Islam Di Spanyol Andalusia
Islam Di Spanyol Andalusia
PENDAHULUAN
B. Tujuan
Makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas diskusi kelas mata kuliah Sejarah
Peradaban Islam. Selain itu pula diharapkan kita dapat mengetahui:
1
BAB II
PEMBAHASAN
1
Samsul Munir Amin, Sejarah Peradaban Islam, AMZAH, Jakarta, 2009. hlm.160
2
Pada hari Minggu tanggal 18 Juli 711 M, kedua pasukan bertemu di Danau Janda
dekat mulut sungai Barbate. Pertemuan berlangsung selama 8 hari dan kemenangan di
pihak Thariq. Dalam pertempuran itu Thariq mendapat bantuan dari pasukan Roderick
yang membelot, Thariq kemudian meneruskan penaklukan ke Teledo. Kemudian
Archidona dan Granada dapat ditundukkan, dan satu detasemen yang dipimpin oleh
Mughtir Ar-Rumi dapat menaklukan kota Cordova yang kemudian dijadikan ibukota
pemerintahan Islam di Andalusia.
Kedatangan Islam membawa kultur baru yang memperkaya Spanyol pada umumnya,
dan pada akhirnya Spanyol menjadi salah satu pusat peradaban Islam di dunia,
mengimbangi kejayaan Islam Umayyah di Damaskus dan Dinasti Abbasiyah di Baghdad.
Setelah Spanyol dengan kota-kota pentingnya jatuh ketangan uman Islam, sejak saat
itu secara politik Spanyol berada dibawah kekuasaan Khalifah Bani Umayyah. Dan untuk
memimpin wilayah baru tersebut, pemerintah pusat yang berpusat di Damaskus
menangkat seorang wali (Gubernur).
Dalam melakukan ekspansi di Spanyol, umat Islam dengan mudah dapat meraih
berbagai kemenangan sehingga dalam waktu singkat, umat Islam dapat menguasai
Spanyol. Ada beberapa faktor yang mendukung proses penguasaan umat Islam atas
Spanyol.
Pertama, sikap penguasa Ghotic (sebutan lazim kerajaan Visighotie) yan tidak toleran
terhadap aliran agama yang berkembang pada saat itu. Penganut agama Yahudi yang
merupakan komunitas terbesar dari penduduk Spanyol dipaksa baptis oleh agama kristen,
dan mereka yang tidak bersedia akan disiksa dan dibunuh. Pada saat itu kaum Yahudi
menjadi tertindas dan mereka menanti kedatangan juru pembebas. Dan juru pemuka itu
ditemukan dari umat Islam. Demi kepentingan mempertahankan keyakinan, mereka
bersekutu dengan tentara Islam melawan penguasa.
Kedua, perselisihan yang terjadi antara Raja Rodrick dengan Witiza (Walikota
Toledo) di satu pihak dan Ratu Julian di pihak lain. Oppas dan Achila, kake dan anak
Witeza, menghimpun kekuatan untuk menjatuhkan Roderick, bahkan berkoalisi dengan
kaum muslimin di Afrika Utara. Demikian pula Ratu Julian, ia memberikan pinjaman 4
buah kapal yang dipakai oleh Tharif, Thariq dan Musa.
Ketiga, tentara Roderick tidak mempunyai semangat perang.
3
2. Perkembangan Islam di Spanyol
Dari awal sejak Islam menduduki Spanyol, hingga runtuhnya kerajaan Islam disana,
Islam mempunyai peranan yang sangat besar. Masa itu berlangsung lebih dari tujuh
setengah abad. Sejarah Islam yang panjang itu terdiri dari enam periode, yaitu :
1) Periode Pertama (711 755 M)
Pada periode ini Spayol berada di bawah pemerintahan para wali yang dia
angkat oleh para Khalifah Bani Umayah yang berpusat di Damaskus. Pada
periode ini stabilitas politik di negeri Spanyol belum tercapai secara sempurna,
gangguan-gangguan masih terjadi, baik datang dari dalam maupun dari luar.
Gangguan dari dalam antara lain berupa perselisihan antara elit penguasa,
terutama akibat perbedaan etnis dan golongan. Di samping itu terdapat perbedaan
pandangan antara khalifah di Damaskus dan gebernur di Afrika Utara yang
berpusat di Khairawan. Masing-masing mengaku bahwa merekalah yang
palingberhak menguasai daerah Spanyol ini. Oleh karena itu, terjadi dua puluh
kali pergantian wali (gebernur) Spanyol dalam jangka waktu yang sangat singkat.
Perbedaan pandangan politik itu menyebabkan seringnya terjadi perang saudara.
Gangguan dari luar datang dari sisa-sisa musuh islam di Spanyol yang
bertempat tinggal di daerah-daerah pegunungan yang memang tidak pernah
tunduk kepada pemerintahan Islam. Gerakan ini terus memperkuat diri. Setelah
berjuang lebih dari 500 tahun, akhirnya mereka berhasil mengusir Islam dari bumi
Spanyol.
Karena seringnya terjadi konflik internal dan berperang menghadapi musuh
dari luar, maka dalam periode ini Islam Spanyol belum memasuki kegiatan
pembangunan di bidang peradaban dan kebudayaan. Periode ini berakhir dengan
datangnya Abd Al-Rahman Al-Dakhil ke Spanyol pada tahun 138 H/755 M.
4
berhasil mendirikan Dinasti Bani Umayyah di Spanyol. Pengusa-penguasa
Spanyol pada periode ini adalah Abd al-Rahman Al-Dakhil, Hisyam I, Hakam I,
Abd Al-Rahman Al-Ausath, Muhammad ibn Abd Al-Rahman, Munzir ibn
Muhammad, dan Abdullah ibn Muhammad.
Pada periode ini, umat islam di Spanyol mulai memperoleh kemajuan, baik
dalam bidang politik maupun dalam bidang peradaban. Abd Al-Rahman Al-
Dakhil mendirikan masjid Cordova dan sekolah-sekolah di kota-kota besar di
Spanyol. Hisyam di kenal bejasa dalam menegakkan hukum islam dan Hakam di
kenal sebagai pembaharu dalam bidang kemiliteran. Dialah yang memprakarsai
tentara bayaran di Spanyol. Sedangkan Abd Al-Rahman Al-Ausath di kenal
sebagai penguasa yang cinta ilmu. Pemikiran filsafat juga mulai masuk pada
periode ini, terutama di zaman Abdurrahman Al-Ausath. Ia mengundang para
ahli dari dunia Islam lainnya untuk datang ke Spanyol sehingga kegiatan ilmu
pengetahuan di Spanyol mulai semarak.
5
Awal dari kehancuran khilafah Bani Umayyah di Spanyol adalah ketika
Hisyam naik tahta dalam usia 11 tahun. Oleh karena itu, kekuasaan aktual berada
di tangan para penjabat. Pada tahun 981M, khalifah menunjuk Ibn AbiAmir
sebagai pemegang kekuasaan secara mutlak. Dia seorang yang ambisius yang
berhasil menancapkan kekuasaannya dan melebarkan wilayah kekuasaan Islam
dengan menyingkirkan rekan dan saingannya. Atas keberhasilannya, ia mendapat
gelar Al-Manshur Billah. Ia wafat pada tahun 1002 M dan di gantikan oleh
anaknya A-Muzaffar, yang masih dapat mempertahankan keunggulan kerajaan.
Akan tetapi setelah wafat pada tahun 1008 M, ia di gantikan oleh adiknya yang
tidak memiliki kualitas bagi jabatan itu. Dalam beberapa tahun saja, Negara yang
tadinya makmur di landa kekacauan dan akhirnya kehancuran total. Pada tahun
1009 M khalifah mengundurkan diri. Beberapa orang yang di coba untuk
menduduki jabatan itu tidak ada yang sanggup memperbaiki keadaan. Akhirnya,
pada tahun 1013 M Dewan Menteri yang memerintah Cordova menghapuskan
jabatan khalifah. Ketika itu Spanyol sudah terpecah dalam banyak sekali negara
kecil yang berpusat di kota-kota tertentu.
6
5) Periode Kelima (1086-1248 M)
Pada periode ini, Islam di Spanyol meskipun masih terpecah dalam beberapa
negara, tetapi terdapat satu kekuatan yang dominan, yaitu kakuasan Dinasti
Murabithun (1086-1143 M) dan dinasti Muwahhidun (1146-1235 M). Dinasti
Murabithun pada mulanya adalah sebuah gerakan agama yang didirikan oleh
Yusuf ibn Tasyfin di Afrika Utara. Pada tahun 1062 M ia berhasil mendirikan
yang berpusat di Marakesy. Ia masuk ke Spanyol atas undangan penguasa-
pengusa islam di sana yang telah memikul beban berat perjuangan
mempertahankan negerinya dari serangan orang-orang kristen. Ia dan tentaranya
memasuki Spanyol pada tahun 1086 M dan berhasil mengalahkan pasukan
Castilia. Karena perpecahan di kalangan raja-raja muslim, Yusuf melangkah lebih
jauh untuk menguasai Spanyol dan ia berhasil untuk itu. Akan tetapi penguasa
sesudah ibn Tasyfin adalah raja-raja yang lemah. Pada tahun 1143 M, kekuasaan
dinasti ini berakhir, baik di Afrika Utara maupun di Spanyol dan digantikan oleh
dinasti Muwahhidun.
Pada masa dinasti Murabithun, Saragossa jatuh ke tangan kristen tepatnya
tahun 1118 M. Di Spanyol sendiri sepeninggalan dinasti ini, pada mulanya
muncul kembali dinasti-dinasti kecil tetapi hanya berlangsung tiga tahun. Pada
tahun 1146 M penguasa dinasti Muwahhidun yang berpusat di Afrika Utara
merebut daerah ini. Muwahhidun di dirikan oleh Muhammad ibn Tumart (w.
1128). Dinasti ini datang ke Spanyol di bwah pimpinan Abd al-Munim antara
tahun 1114 dan 1154 M. Kota penting umat islam, Codova, Almeria, dan Granada
jatuh di bawah kekuasaannya. Untuk jangka beberapa dekade dinasti ini
mengalami banyak kemajuan. Kekuatan-kekuatan kristen dapat di pukul mundur.
Akan tetapi tidak lama setelah itu Muwahhidun mengalami keterpurukan. Pada
tahun 1212 M, tentara kristen memperoleh kemenangan besar di Las Navas de
Tolesa. Kekalahan-kekalahan yang di alami Muwahhidun menyebabkan
penguasaannya memilih untuk meninggalkan Spanyol dan kembali ke Afrika
utara tahun 1235 M. Pada tahun 1238 M Cordova jatuh ke tangan penguasa
kristen dan Seville jatuh tahun 1248 M dan seluruh Spanyol kecuali Granada
lepas dari kekuasaan islam.
7
6) Periode Keenam (1248-1492)
Pada periode ini, Islam hanya berkuasa di daerah Granada, di bawah dinasti
Bani Ahmar (1232-1492 M). Peradaban kembali mengalami kemajuan seperti di
zaman Abdurrahman An-Nashir. Akan tetapi, secara politik dinasti ini hanya
berkuasa di wilayah yang kecil. Kekuasaan islam yang merupakan pertahanan
terakhir di Spayol ini berakhir, karena perselisihan orang-orang istana dalam
memperebutkan kekuasaan. Abu Abdullah Muhammad merasa tidak senang
kepada ayahnya, karena menunjuk anaknya yang lain sebagai penggantinya
menjadi raja. Dia memberontak dan berusaha merampas kekuasaan. Dalam
pemberontakan itu ayahnya terbunuh dan digantikan oleh Muhammad ibn Saad.
Abu Abdullah kemudian meminta bantuan kepada Ferdinand dan Issabella untuk
menjatuhkannya. Dua penguasa kristen ini dapat mengalahkan penguasa yang sah
dan Abu Abdullah naik tahta.
Tentu saja Ferdinand dan Issabella yang mempersatukan dua kerajaan kristen
melalui perkawinan itu tidak cukup merasa puas. Keduanya ingin merebut
kekuasaan terkhir umat islam di Spanyol. Abu Abdullah tidak kuasa menahan
serangan-serangan orang kristen tersebut dan pada akhirnya mengaku kalah. Ia
menyerahkan kekuasaan kepada Ferdinand dan Isabella, kemudia dia hijrah ke
Afrika Utara. Dengan demikian berakhirlah kekuasaan islam di Spanyol tahun
1492 M. Umat islam setelah itu di hadapkan kepada dua pilihan, masuk kristen
atau pergi meninggalkan Spanyol. Pada tahun 1609 M, boleh di katakan tidak ada
lagi umat islam di daerah ini.
8
Adapun kemajuan yang telah diraih Islam Spanyol yaitu :
a. Filsafat
Sekitar abad ke-9 M, Spanyol Islam telah merintis pembangunan. Minat
terhadap filsafat dan ilmu pengetahuan mulai dikembangkan sejak abad ini,
yakni selama pemerintahan Bani Umayyah yang ke-5, Muhammad Ibn Abd Ar-
Rahman (832-886).
Al-Hakam (961-976 M), yang melanjutkan kajian filsafat ini, dengan
mengeluarkan kebijakan untuk mengimpor karya-karya ilmiah dan filosofis dari
timur dalam jumlah besar. Adanya dukungan politis dari penguasa dan berbagai
upaya, akhirnya Cordova mampu berdiri sejajar dengan Baghdad sebagai pusat
pengembangan ilmu pengetahuan di dunia Islam, dan melahirkan banyak filosof
terkenal yang wacana perenungan dan pemikirannya mewarnai struktur
bangunan ilmu pengetahuan sampai abad sekarang.
Lahirlah tokoh-tokoh filsafat pada masa itu, antara lain Abu Bakri
Muhammad Ibn As-Sayiqh yang terkenal dengan Ibn Bajah sebagimana Al-
Farabi dan Ibn Sina. Melalui pemikiran Ibn Bajah, beliau sering
mengembangkan berbagai permasalahan yang bersifat etis dan eskatologis.
Adapun yang menulis masalah kedokteran, astronomi dan filsafat, yaitu Abu
Bakar Ibn Thufail.2
b. Sains
Spanyol Islam banyak melahirkan tokoh dalam lapangan sains. Dalam
bidang matematika, pakar yang terkenal adalah Ibn Sina. Selain dalam bidang
tersebut, ia juga dikenal sebagai seorang teknorat dan ahli ekologi. Bidang
matematika melahirkan nama Ibn Saffat dan Al-Kimmy, keduanya juga ahli
dalam bidang teknik.
Ar-Razi adalah tokoh yang dikenal dalam bidang fisika. Dialah yang
meletakkan dasar ilmu kimia dan menolak kegunaan yang bersifat takhayul.
Rumusan klasifikasi binatang, tetumbuhan dan numerial, beliau yang temukan.
Ar-Razi membuat sejumlah substansi dan proses kimiawi, sebagian darinya
seperti distilasi dan kristalisasi yang sekarang digunakan.
2
Dedi Supriyadi, Sejarah Peradaban Islam, CV Pustaka Setia, Bandung, 2008, hal. 120
9
Selain Abbas Ibn Farmas, Ibrahim Ibn Yahya An-Naqqosh juga dikenal
dalam bidang kimia dan astronomi. Dikenal pertama kali yang menemukan
pembuatan kaca dari batu. Dan yang kedua sebagai orang yang dapat
menentukan waktu terjadinya gerhana matahari.
3
Ubadah, PERADABAN ISLAM DI SPANYOL DAN PENGARUHNYA TERHADAP PERADABAN
BARAT, Jurnal Hunafa Vol.5 No. 2, Agustus 2008, hal. 156
10
tentang negeri-negeri muslim Mediterania serta Silsilia. Ibn Al-Khathib (1317-
1375 M) beliau telah menyusun sejarah tentang Granada, Ibn Khaldun dari
Tunis adalah seorang perumus filsafat sejarah. Pada awalnya mereka bertempat
tinggal di Spanyol dan kemudian pindah ke Afrika.
f. Fiqh
Dalam bidang fiqh, Spanyol Islam dikenal sebagai pusat penganut mazhab
Maliki. Adapun yang memperkenalkan mahzab ini di Spanyol adalah Ziyad bin
Abd Ar-Rahman. Perkembangan selanjutnya ditentiukan oleh Ibnu Yahya yang
menjadi qadhi pada masa Hisam bin Abdurrahman. Para ahli fiqh lainnya
adalah Abu Bar bin Al-Qutiyah, Muniz bin Said Al-Baluthi, Ibnu Rusyd,
penulis kitab Bidayah Al-Mujthahid wa Nihayah Al-Muqtasid, AsySyatibi,
penulis buku Al-Muwafaqat fi Ushul Asy-Syariah (ushul fiqh) dan Ibnu Hazm.
11
intelektual muslim yang didukung kebijakan pemerintah serta kemampuan
ekonomi, dan juga semangat keberagaman dan persaudaraan yang kuat.
4
Armand Abel, 1983, Spanyol: Perpecahan dalam Negeri, dalam Gustav E. von Grunebaum [Ed], Islam:
Kesatuan dan Keragaman, Yayasan Perkhidmatan, Jakarta, hlm. 246
12
memberi makna persatuan, di samping kurangnya figur yang dapat menjadi
personifikasi ideologi itu.
c. Kesulitan ekonomi
Di paruh kedua masa Islam di Spanyol, para penguasa membangun kota dan
mengembangkan ilmu pengetahuan dengan sangat serius, sehingga lalai membina
perekonomian. Akibatnya timbul kesulitan ekonomi yang amat memberatkan dan
mempengaruhi kondisi politik dan militer.
e. Keterpencilan
Islam di Spanyol bagaikan terpencil dari dunia Islam yang lain. Ia selalu
berjuang sendirian, tanpa mendapat bantuan kecuali dari Afrika Utara. Dengan
demikian, tidak ada kekuatan alternatif yang mampu membendung kebangkitan
kristen di sana.
13
menganjurkan kebebasan berpikir. Ia mengulas pemikiran Aritoteles dengan cara
yang memikat minat semua orang yang berpikiran bebas. Ia mengedepanka
sunnatullah menurut pengertian Islam terhadap pantheisme dan
anthropomorphisme Kristen. Demikian besar pengaruhnya di Eropa, hingga di
Eropa timbul gerakan Averroeisme (Ibn Rusyd-isme) yang menuntut kebebasan
berpikir. Pihak gereja menolak pemikiran rasional yang dibawa gerakan
Averroeisme ini.
Berawal dari gerakan Averroeisme inilah Eropa kemudian lahir reformasi
pada abad ke-16 M dan rasionalisme pada abad ke-17 M. Buku-buku Ibn Rusyd
di cetak di Venesia tahun 1481, 1482, 1483, 1489, dan 1500 M. Bahkan edisi
lengkapnya terbit pada tahun 1553 dan 1557 M. Karya-karyanya juga diterbitkan
pada abad ke-16 M di Napoli, Bologna, Lyonms, dan Strasbourg, dan di awal
abad ke 17 di Jenewa.
Pengaruh peradaban Islam, termasuk didalamnya pemikiran Ibn Rusyd, ke
Eropa berawal dari banyaknya pemuda-pemuda Kristen Eropa yang belajar di
universitas-universitas Islam di Spanyol, seperti universitas Cordova, Seville,
Malaga, Granada, dan Salamanca. Selama belajar di Spanyol, mereka aktif
menerjemahkan buku-buku karya ilmuwan-ilmuwan muslim. Pusat
penerjemahan itu adalah Toledo. Setelah pulang ke negerinya, mereka
mendirikan sekolah dan universitas yang sama. Universitas pertama di Eropa
adalah Universitas Paris yang didirikan pada tahun 1231 M, tiga puluh tahun
setelah wafatnya Ibn Rusyd. Di akhir zaman pertengahan Eropa, baru berdiri 18
buah universitas. Di dalam universitasuniversitas itu, ilmu yang mereka peroleh
dari universitas-universitas Islam diajarkan, seperti ilmu kedokteran, ilmu pasti,
ilmu filsafat. Pemikiran filsafat yang paling banyak dipelajari adalah pemikiran
al-Farabi, Ibn Sina dan Ibn Rusyd51 . Pengaruh ilmu pengetahuan Islam atas
Eropa yang sudah berlangsung sejak abad ke-12 M itu menimbulkan gerakan
bangkitan kembali (renaissance) pusaka Yunani di Eropa pada abad ke-14 M.
Berkembangnya pemikiran Yunani di Eropa kali ini adalah melalui terjemahan-
terjemahan Arab yang dipelajari dan kemudian diterjemahkan kembali kedalam
bahasa Latin52 . Walaupun Islam akhirnya terusir dari negeri Spanyol dengan
cara yang sangat kejam, tetapi ia telah membina gerakan-gerakan penting di
Eropa. Gerakangerakan itu adalah: kebangkitan kembali kebudayaan Yunani
klasik (renaissance) pada abad ke-14 M yang bermula di Italia, gerakan reformasi
14
pada abad ke-16 M, rasionalisme pada abad ke-17M, dan pencerahan
(aufklaerung) pada abad ke-18 M.
15
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Dari uraian-uraian materi di atas dapat disimpulkan bahwa begitu besarnya perjuangan
pejuang-pejuang Islam di Andalusia. Masa kemajuan yang begitu pesat di berbagai bidang,
seperti pada masa kekhalifahan, kemajuan politik, peradaban, sains, sastra dan bahasa, dan
lain-lain. Adapun masa kemunduran yang disebabkan antara lain Lemahnya Kekuasaan
Bani Umayyah II dan Bangkitnya Kerajaan-Kerajaan Kecil di Andalusia, Timbulnya
Semangat Orang-Orang Eropa Untuk Menguasai Kembali Andalusia, Hancurnya
Kekuasaan Islam dan Rendahnya Semangat Para Ahli Dalam Menggali Budaya Islam,
Banyaknya Orang-Orang Eropa Yang Menguasai Ilmu Pengetahuan Dari Islam.
2. Saran
Beberapa saran yangdapat kami berikan yaitu tetap tingkatkan keimanan kita kepada
Allah SWT, karena bila kita melihat sejarah peradaban Islam di Andalusia, begitu pesat
kemajuan yang dapat diraih, tapi itu semua dapat hancur hanya karena beberapa hal, dan
leahnya kekuatan di akhir masa kekuasaan.
16
DAFTAR PUSTAKA
Armand Abel, 1983, Spanyol: Perpecahan dalam Negeri, dalam Gustav E. von
Grunebaum [Ed], Islam: Kesatuan dan Keragaman, Yayasan
Perkhidmatan, Jakarta.
17