Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

TUGAS MANAJEMEN PENDIDIKAN

Instruktur Pendidikan

Disusun oleh:

1. Milade Annisa Muflihaini 14304241004


2. Septiana Damayanti 14304241008
3. Alvie Aulia Sintia Dewi 14304241032

JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

2015
INSTRUKTUR PENDIDIKAN

A. DASAR HUKUM
1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian
sebagaimana yang telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999.
2. Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 1966 tentang Pemberhentian Sementara
PNS.
3. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1979 tentang Pemberhentian PNS
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 1994.
4. Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 1980 tentang Disiplin PNS.
5. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional PNS.
6. Peraturan Pemerintah Nomor 99 Tahun 2000 tentang Kenaikan Pangkat
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2002.
7. Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2000 tentang Pendidikan dan Pelatihan
PNS.
8. Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2003 tentang Kewenangan Pengangkatan,
Pemindahan dan Pemberhentian PNS.
9. Keputusan Presiden Nomor 87 Tahun 1999 tentang Rumpun Jabatan Fungsional
PNS.
10. Peraturan Presiden Nomor 58 Tahun 2007 tentang Tunjangan Jabatan Fungsional
Instruktur.
11. Keputusan MENPAN Nomor 36/KEP/M.PAN/3/2003 tanggal 28 Maret 2003 tentang
Jabatan Fungsional Instruktur dan Angka Kreditnya.
12. Keputusan Bersama Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Rl dan Kepala Badan
Kepegawaian Negara Nomor KEP.188/MEN/2003 dan Nomor 25A Tahun 2003
tanggal 10 Juli 2003 tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional Instruktur
dan Angka Kreditnya.
13. Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor KEP.07/MEN-KP/KP.430/2006
tentang Pemberian Kuasa Penandatanganan Keputusan Tentang Pengangkatan,
Pemindahan, Pemberhentian, dan Mutasi Kepegawaian Lainnya PNS dilingkungan
DKP.
14. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor PER.07/MEN/2005 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Departemen Kelautan dan Perikanan, sebagaimana telah
diubah yang ketiga kalinya Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor
PER.08/MEN/2007
B. PENGERTIAN
1. Instruktur adalah PNS yang diberi tugas, tanggungjawab, wewenang, dan hak secara
penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melaksanakan kegiatan pelatihan dan
pembelajaran kepada peserta pelatihan di bidang atau kejuruan tertentu.
2. Instruktur Terampil adalah instruktur yang mempunyai kualifikasi teknis yang
pelaksanaan tugas dan fungsinya mensyaratkan penguasaan teknis dan prosedur
kerja di bidang pelatihan dan pembelajaran kejuruan tertentu.
3. Instruktur Ahli adalah instruktur yang mempunyai kualifikasi profesional yang
pelaksanaan tugas dan fungsinya mensyaratkan penguasaan ilmu pengetahuan,
metodologi, dan teknik analisis di bidang pelatihan dan pembelajaran kejuruan
tertentu.
4. Melatih adalah keseluruhan kegiatan untuk memberikan, memperoleh, meningkatkan,
serta mengembangkan keterampilan, produktivitas, disiplin, sikap kerja, dan etos kerja
pada tingkat keterampilan tertentu berdasarkan persyaratan jabatan dengan metode
pelatihan tertentu yang pelaksanaannya lebih mengutamakan praktek daripada teori.
5. Mengajar adalah suatu proses interaksi edukatif antara peserta, instruktur, dan
lingkungan dengan metoda pengajaran tertentu yang pelaksanaannya lebih
mengutamakan teori daripada praktek serta diarahkan pada upaya pencapaian tujuan
pembelajaran yang telah ditentukan sebelumnya.
6. Peserta pelatihan adalah masyarakat, pencari kerja, calon pekerja, pekerja/PNS atau
swasta, maupun pekerja yang lepas dari pekerjaannya.
7. Daftar Usul Penetapan Angka Kredit adalah daftar yang berisi jumlah angka
(Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 36/KEP/M.PAN/3/2003
pasal 1).

C. JENJANG JABATAN DAN PANGKAT

1. Istruktur Terampil
Jenjang jabatan Instruktur tingkat terampil dari yang terendah sampai dengan
yang tertinggi adalah :
a. Instruktur Pelaksana;
b. Instruktur Pelaksana Lanjutan; dan
c. Instruktur Penyelia (Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor
36/KEP/M.PAN/3/2003 pasal 6 ayat 1).

Jenjang pangkat masing-masing jenjang jabatan Instruktur sebagaimana


dimaksud ayat (1) adalah :
a. Instruktur Pelaksana, terdiri dari :
1. Pengatur Muda Tingkat I, golongan ruang II/b;
2. Pengatur, golongan ruang II/c; dan
3. Pengatur Tingkat I, golongan ruang II/d.
b. Instruktur Pelaksana Lanjutan, terdiri dari :
1. Penata Muda, golongan ruang III/a; dan
2. Penata Muda Tingkat I, golongan ruang III/b.
c. Instruktur Penyelia, terdiri dari :
1. Penata, golongan ruang III/c; dan
2. Penata Tingkat I, golongan ruang III/d (Keputusan Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara Nomor 36/KEP/M.PAN/3/2003 pasal 6 ayat 2).

2. Instruktur Ahli
Jenjang jabatan Instruktur tingkat ahli dari yang terendah sampai dengan yang
tertinggi adalah :
a. Instruktur Pertama;
b. Instruktur Muda; dan
c. Instruktur Madya (Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor
36/KEP/M.PAN/3/2003 pasal 7 ayat 1).

Jenjang pangkat masing-masing jenjang jabatan Instruktur sebagaimana


dimaksud ayat (1) adalah :
a. Instruktur Pertama, terdiri dari :
1. Penata Muda, golongan ruang III/a; dan
2. Penata Muda Tingkat I, golongan ruang III/b.
b. Instruktur Muda, terdiri dari :

1. Penata, golongan ruang III/c; dan

2. Penata Tingkat I, golongan ruang III/d.

c. Instruktur Madya, terdiri dari :

1. Pembina, golongan ruang IV/a;

2. Pembina Tingkat I, golongan ruang IV/b; dan

3. Pembina Utama Muda, golongan ruang IV/c (Keputusan Menteri


Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 36/KEP/M.PAN/3/2003 pasal 7 ayat 2)
D. PENGANGKATAN PERTAMA KALI

1) Pejabat yang berwenang


a) Sekretaris Jenderal a.n. Menteri Kelautan dan Perikanan bagi Instruktur Madya.
b) Kepala Biro Kepegawaian a.n Menteri Kelautan dan Perikanan bagi Instruktur
Pelaksana Lanjutan s/d Instruktur Penyelia dan Instruktur Pertama s/d Instruktur
Muda.
c) Kepala Bagian Jabatan Fungsional a.n Menteri Kelautan dan Perikanan bagi
Instruktur Pelaksana (Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor
36/KEP/M.PAN/3/2003 pasal 21).

2) Persyaratan
PNS yang diangkat pertama kali harus memenuhi syaratsebagai berikut:

a) Instruktur Terampil
1) Berijazah serendah-rendahnya D.ll sesuai kualifikasi yang ditentukan.
2) Serendah-rendahnya berpangkat Pengatur Muda Tk.l - ll/b.
3) Lulus diklat fungsional di bidang pelatihan dan pembelajaran.
4) Setiap unsur penilaian DP3 tahun terakhir minimal bernilai baik.

b) Instruktur Ahli
1) Berijazah serendah-rendahnya S1/D.IV.
2) Serendah-rendahnya berpangkat Penata Muda - Ill/a.
3) Lulus diklat fungsional di bidang pelatihan dan pembelajaran.
4) Setiap unsur penilaian DP3 tahun terakhir minimal bernilai baik (Keputusan
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 36/KEP/M.PAN/3/2003 pasal
22).

3) Ketentuan dalam Pengangkatan Pertama Kali


a) Pengangkatan PNS dalam jabatan instruktur dapat dilakukan setelah
memperhitungkan jumlah kebutuhan/formasi instruktur pada unit kerja yang
bersangkutan.
b) Memenuhi jumlah angka kredit minimal yang ditetapkan oleh pejabat yang
berwenang, untuk jenjang jabatan/pangkatnya.
4) Tata Cara Pengangkatan Pertama Kali
a) PNS/calon Instruktur menyiapkan berkas usul pengangkatan, yaitu :
1) Penetapan angka Kredit oleh pejabat yang berwenang.
2) Fotocopy keputusan pangkat terakhir yang dilegalisir pejabat berwenang
3) Fotocopy ijazah pendidikan terakhir yang dilegalisir pejabat berwenang.
4) Fotocopy STTPP atau sertifikat diklat fungsional di bidang pelatihan dan
pembelajaran yang dilegalisir pejabat yang berwenang.
5) Fotocopy DP3 satu tahun terakhir.
b) Berkas usul pengangkatan disampaikan kepada Pimpinan unit kerjanya untuk
diperiksa dan diteliti kelengkapan dan kebenaran persyaratannya.
c) Pimpinan unit kerja yang bersangkutan, menyampaikan usulan calon Instruktur
disertai kelengkapan berkas persyaratan pengangkatan kepada pejabat yang
berwenang sesuai prosedur dan ketentuan yang berlaku.
d) Pejabat berwenang menerbitkan keputusan pengangkatan ke dalam jabatan
fungsional Instruktur.
e) Keputusan pengangkatan pertama kali tersebut disampaikan oleh pejabat yang
berwenang kepada Instruktur yang bersangkutan melalui pimpinan unit kerjanya
dengan tembusan kepada unit kerja/instansi terkait (Keputusan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 36/KEP/M.PAN/3/2003 pasal 23).

E. PENGANGKATAN DARI JABATAN LAIN

1) Pejabat yang berwenang


a) Sekretaris Jenderal a.n Menteri Kelautan dan Perikanan bagi Instruktur Madya.
b) Kepala Biro Kepegawaian a.n Menteri Kelautan dan Perikanan bagi Instruktur
Pelaksana Lanjutan s/d Instruktur Penyelia dan Instruktur Pertama s/d Instruktur
Muda.
c) Kepala Bagian Jabatan Fungsional a.n Menteri Kelautan dan Perikanan bagi
Instruktur Pelaksana.

2) Persyaratan
a) Memenuhi syarat sebagaimana ketentuan pada pengangkatan pertama kali;
b) Memiliki pengalaman di bidang pelatihan dan pembelajaran sekurang-kurangnya 2
(dua) tahun, dan;
c) Usia setinggi-tingginya 5 (lima) tahun sebelum mencapai Batas Usia Pensiun
berdasarkan Jabatan terakhirnya.
3) Ketentuan dalam Pengangkatan dari Jabatan lain
a) Pangkat Instruktur ditetapkan sesuai dengan pangkat terakhir yang dimiliki PNS
yang bersangkutan sedarig jenjang jabatannya ditetapkan sesuai dengan jumlah
angka kredit yang berasal dari kegiatan unsur utama yang telah dinilai oleh Tim
Penilai dan ditetapkan oleh pejabat yang berwenang.
b) Bagi Instruktur yang karena perpindahan Jabatan, memiliki pangkat/ golongan
ruang lebih tinggi dari Jabatan Instruktur yang diperolehnya dapat mengajukan
kenaikan Jabatan satu tingkat lebih tinggi setelah satu tahun dalam jabatan dan
memenuhi angka kredit yang diperlukan untuk kenaikan Jabatan tersebut
sepanjang tidak melampaui jenjang kepangkatan yang ditentukan.
c) Pengangkatan dalam jabatan Instruktur harus memperhitungkan kebutuhan jumlah
Instruktur pada unit kerja yang bersangkutan.

4) Tata cara pengangkatan dari jabatan lain.


Tata cara pengangkatan PNS dari jabatan lain ke dalam jabatan Instruktur
mengikuti tata cara pengangkatan pertama kali sebagaimana tersebut pada huruf E
butir 4 (Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor
36/KEP/M.PAN/3/2003 pasal 24).

F. PENEMPATAN
Penempatan merupakan menempatkan seorang instruktur ke tempat dimana ia
bekerja sesuai kemampuannya. Penempatan ini dilakukan untuk mengisi kekosongan
atau pemerataan instruktur. Bagi instruktur yang berlatarbelakang kedinasan seperti
instruktur pendidikan, penempatan dilakukan oleh pemerintah pusat atau dinas atau
menteri pendidikan dan olahraga. Hal tersebut telah tercantum dalam UU no 43 tahun
1999 yang menjelaskan bahwa penempatan PNS berdasarkan kemampuannya.
Sehingga dapat beradaptasi dengan lingkungannya dan dapat bekerja dengan baik.

G. PERENCANAAN
Perencanaan merupakan proses merencanakan suatu kegiatan pelatihan dan
pembelajaran kepada peserta pelatihan di bidang atau kejuruan tertentu. Perencanaan
kerja bagi para instruktur pendidikan ini merupakan suatu rencana yang dirancang untuk
dapat melaksanakan proses instruktur dengan lancar sehingga tujuannya dapat tercapai.
Perencanaan sendiri meliputi hal-hal sebagai berikut:
1) Penyusunan rencana pelatihan;
2) Pembuatan perangkat pelatihan;
3) Pengajaran dan pelatihan;
4) Pemberian pelayanan pelatihan;
5) Pelaksanaan evaluasidan pelaporan pelaksanaan kegiatan pelatihan;
6) Perencanaan pelaksanaan uji kompetensi kerja;
7) Pelaksanaan uji kompetensi kerja, dan;
8) Pelaksanaan kegiatan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan uji kompetensi kerja
(Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 36/KEP/M.PAN/3/2003
pasal 5).

H. TUGAS POKOK
Tugas pokok instruktur adalah melaksanakan kegiatan pelatihan dan
pembelajaran serta pengembangan pelatihan (Keputusan Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara Nomor 36/KEP/M.PAN/3/2003 pasal 4).

I. PEMBINAAN
Pemerintah berkewajiban membina perkembangan pendidikan nasional dan oleh
sebab itu wajib mengetahui keadaan satuan dan kegiatan pendidikan baik yang
diselenggarakan oleh Pemerintah sendiri maupun oleh masyarakat.
Pengawasan lebih merupakan upaya untuk memberi bimbingan, binaan,
dorongan, dan pengayoman bagi satuan pendidikan yang bersangkutan yang diharapkan
terus-menerus dapat meningkatkan mutu pendidikan maupun pelayanannya (UU No
2/1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional).

J. PENGEMBANGAN
Pengembangan karier merupakan usaha dari seorang instruktur secara pribadi untuk
mengembangkan potensi diri atau melaksanakan rencana kariernya dengan cara-cara
yang mendukung terwujudnya rencana karier tersebut. Pengembangan karier dapat
dilakukan dengan berbagai metode seperti pelatihan, menambah wawasan dengan
berbagai informasi di bidangnya dan lain sebagainya. Sebagai seorang instruktur
pendidikan pengembangan dapat dilakukan dengan pengikuti pelatihan kependidikan
seperti pelatihan kurikulum 13 yang dilakukan pada tahun 2014 lalu, workshop instruktur
pendidikan dan lain sebagainya.

a) Pengembangan pelatihan, meliputi :


1) Pengembangan program pelatihan;
2) Pembinaan dan pengembangan sistem pelatihan;
3) Pengembangan standar kompetensi kerja.

a) Pengembangan profesi, meliputi:


1) Pembuatan karya tulis/karya ilmiah di bidang pelatihan & pembelajaran;
2) Pengembangan sistem,strategi atau metoda pelatihan & pembelajaran;
3) Penerjemahan/penyaduran buku atau karya ilmiah di bidang pelatihandan
pembelajaran

b) Pendukung kegiatan Instruktur meliputi:


1) Mengajar/melatih di luar tugas pokok;
2) Berperan serta dalam seminar/lokakarya/konferensi;
3) Menjadi anggota dalam organisasi profesi;
4) Menjadi anggota dalam Tim Penilai Jabatan Fungsional Instruktur;
5) Memperoleh piagam penghargaan/kehormatan;
6) Memperoleh gelar kesarjanaan lain (Keputusan Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara nomor 36/KEP/M.PAN/3/2003 pasal 5).

K. PEMELIHARAAN

a. Kewajiban
Kewajiban instruktur pendidikan yang berasal dari PNS sama seperti halnya PNS
yang tertuang dalam PP no 30 tahun 1980 pasal 2
- Setiap saat sepenuhnya pada pancasila, UUD 1945, Negara dan Pemerintah
- Mengutamakan kepentingan negara di atas kepentingan golongan atau diri
sendiri, serta menghindarkan segala sesuatu yang dapat mendesak kepentingan
negara oleh kepentingan Negara oleh kepentingan golongan, diri sendiri, atau
pihak lain;
- Menjungjung tinggi kehormatan dan martabat negara, pemerintah dan PNS
- Mengangkat dan menaati sumpah/janji jabatan berdasarkan peraturan perudang
undangan yang berlaku
- Menyimpan rahasia negara atau jabatan dengan sebaik-baiknya
- Memperahatikan dan melaksanakan segala ketentuan pemerintah baik langsung
menyangkut tugas kedinasan maupun yang berlaku secara umum
- Melaksanakan tugas kedinasan dengan sebaik-baiknya dan dengan penuh
pengabdian, kesadaran, dan tanggung jawab
- Bekerja degan jujur, tertib, cermat, dan bersemangat untuk kepentingan Negara.
- Memelihara dan meningkatkan keutuhan, kekompakan, persatuan, dan kesatuan,
Korps Pegawai Negeri Sipil.
- Segera melaporkan kepada atasannya apabila mengetahui ada hal yang dapat
membahayakan atau merugikan Negara/Pemerintah, terutama di bidang
keamanan, keuangan, dan material
- Menaati ketentuan jam kerja
- Menciptakan dan memelihara suasana kerja yang baik
- Memelihara dan menggunakan barang-barang milik Negara dengan sebaik-
baiknya
- Memberikan peleyanan dengan sebaik-baiknya kepada masyarakat menurut
bidang tugasnya masing-masing
- Bertindak dan bersikap tegas, tetapi adil dan bijaksana terhadap bawahannya.
- Membimbing bawahannya dalam menjalankan tugasnya
- Menjadi dan memberikan contoh serta teladan yang baik terhadap bawahannya.
- Mendorong bawahannya untuk meningkatkan prestasi kerjanya.
- Memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengembangkan kariernya
- Menaati ketentuan peraturan perndang-undangan tentang perpajakan
- Berpakaian rapi dan sopan serta bersikap dan bertingkah laku sopan santun
terhadap masyarakat , sesama Pegawai Negeri Sipil, dan terhadap atasan.
- Hormat menghormati antara sesama warga negara yang memeluk
agama/kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, yang berlainan
- Menjadi teladan sebagai warga negara yang baik dalam masyarakat
- Menaati segala peraturan perundang-undangan dan peraturan kedinasan yang
berlaku
- Menaati perintah kedinasan dari atasan yang berwenang
- Memperhatikan dan menyelesaikan dengan sebaik-baiknya setiap laporan yang
diterima mengenai pelanggaran disiplin (Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun
1980 tentang Disiplin PNS pasal 2).

b. Hak
Salah satu hak dari instruktur yaitu tunjangan yang tertuang dalam Peraturan
Presiden Nomor 58 Tahun 2007 tentang Tunjangan Jabatan Fungsional Instruktur

c. Larangan
- Melakukan hal-hal yang dapat menurunkan kehormatan atau martabat Negara,
Pemerintah, atau Pegawai Negeri Sipil
- Menyalahgunakan wewenangnya
- Tanpa izin pemerintah menjadi Pegawai atau bekerja untuk Negara asing
- Menyalahgunakan barang-barang, uang, atau surat-surat berharga milik Negara
- Memiliki, menjual, membeli, menggadaikan, menyewakan, ata meminjamkan
barang-barang, dokumen, atau surat-surat berharga milik Negara secara tidak sah
- Melakukan kegiatan bersama dengan atasan, teman sejawat, bawahan, atau
orang lain di dalam maupun di luar lingkngan kerjanya dengan tujuan untuk
keuntungan pribadi, golongan, atau pihak lain, yang secara langsung atau tidak
langsung merugikan Negara.
- Melakukan tindakan yang bersifat negatif dengan maksud membalas dendam
terhadap bawahannya atau orang lain di dalam maupun di luar lingkungan
kerjanya
- Menerima hadiah atau sesuatu pemberian berupa apa saja dari siapapun juga
yang diketahui atau patut dapat diduga bahwa pemberian itu bersangkutan atau
mungkin bersangkutan dengan jabatan atau pekerjaan PNS yang bersangkutan
- Memasuki tempat-tempat yang dapat mencemarkan kehormatan atau martabat
PNS kecuali untuk kepentingan jabatan
- Bertindak sewenang-wenang terhadap bawahannya
- Melakukan suatu tindakan atau sengaja atau sengaja tidak melakukan suatu
tindakan yang dapat berakibat menghalangi atau mempersulit salah satu pihak
yang dilayaninya sehingga mengakibatkan kerugian bagi pihak yang dilayani
- Menghalangi berjalannya tugas kedinasan
- Membocorkan dan atau memanfaatkan rahasia negara yang diketahui karena
kedudukan jabatan untuk kepentingan pribadi, golongan, atau pihak lain
- Bertindak selaku perantara bagi sesuatu pengusaha atau golongan untuk
mendapatkan pekerjaan atau pesanan dari kantor/instansi Pemerintah
- Memilki saham/ modal dari perusahaan yang kegiatan usahanya berada didalam
ruang menentukan lingkup kekuasaanya
- Memiliki saham suatu perusahaan yang kegiatannya tidak berada dalam ruang
lingkup kekuasaannya yang jumlah dan sifat pemilikan itu sedemikian rupa
sehingga melalui pemilik saham tersebut dapat langsung atau tidak langsung
menentukan penyelenggaraan atau jalannya perusahaan
- Melakukan kegiatan usaha dagang baik secara resmi mapun sambilan, menjadi
direksi, pimpinan / komisaris perusahaan swasta bagi yang berpangkat pembina
golongan ruang 4/a ke atas atau yang mengaku jabatan eselon 1
- Melakukan pungutan tidak sah dalam bentuk apapun juga dalam mlaksanakan
tugasnya untuk kepentingan pribadi, golongan, dan pihak lain (Peraturan
Pemerintah Nomor 30 Tahun 1980 tentang Disiplin PNS pasal 3).
L. KENAIKAN JABATAN

1) Pejabat yang berwenang menetapkan kenaikan jabatan


a) Sekretaris Jenderal a.n Menteri Kelautan dan Perikanan untuk kenaikan jabatan
menjadi Instruktur Madya.
b) Kepala Biro Kepegawaian a.n Menteri Kelautan dan Perikanan untuk kenaikan
jabatan menjadi Instruktur Pelaksana Lanjutan s/d Instruktur Muda

2) Persyaratan
Pengusulan kenaikan jabatan Instruktur dapat dilakukan setelah yang bersangkutan
memenuhi persyafatan sebagai berikut :
a) Memperoleh angka kredit minimal yang telah ditetapkan oleh pejabat penetap
angka kredit untuk kenaikan jabatan setingkat lebih tinggi.
b) Sekurang-kurangnya telah satu tahun dalam jabatan terakhir.
c) Setiap unsur penilaian DP3 minimal bernilai baik dalam satu tahun terakhir.

3) Tata cara pengusulan kenaikan jabatan


a) Instruktur yang telah memenuhi syarat untuk kenaikan jabatan, menyiapkan berkas
kelengkapan persyaratan sebagai berikut :
1) Fotocopy keputusan pangkat terakhir yang dilegalisir pejabat berwenang;
2) Fotocopy keputusan jabatan terakhir yang dilegalisir pejabat berwenang;
3) Penetapan Angka Kredit;
4) Fotocopy DP3 tahun terakhir yang dilegalisir pejabat yang berwenang.
b) Usul kenaikan jabatan disampaikan oleh pimpinan unit kerja yang bersangkutan
kepada pejabat yang berwenang sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang
berlaku.
c) Berdasarkan usulan tersebut, pejabat yang berwenang memproses dan
menerbitkan keputusan kenaikan jabatan.
d) Keputusan kenaikan jabatan disampaikan oleh pejabat yang berwenang kepada
Instruktur yang bersangkutan melalui pimpinan unit kerjanya sesuai dengan
prosedur dan ketentuan yang berlaku dengan tembusan kepada unit kerja/instansi
terkait.
M. KENAIKAN PANGKAT

1) Pejabat yang berwenang menetapkan kenaikan pangkat


a) Presiden untuk kenaikan pangkat menjadi Pembina Utama Muda, IV/c setelah
mendapat pertimbangan teknis Kepala BKN.
b) Menteri Kelautan dan Perikanan untuk kenaikan pangkat menjadi Pembina Tk.l,
IV/b setelah mendapat persetujuan teknis Kepala BKN.
c) Sekretaris Jenderal a.n Menteri Kelautan dan Perikanan untuk kenaikan pangkat
menjadi Pembina, IV/a setelah mendapat persetujuan teknis Kepala BKN.
d) Kepala Biro Kepegawaian a.n Menteri Kelautan dan Perikanan untuk kenaikan
pangkat menjadi Penata Muda, Ill/a s/d Penata Tk.l, Ill/d setelah mendapat
persetujuan teknis Kepala BKN.
e) Kepala Bagian Mutasi a.n Menteri Kelautan dan Perikanan untuk kenaikan pangkat
menjadi Pengatur ll/c s/d Pengatur Tk. I II/d setelah mendapat persetujuan teknis
Kepala BKN.

2) Persyaratan
Instruktur yang telah memenuhi syarat untuk kenaikan pangkat, menyiapkan berkas
kelengkapan persyaratan sebagai berikut:
a) Fotocopy keputusan pangkat terakhir yang dilegalisir pejabat berwenang.
b) Fotocopiy keputusan jabatan terakhir yang dilegalisir pejabat berwenang.
c) Asli PAK.
d) Fotocopi DP3, 2 (dua) tahun terakhir yang dilegalisir pejabat berwenang.

3) Tata cara pengusulan kenaikan pangkat


a) Berkas usul kenaikan pangkat Instruktur secara hirarkhi disampaikan kepada
Menteri Kelautan dan Perikanan cq. Biro Kepegawaian.
b) Kepala Biro kepegawaian memproses berkas usulan untuk selanjutnya
disampaikan kepada :
1) Presiden dengan tembusan Kepala BKN untuk usul kenaikan pangkat menjadi
Pembina Utama Muda, IV/c.
2) Kepala BKN untuk usul kenaikan pangkat menjadi Pengatur, ll/c sampai dengan
Pembina Tk.l, IV/b.
c) Usulan kenaikan pangkat untuk menjadi Pengatur, golongan ruang ll/c sampai
dengan Pembina Tk.l golongan ruang IV/b, yang telah memperoleh persetujuan
Kepala BKN, selanjutnya diproses penerbitan Keputusan kenaikan pangkatnya oleh
Biro Kepegawaian.
d) Kenaikan pangkat hanya dapat dilakukan pada periode kenaikan pangkat sesuai
peraturan yang berlaku, yaitu 1 April dan 1 Oktober.

3) Ketentuan kenaikan pangkat/jabatan.


a) Komposisi jumlah angka kredit kumulatif yang harus dipenuhi oleh Instruktur untuk
kenaikan pangkat/jabatan, sekurang-kurangnya 80% harus dari unsur utama dan
sebanyak-banyaknya 20% dari unsur penunjang.
b) Instruktur Madya yang akan naik pangkat setingkat lebih tinggi menjadi, pangkat
Pembina Tk.l, IV/b sampai dengan Pembina Utama Muda, IV/c, wajib
mengumpulkan sekurang-kurangnya 12 angka kredit dari kegiatan pengembangan
profesi.
c) Instruktur yang memiliki angka kredit melebihi angka kredit untuk kenaikan pangkat
pada tahun pertama dalam masa pangkat yang dimiliki, pada tahun berikutnya
wajib memperoleh angka kredit sekurang-kurangnya 20% dari jumlah angka kredit
yang dipersyaratkan untuk kenaikan pangkat/jabatan setingkat lebih tinggi dari
kegiatan pelaksanaan pelatihan, pengembangan pelatihan dan/ atau
pengembangan profesi.
d) Instruktur yang dibebaskan sementara karena tugas belajar, dapat dipertimbangkan
kenaikan pangkat tanpa angka kredit dengan ketentuan :
1) Telah 4 (empat) tahun dalam pangkat terakhir.
2) Setiap unsur penilaian dalam DP3 2 (dua) tahun terakhir bernilai baik.

N. JENJANG JABATAN, GOLONGAN, ANGKA KREDIT, TUNJANGAN, DAN BUP

NO JABATAN GOL ANGKA TUNJAN BUP


KREDIT GAN Rp
Tingkat Terampil 56 Th

1 Instruktur Pelaksana II/b 40 197.000,-

II/c 60
II/d 80
III/a 100
III/b 150
III/c 200
III/d 300
2 Instruktur Pelaksana III/a 100 220.000,-
Lanjutan III/b 150
3 Instruktur Penyelia III/c 200 264.000,-
III/d 300
Tingkat Ahli
1 Instruktur Pertama III/a 100 220.000,-
III/b 150
2 Instruktur Muda III/c 200 330.000,-
III/d 300
3 Instruktur Madya IV/a 400 440.000,-
IV/b 500
IV/c 700

O. PENETAPAN ANGKA KREDIT

1. Pejabat yang berwenang menetapkan angka kredit


a. Kepala Badan Pengembangan SDMKP bagi Instruktur Madya.
b. Kepala Pusat Pelatihan Kelautan dan Perikanan bagi Instruktur Pelaksana s/d
Instruktur Penyelia dan Instruktur Pertama s/d Instruktur Muda.

2. Jadwal waktu penetapan angka kredit


Penetapan angka kredit selambat-lambatnya akhir bulan Januari untuk kenaikan
pangkat bulan April dan akhir bulan Juli untuk kenaikan pangkat periode bulan
Oktober tahun berjalan.

P. PENGUSULAN ANGKA KREDIT

1. Pejabat pengusul
Instruktur/Calon Instruktur menyampaikan DUPAK kepada Pejabat Penetap
Angka Kredit, melalui Pimpinan Unit kerja/Pimpinan UPT yang bersangkutan, bagi
Instruktur Pelaksana s/d Instruktur Penyelia dan Instruktur Pertama s/d Instruktur
Madya.

2. Waktu pengajuan DUPAK


a. DUPAK disampaikan setelah menurut perhitungan, yang bersangkutan memenuhi
jumlah angka kredit untuk kenaikan jabatan/pangkat setingkat lebih tinggi.
b. DUPAK beserta lampirannya harus sudah diterima oleh Sekretariat Tim Penilai
selambat-lambatnya awal Januari untuk kenaikan pangkat periode April dan awal
Juli untuk kenaikan pangkat periode Oktober tahun berjalan.
3. Tata cara Pengajuan DUPAK

A B C D
Instruktur/Ca Pimpinan Kepala Sekretaris
lon Unit Kerja BPSDMKP Jenderal
Instruktur Biro
3 2 Kepegawaia
nn

1
E
Sekretariat/
Tim Penilai

Keterangan :
1) DUPAK dari Instruktur/Calon Instruktur (A) ke unit kerjanya, persetujuan DUPAK
disahkan oleh Kepala Unit kerja.
2) DUPAK dari unit kerja (B) kepada Kepala Badan Pengembangan SDMKP (C),
PAK Instruktur Pelaksana sampai dengan Instruktur Penyelia dan Instruktur
Pertama sampai dengan Instruktur Madya.
3) Realisasi Penetapan Angka Kredit 1, 2, 3

Q. PEMBEBASAN SEMENTARA, PENGANGKATAN KEMBALI, DAN


PEMBERHENTIAN

1) Pembebasan sementara
Instruktur dibebaskan sementara dari jabatannya apabila :
a) Dalam jangka waktu 5 (lima) tahun sejak diangkat dalam jabatan/pangkat terakhir
tidak dapat memperoleh angka kredit yang ditentukan untuk kenaikan
pangkat/jabatan setingkat lebih tinggi.
b) Dalam jangka waktu satu tahun sejak diangkat dalam jabatan/pangkat terakhir tidak
dapat memperoleh angka kredit sekurang-kurangnya :
1) 10 (sepuluh) dari kegiatan unsur utama bagi Instruktur Penyelia, pangkat Penata
Tk.l, Ill/d.
2) 20 (dua puluh) dari kegiatan unsur utama bagi Instruktur Madya, pangkat
Pembina Utama Muda, IV/c.
3) Dijatuhi hukuman disiplin tingkat sedang atau berat berupa penurunan pangkat
berdasarkan PP No. 30 Tahun 1980.
4) Diberhentikan sementara sebagai PNS berdasarkan PP No. 4 Tahun 1966.
5) Ditugaskan secara penuh di luar jabatan Instruktur, termasuk diangkat dalam
jabatan struktural.
6) Cuti di luar tanggungan Negara, kecuali cuti di luar tanggungan Negara untuk
persalinan.
7) Tugas belajar lebih dari 6 (enam) bulan. Instruktur yang dibebaskan sementara
karena dijatuhi hukuman disiplin, maka selama yang bersangkutan menjalani
masa hukuman tersebut tetap wajib melaksanakan tugas pokoknya sebagai
Instruktur tetapi kegiatan tersebut tidak dapat ditetapkan angka kreditnya
(Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor
36/KEP/M.PAN/3/2003 pasal 26).

2) Pengangkatan Kembali

a) Kriteria pengangkatan kembali


1) Instruktur yang telah menjalani pembebasan sementara sebagaimana tersebut
pada butir 1 di alas dapat diangkat kembali dalam jabatan Instruktur, apabila
memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan.
2) PNS yang diangkat kembali dalam jabatan Instruktur dapat menggunakan angka
kredit terakhir yang dimiliki dan dapat ditambah dari prestasi di bidang pelatihan
dan pembelajaran yang diperoleh selama tidak menduduki jabatan Instruktur,
setelah ditetapkan oleh pejabat yang berwenang/menetapkan angka kredit.

b) Tata cara pengangkatan kembali


1) Instruktur yang telah selesai menjalani pembebasan sementara melaporkan
secara tertulis kepada pimpinan unit kerjanya dengan melampirkan :
a) PAK terakhir yang telah dimiliki atau PAK terakhhir yang telah ditambah
angka kredit yang berasal dari prestasi di bidang pelatihan dan pembelajaran
yang diperoleh selama dibebaskan sementara
b) Fotocopy keputusan pangkat terakhir yang dilegalisir pejabat berwenang.
c) Fotocopy keputusan pembebasan sementara sebagai Instruktur yang
dilegalisir pejabat berwenang.
d) Surat keterangan/keputusan/pernyataan telah selesai menjalani tugas diluar
jabatan Instruktur.
e) Fotocopy ijazah/STTPP yang telah dilegalisir Pejabat berwenang dengan
disertai keputusan pengangkatan/ penugasan kembali pada unit kerja semula
bagi yang telah selesai tugas belajar.
f) Surat keterangan telah selesai menjalani hukuman disiplin, bagi yang
dibebaskan karena dijatuhi hukuman disiplin.
2) Fotocopy keputusan pengangkatan kembali sebagai PNS bagi yang telah
selesai menjalani cuti di luar tanggungan negara yang dilegalisir oleh pejabat
yang berwenang (Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor
36/KEP/M.PAN/3/2003 pasal 26).
3) Berdasarkan laporan tersebut pimpinan unit kerja yang bersangkutan
mengusulkan pengangkatan kembali sebagai Instruktur dengan melampirkan
persyaratan sebagaimana butir 1), sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang
berlaku.
4) Pejabat yang berwenang menerbitkan keputusan pengangkatan kembali dalam
jabatan semula sebagai instruktur, sesuai usul dan ketentuan yang berlaku.
5) Keputusan pengangkatan kembali disampaikan kepada Instruktur yang
bersangkutan melalui pimpinan unit kerjanya dengan tembusan kepada unit
kerja/instansi terkait (Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara
Nomor 36/KEP/M.PAN/3/2003 pasal 26).

c) Ketentuan dalam pengangkatan kembali


Prestasi kerja yang berkaitan dengan bidang pelatihan dan pembelajaran
yang dikerjakan selama pembebasan sementara dihitung angka kreditnya, kecuali
bagi yang dibebaskan karena dijatuhi hukuman disiplin (Keputusan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 36/KEP/M.PAN/3/2003 pasal 26).

3) Pemberhentian

a) Alasan pemberhentian
Instruktur diberhentikan dari jabatan fungsionalnya apabila:
1) Dijatuhi hukuman disiplin tingkat berat, kecuali jenis hukuman disiplin berat
berupa penurunan pangkat.
2) Diberhentikan sebagai PNS berdasarkan PP No. 32 Tahun 1979.
6) Dalam jangka waktu satu tahun sejak dibebaskan sementara dari jabatannya
karena tidak dapat memperoleh angka kredit yang ditentukan, yang
bersangkutan tetap belum memperoleh angka kredit minimal yang ditetapkan
(Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor
36/KEP/M.PAN/3/2003 pasal 28).

b) Tata cara pemberhentian


1) Pimpinan unit kerja mengusulkan pemberhentian sesuai dengan prosedur dan
ketentuan yang berlaku, dengan melampirkan :
a) Fotocopy keputusan pangkat/golongan terakhir yang dilegalisir pejabat
berwenang.
b) Fotocopy keputusan pengangkatan dan atau pembebasan sementara dari
jabatan Instruktur.
c) Surat keterangan dari Ketua Tim Penilai yang menerangkan bahwa yang
bersangkutan tidak dapat mengumpulkan angka kredit yang dipersyaratkan
dalam jangka waktu yang ditentukan setelah pembebasan sementara.
d) Fotocopy keputusan hukuman disiplin yang dilegalisir pejabat yang
berwenang.
2) Berdasarkan usulan tersebut pejabat yang berwenang menetapkan keputusan
pemberhentian dari jabatan Instruktur.
3) Keputusan pemberhentian disampaikan kepada Instruktur yang bersangkutan
melalui pimpinan unit kerjanya dengan tembusan kepada unit kerja/instansi
terkait (Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor
36/KEP/M.PAN/3/2003 pasal 28).
DAFTAR PUSTAKA

1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian


sebagaimana yang telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999.
2. Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 1966 tentang Pemberhentian Sementara PNS.
3. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1979 tentang Pemberhentian PNS
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 1994.
4. Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 1980 tentang Disiplin PNS.
5. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional PNS.
6. Peraturan Pemerintah Nomor 99 Tahun 2000 tentang Kenaikan Pangkat sebagaimana
telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2002.
7. Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2000 tentang Pendidikan dan Pelatihan PNS.
8. Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2003 tentang Kewenangan Pengangkatan,
Pemindahan dan Pemberhentian PNS.
9. Keputusan Presiden Nomor 87 Tahun 1999 tentang Rumpun Jabatan Fungsional PNS.
10. Peraturan Presiden Nomor 58 Tahun 2007 tentang Tunjangan Jabatan Fungsional
Instruktur.
11. Keputusan MENPAN Nomor 36/KEP/M.PAN/3/2003 tanggal 28 Maret 2003 tentang
Jabatan Fungsional Instruktur dan Angka Kreditnya.
12. Keputusan Bersama Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Rl dan Kepala Badan
Kepegawaian Negara Nomor KEP.188/MEN/2003 dan Nomor 25A Tahun 2003 tanggal
10 Juli 2003 tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional Instruktur dan Angka
Kreditnya.
13. Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor KEP.07/MEN-KP/KP.430/2006
tentang Pemberian Kuasa Penandatanganan Keputusan Tentang Pengangkatan,
Pemindahan, Pemberhentian, dan Mutasi Kepegawaian Lainnya PNS dilingkungan
DKP.
14. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor PER.07/MEN/2005 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Departemen Kelautan dan Perikanan, sebagaimana telah
diubah yang ketiga kalinya Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor
PER.08/MEN/2007
LAMPIRAN

Profil instruktur

UU yang mau dilampirkan


Nek kebanyaken mau diprint covernya ja po mil..? jadi itu tu kelihatan, UU / PP no
berapa aja yang dipake .. apa mau gimana, aku manut.. hehe..
Contoh:
LAMPIRAN XIII : KEPUTUSAN BERSAMA MENTERI
TENAGA KERJA DAN
TRANSMIGRASI RI DAN KEPALA
BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA
NOMOR : TAHUN 2003
NOMOR : TAHUN 2003
TANGGAL :

KEPUTUSAN MENTERI
PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
NOMOR 36/KEP/M.PAN/3/2003
TE

TENTANG
JABATAN FUNGSIONAL INSTRUKTUR DAN ANGKA KREDITNYA
MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA,

Menimbang : a. bahwa dengan berlakunya Keputusan Presiden Nomor 87 Tahun 1999


tentang Rumpun Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil dan
meningkatnya kebutuhan terhadap Instruktur pada berbagai instansi
pemerintah, dipandang perlu meninjau kembali Keputusan Menteri
Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 24/MENPAN/1990
tentang Angka Kredit Bagi Jabatan Instruktur Latihan Kerja ;
b. bahwa untuk maksud tersebut pada huruf a di atas, dipandang perlu
menetapkan Jabatan Fungsional Instruktur dan Angka Kreditnya
dengan Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara;
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 12 TAHUN 2012
TENTANG
PENDIDIKAN TINGGI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA


PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : a. bahwa Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun


1945 mengamanatkan kepada Pemerintah untuk mengusahakan
dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional yang
meningkatkan keimanan, ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa,
dan akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa
serta memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan
menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk
kemajuan peradaban serta kesejahteraan umat manusia;
b. bahwa pendidikan tinggi sebagai bagian dari system pendidikan
nasional memiliki peran strategis dalam mencerdaskan kehidupan
bangsa dan memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan
memperhatikan dan menerapkan nilai humaniora serta
pembudayaan dan pemberdayaan bangsa Indonesia yang
berkelanjutan;
c. bahwa untuk meningkatkan daya saing bangsa dalam menghadapi
globalisasi di segala bidang, diperlukan pendidikan tinggi yang
mampu mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi serta
menghasilkan intelektual, ilmuwan, dan/atau profesional yang
berbudaya dan kreatif, toleran, demokratis, berkarakter tangguh,
serta berani membela kebenaran untuk kepentingan bangsa;
d. bahwa . . .

Jangan lupa video dimasukkan ke dalam ppt..

Anda mungkin juga menyukai