Gambut merupakan substansi organik yang terurai sebahagian yang terbentuk di lahan
basah atau akumulasi sisa-sisa tumbuh-tumbuhan, kayu-kayu besar yang setengah
membusuk. Dan seiring waktu, material ini menjadi gambut yang memiliki kandungan
organik dan karbon paling kaya dibanding jenis tanah lainnya.
Sebagian besar lahan gambut masih berupa hutan yang menjadi habitat tumbuhan dan
satwa langka. Hutan gambut mempunyai kemampuan menyimpan karbon dalam jumlah yang
besar. Karbon tersimpan mulai dari permukaan hingga di dalam dalam tanah, mengingat
kedalamannya bisa mencapai lebih dari 10 meter.
Lahan gambut memiliki peranan hidrologis yang penting bagi suatu wilayah, karena
secara alami berfungsi sebagai cadangan (reservoir) air dengan kapasitas yang sangat besar,
dengan demikian lahan gambut dapat mengatur debit air pada musim hujan dan
kemarau. Secara ekologis, ekosistem lahan gambut merupakan tempat perkembangbiakan
ikan yang ideal, selain itu juga menjadi habitat berbagai jenis tumbuhan dan satwa liar,
termasuk jenis-jenis endemik dan dilindungi.
Semenanjung Kampar merupakan rumah bagi penduduk asli suku Akit yang
mendiami bagian utara hutan gambut ini. Mereka adalah para nelayan air tawar, pemburu dan
petani. Sementara di bagian selatan didiami oleh masyarakat suku Melayu yang juga
bergantung pada hutan dan sungai-sungai yang mengalir dari hutan gambut.
Peta Gambut di Indonesia
Dari Peta tersebut dapat diketahui wilayah Indonesia yang memiliki lahan gambut
yang luas berada di Kalimantan bagian Selatan dan Sumatera bagian Selatan terutama di
daerah Riau dan terdapat juga di beberapa daerah di Papua.
Penghancuran hutan dan lahan gambut di Indonesia adalah sumber emisi terbesar.
Indonesia telah kehilangan 31 juta hektar hutan hujan sejak 1990, atau hampir setara dengan
luas negara Jerman. Saat ini Indonesia merupakan negara dengan tingkat deforestasi tertinggi,
terkait dengan perannya sebagai pemasok minyak sawit terbesar di dunia. Meskipun pada
2011 Indonesia telah menghentikan pemberian izin baru bagi pembukaan konsesi di hutan
primer dan lahan gambut (moratorium hutan dan lahan gambut), akan tetapi tingkat
kerusakan hutan dalam skala nasional justru meningkat.
Emisis dari kebakaran hutan dan lahan tahun 2015 : 1.62 miliar metric ton CO2.
Menaikkan Indonesia dari peringkat ke 6 negara dengan emisi tertinggi menjadi peringkat ke
4 Lebih dari 500,000 kasus penyakit sistem pernapasan yang disebabkan oleh asap di Asia
Tenggara Badan Restorasi Gambut dibentuk untuk merestorasi 2 juta hektar gambut
terdegradasi sampai tahun 2020.
Mengingat ekosistem lahan gambut tidak mengenal batas administrasi pemerintahan maka
upaya konservasi haruslah dilakukan melalui pendekatan:
Sasarannya adalah terwujudnya akses bagi para pihak untuk ikut berbagi peran, tanggung
jawab dan mendapatkan manfaat secara adil terhadap ekosistem lahan gambut. Pengelolaan
Bersama merujuk pada proses dan alat pemecahan masalah, penanganan peluang atau
pengelolaan kepentingan bersama dalam pengelolaan SDAH&E, selaras dengan rekomendasi
dari Kongres kehutanan Dunia :
Daftar Rujukan
http://www.greenpeace.org/seasia/id/campaigns/melindungi-hutan-alam-terakhir/Regulasi-
Perlindungan-Hutan-Gambut/
http://www.greenpeace.org/seasia/id/press/releases/Perlindungan-hutan-dan-lahan-gambut-
ujian-sejati-komitmen-iklim-presiden-Jokowi/