Ipi 141677
Ipi 141677
KECAMATAN TARUTUNG
(STUDI KASUS: KAWASAN PERMUKIMAN KELURAHAN HUTATORUAN VII)
1
Departemen Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara, Jl.Perpustakaan No.1 Kampus USU Medan
Email: pandihusip@gmail.com
2
Staf Pengajar Departemen Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara, Jl.Perpustakaan No.1 Kampus USU Medan
Email: Ivanindrwawan76@gmail.com
ABSTRAK
Isu krisis air di Indonesia khususnya di wilayah perkotaan akan menjadi kenyataan, apabila upaya pengelolaan
sumberdaya air secara terprogram, terpadu dan berkelanjutan, tidak dilakukan secara serius. Maka, implementasi
rancang tindak pengelolaan sumberdaya air tanah bukan saatnya lagi untuk ditelaah, akan tetapi upaya pemulihan
melalui penerapan sumur resapan merupakan tindakan strategis dalam kancah revitalisasi air tanah.
Studi ini bertujuan untuk mengetahui laju infiltrasi dan nilai permeabilitas tanah dalam penentuan dimensi sumur
resapan dalam mereduksi debit banjir. Sebagai studi kasus, penelitian ini mengambil lokasi di kawasan permukiman
Kelurahan Hutatoruan VII, Kecamatan Tarutung, Kabupaten Tapanuli Utara. Alat yang digunakan dalam pengujian
infiltrasi di lapangan adalah single ring infiltrometer. Sampel tanah di lokasi studi juga diambil untuk dilakukan uji
permeabilitas yang dilaksanakan di Laboratorium Mekanika Tanah Universitas Sumatera Utara.
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh nilai laju infiltrasi konstan (fc) di lokasi studi adalah 17,40 cm/jam,
sedangkan nilai koefisien permeabilitas (k) sampel tanahnya adalah 9,704 x 10 -4 cm/detik. Berdasarkan perhitungan,
desain sumur resapan adalah berpenampang lingkaran dengan diameter 1,5 m, kedalaman 3,0 m dan debit banjir
yang mampu ditampung oleh sumur resapan (Qo) = 0,00124 m3/detik.
Total debit banjir kawasan permukiman seluas 800x250 m2 yang membuang aliran airnya ke sungai Aek Ristop
adalah 2,082 m3/detik. Debit total yang mampu ditampung oleh sumur resapan di lokasi yang ditinjau yaitu 1,55
m3/detik, dimana direncanakan hanya 75% saja dari total rumah yang menerapkan sumur resapan. Debit banjir
rencana setelah dikurangi dengan kehilangan air akibat sumur resapan yaitu 0,532 m3/detik. Persentase debit banjir
yang mampu direduksi setelah penerapan sumur resapan adalah 74,48%.
Kata kunci: Sumur resapan, infiltrasi, permeabilitas
ABSTRACT
The issue of water crisis in Indonesia, particularly in urban areas would be true, if the water resource management
efforts in a programmed, integrated and sustainable, not done seriously. Thus, implementation of action plans
groundwater resource management is not the time to be explored, but the recovery efforts through the
implementation of infiltration wells is a strategic actions in the arena of revitalization groundwater.
This study aims to determine the infiltration rate and permeability values to ascertain the dimension of infiltration
wells in reducing the flood discharge. As a case study, this research took place in the village settlement area
Hutatoruan VII, District Tarutung, North Tapanuli. The tools which used in the infiltration test is a single ring
infiltrometer. Soil samples in the study area are also carried out and drawn to the permeability test at the Laboratory
of Soil Mechanics University of North Sumatra.
The result showed a constant value of infiltration rate (fc) in the study area is 17,40 cm/hour , while the coefficient
of permeability (k) soil sample is 9,704 x 10-4 cm/sec. Based on the calculation, design infiltration wells is circle
which has diameter of 1,5 m, 3,0 m depth and discharge which can patched by infiltration wells (Qo) = 0.00124
m3/second .
Total of flood discharge in settlement area of 800x250 m2 that discard the water into the river Aek Ristop is 2,082
m3/second. Total flow that can be accommodated by the infiltration wells is 1,55 m3/second, which is planned only
75% of the total homes that implement infiltration wells. The plan of flood discharge with a net loss of water due to
infiltration wells is 0,532 m3/second. Percentage of flood discharge that can be reduced after the implementation of
infiltration wells is 74.48%.
Keywords: Well infiltration, infiltration, permeability
1. PENDAHULUAN
Banjir dan genangan air dapat mengganggu aktifitas suatu kawasan, sehingga mengurangi tingkat kenyamaan
penghuninya. Dalam kondisi yang lebih parah, banjir dan genangan dapat menimbulkan suatu bencana yang
mengancam keamanan. Pada umumnya, banjir diselalu terkait dengan kondisi lingkungan daerah aliran sungai
(DAS) dan sistem drainasenya. Banjir yang semula musibah berubah menjadi hal yang biasa, karena kerapkali
terjadi dan bahkan menjadi rutinitas yang terjadi setiap musim hujan pada suatu kawasan perumahan, seperti yang
dialami beberapa kawasan perumahan di daerah Tangerang, Jakarta, dan Bekasi . Di Tangerang beberapa kawasan
perumahan terendam air antara satu hingga tiga meter, Jakarta dan Bekasi banjir berkisar antara 20 cm sampai satu
meter.
Salah satu faktor yang menyebabkan banjir dan menurunnya permukaan air tanah di kawasan perumahan adalah
proses alih fungsi lahan. Proses alih fungsi lahan dari lahan pertanian atau hutan ke perumahan akan dapat
menimbullkan dampak negatif, apabila tidak diikuti oleh upaya-upaya menyeimbangkan kembali fungsi
lingkungan. Disisi lain dipicu oleh pengembangan fisik bangunan rumah yang terlalu pesat ke arah horisontal yang
menyebabkan tidak adanya lagi area terbuka sebagai resapan air, sehingga air yang meresap ke dalam tanah
menjadi kecil dan memperbesar volume aliran air permukaan.
Sebagai studi kasus, penelitian ini mengambil lokasi di Kelurahan Hutatoruan VII, Kecamatan Tarutung,
Kabupaten Tapanuli Utara. Mengingat pada kawasan tersebut banyak permukiman penduduk, maka akibat yang
timbul dari dampak perencanaan penerapan sumur resapan ini sangat perlu diterapkan setelah dilakukan beberapa
penelitian-penelitian sebelumnya oleh pihak pengembang perumahan maupun instansi-instansi yang terkait,
dimana akan dapat mereduksi debit banjir yang hampir setiap tahunnya terjadi pada kawasan tersebut sehingga
dapat terwujud suatu kawasan permukiman yang berwawasan lingkungan.
(3)
dengan K = variabel standar (standardized variable) yang besarnya tergantung koefisien kemencengan dan, s =
standar deviasi.
54RT 0,007RT 2
IT
t 0,31RT (4)
Dimana IT = Intensitas hujan (mm/jam) pada Periode Ulang Hujan (PUH) selama waktu hujan (t), t =
durasi waktu hujan (menit), dan RT = Curah hujan harian maksimum PUH tahunan (mm/24 jam).
b) Metode Hasper Der Weduwen
Untuk mengetahui intensitas curah hujan menggunakan metode ini maka digunakan persamaan:
1218 t 54
Rt Xt
Xt (1 t ) 1272 t
(5)
11300 Rt
R
t 3,12 100 (6)
Setelah mendapatkan nilai dari persamaan diatas kemudian dihitung intensitas curah hujan dengan
persamaan berikut ini:
R
I
t (7)
Dimana I= Intensitas hujan (mm/jam) dan R = Curah hujan (mm).
Dimana I = Intensitas curah hujan (mm/jam), t = Lamanya curah hujan (menit), a dan b = Konstanta yang tergantung
pada lama curah hujan yang terjadi di daerah aliran, dan n = Banyaknya pasangan data i dan t.
b. Metode PU
Pusat penelitian dan pembangunan permukiman Departemen Pekerjaan Umum (2002) telah menyusun standar
tat cara perencanaan teknik sumur resapan air hujan untuk pekarangan yang dituangkan dalam SNI 03-2453-
2002.
2. METODOLOGI
Studi kasus dilaksanakan pada kawasan permukiman Kelurahan Hutatoruan VII, Kecamatan Tarutung, Kabupaten
Tapanuli Utara. Luas total area perumahan dan permukiman adalah 110 Ha, yang terdiri dari 1.667 unit rumah (10
m x 12 m per unit).Luas area permukiman yang membuang aliran airnya ke Sungai Aek Ristop adalah 800x250 m2.
Lokasi perumahan terletak pada elevasi 962 m di atas permukaan laut.
Dalam penelitian, data merupakan hal yang memiliki peranan penting sebagai alat penelitian hipotesis pembuktian
untuk mencapai tujuan penelitian.Data yang dibutuhkan pada dasarnya dibagi dalam dua kelompok yaitu data
primer dan data sekunder. Data primer ini diperoleh dengan cara melakukan pengamatan/ pengukuran langsung di
lapangan, seperti data laju infiltrasi dan data permeabilitas tanah di lokasi studi. Data Sedangkan data sekunder
diperloleh dari instansi-instansi terkait atau badan-badan tertentu, meliputi data curah hujan, data lokasi studi, dan
data topografi dan kontur lokasi studi.
0,80
0,767
0,70
y = -0,4282x + 0,6883
0,60 0,600 R = 0,8008
0,50
0,40 0,433
0,350
0,30
0,267
0,20 0,183
0,10 0,117
0,050
0,00
0,00 0,50 1,00 1,50
Log (fo-fc)
Tabel 3.2 Data perhitungan pada pengujian falling head permeability di Laboratorium
Kesimpulan: K rata-rata = 9,704 x 10-4 dan Sampel tanah termasuk tanah lanau.
3.3 Analisa Curah hujan Rencana
Tabel 3.3 Perhitungan Curah Hujan Rencana untuk masing-masing PUH (Periode Ulang Hujan)
T Cs K Sd Log XT Rt
LogX
2 2,302 -1,327 0,214 0,164 2,337 217,318
5 2,302 -1,327 0,836 0,164 2,439 274,789
10 2,302 -1,327 1,057 0,164 2,475 298,538
25 2,302 -1,327 1,228 0,164 2,503 318,420
50 2,302 -1,327 1,310 0,164 2,517 328,852
100 2,302 -1,327 1,366 0,164 2,526 335,738
Setelah analisis intensitas curah hujan dilakukan, maka kemudian digambarkan kedalam kurva IDF (Kurva
Frekuensi Intensitas). Kurva IDF menggambarkan persamaan-persamaan intensitas curah hujan wilayah
perencanaan yang digunakan untuk perhitungan debit banjir dengan metode rasional.
Data:
dsumur = 1,5 m
Rsumur = 0,75 m
H = 3,50 m
K = 9,704. 10-4 m/s
L =3m
2 3 9,704 x 10 4
5,5
Qo
2
3 3
ln 1
2 0,75 2 0,75
Qo 0,00124 m 3 /det
Luas daerah total di lokasi tersebut adalah 800 x 250 m2. Luas untuk satu kepala keluarga adalah 12 x 10 m2. Jadi,
total rumah yang ada di lokasi tersebut adalah (800x250)/(12x10) = 1.667 rumah. Rumah yang menerapkan sumur
resapan hanya diambil 75% dari total rumah. Jadi, jumlah sumur resapan adalah 75% x 1667 = 1250 buah.
Total debit banjir yang ditampung oleh sumur resapan:
Qrembesansumur resapan = 0,00124 x 1250 = 1,55 m3/det
25,52%
74,48%
3.6 Perhitungan Kapasitas Sungai Aek Ristop Di Kelurahan Hutatoruan VII terhadap Banjir
Maksimum
Berdasarkan tahapan perhitungan debit sungai diperoleh Q Total sungai = 0,97026 m3/det, sedangkan dari perhitungan
sebelumnya telah diperoleh debit banjir rencana dengan Periode Ulang Hujan (PUH) 5 Tahun untuk kawasan
permukiman Kelurahan Hutatoruan VII, yaitu Qr = 2,082 m3/det.
Maka,
Qkapasitas
Persentase x100%
Qrencana PUH 5 Tahun
0,97026
x100% 46,60%
2,082
Dari perhitungan tersebut Sungai Aek Ristop mempunyai daya tampung terhadap debit dengan periode ulang 5
tahun sebesar 46,60%. Artinya, hanya 46,60% dari debit total periode ulang 5 tahun yang mampu ditampung oleh
sungai tersebut, sedangkan 53,40% nya menjadi volume banjir/genangan air. Semakin kecil nilai persentase
kapasitas tampung maksimum sungai terhadap debit periode ulang 5 tahun, maka sungai tersebut semakin rawan
terhadap banjir.
DAFTAR PUSTAKA
Wilson,E. M., 1993, Hidrologi Teknik, edisi keempat, Penerbit ITB, Bandung.
Harto, Br Sri, 1993, Analisa Hidrologi, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Haryono, Sukarto, 1999, Drainase Perkotaan, PT. Mediatama Saptakarya, Jakarta.
Linsley, Ray K, 1986, Hidrologi Untuk Insinyur, Penerbit Erlangga, Jakarta.
Subarkah, Iman, 1980, Hidrologi Untuk Perencanaan Bangunan Air, Idea Dharma, Bandung.
Suripin, 2004, Sistem Drainase Perkotaan yang Berkelanjutan, Penerbit Andi, Yogyakarta.
Wesli, 2008, Drainase Perkotaan, Graha ilmu, Yogyakarta.
Peraturan Gurbernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 68. 2005. Perubahan Keputusan Gurbernur
Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 115 Tahun 2001 tentang Pembuatan Sumur Resapan.
Gemilang, Galih, 2012, Kajian Sumur Resapan Dalam Mereduksi Debit Banjir Pada Kawasan Perumahan (Studi
Kasus: Perumahan Anugerah Lestari Kuala Gumit, Langkat, Tugas Akhir, Departemen Teknik Sipil USU,
Medan.
Sturm, Terry W., 2010, Open Channel Hydraulics, The McGraw-Hill Companies, Singapore.
SNI: 03-2453-2002. Tata Cara Perencancanaan Sumur Resapan Air Hujan Untuk Lahan Pekarangan. Dari
http://www.pu.go.id/satminkal/balitbang/SNI/pdf /SNI%2003-234-2002.pdf. Diakses pada tanggal 18
Maret 2013.
Das, Braja M. 1993. Mekanika Tanah (Prinsip-Prinsip rekayasa Geoteknis). Jakarta: Erlangga.
Singh, R. A. 2001. Soil Phisycal Analysis. India: Kalyani Publisher.
http://www.earth.google.com/. Diakses pada tanggal 17 Mei 2013.
http://www.bebasbanjir2025.wordpress.com/teknologi-pengendalian-banjir/sumur -resapan/. Diakses pada tanggal
11 Mei 2013.