oleh
Sukadi
Jurusan PPKn
Fakultas Pendidikan IPS, IKIP Negeri Singaraja
ABSTRAK
_________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 4 TH.
XXXVIII Oktober 2005
ISSN 0215 - 8250
ABSTRACT
1. Rasional
Sejalan dengan kebijakan pemerintah, khususnya Depdiknas, dalam
upaya implementasi kurikulum 2004 berbasis kompetensi, Dinas
Pendidikan Kabupaten Buleleng telah mensosialisasikan dan menghimbau
sekolah-sekolah (dari tingkat SD hingga SMP dan SMA/SMK) untuk
melaksanakan kurikulum tahun 2004 yang lazim disebut kurikulum
berbasis kompetensi (KBK) dalam pelaksanaan program pendidikan
mereka. Dua sekolah, yaitu SMA Negeri 1 Singaraja dan SMP negeri 1
Singaraja, bahkan telah melaksanakan pilot project untuk penerapan
KBKini sejak tahun ajaran 2002/2003.
_________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 4 TH.
XXXVIII Oktober 2005
ISSN 0215 - 8250
pokok materi yang termuat dalam satuan kelas, juga hanya mengubah
redaksi tujuan pembelajaran menjadi bentuk-bentuk kompetensi yang harus
dicapai dalam bahasa standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator
hasil belajar. Perubahan seperti ini menurut banyak praktisi Pendidikan IPS
hanyalah mengubah tujuan belajar menjadi kompetensi belajar, sedangkan
inti dan maknanya sama saja. Atas latar belakang inilah artikel ini perlu
menjelaskan kembali hakikat Pendidikan IPS yang powerful dalam
kurikulum berbasis kompetensi.
_________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 4 TH.
XXXVIII Oktober 2005
ISSN 0215 - 8250
_________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 4 TH.
XXXVIII Oktober 2005
ISSN 0215 - 8250
_________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 4 TH.
XXXVIII Oktober 2005
ISSN 0215 - 8250
didukung oleh semua unsur terkait seperti dinas propinsi, dinas kabupaten,
komite sekolah, kepala sekolah, dan LPTK, dapat digunakan untuk
pengembangan silabus, pengembangan sumber dan media pembelajaran,
pengembangan strategi belajar dan pembelajaran IPS, serta pengembangan
teknik dan instrumen penilaian.
Guru dan siswa, selanjutnya, bersama dengan pakar pendidikan
bidang studi dengan masih didukung oleh seluruh unsur terkait membuat
komitmen bersama untuk melaksanakan dan melakukan uji coba kurikulum
yang telah dikembangkan ke dalam proses pembelajaran IPS di kelas.
Dalam hal ini pendekatan pembelajaran kontruktivisme sosial dapat
dijadikan landasan pengembangan pembelajaran, baik dalam belajar
pengetahuan sosial yang lebih bersifat teoritis maupun dalam praktik
belajar pengetahuan sosial walau sesungguhnya hal ini tidak perlu
dibedakan. Pengembangan belajar secar mandiri, partisipastif, dan
kooperatif mutlak diperlukan dalam penerapan kurikulum IPS berbasis
kompetensi. Ini bukanlah selektif sifatnya, melainkan wajib.
Dalam proses pembelajaran IPS prinsip-prinsip pembelajaran yang
menerapkan pendekatan konstruktivisme sosial berikut perlu dilakukan,
antara lain: (1) perlunya menciptakan situasi yang aktif terkait dengan
tujuan-tujuan siswa; (2) memajukan interaksi sosial yang berpusat pada
aktivitas akademis; (3) membangkitkan kebutuhan siswa untuk
berkomunikasi dan keinginan untuk berkolaborasi; (4) mengembangkan
aktivitas akademis dalam konteks moral; (5) mendorong penalaran siswa
mulai dari apa yang diketahui siswa, menghormati kesalahan siswa, dan
mengajar dsesuaikan dengan jenis pengetahuan (fisik, logika, dan sosial)
yang ingin dibangun dan dikembangkan; dan (6) berikan waktu yang cukup
_________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 4 TH.
XXXVIII Oktober 2005
ISSN 0215 - 8250
6. Penutup
Agar KBK IPS tidak menjadi menyesatkan seperti pelaksanaan
program CBSA pada awalnya, mewujudkan IPS yang powerful berdasarkan
KBK merupakan conditio sine qua non. IPS yang powerful itu adalah yang
bermakna, integratif, berbasis nilai, menantang, dan membuat siswa belajar
aktif. Kompetensi dalam KBK IPS, karena itu, perlu diinterpretasi dalam
keutuhan dan keseluruhan status visi dan misi IPS dalam tardisi sebagai
pendidikan kewarganegaraan, pendidikan ilmu sosial, pendidikan inquiri
reflektif, pembelajaran terpadu, dan pendidikan partisipasi sosial.
Perwujudannya dalam kurikulum, pembelajaran, dan penilaian yang
dikembangkan oleh guru perlu mempertimbangkan penerapan prinsip-
prinsip konstruktivisme sosial yang berasumsi bahwa pembangun
pengetahuan sosial dalam proses belajar IPS yang autentik sesungguhnya
adalah siswa itu sendiri. Namun, dalam pengembangannya guru IPS tentu
tidak perlu bekerja sendiri. Ia dapat bekerja sama dengan teman sejawat,
siswa, orang tua siswa, pakar pendidikan bidang studi, kepala sekolah,
komite sekolah, dan pembina dari dinas pendidikan kabupaten dan propinsi.
Hanya dengan mensinergikan semua potensi pendukung secara optimal,
tampaknya guru IPS dapat diharapkan mencapai tujuan KBK IPS menjadi
IPS yang powerful.
_________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 4 TH.
XXXVIII Oktober 2005
ISSN 0215 - 8250
DAFTAR PUSTAKA
_________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 4 TH.
XXXVIII Oktober 2005
ISSN 0215 - 8250
_________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 4 TH.
XXXVIII Oktober 2005