Anda di halaman 1dari 12

JURNAL REKAYASA DAN MANAJEMEN SISTEM INDUSTRI VOL. 3 NO.

1
TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS BRAWIJAYA

PEMILIHAN ALTERNATIF PELUANG HEMAT ENERGI LISTRIK DENGAN


PENDEKATAN METODE ANP DAN PROMETHEE

THE SELECTION OF ENERGY-SAVING OPPORTUNITIES ALTERNATIVES


USING ANP AND PROMETHEE METHOD APPROACH

Aldianti Dea Putri1), Sugiono2), Ratih Ardia Sari3)


Jurusan Teknik Industri Universitas Brawijaya
Jalan MT. Haryono 167, Malang, 65145, Indonesia
E-mail : deealdianti@yahoo.com1), sugiono@ub.ac.id 2), rath.ardia@ub.ac.id3)

Abstrak

Sekarang ini, kebutuhan energi listrik semakin meningkat sedangkan cadangan energi global semakin
langka. Oleh karena itu, sudah saatnya manajemen penggunaan energi menjadi bagian penting dalam
struktur manajemen perusahaan, khususnya pada gedung perkantoran dan industri. Namun, tidak seluruh
perusahaan memperhatikan manajemen penggunaan energi, salah satunya adalah PT.XYZ. Hal ini terlihat
dari baru dibentuknya bagian manajemen energi pada periode awal tahun 2014, yaitu manajemen PT.XYZ
Property. Oleh karena itu dilakukan audit energi guna mengetahui profil penggunaan energi listrik pada
gedung, nilai Intensitas Konsumsi Energi (IKE), pemborosan pemakaian energi yang terjadi dan peluang
hemat energi yang dapat dilakukan. Pada penelitian ini, dilakukan audit energi yang terdiri dari survei
energi dan audit energi awal. Dari hasil audit energi, dapat diidentifikasi beberapa alternatif peluang hemat
energi yang dapat diaplikasikan pada PT.XYZ. Beberapa alternatif yang direkomendasikan tersebut, akan
dipilih alternatif terbaik dengan menggunakan metode Preference Ranking Organization Method for
Enrichment Evaluation (PROMETHEE) dengan terlebih dahulu dihitung bobot kriteria dan sub-kriterianya
menggunakan metode Analytical Network Process (ANP). Dari hasil audit energi, nilai IKE PT.XYZ pada
periode bulan Maret sampai Agustus 2014 berada pada kategori boros, dengan range nilai 19,1723,75
kWh/m2/bulan. Maka dari itu perlu dilakukan suatu konservasi energi agar energi dapat dikonsumsi secara
optimal. Dari hasil perangkingan dengan metode PROMETHEE, alternatif konservasi energi yang
direkomendasikan pada PT.XYZ adalah penerapan teknologi hemat energi.

Kata kunci : audit energi, konservasi energi, analytical network process, preference ranking organization
method for enrichment evaluation.

1. Pendahuluan Pada Gambar 1 dapat diketahui bahwa


Meningkatnya pembangunan yang diikuti seiring dengan peningkatan pertumbuhan
dengan perkembangan perekonomian Indonesia ekonomi dan pertumbuhan penduduk dari tahun
mengakibatkan kebutuhan energi nasional juga 2009-2019, maka pertunbuhan kebutuhan
semakin meningkat dan menjadikan energi pun meningkat. Bahkan presentase untuk
penggunaan energi menjadi salah satu peningkatan pertumbuhan kebutuhan energi
kontributor besar biaya operasional yang harus bernilai lebih besar, yaitu 7,1%, dibandingkan
dikeluarkan (Rianto, 2007:1). Gambar 1 dengan pertumbuhan ekonomi dan
menunjukkan peningkatan kebutuhan energi pertumbuhan penduduk, dengan masing-masing
dari tahun 2009-2019 yang dirujuk dari data jumlah presentase sebesar 6,1% dan 1,1%.
Direktorat Konservasi Energi (2012). Penggunaan energi di semua sektor
memperlihatkan besar peran energi dalam
kehidupan maupun pengembangan suatu
wilayah. Besar peranan tersebut mengharuskan
untuk menjaga kelestarian sumber daya alam
energi, sehingga manfaatnya dapat dinikmati
tidak hanya masa kini, tetapi juga di masa
depan (Pasisarha, 2012:1).
Energi listrik merupakan kebutuhan dasar
Gambar 1. Peningkatan Kebutuhan Energi Tahun untuk menggerakkan hampir seluruh aktivitas
2009-2019

142
JURNAL REKAYASA DAN MANAJEMEN SISTEM INDUSTRI VOL. 3 NO. 1
TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS BRAWIJAYA

ekonomi dan sosial masyarakat. Kementerian tertera dalam Kebijakan Energi Nasional yang
Negara Riset dan Teknologi Republik Indonesia dituangkan dalam Peraturan Presiden No.5
(2006) menjelaskan bahwa begitu besar dan Tahun 2006. Pada penelitian ini akan dilakukan
pentingnya manfaat energi listrik, sedangkan audit energi pada PT.XYZ. Dari hasil audit
sumber energi pembangkit listrik terutama yang akan diperoleh besarnya penggunaan energi
berasal dari sumber daya tak terbaharui listrik pada bangunan dan pemborosan sistem
ketersediannya semakin terbatas, maka untuk yang ada dapat diketahui sehingga nantinya
menjaga kelestarian sumber energi perlu penggunaan energi dapat dikonsumsi secara
diupayakan langkah strategis yang dapat optimal.
menunjang penyediaan energi listrik secara Hasil dari audit energi tersebut akan
optimal dalam rangka menerapkan kebijakan digunakan untuk melakukan konservasi energi.
energi nasional sesuai dengan Peraturan Alternatif-alternatif keputusan kebijakan
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral konservasi energi yang direncanakan memiliki
No.13 (2012) yang berisi tentang penghematan beberapa kriteria dan atribut. Oleh sebab itu,
pemakaian energi listrik. Penggunaan energi diperlukan metode pengambilan keputusan
listrik secara boros dan berlebihan berdampak kriteria majemuk atau Multi Critera Decision
pada kerusakan lingkungan, penurunan daya Making (MCDM) bagi para pengambil
saing produk dan gejolak sosial ekonomi jangka keputusan. MCDM sangat tepat untuk
panjang (Adipramadan, 2012:1). diimplementasikan pada kasus multikriteria
Seiring dengan permasalahan energi listrik dengan semua alternatif memiliki bobot kriteria
tersebut, sudah saatnya manajemen penggunaan dalam bentuk nominal
energi listrik pada sisi beban khususnya pada Pendekatan MCDM yang dilakukan pada
gedung perkantoran dan industri, menjadi penelitian ini adalah dengan metode Analytical
bagian penting dalam struktur manajemen Network Process (ANP) dan Preference
perusahaan. Namun, tidak seluruh perusahaan Rangking Organization Method for Enrichment
memperhatikan tingkat efisien penggunaan Evaluation (PROMETHEE). Metode ANP
listrik mereka, salah satunya adalah PT.XYZ. digunakan sebagai alat bantu dalam pemberian
PT. XYZ merupakan salah satu penyedia nilai bobot prioritas untuk masing-masing
layanan telekomunikasi, seperti layanan telepon kriteria dan sub kriteria yang ada. Sedangkan
kabel, CDMA dan internet. Manajemen metode PROMETHEE digunakan untuk
PT.XYZ sendiri belum memiliki struktur serta mengolah data dari hasil ANP untuk melakukan
program manajemen energi yang jelas. Hal ini perankingan alternatif yang optimal. Kelebihan
disebabkan karena bidang manajemen energi dari metode ini dibandingkan dengan metode
pada PT.XYZ baru terbentuk pada awal tahun MCDM yang lain adalah dalam proses
2014, yaitu manajemen PT.XYZ Property. perangkingan alternatif yang dilakukan akan
Sehingga perilaku budaya hemat energi belum menggunakan data kuantitatif maupun data
diterapkan pada PT.XYZ. Hal ini dapat kualitatif. Data tersebut akan digabungkan
dibuktikan dengan setelah dilakukan menjadi satu dengan bobot penilaian yang telah
pengamatan di ruang kerja karyawan, beberapa diperoleh melalui penilaian atau survei yang
ruangan pada saat jam pulang kerja AC dan dilakukan kepada para pakar (Apriyanto,
lampu penerangan masih tetap menyala, tidak 2011:2).
tersedia panduan tentang hemat energi berupa Dari hasil penelitian ini akan didapatkan
buku, kebijakan, himbauan, stiker, seminar dan pola konsumsi energi listrik serta aspek potensi
lain-lain. Permasalahan lain yang timbul adalah efisiensi yang dapat dilakukan di PT.XYZ, serta
belum pernah dilakukan perhitungan nilai memberikan rekomendasi saran atau usulan
Intensitas Konsumsi Energi (IKE) pada perbaikan dengan pendekatan metode
PT.XYZ guna mengetahui profil penggunaan PROMETHEE sebagai upaya-upaya konservasi
energi listrik pada bangunan, pemborosan untuk mengoptimalkan pemakaian energi listrik
pemakaian energi yang terjadi dan peluang di PT.XYZ.
hemat energi yang dapat dilakukan.
Melihat kondisi tersebut, salah satu 2. Metode Penelitian
langkah alternatif untuk menyelesaikan Penelitian ini bertujuan untuk
permasalahan ini adalah dengan melakukan mengetahui mengetahui hasil audit energi listrik
audit energi dan konservasi energi, seperti yang pada PT.XYZ dan memberikan rekomendasi

143
JURNAL REKAYASA DAN MANAJEMEN SISTEM INDUSTRI VOL. 3 NO. 1
TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS BRAWIJAYA

alternatif pemilihan peluang hemat energi yang cara pembagian kuesioner yang diisi
dapat diterapkan di PT.XYZ. Penelitian ini oleh pihak manajemen energi
termasuk jenis penelitian kuantitatif. Penelitian perusahaan.
kuantitatif merupakan perumusan teori pada 6. Perhitungan Audit Energi
sifat dan hubungan antar fenomena kuantitatif Langkah ini akan menghasilkan nilai
dari obyeknya dengan melakukan perhitungan. intensitas konsumsi energi (IKE) listrik
pada perusahaan dan profil penggunaan
2.1 Langkah langkah Penelitian energi perusahaan. Hasil nilai IKE pada
Langkah langkah yang dilakukan dalam PT.XYZ yang didapat akan dibandingkan
melakukan penelitian ini adalah sebagai berikut. dengan standar yang telah ditetapkan
1. Identifikasi Masalah pemerintah menurut Prosedur Audit Energi
Identifikasi masalah merupakan langkah pada Bangunan Gedung SNI 03-6196-
untuk mengetahui lebih detail tentang 2000.
ruang lingkup permasalahan yang akan 7. Identifikasi Alternatif Peluang Hemat
diteliti. Dalam identifikasi masalah, kita Energi
dapat mengetahui jenis masalah tersebut Mengidentifikasi alternatif peluang hemat
dan mengetahui penyebab dari masalah energi yang dapat diterapkan pada
tersebut. PT.XYZ dengan melakukan brainstorming
2. Studi Pendahuluan dengan pihak manajemen energi PT.XYZ
Studi pendahuluan dilakukan dengan dan mengelompokan alternatif tersebut
pengenalan perusahaan, mengamati berdasarkan kesamaan karakteristiknya.
aktivitas aktivitas yang ada pada 8. Penentuan Kriteria dan Sub-Kriteria
perusahaan terutama yang berhubungan Langkah ini akan menghasilkan kriteria
dengan proses audit energi listrik dan dan sub-kriteria dari setiap alternatif guna
brainstorming dengan tenaga ahli pada memudahkan dalam pemilihan
bagian manajemen energi PT.XYZ dan rekomendasi alternatif terbaik.
menentukan obyek penelitian yang 9. Pengolahan data ANP
nantinya akan diteliti. Pemberian bobot pada masing-masing
3. Studi Pustaka kriteria dilakukan untuk mengetahui
Studi pustaka yang dilakukan adalah prioritas pada setiap kriteria. Penilaian
mempelajari tentang proses audit energi pembobotan dilakukan dengan cara
dan pemilihan keputusan alternatif dengan pengisian kuesioner yang dilakukan oleh
metode Preference Ranking Organization pihak manajemen energi perusahaan.
Method for Enrichment Evaluation Pemodelan jaringan dan pembobotan pada
(PROMETHEE). tahap ini dilakukan dengan bantuan
4. Perumusan Masalah software Super Decision.
Melakukan perumusan masalah setelah 10. Perhitungan PROMETHEE
mengetahui permasalahan yang ada di Pada perhitungan ini, nilai kriteria tiap
perusahaan. alternatif didapatkan berdasarkan data
5. Pengumpulan Data kualitatif dan kuantitatif. Data kuantitatif
Metode yang digunakan dalam didapatkan berdasarkan pembobotan dan
pengumpulan data penelitian ini adalah: nilai jdugement pada setiap kriteria
a. Wawancara, yaitu pengambilan data terhadap beberapa alternatif.
dengan cara diskusi dan wawancara 11. Hasil dan Pembahasan
dengan semua pihak yang berkaitan Hasil pengolahan data yang dibahas pada
dengan permasalahan yang ada tahap ini antara lain adalah nilai Intensitas
khususnya pada bagian manajemen Konsumsi Energi (IKE) perusahaan,
energi. prioritas kriteria dan sub-kriteria, serta
b. Dokumentasi, yaitu meliputi perankingan alternatif.
pengumpulan data meliputi data 12. Kesimpulan dan Saran
struktur organisasi perusahaan, luas Tahapan terakhir yang akan dilakukan
bangunan, dan lain-lain. adalah penarikan kesimpulan dan saran.
c. Kuesioner, untuk mengetahui prioritas Kesimpulan menjawab tujuan dari
pada setiap kriteria dilakukan dengan penelitian.

144
JURNAL REKAYASA DAN MANAJEMEN SISTEM INDUSTRI VOL. 3 NO. 1
TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS BRAWIJAYA

3. Hasil dan Pembahasan Pada tahap audit energi awal, akan


3.1 Survei Energi Awal dilakukan perhitungan intensitas konsumsi
Identifikasi peluang hemat energi dapat energi (IKE) perusahaan yang nanti hasilnya
dilakukan pada beberapa fasilitas perusahaan akan dibandingkan dengan standar yang telah
PT.XYZ. Salah satu contohnya ialah pompa air ditetapkan oleh pemerintah menurut Prosedur
dimana frekuensi pemakaian yang sering Audit Energi pada Bangunan Gedung SNI 03-
membutuhkan energi yang lebih besar saat awal 6196-2000 yang dapat dilihat pada Tabel 3 dan
pengunaan. Selain itu juga pada fasilitas Tabel 4.
penerangan bangunan PT.XYZ dan beban AC
yang dapat dibagi lagi berdasarkan fungsi dan Tabel 3. Nilai Standar IKE Bangunan Gedung Tidak
lokasinya. Ber-AC
Kriteria Keterangan
3.2 Audit Energi Awal a) Pengelolaan gedung dan
Data historis yang digunakan untuk proses peralatan energi dilakukan
dengan prinsip konservasi
audit energi awal ini adalah data pemakaian
energi listrik
listrik selama beberapa periode bulan dan luas Efisien
b) Pemeliharaan peralatan
bangunan perusahaan. Data pemakaian listrik (0,84 1,67)
2 energi dilakukan sesuai
PT.XYZ dapat dilihat pada Tabel 1. kWh/m /bulan
dengan prosedur
c) Efisiensi penggunaan energi
Tabel 1. Nilai Konsumsi Energi Listrik PT.XYZ masih mungkin ditingkatkan
Periode melalui penerapan sistem
No Kwh manajemen energi terpadu
Bulan Tahun
a) Penggunaan energi cukup
1 Maret 2014 237.197 efisien namun masih
2 April 2014 237.689 Cukup Efisien memiliki peluang konservasi
3 Mei 2014 238.208 (1,68 2,5) energi
kWh/m2/bulan b) Perbaikan efisiensi melalui
4 Juni 2014 238.764 pemeliharaan bangunan dan
5 Juli 2014 239.118 peralatan energi masih
6 Agustus 2014 239.231 dimungkinkan
a) Audit energi perlu dilakukan
(Sumber: PT.XYZ)
untuk menentukan langkah-
langkah perbaikan sehingga
Gedung PT.XYZ memiliki luas bangunan Boros pemborosan energi dapat
sebesar 12.830,28 m2 dengan komposisi luas (2,6 3,34) dihindari
sebesar 10.548,28 m2 untuk luas bangunan kWh/m2/bulan b) Desain bangunan maupun
room dan untuk luas bangunan non-room pemeliharaan dan
sebesar 2.282 m2. Komposisi luas bangunan pengoperasian gedung
setiap lantai dapat dilihat pada Tabel 2. belum mempertimbangkan
konservasi energi
Tabel 2 Komposisi Luas Bangunan PT.XYZ a) Instalasi peralatan, desain
Luas pengoperasian dan
Jumlah pemeliharaan tidak mengacu
No Area Bangunan
Ruangan pada penghematan energi
(Room)
Sangat Boros b) Agar dilakukan peninjauan
1 Lantai 1 1.924,88 m2 16
2
(3,35 4,17) ulang atas semua
2 Lantai 2 852,4 m 11 kWh/m2/bulan instalasi/peralatan energi
3 Lantai 3 1.602 m2 17 serta penerapan manajemen
4 Lantai 4 1.482 m 2
13 energi dalam pengelolaan
bangunan
5 Lantai 5 852 m2 6
2
c) Audit energi adalah langkah
6 Lantai 6 1017 m 7 awal yang perlu dilakukan
2
7 Lantai 7 1.131 m 6 (Sumber : Prosedur Audit Energi pada Bangunan
8 Lantai 8 1.044 m2 5 Gedung. SNI 03-6196-2000 (2000))
2
9 Lantai 9 643 m 2
Total 10.548,28 m2 83
(Sumber: PT.XYZ)

145
JURNAL REKAYASA DAN MANAJEMEN SISTEM INDUSTRI VOL. 3 NO. 1
TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Tabel 4. Nilai Standar IKE Bangunan Gedung Ber- Untuk perhitungan nilai IKE pada periode
AC Maret-Agustus 2014 selengkapnya dapat dilihat
Kriteria Keterangan pada Tabel 5.
a) Desain gedung sesuai
standar tata cara
Sangat Efisien Tabel 5. Nilai IKE PT.XYZ Periode Maret-Agustus
perencanaan teknis
(4,17 7,92) konservasi energi
2014
kWh/m2/bulan b) Pengoperasian peralatan Periode Konsumsi
Nilai IKE
enerfi dilakukan dengan Listrik
Bulan Tahun (kWh/m2/bulan)
prinsip managemen energi (kWh)
Maret 2014 237.197 22,48
a) Pemeliharaan gedung dan
peralatan energi dilakukan April 2014 237.689 22,53
Efisien sesuai prosedur Mei 2014 238.208 22,58
(7,93 12,08) b) Efisiensi penggunaan Juni 2014 238.764 22,63
kWh/m2/bulan energi masih mungkin
ditingkatkan melalui Juli 2014 239.118 22,66
penerapan sistem Agustus 2014 239.231 22,67
manajemen energi terpadu
a) Penggunaan energi melalui
pemeliharaan bangunan Berdasarkan nilai perhitungan, diketahui
Cukup Efisien dan peralatan energi masih bahwa nilai IKE yang dimiliki PT.XYZ
(12,09 14,58) memungkinkan berdasarkan Prosedur Audit Energi pada
kWh/m2/bulan b) Pengoperasian Bangunan Gedung SNI 03-6196-2000 termasuk
pemeliharaan gedung
belum mempertimbangkan dalam kategori boros untuk gedung ber-AC.
prinsip konservasi energi Dari data dan hasil tersebut maka audit rinci
a) Audit energi perlu dapat dilakukan lebih lanjut guna memperoleh
dipertimbangkan untuk peluang penghematan energi. Penghematan
menentukan perbaikan
Agak Boros efisiensi yang mungkin
energi pada bangunan gedung tidak dapat
(14,59 19,17) dilakukan diperoleh begitu saja dengan cara mengurangi
kWh/m2/bulan b) Desain bangunan maupun kenyamanan penghuni ataupun produktivitas di
pemeliharaan dan lingkungan kerja. Perlu dilakukan usaha-usaha
pengoperasian gedung seperti mengurangi sekecil mungkin pemakaian
belum mempertimbangkan
konservasi energi energi (mengurangi kWh atau jam penggunaan
a) Audit energi perlu fasilitas), memperbaiki kinerja peralatan, atau
dipertimbangkan untuk penggunaan sumber energi yang murah.
menentukan langkah-
Boros langkah perbaikan sehingga
pemborosan energi dapat
3.2.1 Perhitungan Intensitas Konsumsi
(19,18 23,75) Energi (IKE) Ruangan
dihindari
kWh/m2/bulan b) Instalasi peralatan dan Setelah menghitung besarnya Intensitas
desain pengoperasian dan Konsumsi Energi (IKE) pada gedung PT.XYZ,
pemeliharaan tidak kini perhitungan IKE lebih difokuskan pada
mengacu pada
penghematan energi
setiap ruangan yang terdapat pada perusahaan
a) Agar ditinjau ulang atas tiap lantai sehingga diketahui jumlah konsumsi
semua instalasi/peralatan energi per ruangan, tingkat keefisienan
Sangat Boros energi serta penerapan penggunan listrik per ruangan dan perilaku
(23,76 37,5) managemen energi dalam sumber daya manusia tersebut dalam
kWh/m2/bulan pengelolaan bangunan
b) Audit energi adalah pemanfaatan energi listrik.
langkah awal yang perlu Data yang dibutuhkan untuk perhitungan
dilakukan ini adalah jenis fasilitas yang dimiliki ruangan,
(Sumber: Prosedur Audit Energi pada Bangunan jumlah fasilitas yang dimiliki, daya yang
Gedung. SNI 03-6196-2000 (2000)) dimiliki setiap fasilitas, lama pemakaian, dan
luas ruangan. Sebagai contoh, untuk
Dari data-data yang telah terkumpul, maka menghitung nilai IKE dari salah satu ruangan
dapat dilakukan perhitungan nilai IKE sesuai yang ada pada PT.XYZ, yaitu ruang IYP
dengan rumus pada Persamaan 1 berikut: dilakukan dengan cara sebagai berikut:
(pers.1)

146
JURNAL REKAYASA DAN MANAJEMEN SISTEM INDUSTRI VOL. 3 NO. 1
TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Tabel 6. Fasilitas-fasilitas pada Ruangan IYP Tabel 8. Nilai IKE Setiap Ruangan pada Lantai 1
Total Total Daya
Daya Lama Ruang IKE Kategori
Jenis Jumlah Daya (kWh/Bulan)
(watt) (Jam)
(watt) IYP 1421.72 33.95 Sangat Boros
AC (6 PK) 1 4.476 4.476 12 PT 18790.51 22.97 Boros
Lampu TL 8 36 288 12 SS 1411.93 39.22 Sangat Boros
TV 1 140 140 4 KPK 926.77 12.87 Cukup Efisien
Komputer 5 350 1.750 10 DW 969.68 13.47 Cukup Efisien
Printer 1 100 100 2 SOKP 2431.52 22.51 Boros
Dispenser 1 150 150 4 TEK 1167.63 32.43 Sangat Boros
(Sumber: PT.XYZ) BLCD 2601.92 24.09 Sangat Boros
SAS 1361.62 18.91 Agak Boros
Dari data pada Tabel 6 dapat diketahui
Lobby 11321.35 29.03 Sangat Boros
fasilitas-fasilitas yang terdapat pada ruangan
IYP, maka jumlah daya konsumsi energi dari Pantry 26.82 2.23 Cukup Efisien
setiap peralatan yang terdapat dalam ruangan Musola 61.75 2.06 Cukup Efisien
IYP dapat dihitung sesuai dengan rumus pada Toilet 1 31.42 1.75 Cukup Efisien
Persamaan 2 berikut: Toilet 2 40.84 1.13 Efisien
Konsumsi listrik = Daya (kw) Cos Waktu (Jam)
22 hari (pers.2) Toilet 3 40.84 1.36 Efisien
Gudang 41.89 0.93 Efisien
Maka jumlah daya konsumsi energi yang
terdapat dalam ruang IYP dapat dilihat pada Tabel 9. Nilai IKE Setiap Ruangan pada Lantai 2
Tabel 7. Total Daya
Ruang IKE Kategori
(kWh/Bulan)
Tabel 7. Perhitungan Konsumsi Energi Ruang IYP
GM3 2355.15 16.82 Agak Boros
Perhitungan Konsumsi Energi Total RGM 102.10 2.13 Sangat Efisien
Jenis
per Bulan (Watt) kWh
OCWR 1483.73 27.79 Sangat Boros
AC (6 PK) 1.004 WR 4018.26 21.37 Boros
Lampu TL 64,62 Lobby 2021.66 18.72 Agak Boros
TV 10,47 DBS 3197.7 19.73 Agak Boros
Pantry 26.82 2.23 Cukup Efisien
Komputer 327,2
Musola 61.75 2.06 Cukup Efisien
Printer 3,74
Toilet 1 40.84 1.13 Efisien
Dispenser 11,22
Toilet 2 40.84 1.36 Efisien
Total kWh/Bulan 1421
Gudang 41.89 0.93 Efisien

Nilai IKE setiap ruangan pada lantai 1


Tabel 10. Nilai IKE Setiap Ruangan pada Lantai 3
dapat dilihat pada Tabel 8. Pada Tabel 8 dapat
Total Daya
diketahui bahwa pada Lantai 1 terdapat Ruang
(kWh/Bulan)
IKE Kategori
sebanyak 8 ruangan yang termasuk dalam
AFL 2406.02 16.71 Agak Boros
kategori boros.
Sementara untuk nilai IKE setiap ruangan ALC 2235.17 13.80 Cukup Efisien
pada lantai 2 dapat dilihat pada Tabel 9. Pada AOB 2100.76 16.67 Agak Boros
Tabel 9 dapat diketahui bahwa pada lantai 2 BLC 1244.07 17.28 Agak Boros
terdapat sebanyak 5 ruangan yang termasuk SBLC 4360.09 20.19 Boros
dalam kategori boros.
Dan untuk nilai IKE setiap ruangan pada ABC 1028.50 42.85 Sangat Boros
lantai 3 dapat dilihat pada Tabel 10. Pada Tabel SDV 5832.53 12.71 Cukup Efisien
10 dapat diketahui bahwa pada lantai 3 terdapat LCM 1211.39 22.43 Boros
8 ruangan yang termasuk dalam kategori boros.

147
JURNAL REKAYASA DAN MANAJEMEN SISTEM INDUSTRI VOL. 3 NO. 1
TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Tabel 10. Nilai IKE Setiap Ruangan pada Lantai 3 Tabel 12. Nilai IKE Setiap Ruangan pada Lantai 5
(Lanjutan) Total Daya
Total Daya Ruang IKE Kategori
Ruang IKE Kategori (kWh/Bulan)
(kWh/Bulan)
RDV 124.95 2.31 Sangat Efisien SISFO 6056.706 16.83 Agak Boros

Arsip 1123.12 31.20 Sangat Boros TEKC 2336.041 7.21 Cukup Efisien

PT 112.57 3.13 Sangat Efisien Pantry 4.3758 0.486 Efisien

GS 1008.45 28.01 Sangat Boros Musola 1158.13 12.87 Cukup Efisien

Pantry 26.82 1.49 Efisien Toilet 40.84 1.13 Efisien

Musola 101.37 1.88 Cukup Efisien .


Tabel 13. Nilai IKE Setiap Ruangan pada Lantai 6
Toilet1 40.84 1.13 Efisien
Total Daya
Toilet2 40.84 1.36 Efisien Ruang IKE Kategori
(kWh/Bulan)
Gudang 41.89 0.93 Efisien Tlmvsn 1622.49 30.05 Sangat Boros
GSD 1465.41 20.35 Boros
Untuk nilai IKE setiap ruangan pada KPGTL 2140.70 16.99 Agak Boros
lantai 4 dapat dilihat pada Tabel 11. Pada Tabel
OBC 1081.98 15.03 Agak Boros
11 dapat diketahui bahwa di lantai 4 gedung
PT.XYZ terdapat sebanyak 6 ruangan yang Pantry 4.38 0.49 Efisien
termasuk dalam kategori boros. Toilet 50.27 1.40 Efisien
Gudang 28.42 1.05 Efisien
Tabel 11. Nilai IKE Setiap Ruangan pada Lantai 4
Koridor 807.09 1.30 Efisien
Total Daya IKE
Ruang Kategori
(kWh/Bulan)
Tabel 14. Nilai IKE Setiap Ruangan pada Lantai 7
IFMD 13253.89 16.01 Agak Boros
Total Daya
DP 1969.93 13.68 Cukup Efisien Ruang IKE Kategori
(kWh/Bulan)
CDC 1191.75 24.83 Sangat Boros
OTBN 18754.30 22.65 Boros
MGS 1189.88 24.79 Sangat Boros
Loker 78.99 5.27 Sangat Efisien
Rapat 96.42 2.01 Sangat Efisien
Lobby 3872.77 15.37 Agak Boros
KU 1384.92 19.24 Boros
Pantry 26.82 2.98 Cukup Efisien
HR 1202.41 22.27 Boros
Toilet 31.42 1.75 Cukup Efisien
MHR 752.64 41.81 Sangat Boros
Gudang 14.96 1.66 Efisien
Pantry 57.45 1.60 Efisien
Musola 92.62 1.93 Cukup Efisien
Untuk nilai IKE setiap ruangan pada
Toilet1 40.84 1.13 Efisien lantai 8 dapat dilihat pada Tabel 15.
Toilet2 40.84 1.36 Efisien
Tabel 15. Nilai IKE Setiap Ruangan pada Lantai 8
Untuk nilai IKE setiap ruangan pada Total Daya
Ruang IKE Kategori
lantai 5 dapat dilihat pada Tabel 12. Pada Tabel (kWh/Bulan)
12 dapat dilihat bahwa hanya terdapat 1
Aula 1709.89 1.76 Sangat Efisien
ruangan pada lantai 5 gedung PT.XYZ yang
termasuk dalam kategori boros. BTS 738.13 41.01 Sangat Boros
Untuk nilai IKE setiap ruangan pada Pantry 26.82 2.98 Cukup Efisien
lantai 6 dapat dilihat pada Tabel 13. Pada Tabel Toilet 50.27 1.40 Efisien
13 dapat dilihat bahwa terdapat 4 ruangan pada Gudang 14.96 1.66 Efisien
lantai 6 yang termasuk dalam kategori boros.
Untuk nilai IKE setiap ruangan pada
lantai 7 dapat dilihat pada Tabel 14. Pada Tabel Pada Tabel 15 dapat dilihat bahwa
14 dapat dilihat bahwa hanya terdapat 2 pada lantai 8 hanya terdapat 1 ruangan yang
ruangan pada lantai 7 yang termasuk kategori berada dalam kategori sangat boros.
boros. Untuk nilai IKE setiap ruangan pada
lantai 9 dapat dilihat pada Tabel 16. Pada

148
JURNAL REKAYASA DAN MANAJEMEN SISTEM INDUSTRI VOL. 3 NO. 1
TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Tabel 16 dapat dilihat bahwa seluruh pewarnaan interior ruangan ataupun sistem
ruangan pada lantai 9 termasuk dalam sirkulasi udara dalam ruangan.
kategori boros. 3. Penerapan Teknologi Berbasis Hemat
Energi
Tabel 16. Nilai IKE Setiap Ruangan pada Lantai 9 Seiring dengan perkembangan zaman dan
Total Daya
bertambahnya jumlah manusia yang
Ruang IKE Kategori mengkonsumsi energi listrik,
(kWh/Bulan)
menyebabkan persediaan energi listrik
TOPG 5423.374 16.73 Agak Boros semakin berkurang dalam beberapa kurun
GHG 5799.24 18.23 Agak Boros waktu. Sehingga dengan berkembangnya
teknologi, sudah banyak perusahaan-
Untuk nilai presentase total pemakaian perusahaan yang memproduksi teknologi-
konsumsi energi listrik per bulan pada ruangan- teknologi berbasis hemat energi.
ruangan yang berada pada kategori agak boros, 4. Pelatihan dan Pengembangan Sumber
boros dan sangat boros dapat dilihat pada Daya Manusia
Gambar 2. Pada Gambar 2 dapat dilihat bahwa Kunci utama dari pelaksanaan alternatif ini
total konsumsi energi listrik terbanyak adalah adalah kesadaran dari masing-masing
untuk beban AC dengan presentase 44,32%. pihak perusahaan akan pentingnya
penghematan penggunaan energi.

3.4 Penentuan Kriteria dan Sub-Kriteria


Kriteria dan sub-kriteria yang didapatkan
dari hasil brainstorming dengan pihak PT.XYZ
Property untuk alternatif konservasi energi
dapat dilihat pada Tabel 17.

Tabel 17. Kriteria dan Sub-Kriteria Alternatif


Kriteria Sub-Kriteria
Gambar 2. Presentase Total Konsumsi Energi Budaya Kerja
Listrik pada Ruangan Kategori Boros Tenaga Kerja Kompetensi Kerja
Pelatihan Karyawan
3.3 Identifikasi Alternatif Peluang Hemat Biaya Investasi
Ekonomi
Energi Potensi Penghematan
Terdapat empat jenis peluang hemat energi Kenyamanan Pelanggan
Customer
Customer Acceptability
yang diidentifikasi dapat dilakukan sebagai
Efektivitas Lighting
upaya dari rencana penghematan energi listrik.
Alternatif pada HV/AC
Berikut ini merupakan hasil identifikasi Fasilitas Elevating
alternatif beserta rencana penghematan energi Reputasi Brand and Reputation
secara rinci yang telah dikelompokkan ke dalam Perusahaan Integritas
empat jenis alternatif konservasi energi
perusahaan secara garis besar. 3.5 Pengolahan Data ANP
1. Perubahan Instruksi Penggunaan Fasilitas Berdasarkan kriteria dan sub-kriteria yang
Perusahaan didapat, maka dibuat model ANP dengan
Tujuan dari alternatif ini adalah untuk menggunakan Software Super Decision.
mengidentifikasi prosedur dianggap dapat Langkah pertama pada metode ANP adalah
dihilangkan agar tercapainya pemakaian menentukan hubungan saling ketergantungan
energi yang efisien, tentunya dengan antar kriteria dalam satu kelompok (inner
mempertimbangkan faktor kenyamanan. dependency) atau antar kelompok (outer
2. Renovasi/Penyesuaian Desain Bangunan dependency). Model network ANP pada
dan Ruangan Perusahaan penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 3.
Mengevaluasi kembali bagian-bagian dari
tiap ruangan dalam bangunan, baik itu

149
JURNAL REKAYASA DAN MANAJEMEN SISTEM INDUSTRI VOL. 3 NO. 1
TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Gambar 3. Model Network ANP

Gambar 4. Model Network ANP pada Super Decision

Sementara untuk gambar model network


ANP dengan menggunakan Software Super
Decision dapat dilihat pada Gambar 4.
Dari data yang telah diolah dalam
software Super Decisions, didapatkan bobot
prioritas akhir untuk pemilihan alternatif
peluang hemat energi seperti yang terlihat pada
Gambar 5.
Hasil bobot kepentingan atau nilai
prioritas untuk masing-masing kriteria dan sub-
kriteria tersebut nantinya akan digunakan
sebagai input untuk menentukan prioritas
dengan metode PROMETHEE. Nilai yang akan
dimasukkan dalam metode PROMETHEE
dapat dilihat pada Tabel 18.
Berdasarkan Tabel 18 dapat dilihat nilai
Normalized dari masing-masing kriteria dan
sub-kriteria, sebagai contoh untuk kriteria
Tenaga Kerja adalah sebesar 0,128828 dan
untuk sub-kriteria Budaya Kerja adalah
0,089272, dan seterusnya. Gambar 5. Prioritas Akhir pada Software Super
Decision

150
JURNAL REKAYASA DAN MANAJEMEN SISTEM INDUSTRI VOL. 3 NO. 1
TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Tabel 18. Hasil Pembobotan Kriteria dan Sub- Perhitungan nilai |d| adalah mengacu
Kriteria Metode ANP pada Tabel 21 dan sesuai dengan rumus
Persamaan 3, dimana d merupakan nilai
judgement yang diperoleh dengan kuesioner
untuk mengetahui seberapa besar presentase
pengaruh antar masing-masing alternatif.
(pers.3)
Tabel 21. Nilai |d| Sub-Kriteria Budaya Kerja

Keterangan:
3.6 Pemilihan Alternatif dengan Metode Nilai |d| terendah = 60
PROMETHEE Nilai |d| tertinggi = 80
Penentuan nilai judgement kriteria Range = 80 60 = 20
dilakukan dengan melakukan pengisian Pada perhitungan nilai signifikan
kuesioner yang dilakukan oleh pihak pakar di diperoleh dengan kecenderungan (preferensi)
perusahaan, manajemen energi. Nilai judgement nilai parameter adalah sebagai berikut :
untuk masing-masing kriteria pada setiap q = Q1 =
alternatif konservasi energi dapat dilihat pada
Tabel 19. p = 13,33
Fungsi preferensi adalah :
Tabel 19. Nilai Judgement Kriteria pada Setiap H (d) = 0 jika |d| q
Alternatif Konservasi Energi H (d) = 0,5 jika q < |d| p
H (d) = 1 jika p < |d|
Pada preferensi level, terdapat 3 kuadran
yang merepresentasikan kuat-lemahnya suatu
kriteria terhadap alternatif dengan nilai masing
0; 0,5; dan 1. Maka selisih nilai kriteria antar
alternatif harus dibagi 3. Nilai preferensi
terendah akan menghasilkan nilai preferensi
pada kuadran pertama dan nilai tertinggi akan
menghasilkan nilai tertinggi pada kuadran
ketiga.

3.6.1 Penentuan Parameter Sub-Kriteria


Untuk menentukan nilai parameter
masing-masing sub-kriteria, akan didasarkan
pada nilai standar deviasi dari data nilai
judgement untuk tiap sub-kriteria. Berikut ini
merupakan contoh perhitungan nilai parameter
(q dan p) untuk sub-kriteria budaya kerja, dapat Gambar 6. Nilai Parameter Sub-Kriteria Budaya
dilihat pada Tabel 20. Kerja
Tabel 20. Nilai Judgement Sub-Kriteria Budaya
Kerja 3.6.2 Penentuan Nilai Preferensi
Rumus Persamaan 4 adalah rumus umum
perbandingan alternatif peluang penghematan
energi terhadap kriteria:

(pers.4)

151
JURNAL REKAYASA DAN MANAJEMEN SISTEM INDUSTRI VOL. 3 NO. 1
TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Berikut merupakan contoh perhitungan


nilai preferensi berpasangan untuk Alternatif 1
dan Alternatif 2.

Dari perhitungan tersebut maka dapat


diketahui urutan prioritas alternatif secara
parsial sesuai pada Tabel 24.
Hasil perhitungan nlai preferensi
berpasangan untuk A1 dan A2 pada masing- Tabel 24. Urutan Prioritas Alternatif PROMETHEE
masing sub-kriteria dapat dilihat pada Tabel 22. I (Partial Ranking)

Tabel 22. Nilai Preferensi Berpasangan A1 dan A2

Gambar 7 menunjukkan urutan prioritas


untuk pemilihan alternatif konservasi energi
atau peluang hemat energi. Dari Gambar 7
dapat terlihat bahwa untuk urutan pertama, baik
untuk Leaving Flow (+) maupun Entering
Flow (-), adalah alternatif ketiga, yaitu
penerapan teknologi hemat energi.

Perhitungan nilai preferensi dari


perbandingan antar alternatif menghasilkan Gambar 7. Partial Ranking Alternatif
matriks nilai preferensi dari setiap nilai
alternatif. Matriks nilai preferensi perbandingan Karena hasil urutan prioritas untuk
antar alternatif dapat dilihat pada Tabel 23. Leaving Flow (+) dan Entering Flow (-)
Tabel 23. Matriks Nilai Preferensi Setiap Alternatif telah comparable, maka tidak perlu lanjut
untuk ke tahap PROMETHEE II.

3.3 Rekomendasi Alternatif


Berdasarkan hasil rekomendasi jenis
alternatif konservasi energi yang telah
dijelaskan sebelumnya, maka sebaiknya pihak
3.6.3 Perankingan Alternatif PROMETHEE manajemen energi PT.XYZ untuk lebih fokus
Terdapat dua jenis perankingan yang dalam penerapan teknologi hemat energi.
dilakukan pada metode PROMETHEE, yaitu Rekomendasi terkait terpilihnya alternatif
berdasarkan urutan parsial (PROMETHEE I) penerapan teknologi hemat energi, yaitu :
dan urutan lengkap (PROMETHEE II). Urutan 1. Menggunakan teknologi HF Frequency
parsial didasarkan pada nilai Leaving Flow 2. Menggunakan sensor cahaya dan sensor
( dan Entering Flow ( . Nilai terbesar gerak untuk menyalakan dan mematikan
Leaving Flow ( ) merupakan alternatif yang lampu secara otomatis
terbaik. Sementara pada Entering Flow ( , 3. Mengganti semua lampu TL (Tuber Lamp)
nilai yang terkecil merupakan alternatif yang dengan lampu LHE (Lampu Hemat
terbaik. Energi)
Berikut merupakan contoh 4. Menerapkan teknologi hemat energi pada
perhitungan nilai Leaving Flow ( dan system pendingin t=ruangan seperti Multi
Entering Flow ( untuk Alternatif 1:

152
JURNAL REKAYASA DAN MANAJEMEN SISTEM INDUSTRI VOL. 3 NO. 1
TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Speed Variable Drive, untuk mengatur Badan Standarisasi Nasional. (2000), Prosedur
sirkulasi dari Freon sesuai kebutuhan Audit Energi pada Bangunan Gedung,
5. Menggunakan Inverter dan Eco-Patrol https://mmbeling.files.wordpress.com/2008/09/
sni-03-6390-2000.pdf, diakses pada hari Senin,
4. Kesimpulan 11 Agustus 2014 Pk.08.00 WIB.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah
dilakukan, maka dapat diambil beberapa Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral
kesimpulan sebagai berikut: Republik Indonesia. (2013), Penetapan
1. Hasil audit energi listrik pada PT.XYZ Indikator Kinerja di Lingkungan Kementerian
didapatkan perhitungan nilai Intensitas Energi dan Sumber Daya Mineral,
Konsumsi Energi (IKE) yang dimiliki oleh http://prokum.esdm.go.id/permen/2013/Permen
PT.XYZ selama periode Maret-Agustus %20ESDM%2013%202013.pdf, diakses pada
2014 berdasar Prosedur Audit Energi pada hari Senin, 11 Agustus 2014 Pk.08.30 WIB.
Bangunan Gedung SNI 03-6196-2000
berada pada kategori boros untuk Pasisarha, S.D., Hadi, S.P. (Pembimbing 1) dan
klasifikasi gedung ber-AC dengan standar Tiyono (Pembimbing 2). (2012), Evaluasi IKE
nilai sebesar 19,17-23,75 kWh/m2/bulan, Listrik Melalui Audit Awal Energi Listrik di
sehingga dapat dilakukan audit energi Kampus Polines, Unpublished Thesis,
lebih rinci dengan menghitung nilai IKE Semarang: Politeknik Negeri Semarang
masing-masing ruangan.
2. Terdapat 4 jenis alternatif peluang Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
penghematan energi yang dapat Nomor 70. (2009), Konservasi Energi,
direkomendasikan untuk diterapkan di http://hukum.unsrat.ac.id/pp/pp2009_70.pdf,
PT.XYZ , yaitu: diakses pada hari Rabu, 10 September 2014
a. Penerapan teknologi hemat energi Pk.13.15 WIB.
b. Pelatihan dan pengembangan sumber
daya manusia Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor
c. Perubahan SOP penggunaan fasilitas 5. (2006), Kebijakan Energi Nasionak,
perusahaan http://www.batan.go.id/ref_utama/perpres_5_20
d. Penyesuaian desain bangunan 06.pdf, diakses pada hari Rabu, 10 September
perusahaan 2014 Pk.13.38 WIB.
3. Dari hasil pengolahan data menggunakan
metode PROMETHEE, didapatkan Rianto, A., Soedjatmiko (Pembimbing 1) dan
bahwa rekomendasi alternatif jenis Subiyanto (Pembimbing 2), (2007), Audit
konservasi energi yang optimal untuk Energi dan Analisis Peluang Penghematan
PT.XYZ adalah Penerapan Teknologi Konsumsi Energi pada Sistem Pengkondisian
Hemat Energi (A3). Udara di Hotel Santika Premiere Semarang,
Unpublished Thesis, Semarang: Universitas
Daftar Pustaka Negeri Semarang

Adipramadan, T.R., Ciptomulyono, U., (2012),


Audit Energi dengan Pendekatan Metode
MCDM-PROMETHEE untuk Konservasi serta
Efisiensi Listrik di Rumah Sakit Haji Surabaya,
Unpublished Thesis, Surabaya: Institut
Teknologi Sepuluh November

Apriyanto, H., Ciptomulyono, U., (2011), Audit


Energi dan Analisis Pemilihan Alternatif
Manajemen Energi Hotel dengan Pendekatan
Metode MCDM-PROMETHEE, Unpublished
Thesis, Surabaya: Institut Teknologi Sepuluh
November

153

Anda mungkin juga menyukai