Anda di halaman 1dari 9

1.

Latar belakang

Dari segi fisika kaca adalah zat cair lewat dingin yang tegar dan tidak
mempunyai titik cair tertentu serta mempunyai viskositas cukup tinggi sehingga
tidak megalami kristalisasi. Di pihak lain dari segi kimia, kaca adalah gabungan
berbagai oksida anorganik yang tak mudah menguap, yang di hasilkan dari
dekomposisisi dan peleburan senyawa alkali dan alkali tanah, pasir serta berbagia
penyusun lainnya sehingga menghasilkan produk yang mengahasilkan struktur atom
yang acak. Kaca adalah pruduk yang mengalami vitrifikasi sempurna, atau setidak-
tidaknya produk yang mengandung amat sedikit bahan nonvitreo dalam keadaan
suspensi.

Kaca banyak sekali di gunakan dalam sifat-fatnya yang khas, yaitu transparan,
tahan terhadap serangan kimia, efektif sebagai isolator listrik, dan mampu menahan
vacum. Tetapi kaca adalah bahan yang rapuh dan secara khas mempunyai kekuatan
kompresi lebih tinggi dari kekuatan tariknya. Dewasa ini ada sekitar 800 macam kaca
yang di hasilkan ada yang dengan keunggulan pada satu sifat tertentu, dan ada pula
yang lebih mementingkan keseimbangan pada seperangkat sifat tertentu.

1. Sebagaimana halnya dengan bahan-bahan yang sangat banyak di gunakan


dalam peradaban modern, riwayat penemuan kaca tidaklah jelas sama sekali.
Salah satu rujukan yang paling tua mengenai bahan ini di buat oleh pliny,
yang menceritakan bagaimana pedagang-pedagang Phonesia purba
menemukan kaca tatkala memasak makanan. Periuk yang di gunakannya
secar tidak sengaja di letakan di atas massa trona di suatu pantai, penyatuan
yang terjadi antara pasir dan alkali menarik perhatian dan orang kemudian
berusaha menirunya.

Pada tahun 1914, di Belgia di kembangkan proses fourcault yang menarik


kaca plat secara kontinyu. Selama 50 tahun berikutnya, para insinyur dan ilmuwan
telah berhasil berbagai modifikasi terhadap proses penarikan kaca dengan tujuan
untuk memperkecil distorsi optik kaca lembaran (kaca jendela) dan menurunkan
biaya pembuatan kaca lembaran gosok dan poles.

Bermacam-macam mesin otomatis di ciptakan pula untuk mempercepat


produksi botol, bola lampu dan sebagainya. Akibatnya, industri kaca dewasa ini telah
tumbuh menjadi suatu industri yang sangat terspesialisasi.

2. Bahan Baku

Walupun terdapat ribuan macam formulasi kaca yang di kembangkan dalam


30 tahun terakhir namum perlu di catat bahwa pasir kaca, gamping, silika, dan soda
masih merupakan bahan baku dari 90 persen dari seluruh kaca yang di produksi di
dunia.

1. Pasir

Pasir yang di gunakan haruslah kuarsa yang hampir murni, oleh karena itu,
lokasi pabrik kaca biasanya di tentukan oleh lokasi endapan pasir kaca,kandungan
besinya tidak boleh melebihi 0,45 % untuk barang gelas pecah belah atau 0,015 %
untuk kaca optik, sebab kandungan besi ini bersifat merusak warna kaca pada
umumnya.

2. Soda (Na2O)

Soda terutam di dapat soda abu padat Na2 CO3. sunber lainnya adalah
bikarbonat, kerak garam, dan natrium nitrat.yang tersebut terakhir ini sangat berguna
untuk mengoksidasi besi dan unutk mempercepat pencairan.

3. Kaca Soda Gamping (soda lime glass)

Merupakan 95 % dari semua kaca yang di hasilkan. Kaca ini di gunkan untuk
membuat segala macam bejana, kaca lembaran, jendelamobil, atau lain-lain, gelas
atau barang pecah belah

3. Bahan Tambahan
Sebagai fluks dari silika, di pakai soda abu, kerak garam, batu gamping dan
gamping. Di samping itu, banyak pula di pakai oksida timbal, abu mutiara (kalsium
karbonat), salpeter, boraks, asam borat, asam trioksida, feldspar, dan fluorspar bersam
berbagai oksida, karbonat serta garam-garam logam lain untuk membuata kaca
berwarna.

Dalam operasi penyelesaian, banyak pula di pakai berbagai produk lain seperti
abrasif dan asam fluorida.

1. Feldspar

Mempunyai rumus umum P2O.Al2O3 6SiO2.feldspsr mempunyai banyak


keunggulan di banding produk lain, karena murah, murni dan dapat di lebur dan
seluruhnya terdiri dari oksidasi pembentuk kaca

2. Borax

Borax adalh perawis tambahan yang menambahkan Na2O dan boron oksida
kepada kaca. Walaupun jarang di pakai dalam kaca jendela atau kaca lembaran,
boraks sekarang banyak di gunkan di dalam berbagai jenis kaca pengemas.

3. Kerak Garam ( salt cake )

Sudah lama digunakan dalm perawis tambahan pada pembuatan kaca,


demikian pula beberapa sulfat lain amonium sulfat dan barium sulfat, dan sering di
tentukan pada. Kerak garam ini di perkirakan dapat membersihkan buih yang
mengganggu pada tanur tangki. Sulfat ini harus di pakai bersama karbon agar
tereduksi menjadi sulfit.

4. Arsen Trioksida

Dapat pula di tambahkan untuk menghilangkan gelombang-gelombang dalam


kaca.

5. Nitrat
Baik dari natrium maupun kalium di gunkan untuk mengoksidasi besi
sehingga tidak terlalu kelihatan pada kaca produk.

6. Kalium Nitrat

Digunakan pada berbagai jenis kaca meja, kaca dekorasi dan kaca optik.

7. Kulet (Cullet)

Adalah kaca hancuran yang di kumpulkan dari barang-barang rusak, pecahan


kaca beling dan berbagai kaca limbah. Bahan ini dapat di pakai 10% atau bahkan
sampai 80% dari muatan bhan baku.

8. Blok Refraktori

Zirkon, alumina, mulit, mulit alumina sinter dan zirkonia alumina elektrokast
banyak di gunakan sebagai refraktor pada tanki kaca.

4. Bahan Bakar

Pada proses peleburan kaca sarana yang di gunakan adalah api yang sangat
panas untuk memanaskan tungku pemanas agar kaca dapat melelbur sesuai dengan
suhu yang di inginkan atau tergantung pada jenis bahan yang di kehendaki.

5. Proses Pembuatan

Urutan proses pembuatan kaca pada umumnya dapt di pecah-pecah menjadi


langkah-langkah sebagai berikut :

1. Transportasi bahan baku ke pabrik


2. Pengaturan ukuran bahn baku
3. Penimbunan bahan baku
4. Pengangkutan, penimbangan, dan pencampuran bahn baku,
dan pemuatannya ke tanur kaca
5. Reaksi pembentukan kaca di dalm tanur
6. Penghematan kalor melalui regenarasi dan rekuperasi
7. Pembuatan bentuk produk kaca
8. Penyelesaian produk kaca
langkah-langkah tersebut di lakukan dalam pabrik kaca modern dengan
menggunakan peralatan otomatis unutk produksi secar kontinyu, dan tidak lagi
dengan sekop dan gerobak sebagaimana halnya dengan pabrik-pabrik lama. Namun,
dalam pabrik modern itu, pengisian tanur-tanur kecil masih di lakukan dengan tangan
sehingga banyak sekali menimbulkan debu beterbangan dimana-mana.
Kecenderungan dewasa ini adalh unutk menggunakn sistem transportasi dan
pencampuran secara tumpak dan mekanis yang tertutup sama sekali sehingga tidak
ada lagi debu yang berterbangan selama penanganan kaca atau bahn bakunya.
6. Proses Dari Bahan Baku Menjadi Produk

Prosedur pembuatan kaca dapat di bagi menjadi empat tahap utama yaitu :

1. Peleburan

Tanur kaca dapat di klasifikasikan sebagai tanur periuk dan tanur tanki. Tanur
periuk (pot furnace), dengan kapasitas sekitar 2 t atau kurang dapt di gunakan secara
menguntungkana untuk membuat kaca khusus dalam jumlah kecil di mana tumpak
cair itu harus di lindungi terhadap hasil pembakaran. Tanur ini digunakann dalam
pembuatan kaca optik dan kaca seni melalui proses cetak. Periuknya sebetulnya ialah
suatu cawan yang terbuat dari lempung pilihan atau platina. Sulit sekali melebur kaca
didalm bejana ini tanpa produknya terkontaminasi atau tanpa sebagian bejana itu
sendiri meleleh, keculai biola bejana itu terbuat dari bejana platina.

Dalam tanur tanki (tank furnace), bahan tumpak itu dimuat ke satu ujung
suatu tanki besar yang di muat ke sutu ujung suatu tanki besar yang terbuat dari blok-
blok reflaktor, di antaranya ada yang berukuran 38 X 9 X 1,5 m dengan kapasitas
kaca cair sebesar 1350 t. Kaca itu membentuk kolam di dasar tanur itu, sedang nyala
api menjilat berganti darti satu sisi ke sisi lain. Kaca halusan (fined glass) di kerjakan
dari ujung lain tanki itu, operasinya kontinyu. Dalam t5anur jenis ini, sebagaimana
juga dalam tanki periuk, dindingnya mengalami korosi karena kaca panas, kulaitas
panas dan umur tanki bergantung pada kualitas blok kontruksi. Karena itu, perhatian
biasanya di tujukan pada reflaktori tanur kaca.

Tanur tanki kecil disebut tanki harian (day tank) dan berisi persediaaan kaca
cair untuk satu hari sebanyak 1 t sampai 10 t. Tanki ini di panasi secara elektrotermal
atau dengan gas.

Tanur-tanur yang disebautkan di atas adalah tergolong tanur regenerasi


(regenerative furnace) dan beroperasi dalam dua siklus dengan dua perangkat ruang
berisis susunan bata rongga. Gas nyala setelah memberiakan kalornya pada waktu
melalui tanur berisi akca cair, megalir ke bawah melalui satu perangkat ruang yang
diisi penuh denagn pasangan baja terbuka atau bata rongga (checkerwork). Sebagian
besar dari kandungan kalor sensibel gas keluar dari situ , dan isian itu berkisar antara
15000C di dekat pintu keluar. Bersamaan dengan itu, udara di panaskan dengan
melewatkannya melalui ruang regemerasi yang telah di panaskan sebelumnya dan
telah di campur denagn gas bahan bakar yang telah terbakar, sehingga suhu nyalanya
menjadi lebih tinggi lagi, (di bandingkan dengan jika udara tidak di panaskan terlebih
dahulu). Pada selang waktu yang teratur, yaitu antara 20 sampai 30 menit, aliran
campuran udar bahan bakar, atau siklus itu di balik, dan sekarang masuk tanur dari
ujung yang berlawanan melaui isian yang tealh mendapat pemanasan sebelumnya,
kemudian melalui isian semula, dan mencapai suhu yang lebih tinggi.

Suhu tanur yang baru mulai berproduksi hanya dapat di naikkan sedikit demi
sedikit setiap hari, tergantung kepada kemampuan reflaktorinya menampung
ekspansi. Bila tanur regenerasi itu sudah di panaskan, suhunya harus di pertahankan
sekurang-kurangnya 12000C setiap waktu. Kebanyakan kalor hilang dari tanur
melalui radiasi, dan hanya sebagian kecil yang termanfaatkan untuk pencairan.
Tanpa membiarkan dindingnya sedikit karena radiasi, suhu akan menjadi terlalu
tinggi sehingga kaca cair itu dapat menyerang dinding dan melarutkannya. Untuk
mengurangi aksi kaca cair, pada dinding tanur kadang-kadang di pasang pipa air
pendingin.

2. Pembuatan Bentuk Atau Pencetakan

Kaca dapat di bentuk dengan mesin atau denagn cetak tangan. Faktor yang
terpenting yang harus di perhatikan dalam cetak mesin (machine molding) ialah
bahwa rancang mesin itu haruslah sedemikian rupa sehingga percetakan barang kaca
dapat di selesaikan dalm tempo beberapa detik saja. Dalam waktu yang sangat
singkat itu kaca berupa dari zat cair viscos menjadi zat cair yang berwarna bening.
Jadi, jelas sekali bahwa masalh rancang yang harus di selesaikan, seperti aliran kalor
stabilitas logam, dan jarak bebas bantalan merupakan masalh yang rumit sekali.
Keberhasilan mesin cetak kaca merupakan prestasi besar bagi para insinyur kaca.

Berikut ini akan di bahas jenis-jenismesin pembentuk kaca yang umum yaitu
kaca jendela, kaca plat, kaca apung, botol, bola lampu, dan tabung.

a. Kaca Jendela

Pada proses fourcault, ruang penarikan di isi penuh dengan kaca dari tanki
peleburan. Kaca itu di tarik secara vertikal dari tanur melalui dibitense denagn
suatu mesin penarik. Dibitense itu terdiri dari sampan refraktonsi yang mempunyai
celah di tengahnya. Kaca mengalir melalui celah ini, pada waktu sampan setengah
terbenam, kaca mengalir ke atas secara kontinyu. Penarikan kaca di mulai dengan
menurunkan pemancing dari logam ke gelas itu di melalui celah, pada waktu
bersamaan denagn di turunkannya dibitense, sehingga kaca mulai mengalir. Kaca itu
di tarik ke atas secara kontinyu dalm bentuk pita secepat itu dia mengalir melalui
celah, dan permukaannya di dinginkan denagn gulungan air di dekat itu pita kaca
yang masih bergerak ke atas dan di topang oleh rol-rol, di lewatkan melalui cerobong
penyangai atau lehr yang panjangnya 7,5 m. Pada waktu keluar dari lehr, kaca itu di
potong-potong menjadi lembaran menurut ukuran yang di kehendaki dan di kirim ke
bagian penggolongan dan pemotongan.
PPG industri es mengoperasikan proses fourcault yang di modifikasi dan
menghasilkan kaca pennvernon. Lembaran-lembaran kaca sebesar 3 m denagn
ketebalan sampai 0,55 cm. Pada proses ini dibitense apung di ganti dengan batangan
tarik yang terbenam, yang mengendalikan dan mengarahkan lembran itu. Setelah di
tarik ke atas sepanjang 8 m, dimana sebagian besarnya ada di dalm lehr penyangai,
kaca itu di potong untuk ketebalan di atas kekuatan tunggal atau rangkap dua,
dilakukan penyangaian kedua di dalam lehr horizontal standar 36 m.

b. Kaca Plat

Bahan baru di tumpahkan ke satu ujung tanur, dan kaca cair pada suhu cair
pada suhu sampai setinggi 15950C, kemudian di lewatkan melalui zone pemurnian
dan keluar melalui ujung yang satu lagi dalam bentuk aliran yang tak putus-putus.
Dari keluaran refraktori yang lebar itu, kaca cair dilewatkan melalui dua rol
pembentuk yang didinginkan dengan air, sehingga mengambil konfigurasi pita
plastik. Pita kaca itu di tarik di atas sederetan rol yang lebih kecil, yang juga
didinginkan dengan air dengan kecepatan permukaan sedikit lebih tinggi dari rol
pembentuk. Efek peregangan yang di akibatkan oleh perbedaan kecepatan dan
pencairan kaca pada waktu mendingin menyebabkan pita itu menjadi lebih tipis pada
waktu memasuki lehr. Setealh mengalami penyangaian, pita itu di potong-potong
menjadi lembaran yang kemudian di gerinda dan di poles. Atau, boleh pula pita itu
bergerak terus secara otomatis sepanjang 50 sampai 100 m, melalui operasi
penyangaian, gerinda, poles, dan inspeksi sebelum di lewatkan ke mesin potong yang
memotong-motongnya menjadi ukuran yang cocok unutk pemanasan. Operasi
gerinda dan poles membuang kira-kira 0,8 mm, kaca dari masing-masing permukaan.

c. Kaca Apung

Kaca apung di kembangkan oleh pilkington brothers di inggris.


Perkembangan ini merupakan suatu perbaikan fundamental dalam pembutan kaca plat
berkualitas tinggi. Proses apung mrnggunakan sistem peleburan tanur tangki dimana
bahna baku di umpankan pada satu ujung tanur dan kaca cair di lewatakan melalui
zone pemurnian dan masuk ke kanal sempit yang menghubungkan tanur dengan
penangas. Laju aliran di kendalikan secarra presisis dengan cara menaikan dan
menurunkan pintu yang membentang kanal itu secara otomatis, kaca cair lalu lewat
ke dalam kolam timah cair, di atas permikaaan tiamah itu, dalam atmosfir yang tak
mengoksidasi, dan di bwah kondisis suhu yang di kontrol dengan ketat. Pemanasan
terkendali itu di menyebabkan cairnya semua ketakrataan sehingga menghasilkan
kaca yang kedua sisinya rata dan sejajar.

d. Kaca Berkawat Dan Berpola

Kaca cair di alirkan darim bibir tanur dan lewat diantra rol-rol logam yang
sudah mempunyai goresan pola pada permukaanya. Rol itu membetuk kaca tadi dan
mencetakan pola itu dalam satu operasi saja. Karena itu menyebabkan cahaya
terdisfusi sehingga tak tembus pandang. Kaca seperti ini cocok unutk pintu, ruang
kantor, dan dinding kamar mandi. Kaca itu dapt pula di perkuat dengan kawat yang di
pasangkan pada saat awal pembentukannya. Hal ini berguna untuk meningkatkan
keselamatan, misalnya pada jendela pintu darurat.

Anda mungkin juga menyukai