produksi pada saat buah matang, sementara untuk buah non klimakterik
tidak terjadi lonjakan produksi baik CO2 maupun etilen. Proses penghilangan warna
hijau (degreening) hanya berlaku untuk sayuran buah seperti tomat yang bertujuan
agar warnanya lebih khas dan seragam. Proses ini dapat dilakukan dengan
penggunaan gas etilen atau asetilen. Tingkat kematangan buah dan kecepatan
dekomposisi klorofil menentukan lamanya proses penghilangan warna hijau
tersebut (Broto, 2005).
Buah dan sayuran merupakan salah satu komoditi yang palaing banyak terdapat di
Indonesia, namun karena penanganan pasca panen yang kurang sehingga menyebabkan
buah dan sayur tersebut tidak mampu dimanfaatkan lagi, dan tidak memilki daya jual yang
tinggi. Kerusakan ini disebabkan oleh beberapa factor yaitu mekanis dan biologis.
Penyimpanan pada suhu rendah akan menyebabkan kerusakan bahan pangan yang disebut
chilling injury. Penurunan suhu yang terlalu besar hanya dapat memperpanjang daya
simpan dalam beberapa hari saja. Suhu penyimpanan yang rendah sekali dilakukan terlalu
lama walaupun dapat mencegah proses pemasakan tetapi dapat menimbulkan kerusakan-
kerusakan, misalnya pengeriputan kulit, pelunakan jaringan, dan juga perubahan warna
lain pada jaringan tumbuhan tingkat tinggi, bakteri, dan cendawan. Kerusakan karena
pendinginan merupakan persoalan besar dalam penanganan pasca panen, karena kerusakan
itu menyebabkan banyak komoditi tidak mungkin disimpan pada suhu yang sebenarnya
dapat memperpanjang komodit itu dengan cukup lama. Kerusakan karena pendinginan
Pengeriputan lebih jelas tampak pada buah-buahan, seperti jeruk nipis, jeruk
besar, mangga atau alpukat yang bagian paling luarnya lebih keras dan lebih tebal
daripada lapisan-lapisan yang berbatasan. Hal ini adalah salah satu penyebab
kerugian ekonomi yang besar bagi buah-buahan dan sayur-sayuran selama penyimpanan
Tujuan
Praktikum ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh suhu rendah terhadap
gejala chilling injury pada sayur dan pengaruh etilen terhadap gejala degreening
pada buah.
DAFTAR PUSTAKA
Broto, Wisnu. 2005. Teknologi Penangan Pascapanen Buah Untuk Pasar. Jurnal
Pascapanen. Vol 01 (1):1-19.
Purwanto YA, Oshita S, Makino Y, Kawagoe Y. 2012. Indikasi kerusakan dingin
pada mentimun Jepang (Cucumis sativus L.) berdasarkan perubahan ion
leakage dan pH. Jurnal Keteknikan Pertanian 26 (1): 33-37.
Rees et all. 2011. Testing Ethylene Control Technologies in Domestic Fridges.
Journal Natural Resource. Vol 1 (01) : 1-64.
Tawali AB. 2004. Pengaruh suhu penyimpanan terhadap buah-buahan impor yang
dipasarkan di Sulawesi Selatan. Appendix Vol. D2.