Latar belakang
Dari segi fisika kaca adalah zat cair lewat dingin yang tegar dan tidak
mempunyai titik cair tertentu serta mempunyai viskositas cukup tinggi sehingga
tidak megalami kristalisasi. Di pihak lain dari segi kimia, kaca adalah gabungan
berbagai oksida anorganik yang tak mudah menguap, yang di hasilkan dari
dekomposisisi dan peleburan senyawa alkali dan alkali tanah, pasir serta berbagia
penyusun lainnya sehingga menghasilkan produk yang mengahasilkan struktur atom
yang acak. Kaca adalah pruduk yang mengalami vitrifikasi sempurna, atau setidak-
tidaknya produk yang mengandung amat sedikit bahan nonvitreo dalam keadaan
suspensi.
Kaca banyak sekali di gunakan dalam sifat-fatnya yang khas, yaitu transparan,
tahan terhadap serangan kimia, efektif sebagai isolator listrik, dan mampu menahan
vacum. Tetapi kaca adalah bahan yang rapuh dan secara khas mempunyai kekuatan
kompresi lebih tinggi dari kekuatan tariknya. Dewasa ini ada sekitar 800 macam kaca
yang di hasilkan ada yang dengan keunggulan pada satu sifat tertentu, dan ada pula
yang lebih mementingkan keseimbangan pada seperangkat sifat tertentu.
2. Bahan Baku
1. Pasir
Pasir yang di gunakan haruslah kuarsa yang hampir murni, oleh karena itu,
lokasi pabrik kaca biasanya di tentukan oleh lokasi endapan pasir kaca,kandungan
besinya tidak boleh melebihi 0,45 % untuk barang gelas pecah belah atau 0,015 %
untuk kaca optik, sebab kandungan besi ini bersifat merusak warna kaca pada
umumnya.
2. Soda (Na2O)
Soda terutam di dapat soda abu padat Na2 CO3. sunber lainnya adalah
bikarbonat, kerak garam, dan natrium nitrat.yang tersebut terakhir ini sangat berguna
untuk mengoksidasi besi dan unutk mempercepat pencairan.
Merupakan 95 % dari semua kaca yang di hasilkan. Kaca ini di gunkan untuk
membuat segala macam bejana, kaca lembaran, jendelamobil, atau lain-lain, gelas
atau barang pecah belah
3. Bahan Tambahan
Sebagai fluks dari silika, di pakai soda abu, kerak garam, batu gamping dan
gamping. Di samping itu, banyak pula di pakai oksida timbal, abu mutiara (kalsium
karbonat), salpeter, boraks, asam borat, asam trioksida, feldspar, dan fluorspar bersam
berbagai oksida, karbonat serta garam-garam logam lain untuk membuata kaca
berwarna.
Dalam operasi penyelesaian, banyak pula di pakai berbagai produk lain seperti
abrasif dan asam fluorida.
1. Feldspar
2. Borax
Borax adalh perawis tambahan yang menambahkan Na2O dan boron oksida
kepada kaca. Walaupun jarang di pakai dalam kaca jendela atau kaca lembaran,
boraks sekarang banyak di gunkan di dalam berbagai jenis kaca pengemas.
4. Arsen Trioksida
5. Nitrat
Baik dari natrium maupun kalium di gunkan untuk mengoksidasi besi
sehingga tidak terlalu kelihatan pada kaca produk.
6. Kalium Nitrat
Digunakan pada berbagai jenis kaca meja, kaca dekorasi dan kaca optik.
7. Kulet (Cullet)
8. Blok Refraktori
Zirkon, alumina, mulit, mulit alumina sinter dan zirkonia alumina elektrokast
banyak di gunakan sebagai refraktor pada tanki kaca.
4. Bahan Bakar
Pada proses peleburan kaca sarana yang di gunakan adalah api yang sangat
panas untuk memanaskan tungku pemanas agar kaca dapat melelbur sesuai dengan
suhu yang di inginkan atau tergantung pada jenis bahan yang di kehendaki.
5. Proses Pembuatan
Prosedur pembuatan kaca dapat di bagi menjadi empat tahap utama yaitu :
1. Peleburan
Tanur kaca dapat di klasifikasikan sebagai tanur periuk dan tanur tanki. Tanur
periuk (pot furnace), dengan kapasitas sekitar 2 t atau kurang dapt di gunakan secara
menguntungkana untuk membuat kaca khusus dalam jumlah kecil di mana tumpak
cair itu harus di lindungi terhadap hasil pembakaran. Tanur ini digunakann dalam
pembuatan kaca optik dan kaca seni melalui proses cetak. Periuknya sebetulnya ialah
suatu cawan yang terbuat dari lempung pilihan atau platina. Sulit sekali melebur kaca
didalm bejana ini tanpa produknya terkontaminasi atau tanpa sebagian bejana itu
sendiri meleleh, keculai biola bejana itu terbuat dari bejana platina.
Dalam tanur tanki (tank furnace), bahan tumpak itu dimuat ke satu ujung
suatu tanki besar yang di muat ke sutu ujung suatu tanki besar yang terbuat dari blok-
blok reflaktor, di antaranya ada yang berukuran 38 X 9 X 1,5 m dengan kapasitas
kaca cair sebesar 1350 t. Kaca itu membentuk kolam di dasar tanur itu, sedang nyala
api menjilat berganti darti satu sisi ke sisi lain. Kaca halusan (fined glass) di kerjakan
dari ujung lain tanki itu, operasinya kontinyu. Dalam t5anur jenis ini, sebagaimana
juga dalam tanki periuk, dindingnya mengalami korosi karena kaca panas, kulaitas
panas dan umur tanki bergantung pada kualitas blok kontruksi. Karena itu, perhatian
biasanya di tujukan pada reflaktori tanur kaca.
Tanur tanki kecil disebut tanki harian (day tank) dan berisi persediaaan kaca
cair untuk satu hari sebanyak 1 t sampai 10 t. Tanki ini di panasi secara elektrotermal
atau dengan gas.
Suhu tanur yang baru mulai berproduksi hanya dapat di naikkan sedikit demi
sedikit setiap hari, tergantung kepada kemampuan reflaktorinya menampung
ekspansi. Bila tanur regenerasi itu sudah di panaskan, suhunya harus di pertahankan
sekurang-kurangnya 12000C setiap waktu. Kebanyakan kalor hilang dari tanur
melalui radiasi, dan hanya sebagian kecil yang termanfaatkan untuk pencairan.
Tanpa membiarkan dindingnya sedikit karena radiasi, suhu akan menjadi terlalu
tinggi sehingga kaca cair itu dapat menyerang dinding dan melarutkannya. Untuk
mengurangi aksi kaca cair, pada dinding tanur kadang-kadang di pasang pipa air
pendingin.
Kaca dapat di bentuk dengan mesin atau denagn cetak tangan. Faktor yang
terpenting yang harus di perhatikan dalam cetak mesin (machine molding) ialah
bahwa rancang mesin itu haruslah sedemikian rupa sehingga percetakan barang kaca
dapat di selesaikan dalm tempo beberapa detik saja. Dalam waktu yang sangat
singkat itu kaca berupa dari zat cair viscos menjadi zat cair yang berwarna bening.
Jadi, jelas sekali bahwa masalh rancang yang harus di selesaikan, seperti aliran kalor
stabilitas logam, dan jarak bebas bantalan merupakan masalh yang rumit sekali.
Keberhasilan mesin cetak kaca merupakan prestasi besar bagi para insinyur kaca.
Berikut ini akan di bahas jenis-jenismesin pembentuk kaca yang umum yaitu
kaca jendela, kaca plat, kaca apung, botol, bola lampu, dan tabung.
a. Kaca Jendela
Pada proses fourcault, ruang penarikan di isi penuh dengan kaca dari tanki
peleburan. Kaca itu di tarik secara vertikal dari tanur melalui dibitense denagn
suatu mesin penarik. Dibitense itu terdiri dari sampan refraktonsi yang mempunyai
celah di tengahnya. Kaca mengalir melalui celah ini, pada waktu sampan setengah
terbenam, kaca mengalir ke atas secara kontinyu. Penarikan kaca di mulai dengan
menurunkan pemancing dari logam ke gelas itu di melalui celah, pada waktu
bersamaan denagn di turunkannya dibitense, sehingga kaca mulai mengalir. Kaca itu
di tarik ke atas secara kontinyu dalm bentuk pita secepat itu dia mengalir melalui
celah, dan permukaannya di dinginkan denagn gulungan air di dekat itu pita kaca
yang masih bergerak ke atas dan di topang oleh rol-rol, di lewatkan melalui cerobong
penyangai atau lehr yang panjangnya 7,5 m. Pada waktu keluar dari lehr, kaca itu di
potong-potong menjadi lembaran menurut ukuran yang di kehendaki dan di kirim ke
bagian penggolongan dan pemotongan.
PPG industri es mengoperasikan proses fourcault yang di modifikasi dan
menghasilkan kaca pennvernon. Lembaran-lembaran kaca sebesar 3 m denagn
ketebalan sampai 0,55 cm. Pada proses ini dibitense apung di ganti dengan batangan
tarik yang terbenam, yang mengendalikan dan mengarahkan lembran itu. Setelah di
tarik ke atas sepanjang 8 m, dimana sebagian besarnya ada di dalm lehr penyangai,
kaca itu di potong untuk ketebalan di atas kekuatan tunggal atau rangkap dua,
dilakukan penyangaian kedua di dalam lehr horizontal standar 36 m.
b. Kaca Plat
Bahan baru di tumpahkan ke satu ujung tanur, dan kaca cair pada suhu cair
pada suhu sampai setinggi 15950C, kemudian di lewatkan melalui zone pemurnian
dan keluar melalui ujung yang satu lagi dalam bentuk aliran yang tak putus-putus.
Dari keluaran refraktori yang lebar itu, kaca cair dilewatkan melalui dua rol
pembentuk yang didinginkan dengan air, sehingga mengambil konfigurasi pita
plastik. Pita kaca itu di tarik di atas sederetan rol yang lebih kecil, yang juga
didinginkan dengan air dengan kecepatan permukaan sedikit lebih tinggi dari rol
pembentuk. Efek peregangan yang di akibatkan oleh perbedaan kecepatan dan
pencairan kaca pada waktu mendingin menyebabkan pita itu menjadi lebih tipis pada
waktu memasuki lehr. Setealh mengalami penyangaian, pita itu di potong-potong
menjadi lembaran yang kemudian di gerinda dan di poles. Atau, boleh pula pita itu
bergerak terus secara otomatis sepanjang 50 sampai 100 m, melalui operasi
penyangaian, gerinda, poles, dan inspeksi sebelum di lewatkan ke mesin potong yang
memotong-motongnya menjadi ukuran yang cocok unutk pemanasan. Operasi
gerinda dan poles membuang kira-kira 0,8 mm, kaca dari masing-masing permukaan.
c. Kaca Apung
Kaca cair di alirkan darim bibir tanur dan lewat diantra rol-rol logam yang
sudah mempunyai goresan pola pada permukaanya. Rol itu membetuk kaca tadi dan
mencetakan pola itu dalam satu operasi saja. Karena itu menyebabkan cahaya
terdisfusi sehingga tak tembus pandang. Kaca seperti ini cocok unutk pintu, ruang
kantor, dan dinding kamar mandi. Kaca itu dapt pula di perkuat dengan kawat yang di
pasangkan pada saat awal pembentukannya. Hal ini berguna untuk meningkatkan
keselamatan, misalnya pada jendela pintu darurat.