BAB I
PENDAHULUAN
Tujuan penulisan laporan modul Analisis Finansial ini adalah sebagai berikut :
1. Memahami perhitungan fixed cost dan variable cost serta biaya langsung dan tidak
langsung
2. Memahami penggunaan metode ABC (Activity Based Costing)
3. Mampu menentukan harga pokok produksi, laba perusahaandan harga jual suatu
produk dengan menggunakan metode ABC
4. Mampu menganalisis aliran kas yang terjadi selama masa invesstasi
5. Mampu melakukan analisis kelayakan investasi dengan menggunakan NPV, IRR, dan
Payback Period.
1.4 Pembatasan Masalah dan Asumsi
Penulis membatasi pembahasan laporan ini yang berisi tentang analisis finansial di
dalam perusahaan PT Kanishta Garjita Indonesia dengan mengunakan data STO, kebijakan
perusahaan, Jumlah pegawai, Harga Material, JIP, AP, Biaya Kualitas, Luas Lantai
Produksi, Luas Office, Jumlah Lampu, Jumlah AC, Jumlah Exhause Fan, Aset Awal
perusahaan, Biaya asuransi, dan Biaya Reparasi sehingga dapat ditentukan harga pokok
produk, cash flow dan analisis kelayakan investasi, serta harga jual produk.
1.5 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan yang disusun dalam laporan praktikum analisis finansial ini
adalah sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Berisi tentang latar belakang, tujuan praktikum, dan sistematika penulisan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Berisi tentang tinjauan pustaka yang berhubungan dengan analisis finansial
dalam perusahaan.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Diagram alir yang berisi tentang jalannya penulisan dari mulai pengumpulan
data hingga laporan selesai.
BAB IV PENGUMPULAN DATA
Berisi tentang data yang dibutuhkan untuk analisis finansial dalam
perusahaan.
BAB V PENGOLAHAN DATA
Berisi tentang pengolahan ABC (Activity Based-Costing) dalam perusahaan
berupa penentuan rencana produksi dan perhitungan biaya-biaya yang ada
dalam perusahaan.
BAB VI ANALISA DAN PEMBAHASAN
Berisi tentang analisa yang dilakukan terhadap hasil pengolahan data yang
dilakukan pada bab sebelumnya. Terdiri dari analisa perhitungan biaya-
biaya yang ada dalam perusahaan, Analisis HPP, analisis Cash Flow,
analisis Payback Period, analisis NPV, dan analisis IRR.
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN
Berisi tentang kesimpulan dan saran
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Sistem biaya tradisional berdasar tarif tunggal BOP dan tarif depaertemental BOP
hanya cocok dalam lingkungan perusahaan baik manufaktur maupun jasa yang masih
bersifat tradisional dan persaingan level domestik. Namun, sistem biaya tradisional
menimbulkan distorsi biaya jika digunakan dalam lingkungan pemanufakturan maju dan
persaingan level global. Lingkungan pemanufakturan maju adalah lingkungan yang disifati
oleh persaingan yang tajam dan biasanya berlevel global, penyempurnaan
berkesinambungan , tqm, kepuasan konsumen total, dan teknologi yang canggih.
Perusahaan yang beroperasi dalam lingkungan pemanufakturan maju harus menggunakan
strategi baru untuk mencapai keunggulan. Sistem akuntansi biaya yang digunakan untuk
membebankan biaya harus diubah dengan sistem yang cocok dengan lingkungan yaitu
dengan menggunakan ABC. Jika sistem biaya todak diubah maka timbul distorsi yang
terlalu tinggi (cost overstated atau cost overrun) untuk produk bervolume banyak dan
pembebanan biaya yang terlalu rendah (cost understated atau cost underrun) untuk produk
yang bervolume sedikit. Dengan kata lain, sistem biaya tradisional menjadi usang dalam
lingkungan pemanufakturan maju. Sistem biaya yang usang menimbulkan gejala-gejala
sebagai berikut:
a. Karena terjadi distorsi biaya maka penawaran sulit dijelaskan.
b. Karena produk bervolume banyak di bebani biaya perunit terlalu besar maka harga jual
yang di tawarkan pada konsumen terlalu besar pula dibandingkan dengan para pesaing
perusahaan.
c. Harga yang diminta para konsumen untuk produk bervolume banyak mungkin sudaj
menguntungkan, namun ditolak oleh perusahaan karena biaya perunitnya terdistorsi
menjadi tinggi.
Program Studi Teknik Industri
Universitas Diponego
2016 4
Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri
Modul 8 Analisis Finansial
Kelompok 25
d. Karena produk bervolume sedikit dibebani biaya perunit terlalu kecil maka harga jual
yang ditawarkan pada konsumen terlalu kecil pula dibandingkan dengan para pesaing
perusahaan sehingga produk ini laku keras.
e. Produk bervolume sedikit kelihatannya laba, namun sebenarnya mungkin rugi karena
biaya perunitnya dibebani terlalu kecil.
f. Konsumen tidak menggeluh terhadap kenaikan harga jual produk bervolume rendah, hal
ini disebabkan biaya perunitnya terdistorsi terlalu rendah sehingga para pesaing yang
biaya perunitnya tepat menjual produk yang sama dengan harga yang jauh lebih mahal.
g. Meskipun hanya nampak tinggi (namun sebenarnya mungkin rugi), menajer produksi
ingin menghentikan produk bervolume kecil karena lebih sulit untuk dibuat.
h. Departemen akuntansi dan manajemen puncak tidak banyak memperhatikan
penyempurnaan sistem akuntansi biaya yang digunakan perusahaan dan para pengguna
informasi biaya merasa informasi yang diperolehnya tidak bermanfaat dan bahkan
menyesatkan.
Dalam lingkungan pemanufakturan maju, setidaknya ada tiga faktor yang
menyebabkan sistem biaya tradisional tidak mampu membebankan BOP secara teliti pada
produk yaitu (1) produk yang dihasilkan beberapa jenis. (2) BOP berlevel nonunit
jumlahnya relatif besar, dan (3) diversitas produk-produk relatif tinggi. Ketiga faktor
tersebut mengharuskan manajemen untuk mengganti sistem biaya tradisional dengan sistem
ABC. Dibawah ini dibahas ketiga faktor tersebut:
Biaya berlevel non unit yang berjumlah besra belum tentu mangakibatkan sistem biaya
tradisional menimbulkan distorsi.
Digambarkan dalam tabel, perbedaan antara penentuan harga pokok produk tradisional
dan sistem ABC, yaitu:
Tabel 2. 1 Perbedaan Penetapan Harga Pokok Produk Tradisional dengan Metode Activity Based
Costing
Metode Penentuan Harga Pokok
Metode Activity Based Costing
Produk Tradisional
(Mulyadi, 2005)
2.2 Klasifikasi Biaya
Biaya langusng merupakan biaya yang yang dengan mudah ditelusuri ke objek
biaya yang bersangkutan seperti biaya tenaga kerja dan biaya material. Namun seiring
dengan berjalannya waktu muncul biayabiaya yang bisa di golongkan kedalam biaya
langsung. Biayabiaya tersebut seperti biaya reperasi, perawatan, utilitas, dan lain
sebagainya. Sistem biaya akan membebankan biaya tidak langsung kepada basis alokasi
yang tidak representatif.
Biaya tidak langsung merupakan biaya yang tidak dapat ditelusuri dengan mudah
ke objek biaya yang bersangkutan. Biaya overhead produksi dapat didefenisikan sebagai
biaya dari bahan atau material tidak langsung, tenaga kerja tidak langsung, dan semua
biaya produksi yang tidak dapat dibebankan langsung kepada produk. Dengan kata lain,
biaya overhead produksi ini meliputi seluruh biaya produksi kecuali biaya material
langsung dan biaya tenaga kerja langsung.
Biaya overhead yang timbul umumnya dikonsumsi oleh lebih dari satu departemen
produksi. Oleh karena itu diperlukan suatu prosedur distribusi biaya yang digunakan
untuk membebankan biaya overhead ini kepada tiap-tiap departemen ataupun produk
yang mengkonsumsinya. Secara garis besar, biaya overhead produksi digolongkan
sebagai berikut :
Depresiasi adalah proses mengalokasikan biaya aktiva tetap ke dalam beban selama masa
manfaatnya dengan cara yang rasional dan sistematis. Alokasi biaya memungkinkan
perusahaan menandingkan beban dengan pendapatan sesuai dengan prinsip pengakuan
beban. Penting untuk dimengerti bahwa depresiasi adalah sebuah proses pengalokasian
biaya, bukan proses penilaian aktiva, sehingga tidak perlu mengukur perubahan nilai wajar
aktiva selama masa kepemilikan. Jadi, nilai buku dari aktiva tetap tersebut bisa saja berbeda
dengan nilai wajarnya.
Depresiasi hanya dapat diaplikasikan pada aktiva tetap yang mengalami pengurangan nilai
guna seiring dengan pemakaian aktiva tersebut. Misalnya, kinerja sebuah truk angkut akan
menjadi lebih menurun setelah digunakan 5 tahun ketimbang hanya digunakan 2 tahun.
Oleh sebab itu, meskipun tanah adalah aktiva tetap, namun tanah tidak mengalami
penurunan nilai, sehingga tanah tidak digolongkan sebagai aktiva tetap yang dapat
didepresiasi.Pengakuan depresiasi tidak mengakibatkan pengeluaran kas sebagai
penggantian aktiva. Saldo pada Akumulasi Depresiasi hanya menunjukkan jumlah biaya
aktiva yang telah dibebankan pada akun beban (expense).
Ada 3 faktor yang mempengaruhi penghitungan depresiasi:
Cost (biaya). Biaya yang dimaksud di sini adalah biaya perolehan. Biaya perolehan
menjadi dasar penghitungan seberapa besar depresiasi yang harus dialokasikan per
periode akuntansi.
Useful life (masa manfaat). Masa manfaat merupakan estimasi umur produktif
aktiva yang kita harapkan. Masa manfaat dapat dinyatakan dalam tahun, unit
aktivitas, unit output. Masa manfaat merupakan estimasi. Dalam menentukan
estimasi tersebut, manajemen mempertimbangkan faktor-faktor seperti tujuan
penggunaan aktiva, Pengelolaan dan perbaikan, kerentanan atas kerusakannya.
Pengalaman masa lalu sangat membantu manajemen dalam menentukan masa
manfaat jenis aktiva yang serupa.
Residual value (nilai sisa). Nilai sisa merupakan estimasi dari nilai aktiva di akhir
masa manfaatnya. Seperti masa manfaat, nilai sisa juga merupakan estimasi. Dalam
menentukan estimasi ini, manajemen mempertimbangkan bagaimana perusahaan
merencanakan melepaskan aktiva tersebut.
Contoh :
PT Elok membeli mobil bekas seharga Rp. 600.000 dan mengeluarkan Rp. 150.000
sebagai biaya reparasi, berapa depresiasinya dan nilai buku pada akhir tahun kedua
jika mobil tersebut mempunyai nilai sisa Rp. 150.000 dan taksiran umur manfaat
85.000 km lagi, pada tahun pertama mobil dipakai sejauh 12.000 kmdan tahun ke
dua menempuh 14.000 km
depresiasi perunit : 750.000 150.000 / 85.000 km
: Rp 7 / km
Jika suatu aktiva mempunyai nilai sisa maka depresiasi untuk tahun terakhir
dihitung sbb :
Depresiasi : Nilai buku awal tahun terakhir nilai sisa
: 1.685.000 1.000.000 : 685.000
4. Metode Jumlah Angka Tahun (Sum Of Year)
Contoh :
Sebuah mesin dibeli oleh PT Texmaco, berapa depresiasinya untuk 2 tahun pertama
jika mesin punya nilai sisa 192.000 dan taksiran umur manfaat 25 tahun, harga
mesin tersebut 1.350.000
Jawab
S : 25 (25+1) / 2 : 325
Jumlah terdepresiasi : 1.350.000 192.000 : 1.158.000
Depresiasi : jumlah terdepresiasi x angka pecahan
Th 1 : 1.158.000 x 25/325 : 89.077
Th 2 : 1.158.000 x 24/325 : 85.513
berguna untuk tujuan penentuan biaya berdasarkan aktivitas. Aktivitas adalah segala
sesuatu yang menyebabkan konsumsi overhead. Biaya untuk melakukan aktivitas
dibebankan ke produk yang menyebabkan aktivitas tersebut.
2. Sumber daya adalah unsur ekonomis yang dibebankan atau digunakan dalam
pelaksanaan aktivitas. Gaji dan bahan merupakan contoh sumber daya yang
digunakan untuk melakukan aktivitas.
3. Pemicu biaya atau cost driver adalah faktor-faktor yang menyebabkan perubahan
biaya aktivitas. Cost driver merupakan faktor yang dapat diukur yang digunakan
untuk membebankan biaya ke aktivitas dan dari aktivitas ke aktivitas lainnya,
produk atau jasa.
4. Objek biaya atau cost object adalah suatu kesatuan yang memerlukan performa
suatu aktivitas. Objek biaya termasuk produk, pelanggan, pasar, saluran distribusi
dan proyek.
Activity Based Costing (ABC) pada dasarnya mencari suatu metode atau cara untuk
menghasilkan informasi biaya yang lebih akurat dengan melakukan identifikasi atas
berbagai aktivitas
Activity Based Costing Sistem adalah suatu sistem akuntansi yang terfokus pada
aktivitas-aktifitas yang dilakukan untuk menghasilkan produk/jasa. Activity Based
Costing menyediakan informasi perihal aktivitas-aktivitas dan sumber daya yang
dibutuhkan untuk melaksanakan aktivitas-aktivitas tersebut. Aktivitas adalah setiap
kejadian atau transaksi yang merupakan pemicu biaya (cost driver) yakni, bertindak sebagai
faktor penyebab dalam pengeluaran biaya dalam organisasi. Aktivitas-aktivitas ini menjadi
titik perhimpunan biaya. Dalam sistem ABC, biaya ditelusur ke aktivitas dan kemudian ke
1. Aktivitas adalah pekerjaan yang dilakukan dalam suatu organisasi. Aktivitas dapat pula
diartikan sebagai kumpulan tindakan yang dilakukan dalam organisasi yang berguna
untuk tujuan penentuan biaya berdasarkan aktivitas. Aktivitas adalah segala sesuatu
yang menyebabkan konsumsi overhead. Biaya untuk melakukan aktivitas dibebankan
ke produk yang menyebabkan aktivitas tersebut.
2. Sumber daya adalah unsur ekonomis yang dibebankan atau digunakan dalam
pelaksanaan aktivitas. Gaji dan bahan merupakan contoh sumber daya yang
digunakan untuk melakukan aktivitas.
3. Pemicu biaya atau cost driver adalah faktor-faktor yang menyebabkan perubahan
biaya aktivitas. Cost driver merupakan faktor yang dapat diukur yang digunakan
untuk membebankan biaya ke aktivitas dan dari aktivitas ke aktivitas lainnya,
produk atau jasa.
4. Objek biaya atau cost object adalah suatu kesatuan yang memerlukan performa
suatu aktivitas. Objek biaya termasuk produk, pelanggan, pasar, saluran distribusi
dan proyek.
2.4.2 Tahapan Metode ABC
a. Tahap Pertama
Pengumpulan biaya dalam cost pool yang memiliki aktivitas yang sejenis atau
homogen, terdiri dari 4 langkah:
1. Mengidentifikasi dan menggolongkan biaya ke dalam berbagai aktifitas.
asuransi, biaya gaji karyawan. Biaya ini dibebankan kepada produk atas dasar
taksiran unit produk yang dihasilkan pada kapasitas normal divisi penjual.
3. Mengidentifikasikan cost driver dimaksudkan untuk memudahkan dalam penentuan
tarif per unit cost driver.
4. Menentukan tarif per unit cost driver adalah biaya per unit cost driver yang dihitung
untuk suatu aktivitas.
Activity Based Costing (ABC) pada dasarnya mencari suatu metode atau cara
untuk menghasilkan informasi biaya yang lebih akurat dengan melakukan identifikasi atas
berbagai aktivitas. Untuk mengidentifikasi biaya sumber daya pada berbagai aktivitas,
perusahaan perlu mengelompokkan seluruh aktivitas menurut cara bagaimana aktivitas-
aktivitas tersebut mengkonsumsi sumber daya. Sistem ABC membagi aktivitas kedalam 4
tingkatan, yaitu :
Aktivitas tingkat unit (Unit-Level Activities) Aktivitas ini dilakukan untuk setiap unit
produksi. Biaya aktivitas berlevel unit bersifat proporsional dengan jumlah unit produksi.
Sebagai contoh, menyediakan tenaga untuk menjalankan peralatan, karena tenaga tersebut
cenderung dikonsumsi secara proporsional dengan jumlah unit yang diproduksi.
1. Aktivitas tingkat kelompok unit (Batch-Level Activities) Aktivitas dilakukan setiap
kelompok unit diproses, tanpa memperhatikan berapa unit yang ada pada kelompok unit
tersebut. Misalnya, pekerjaan seperti membuat order produksi dan pengaturan
pengiriman konsumen adalah aktivitas berlevel kelompok unit.
2. Aktivitas pendukung produk/jasa (Product/Service-Sustaining Activities) Aktivitas ini
mendukung produksi produk/jasa spesifik dan biasanya dikerjakan tanpa
memperhatikan berapa batch atau unit yang diproduksi atau dijual. Aktivitas ini
dilakukan karena dibutuhkan untuk menopang produksi setiap jenis produk/jasa yang
berlainan. Sebagai contoh merancang produk atau mengiklankan produk.
Gambar 2.1 Tingkatan Aktivitas Pada Sistem Biaya Activity Based Costing (ABC)
(Akbar,2011)
Metode ABC memandang bahwa biaya overhead dapat dilacak dengan secara
memadai pada berbagai produk secara individual. Biaya yang ditimbulkan oleh cost driver
berdasarkan unit adalah biaya yang dalam metode tradisional disebut sebagai biaya
variabel.
Metode ABC memperbaiki keakuratan perhitungan harga pokok produk dengan
mengakui bahwa banyak dari biaya overhead tetap bervariasi dalam proporsi untuk berubah
selain berdasarkan volume produksi. Dengan memahami apa yang menyebabkan biaya-
biaya tersebut meningkat dan menurun, biaya tersebut dapat ditelusuri kemasing-masing
produk. Hubungan sebab akibat ini memungkinkan manajer untuk memperbaiki ketepatan
kalkulasi biaya produk yang dapat secara signifikan memperbaiki pengambilan keputusan
(Hansen dan Mowen, 2004: 157-158)
Digambarkan dalam tabel, perbedaan antara penentuan harga pokok produk
tradisional dan sistem ABC, yaitu:
Tabel 2.6 Perbedaan penetapan harga pokok produkTradisional dengan Metode Activity Based
Costing
Metode Penentuan Harga Pokok
Metode Activity Based Costing
Produk Tradisional
Tujuan Inventory level Product Costing
Tahap desain, produksi, Tahap
Lingkup Tahap produksi
pengembangan
Biaya bahan baku, tenaga kerja
Fokus Biaya overhead
langsung
Periode Periode akuntansi Daur hidup produk
Teknologi yang
Metode manual Komputer telekomunikasi
digunakan
(Mulyadi, 1993)
2.6 Cash Flow
Arus Kas (Cash Flow) adalah arus masuk dan arus keluar kas atau setara kas (cash
equivalent) atau investasi yang sifatnya sangat likuid, berjangka pendek dan yang cepat
dapat di jadikan kas dalam jumlah tertentu tanpa menghadapi resiko perubahan nilai yang
signifikan (Ikatan Akuntan Indonesia 2004 : 2.2). Arus Kas adalah arus kas masuk operasi
dengan pengeluaran yang dibutuhkan untuk mempertahankan arus kas operasi dimasa
mendatang (Brigham dan Houston 2001 : 47).
tunai sedangkan hasil penjualan kredit baru akan dimasukan setelah benar-benar
diterima secara tunai
(Hansen, 2004).
2.7 Analisis Kelayakan Investasi
Keterangan :
CFIn : Cash Flow form Investing dari tahun satu ke tahun n
r : Diskon rate
n : Jangka waktu proyek
Profitability Index
Profitability Index adalah perbandingan antara nilai sekarang aliras kas masuk netto
(Present Value of Proceed) di masa mendatang dengan aliran kas keluar mula-mula
(Present Value of Outlays). Merupakan index yang digunakan untuk mengukur
apakah investasi itu layak atau tidak layak . kriteria investasi dinyatakan diterima
ketika PI 1
()
Internal Rate of Return (IRR)
Metode perusahaan dalam mengukur kelayakan investasi dalam suatu proyek
ditinjau dari Interest ratenya apakah apakah IRR lebih besar dari pada interest
ratenya , jika lebih besar proyek layak. IRR digunakan sebagai kriteria keputusan
yang diambil perusahaan dalam menganggarkan modal yang menentukan apakah
akan mengambil suatu proyek atau tidak.
Rumus :
2 1
= 1 1
2 1
Keterangan :
P1 : tingkat bunga 1
P2 : Tingkat bunga 2
C1 : NPV 1
C2 : NPV 2
(Nugroho, 2012)
BAB III
METODOLOGI
3.1 Metode Penelitian
Adapun Metode Penelitian yang digunakan dalam praktikum Modul 9 ini adalah
sebagai berikut:
Mulai
Perhitungan Biaya
ABC Tahap
Pertama
Perhitungan HPP
Perhitungan
Harga Jual
Pembuatan Cash
Flow
Analisis
Kelayakan
Investasi
(Payback Period,
NPV, IRR)
Selesai
Analisis :
Pada praktikum Perancangan Teknik Industri Modul 9 ini adalah Analisis Finansial,
tahap-tahap metode penelitiannya dimulai dengan perhitungan biaya langsung dan
overhead,lalu melakukan perhitungan dengan metode ABC pada tahap pertama yang
dilanjutkan dengan metode ABC tahap kedua. Setelah melakukan perhitungan dengan
metode ABC, dilakukan perhitungan HPP, dan harga jual. Dari semua hasil perhitungan
tersebut, maka dapat dilakukan pembuatan cash flow. Tahap selanjutnya yaitu melakukan
analisis kelayakan investasi dengan menggunakan indikator Payback Period, Net Present
Value, dan Intarnal Rate of Return.
BAB IV
PENGUMPULAN DATA
4.1 Pengumpulan Data
4.1.1 Jumlah Karyawan
Tabel 4.1 Jumlah Karyawan
NO Jabatan Jumlah
1 Direktur Utama 1
Departemen Produksi
Kepala Departemen 1
Unit PPIC :
Kepala Unit 1
Staff 4
2 Unit Quality Control :
Kepala Unit 1
Staff 5
Unit Assembly :
Kepala Unit 1
Staff 5
Departemen RND
Kepala Departemen 1
3 Staff HRD 1
Staff Riset 1
Staff GA 1
Departemen Sales &
Marketing
4 Kepala Departemen 1
Staff Marketing 1
Staff Sales 1
Departemen Logistik
Kepala departemen : 1
5 Unit Purchasing
Kepala Unit Purchasing 1
Staff Purchasing 4
Unit warehouse 1
NO Jabatan Jumlah
Kepala Unit 1
Staff 4
Unit Distribusi
Kepala Unit 1
Staff 5
Departemen Financial
Kepala Departemen 1
6
Staff Accounting 1
Staff Administrasi 1
Departemen IT
7 Kepala Departemen 1
Staff 1
8 Operator 25
Satpam 2
9 Cleaning Service 2
Driver 2
10 Operator Warehouse 2
Jumlah Karyawan 82
Jumlah (CT-
Stasiun elemen Ti CT-Sk
Sk Sk)^2
18 16.32
1 12 10.28 35.98 3.13 9.7969
4 9.38
16 8.75
10 7.33
2 13 7.33 37.83 1.28 1.6384
17 7.24
27 7.18
8 6.79
3 1 6.52 34.8 4.31 18.5761
2 21.49
6 6.43
19 6.4
4 22 6.26 31.42 7.69 59.1361
23 6.17
26 6.16
3 20.95
5 38.8 0.31 0.0961
9 17.85
7 16.48
6 32.51 6.6 43.56
11 16.03
5 13.93
7 24 10.65 33.55 5.56 30.9136
20 8.97
14 8.03
25 6.26
8 33.22 5.89 34.6921
15 4.38
28 14.55
21 11.31
9 29 12.66 35.34 3.77 14.2129
30 11.37
Jumlah (CT-
Stasiun elemen Ti CT-Sk
Sk Sk)^2
31 10.1
10 31.55 7.56 57.1536
32 6.8
33 7.79
34 6.86
Terdapat 10 stasiun kerja, maka terdapat 10 operator lantai produksi.
Jumlah
Departemen
Lampu
Produksi 117
Pergudangan 12
pengembangan 3
pemasaran 2
Penjualan 2
Komunikasi 2
Pendukung 69
Pengelolaan 4
Total 211
Sesuaikan dengan Rp
1 Biaya Material
modul 6 11,980.00
Rp
Biaya Tenaga Biaya Operator :
1,685,000.00
Kerja Biaya Rakit = Rp waktu stasiun,
Langsung 4,-/detik output
Gaji Pokok per
2 Bulan (WS per standar)
SK) x (OS
min SK) x Biaya
Rakit
Modul 4
Biaya Tenaga
(Jumlah
Kerja packaging -
operator)
Modul 8 (luas
Listrik :
lantai
Pemakaian produksi, luas
Lampu office, fasilias
produksi, jumlah
Pemakaian AC
lampu,
Pemakaian jumlah AC,
Exhaust Fan jurnlah exhaust
5 Biaya Utilitas Komputer +
Printer (daya =
575 watt/unit) fan)
Tarij. dasar listrik
= Rp 1.070,-/KWh
Modul 8 (luas
Air
ruangan
Tatif air PDAM= dengan
Rp 12.500/m3 kebutuhan air)
Biaya Internet, Telepon, Tentukan biaya
6
Komunikasi Faksimile pemakaian
biaya
komunikasi
3 Mobil Box (SV
= 20% harga
awal)
1 Mobil
Operasional (SV
Biaya = 30% harga
7 awal)
Depresiasi
Perangkat
Elektronik (SV =
Rp 20.000.000,- )
Furniture (SV =
Rp 25.000.000,-)
BAB V
PENGOLAHAN DATA
5.1 Perhitungan Biaya
5.1.1 Biaya Material
Tabel 5.1 Biaya material
kebutuhan
Item item Harga/unit Total biaya
tahunan
Body
Amoldo 12101 Rp 2.000 Rp 24.202.000
Bernardo 42152 Rp 2.000 Rp 84.304.000
Cartaya 13528 Rp 2.000 Rp 27.056.000
Penutup Baterai 103725 Rp 80 Rp 8.298.000
Pengunci Body 103725 Rp 50 Rp 5.186.250
Tuas On-Off 103725 Rp 60 Rp 6.223.500
Penutup Plat Depan 103725 Rp 80 Rp 8.298.000
Plat Depan 103725 Rp 80 Rp 8.298.000
Pengunci Dinamo 103725 Rp 80 Rp 8.298.000
Gardan 103725 Rp 200 Rp 20.745.000
Gear Besar 103725 Rp 70 Rp 7.260.750
Gear Kecil 103725 Rp 50 Rp 5.186.250
Chasis 113076 Rp 1.000 Rp 113.076.000
As Roda 207450 Rp 80 Rp 16.596.000
Roda (Ban+Velg) 377496 Rp 250 Rp 94.374.000
Sekrup 207450 Rp 40 Rp 8.298.000
Bumper Belakang 113076 Rp 500 Rp 56.538.000
Roller 377496 Rp 70 Rp 26.424.720
Baut 377496 Rp 40 Rp 15.099.840
Rumah Dinamo 103725 Rp 50 Rp 5.186.250
Plat Belakang Besar 103725 Rp 60 Rp 6.223.500
Plat Belakang Kecil 103725 Rp 50 Rp 5.186.250
Dinamo 103725 Rp 3.000 Rp 311.175.000
Gear Dinamo 103725 Rp 80 Rp 8.298.000
JUMLAH Rp 311.175.000
Biaya
OS Gaji Pokok Total Gaji 1
SK WS Rakit Gaji/bulan Gaji 1 tahun
(unit/jam) (Rp/jam) Tahun (+THR)
(Rp/detik)
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa biaya tenaga kerja untuk operator
material handling adalah Rp 84.250,-. Karena material handling yang dibutuhkan
adalah berupa conveyor dan troli masing masing 1 operator maka dibutuhkan 2
operator. Perhitungan biaya tenaga material handling ini juga ditambah dengan
tunjangan kesehatan sebesar 0,89% gaji pokok dan dana pensiun sebesar 3,7% gaji
pokok. Sehingga perhitungan total biaya tenaga packaging adalah:
Gaji Pokok = Rp 84.250 x 20 = Rp 1.685.000,-/bulan.
Total gaji per tahun = Gaji pokok 1 tahun + THR
= 1.685.000 x 12 + 1.685.000 = Rp 21,905,000/orang
Total biaya tenaga material handling = 2 x Rp 21,905,000 = Rp 43,810,000
Unit Distribusi
Kepala Unit 1 5.250.000 63.000.000
Staff 5 3.375.000 40.500.000
Departemen
Financial
6 Kepala Departemen 1 6.750.000 81.000.000
Staff Accounting 1 3 3.375.000 40.500.000
Staff Administrasi 1 3.375.000 40.500.000
Departemen IT
7 Kepala Departemen 1 6.750.000 81.000.000
2
Staff 1 3.375.000 40.500.000
Jam
Departemen dan watt Harga Total(bulan)
No kerja
Fasilitas
Jumlah
(kwh)
Lampu
1 Direktur Utama 3 70 1070 8 8988
2 Departemen Produksi 117 70 1070 8 350532
3 Departemen RND 3 70 1070 8 8988
4 Departemen S & M 2 70 1070 8 5992
5 Departemen Logistik 12 70 1070 8 35952
6 Departemen Financial 2 70 1070 8 5992
7 Departemen IT 2 70 1070 8 5992
Total 211 422436
Departemen
5 5 PK 45000 1 3725 1070 40 159430
Logistik
Departemen
6 1 PK 9000 1 745 1070 40 31886
Financial
7 Departemen IT 1/2 PK 5000 1 372,5 1070 40 15943
Total 7 478290
Jadi total Biaya Komunikasi Perusahaan PT. Kanishta Garjita Indonesia adalah sebesar
Rp 26.340.000,00/tahun
=
=1
D = depresiasi
P = asset awal perusahaan
n = 10 tahun
S = salvage value
Kendaraan
Kendaraan yang dimiliki adalah sebagai berikut:
- 3 mobil box = @Rp. 80.000.000,-
- 1 Mobil operasional = Rp. 120.000.000,-
Perhitungan Depresiasi Kendaraan:
a. Mobil Box
Diketahui :
aset awal (P) = Rp 80.000.000/unit x 3 unit = Rp 240.000.000,00
Salvage Value (S) = Rp 48.000.000,00
JAT = 1+2+3++10 = 55
Dasar Penyusutan = 240.000.000 48.000.000 = 192.000.000
- Tahun ke 0
Dt = 0 karena pada awal tahun belum ada depresiasi maka hasil Vt sama
dengan awal asset perusahaan
- Tahun ke 1
Dt = JAT tahun pertama x Dasar penyusutan
Dt = 10/55 x (240.000.000 48.000.000)
Dt = 0.1818 x 192.000.000 = 34909091
Vt = (Vt-1) Dt
Vt = 240.000.000 34909091 = 205090909
b. Mobil Operasional
Diketahui :
aset awal (P) = Rp 120.000.000,00
Salvage Value (S) = Rp 48.000.000,00
JAT = 1+2+3++10 = 55
Dasar Penyusutan = 120.000.000 36.000.000 = 84.000.000
- Tahun ke 0
Dt = 0 karena pada awal tahun belum ada depresiasi maka hasil Vt sama
dengan awal asset perusahaan
- Tahun ke 1
Dt = JAT tahun pertama x Dasar penyusutan
Dt = 10/55 x (120.000.000 36.000.000)
Dt = 0.1818 x 84.000.000 = 15272727
Vt = (Vt-1) Dt
Vt = 120.000.000 15272727 = 104727273
c. Perangkat Elektronik
Perangkat elektronik yang dimiliki perusahaan adalah:
- Computer
- Ac
- Instalansi lampu
- dll
Aset awal perusahaan (P) = Rp 120.000.000
Salvage Value (S) = Rp 20.000.000,00
JAT = 1+2+3++10 = 55
Dasar Penyusutan = 120.000.000 20.000.000 = 100.000.000
- Tahun ke 0
Dt = 0 karena pada awal tahun belum ada depresiasi maka hasil Vt sama
dengan awal asset perusahaan
- Tahun ke 1
Dt = JAT tahun pertama x Dasar penyusutan
Dt = 10/55 x (120.000.000 20.000.000)
Dt = 0.1818 x 100.000.000 = 18181818
Program Studi Teknik Industri
Universitas Diponegoro
2015 51
Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri
Modul 9 Analisis Finansial
Kelompok 25
Vt = (Vt-1) Dt
Vt = 101818182
Tabel 5.17 Biaya Depresiasi Perangkat Elektronik
Dasar
Tahun Tarif Penyusutan Vt
Penyusutan
0 0 120000000
1 0.1818 100000000 18181818 101818182
2 0.1636 100000000 16363636 85454545
3 0.1455 100000000 14545455 70909091
4 0.1273 100000000 12727273 58181818
5 0.1091 100000000 10909091 47272727
6 0.0909 100000000 9090909 38181818
7 0.0727 100000000 7272727 30909091
8 0.0545 100000000 5454545 25454545
9 0.0364 100000000 3636364 21818182
10 0.0182 100000000 1818182 20000000
Jumlah 100000000
d. Furniture
Perangkat furniture yang dimiliki perusahaan adalah:
- Meja
- Kursi
- Lemari
- dll
Aset awal perusahaan (P) = Rp 80.000.000
Salvage Value (S) = Rp 25.000.000,00
Contoh Perhitungan :
JAT = 1+2+3++10 = 55
Dasar Penyusutan = 80.000.000 25.000.000 = 55.000.000
- Tahun ke 0
Dt = 0 karena pada awal tahun belum ada depresiasi maka hasil Vt sama
dengan awal asset perusahaan
- Tahun ke 1
Dt = JAT tahun pertama x Dasar penyusutan
Dt = 10/55 x (85.000.000 25.000.000)
Dt = 0.1818 x 55.000.000 = 10000000
Vt = (Vt-1) Dt
Vt = 70000000
Tabel 5.18 Biaya Depresiasi Furniture
Dasar
Tahun Tarif Penyusutan Vt
Penyusutan
0 0 80000000
1 0.18182 55000000 10000000 70000000
2 0.16364 55000000 9000000 61000000
3 0.14545 55000000 8000000 53000000
4 0.12727 55000000 7000000 46000000
5 0.10909 55000000 6000000 40000000
6 0.09091 55000000 5000000 35000000
7 0.07273 55000000 4000000 31000000
8 0.05455 55000000 3000000 28000000
9 0.03636 55000000 2000000 26000000
10 0.01818 55000000 1000000 25000000
Jumlah 55000000
- Tahun ke 0
Dt = 0 karena pada awal tahun belum ada depresiasi maka hasil Vt sama
dengan awal asset perusahaan
- Tahun ke 1
Dt = JAT tahun pertama x Dasar penyusutan
Dt = 10/55 x (40.000.000 12.000.000)
Dt = 0.1818 x 28.000.000 = 5090909
Vt = (Vt-1) Dt
Vt = 394909091
Tabel 5.19 Biaya DepresiasiAlat Kantor
Dasar
Tahun Tarif Penyusutan Vt
Penyusutan
0 0 40000000
1 0.18182 28000000 5090909 34909091
2 0.16364 28000000 4581818 30327273
3 0.14545 28000000 4072727 26254545
4 0.12727 28000000 3563636 22690909
5 0.10909 28000000 3054545 19636364
6 0.09091 28000000 2545455 17090909
7 0.07273 28000000 2036364 15054545
8 0.05455 28000000 1527273 13527273
9 0.03636 28000000 1018182 12509091
10 0.01818 28000000 509091 12000000
Jumlah 28000000
f. Bangunan
Luas semua departemen: 1032,47
Luas fasilitas pendukung: 1032,47
Luas Total: 2064,94
Total Biaya awal: 495.585.600
Salvage Value: 247.792.800
Contoh Perhitungan:
JAT = 1+2+3++10 = 55
Dasar Penyusutan =495.585.600 247.792.800 =247.792.800
Program Studi Teknik Industri
Universitas Diponegoro
2015 54
Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri
Modul 9 Analisis Finansial
Kelompok 25
- Tahun ke 0
Dt = 0 karena pada awal tahun belum ada depresiasi maka hasil Vt sama
dengan awal asset perusahaan
- Tahun ke 1
Dt = JAT tahun pertama x Dasar penyusutan
Dt = 10/55 x (495.585.600 247.792.800)
Dt = 0.1818 x 247.792.800 = 45053236
Vt = (Vt-1) Dt
Vt = 450532364
Tabel 5.20 Biaya Depresiasi Bangunan
Dasar
Tahun Tarif Penyusutan Vt
Penyusutan
0 0 495585600
1 0.1818 247792800 45053236 450532364
2 0.1636 247792800 40547913 409984451
3 0.1455 247792800 36042589 373941862
4 0.1273 247792800 31537265 342404596
5 0.1091 247792800 27031942 315372655
6 0.0909 247792800 22526618 292846036
7 0.0727 247792800 18021295 274824742
8 0.0545 247792800 13515971 261308771
9 0.0364 247792800 9010647 252298124
10 0.0182 247792800 4505324 247792800
Jumlah 247792800
g. Conveyor
Harga awal Konveyor (P) = Rp 75.000.000
Salvage Value (S) = Rp 15.000.000
Contoh Perhitungan:
JAT = 1+2+3++10 = 55
Dasar Penyusutan = 75.000.000 15.000.000 = 60.000.000
- Tahun ke 0
Dt = 0 karena pada awal tahun belum ada depresiasi maka hasil Vt sama
dengan awal asset perusahaan
- Tahun ke 1
Dt = JAT tahun pertama x Dasar penyusutan
Dt = 10/55 x (75.000.000 15.000.000)
Dt = 0.1818 x 60.000.000 = 10909091
Vt = (Vt-1) Dt
Vt = 64090909
Tabel 5.21 Biaya Depresiasi Conveyor
Dasar
Tahun Tarif Penyusutan Vt
Penyusutan
0 0 75000000
1 0.18182 60000000 10909091 64090909
2 0.16364 60000000 9818182 54272727
3 0.14545 60000000 8727273 45545455
4 0.12727 60000000 7636364 37909091
5 0.10909 60000000 6545455 31363636
6 0.09091 60000000 5454545 25909091
7 0.07273 60000000 4363636 21545455
8 0.05455 60000000 3272727 18272727
9 0.03636 60000000 2181818 16090909
10 0.01818 60000000 1090909 15000000
Jumlah 60000000
Unit PPIC :
Kepala Unit 1 5250000 5250000 15750
Staff 4 3375000 13500000 40500
2
Unit Quality Control :
Kepala Unit 1 5250000 5250000 15750
Staff 5 33750000 168750000 506250
Unit Assembly :
Kepala Unit 1 5250000 5250000 15750
Staff 5 3375000 16875000 50625
Departemen RND
Kepala Departemen 1 6750000 6750000 20250
3 Staff HRD 1 3375000 3375000 10125
Staff Riset 1 3375000 3375000 10125
Staff GA 1 3375000 3375000 10125
Jenis Biaya
Kendaraan Rp 10.200.000,-
Gedung Rp 14.867.568,-
SDM Rp 218.561.568,-
Total Rp 243.629.136,-
1. Biaya Penilaian
a. Biaya Alat Pengadaan Alat Ukur
Biaya ini adalah biaya yang digunakan untuk mengadakan atau membeli alat
alat serta benda yang dibutuhkan untuk melakukan proses pemeriksaan serta pengujian
pada part atau komponen tamiya.
- Pengadaan alat ukur (Jangka Sorong) dalam satu periode:
- Ketelitian 0,05 mm (3 x Rp 350.000) = Rp 1.050.000,00
- Ketelitian 0,02 mm (3 x Rp 450.000) = Rp 1.350.000,00
- Pengadaan Check Sheet (50 x Rp 500 x 12) = Rp 300.000,00
- Pengadaan Alat Tulis (6 x Rp 2.500 x 12) = Rp 180.000,00 +
Total Biaya = Rp 2.880.000,00
Program Studi Teknik Industri
Universitas Diponegoro
2015 64
Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri
Modul 9 Analisis Finansial
Kelompok 25
b. Biaya Kalibrasi
Kalibrasi adalah kegiatan untuk menentukan kebenaran konvensional nilai
penunjukkan alat ukur dan bahan ukur dengan cara membandingkan terhadap standar
ukur yang mampu telusur (traceable) ke standar nasional maupun internasional untuk
satuan ukuran dan/atau internasional dan bahan-bahan acuan tersertifikasi.
Rp 100.000/kalibrasi/tahun x 6 jangka sorong = Rp 600.000,00
(http://www.bblm.go.id/index.php/2-uncategorised/30-tarif-jasa-kalibrasi)
c. Biaya Pengujian dan Produksi
Biaya ini dikeluarkan untuk menggaji individu yang melakukan proses Produksi
Jumlah Inspektor = 5 orang
Gaji Inspektor Perbulan = Rp 1.685.000,00
Total Per tahun = 12 x Rp 1.685.000 x 5 = Rp 101.100.000,00
Total Biaya Penilaian = Rp 104.580.000,00
(http://indoteknik.co.id/v1/m1/kat/399/178)
2. Biaya Pencegahan
Biaya pencegahan merupakan biaya yang dikeluarkan untuk mencegah agar
produk yang dihasilkan tidak berkualitas buruk. Berikut adalah biaya pencegahan di PT.
Kanishta Garjita Indonesia:
a. Training
Biaya pelatihan operator dikeluarkan untuk melakukan pelatihan agar operator
semakin terampil dalam melakukan perakitan Tamiya.
- Dilakukan 2 kali dalam satu tahun
- Jumlah Operator = 10 orang
- Biaya untuk 1 operator = Rp 150.000,00
Coffe Break 2X = Rp 20.000,00
Makan Siang = Rp 20.000,00
Buku Pegangan = Rp 80.000,00
Souvenir = Rp 25.000,00
(Tas, Buku agenda dan Ballpoint)
Lain Lain = Rp 5.000,00 +
Total Biaya = Rp 150.000,00
Program Studi Teknik Industri
Universitas Diponegoro
2015 65
Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri
Modul 9 Analisis Finansial
Kelompok 25
b. Biaya Rework
Rework adalah biaya yang dikeluarkan untuk produk cacat dimana masih dapat di
lakukan perbaikan sebelum di pasarkan. Biaya Rework sebesar 2% dari biaya raw
material.
2 % x 155959 x 1000 = Rp 3.119.180,00
c. Scrap
Scrap adalah biaya yang dikeluarkan untuk tenaga kerja, material, dan biasanya
overhead pada produk cacat yang secara ekonomis tidak dapat diperbaiki kembali.
Biaya Scrap sebesar 5% dari biaya raw material.
5 % x 155959 x 1000 = Rp 7.797.950,00
(Vincent Gaspersz, 2008)
4. Biaya Kegagalan Eksternal
a. Garansi
Biaya Garansi adalah biaya yang dikeluarkan untuk pergantian atau perbaikan
kembali produk yang masih berada dalam masa jaminan.
W = time period warranty = 30 hari
cs = rata2 biaya per item = Rp 11.980,00
Cs dan Cb diasumsikan konstan selama periode W.
Cs(W) = biaya yang diterima perusahaan selama periode W
M(W) = expected number of failures in the interval from 0 to W
E[Cs(W)] = expected biaya garansi perusahaan pada periode W.
E[Cs(W)]= cs [1+M(W)]
Maka
Asumsi Distribusi kerusakan part berdistribusi exponensial Maka, rumus
distribusi :
F(x) = 1-e-x (x0)
Mean Time to Failure (MTTF) = = 1/
Constant railure rate =
Hitung M(W) = t
Maka, di modul ini masa garansi adalah 30 hari. = 1 bulan = 1/12 tahun
Program Studi Teknik Industri
Universitas Diponegoro
2015 67
Laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri
Modul 9 Analisis Finansial
Kelompok 25
Jadi Total Biaya Kualitas yang di keluarkan Oleh PT. Kanishta Garjita Indonesia
adalah sebesar Rp 228,795,941,00
Jadi total biaya digunkan dalam rangka untuk menunjang pengembangan SDM
karyawan PT. Khanista Gajrita Indonesia yaitu Rp 63.840.000
Adapun Total Biaya Adminitrasi yang di keluarkan oleh PT. Kanishta Garjita adalah
sebagai berikut:
Tabel 5.37 Rekap Biaya Administrasi
No Biaya Administrasi Biaya
1 Biaya Administrasi Penjualan Rp 2,490,000.00
2 Biaya Administrasi Akuntansi Rp 2,490,000.00
3 Biaya Administrasi Perekrutan Karyawan Baru Rp 2,300,000.00
4 Biaya Administrasi Audit Rp 2,300,000.00
5 Biaya Administrasi Assesment Rp 1,920,000.00
6 Biaya Administrasi Gudang Rp 1,730,000.00
Total Rp 13,230,000.00
a. Nilai jual obyek pajak(NJOP) sebagai dasar pengenaan PBB. Peraturan Mentri
Keuangan Nomor 150/ PMK. 03/2010 NJOP Bumi/Tanah :
Biaya Langsung
Tabel 5.42 Biaya Langsung
Cost Driver
Keterangan
Jumlah Pema-
Aktivitas Jumlah
Luas kaian
Exhaust Tenaga
Lampu AC (m2) Air Tempat Tenaga Kerja
Fan Kerja
(Liter)
Kepala
departemen =
1 ; kepala unit
PPIC = 1;
Departemen
Produksi 117 8 1 756.27 2000 19 kepala unit
Produksi
QC = 1 ;
Kepala unit
Assembly = 1;
Staff = 14
Kepala
departemen =
Dpeartemen
Pergudangan 12 1 81 17 1; kepala unit
Logistik
= 3 ; Staff =
13
Kepala
Departemen
pengembangan 3 1 18 4 departemen =
RnD
1 ; staff = 3
Departemen kepala
pemasaran 2 1 13.5 3 Sales and Departemen =
marketing 1 ; staff = 2
Kadiv = 1,
staf
Departemen accounting =
Penjualan 2 0 1 13.5 0 3
Financial 1, staf
administration
=1
Departemen Kadiv = 1,
Komunikasi 2 0 1 9 0 2
IT Staf IT = 1
Satpam = 2,
Karyawan Cleaning
Pendukung 69 0 0 496.45 1250 6
Pendukung Service = 2,
Driver 2
Direktur Direktur
Pengelolaan 4 0 1 15.2 0 1
Utama Utama = 1
Total 211 8 7 1402.92 3250 55
Biaya Kualitas
Rp 228.795.941,00
- Bernardo
1
Biaya = 3 x Rp 298,585,636 = Rp Rp 99.528.545,00
- Cartaya
1
Biaya = 3 x Rp 298,585,636 = Rp Rp 99.528.545,00
Tabel 5.53 Harga Pokok Produksi Per Unit Menurut Sistem ABC
Laba yang ditetapkan oleh PT. Kanishta Garjita Indonesia adalah sebesar 25%.
Hal ini dikarenakan Perusahaan merupakan perusahaan yang baru sehingga perusahaan
memutuskan untuk tidak mengambil keuntungan terlalu besar agar harga jual produk
tamiya ini dapat bersaing di pasaran. Oleh sebab itu perusahaan memutuskan untuk
mengambil keuntungan sebesar 25% agar dapat bersaing di pasaran dan harga produk
yang baik, yakni tidak terlalu mahal ataupun terlalu murah, dan agar bisnis dapat
berkembang lebih cepat.
Pemasukan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Keterangan
Amoldo Rp 1,410,300,006 Rp 1,551,330,007 Rp 1,706,463,008 Rp 1,877,109,308 Rp 2,064,820,239 Rp 2,271,302,263 Rp 2,498,432,490 Rp 2,748,275,739 Rp 3,023,103,312 Rp 3,325,413,644
Penjualan tamiya Bernado Rp 557,209,163 Rp 612,930,079 Rp 674,223,087 Rp 741,645,396 Rp 815,809,935 Rp 897,390,929 Rp 987,130,021 Rp 1,085,843,024 Rp 1,194,427,326 Rp 1,313,870,059
Cartaya Rp 2,128,664,167 Rp 2,341,530,584 Rp 2,575,683,642 Rp 2,833,252,007 Rp 3,116,577,207 Rp 3,428,234,928 Rp 3,771,058,421 Rp 4,148,164,263 Rp 4,562,980,689 Rp 5,019,278,758
total pemasukan Rp 4,096,173,336 Rp 4,505,790,670 Rp 4,956,369,737 Rp 5,452,006,711 Rp 5,997,207,382 Rp 6,596,928,120 Rp 7,256,620,932 Rp 7,982,283,025 Rp 8,780,511,327 Rp 9,658,562,460
Pengeluaran
Investasi Awal Rp 3,138,780,800 Rp 2,000,000 IUI 2juta/5 thn
Biaya Operator Rp 592,651,800 Rp 651,916,980 Rp 717,108,678 Rp 788,819,546 Rp 867,701,500 Rp 954,471,650 Rp 1,049,918,815 Rp 1,154,910,697 Rp 1,270,401,767 Rp 1,397,441,943 Naik 10% /thn
Biaya Material Tamiya Rp 311,175,000 Rp 342,292,500 Rp 376,521,750 Rp 414,173,925 Rp 455,591,318 Rp 501,150,449 Rp 551,265,494 Rp 606,392,044 Rp 667,031,248 Rp 733,734,373 Naik 10% /thn
Biaya Transportasi Rp 12,820,816 Rp 13,461,857 Rp 14,134,950 Rp 14,841,697 Rp 15,583,782 Rp 16,362,971 Rp 17,181,120 Rp 18,040,176 Rp 18,942,184 Rp 19,889,294 Naik 5% /thn
Biaya Depresiasi Rp 76,679,280 Rp 80,513,244 Rp 84,538,906 Rp 88,765,852 Rp 93,204,144 Rp 97,864,351 Rp 102,757,569 Rp 107,895,447 Rp 113,290,220 Rp 118,954,731 Naik 5% /thn
Biaya Utilisasi Rp 65,755,512 Rp 69,043,288 Rp 72,495,452 Rp 76,120,225 Rp 79,926,236 Rp 83,922,548 Rp 88,118,675 Rp 92,524,609 Rp 97,150,839 Rp 102,008,381 Naik 5% /thn
Biaya Komunikasi Rp 26,340,000 Rp 27,657,000 Rp 29,039,850 Rp 30,491,843 Rp 32,016,435 Rp 33,617,256 Rp 35,298,119 Rp 37,063,025 Rp 38,916,176 Rp 40,861,985 Naik 5% /thn
Biaya Pemasaran Rp 8,400,000 Rp 8,820,000 Rp 9,261,000 Rp 9,724,050 Rp 10,210,253 Rp 10,720,765 Rp 11,256,803 Rp 11,819,644 Rp 12,410,626 Rp 13,031,157 Naik 5% /thn
Biaya Asuransi Rp 243,629,136 Rp 255,810,593 Rp 268,601,122 Rp 282,031,179 Rp 296,132,737 Rp 310,939,374 Rp 326,486,343 Rp 342,810,660 Rp 359,951,193 Rp 377,948,753 Naik 5% /thn
Biaya Perawatan Rp 61,268,016 Rp 64,331,417 Rp 67,547,988 Rp 70,925,387 Rp 74,471,656 Rp 78,195,239 Rp 82,105,001 Rp 86,210,251 Rp 90,520,764 Rp 95,046,802 Naik 5% /thn
Biaya Kualitas Rp 228,795,941 Rp 240,235,738 Rp 252,247,525 Rp 264,859,901 Rp 278,102,896 Rp 292,008,041 Rp 306,608,443 Rp 321,938,865 Rp 338,035,809 Rp 354,937,599 Naik 5% /thn
Biaya Pengembangan SDM Rp 63,840,000 Rp 67,032,000 Rp 70,383,600 Rp 73,902,780 Rp 77,597,919 Rp 81,477,815 Rp 85,551,706 Rp 89,829,291 Rp 94,320,756 Rp 99,036,793 Naik 5% /thn
Biaya Administrasi Rp 13,230,000 Rp 13,891,500 Rp 14,586,075 Rp 15,315,379 Rp 16,081,148 Rp 16,885,205 Rp 17,729,465 Rp 18,615,939 Rp 19,546,736 Rp 20,524,072 Naik 5% /thn
Biaya Manajerial Rp 1,614,660,000 Rp 1,776,126,000 Rp 1,953,738,600 Rp 2,149,112,460 Rp 2,364,023,706 Rp 2,600,426,077 Rp 2,860,468,684 Rp 3,146,515,553 Rp 3,461,167,108 Rp 3,807,283,819 Naik 10% /thn
Biaya PBB Rp 4,232,757 Rp 4,232,757 Rp 4,232,757 Rp 4,232,757 Rp 4,232,757 Rp 4,232,757 Rp 4,232,757 Rp 4,232,757 Rp 4,232,757 Rp 4,232,757
Total Pengeluaran Rp 3,138,780,800 Rp 3,323,478,258 Rp 3,615,364,873 Rp 3,934,438,253 Rp 4,283,316,979 Rp 4,664,876,487 Rp 5,084,274,499 Rp 5,538,978,995 Rp 6,038,798,957 Rp 6,585,918,182 Rp 7,184,932,459
Exclude Rp 772,695,078 Rp 890,425,797 Rp 1,021,931,484 Rp 1,168,689,732 Rp 1,332,330,895 Rp 1,512,653,620 Rp 1,717,641,936 Rp 1,943,484,068 Rp 2,194,593,146 Rp 2,473,630,001
Pajak 20% Rp 154,539,016 Rp 178,085,159 Rp 204,386,297 Rp 233,737,946 Rp 266,466,179 Rp 302,530,724 Rp 343,528,387 Rp 388,696,814 Rp 438,918,629 Rp 494,726,000
Include Rp 618,156,063 Rp 712,340,637 Rp 817,545,187 Rp 934,951,785 Rp 1,065,864,716 Rp 1,210,122,896 Rp 1,374,113,549 Rp 1,554,787,254 Rp 1,755,674,517 Rp 1,978,904,001
Deviden 20% Rp 123,631,213 Rp 142,468,127 Rp 163,509,037 Rp 186,990,357 Rp 213,172,943 Rp 242,024,579 Rp 274,822,710 Rp 310,957,451 Rp 351,134,903 Rp 395,780,800
Laba Bersih Rp 3,138,780,800 Rp 494,524,850 Rp 569,872,510 Rp 654,036,150 Rp 747,961,428 Rp 852,691,773 Rp 968,098,317 Rp 1,099,290,839 Rp 1,243,829,804 Rp 1,404,539,613 Rp 1,583,123,201
Cash Balance Rp 3,138,780,800 Rp (2,644,255,950) Rp (2,074,383,440) Rp (1,420,347,290) Rp (672,385,862) Rp 180,305,911 Rp 1,148,404,228 Rp 2,247,695,067 Rp 3,491,524,871 Rp 4,896,064,484 Rp 6,479,187,685
Perhitungan:
Cash Balance Periode 4 = - Rp. 672.385.862
Cash Balance Periode 5 = Rp. 180.305.911
Payback Period = Laba Periode X = Rp. 0,-
Interpolasi:
5 Rp. 180.305.911
=
4 0 (Rp. 672.385.862)
(5 )(Rp. 672.385.862) = ( 4)(180.305.911)
(3.361.929.310)(672.385.862 X) = (180.305.911 ) + 721.223.643
Rp. 4.083.152.953
X= = 4,7885 periode
Rp. 852.91.773
Jadi, waktu terjadi Payback Period adalah 4,7885 periode atau 4 tahun 9 bulan 14 hari.
5.4.2 NPV
Tabel 5.57 Net Present Value
Perhitungan Periode 1:
1 1 1
DF 6,75% = (1+6,75%) = (1+0,0675)1 = 1,06751 = 0,94
5.4.3 IRR
- NPV 1
NPV 1 merupakan sebuah nilai suku bunga yang menunjukkan nilai positif
pertama dari total amount of present value. Berdasarkan metode Trail and Error
didapatkan nilai suku bunga yang menyebabkan positif pertama adalah sebesar 21%.
Tabel 5.58 Net Present Value Tahap 1
- NPV 2 (i = 22%)
Tabel 5.59 Net Present Value Tahap 2
Periode Net Profit DF (22%) Present Value
0 Rp (3,138,780,800) 1 Rp (3,138,780,800)
1 Rp 494,524,850 0.82 Rp 405,348,238
2 Rp 569,872,510 0.67 Rp 382,875,914
3 Rp 654,036,150 0.55 Rp 360,182,212
4 Rp 747,961,428 0.45 Rp 337,629,107
5 Rp 852,691,773 0.37 Rp 315,495,318
6 Rp 968,098,317 0.30 Rp 293,602,995
7 Rp 1,099,290,839 0.25 Rp 273,271,156
8 Rp 1,243,829,804 0.20 Rp 253,444,175
9 Rp 1,404,539,613 0.17 Rp 234,582,449
10 Rp 1,583,123,201 0.14 Rp 216,728,690
Total Rp (65,620,546)
- Perhitungan IRR
1
= 1 + ( ) (2 1 )
1 2
Rp. 62,590,659
= 21% + ( ) (22% 21%)
Rp. 62,590,659 Rp. (65,620,546)
= 21,49 %
MARR = 6,75%
Keputusan dari perhitungan IRR adalah, investasi diterima dan dianggap layak
karena nilai dari IRR > MARR (21.92% > 6,75%)