Bab I
Bab I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Menurut PP 43/1993 tentang prasarana dan lalu lintas jalan, simpang
merupakan pertemuan atau percabangan jalan baik sebidang maupun tak
sebidang. Pertemuan ruas-ruas jalan ini memungkinkan terjadinya konflik lalu
lintas. Simpang berfungsi sebagai tempat bagi kendaraan untuk melakukan
perubahan arah antara ruas yang satu menuju ruas lainnya. Tipe simpang
bervariasi mulai dari simpang sederhana yang hanya terdiri atas pertemuan
beberapa ruas jalan. Pengaturan simpang juga bervariasi, ada simpang yang tidak
menggunakan alat pemberi isyarat lalu lintas (APILL) atau disebut juga simpang
tak bersinyal, ada juga simpang yang dilengkapi dengan pengaturan dengan
menggunakan lampu lalu lintas. Pada simpang yang menggunakan pengaturan
lampu lalu lintas atau simpang bersinyal, arus dan pergerakan kendaraan diatur
oleh kendali waktu yang dirangkai terisolir. Pentingnya fungsi simpang
menjadikan tingkat dari pelayanan simpang perlu diperhatikan. Tingkat pelayanan
pada suatu simpang dapat dilihat dari hasil kinerjanya. Baik buruknya kinerja
simpang ditunjukkan oleh beberapa aspek. Aspek-aspek tersebut seperti nilai
derajat kejenuhan, tundaan, dan antrian. Untuk melakukan perhitungan terhadap
kinerja simpang tersebut, dibutuhkan sebuah metode. Peritungan kinerja simpang
di indonesia menggunakan metode MKJI. MKJI memiliki perangkat lunak untuk
mempermudah analisanya. Perangkat lunak tersebut dikenal dengan nama KAJI.
Metode MKJI ini merupakan metode lama. Diterbitkan pada tahun 1997, dan
belum mengalami pembaruan sampai sekarang. Di sisi lain, mulai banyak metode
lain yang dikembangkan untuk menganalisa kinerja simpang. Beberapa contohnya
yaitu transyt dan PVT Vistro. Untuk perangkat lunak Transyt telah ada penelitian
yang menganalisa dan membandingkannya dengan MKJI. Menurut penelitian
sebelumnya (Slamet, 2004), pada kinerja derajat kejenuhan Transyt, memiliki
kecendrungan bernilai lebih besar dibanding hasil pendekatan MKJI. Sedangkan
untuk perangkat lunak PTV Vistro belum ada penelitian yang membandingkannya
dengan MKJI. Oleh karena itu perlu dilakukan evaluasi untuk mengetahui, apakah
perangkat lunak ini dapat diaplikasikan di indonesia. Selain itu perlu dilakukan
perbandingan untuk mengetahui sberapa besar perbedaan hasil perhitungan antara
perangkat lanak KAJI dan PTV Vistro tersebut.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Analisis
2.2 Kinerja
Kinerja adalah sebuah kata dalam bahasa indonesia dari kata dasar kerja
yang menterjemahkan kata dari bahasa asing prestasi. Bisa pula berarti kerja.
2.3 Simpang
Menurut MKJI (1997), perilaku lalu lintas adlah ukuran kuantitas yang
menerangkan kondisi operasional fasilitas dari lalu lintas. Pengukuran kuantitas
sendiri diartikan sebagai kemampuan maksimum yang dapat melintasi suatu
penampang jalan dalam melayani lalu lintas ditinjau dari volume kendaraan yang
dapat ditampung oleh jalan tersebut pada kondisi tertentu. Perilaku lalu lintas pada
simpang bersinyal meliputi: kapasitas, panjang antrian, rasio kendaraan terhenti,
tundaan, derajat kejenuhan, waktu siklus, dan arus lalu lintas.
2.5.1 Kapasitas
2.5.4 Tundaan
DT adalah waktu tunggu yang disebabkan oleh interaksi lalu lintas dengan
gerakan lalu lintas yang bertentangan. DG adalah disebabkan oleh perlambatan
dan percpatan kendaraan yang membelok di persimpangan dan/atau yang terhenti
oleh lampu merah.
Tundaan karena pertemuan (junction), adalah area interaksi lalu lintas
yang kompleks, maka sifatnya (jumlah jalur, jenis permukaan, tata letak
geometrik, pemberhentian bis, dan penyeberangan pejalan kaki), dan bentuk
pengendalian lalu lintas (rambu rambu, pengaturan arus/ jalur, bundaran di
persimpangan, pengendalian pembelokan, pemisah dengan ketinggian permukaan)
semuannya mempengaruhi jenis dan jumlah penundaan yang terdistribusikan pada
para pemakai (MKJI., 1997)
Waktu siklus merupakan waktu untuk urutan lengkap dari indikasi sinyal
(antara dua saat permulaan hijau yang berurutan di dalam pendekat yang sama).
Waktu siklus yang paling rendah akan menyebabkan kesulitan bagi pejalan kaki
untuk menyeberang, sedangkan waktu siklus yang lebih besar menyebabkan
memanjangnya antrian kendaraan dan panjangnya tundaan, sehingga akan
mengurangi kapasitas seluruh simpang. MKJI (1997).
Arus lalu lintas adalah jumlah lalu lintas yang yang melalui titik tak
terganggu di hulu pendekat per satuan waktu. Sebagai contoh yaitu kebutuhan lalu
lintas dengan satuan kendaraan/jam atau smp/jam. MKJI (1997).
1. Pejalan kaki
2. Angkutamn umum, kendaraan berhenti, dan parkir.
3. Kendaraan yang masuk dan keluar dari lahan samping jalan.
4. Kendaraan yang bergerak lambat, misalnya: becak, kereta kuda, kendaraan
tak bermotor.
2.9 Damapak