Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Spanyol merupakan tempat yang paling utama bagi Eropa dalam menyerap peradaban
Islam, baik dalam hubungan politik, sosial, maupun perekonomian dan peradaban antar
negara. Kemajuan Eropa yang terus berkembang hingga saat ini banyak berhutang budi
kepada khazanah ilmu pengetahuan Islam yang berkembang di periode klasik. Spanyol
merupakan tempat yang paling utama bagi Eropa menyerap peradaban Islam, baik dalam
bentuk hubungan politik, sosial, maupun perekonomian dan peradaban antar negara.
Dalam catatan sejarah Islam, kemajuan-kemajuan Eropa tidak dapat dipisahkan dari
pemerintahan Islam di Spanyol.
Dari Spanyol islamlah Eropa banyak menimba ilmu ketika Islam mencapai masa
keemasannya, Spanyol merupakan pusat peradaban Islam yang sangat penting, menyaingi
Baghdad di Timur. Ketika itu, orang-orang Eropa Kristen banyak belajar di perguruan-
perguruan tinggi Islam di Spanyol Islam. Islam menjadi guru bagi orang Eropa, karena
itu kehadiran Islam di Spanyol banyak menarik perhatian para sejarawan.

B. Tujuan
Makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas diskusi kelas mata kuliah Sejarah
Peradaban Islam. Selain itu pula diharapkan kita dapat mengetahui:

1. Sejarah Masuknya Islam di Andalusia (Spanyol)


2. Perkembangan Islam di Spanyol
3. Kemajuan Islam di Spanyol
4. Penyebab kemunduran dan kehancuran Islam di Spanyol

1
BAB II
PEMBAHASAN

1. Sejarah Peradaban Islam di Andalusia (Spanyol)


Semenanjung Iberia di Eropa, yang melputi wilayah Spanyol dan Wilayah Portugal
sekarang ini, menjorok ke selatan ujungnya hanya dipisahkan oleh sebuah selat sempit
dengan ujung Benua Afrika. Bangsa Grit tua menyebut selat sempit itu dengan tiang-tiang
Hercules dan di seberang selat sempit itu terletak di benua Eropa. Selat sempit itu
memisahkan lautan tengah dengan luatan atlantik.1
Semenanjung Iberia, sebelum ditaklukan bangsa Visighots pada tahun 507 M, tempat
itu diduduki oleh bangsa Vandals yang pada saat itu wilayahnya bernama Vandalusia, yang
kemudian bangsa Arab menyebut semenanjung Iberia itu dengan Andalusia.
Sebelum menaklukan Spanyol, umat Islam terlebih dahulu menguasai Afrika Utara
dan menjadikan sebagai salah satu provinsi dari Dinasti Bani Umayyah. Penguasaan
sepenuhnya atas Afrika Utara terjadi pada zaman Khalifah Abdul Malik (685-705 M).
Afrika Utara dipimpin oleh seorang gubernur, yaitu Husna Ibn Numan, kemudian diganti
oleh Musa bin Nusyair. Tampaknya, tujuan umat Islam menguasai Afrika Utara adalah
membuka jalan untuk mengadakan ekspedisi lebih besar ke Spanyol karena dari Afrika
Utara ekspedisi ke Spanyol lebih mudah dilakukan.
Ekspansi ke Spanyol terjadi ketika masa Khalifah Al-Walid (705-715 M). Al-Walid
mengizinkan pasukannya mengirimkan pasukan militernya ke Spanyol. Pada awalnya,
Musa bin Nusyair mengutus Tharif bin Malik untuk memimpin pasukan ekspedisi yang
bertujuan menjajagi daerah-daerah sasaran. Musa bin Nusyair menugaskan Thariq bin
Ziyad untuk memimpin pasukan tentara sebanyak 7.000 orang. Tentara tersebut sebagian
besar terdiri dari atas orang Barbar. Pada tahun 711 M, Thariq berlayar melalui Laut
Tengah, menuju daratan Spanyol dan berhasil mendarat di sebuah bukit yang kemudian
diberi nama Gibraltar (Jabal Thariq).
Ketika Roderick mengetahui bahwa Thariq dengan pasukannya telah memasuki
negeri Spanyol, ia mengumpulkan pasukan penangkal sebanyak 25.000 tentara. Thariq
menyadari jumlah musuh yang sangat berbeda, kemudia dia meminta bantuan kepada
Musa bin Nusyair, akhirnya Thariq mendapat tambahan pasukan sebanyak 12.000 tentara.

1
Samsul Munir Amin, Sejarah Peradaban Islam, AMZAH, Jakarta, 2009. hlm.160

2
Pada hari Minggu tanggal 18 Juli 711 M, kedua pasukan bertemu di Danau Janda
dekat mulut sungai Barbate. Pertemuan berlangsung selama 8 hari dan kemenangan di
pihak Thariq. Dalam pertempuran itu Thariq mendapat bantuan dari pasukan Roderick
yang membelot, Thariq kemudian meneruskan penaklukan ke Teledo. Kemudian
Archidona dan Granada dapat ditundukkan, dan satu detasemen yang dipimpin oleh
Mughtir Ar-Rumi dapat menaklukan kota Cordova yang kemudian dijadikan ibukota
pemerintahan Islam di Andalusia.
Kedatangan Islam membawa kultur baru yang memperkaya Spanyol pada umumnya,
dan pada akhirnya Spanyol menjadi salah satu pusat peradaban Islam di dunia,
mengimbangi kejayaan Islam Umayyah di Damaskus dan Dinasti Abbasiyah di Baghdad.
Setelah Spanyol dengan kota-kota pentingnya jatuh ketangan uman Islam, sejak saat
itu secara politik Spanyol berada dibawah kekuasaan Khalifah Bani Umayyah. Dan untuk
memimpin wilayah baru tersebut, pemerintah pusat yang berpusat di Damaskus
menangkat seorang wali (Gubernur).
Dalam melakukan ekspansi di Spanyol, umat Islam dengan mudah dapat meraih
berbagai kemenangan sehingga dalam waktu singkat, umat Islam dapat menguasai
Spanyol. Ada beberapa faktor yang mendukung proses penguasaan umat Islam atas
Spanyol.
Pertama, sikap penguasa Ghotic (sebutan lazim kerajaan Visighotie) yan tidak toleran
terhadap aliran agama yang berkembang pada saat itu. Penganut agama Yahudi yang
merupakan komunitas terbesar dari penduduk Spanyol dipaksa baptis oleh agama kristen,
dan mereka yang tidak bersedia akan disiksa dan dibunuh. Pada saat itu kaum Yahudi
menjadi tertindas dan mereka menanti kedatangan juru pembebas. Dan juru pemuka itu
ditemukan dari umat Islam. Demi kepentingan mempertahankan keyakinan, mereka
bersekutu dengan tentara Islam melawan penguasa.
Kedua, perselisihan yang terjadi antara Raja Rodrick dengan Witiza (Walikota
Toledo) di satu pihak dan Ratu Julian di pihak lain. Oppas dan Achila, kake dan anak
Witeza, menghimpun kekuatan untuk menjatuhkan Roderick, bahkan berkoalisi dengan
kaum muslimin di Afrika Utara. Demikian pula Ratu Julian, ia memberikan pinjaman 4
buah kapal yang dipakai oleh Tharif, Thariq dan Musa.
Ketiga, tentara Roderick tidak mempunyai semangat perang.

3
2. Perkembangan Islam di Spanyol
Dari awal sejak Islam menduduki Spanyol, hingga runtuhnya kerajaan Islam disana,
Islam mempunyai peranan yang sangat besar. Masa itu berlangsung lebih dari tujuh
setengah abad. Sejarah Islam yang panjang itu terdiri dari enam periode, yaitu :
1) Periode Pertama (711 755 M)
Pada periode ini Spayol berada di bawah pemerintahan para wali yang dia
angkat oleh para Khalifah Bani Umayah yang berpusat di Damaskus. Pada
periode ini stabilitas politik di negeri Spanyol belum tercapai secara sempurna,
gangguan-gangguan masih terjadi, baik datang dari dalam maupun dari luar.
Gangguan dari dalam antara lain berupa perselisihan antara elit penguasa,
terutama akibat perbedaan etnis dan golongan. Di samping itu terdapat perbedaan
pandangan antara khalifah di Damaskus dan gebernur di Afrika Utara yang
berpusat di Khairawan. Masing-masing mengaku bahwa merekalah yang
palingberhak menguasai daerah Spanyol ini. Oleh karena itu, terjadi dua puluh
kali pergantian wali (gebernur) Spanyol dalam jangka waktu yang sangat singkat.
Perbedaan pandangan politik itu menyebabkan seringnya terjadi perang saudara.
Gangguan dari luar datang dari sisa-sisa musuh islam di Spanyol yang
bertempat tinggal di daerah-daerah pegunungan yang memang tidak pernah
tunduk kepada pemerintahan Islam. Gerakan ini terus memperkuat diri. Setelah
berjuang lebih dari 500 tahun, akhirnya mereka berhasil mengusir Islam dari bumi
Spanyol.
Karena seringnya terjadi konflik internal dan berperang menghadapi musuh
dari luar, maka dalam periode ini Islam Spanyol belum memasuki kegiatan
pembangunan di bidang peradaban dan kebudayaan. Periode ini berakhir dengan
datangnya Abd Al-Rahman Al-Dakhil ke Spanyol pada tahun 138 H/755 M.

2) Periode Kedua (755-912 M)


Pada periode ini Spanyol berada di bawah pemerintahan seorang yang
bergelar amir (panggilan atau gebernur) tetapi tidak tunduk kepada pusat
pemerintahan Islam yang ketika itu di pegang oleh khalifah Abbasiyah di
Baghdad. Amir pertama adalah Abdurrahman I, yang memasuki Spanyol tahun
138H/755 M dan di beri gelar Al-Dakhil (yang masuk ke Spanyol). Dia adalah
keturunan Bani Umayyah yang berhasil lolos dari kejaran Bani Abbasiyah ketika
yang terkhir ini berhasil menaklukan Umayyah di Damaskus. Selanjutnya dia

4
berhasil mendirikan Dinasti Bani Umayyah di Spanyol. Pengusa-penguasa
Spanyol pada periode ini adalah Abd al-Rahman Al-Dakhil, Hisyam I, Hakam I,
Abd Al-Rahman Al-Ausath, Muhammad ibn Abd Al-Rahman, Munzir ibn
Muhammad, dan Abdullah ibn Muhammad.
Pada periode ini, umat islam di Spanyol mulai memperoleh kemajuan, baik
dalam bidang politik maupun dalam bidang peradaban. Abd Al-Rahman Al-
Dakhil mendirikan masjid Cordova dan sekolah-sekolah di kota-kota besar di
Spanyol. Hisyam di kenal bejasa dalam menegakkan hukum islam dan Hakam di
kenal sebagai pembaharu dalam bidang kemiliteran. Dialah yang memprakarsai
tentara bayaran di Spanyol. Sedangkan Abd Al-Rahman Al-Ausath di kenal
sebagai penguasa yang cinta ilmu. Pemikiran filsafat juga mulai masuk pada
periode ini, terutama di zaman Abdurrahman Al-Ausath. Ia mengundang para
ahli dari dunia Islam lainnya untuk datang ke Spanyol sehingga kegiatan ilmu
pengetahuan di Spanyol mulai semarak.

3) Periode Ketiga (912-1013 M)


Periode ini berlangsung mulai dari pemerintahan Abd Al-Rahman III yang
bergelar An-Nasir sampai munculnya raja-raja kelompok yang di kenal
dengan sebutan Muluk Al-Thawaif. Pada periode ini, Spanyol di perintah
penguasa dengan gelar khalifah, penggunaan gelar khalifah tersebut bermula dari
berita yang sampai kepada Abdurrahman III, bahwa Al-Muktadir Khalifah Daulat
Bani Abbas di Baghdad meninggal dunia di bunuh oleh pengawalnya sendiri.
Menurut penilaiannya, keadan ini menunjukkan bahwa suasana pemerintahan
Abbasiyah sedang berada dalam kemelut. Ia berpenfapat bahwa saat ini
merupakan saat yang paling tepat memakai gelar khalifah yang telah hilang dari
kekuasaan bani Umayyah selama 150 tahun lebih. Karena itulah, gelar ini di pakai
mulai tahun 929 M. Khalifah-khalifah besar yang memerintah pada periode ini
ada 3 orang, yaitu Abdurrahman Al-Nashir (912-961M), Hakam II (961-976
M),dan Hisyam II (976-1009 M).
Pada periode ini, umat islam di Spanyol mencapai puncak kemajuan dan
kejayaan, menyaingi kejayaan daulat Abbasiyah di Baghdad. Abd Al-Rahman Al-
Nashir mendirikan Universitas Cordova. Perpustakaannya memiliki koleksi
ratusan ribu buku. Pada masa ini masyarakat dapat menikmati kesejahteraan dan
kemakmuran.

5
Awal dari kehancuran khilafah Bani Umayyah di Spanyol adalah ketika
Hisyam naik tahta dalam usia 11 tahun. Oleh karena itu, kekuasaan aktual berada
di tangan para penjabat. Pada tahun 981M, khalifah menunjuk Ibn AbiAmir
sebagai pemegang kekuasaan secara mutlak. Dia seorang yang ambisius yang
berhasil menancapkan kekuasaannya dan melebarkan wilayah kekuasaan Islam
dengan menyingkirkan rekan dan saingannya. Atas keberhasilannya, ia mendapat
gelar Al-Manshur Billah. Ia wafat pada tahun 1002 M dan di gantikan oleh
anaknya A-Muzaffar, yang masih dapat mempertahankan keunggulan kerajaan.
Akan tetapi setelah wafat pada tahun 1008 M, ia di gantikan oleh adiknya yang
tidak memiliki kualitas bagi jabatan itu. Dalam beberapa tahun saja, Negara yang
tadinya makmur di landa kekacauan dan akhirnya kehancuran total. Pada tahun
1009 M khalifah mengundurkan diri. Beberapa orang yang di coba untuk
menduduki jabatan itu tidak ada yang sanggup memperbaiki keadaan. Akhirnya,
pada tahun 1013 M Dewan Menteri yang memerintah Cordova menghapuskan
jabatan khalifah. Ketika itu Spanyol sudah terpecah dalam banyak sekali negara
kecil yang berpusat di kota-kota tertentu.

4) Periode Keempat (1013-1086 M)


Pada periode ini, Spanyol terpecah menjadi lebih dari 30 negara kecil di
bawah pemerintahan raja-raja golongan atau Al-Mulukuth-Thawaif, yang
berpusat di suatu kota seperti Seville, Cordova, Toledo, dan sebagainya. Yang
terbesar di antaranya adalah Abbadiyah di Seville. Pada periode ini umat islam di
Spanyol kembali memasuki masa pertikaian internal. Ironisnya kalau terjadi
perang saudara, ada di antara pihak-pihak yang bertikai itu yang meminta bantuan
kepada raja-raja Kristen. Melihat kelemahan dan kekacauan yang menimpa
keadaan politik islam itu, untuk pertama kalinya orang-orang kristen pada periode
ini mulai mengambil inisiatif penyerangan. Meskipun keadaan politik tidak stabil,
namun kehidupan intelektual terus berkembang pada periode ini. Istana-istana
mendorong para sarjana dan sastrawan untuk mendapatkan perlindungan dari satu
istana ke istana lain.

6
5) Periode Kelima (1086-1248 M)
Pada periode ini, Islam di Spanyol meskipun masih terpecah dalam beberapa
negara, tetapi terdapat satu kekuatan yang dominan, yaitu kakuasan Dinasti
Murabithun (1086-1143 M) dan dinasti Muwahhidun (1146-1235 M). Dinasti
Murabithun pada mulanya adalah sebuah gerakan agama yang didirikan oleh
Yusuf ibn Tasyfin di Afrika Utara. Pada tahun 1062 M ia berhasil mendirikan
yang berpusat di Marakesy. Ia masuk ke Spanyol atas undangan penguasa-
pengusa islam di sana yang telah memikul beban berat perjuangan
mempertahankan negerinya dari serangan orang-orang kristen. Ia dan tentaranya
memasuki Spanyol pada tahun 1086 M dan berhasil mengalahkan pasukan
Castilia. Karena perpecahan di kalangan raja-raja muslim, Yusuf melangkah lebih
jauh untuk menguasai Spanyol dan ia berhasil untuk itu. Akan tetapi penguasa
sesudah ibn Tasyfin adalah raja-raja yang lemah. Pada tahun 1143 M, kekuasaan
dinasti ini berakhir, baik di Afrika Utara maupun di Spanyol dan digantikan oleh
dinasti Muwahhidun.
Pada masa dinasti Murabithun, Saragossa jatuh ke tangan kristen tepatnya
tahun 1118 M. Di Spanyol sendiri sepeninggalan dinasti ini, pada mulanya
muncul kembali dinasti-dinasti kecil tetapi hanya berlangsung tiga tahun. Pada
tahun 1146 M penguasa dinasti Muwahhidun yang berpusat di Afrika Utara
merebut daerah ini. Muwahhidun di dirikan oleh Muhammad ibn Tumart (w.
1128). Dinasti ini datang ke Spanyol di bwah pimpinan Abd al-Munim antara
tahun 1114 dan 1154 M. Kota penting umat islam, Codova, Almeria, dan Granada
jatuh di bawah kekuasaannya. Untuk jangka beberapa dekade dinasti ini
mengalami banyak kemajuan. Kekuatan-kekuatan kristen dapat di pukul mundur.
Akan tetapi tidak lama setelah itu Muwahhidun mengalami keterpurukan. Pada
tahun 1212 M, tentara kristen memperoleh kemenangan besar di Las Navas de
Tolesa. Kekalahan-kekalahan yang di alami Muwahhidun menyebabkan
penguasaannya memilih untuk meninggalkan Spanyol dan kembali ke Afrika
utara tahun 1235 M. Pada tahun 1238 M Cordova jatuh ke tangan penguasa
kristen dan Seville jatuh tahun 1248 M dan seluruh Spanyol kecuali Granada
lepas dari kekuasaan islam.

7
6) Periode Keenam (1248-1492)
Pada periode ini, Islam hanya berkuasa di daerah Granada, di bawah dinasti
Bani Ahmar (1232-1492 M). Peradaban kembali mengalami kemajuan seperti di
zaman Abdurrahman An-Nashir. Akan tetapi, secara politik dinasti ini hanya
berkuasa di wilayah yang kecil. Kekuasaan islam yang merupakan pertahanan
terakhir di Spayol ini berakhir, karena perselisihan orang-orang istana dalam
memperebutkan kekuasaan. Abu Abdullah Muhammad merasa tidak senang
kepada ayahnya, karena menunjuk anaknya yang lain sebagai penggantinya
menjadi raja. Dia memberontak dan berusaha merampas kekuasaan. Dalam
pemberontakan itu ayahnya terbunuh dan digantikan oleh Muhammad ibn Saad.
Abu Abdullah kemudian meminta bantuan kepada Ferdinand dan Issabella untuk
menjatuhkannya. Dua penguasa kristen ini dapat mengalahkan penguasa yang sah
dan Abu Abdullah naik tahta.
Tentu saja Ferdinand dan Issabella yang mempersatukan dua kerajaan kristen
melalui perkawinan itu tidak cukup merasa puas. Keduanya ingin merebut
kekuasaan terkhir umat islam di Spanyol. Abu Abdullah tidak kuasa menahan
serangan-serangan orang kristen tersebut dan pada akhirnya mengaku kalah. Ia
menyerahkan kekuasaan kepada Ferdinand dan Isabella, kemudia dia hijrah ke
Afrika Utara. Dengan demikian berakhirlah kekuasaan islam di Spanyol tahun
1492 M. Umat islam setelah itu di hadapkan kepada dua pilihan, masuk kristen
atau pergi meninggalkan Spanyol. Pada tahun 1609 M, boleh di katakan tidak ada
lagi umat islam di daerah ini.

3. Kemajuan Islam di Spanyol


Masuknya Islam ke Spanyol pada sekitar permulaan abad ke- 8 M, telah membuat
sejarah baru dalam Islam. Dalam rentan waktu kurang lebih tujuh setengah abad, umat
Islam di Spanyol telah mencapai kemajuan yang pesat, baik dibidang ilmu pengetahuan
maupun kebudayaan. Berbagai Ilmu berkembang pesat pada masa itu. Hal ini ditandai
dengan banyaknya bermunculan figur-figur ilmuwan yang cemerlang di bidangnya
masing-masing dan sampai sekarang, hasil pemikiran mereka menjadi bahan rujukan
para akademisi, baik di barat maupun timur.

8
Adapun kemajuan yang telah diraih Islam Spanyol yaitu :
a. Filsafat
Sekitar abad ke-9 M, Spanyol Islam telah merintis pembangunan. Minat
terhadap filsafat dan ilmu pengetahuan mulai dikembangkan sejak abad ini,
yakni selama pemerintahan Bani Umayyah yang ke-5, Muhammad Ibn Abd Ar-
Rahman (832-886).
Al-Hakam (961-976 M), yang melanjutkan kajian filsafat ini, dengan
mengeluarkan kebijakan untuk mengimpor karya-karya ilmiah dan filosofis dari
timur dalam jumlah besar. Adanya dukungan politis dari penguasa dan berbagai
upaya, akhirnya Cordova mampu berdiri sejajar dengan Baghdad sebagai pusat
pengembangan ilmu pengetahuan di dunia Islam, dan melahirkan banyak filosof
terkenal yang wacana perenungan dan pemikirannya mewarnai struktur
bangunan ilmu pengetahuan sampai abad sekarang.
Lahirlah tokoh-tokoh filsafat pada masa itu, antara lain Abu Bakri
Muhammad Ibn As-Sayiqh yang terkenal dengan Ibn Bajah sebagimana Al-
Farabi dan Ibn Sina. Melalui pemikiran Ibn Bajah, beliau sering
mengembangkan berbagai permasalahan yang bersifat etis dan eskatologis.
Adapun yang menulis masalah kedokteran, astronomi dan filsafat, yaitu Abu
Bakar Ibn Thufail.2

b. Sains
Spanyol Islam banyak melahirkan tokoh dalam lapangan sains. Dalam
bidang matematika, pakar yang terkenal adalah Ibn Sina. Selain dalam bidang
tersebut, ia juga dikenal sebagai seorang teknorat dan ahli ekologi. Bidang
matematika melahirkan nama Ibn Saffat dan Al-Kimmy, keduanya juga ahli
dalam bidang teknik.
Ar-Razi adalah tokoh yang dikenal dalam bidang fisika. Dialah yang
meletakkan dasar ilmu kimia dan menolak kegunaan yang bersifat takhayul.
Rumusan klasifikasi binatang, tetumbuhan dan numerial, beliau yang temukan.
Ar-Razi membuat sejumlah substansi dan proses kimiawi, sebagian darinya
seperti distilasi dan kristalisasi yang sekarang digunakan.

2
Dedi Supriyadi, Sejarah Peradaban Islam, CV Pustaka Setia, Bandung, 2008, hal. 120

9
Selain Abbas Ibn Farmas, Ibrahim Ibn Yahya An-Naqqosh juga dikenal
dalam bidang kimia dan astronomi. Dikenal pertama kali yang menemukan
pembuatan kaca dari batu. Dan yang kedua sebagai orang yang dapat
menentukan waktu terjadinya gerhana matahari.

c. Bahasa dan Sastra


Bahasa Arab menjadi bahasa resmi umat Islam di Spanyol, bahasa ini dapat
dipelajari di kuttab, bahkan kepada siswanya diwajibkan untuk selalu
melakukan dialog dengan memakai bahasa resmi Islam (bahasa Arab), sehingga
bahasa ini menjadi cepat populer dan menjadi bahasa keseharian. Tokoh-tokoh
bahasa tersebutlah nama Ibn Sayidih, Ibn Malik yang mengarang Al-fiyah, Ibn
khuruf, Ibn al-Hajj, Abu Ali al-Isyibili, Abu al-Hasan ibn Usfur, dan Abu
Hayyan al-Gharnathi. Di bidang sastra tersohor nama Ibn Abd. Rabbih dengan
karya al-Iqd al- Farid, Ibn Bassam dengan karyanya al-Dzakhirah fi Mahasin
ahl alJazirah, dan Al- F ath ibn Khaqan dengan karyanya kitab al-Qalaid, dan
lain-lain.

d. Musik dan Seni


Syair merupakan ekspresi utama dari peradaban Spanyol. Pada dasarnya,
syair Spanyol didasarkan pada model-model syair Arab yang membangkitkan
sintimen prajurit dan interes faksional para penakluk Arab. Dalam bidang musik
dan seni, Spanyol Islam memiliki tokoh seniman yang sangat terkenal, yaitu Al-
Hasan ibn Naffi dikenal dengan julukan Ziryab. Setiap kali ada pertemuan dan
perjamuan di Cordova, Ziryab selalu mempertunjukkan kebolehannya. Ia juga
terkenal sebagai pengubah lagu, ilmu yang dimilikinya itu diajarkan kepada
anak-anaknya, naik laki-laki maupun perempuan dan juga kepada budak-budak
sehingga kemahsyurannya tersebar luas.3

e. Sejarah dan Geografi


Spanyol Islam khususnya wilayah bagian barat telah banyak melahirkan
penulis terkenal, seperti Ibn Zubair dari Valencia, yang telah menulis sejarah

3
Ubadah, PERADABAN ISLAM DI SPANYOL DAN PENGARUHNYA TERHADAP PERADABAN
BARAT, Jurnal Hunafa Vol.5 No. 2, Agustus 2008, hal. 156

10
tentang negeri-negeri muslim Mediterania serta Silsilia. Ibn Al-Khathib (1317-
1375 M) beliau telah menyusun sejarah tentang Granada, Ibn Khaldun dari
Tunis adalah seorang perumus filsafat sejarah. Pada awalnya mereka bertempat
tinggal di Spanyol dan kemudian pindah ke Afrika.

f. Fiqh
Dalam bidang fiqh, Spanyol Islam dikenal sebagai pusat penganut mazhab
Maliki. Adapun yang memperkenalkan mahzab ini di Spanyol adalah Ziyad bin
Abd Ar-Rahman. Perkembangan selanjutnya ditentiukan oleh Ibnu Yahya yang
menjadi qadhi pada masa Hisam bin Abdurrahman. Para ahli fiqh lainnya
adalah Abu Bar bin Al-Qutiyah, Muniz bin Said Al-Baluthi, Ibnu Rusyd,
penulis kitab Bidayah Al-Mujthahid wa Nihayah Al-Muqtasid, AsySyatibi,
penulis buku Al-Muwafaqat fi Ushul Asy-Syariah (ushul fiqh) dan Ibnu Hazm.

g. Kemajuan Pembangunan Fisik


Dalam memerhatikan pembangunan fisik, para penguasa Spanyol Islam
tidak lalai dalam kemajuan bidang intelektual saja. Umat Islam Spanyol telah
membuat bangunan-bangunan, fasilitas, seperti perpustakaan yang jumlahnya
sangat banyak, gedung pertanian, jembatan-jembatan air, irigasi, roda air, dan
lain-lain. Di samping itu, terdapat istana-istana, masjid yang besar-besar dan
megah serta tempat pemandian dan taman-taman yang semua itu dipersatukan
dalam kota yang ditata dengan teratur.
Di Cordova juga terdapat 700 masjid dan 300 buah pemandian umum. Dan
istana Raja Az-Zahra mempunyai 400 buah ruangan. Istana megah itu sengaja
dibangun di kaki gunung dan menghadap sungai Quadalquiurr yang diatasnya
terdapat jembatan yang melintasi sungai dengan konstruksi lengkung sebagai
penyangga, yang disebutkan oleh Philip K. Hitti.
Masih banyak bukti kemegahan yang dibangun oleh umat Islam pada masa
itu, seperti istana Al-Hamra dengan gaya arsitektur yang sangat tinggu, yang di
rancang oleh para arsitek terkemuka dunia.
Khusus dalam pembangunan ilmu pengetahuan dan kebudayaan, sebuah
kemajuan pesat yang diraih umat Islam Spanyol, merupakan sebuah proses
panjang yang didukung oleh faktor kerja sama yang baik antara para sarjana dan

11
intelektual muslim yang didukung kebijakan pemerintah serta kemampuan
ekonomi, dan juga semangat keberagaman dan persaudaraan yang kuat.

4. Penyebab Kemunduran dan Kehancuran Islam di Spanyol


Islam di Spanyol, menjadi pemerintahan yang berdiri sendiri di masa khalifah
Abdurrahman III dan merupakan salah satu negara terbesar di masa itu, disamping daulat
Abbasiyah di Timur, Bizantium dan kerajaan Charlemangne (Frank) di Barat. Tetapi pada
masa pemerintahan berikutnya Spanyol mengalami kemunduran karena terjadi disintegrasi
yang telah memporak-porandakan kesatuan dan persatuan Andalusia yang membawa
kepada kehancuran Islam di Spanyol. Adapun faktor yang menyebabkan kemunduran
Islam di Spanyol antara lain :

a. Konflik Islam dengan Kristen


Para penguasa muslim tidak melakukan islamisasi secara sempurna. Mereka
sudah merasa puas dengan hanya menagih upeti dari kerajaan-kerajaan Kristen
taklukannya dan membiarkan mereka mempertahankan hukum dan adat mereka,
termasuk posisi hirarki tradisional, asal tidak ada perlawanan bersenjata.4 Namun
demikian, kehadiran Arab Islam telah memperkuat rasa kebangsaan orang-orang
Spanyol Kristen. Hal itu menyebabkan kehidupan negara Islam di Spanyol tidak
pernah berhenti dari pertentangan antara Islam dan Kristen. Pada abad ke-11 M
umat Kristen memperoleh kemajuan pesat, sementara umat Islam sedang
mengalami kemunduran.

b. Tidak Adanya Ideologi Pemersatu


Kalau di tempat-tempat lain, para mukalaf di perlakukan sebagai orang islam
yang sederajat. Di Spanyol, sebagaimana politik yang di jalankan Bani Umayyah
di Damaskus, orang-orang arab tidak pernah menerima orang-orang pribumi.
Setidak-tidaknya sampai abad ke-10 M, mereka masih memberi istilah ibad dan
muwalladun kepada para mukalaf itu, suatu ungkapan yang di nilai merendahkan.
Akibatnya kelompok-kelompok etnis non-Arab yang ada sering menggerogoti
dan merusak perdamaian. Hal ini menunjukkan tidak adanya ideologi yang dapat

4
Armand Abel, 1983, Spanyol: Perpecahan dalam Negeri, dalam Gustav E. von Grunebaum [Ed], Islam:
Kesatuan dan Keragaman, Yayasan Perkhidmatan, Jakarta, hlm. 246

12
memberi makna persatuan, di samping kurangnya figur yang dapat menjadi
personifikasi ideologi itu.

c. Kesulitan ekonomi
Di paruh kedua masa Islam di Spanyol, para penguasa membangun kota dan
mengembangkan ilmu pengetahuan dengan sangat serius, sehingga lalai membina
perekonomian. Akibatnya timbul kesulitan ekonomi yang amat memberatkan dan
mempengaruhi kondisi politik dan militer.

d. Tidak Jelasnya Sistem Peralihan Kekuasaan


Hal ini menyebabkan perebutan kekuasaan di antara ahli waris. Bahkan
karena inilah kekuasaan Bani Umayyah runtuh dan Muluk Al-Thawaif muncul.
Granada yang merupakan pusat kekuasaan islam terakhir di Spanyol yang jatuh
ke tangan Ferdinand dan Isabella.

e. Keterpencilan
Islam di Spanyol bagaikan terpencil dari dunia Islam yang lain. Ia selalu
berjuang sendirian, tanpa mendapat bantuan kecuali dari Afrika Utara. Dengan
demikian, tidak ada kekuatan alternatif yang mampu membendung kebangkitan
kristen di sana.

f. Pengaruh Peradaban Spanyol Islam di Eropa


Kemajuan Eropa yang terus berkembang hingga saat ini banyak berhutang
budi kepada khazanah ilmu pengetahuan Islam yang berkembang di periode
klasik. Memang banyak saluran bagaimana peradaban Islam mempengaruhi
Eropa, seperti Sicilia dan Perang Salib, tetapi saluran yang terpenting adalah
Spanyol Islam.
Spanyol merupakan tempat yang paling utama bagi Eropa menyerap
peradaban Islam, baik dalam bentuk hubungan politik, sosial, maupun
perekonomian dan peradaban antarnegara. Orang-orang Eropa menyaksikan
kenyataan bahwa Spanyol berada dibawah kekuasaan Islam jauh meninggalkan
negara-negara tetangganya Eropa, terutama dalam bidang pemikiran dan sains di
samping bangunan fisik. Yang terpenting diantaranya adalah pemikiran Ibn
Rusyd (1120-1198 M). Ibn Rusyd, melepaskan belenggu taklid dan

13
menganjurkan kebebasan berpikir. Ia mengulas pemikiran Aritoteles dengan cara
yang memikat minat semua orang yang berpikiran bebas. Ia mengedepanka
sunnatullah menurut pengertian Islam terhadap pantheisme dan
anthropomorphisme Kristen. Demikian besar pengaruhnya di Eropa, hingga di
Eropa timbul gerakan Averroeisme (Ibn Rusyd-isme) yang menuntut kebebasan
berpikir. Pihak gereja menolak pemikiran rasional yang dibawa gerakan
Averroeisme ini.
Berawal dari gerakan Averroeisme inilah Eropa kemudian lahir reformasi
pada abad ke-16 M dan rasionalisme pada abad ke-17 M. Buku-buku Ibn Rusyd
di cetak di Venesia tahun 1481, 1482, 1483, 1489, dan 1500 M. Bahkan edisi
lengkapnya terbit pada tahun 1553 dan 1557 M. Karya-karyanya juga diterbitkan
pada abad ke-16 M di Napoli, Bologna, Lyonms, dan Strasbourg, dan di awal
abad ke 17 di Jenewa.
Pengaruh peradaban Islam, termasuk didalamnya pemikiran Ibn Rusyd, ke
Eropa berawal dari banyaknya pemuda-pemuda Kristen Eropa yang belajar di
universitas-universitas Islam di Spanyol, seperti universitas Cordova, Seville,
Malaga, Granada, dan Salamanca. Selama belajar di Spanyol, mereka aktif
menerjemahkan buku-buku karya ilmuwan-ilmuwan muslim. Pusat
penerjemahan itu adalah Toledo. Setelah pulang ke negerinya, mereka
mendirikan sekolah dan universitas yang sama. Universitas pertama di Eropa
adalah Universitas Paris yang didirikan pada tahun 1231 M, tiga puluh tahun
setelah wafatnya Ibn Rusyd. Di akhir zaman pertengahan Eropa, baru berdiri 18
buah universitas. Di dalam universitasuniversitas itu, ilmu yang mereka peroleh
dari universitas-universitas Islam diajarkan, seperti ilmu kedokteran, ilmu pasti,
ilmu filsafat. Pemikiran filsafat yang paling banyak dipelajari adalah pemikiran
al-Farabi, Ibn Sina dan Ibn Rusyd51 . Pengaruh ilmu pengetahuan Islam atas
Eropa yang sudah berlangsung sejak abad ke-12 M itu menimbulkan gerakan
bangkitan kembali (renaissance) pusaka Yunani di Eropa pada abad ke-14 M.
Berkembangnya pemikiran Yunani di Eropa kali ini adalah melalui terjemahan-
terjemahan Arab yang dipelajari dan kemudian diterjemahkan kembali kedalam
bahasa Latin52 . Walaupun Islam akhirnya terusir dari negeri Spanyol dengan
cara yang sangat kejam, tetapi ia telah membina gerakan-gerakan penting di
Eropa. Gerakangerakan itu adalah: kebangkitan kembali kebudayaan Yunani
klasik (renaissance) pada abad ke-14 M yang bermula di Italia, gerakan reformasi

14
pada abad ke-16 M, rasionalisme pada abad ke-17M, dan pencerahan
(aufklaerung) pada abad ke-18 M.

15
BAB III
PENUTUP

1. Kesimpulan
Dari uraian-uraian materi di atas dapat disimpulkan bahwa begitu besarnya perjuangan
pejuang-pejuang Islam di Andalusia. Masa kemajuan yang begitu pesat di berbagai bidang,
seperti pada masa kekhalifahan, kemajuan politik, peradaban, sains, sastra dan bahasa, dan
lain-lain. Adapun masa kemunduran yang disebabkan antara lain Lemahnya Kekuasaan
Bani Umayyah II dan Bangkitnya Kerajaan-Kerajaan Kecil di Andalusia, Timbulnya
Semangat Orang-Orang Eropa Untuk Menguasai Kembali Andalusia, Hancurnya
Kekuasaan Islam dan Rendahnya Semangat Para Ahli Dalam Menggali Budaya Islam,
Banyaknya Orang-Orang Eropa Yang Menguasai Ilmu Pengetahuan Dari Islam.

2. Saran
Beberapa saran yangdapat kami berikan yaitu tetap tingkatkan keimanan kita kepada
Allah SWT, karena bila kita melihat sejarah peradaban Islam di Andalusia, begitu pesat
kemajuan yang dapat diraih, tapi itu semua dapat hancur hanya karena beberapa hal, dan
leahnya kekuatan di akhir masa kekuasaan.

16
DAFTAR PUSTAKA

Supriyadi, Dedi. 2008. Sejarah Peradaban Islam, Bandung: Pustaka Setia.

Yatim, Badri. 2014. Sejarah Peradaban Islam, Jakarta: Rajawali Pers.

Armand Abel, 1983, Spanyol: Perpecahan dalam Negeri, dalam Gustav E. von
Grunebaum [Ed], Islam: Kesatuan dan Keragaman, Yayasan
Perkhidmatan, Jakarta.

Drs. Samsul Munir Amin, M.a. 2013.Sejarah Peradaban Islam.Jakarta: Amzah.

Ubadah. 2008. PERADABAN ISLAM DI SPANYOL DAN PENGARUHNYA TERHADAP


PERADABAN BARAT. Jurnal Hunafa. Vol. 5. No. 2

17

Anda mungkin juga menyukai