Anda di halaman 1dari 25

Informed Consent:

Its Not About the Form

M.C.Inge Hartini
2014
David Mayer, 2012
Informed Consent: Its Not About the Form), it is the
very formality and finality of that signed document that
for practical purposes distinguishes full informed
consent from the routine patient education that occurs
in nearly every clinical encounter.
In most institutions, this more formal process requiring
a signature is reserved for surgery, anesthesia, and
other invasive or complex medical or radiologic
procedures. Laws vary from state to state about exactly
when and how formal informed consent must be
provided but, national standards exist as well.
David Mayer, 2012
Persetujuan Tindakan Kedokteran (PTK)/
Informed Consent PMK 290/Menkes/Per/III/Per/2008

(3) Penjelasan tentang tindakan kedokteran


sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sekurang-
kurangnya mencakup:
a. Diagnosis dan tata cara tindakan kedokteran;
b. Tujuan tindakan kedokteran yang dilakukan;
c. Altematif tindakan lain, dan risikonya;
d. Risiko dan komplikasi yang mungkin terjadi; dan
e. Prognosis terhadap tindakan yang dilakukan.
f. Perkiraan pembiayaan.
Ps. 7 PMK 290/2008
(2) Penjelasan tentang tindakan kedokteran yang dilakukan
meliputi :
a. Tujuan tindakan kedokteran yang dapat berupa tujuan
preventif, diagnostik, terapeutik, ataupun rehabilitatif.
b. Tata cara pelaksanaan tindakan apa yang akan dialami
pasien selama dan sesudah tindakan, serta efek samping
atau ketidaknyamanan yang mungkin terjadi.
c. Alternatif tindakan lain berikut kelebihan dan
kekurangannya dibandingkan dengan tindakan yang
direncanakan.
d. Risiko dan komplikasi yang mungkin terjadi pada masing-
masing alternatif tindakan.
e. Perluasan tindakan yang mungkin dilakukan untuk
mengatasi keadaan darurat akibat risiko dan komplikasi
tersebut atau keadaan tak terduga lainnya.
Ps. 8 PMK 290/2008
Pasal 9

(1) Penjelasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 harus diberikan


secara lengkap dengan bahasa yang mudah dimengerti atau cara
lain yang bertujuan untuk mempermudah pemahaman.
(2) Penjelasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dicatat dan
didokumentasikan dalam berkas rekam medis oleh dokter atau
dokter gigi yang memberikan penjelasan dengan mencantumkan
tanggal, waktu, nama, dan tanda tangan pemberi penjelasan dan
penerima penjelasan.
(3) Dalam hal dokter atau dokter gigi menilai bahwa penjelasan
tersebut dapat merugikan kepentingan kesehatan pasien atau
pasien menolak diberikan penjelasan, maka dokter atau dokter
gigi dapat memberikan penjelasan tersebut kepada keluarga
terdekat dengan didampingi oleh seorang tenaga kesehatan lain
sebagai saksi.
Ps. 9 PMK 290/2008
KKI, 2006
KKI, 2006
KKI, 2006
Korban Malpraktik Gugat RS Vita Insani
Siantar Rp 15 M
Friday, 20 March 2009. Malang benar nasib P Satia
L Sinaga (31). Sejak operasi kista di rahimnya di RS
Vita Insani Siantar, tahun 2003 lalu, hingga kini dia
tak bisa lagi mendapatkan keturunan. Ironisnya,
karena tak produktif lagi, suaminya pun tega
menceraikannya
Saksi ahli, Kristopel Tobing, dokter ahli kebidanan
RSU Pirngadi Medan dalam persidangan di
Pengadilan Negeri (PN) Medan Kamis (19/3)
mengatakan, seharusnya pada saat pengoperasian
dokter harus memberitahukan langsung kepada
pasien
Minggu, 08/08/2010 16:19 WIB
Jadi Gagu Karena Dugaan Malpraktik,
Siti Ngadu ke LBH Jakarta
Ari Saputra - detikNews

Jakarta - Suara Siti Chomsatun tiba-tiba hilang. Ia terdengar


gagu dengan suara sayup-sayup terdengar. Saat melapor ke
LBH Jakarta, perempuan 55 tahun itu meminta rumah sakit
yang menangani tenggorokannya bertanggung jawab.
"Awalnya saya operasi gondok. Kemudian sesak nafas. Dibuat
lubang di tenggorokan (karena hidung tidak bisa). Setelahnya,
saya tidak bisa bicara," kata Siti dengan suara yang kurang
jelas saat mengadu di Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Jakarta,
Jl Diponegoro 74, Jakarta Pusat, Minggu (8/8/2010).
RS Medirossa Cikarang Lakukan Mal Praktek?
5 Juni 2013

BERITABEKASI.CO, Cikarang, Dugaan malpraktek terjadi lagi di Bekasi


Usman, 14 warga kampung Walahir Poncol desa Karang ,Cikarang Utara,
Kabupaten Bekasi.
Mulanya dugaan malpraktek yang di alami Usman berawal ketika dirinya
usai menjalani operasi pengangkatan tumor tanggal 9 April 2013 lalu di
rumah sakit Medirossa yang di tangani langsung oleh dokter Rina
Simamorang . dokter Rina lah pula yang menolak kartu Jamkesmas yang
hendak di gunakan keluarga untuk berobat dan malah meminta uang
tunai sebesar Rp 20 juta kepada keluarga korban.
Aneh nya setelah keluarga memeriksakan kondisi korban yang semakin
parah paska operasi, dokter tersebut justru melepas tanggung jawab nya
dan merujuk nya ke rumah sakit kanker Dharmais di Jakarta,Pihak rumah
sakit Dharmais menyatakan tindakan dokter rumah sakit Medirossa
ceroboh, karena melihat gigi korban tidak ada.,kata Rudi Suherman ,
orang tua korban .
Hingga kini pihak rumah sakit Medirossa enggan
memberikan komentar nya dengan alasan akan
mempelajari kasus dugaan malpraktek ttersebut lebih
dalam lagi . Akibat peristiwa ini , Usman sejak 5 bulan
terakhir terpaksa tak dapat melanjutkan sekolahnya
lantaran menahan sakit dan juga malu akibat tumor
yang dideritanya kian hari kian mengganas dan
membesar
Kenapa Usai Operasi Usus Buntu si Bocah Raihan
Jadi Lumpuh & Buta
Menurut kronologi yang liputan6.com terima dari
ayahanda Raihan, Muhammad Yunus, bahwa
pada hari Sabtu (22/9/2012) sekitar pukul 18.00
WIB setelah dokter selesai melakukan operasi
usus buntu, ibunda Raihan, dipanggil ke ruang
operasi untuk melihat Raihan yang saat itu dalam
keadaan kritis dan terkulai tidak sadarkan diri
tanpa adanya pertolongan yang maksimal.
"Iya, habis operasi itu saya disuruh melihat
Raihan yang sudah dalam kondisi koma. Saya
yang tidak kuat waktu itu langsung pingsan," kata
Oti Puspa Dewi saat dihubungi liputan6.com ,
Kamis (9/1/2013)
Diperiksa Lewat Telpon Dokter Digugat
Sriwijaya Post, 25 April 2012

Suasana sidang gugatan perdata antara pasien dan rumah


sakit di Pengadilan Negeri (PN) Klas IA Palembang, Selasa
(25/4/2012)
Fahmawati menggugat dr Silvia dan RSRK Charitas, dalam
sidang gugatan perdata di Pengadilan Negeri (PN) Klas IA
Palembang, Rabu (25/4/2012).

Dijelaskan Fahmiwati sebagai penggugat, bahwa tergugat


dr Silvia memeriksa anaknya bernama Derbi (2) melalui
telpon yang dilanjutkan perawat jaga. Begitu juga ketika
memerintahkan perawat untuk memberikan suntikan
infus.

Didampingi kuasa hukum Alamsyah Hanafiah SH,


Fahmawati menggugat dr Silvia dan RSRSK Charitas
materiel sebesar Rp4.734.200 sebagai ganti pengobatan
dan pemakaman anaknya. Sedangkan imateriel sebesar
Rp1,2 miliar
Rekam Medis Diduga Tertukar, 2 Pasien Meninggal
detiknews 24 Mei 2014

Dua pasien RSU Labuhan Batu,


Sumatera Utara tewas setelah
rekam medis yang mereka
terima tertukar.
Peristiwa ini baru diketahui
setelah salah satu pasien
dirujuk ke rumah sakit lain.
Tindakan Medis Invasif tanpa Informed Consent ?

Ps. 360 KUHP


Ps. 89 KUHP
KEBIASAAN YANG PERLU DILAKUKAN
Kebiasaan berkomunikasi dengan
pasien/keluarganya tentang perkembangan
kesehatannya
Kebiasaan mengisi Rekam Medik dengan
lengkap
Kebiasaan melakukan tindakan sesuai SPO
Kebiasaan meningkatkan pengetahuan,
ketrampilan secara terus menerus
10 pedoman pelaksanaan profesi medis

1. Sumpah Dokter
2. Kode Etik Kedokteran Indonesia
3. Prasyarat Pelaksanaan Profesi Medis
4. Standar Profesi Medis
5. Indikasi Medis
6. Informasi dan Informed Consent
7. Rekam Medis
8. Rahasia Kedokteran
9. Hukum Kedokteran
10. Komunikasi
R. Soerarjo Dharsono
SIMPULAN

IC merupakan salah satu HAK PASIEN


IC yang dilakukan dengan benar dapat mengurangi
komplain pasien apabila hasil tindakan tidak sesuai
dengan harapan
DOKTER yang akan melakukan tindakan medik diagnostik/
terapetik invasif WAJIB memberikan penjelasan dengan
BAHASA yang dimengerti pasien
Dalam keadaan EMERGENCY tak harus menunggu IC life
saving
Walau sudah ada IC tindakan tak sesuai Standar
Pelayanan Medik dokter tetap dapat dipersalahkan
PANCASILA Pemahaman HUKES

MEMBANGUN
BUDAYA
Salah Satu Upaya
HUKUM
Menangkal KOMPLAIN

Sosialisasi/ Penyuluhan Hukum


Masyarakat
Kelompok Profesi
Mahasiswa FK kurikulum
Mahasiswa FH penyamaan
persepsi
Media (TV, surat kabar)
DAFTAR PUSTAKA
Albert R. Jonsen, Mark Siegler, dan William J. Winslade. 2002. Clinical Ethics. A
Practical Approach to Ethical Decisions in Clinical Medicine. McGraw-Hill
Companies. Inc
Carolyn Faulder. 1985. Whose Body Is It ? The Troubling Issue of Informed
Consent. Virago Press. London
Deryck Beyleveld and Roger Brownsword. 2007. Consent in the Law. Hart
Publishing. Oxford and Portland, Oregon
Jessica W. Berg, J.D., Paul S. Appelbaum, Charles W. Lidz and Lisa S. Parker. 2001.
Informed Consent, Legal Theory and Clinical Practice. 2nd Ed. Oxford University
Press
J. Guwandi. 2004. Informed Consent. Bunga Rampai. Balai Penerbit FKUI. Jakarta
________ . 2006. Informed Consent & Informed Refusal. 4th ed. Balai Penerbit
FKUI. Jakarta
________ . 1992. Trilogi Rahasia Kedokteran. Balai Penerbit FKUI. Jakarta
Paul S Appelbaum, Charles W. Lidz,dan Alan Meisel. 1987. Informed Consent,
Legal Theory and Clinical Practice. Oxford University Press
Puteri Nemie Jahn Kassim. 2003. Medical Negligence Law in Malaysia.
International Law Book Services
Ruth R. Faden dan Tom L. Beauchamp. 1986. A History and Theory of Informed
Consent. Oxford University Press. New York

Anda mungkin juga menyukai