Anda di halaman 1dari 9

Analisa HLB dan analisa retropsektif

HLB/HTL (hypothetical learning trajectory) : rancangan belajar yang dirancang guru agar proses
belajar sesuai dengan rencana. Menurut Gravemeinjer (2004) HLB menyangkut unsur-unsur :
1) Tujuan pembelajarn matematika, yaitu apa yang akan dicapai peserta didik melalui
kegiatan pembelajaran tersebut.
2) Aktifitas pembelajaran matematika, yaitu rangkaian kegiatan pembelajaran yang
seksama agar tujuan tercapai
3) Hipotesis awal terkait bagaimana kegiatan belajar akan berlangsung dan antisipasi
kejadian-kejadian yang mungkin muncul selama pembalajaran
Pengertian analisis introspektif

Retrospektif (KBI) : kembali kemasa lalu.

Penelitian retrospektif adalah sebuah studi yang didasarkan pada catatan medis, mencari
mundur sampai waktu peristiwanya terjadi di masa lalu. Kontras dengan studi prospektif.

Kereangka analisis

Dalam melakukan analisis introspektif diperlukan keranka agar peroses interpretasinya


terarah. Menurut Gravenmeijer dan Jacob (2006) berpendapat bahwa ada dua buntuk
kerangka dalam melakukan interpretasi pembelajaran dengan design research, 1) kerangka
untuk menginterpretasi perkembangan lingkungan belajar di kelas, 2) kerangka untuk
menginterpretasi perkembangan pola piker pesert didik.

Analisa retrospektif terhadap Hypothetical learning trajectory

A. Pertemuan pertama : menemukan kembali definisi lingkaran dan unur-unsurnya


Hipotesis proses belajarnya adalah sebagai berikut:
- Peserta didik mengungkapkan pengalamanya terkait dengan bentuk lingkaran. Pesert
didik menduga apa yang akan terjadi jika bentuk lingkaran tidak ada.
- Peserta didik mengerjakan LKS 1 dengan model pembelajaran inkuiri untuk
memperoleh pemahaman tentnag apa yang dimaksut dengan lingkaran dan mengenal
unsur-unsur lingkaran.
- Pesert didik mengembangkan kreatifitasnya dalam menuliskan kata-kata atau
membuat kalimat atau membuat gambar yang berhubungan dengan kata: lingkaran,
diameter, jari-jari, juring, busur, tali busur, dan tembereng.

Pada pertemuan awal pembelajaran diharapkan peserta didik dapat menemukan kembali
konsep lingkaran dengan asumsi awal peserta didik sudah mendapatkan sebagian materi
lingkaran ketika di sekolah dasar. Pada kegiatan awal pembelajaran siswa masih kesulitan
menemukan konsep lingkaran dan unsur-unsurnya hal ini terlihat masih ada beberapa siswa
yang belum aktif melakukan diskusi dengan tema yang di berikan oleh guru. Meski ada siswa
yang dapat menyebutkan konsep lingakran dan mengetahui unsur-unsurnya seperti jari-jari
diameter namun secara umum siswa belum mengetahui apa sebenernya lingaran karena
mereka mengetahui lingkaran baru sebatas hafalan definisi-definisi.

Setelah siswa diberikan aktifitas untuk membuat titik-titik dengan jarak tertentu dari titik
pusat, mereka mulai memahami bahwa lingkaran adalah jarak yang sama titik-titik terhadap
suatu titik pusat tertentu.

Tujuan pembelajaran untuk menemukan unsur-unsur lingkaran pada pertemuan pertama


belum tercapai karena terbatas alokasi waktu yang tesedia. Sehingga peneliti berinisiatif
untuk mengulan materi manun dengan bahan yang berbeda dengan mempertimbangkan
alokasi waktu yang tersedia.

B. Pertemuan kedua : denisi lingkaran (revisi)


Hipetesis belajar pada pertemuan kedua serupa dengan pertemuan pertama dikarenakan
pada pertemuan kedua adalah kegiatan perbaikan saat pada pertemuan pertama belum
tercapai.
Pada pertemuan dua sebenarny merpakan kegiatan meneruskan materi pada pertemuan
pertama yang belum selesai. Lembar kegiatan yang diberikan pun dipersempit tujuan dan
pembelajaranya hanya dimulai dari kegiatan aktifitas menemukan definisi lingkaran.

Kegiatan pada rancangan proses pemebelajaran seerti apresiasi dan lain sebagainya tetap di
lakukan. Siswa terlihat lebih lancer dalam melakukan diskusi kelompok karena waktu yang
teredia lebih panjang. Proses interaktifitas siswa seperti menyampaiakan hasil diskusi
kelompok dan memberikan tanggapan maupun memberikan kritik dan saran berjalan dengan
baik. Hal ini terlihat bagiamana siswa dapat menyampaikan hasil diskusinya dengan lancer
serta siswa yang memberan tanggapan, kritik dan saran menyampaikanya dengan baik dan
sepan.

Secara keseluruhan hypothetical learning trajectory tercapai dalam kegiatan belajar


menemukan kembali definisi lingkaran dan unsur-unsurnya.

C. Pertemuan ketiga : bagian-bagian lingkaran


Hipotesis belajar pada pertemuan ketiga serupa dengan pertemuan pertama
dikarenakan pada pertemuan ketiga adalah kegiatan perbaikan saat pada pertemuan
pertama belum tercapai.

Pertemuan ketiga sama dengan pertemuan kedua yang merupakan perbaikan aktifitas
pembelajaran pada pertemuan pertama. Pada pertemuan ini peserta didik darapkan dapat
menemukan konspe bagian-bagian lingkaran seperti, tembereng, busur, jurung dan lain-lain.

Aktifitas pertama yang diberikan kepada siswa didalam LKS adalah suatu permaian untuk
membatu seorang anak menemukan benda rahasis. Gambar Lembar kegiatan terlihat seperti
dibawah ini;
Melalui aktifitas tersebut siswa mampu menemukan model of untuk mendefinisikan bagian-
bagian lingkaran yaitu berupa daerah-daerah lingkaran seperti, tembereng, juring, busur.
Kegiatan selanjutnya adalah siswa diajak untuk berdiskusi kelompok dengan tujaun
menemukan model for dari bagian-baigan lingkaran. Pada kegiatan ini siswa dalam kelompok
mulai terbaisa mengunggapkan pendapat pribadi terkait bahan diskusi yang
diberikan.kesulitan yang masih dialami siwa adalah dalam memahami perintah dalam lembar
aktifitas terlebih perintah-perintah yang mengarah pada bagian-baigan lingkaran. Hal ini
terlihat dari kesulitan siswa mendefinisikan tembereng dan juring.

Kesulitan siswa dalam memahami petunjuk dan mendefinisikan tembereng dapat teratasi
dengan kegiatan mengayaan diskusi kelompok dan Tanya jawab didalamnya. Soal-soal akhir
formatif yang diberikan menunjukan bahwa siswa berhasil memahami konsep mendefinisikan
lingkaran dan bagian-bagianya.

D. Pertemuan keemapt :menemukan nilai Phi


Hipoteis belajar pada pertemuan keempat adalah sebagai berikut;
Salah satu pesert didik mengelilingi lingkaran dan yang lainya mengamati.
Peserta didik menggunakan pemahaman keliling lingkaran untuk mengukur beberapa
keliling lingkaran.
Peserta didik dapat menemukan cara mengukur diameter lingkaran dengan tepat.
Dengan bantuan kalkulator peserta didik diminta untuk membandingkan panjang keliling
dan diameter lingkaran. Dan hasilnya dituliskan dalam table.
Dengan diskusi kelompok peserta didik menyelidiki hubungan perbandingan panjang
diameter lingkaran dengan keliling lingkaran.
Peserta memahami bahwa perbandingan panjang diameter dan keliling lingkaran
mendekati angka tertentu yaitu 3.14

Pada pertemuan keempat pesert didik diarahkan melalui aktifitas pembelajaran dalam LKS
untuk mengetahui konsep nialai Phi. Tahap awal diminta untuk mepersiapkan bahan-bahan
yang diperlukan dalam kegiatan belajar, siswa sudah membuat daftar barang dan tugas setap
indivudu dala menyediakan perlengkapan.

Aktifitas pertama yang diberikan guru adalah dengan meminta siswa mengelilingi sebuah
lingaran yang ada di depan kelas dan teman-temanya yang lain memperhatikan sambil
mencoba menginterpretasikan kegiatan tersebut. Melalui aktifitas ini siswa menjadi faham
bahwa keliling lngkaran adalah dengan mengukur jarak terhadap suatu titik tertentu pada
keliling lingkaran.

Aktifitas yang kedua diberikan dapat membangun model to pemahaman siswa yaitu dengn
meminta anak menemukan keliling dan panjang diameter berbagai benda berbentuk
lingkaran yang talah dipersiapakan. Melalui interaktifitas ini siswa menjadi lebih kreatif yang
merupakan salah satu kemampuan pembelajaran yang akan dicapai.

Hal ini terlihat dari kratifitas siswa dalam menemukan cara mengukur keliling dan panjang
diameter lingkaran. Ada kelompok siswa yan langsung mengukur benda berbentuk lingkaran
dengan penggaris atau meteran, ada juga siswa yang menemukan ide dengan menjiplak
bentuk lingkaran pada sebuah kertas dan kemudian baru mengukur keliling dan panjang
diameterlingakranya, yang lebih kreatif adalah setelah siswa menjiplak, mereka menentukan
titik pusat lingkaran terlebih dahulu dengan busur sehingga ukuran lebih tepat.
Selanjutnay siswa diminta untuk menemukan model for melalui aktifitas mendaftas semua
temuan mereka pada sebuah table an disediakan dalam lembar kerja siswa, kemudian guru
meminta membandingkan setiap ukuran diameter dan keliling lingkaran yang diperoleh
sehingga mendapatkan kedimpulan bahwa, perbandingan nilai panjang antara keliling
lingkaran dan diameter lingkaran selalu menuju kepada satu nilai tertentu yaitu 3.14 yang
merupakan nialai dari Phi.

E. Pertemuan Kelima : Merumukan keliling lingkaran dan pemakaianya


Hipotesis pembelajaran dalam pertemuan kelima adalah sebgai berikut :
- Melalui hasil penemuan nilah Phi peserta didik menemukan rumus kelilin sebagai
model for.
- Peserta didik dapat menggunakan rumus keliling lingkaran untuk menyelesaikan
masalah soal-soal realistic, soal pemahaman, dan open-ended.

Hasil kegiatan pada pertemuan dua dan ketiga berhasil memberikan pemahaman siswa
terhadap konsep lingkaran. Kemampunan pemahaman dari model to menjadi model for yang
diharapkan guru terjadi dengan baik. Kemampuan dan pemahaman ini sangat penting sebagai
dasar pengetahuan pada pertemuan kelima. Hasil akhir aktifitas pada pertemuan kelima ini
adalah agar siswa bisa menggunakan konsep keliing dalam memecahkan masalah-masalah
yang diberikan.

Kegiatan awal yang ditugaskan adalah dengan meminta siswa berdiskusi dan membuat
persamaan dari hasil temuanya pada pertemuan sebelumnya terkait konsep keliling lingkaran
dengan nilai Phi, yaitu; keliling lingkaran jika dibandingkan dengan diameter akan mendekati

nilai Phi. = . persamaan tersebut dicoba untuk di rumuskan kembali melalui konsep

aljabar sehingga siswa menemukan rumus keliling lingkaran yaitu; = atau = 2


atau = 2.

Selanjutnya siswa diebrikan tiga soal yang berupa masalah realistic dengan megnukur
banyaknya kayuhan sepeda jika jarak tempuh diketahui. Bentuk soal ini dimaksutkan agar
siswa terbiasa menyelesaikan masahal matematika dalam kehidupan sehari-harinya.
Pada soal kedua yang diujikan terkait kemampuan soal pemahaman. Melalui lembar kegiatan,
siswa diminta untuk mengukur panjang garis lengkung bangun geometerik yang diberikan
secara tepat. Yang terakhir adalah soal open-ended dengan tujuan melatih kemampuan siswa
dalam mengungkapkan ide dan gagasan yang dimilikinya.

Rangkaian kegiatan yang programkan oleh guru pada pertemuan kelima secara keseluruhan
berasil dengan baik dan mampu menanamkan pemahaman siswa terhadap konsep Phi dan
keguananya dalam menentukan rumus kelilng lingkaran.

F. Pertemuan keenam dan ketujuh : menemukan rumus luas lingkaran


Hipetesis belajar pada pertemuan keena dan ketujuh adalah sebagai berikut;
- Peserta didik dapat memahami bahwa sebuah bangun dapat diubah menjadi bentuk
bangun yang lain.
- Peserta didik mencoba melakukan penyelidikan untuk mengubah netuk suatu
bangunan menjadi banguna nang sudah sering dipahami siswa seperti persegi,
persegi panjang dana lain sebagainya.

Pada pertemuan ini pesert didik diminta untuk menemukan kembali rumus luas lingkaran
dengan menggunakan reallotment, yaitu dengan mengubah bentuk suatu bangun tanpa
mengubah luas bangun tersebut. Masalah konteks yang diberikan adalah membuat design
produk yang baru dari bahan yang tela disediakan.

Kemampuan kreatifitas peserta didik sangat diperlukan selama kegiatan reallotment


tersebut. Siswa pada awalnay masih kesulitan untuk mencoba melakukan pengubahan
bentuk bangun lingkaran menjadi bangun lainya. Mereka merasa kebingungan karena bangun
ingkaran mempunyai sisi lengkung yang tidak mudah mereka ubah menjadi bentuk bangun
yang lainya.

Siswa akhirnya termotifasi dengan hasil salah satu kelompok yang mampu mengubah
lingkaran menjadi bentuk bangunan yang lainya. Kesulitan siswa dalam melakukan
reallotment membutuhkan waktu yang cukup lama sehingga proses pembelajaran dilanjutkan
pada pertemuan selanjutnya.
Kegiatan selanjutnya dirancang untuk menuntun siswa menemukan konsep hubungan luas
lingkaran dengan ukuran jari-jari lingkaran dan keliling lingkaran. Dengan proses bimbingan
guru dan interaktifitas akhirnya siswa mampu menemukan konsep laus lingkaran dengan
reallotment yaitu mengubah bentuk lingkaran menjadi bentuk bangun yang lain sehingga bisa
dihitung luas daerah lingkaran tersebut.

G. Pertemuak kedelapan: menggunakan rumus luas lingkaran


Hipotesis belajar pada pertemuan kedelapan adalah siswa mampu menggunakan rumus luas
lngkaran untuk menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari melalui
latihan menyelesaikan soal.

Pada pertemuan kedelapan siswa diberikan soal untuk mengetahui tingakat pemahaman siswa
terhadap rumus luas matematika dan penggunaanya dalam kehidupan sehari-hari. Terdapat
tiga soal yang diberikan yang pada pertemuan sebelumnya telah dilatih untuk mengerjakan
soal serupa berupa soal pemahaman, soal realistic dan soal open-ended.
Soal pertama adalah tentang pemahaman, siswa diminta untuk mengelaborasi pemahaman
mereka tentang pecahan, luas segi tiga. Siswa diminta untuk menentukan luas bangun yang
terbentuk dari 8 buah bangun berbentuk kembang.
Soal kedua berbentuk relistik yang dijumpai dalam kehidupan sehari-hari siswa. Pesert didik
diminta untuk menghitung biaya penanaman rumput pada sebuah taman, jika ditengah kolam
terdapat kolam berbentuk lingkaran. Dan saol terakhir adalah bentuk open-ended, peserta
didik diminta untuk menentukan lokasi dua-ekor kambing pada sebuah lapangan agar
perbandingan rumput yang dimakan perbandingan yagn sama.
Para siswa mampu mengerjakan soal yang diebrikan dengan beberapa tingkat pemahaman
yang diujikan, kareana pada pertemuan-pertemuan sebelumnya sudah dilatih untuk
mengerjakan soal serupa.
H. Pertemuan kesembilan : tes kreatifitas matematis
Soal-soal yang diberikan pada tes kreativitas untuk mengetahui kreatifitas matematika yang
indikatornya telah ditentukan dibawah ini adalah contoh soal tes kreatifitas matematika:

Anda mungkin juga menyukai