Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
1. Definisi
Efusi pleura adalah pengumpulan cairan dalam ruang pleura yag terletak antara
permukaan visceral dan parietal. Merupakan proses penyakit primer yang jarang terjadi
tetapi biasanya merupakan penyakit sekunder terhadap penyakit lain (Brunner and
Suddart, 2001).
2. Anatomi Fisiologi Pleura
a. Anatomi pleura
Pleura merupakan lapisan pembungkus paru (pulmo). Dimana antara pleura yang
membungkus pulmo dextra et sinistra dipisahkan oleh adanya mediastinum. Pleura
dari interna ke eksterna terbagi atas 2 bagian :
Pleura Visceralis/ Pulmonis yaitu pleura yang langsung melekat pada
permukaan pulmo.
Pleura Parietalis yaitu bagian pleura yang berbatasan dengan dinding thorax.
Kedua lapisan ini saling berhubungan dengan hilus pulmonalis sebagi lig. Pulmonale
(Pleura penghubung). Diantara kedua lapisan pleura ini terdapat sebuah rongga yang
disebut dengan cavum pleura. Dimana di dalam cavum pleura ini terdapat sedikit
cairan pleura yang berfungsi agar tidak terjadi gesekan antar pleura ketika proses
pernapasan
b. Fisiologi pleura
Fungsi mekanis pleura adalah meneruskan tekanan negative thoraks kedalam paru-
paru, sehingga paru-paru elastis dapat mengembang. Tekanan pleura pada waktu
istirahat ( resting pressure) dalam posisi tiduran pada adalah -2 sampai -5 cm H2O,
sedikit bertambah negatif di apex sewaktu posisi berdiri. Sewaktu inspirasi tekanan
negatif meningkat menjadi -25 sampai -35 cm H2O.
3. Patofisiologi
Pleura parietalis dan visceralis letaknya berhadapan satu sama lain dan hanya
dipisahkan oleh selaput tipis cairan serosa. Lapisan cairan ini memperlihatkan adanya
keseimbangan antara transudasi dari kapiler-kapiler pleura dan reabsorpsi oleh vena
visceral dan parietal, dan saluran getah bening.
Efusi pleura dapat berupa transudate dan eksudat. Transudate terjadi pada
peningkatan tekanan vena pulmonalis, misalnya pada payah jantung kongestif.
Keseimbangan kekuatan menyebabkan pengeluaran cairan dan pembuluh. Transudasi
juga dapat terjadi pada hipoproteinemia, seperti pada penyakit hati dan ginjal, atau
penekanan tumor pada vena kava. Penimbunan eksudat timbul dari peradangan atau
keganasan pleura, dan akibat peningkatan permeabilitas kapiler atau gangguan absorpsi
getah bening.
Jika efusi pleura mengandung nanah, disebut empyema. Empiema diakibatkan
oleh perluasan infeksi dari struktur yang berdekatan dan merupakan komplikasi dari
pneumonia, abses paru-paru atau perforasi karsinoma ke dalam rongga pleura. Empiema
yang tidak ditangani dengan drainage yang baik dapat membahayakan dinding thoraks.
Eksudat akibat peradangan akan mengalami organisasi, dan terjadi perlekatan fibrosa
antara pleura parietalis dan visceral. Ini disebut dengan fibrothoraks. Jika fibrothoraks
luas maka dapat menimbulkan hambatan mekanisme yang berat pada jaringan-jaringan
yang terdapat dibawahnya.
KONSEP INTERVENSI KEPERAWATAN PADA PASIEN EFUSI
PLEURA
tanda-tanda selang
- Melindungi
distress - Beri bantalan
kulit dari
pernapasan pada sisi
iritasi/tekanan
dengan
plester/ kasa
Amankan unit Mempertahankan
drainage pada TT posisi duduk tinggi
pasien/ pada dan menurunkan
sangkutan/ tempet resiko kecelakaan
tertentu pada area jatuh/ unit pecah
dengan lalu lintas
rendah
Anjurkan klien untuk Menurunkan resiko
menghindari obstruksi drainage/
berbaring/ menarik terlepasnya selang
selang
Contoh perubahan
bunyi gelembung,
lapar udara tiba-tiba
dan nyeri dada.
Lepasnya alat
Semua penyakit pernafasan dikarakteristikkan oleh obstruksi kronis pada aliran udara dengan
klasifikasi luas PPOM. Dalam kategori luas ini penyebab utama obstruksi bermacam-macam,
mis., inflamasi jalan nafas, perlengkapan mukosa, penyempitan lumen jalan nafas, atau
kerusakan jalan nafas.
AKTIVITAS/ISTIRAHAT
Gejala : Keletihan, kelelahan, malaise.
Ketidakmampuan untuk melakukan aktivitas sehari-hari karena sulit bernafas.
Ketidakmampuan untuk tidur, perlu tidur dalam posisi duduk tinggi.
Dispnea pada saat istirahat atau respons terhadap aktivitas atau latihan.
Tanda : Keletihan
Gelisah, insomnia.
Kelemahan umum/kehilangan massa otot.
SIRKULASI
Gejala : Pembengkakan pada ekstremitas bawah.
Tanda : Penigkatan TD.
Peningkatan frekuensi jantung/takikardia berat, distrimia.
Distensi vena leher (penyakit berat).
Edema dependen, tidak berhubungan dengan penyakit jantung.
Bunyi jantung redup (yang berhubungan dengan peningkatan diameter AP dada).
Warna kulit/membran mukosa: normal atau abu-abu/sianosis; kuku tubuh dan sianosis
perifer pucat dapat menunjukkan anemia.
INTEGRITAS EGO
Gejala : Peningkatan faktor resiko.
Perubahan pola hidup.
Tanda : Ansietas, ketakutan, peka rangsang.
MAKANAN/CAIRAN
Gejala : Mual/muntah.
Nafsu makan buruk/anoreksia (emfisema).
Ketidakmampuan untuk makan karena distress pernapasan.
Penurunan berat badan menetap (emfisema), peningkatan berat badan menunjukkan
edema (bronkitis).
Turgor kulit buruk.
Edema dependen.
Berkeringat.
Penurunan berat badan, penurunan massa otot/lemak subkutan
(emfisema).
Palpitasi abdominal dapat menyatakan hepatomegali (bronkitis).
HIGIENE
Gejala : Penurunan kemampuan/peningkatan kebutuhan bantuan melakukan
aktivitas sehari-hari
Tanda : Kebersihan buruk/bau badan.
PERNAPASAN
Gejala : Napas pendek (timbulnya tersembunyi dengan dispnea sebagai gejala
Menonjol pada emfisema) khususnya pada kerja; cuaca atau episode berulangnya sulit
nafas (asma); rasa dada tertekan, ketidakmampuan untuk bernapas (asma).
Lapar udara kronis.
Batuk menetap dengan produksi sputum setiap hari (terutama pada saat bangun) selama
minimum 3 bulan berturut-turut tiap tahun sedikitnya 2 tahun. Produksi sputum (hijau,
putih, atau kuning) dapat banyak sekali (bronkitis kronis).
Episode batuk hilang-timbul, biasanya tidak produktif pada tahap dini meskipun dapat
menjadi produktif (emfisema).
Riwayat pneumonia berulang,, terpajan pada polusi kimia/iritan pernapasan dalam
jangka panjang (mis., rokok sigaret) atau debu/asap (mis., asbes, debu batubara, rami
katun, serbuk gergaji).
Faktor keluarga dan eturunan, mis., defisiensi alfa-antitripsin (emfisema).
Penggunaan oksigen pada malam hari atau terus-menerus.
Tanda : Pernapasan: Biasanya cepat, dapat lambat; fase ekspirasi memanjang
dengan mendengkur, napas bibir (emfisema).
Lebih memilih posisi tiga titik (tripot) untuk bernafas ( khususnya dengan eksaserbasi
akut bronkitis kronis).
Penggunaan otot bantu pernapasan, mis., meninggikan bahu, retraksi fosa
supraklavikula, melebarkan hidung.
Dada: dapat terlihat hiperinflasi dengan peninggian diameter AP (bentuk-barrel);
gerakan diafragma minimal.
Bunyi napas: Mungkin redup dengan ekspirasi mengi (emfisema); menyebar, lembut,
atau krekels lembab kasar (bronkitis); ronki, mengi sepanjang area paru pada ekspirasi
dan kemungkinan selama inspirasi berlanjut sampai penurunan atau tak adanya bunyi
napas (asma).
Perkusi: hipersonan pada area paru (mis., jebakan udara dengan emfisema); bunyi pekak
pada area paru (mis., konsolidasi, cairan, mukosa).
Kesulitan bicara kalimat atau lebih dari 4 atau 5 kata sekaligus.
Warna: pucat dengan sianosi bibir dan dasar kuku; abu-abu keseluruhan; warna merah
(bronkitis kronis, biru menggembung). Pasien dengan emfisema sedang sering disebut
pink puffer karena warna kulit normal meskipun pertukaran gas tak normal dan
frekuensi pernapasan cepat.
Tabuh pada jari-jari (emfisema).
KEAMANAN
Gejala : Riwayat reaksi alergi atau sensitif terhadap zat/faktor lingkungan.
Adanya /berulangnya infeksi.
Kemerahan/berkeringat (asma).
SEKSUALITAS
Gejala : Penurunan Libido.
INTERAKSI SOSIAL
Gejala : Hubungan ketergantungan.
Kurang sistem pendukung.
Kegagalan dukungan dari/terhadap pasangan/orang terdekat.
Penyakit lama atau ketidakmampuan membaik.
Tanda : Ketidakmampuan untuk membuat/mempertahankan suara karena distress
pernapasan.
Keterbatasan mobilitas fisik.
Kelalaian hubungan dengan anggota keluarga lain.
PENYULUHAN/PEMBELAJARAN
Gejala : Penggunaan/penyalahgunaan obat pernapasan.
Kesulitan menghentikan rokok.
Penggunaan alkohol secara teratur.
Kegagalan untuk membaik.
Pertimbangan : DRG menunjukkan rerata lama dirawat: 5-9 hari.
Rencana Pemulangan : Bantuan dalam berbelanja, transportasi, kebutuhan
perawatan diri, perawatan rumah/mempertahankan tugas
rumah.
Perubahan pengobatan/program terapeutik.
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Sinar x dada: Dapat menyatakan hiperinflasi paru-paru; mendatarnya peningkatan area
udararetrosternal; penurunan tanda vasklarisasi/bula (emfisema); peningkatan tanda
bronkovaskuler (bronkitis); hasil normal selama periode remisi (asma).
Tes fungsi paru: Dilakukan untuk menentukan penyebab dispnea, untuk menentukan apakah
fungsi abnormal adalah obstruksi atau retriksi, untuk memperkirakan derajat disfungsi dan untuk
mengevaluasi efek terapi, mis., bronkodilator.
TLC: Peningkatan pada luasnya bronkitis dan kadang-kadang pada asma; penurunan emfisema.
Kapasitas inspirasi: Menurun pada emfisema.
Volume residu: Meningkat pada efisema, bronkitis kronis, dan asma.
FEVi/FVC: Rasio volume ekspirasi kuat dengan kapasitas vital kuat menurun pada bronkitis dan
asma.
GDA: Memperkirakan progresi penyakit kronis, mis., paling sering PaO2 menurun, dan PaCO2
normal atau meningkat (bronkitis kronis atau emfisema) tetapi sering menurun pada asma; pH
normal atau asidosis, alkalosis respiratorik ringan sekunder terhadap hiperventilasi (emfisea
sedang atau asma).
Bronkogram: Dapat menunjukkan dilatasi silindris bronkus pada inspirasi; kolaps bronkial pada
ekspirasi kuat (emfisema); pembesaran dukus mukosa yang terlihat pada bronkitis.
JDL dan diferensial: Hemoglobin meningkat (emfisema luas), peningkatan eosinofil (asma).
Kimia darah: Alfa 1-antitripsin dilakukan untuk meyakinkan defisiensi dan diagnosa emfisema
primer.
Sputum: Kultur untuk menentukan adanya infeksi, mengidentifikasi patogen; pemeriksaan
sitolitik untuk mengetahui keganasan atau gangguan alergi.
EKG: Devisiasi aksis kanan, peninggian gelombang P (asma berat); disritmia atrial (bronkitis),
peninggian gelombang P pada lead II, III, AVF (bronkitis, emfisema); aksis vertikal QRS
(emfisema).
EKG latihan, tes stres: Membantu dalam mengkaji derajat disfungsi paru, mengevaluasi
keefektifan terapi bronkodilator, perencanaan/evaluasi program latihan.
PRIORITAS KEPERAWATAN
1. Mempertahankan patensi jalan napas.
2. Membantu tindakan untuk mempermudah pertukaran gas.
3. Meningkatkan masukan nutrisi.
4. Mencegah komplikasi, memperlambat memburuknya kondisi.
5. Memberikan informasi tentang proses penyakit/prognosis dan program pengobatan
TUJUAN PEMULANGAN
1. Ventilasi/oksigenasi adekuat untuk memenuhi kebutuhan perawatan diri.
2. Masukan nutrisi memenuhi kebutuhan kalori.
3. Bebas infeksi.
4. Proses penyakit/prognosis dan program terapi dipahami.