Anda di halaman 1dari 34

LembarPengesahan

Date Signature

BAGIAN ILMU KEDOKTERAN FORENSIK DAN MEDIKOLEGAL


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
REFERAT
September

TRACE EVIDENCE

OLEH:

Muhammad Munawwar Masrur Bin Adnan C11112860


Shaufyqyn Mohammad Ezani C11112857
Jihan Fildzah Nadia C11112897

PEMBIMBING:
dr. Herri David Octavianus Mundung

SUPERVISOR :
dr.Eko Yunianto M.Kes,Sp,F

DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK


DIBAGIAN ILMU FORENSIK DAN MEDIKOLEGAL

0
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR 2017

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI......................................................................................................... 1

HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. 2

STANDAR KOMPETENSI DOKTER INDONESIA ......................................... 3

KERANGKA PEMBAHASAN............................................................................ 4

DISCLAIMER ...................................................................................................... 5

I. PENDAHULUAN .................................................................................. 6

II. TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................... 7

2.1 Tempat Kejadian Perkara ...................................................................... 5

2.2 Alat dan Barang Bukti ........................................................................... 5

a. Keterangan ahli.9

b.Petunjuk.10

c.Keterangan Terdakwa/Pelaku...10

d.Surat...10

e.Keterangan Saksi...11

2.3 Trace Evidence14

a.Klasifikasi..14

b.Manfaat...15

c.Pemeriksaan....15

III. KESIMPULAN....................................................................................... ..31

3.1 Kesimpulan ............................................................................................ ..31

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... ..32

1
HALAMAN PENGESAHAN

Yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa:

Nama : Muhammad Munawwar Masrur Bin Adnan C11112860


Shaufyqyn Mohammad Ezani C11112857
Jihan Fildzah Nadia C11112897

Judul Referat : Trace Evidence

Telah menyelesaikan tugas dalam rangka kepaniteraan klinik pada Departemen Kedokteran
Forensik dan Medikolegal Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin.

Makassar, September 2017

Supervisor Residen Pembimbing

dr.Eko Yunianto M.Kes,Sp,F dr. Herri David Octavianus Mundung

2
Standard Kompetensi Dokter Indonesia

Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal

No . Keterampilan Tingkat Keterampilan


105 Prosedur medikolegal 4A
106 Pembuatan Visum et Repertum 4A
107 Pembuatan surat keterangan medis 4A
108 Penerbitan sertifikat kematian 4A
109 Pemeriksaan selaput dara 3
110 Pemeriksaan anus 4A
111 Deskripsi luka 4A
112 Pemeriksaan derajat luka 4A
113 Pemeriksaan label mayat 4A
114 Pemeriksaan baju mayat 4A
115 Pemeriksaan lebam mayat 4A
116 Pemeriksaan kaku mayat 4A
117 Pemeriksaan tanda-tanda asfiksia 4A
118 Pemeriksaan gigi mayat 4A
119 Pemeriksaan lubang-lubang pada tubuh 4A
120 Pemeriksaan korban trauma dan deskribsi luka 4A
121 Pemeriksaan patah tulang 4A
122 Pemeriksaan tanda tenggelam 4A
123- Teknik otopsi 2
129
130 Vaginal swab 4A
131 Buccal swab 4A
132 Pengambilan darah 4A
133 Pengambilan urine 4A
134 Pengambilan muntahan atau isi lambung 4A
135 Pengambilan jaringan 2
136 Pengambilan sampel tulang 2
137 Pengambilan sampel gigi 2
138 Pengumpulan dan pengemasan barang bukti 2
139 Pemeriksaan bercak darah 3
140 Pemeriksaaan cairan mani 3
141 Pemeriksaan sperma 3
142 Histopatologi forensik 1
143 Fotografi forensic 3

Kompetensi 2 (Knows How) : Pernah melihat atau didemonstrasikan


Lulusan dokter meguasai pengetahuan teoritis dari keterampilan ini dengan penekanan pda
clinical reasoning dan problem solving serta berkesempatan untuk melihat dan mengamati
keterampilan tersebut dalam bentuk demonstrasi atau pelaksanaan langsung pada
pasien/masyarakat. Pengujian keterampilan tingkat kemampuan 2 dengan menggunakan ujian
tulis pilihan berganda atau penyelesaian kasus secara tertulis dan/atau lisan.

3
KERANGKA KONSEP

-keterangan ahli
Tempat kejadian
- petunjuk
perkara
-keterangan terdakwa

-keterangan saksi

-surat
Alat bukti
Trace evidence in forensic

Trace evidence
-darah

-rambut

-kuku

-gigi

-cairan tubuh

-buccal swab

-semen dan semen stains

-sidik jari

-toksikologi

4
Referat ini kami buat dengan mengambil dan menambahkan pembahasan dari Referat yang
dibuat oleh:

Judul : Trace Evidence


Penyusun : 1. Deviana Tandiara C11111140
2. Nadia Puspita C11111141
3.Ahmad Yani C11111152
Pembimbing : dr. Herri David Octavianus Mundung

Supervisor : Dr.dr.Rina Masadah,Sp.PA,DFM,M.Phill

Tahun : Universitas Hasanuddin,2016

5
BAB 1

PENDAHULUAN

Dalam proses perkara pidana di Indonesia , barang bukti memegang peranan yang
sangat penting. Barang bukti dapat membuat jelas tentang terjadinya suatu tindak pidana dan
akhirnya akan digunakan sebagai bahan pembuktian,untuk menunjang keyakinan hakim atas
kesalahan terdakwa sebagaimana oleh jaksa penuntut umum didalam surat di pengadilan.1

Pendekatan terhadap pemeriksaan tempat kejadian perlu dilakukan dengan pikiran


terbuka , karena pemeriksaan tempat kejadian perkara (TKP) merupakan hal yang sangat
penting dalam investigasi. Berhasil atau tidaknya suatu penyelidikan sangat bergantung pada
pemeriksaan TKP.Penyelidikan ini bertujuan untuk menjelaskan kembali suatu kejadian yang
melanggar hokum seta pola piker yang mengikutinya untuk menjelaskan siapa
pelakunya.Berbagai upaya dari kegiatan penyelidikan TKP dilakukan secara retrograde dari
apa yang diketahui untuk mengungkap apa yang tidak diktahui sehingga dari faktor yang
diketahui, dapat ditegakkan suatu kebenaran 1,3 .

Trace evidence merujuk pada berbagai jenis material yang memiliki karakterkimia
dan fisik yang dapat digunakan untuk membuktikan apakah tersangka berada pada tempat
kejadain perkara.Material yang digunakan untuk mengidentifikasi suspek meliputi semua
termasuk rambut hingga serat pakaian.Identifikasi jejak bukti merupakan proses
membandingkan karakter kimia dan fisik dari sampel yang didapat pada tempat kejadian
perkara dengan asal mulanya 3.

Trace Evidence memiliki makna legal dan makna sains.Makna legal berarti segala hal
yang berkaitan dengan pelaku yang di ajukan ke pengadilan dan secara formal menjadi
barang bukti.Sedangkan makna sains berarti objek yang berasal dari tempat kejadian perkara
bauj dari korban maupun pelaku atau barang-barang ynang dapat membantu dalam
penyidikan 4.

Sebagian besar barang bukti bersifat nyata.Secara umum merupakan bagian dari
criminal dan ditemukan pada tempat kejadian perkara.Rambut ,sidik jari,cairan tubuh,darah
dan jejak kaki merupakan contoh-contoh dari barang bukti 3.

6
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tempat Kejadian Perkara

Suatu tempat penemuan barang bukti atau tempat terjadinya peristiwa tindak pidana
atau kecurigaan suatu tindak pidana, merupakan suatu persaksian1 .

Cara Pemeriksaan Tempat Kejadian

Cara dan pemeriksaan tempat kejadian adalah berlandaskan Prinsip Locard ynang
mengatakan setiap sentuhan meninggalkan kesan atau bekas oleh karena itu,bukti-bukti fisik
dapat dipindahkan dari tersangka kepada korban dan tempat kejadian da begitu juga
sebaliknya 1.

Pendekatan terhadap pemeriksaan tempat kejadian perlu dilakukan dengan pikiran


terbuka.Apapun gambaran (prekonsepsi) dalam pikiran pemeriksa tempat kejadian
(polisi,dokter atau ahli patologi ,ahli forensic ) dapat mempengaruhi kecekapan dan
keberkesanan pemeriksaan tempat kejadian secara sadar ataupun tidak sadar.Pernah berlaku
pemeriksaan tempat kejadian dilakukan dengan sepintas lalu karena dianggap kasus tersebut
sebagai kasus kematian biasa.Cara selanjutnya menunjukkan bahwa anggapan awal tidak
benar (kasus tersebut merupakan kasus pembunuhan) dan saat itu tidak mugkin lagi untuk
mendapatkan semua bukti fisik yang telah rusak dari tempat kejadian.Suatu sebab yang jelas
untuk menerangkan sebab kematian korban mungkin bukan merupakan sebab yang
sebenarnya.Sewaktu pemeriksaan tempat kejadian ,semakin banyak keterangan yang
dikumpulkan oleh polisi dapat menyebabkan pendapat awal tentang kejadian mungkin
berubah 1.

Tempat kejadian memerlukan pengurus untuk menyediakan setiap orang ahli yang
bertugas.Tempat kejadian pun perlu di jaga untuk membenarkan orang yang berkepentingan
saja yang masuk.Pengurusan tempat kejadian bermakna setiap ahli harus mempunyai
pembagian tugas yang jelas di tempat kejadian.Pengurus tempat kejadian dapat terdiri dari
pegawai pemeriksa ataupun penolongnya 1 .

Dokter ataupun anggota paramedic dibenarkan masuk ke tempat kejadian untuk


menangani korban.Tindakan ini adalah di luar kawalan dari pengurus tempat kejadian.Akan
tetapi bila korban telah meninggalkan,tempat kejadian perlu ditutup 1.

7
Biasanya anggota polisi berpangkat rendah yang terlebih dahulu sampai ke tempat
kejadian.Kemudian apabila penyidik telah tiba, maka pemeriksaan tempat kejadian dapat
dimulai.Penting sekali untuk memberi batas pada tempat kejadian.Mungkin terdapat kawasan
lain yang juga terlibat dalam kasus yang sama.Setiap pemeriksa tempat kejadian harus
memastikan bahwa mereka telah melakukan kerja masing-masing.

Kaedah Pemeriksaan Tempat Kejadian

Setiap ahli pemeriksaan tempat kejadian perlu sadar akan adanya bukti fisik lain di
tempat kejadian.Dokter atau ahli patologi perlu memperkirakan adnya kesan tapak kaki atau
sepatu apabila memasuki tempat kejadian ,Pemeriksa tempat kejadian perlu memakai pakaian
khas untuk melindungi diri dari bahan-bahan di tempat kejadian.Perlu diperhatikan bahwa
sepatu tidak dapat menghapus jejak kaki atau sepatu,memidahkan darah dari satu tempat ke
tempat lain.Pemeriksa tidak boleh merokok di tempat kejadian.Barang-barang di tempat
kejadian pun tidak boleh dipergunakan.Pemeriksa dan pengurus tempat kejadian untuk
mengurangi gangguan sebanyak mungkin.Oleh karena itu,foto tempat kejadian harus diambil
sedini mungkin untuk dapat mengetahui benda benda apa saja yang berubah 1.

2.2 Alat Dan Barang Bukti

Pada setiap kejahatan ,hampir selalu ada barang bukti yang tertinggal yang kalau
diteliti dengan memanfaatkan berbagai macam ilmu forensik,maka tidak mustahil kejahatan
tersebut akan dapat terungkap dan bahkan korban yang sudah membusuk atau hanggus serta
pelaku akan dapat dikenali.Oleh sebab itu pada kasus-kasus tindak pidana yang dilakukan
terhadap manusia perlu dicari sebanyak mungkin barang bukti medik,baik yang berasal dari
tubuh korban maupun pelaku 2.

Jejak bukti (trace evidance) merujuk pada berbagai jenis material yang memiliki
karakter kimia dan fisik yang dapat dipergunkan untuk membuktikan apakah tersangka
berada tempat kejadian perkara.Material yang dingunkan untuk mengidentifikasi suspek
meliputi semua termasuk rambut hingga serat pakaian.Identifikasi jejak bukti merupakan
proses membandingkan karakter kimia dan fisik dari sampel yang didapat pada tempat
kejadian perkara dengan asal mulanya 3.

Jejak bukti terjadi saat objek yang berlainan bersetuhan satu dengan yang
lainya.Material seperti ini biasanya berpindah melalui panas yang diawali gesekan
sentuhan.Pentingnya jejak bukti pada penyelidikan criminal telah ditunjukkan oleh

8
dr,Edmond Locard pada awal eara 20-an.Sejak zaman dahulu,ilmu kedokteran forensik telah
digunakan untuk rekonstruksi kasus criminal,deskripsi pelaku,lokasi dan hal hal lain yang
terkait 4.

Barang bukti medik yang berasal dari tubuh korban akan lebih banyak memberikan
informasi seputar proses terjadinya kejahatan,sedangkan barang bukti medic dari tubuh
pelaku identitas yang bersangkutan 2.

Trace evidence adalah bukti yang dijumpai saat objek-objek yang berbeda berhubungan
satu sama lain 4.Barang bukti : benda-benda yang dipergunakan untuk mempreoleh hal-hal
yang benar-benar dapat menyakinkan hakim akan kesalahan terdakwa terhadap perkara
pidana yang ditudukan.Barang bukti adalah benda atau tidak terwujud yang dikuasai oleh
penyidik sebagai hasil dari serangkai tindakan penyidik dalam melakukan penyitaan dan atau
penggeledahan dan atau pemeriksaan surat untuk kepentingan pembuktian dalam
penyidik,penuntutan dan peradilan 5.

Menurut pasal 184 KUHAP ,alat bukti dalam perkara pidana bisa berupa keterangan
ahli,surat ,petunjuk dan keterangan terdakwa.Jal-hal yang sudah diketehui umum,tidak perlu
dibuktikan lagi.Pada prinsipnya penggunaan alat bukti saksi dan surat dalam hujum acara
pidana tidak berbeda dengan hokum acara perdata.Baik dalam bentuk maupun
kekuatannya.Namun ada alat bukti lain yang perlu diketahui dalan perkara pidana,diantaranya
adalah : 1

a. Keterangan Saksi

Keterangan saksi adalah salah satu alat bukti dalam perkara pidana yang berupa
keterangan dari saksi mengenai suatu peristiwa pidana yang di dengar sendiri dengan
menyebut alasan dari pengetahuannya 2.

b. Keterangan ahli

Keterangan ahli adalah keterangan yang diberikan oleh seseorang yang memiliki keahlian
tentang suatu hal yang diperlukan untuk memperjelas perkara pidanan guna kepentingan
1,2
pemeriksaan . Jadi seorang ahli itu dapat menjadi saksi.Hanya saja,saksi ahli ini tidak
mendengar,mengalami dan/atau melihat langsung peristiwa pidana yang terjadi.Berbeda
dengan saksi yang memberi keterangan tentang apa yang didengar.dialami dan/atau
dilihatnya secara langsung terkait dengan peristiwa pidana yang terjadi 3.Sama halnya dengan

9
sorang saksi menurut hukum,seorang saksi ahli yang dipanggil di depan pengadilan
memiliki kewajiban untuk :

-menghadap/datang ke persidangan setelah dipanggil dengan patut menurut hukum

-bersumpah atau mengucapkan janji sebelum mengemukakan keterangan (dapat menolak


tetapi akan dikenai ketentuan khusus)

-memberi keterangan yang benar

Bila sorang saksi ahli tidak memenuhi kewajibannya,maka dia dapat dikenai sanksi berupa
membayar segala biaya yang telah dikeluarkan dan kerugian yang telah terjadi.Akan tetapi
seorang ahli dapat tidak menghadiri persidangan jika memiliki alasan yang sah 1.

c. Surat

Surat diatur dalam KUHAP Pasal 187. Surat sebagaimana tersebut dalam pasal 184 ayat (1)
huruf C dibuat atas sumpah jabatan atau dikuatkan dengan sumpah adalah :

a. Surat yang dibuat menurut ketentuan perundang-undangan atau surat yang dibuat
oleh pejabat mengenai hal yang tersebut dalam tata laksana yang menjadi
tanggungjawab dan yang diperuntukkan bagi pembuktian suatu keadaan.

b. Surat ketrangan dari seorang ahli yang memuat pendapat berdasarkan keahlian
mengenai suatu hal atau keadaan yang diminta secara resmi dari padanya.

Ketentuan dalam titik C sama dengan apa yang terjadi dalam pembuatan visum, artinnya
surat keterangan dari dokter tentang luka atau jenazah dan lain keadaan yang diminta secara
resmi oleh penyidik.Demikian VeR dapat digolongkan sebagai alat bukti surat 6.

d. Petunjuk

Menurut pasal 188 KUHAP , petunjuk adalah perbuatan ,kejadian atau keadaan yang
diduga meiliki kaitan baik antara yang satu dengan yang lain,maupun dengan tindak pidana
itu sendiri yang menandakan telah terjadi suatu tindak pidana dan siapa pelakunya
1,3
.Petunjuk hanya dapat diperolah dari keterangan saksi,surat dan keterangan terdakwa .Oleh
kaerena itu,petunjuk juga merupakan alat bukti tidak langsung.Penilaian terhadap kekuatan
pembuktian sebuah petunjuk dari keadaan tertentu,dapat dilakukan oleh hakim secara arif dan
bijaksa,setelah melewati pemeriksaan yang cermat dan seksama berdasarkan hati nuraninya

10
e. Keterangan Terdakwa/Pelaku

Menurut pasal 194 Kuhap,yang dimaksudkan keterangan terdakwan itu adalah apa yang
telah nyatakan terdakwa di muka disang tentang perbuatan yang dilakukan atau yang
diketahui dan alami sendiri.Pengertian keterangan terdakwa memiliki asapek yang lebih luas
dari pengakuan karena tidak selalu berisi pengakuan dari terdakwa.Keterangan terdakwa
bersifat bebas (tidak dalam tekanan) dan ia memiliki hak untuk tidak menjawab .Kekuatan
alat bukti keterangan terdakwa tergantung pada alat bukti lainnya (keterangan terdakwa saja
tidak cukup) dan hanaya dapat dipergunakan terhadapa dirinya sendiri 1,2.

Metode Pencarian Barang Bukti

Untuk dapat memperoleh barang bukti yang diperlukan dalam proses penyidikan dikenal 5
macam metode ,yaitu 5 :

1.Strip method

Gambar 1 . Strip Method

Caranya adalah tiga orang petugas masing-masing berdampingan yang satu dengan
yang lain dalam jarak yang sama dan tertentu (sejajar) kemudian bergerak serentak dari sisi
lebar yang satu kesisi lain di tempat kejadian perkara. Apa bila dalam gerakan tersebut
sampai di ujung sisi lebar yang lain maka masing-masing berputar kearah semula. Metode ini
baik untuk daerah yang berlereng.

11
2.Double strip or grid method

Gambar 2. Double strip or grid method

Caranya adalah dimulai dari titik tenga tempat kejadian perkara dalam bentuk kotak
sesuai kekuatan personil yang kemudian dapat dikembangkan atau diperluas sesuai dengan
kebutuhan sampai seluruh TKP dapat ditangani.

3.Spiral method

Gambar 3. Spiral method

Dalam metode spiral, caranya adalah tiga orang petugas atau lebih menjelajahi tempat
kejadian secara beriring, masing-masing berderet kebelakang (yang satu dibelakang yang
lain) dengan jarak tertentu, mulai pencarian pada bagian luar spiral kemudian bergerak
melingkar mengikuti bentuk spiral berputar kearah dalam, metode ini baik untuk daerah yang
lapang bersemak atau berhutan.

12
4.Zone method

Gambar 4. Zone method

Caranya adalah luasnya tempat kejadian perkara di bagi menjadi empat bagian dan
dari tiap bagian dibagi-bagi menjadi empat bagian, jadi masing-masing 1/16 bagian dari luas
tempat kejadian perkaraseluruhnya. Untuk tiap-tiap 1/16 bagian tersebut ditunjuk dua sampai
empat orang petugas untuk menggeledahnya. Metode ini baik diterapkan untuk pekarangan,
rumah atau tempat tertutup.

5.Wheel method

Gambar 5. Wheel method

Dalam hal ini, tempat atau ruangan dianggap sebagai suatu lingkaran, caranya adalah
beberapa petugas bergerak bersama-sama kearah luar dimulai dari titik tengah tempat
kejadian, dimana masing-masing petugas menuju kearah sasarannya sendiri-sendiri sehingga
merupakan arah penjuru mata angin. Metode ini baik untuk ruangan. Dalam mencari bukti-
bukti tersebut, diperlukan ketelitian disamping imajinasi para penyidik, kalau misalnya ruang

13
yang diperiksa itu ialah ruang tertutup, maka harus diperhatikan kotoran pada lantai, cat,
kloset, pakaian, tirai, gorden dan lain-lain.

Cara atau metode tersebut tersebut tentu sudah diketahui oleh penyidik dan perlu
diketahui oleh dokter yang melakukan pemeriksaan di tempat kejadian perkara agar tidak
mengubah /merusak keaslian keadaan tempat kejadian perkara.Dengan menggunakan metode
yang sistematis dalam mecari barang bukti di tempat kjadian perkara dapat dipastikan proses
penyidikan akan berjalan dengan lancar dan memberikan hasil memuaskan dan dengan
demikian berarti pula kesulitan-kesulitan persidangan dapat diatasi khususnya dalam hal
pebuktian telah terjadinya suatu kejahatan dan kaitannya dengan terdakwa pelaku kejahatan 5.

2.3 Trace Evidence

Istilah trace evidence sangat sulit untuk dipaparkan ataupun didefinisikan sehingga
penjelasan istilah tersebut sering tidak memuaskan.Konsep dasar dari istilah trace evidence
yaitu barang bukti pada pemeriksaan forensic yang berukuran kecil dan bersifat sisa
peninggalan dari sesuatu,sumber lain menyebutkan bahwa trace evidence merupakan barang
bukti berupa material yang bersifat mikroskopik dimana material tersebut dapat mengalami
pertukaran antara orang tempat ataupun benda bila terjadi kontak 4,5.

a.Klasifikasi trace evidence

Material yang mengalami kontak langsung


Ini disebutkan juga sebagai kontak transfer evidence dimana material dipindahkan
dari donor ke penerima.Pada beberapa kejadian ada istilah yang disebut transfer 2
arah dimana si donot dapat menjadi pnerima dan sebaliknya.Material yang didapat
merupakan barang bukti yang paling signifikan 4.
Material yang tidak mengakami kontak langsung
Terjadi bila donor dan penerima tidak kontak langsung sebagai contoh residu mesiu
senjata api 4.
Pola yang timbul dari kontak dengan material
Sebagai contoh dari pola ini yaitu sidik jari,jejaksepatu.Pola terbagi menjadi :
-inprints (2 dimensi); berupa jejak sepatu

14
-Indentasi (3 dimensi); terjadi bila terdapat penekanan seperti lumpur yang terinjak
akan terbentuk cekungan.

-Striat; terjadi bila ada 2 benda yang bergesekan,seperti goresan pisau, cakaran

-Fraktur; objek yang patah seperti patahan kayu, gigi yang patah

b. Manfaat Trace Evidence

Membantu penyelidikan

Dalam membantu penyelidikan interpretasi trace evidenc dari seorang ahli dapat
membantu menentukan sampel yang tidak diketahui asalnya, tanggal kejadian dan
memberikan informasi yag berguna dalam mengeliminir tersangka.
Barang bukti asosiatif

Berguna dalam mencari adanya hubungan kontak antara individual dengan objek
ataupun tempat setelah pelaku ditunjuk.
Rekonstruksi

Trace evidence dapat memberikan informasi bagaimana suatu kejadian itu terjadi,
sebagai contoh, pada kasus kecelakaan lalulintas dihubungkan bukti pada kenderaan
korban, korban dan tempat kejadian.

C. Pemeriksaan pada Trace Evidence

DARAH
Darah merupakan bagian tubuh manusia yang dapat memberikan banyak informasi
penting bagi pengungkapan peristiwa pidana, baik yang ditemukan sebagai bercak,
diambil dari tubuh manusia yang masih hidup ataupun yang sudah mati.

1. BERCAK DARAH
Pada peristiwa pidana, bercak darah sering kali ditemukan pada

Tubuh korban

Lantai di sekitar tubuh korban

Dinding
15
Alat-alat rumah tangga (almari atau meja)

Senjata tajam

Pakaian

Kenderaan bermotor

Hampir semua korban mati dengan luka-luka dapat ditemukan genangan darah ,
kecuali tubuh korban sudah dipindahkan dari tempatnya semula. Sebagian dari
genangan itu terkumpul ketika korban masih hidup dan sebagian lagi sudah mati.
Adanya bercak darah pada tubuh korban dapat memberikan informasi mengenai
posisi korban ketika mendapatkan luka. Bercak yang ditemukan di kaki dan di lantai
pada korban tusukan di dada memberi petunjuk bahawa korban dalam keadaan berdiri
keika menerima tusukan.
Dari bentuk sifat bercak darah dapat diketahui sumber perdarahan, darah yang
berasal dari pembuluh balik pada luka yag dangkal, akan berwarna merah gelap,
sedangkan yang berasal dari pembuluh nadi pada luka yang dalam akan berwarna
merah terang. Darah yang berasal dari saluran pernafasan atau paru-paru berwarna
merah terang dan berbuih, jika telah mengering tampak gambaran seperti sarang
tawon. Darah yang berasal dari saluran pencernaan akan berwarna merah coklat
sebagai akibat dari bercampurnya darah dengan asam lambung. Bentuk bercak darah
juga dapat memberikan informasi tentang bagaimana cara darah menempel pada
objek, yaitu jatuh secara pasif, menyemprot dari arteri yang terpotong atau kerana
seenjata yang berlumuran darah dikibas-kibaskan oleh pembunuhnya. Gambaran
bercak yang menyerupai pin bowling atau tanda seru memberkan petunjuk bahwa
darah menyemprot dari arteri ke permukaan objek secara miring, dimana ujung kecil
dari pin bowling itu menunjuk ke arah mana darah menyemprot.
Darah dari pembuluh nadi akan memberikan bercak kecil-kecil menyemprot pada
daerah yang lebih jauh dari daerah perdarahan, sedangkan yang berasal dari pembuluh
balik biasanya membentuk genangan, dikeranakan tekanan dalam pembuluh nadi
lebih tingi dari tekanan atmosfer sedangkan tekanan dalam pembuluh balik lebih
rendah sehingga tidak mungkin menyemprot.
Perkiraan umur atau tuanya bercak darah. Darah yang baru bentuknya dengan bau
amis, dalam waktu 12-36 jam akan mengering sedangkan warna darah akan berubah

16
menjadi warna coklat dalam waktu 10-12 hari. Oleh karena banyak factor yang
mempengaruhi darah maka di dalam prakteknya hanya disebutkan bahwa darah
tersebut sangat baru, baru, tua , dan sangat tua, yaitu berdasarka perubahan-
perubahan warna serta perbandingan jumlah dengan intensitas reaksi terhadap uji-uji
yang dilakukan di laboratorim.
Gambaran bercak besar yang salah satu sisi bergerigi atau membentuk jari-jari dengan
ujung runcing (seperti gambar ubur-ubur) memberi informasi bahwa korban diseret ke
tempat lain. Ujung jari-jari menunjuk ke arah korban diseret. Letak ditemukannya
bercak dapat memberi petunjuk dari mana darah berasal. Bercak-ercak linier yang
ditemukan di langit-langit kemungkinan besar berasal dari senjata tajam yang
dikibas-kibas oleh pelakunya. Bercak di latai atau perabotan rumah tangga
kemungkinan besar berasal dari tubuh korbn. Tidak semua bercak berwarna merah itu
darah. Oleh sebab itu perlu dilakukan pemeriksaan guna menentukan :
Bercak itu darah atau bukan
Darah manusia atau bukan
Jenis goloongan darahnya
Langkah-langkah yang harus dilakukan pada pemeriksaan tersebut ialah:
1) Persiapan
Bercak darah yang menempel pada sesuatu objek misalnya senjata, lantai, atau
perabot rumah tangga dikerok dan kemudian direndam pada larutan garam
fisiologis. Sedangkan yang menempel pada pakaian dapat langsung direndam
pada larutan tersebut.
2) Tes penyaringan (Persumptive Test)
Ada banyak tes penyaringan yang dapat dilakukan untuk membedakan apakah
bercak itu berasal dari darah atau bukan. Tes yang banyak dilakukan ialah leuko-
malachite green test (Test Benzadine) atau castle-Meyer Test (Tes Phnolphtalcin).
Hanya bercak yang memberikan tes positif saja yang erlu dilakukan pemeriksaan
lebih lanjut. Tes-tes tersebut juga dapat dilakukan terhadap bercak yang kecil
dengan cara mengusap bercak tersebut dengan kertas filter da kemudian tes
dikerjakan di atas kertas filter terseebut.

17
3) Tes Meyakinkan (Confirmatory Test)
a) Tes serologic
Tes precipitin dengan menggunnakan anti-human globulin atau antisera yang
lain akan memberikan konfirmasi bahwa bercak yang diperiksa itu benar-
benar darah dan dapat membedakan darah manusia atau darah binatang.
b) Tes kimiawi
Ada banyak tes kimiawi yang dapat dilakukan utuk memastikan bahwa
diperiksa itu adalah bercak darah, atas dasar pembentukan kristal-kristal
hemoglobin yag dapat dilihat dengan mata telanjang atau dengan mikroskop.
Tes-tes tersebut antara lain tes Takayama dan Teichmann.
c) Spektroskopik
Larutan reduced hemoglobin akan memberikan spectrum warna yang khas
pada spektroskop. Tes ini dibuat lebih spesifik dengan menambahkan berbagai
reagensia untuk membentuk berbagai produk dari hemoglobin, seperti
misalnya methamoglobin yang akan memberikan spectrum yang khas.
d) Mikroskopik
Pada bercak-bercak darah yang telah kering biasanya sel-sel drah merah atau
sel-sel darah putih akan mengalami kerusakan. Walaupun demikian pada
bercak-bercak yang masih baru sering dapat didentifikasikan. Pada
pemeriksaan tersebut dapat juga memberikan informasi tentang asal-usul
darah. Sel-sel darah burung mempunyai inti dan berbentk oval.
4) Penentuan Golongan darah
Banyak system yang dapat dipakai untuk menentukan golongan darah, anatara
lain system ABO. Penentuan tersebut dapat dilakukan terhadap bercak yang masih
segar ataupun yang sudah kering. Bahkkan tes golongan darah dapat dilakukan
pada bercak yang menempel pada serabut pakaian.
Dengan cara yang sama, penentuan golongan darah juga dapat dilakukan terhadap
cairan tubuh (misalnya air liur atau sperma) dari orang-orang tergolong bertipe
secretor. Menurut penyelidikan yang pernah dilakukan , terdapat lebbih kurang
70% dari populasi yang tergolong tipe secretor.
Penentuan golongan darah ini sangat penting guna melihat apakah ada kesesuaian
antara golongan darah yang menempel pada senjata atau mobil yang diduga
penyebab kematian degan golongan darah korban.

18
TUJUAN METODE HASIL YANG
PEMERIKSAAN PEMERIKSAAN DIHARAPKAN
Menentukan bercak darah Tes Bezadine Terjadinya warna hijau-biru

Tes Luminol Bercak bersinar

Menentukan darah Tes Precipitin Terjadinya presipitasi


manusia
Tes Teichman Kristal hermin-HCI
berbentuk batang warna
coklat

Tes Takayama Kristal Pyridine-


hemochromogen berbentuk
bulu, warna jingga
Menentukan golongan Absorbtion-Elution Terjadinya aglutinasi
darah

Table 1. Pemeriksaan Laboratorium pada bercak darah yang kering

KETERANGAN :

a) Tes Benzadine
Dalam perkara criminal, Tes Benzadine yang positif merupakan indikasi kuat
bahwa bercak yang diperiksa adalah bercak darah.
Cara pemeriksaan : bercak yang diduga bercak darah, digosok dengan kertas
saring, bercak yang menempel pada kertas saring kemudian diteteskan dengan
1 tetes Hidrogen peroksida 20% dan 1 tetes reagensia benzadine.

b) Tes Luminol
Tes Luminol merupakan tes paling sensitive untuk mendeteksi darah. Bila
bercak darah disemprot dengan reagensia luminol maka akan bersinar
mengeluarkan cahaya (luminescence), oleh karena itu, tes ini dapat sebagai tes
penyaring karena dapat dilakukan dengan cepat.

19
Cara pemeriksaan : objek yang akan diperiksa disemprot dengan reagensia,
oleh karena yang dilihat adalah keluarnya cahaya yang bersinar, maka
pemeriksaan diakukan dalam keadaan ruangan yang gelap.
c) Tes Takayama daan Techmann
Identifikasi darah dengan Tes Takayama dn Teichmann sangat spesifik namun
sangat mudah dipengaruhi oleh zat-zat yang mengkontaminasi, hal mana yang
sering terjadi pada bercak darah.
Cara pemeriksaan tes Takayama: seujung jarum bercak kering diletakkan pada
gelas objek, teteskan 1 tetes reagensia, tutup dengan kaca penutup, kemudian
dipanaskan. Baca dibawah mikroskop.
Cara pemeriksaan Tes Teichmann : seujung jarum bercak diletakkan ada objek
gelas, ditambahkan satu butir Kristal NaCl dan 1 tetes asam asetat glasial,
tutup kaca dengan kaca penutup, panaskan dan baca dibawah mikroskop.
d) Tes Precipitin
Tes Precipitin adalah tes yang spesifik untuk menentukan spesies apakah
bercak yang diperiksa asal dari manusia, anjing, kucing, dll. Namun
pembuatan serum anti-manusia itu cukup sulit.
e) Golongan darah
Teknik yang dipakai dalam menentukan golongan darah pada bercak darah
yang sudah kering adalah absorbtion-elution.

Darah orang hidup

Pada penyelidikan perkara pidana kadang-kadang diperlukan pemeriksaan darah


dari orang yang masih hidup, yaitu:
Untuk membuktikan adanya alcohol dalam darah pelanggar lalu lintas, atau
orang-orang yang diduga melakukan kejahatan.
Untuk membuktikan adanya morfin dalam darah dari orang-orang yang diduga
pemakai zat tersebut.
Untuk membuktikan ada tidaknya hubungan paternitas kejahatan di bidang
imigrasi. Perlu diketahui bahwa dalam upaya memasuki Negara tertentu sering
dilakukan dengan cara-cara yang tidak syah, misalnya dengan kemasukan
kesyahan.

20
Untuk membuktikan adanya tidak pidana perzinaan yang mengakibatkan
lahirnya anak.

Darah korban mati

Pemeriksaan darah dari korban mati perlu dilakukan guna menentukan :

Golongan darahnya untuk dicocokan dengan golongan darah yang menempel


pada senjata atau mobil yang dicurigai sebagai penyebab kematiannya.
Untuk menentukan sebab kematiannya, yaitu dengan memeriksa adanya zat
atau racun yang menyebabkan kematiannya.

Kalau memungkinkan darah yang telah diambil ditempatkan di dalam refrigerator


dengan suhu sekitar 4 derajat Celsius. Penambahan sedikit sodium fluoride akan
mencegah proses enzimatik dari pembusukkan. Semakin banyak darah yang dapat
diambil, semakin baik, tetapi pemeriksaan berbagai zat dengan teknik moden
sekarang ini tidak memerlukan banyak darah.

RAMBUT

Rambut, baik rambut kepala maupun kelamin, merupakan bagian tubuh mausia yang
dapat memberikan banyak informasi bagi kepentingan peradilan, antara lain tentang :
Saat korban meninnggal dunia
Sebab kematian
Jenis kejahatan
Identitas korban
Identitas pelaku
Benda/sejata yang digunakan
Informasi tersebut diatas diperoleh dengan meneliti sifat-sifat, gambaran mikroskopik
serta perubahan-perubahan yang terjadi akibat trauma atau racun tertentu.

21
1. Saat meninggal dunia
Sifat-sifat dari rambut yang dapat dipakai untuk menentukan saat kematian korban antara
lain .
a. Tingkat pertumbuhannya, yaitu sekitar 0,4mm per hari. Pertumbuhan tersebut akan
berhenti jika orang meninggal dunia. Atas dasar sifat tersebut maka saat kematian
dapat diperhitungkan asalkan diketahui kapan korban kali terakhir mencukur
rambutnya. Memang ada pendapat yang menyatakan bahwa rambut orang yang baru
saja meninggal dunia masih dapat tumbuh menjadi lebih panjang, tetapi sebetulnya
bertambah panjangnya rambut tersebut disebabkan oleh menyusutnya kulit.

b. Lepasnya rambut akibat pembusukan. Jika kematian sudah berlangsung 48-72 jam
maka rambut kepala akan mudah lepas.

c. Perubahan warna rambut juga dapat dipakai untuk memperkirakan saat kematian.
Pada penguburan yang dangkal perubahan warna akan terjadi sesudah 1-3 bulan,
sedang pada penguburan yang dalam sesudah 6-12 bulan.

2. Sebab kematian

Informasi tentang sebab kematian juga dapat diperoleh melalui rambut mengingat
beberapa racun tertentu, terutama racun mentalik, disimpan di bagian tubuh tertentu

3. Jenis kematian

Mengenai jenis kejahatan yang terjadi dapat diperkirakan dengan melihat macam rambut
yang ditemukan. Adanya rambut pubes pada tubuh korban memberikan dugaan adanya
tindak pidana perkosaan atau tindak pidana
Benda/senjata yang digunakan
Informasi tersebut diperoleh dengan meneliti sifat-sifat, gambaran mikriskopik serta
perubahan-perubahan yang terjadi akibat trauma atau racun tertentu.

22
Saat meninggal dunia

Sifat-sifat dari rambut yang dapat dipakaiuntuk menentukan saat kematian korban antara lain:

a. Tingkat pertumbuhannya, yaitu sekitar 0,4 mm per hari. Pertumbuhan tersebut akan
terhenti saat orang meninggal dunia. Atas dasar sifat tersebut maka saat kematian
dapat diperhitungkan asalkan diketahui korban terakhil kali mencukur rambutnya.
Memang ada pendapat yang menyatakan bahwa rambut orang yang baru saja
meninggal dunia masih dapat tumbuh menjadi lebih panjang, tetapi sebetulnya
bertambah panjang rambut tersebut disebabkan oleh menyusutnya kult.
b. Lepasnya rambut akibat pembusukan. Jika kematian sudah berlangsung 48-72 jam
maka rambut kepala akan mudah lepas.
c. Perubahan warna rambut juga dapat dipakai untuk memperkirakan saat kematian.
Pada penguburan yang dangkal perubahan warna akan terjadi sesudah 1-3 bulan,
sedang pada penguburan yang dalam sesudah 6-12 bulan.

Sebab kematian

Informasi tentang sebab kematian juga dapat diperoleh melalui rambut mengingat beberapa
racun tertentu, terutama racu mentalik, disimpan dibagian tubuh tersebut.

Jenis kejahatan

Mengenai jenis kejahatan yang terjadi dapat diperkirakan dengan melihat macam rambut
yang ditemukan. Adanya rambut pubis pada tubuh korban memberikan dugaan adanya tindak
pidana pemerkosaan atau tindak pidana seksual lainnya dan adanya rambut bintang pada
tubuh manusia atau dapat memberikan perkiraan adanya bestiality.

Identitas korban

Rambut mempunyai sifat tahan terhadap pembusukan dan bahan-bahan kimia sehigga dapat
dijadikan sarana identifikasi bagi mayat-mayat tak dikenal yang sudah membusuk. Meskipun

23
tak dapat meberikan identitas personal tetapi dari rambut paling tidak dapat ditentukan umur,
jenis kelamin, ras, golongan darah dan sebagainya.

Identitas pelaku

Rambut juga dapat dipakai sebagai sarana identifikasi guna mngetahui identitas pelakunya.
Sebagaimana diketahui bahwa pada tindak pidana pemerkosaan dan pembunuhan, sering
ditemukan rambut-rambut pelaku tertinggal atau berhasil dijambak oleh korban sehingga
dapat dimanfaatkan untuk kepentingan identifikasi.

Benda/senjata yang digunakan

Kerusakan pada rambut kadang-kadang menunjukan ciri-ciri tertentu. Pukulan dikepala dapat
meninggalkan kerusakan kortikal pada rambut, sedangkan tembakan senjata api dapat
menyebabkan kebakaran pada rambut. Rambut yang terbakar tersebut akan terlihat, hitam,
rapuh, terpilin atau menjadi keriting dan menimbulkan bau yang khas. Keadan pangkal
rambut juga dapat dipakai sebagai petunjuk begaimana rambut itu lepas. Pada pangkal
rambut yang lepas secara alami akan terlihat atrofi, sedang pada rambut yang dicabut paksa
akan mengalamirobekan pada sarung rambut dan pada bulbus terlihat tak eratur.
Ditemukannya rambut pada senjata juga dapat memberi petunjuk tentang keterlibatan
kendaraan tersebut dalam peristiwa tabrakan.

PEMERIKSAAN RAMBUT

Jika ditemukan rambut yang diduga ada kaitannya dengan kejadian maka hendaknya rambut
tersebut diperiksa dengan teliti untuk mengetahui :

Keasliannya
Rambut manusia atau binatang
Identitas ppemilik rambut
Informasi-informasi lain yang ada kaitannya dengan kejahatan

24
1) Keaslian rambut
Pemeriksaan keaslian rambut perlu dilakukan mengingat adanya erbagai serat yang bentuk
warnanya mirip rambut. Rambut yang utuh biasanya terdiri atas akar, batang dan ujung.

2) Penentuan rambut manusia atau bukan


Jika hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa serat itu rambut maka langkah selanjutnya
adalah menentukan rambut tersebut berasal dari manusia atau binatang. Ciri rambut manusia
yaitu halus dan tipis, kutikula mempunyai sisik kecil dan bergerigi, medulla sempit atau
kurang dari 0,3 dan pigmennya lebih kerah perifer. Sedangkan ciri rambut binatang ialah
kasar dan tebal, kutikula mempunyai sisik lebar dan polihidral, medulla lebar, dan koretx
tipis,index medulla lebih dari 0,5 dan pigmennya di perifer maupun sentral. Dengan tes
presipitasi dapat dimudahkan dengan tepat antara rambut mausia dan rambut binatang.

3) Identifikasi
Jika sudah dapat dipastikan rambut manusia atau binatang maka pemeriksaan lanjutan perlu
dilakukan untuk menentukan siapa pemiliknya.perlu diketahui bahwa rambut mempunyai
sifat tahan terhadap pemusukan dan bahan-bahan kimia sehingga dapat dijadikan salah satu
sarana identifikasi bagi mayat-mayat yang sudah membusuk.

KUKU

Sampel kuku harus diperoleh dari yang melapor jika persoalan pelanggaran menunjukkan
bahwa tanda bkti mungkin hadir, misalnya, jika terjadi perbuatan atau jika rincian serangan
ini adalah tidak pasti dan ahli forensic, dalam mengamati tangan pelapor, mendapati ada
sesuatu yang menarik dujumpai dibawah atau pada permukaan kuku. Juga harus
dipertimbangkan jika kuku pecah selama pelanggaran dan bagian yang pecah bisa dicari dari
tempat kejadian.

25
Dalam beberapa kasus untuk mendapatkan sampel kuku dapat dilakukan dengan mengorek
bahan dibawah kuku dan sampel tersebut diambil menggunakan tapered stick atau kedua sisi
kuku harus diseka dengan menggunakan teknik double-swab. Ketika mendapatkan korekan
kuku, ahli forensic harus mencoba untuk tidak mengganggu nailbed.

GIGI

Sebagai suatu metode identifikasi pemeriksaan gigi memiliki keunggulan sebgai berikut:

1. Gigi merupakan jaringan keras yang resisten terhadap pembusukan dan pengaruh
lingkungan yang ekstrim.
2. Karakteristik individual yang unik dalam hal susunan gigi geligi dan restorasi gigi
menyebabkan identifikasi dengan ketepatan yang tinggi.
3. Kemungkinan tersedianya data antemortem gigi dalam bentuk catatan medis gigi dan
data rdiologis.
4. Gigi geligi merupakan lengukungan anatomis, antropologis dan morfologis, yang
mempunyai letak yang terlindung dari otot-otot bibir dan pipi, sehingga apabila terjadi
trauma akan mengenai otot-otot tersebut terleih dahulu.
5. Bentuk gigi geligi di dunia ini tidak sama.
6. Gigi geligi tahan panas sampai suhu kira-kira 400C.
7. Gigi geligi tahan terhadap asam.

Batasan dari forensic odontology terdiri dari:

1. Identifikasi mayat yang tak dikenal melalui gigi, rahang dan kraniofasial
2. Penentuan umur dari gigi
3. Pemeriksaan jejas gigi
4. Menentukan ras dari gigi
5. Analisis dari trauma oro-fasial yang berhubungan dengan tindakan kekerasan
6. Dental jurisprudence berupa keterangan saksi ahli
7. Peran pemeriksaan DNA dari bahan gigi dalam identifikasi personal

26
CAIRAN TUBUH

Cairan merupakan beberapa bukti organic yang paling sering disebut karena dapat
ditentukan dari komposisinya. Cairan yang tertinggal di TKP dapat mencakup air liur, semen,
keringat, dan muntah, yang dapat diteliti melalui keseluruhan tes yang besar pada
laboratorium pemeriksaan medis.

Teknik apusan ganda terbukti efektif untuk mengambil air liur baik dari permukaan
kulit maupun dari benda mati. Apusan pertama dilakukan dengan menggunakan tangkai
apusan yang telah dibasahi air untuk membersihkan permukaan kulit yang kontak dengan
lidah dan bibir, dengan tekanan ringan dan gerakan sirkuler. Kemudian apusan kedua
menggunakan tangkai apusan kering untuk mengumpulkan sisa apusan pertama yang
tertinggal dipermukaan kulit. Kedua apusan dikeringkan secara menyeluruh di udara pada
suhu kamar, kurang lebih 45 menit sebelum diserahkan ke pihak berwenang untuk di tes.

Dua metode test untuk mengestimasi tingkat amylase dicontoh forensic termasuk
Phadebas test dan test difusi radial tepung yodium. Warna air liur mungkin ditemukan pada
bekas gigitan, putung rokok, dan alat bekas minum. Pendekatan biologi molekuler
menggunakan turunan bagan RNA juga diambil untuk mengembangkan sensifitas dan
spesifik test untuk macam-macam cairan tubuh termasuk air liur.

BUCCAL SWAB

Teknik mengumpulkan buccal swab sebagai berikut:

1. Gunakan kapas yang bersih untuk mengumpulkan bukal (oral) sampel.


2. Gosok permukaan bagian dalam pipi secara menyeluruh.
3. Keringkan swab dan tempatkan di atas kertas bersih atau amplop yang sudah tertutup.
Jangan menggunakan kemasan plastik.
4. Identifikasi masung-masing sampel dengan keterangan waktu, tanggal, nama orang,
lokasi, nama pengumpul, nomor kasus, dan nomor bukti.
5. Bngkus sampel oral dari individu yang berbeda secara terpisah.kirim ke laboratorium
sesegera mungkin.

27
SPERMA

Pemeriksaan sperma merupakan bagian yang penting dalam mengungkap kasus


pidana seksual sebab pemerikasaan tersebut tidak hanya dapat membuat terang perkara
tersebut, tetapi juga dapat menjelaskan identitas pelakunya.

Adanya air mani yang tercecer baik pada pakaian korban maupun seprei, sarung
bantal, kelambu dan bahan tekstil lainnya dengan mudah dapat diketahui oleh penyidik;
adapun cara untuk mengetahuinya adalah sebagai berikut:

a. Visual: pada pakaian atau tekstil berwarna cerah, bercak mani akan berwarna abu-abu
atau agak kekuning-kuningan, sedangkan pada tekstil berwarna gelap tampak bercak
mani mengkilat. Bentuk bercak biasanya tidak teratur dengan intensitas warna yang
lebih tegas pada bagian pinggir bercak.
b. Mencium baunya: jika air mani masih baru, basah maka dapat dikenali dari baunya
yang khas.
c. Meraba: bercak mani yang telah mongering pada pakaian atau tekstil jika diraba
dengan dua jari akan memberi kesan meraba kain yang telah kering dikanji.
d. Sinar ultra-violet: penidik perlu dilengkapi dengan lampu senter utra violet. Dengan
menyinari pakaian dan bahan tekstil yang terdapat di TKP , yang memberikan
fluoresensi putih; oleh karena air mani mngandung zat berfluoresensi bila di sinari
dengan sinar ultra violet.
Dengan cara mencari bercak mani seperti diatas, penyidik akan lebih selektif dalam
mengambil dan mengirim barang bukti pada kasus-kasus pidana seksual.

SIDIK JARI

Sidik jari adalah suatu impresi dari alur alur lekukan yang menonjol dari epidermis
pada telapak tangan dan jari-jari tangan atau telapak kaki dan jari-jari kaki, yang juga dikenal

28
sebagai dermal ridges atau dermal papillae, yang terbentuk dari satu atau lebih alur-alur
yang saling berhubungan. Bila catatan sidik jari seseorang ada, maka mudah untuk
diidentifikasi. Pertama kali, dactylography ini ditemukan oleh Herschel, tapi Sir Francis
Balton adalah orang pertama yang mengambil tanda-tanda ibu jari dan jari-jari lain untuk
identitas seseorang dan membuat golongan-golongannya.

Cap jari adalah saluran-saluran kulit dan pori-pori ini bersifat tetap dan tidak berubah
seumur hidup. Setiap jari tangan mempunyai gambaran yang lain. Kemungkinan gambaran
sidik jari yang sama dari 2 orang yang berlainan adalah 1:64.000.000. jadi tanda tersebut
dianggap tanda pasti untuk identitas seseorang.

Dibawah ini merupakan sifat-sifat khusus yang dimiliki sidik jari:

1. Perennial nature, yaitu gutaran-gutaran pada sidik jari yang melekat pada kulit
manusia seumur hidup.
2. Immutability, yaitu sidik jari seseorang tidak pernah berubah, kecuali mendapatkan
kecelakaan yang serius.
3. Individuality, pola sidik jari adalah unik dan berbeda untuk setiap orang.

Ada 3 golongan bentuk sidik jari, yaitu:

1. Tipe Arch, pada patern ini kerutan sidikjari muncul dari ujung, kemudian mulai naik
ke tengah, dan berakhir diujung lain.
2. Tipe Loop, pada ptern ini kerutan muncul dari sisi jari, kemudian membentuk sebuah
kurva, dan menuju keluardari sisi yang sama ketika kerutan itu muncul.
3. Tipe Whorl, pada patern ini kerutan berbentuk sirkuler yang mengelilingi sebuah titik
pusat dari jari.

Dengan menggunakan pemeriksaan sidik jari, beberapa hal penting dapat diperoleh,
antara lain:

1. Identifikasi pelaku tindak kriminal


2. Identifikasi mayat yang tidak dikenal walaupun telah terjadi pembusukan
3. Bekas sidik jari yang didapatkan di TKP dapat dicocokkan dengan sidik jari pada
senjata yang diduga dipakai tersangka

29
4. Sebagai ganti tanda tangan yang dikenal sebagai Cap jempol

Cara pengangkatan sidik jari yang paling sederhana adalah dengan metode dusting
(penaburan bubuk). Biasanya metode ini digunakan pada sidik jari paten/ yang tampak
dengan mata telanjang. Sidik jari laten biasanya menempel pada lempeng aluminium, kertas,
atau permukaan kayu. Agar dapat tampak, para ahli dapat menggunakan zat kimia, seperti
lem (sianoakrilat),iodin, perak klorida, dan ninhidrin.

TOKSIKOLOGI

Intoksikasi merupakan suatu keadaan dimana fungsi tubuh menjadi tidak normal yang
disebabkan oleh suatu jenis racun atau bahan toksik lain. Salah satu contohnya pada
intoksikasi karbon monoksida dimana terjadi keadaan toksik sebagai akibat dari terhirup dan
terserapnya gas karbon monoksida, dimana karbon monoksida berikatan dengan hemoglobin
dan menggantikan oksigen dalam darah.

Harus dipikirkan kemungkinan kematian akibat keracunan bila pada pemeriksaan


setempat (scene investigation) terdapat kecurigaan akan keracunan, bila pada autopsy
ditemukan kelainan yang lazim ditemukan pada keracunan dengan zat tertentu, misalnya
lebam mayat yang tidak biasa, luka bekas suntikan sepanjang vena dan keluarnya buih dari
mulut dan hidung serta bila pada autopsy tidak ditemukan penyebab kematian.

Pemeriksaan forensic dalam proses keracunan dibagi menjadi dua kelompok:

1. Bertujuan untuk mencari penyebab kematian, misalnya kematian yang disebabkan


keracunan karbon monoksida, morfin, sianida, dsb.
2. Untuk mengetahui mengapa suatu peristiwa itu terjadi, misalnya peristiwa
pembunuhan, pemerkosaan maupun kecelakaan lalu lintas (bertujuan untuk membuat
rekaan rekonstruksi atas peristiwa yang terjadi, misalnya apakah racun tsb berperan
sehingga terjadi kecelakaan itu).

30
Guna pemeriksaan tambahan misalnya sampel/organ hasil otopsi untuk pemeriksaan
toksikologi adalah untuk melengkapi Visum et Repertum baik korban hidup atau jenazah.

31
BAB III

KESIMPULAN

Trace evidence memliki konsep dasar dari istilah tersebut dimana dapat didefinisikan sebagai
barang butki pada pemeriksaan yang berukuran yang berukuran kecil dan bersifat sisa
peninggalan dari suatu kasus

Trace evidence dapat dibagi menjadi material yang mengalami kontak langsung ,material
yang tida mngalami kontak langsung.Material yang termasuk dalam trace evidence adalah
darah,rambut,kuku,gigi,swab oral,sperma,air liur,urin,sidik jari dan lain-lain.Setiap material
yang berperan sebagai trace evidence memiliki cara analisi bahan yang berbeda-beda.

32
Daftar pustaka

1.Bdiyanti,Arief .Ilmu Kodekteran Forensik Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas


Indonesia ,1997.p.5,117-184

2.Bisbig ,S.Trace Evidence in the Real Crime Laboratory In : The Forensic Laboratory
Handbook Procedures and Practice.2006.Humana Press New Jersey

3.Cocks J,Toit Prinsloo Ld F,Saayman G,2015.The application of Imaging techonolgies in


the detection of trace evidence in forensiv medical investigation 249(2015) 225-232 Elsevier.

4.Forest ,.P.,R.,D.,What is trace evidence ,In : Caddy B.,Forensic Examination of Glass and
Point Analysis and Interpretation,2001

5.Divsion of Forensic Science Georgia Crime Lab.Trace Evidence

6.Idris ,A.M.,Tjipmartono,Agung Legowo.2001.Penerapan Ilmu Kedokteran forensic dalam


proses penyedikan,Sagung Seto .Hal 9-30

7.Dimaio VJ,dimaio D.2011.Forensic Pathology,Second Edition.Practical Aspect Of


Criminal and Forensic Investigatin Series.CRC Press LLC

8.Payne James J,Byard R,Corey T,Henderson C.2005,Encylopedia of forensic and legal


medicine,First Medicine.Cardiff:Elsevier

9.Dhall.K.J,Kapoor A.kk 2016.Development of Latent Prints Exposed to Desctrutiv Crime


Scene Using Wet Powder Suspension Egytptian Journal of forensic science (2016) page 1-8

33

Anda mungkin juga menyukai