Anda di halaman 1dari 15

BAB III

APLIKASI KETEL UAP PADA PABRIK GULA

Prinsip Kerja Ketel Uap (BOILER) pada pabrik gula

Prinsip kerja boiler pada pabrik gula sebenarnya cukup sederhana sama seperti pada saat kita
sedang mendidihkan air menggunakan panci. Proses pendidihan air tersebut akan selalu
diiringi proses perpindahan panas yang melibatkan bahan bakar, udara, material wadah air,
serta air itu sendiri. Proses perpindahan panas ini mencakup tiga jenis perpindahan panas yang
sudah sangat kita kenal yakni konduksi, konveksi, dan radiasi.

12
Boiler Pipa Air Superheated
(Sumber)

Pada boiler pipa air di atas misalnya, sumber panas didapatkan dari pembakaran bahan bakar
di dalam furnace. Energi panas ini sebagian akan terpancar secara radiasi ke pipa-pipa
evaporator sehingga memanaskan pipa-pipa tersebut. Panas yang terserap oleh permukaan
pipa akan secara konduksi berpindah ke sisi permukaan dalam pipa. Di dalam pipa, mengalir
air yang terus-menerus menyerap panas tersebut. Proses penyebaran panas antar molekul air
di dalam aliran ini terjadi secara konveksi. Perpindahan panas konveksi antar molekul air,
seakan-akan menciptakan aliran fluida tersendiri terlepas dengan aliran air di dalam pipa-pipa
boiler.

Proses Pembentukan Uap di Dalam Pipa Boiler

Gas hasil pembakaran yang mengandung energi panas akan terus mengalir mengikuti bentuk
boiler hingga ke sisi keluaran. Di sepanjang perjalanan, panas yang terkandung di dalam gas
buang akan diserap oleh permukaan tubing boiler dan diteruskan secara konduksi ke air di

13
dalam pipa. Secara bertahap, air akan berubah fase menjadi uap basah (saturated steam) dan
dapat berlanjut hingga menjadi uap kering (superheated steam).

Pipa-pipa Boiler

Sebuah boiler atau ketel uap dalam industri pabrik gula harus di lengkapi paralatan dapat
membantu kinerjanya sehingga operasional boiler berjalan dengan aman. Boiler atau ketel uap
harus mempunyai persyaratan sebagai berikut :

1. Dapat menghasilkan uap dengan berat tertentu dalam waktu tertentu pula, dan tekanannya
lebih besar dari satu atmosfer.
2. Kadar air yang di hasilkan pada uap panas harus sedikit mungkit.

14
3. Uap harus di bentuk dengan jumblah bahan bakar sehemat mungkin.
4. Jika pemakaian uap berubah-ubah, maka tekanan uap tidak boleh berubah banyak

Secara umum pabrik gula memiliki boiler atau ketel uap yang hamper sama dengan
pabrik atau industry yang memanfaatkannya yang mencakup:
a. Yang berhubungan dengan ruang uap.
- Katub keamanan
Katub ini mempunyai fungsi untuk mencegah agar tekanan di dalam boiler tidak
melebihi dari tekanan kerja yang ditentukan menurut peraturan.
- Katub utama dan bantu adalah katub yang dipakai untuk mengatur pemberian uap untuk
pemanasan muatan, sedangkan katub bantu dipergunakan untuk mengatur aliran ke pesawat-
pesawat bantu. Katub harus dipasang sedekat mungkin dengan boiler dan katub harus dapat di
buka dan ditutup dengan baik dan lancar.

- Manometer
Alat ini untuk menunjukkan dan mengetahui tekanan uap sambungan yang berada
dalam sebuah ketel dengan jelas dan tepat, dengan adanya manometer ini pengoperasian
boiler akan lebih aman.
b. Yang berhubungan dengan ruang air.
- Katub pengisian boiler
Fungsi katub ini adalah untuk mengatur jumlah air pengisian yang masuk ke
dalam boiler dan mencegah air boiler tidak kembali ke saluran pengisian.
- Kran Spui atau Blow down.
Adalah untuk mengeluarkan sebagian atau seluruhnya air boiler untuk membuang
kotoran yang mengendap di bagian bawah boiler.
-Gelas Penduga
Adalah sebagai pengontrol air yang ada di dalam boiler.
Disamping itu ada alat tambahan, tapi tidak termasuk appendansi yaitu :
- Kran Brain
- Kran Garam
- Garis Api
- Plat stempel

15
Pada boiler modern, disamping alat-alat tersebut masih dilengkapi dengan alat-alat lain untuk
mempertinggi daya guna boiler, yaitu :

1. Pemanas uap lanjut atau OVO


2. Pemanas udara atau LUVO
3. Pemanas awal air pengisi ketel atau ECO

C. PENGOPERASIAN BOILER PADA PABRIK GULA


a. Persiapan Pengoperasian.
1. Yakinkan bahwa alat-alat di bawah ini telah dilakukan pengecekan sebelum pengoperasian
boiler dilakukan.
2. Water Level Gauge atau Petunjuk Level Air
Drain cock harus ditutup penuh juga gauge cock bagian atas dan bawah dari petunjuk level
air, yakinkan bahwa level air yang diinginkan dari drum boiler dapat diindikasi oleh petunjuk
level air. Bagaimanapun juga petunjuk level air menunjukkan bahwa level air tidak boleh
berada di bawah dari level air yang aman di saat terjadi perubahan naik turunnya level air
secara berkala terhadap kenaikan suhu air pada boiler.

3. Pressure Gauge atau Penunjuk Tekanan.


Yakinkan Drain Cock terbuka penuh dan jarum menunjukkan angka nol. Petunjuk tekanan
ditempatkan dibawah sehingga mudah untuk dilihat.

4. Blow Off Valve atau Kran Blow Down.


Yakinkan kran tengah dan kran blow down di kapal tertutup penuh. Segera lakukan tindakan
yang perlu dilakukan jika ada kebocoran pada sistem ini.

5. Water Feed Valve atau Kran Air Pengisian.


Jaga kran stop air pengisian selalu terbuka untuk menambah air tiap saat guna level air dapat
terkontrol. Tutup kran pengecek air pengisian agar tidak ada penambahan dalam pemakaian
kapasitas air pengisian yang berlebihan.

16
6. Steam Stop Valve atau Kran Stop Uap.
Dengan membuka atau menutup pengendali kran ini, yakinkan bahwa kran tertutup penuh.

7. Safety Valve atau Kran Keamanan.


Yakinkan tidak ada kesalahan yang terjadi dalam membuka kran pembagi secara manual (The
Manual Valve Opening Device) dan juga pipa drain pada body di buka.

8. Air Vent. Valve atau Kran Ventilasi Udara.


Buka kran ventilasi udara secara penuh ketika steam pertama kali dialirkan, dan tutup kembali
setelah itu udara yang masuk ke dalam boiler dibuang.

9. Other Unit atau Unit Lainnya.


Hindari kesalahan selama pengoperasian, cek unit lainnya secara teliti dan cermat.

b. Pemanasan Bahan Bakar

Salah satu syarat sempurnanya pembakaran bahan bakar adalah adanya pemanasan dan
penyampuran yang baik antara bahan bakar dengan udara juga adanya panas yang sesuai.
Maksud diadakannya pemanasan pada bahan bakar adalah :

1. Supaya minyak menjadi encer sehingga mudah dipisahkan atau dibersihkan dari kotoran
serta mencapai viscosity pengabutan yang sempurna.

2. Dengan suhu setinggi mungkin minyak dapat dengan mudah dipompakan sampai di
pembakaran oleh karena viscositas yang sudah rendah maka pengabutan minyak akan berjalan
dengan lancar dan segera bisa dibakar.
Pemanasan dilakukan sampai mencapai suhu sekitar 10 C dibawah titik nyala dan
viscositasnya kira-kira 2 Engler. Jika pemanasan melampaui titik nyala, maka akan timbul
kesukaran selama dalam perjalanan ke pembakaran dikarenakan suhu yang tinggi
mengakibatkan pengendapan pada pipa yang nantinya akan melekat di pipa sehingga akan

17
memperkecil saluran pipa.

3. Pembakaran Bahan Bakar.


Bahan bakar minyak pada dasarnya mengandung unsur-unsur kimia karbon (C), hidrogen (H)
dan sedikit belerang (S). Masing-masing unsur tersebut dalam proses pembakaran dengan
unsur oksigen (O2) dari udara akan menimbulkan panas. Secara sederhana reaksi kimia dalam
proses pembakaran tersebut dapat dituliskan sebagai berikut :
C + O2 CO 2 + panas

2H2 + O2 2H2O + panas

S + O2 SO2 + panas

Dari reaksi diatas ternyata pada proses pembakaran dihasilkan H2O yaitu air. Disinilah yang
menyebabkan perbedaan pendapat terhadap jumlah panas yang dihasilkan. Untuk dapat
mencapai suatu pembakaran yang sempurna, maka perbandingan antara jumlah minyak dan
udara harus baik. Agar diperoleh pembakaran yang sempurna dibutuhkan :

1. Minyak opak ketel harus bersih dari segala kotoran yang sifatnya padat atau cair.
2. Minyak harus dipanasi lebih dahulu sampai suhu tertentu.
3. Saat meninggalkan mulut pembakaran minyak mempunyai kecepatan yang cukup dan
dalam keadaan dikabutkan bisa terbakar dan tidak akan mengenai dinding pembakaran.
4. Udara yang masuk mempunyai kecepatan yang cukup dan mempunyai cara penyampuran
dengan bahan bakar dengan baik sehingga tiap bagian dari minyak terbakar habis. Untuk itu
cara memasukkan udara ke dalam dapur pembakaran mengikuti arah suatu perputaran, dan
udara yang masuk harus dipanasi agar bisa membantu terlaksananya pembakaran.

c. Pengoperasian Boiler

1. Feed Water to the boiler atau air pengisian ke boiler


- Buka semua kran air pengisian dari tangki cascade ke boiler begitu juga dengan ventilasi

18
udara dari feed pump dan sistemnya.
- Nyalakan sumber tebaga dari boiler.
- Pindahkan pompa pengisian dari manual ke otomatis. Juga pilih pompa pengisian No.1 atau
No.2.
- Tekan tombol untuk pengoperasian pompa pengisian dan pastikan pilot lamp menyala, pilot
lamp menyala untuk level air rendah juga buzzer alarm level air rendah.
- Pastikan motor pompa pengisian berjalan dengan halus dan panasnya tidak berlebihan.
- Pastikan compound gauge dan pressure gauge bekerja dengan normal
- Cek sistem pipa dari kebocoran.
- Hidupkan stop switch untuk alarm buzzer level air rendah.

2. Ventilasi udara dari sirkulasi bahan bakar


- Buka semua kran sistem bahan bakar.
- Tutup kran cock dari kran pengembalian bahan bakar, juga udara ventilasi dari sistem bahan
bakar dan pompa pengisian.
- Naikkan setting dari alarm termostat suhu rendah sesuai sirkulasi dari bahan bakar.
- Pindahkan pembakaran ke pengoperasian otomatis dan pindahkan switch pembakaran ke
posisi ON.
- Buka cock ventilasi udara pada pipa pengembalian bahan bakar untuk semua pembuangan
udara dari sisem.
- Cek sistem bahan bakar dari kebocoran.
- Pastikan motor poma bahan bakar dan fan force drop berjalan lembut dan panasnya
terkontrol.
- Pastikan bahwa termometer mencatat sesuai dengan suhun pemanasan bahan bakar dan tidak
ada kebocoran saat melewati pipa nozzle.

3. Pembakaran
- Jika suhu pemanasan bahan bakar sudah sesuai dan tidak ada masalah dalam setiap unitnya,
nyalakan termostat alarm pada suhu normal.
- Pembuangan air setiap 35 menit.
- Pembakaran mulai beberapa detik setelah lampu pilot pembakaran menyala.

19
- Pemeriksaan saat pembakaran
- Warna, tingkat pengabutan dan stabilitas penyalaan
- Warna asap, bocornya gasbuang dari sisi atas dan pelindung.
- Getaran tidak normal.
- Jika terjadi masalah segera hentikan pembakaran dan cek tekanan minyak, suhu minyak, dan
ujung nozzle.
- Buka kran uap utama perlahan-lahan untuk mencegah ketukan air dalam sistem.
- Periksa sistem dari kebocoran

4. Shut down atau pembuangan


- Menaikan tekanan uap mendekati maksimum tekana kerja normal
- Tutup kran uap utama, blow off permukaan air.
- Pembakaran di nyalakan kembali, mendekati maksimum tekanan kerja normal.
- Matikan switch pembakaran, tekan pengunci penghentian pengoperasian dan putus sumber
tenaga listrik.
- Tutup kran sistem pengisian, periksa level air dalam tanki cascade dari jumblah minyak
dalam tanki harian - - sebelum penutupan kran utama.

5. Cold starting atau jalankan pada kondisi dingin


Keyika tekanan uap jatuh pada nol atau khususnya dalam kasus ini adalah percobaan
pengoperasian atau boiler baru, perhatikan hal-hal di bawah ini :
- Sejak bagian dalam boiler dingin hindari penyalaan pembakaran tiba-tiba. Jangan menikan
tekanan uap tiba-tiba tapi ambil waktu yang baik sampai tekanan naik ke 1 Kg/cm.
- Periksa semua sistem dan lakukan tindakan yang perlu dilakukan untuk mencegah hal-hal
yamh tidak diingikan.

d.Ruang Bakar boiler


Ruang bakar adalah bagian dari Boiler yang berfungsi untuk tempat berlangsungnya proses
pembakaran antara bahan bakar dan udara.
Tekanan gas panas yang berada didalam ruang bakar (Furnance) dapat lebih besar dari pada
tekanan udara luar (Tekanan ruang bakar positip) dan dapat juga bertekanan lebih kecil dari

20
tekanan udara luar (Tekanan ruang bakar negatif) atau bertekanan seimbang (Balance
Draught).
1. Tekanan Positif
Pada boiler dengan tekanan ruang bakar positif, udara luar dihembuskan masuk kedalam
ruang bakar dengan menggunakan forced draught fan (Kipas tekan paksa), yang sekaligus
mendorong gas panas hasil pembakaran ke arah cerobong.
Boiler/Boiler dengan tekanan ruang bakar positif banyak digunakan oleh Boiler dengan bahan
bakar minyak.
2. Tekanan Negatif
Pada boiler dengan tekanan ruang bakar negatif, gas panas hasil pembakaran dihisap oleh
induced draught fan sekaligus menghisap udara luar masuk kedalam ruang bakar.
Gabungan dari kedua cara tersebut diatas diterapkan pada balanced draught yang memiliki
baik forced draught fan untuk mendorong udara luar masuk kedalam boiler, maupun induced
draught fan untuk menghisap gas panas hasil pembakaran.
Pada sistem balanced draught, tekanan ruang bakar dibuat sedikit negatif yaitu sekitar - 10
mmWg (0,001 bar) .
Boiler dengan tekanan ruang bakar negatif, jarang digunakan/kurang ekonomis. Sedangkan
boiler dengan tekanan balanced draught (seimbang) banyak digunakan oleh Boiler dengan
bahan bakar Batubara.

D. KOROSI PADA BOILER

a. Bentuk Korosi Pada Boiler.


Dalam bab ini akan diuraikan berbagai bentuk korosi yang terdapat pada boiler yang ada
dalam pabrik gula. Korosi dapat terjadidi sisi air dan di sisi gas asap bahan. Yang di maksud
dengan korosi adalah penyentuhan yang tidak disukai pada bahan oleh pengaruh kimia
dipermukaannya. Korosi di sisi air dapat di cegah dengan penanganan air secara baik,
sedangkan korosi di sisi gas lebih rumit. Pencegahannya terutama terletak di bidang
konstruksi, dalam arti kata dalam bentuk boiler, pola pemipaan, letak pemanas lanjut,
pengaturan suhu pendingin gas asap, dan sebagainya. Rancangan boiler masa kini terutama di
tunjukkan pada pencegahan korosi di sisi gas asap.

21
Terkecuali logam mulia emas, perak dan platina logam terdapat dalam alam sebagai oksida,
dalam arti kata bersenyawa dengan zat asam. Pengolahan logam murni untuk penerapan
praktis terjadi melalui proses reduksi sebagai berikut :
MeO + R Me + RO
MeO adalah oksida logam, R sarana reduksi, Me logam dan RO oksida sarana reduksi.
Misalnya reduksi Fe2O3dengan CO, seperti berlangsung dalam dapur tinggi adalah sebagai
berikut :
Fe2 O3 + 3CO 2Fe + 3CO2
Walaupun kebanyakan logam tidak dalam bentuk murnimnya tetapi di terapkan sebagai
paduan, logam akan mencoba kembali ke bentuk asalnya yaitu oksida. Karena itu oksida
dianggap sebagai gejala alami. Pemberantasannya setiap tahun membutuhkan biaya yang
sangat besar untuk perbaikan dan sarana pemberantasan di satu pihak dan rugi bahan di lain
pihak. Korosi dapat di bagi dalam arti manifestasinya, yaitu :

1. Penyentuhan di seluruh permukaan.


2. Penyentuhan setempat (pembentukan kubangan, lekukan).
3. Garis antar kristal, yaitu penyentuhan di batas-batas kristal pada atau dekat bawah
permukaan.
Bagian lain adalah menurut mekanisme korosi :
1. Korosi kimia murni.
2. Koroso elektro kimia
b. Penyebab Korosi Pada Boiler
1. Pengkorosian disebabkan oleh air boiler
Korosi akan terjadi pada bagian dimana air di uapkan secara terus-menerus bila corong
asap di atas ruang pembakaran dan menunjukkan pipa air menuju ruang pembakaran, saat
beberapa korosi terjadi segera atasi dengan reaksi kimia, ketika reaksi berlangsung cepat
maka korosi terjadi tidak sampai mengakar. Jika, bagaimanapun melakukan pencucian dengan
reaksi kimia akan memperlambat terjadinya korosi. Beberapa penyebab terjadinya korosi
adalah kelalaian dalam blow off, tidak bersihnya pembersihan dalam boiler, tidak cukupnya
sirkulasi air boiler dan pemakaian berlebihan.

22
2 .Korosi yang di sebabkan oleh zat-zat lain
a. Reaksi gas dalam air boiler
Besi berkarat atau berkorosi akibat terendam dalam air atau suhu yang tinggi dan
pemakaian bahan yang mudah korosif. Dalam kasus ini terkandungnya oksigen dalam
penyediaan air sangat bagus untuk pengubangan atau pelubangan, kejadian ini bagian dalam
ruangan uap dimana kurangnya pergantian air, jalannya air dari drum boiler dan pipa-pipa,
pipa air dan economiser. Asam karbon hasil dari karbon dioxida ketika pelarutan dalam air
dan bereaksi dengan besi untuk menghasilkan karbon besi. Karbon besi bereaksi dengan
oksigen untuk menghasilkan oksida besi kedua. Sejak proses reaksi ini berlangsung di mana
karbon dioksida terbebaskan, dengan demikian mempercepat siklus pengkorosian lainnya.
b. Korosi oleh alam
Satu bagian dari pengubangan atau pelubangan, perluasan area pengkorosian di
sebabkan oleh terpisahnya asam-asam dalam air boiler dan terpisahnya asam besar/gemuk
dari binatang atau tanaman tenunan dalam air boiler.
c. Korosi oleh garam
Korosi magnesium klorida pada boiler terjadi sampai berakar. Keadian ini karena
terpisahnya hasil asam hidroklorik dalam air boiler dan ini tidak berhenti dalam pelubangan
tapi berhenti dalam bentuk karat skala ikan melakukan perluasan, dimana sering terjadi dalam
bagian-bagian menunjukkan untuk kuatnya panas dimana gelembung-gelembung udara sukar
untuk di lepaskan.
d. Korosi oleh uap panas yang nerlebihan.
Uap adalah pemisah dalam hidrogen dan oksigen ketika suhu dari permukaan baja naik
menjadi 400 degrees centrigrade atau lebih tinggi. Oksigen adalah pengkorosi bagian
penampang baja.

E. AIR BOILER DAN AIR PENGISI BOILER


a. Pengertian air boiler dan air pengisi boiler
Kita memerlukan air yang sangat murni untuk mengisi boiler dan untuk menambah akibat dari
kebocoran yang terjadi dalam peredaran lingkar yaitu memanaskan menguap
mengkondensasi dengan maksud memberi energi. Untuk maksud ini berbagai pesawat
terdapat dalam peredaran lingkar yaitu ketel uap turbin kondensor dan pesawat bantu

23
lainnya seperti pompa, pemanas muatan, pemanas bahan bakar dan sebagainya.
Selama peredaran lingkar terdapat rugi air 2%, rugi ini harus di ganti. Di kapal laut, hal ini di
lakukan degan penguapan air laut. Uap di kondensasi lagi dan sebagai air suling di simpan
dalam tanki persediaan, dari tanki ini di masukkan kembali dalam peredaran lingkar tetapi
masih banyak kapal mengambil persediaan air pengisi boiler dari darat.
Jadi pengertian dari air pengisi boiler adalah air yang di sediakan untuk menambah air boiler
yang telah hilang dalam peredaran lingkar. Sedangkan air boiler adalah air yang telah ikut
atau mengalami peredaran dalam siklus terjadinya uap, hingga di kondensasi, dan jadi uap
lagi.

b. Syarat air pengisi boiler


Pada prinsipnya air pengisi harus memenuhi beberapa syarat, yaitu :
- Sejauh mungkin gas O2 dan CO2 terbatas, yang terlarut dalam air boiler menyebabkan
terjadinya reaksi oksidasi terhadap logam atau pipa besi pada boiler.
- Kadar garam dapur (NaCl dan Na2SO4) serendah mungkin sebab garam ini menyebabkan
air boiler mendidih.
- Jika air pengisi boiler terjadi endapan, maka harus dalam keadaan yang dapat di keluarkan
dari boiler.
- Air pengisi harus bersifat tidak agresif pada besi, cenderung Ph ke arah basa.

c. Penanganan air boiler dan air pengisi boiler


1. Pelunakan thermis pada air pengisi boiler
Hal ini dilakukan di luar boiler di dalam apa yang di sebut deaerator, pembuang gas atau
pembuang angin. Sebuah alat pemanas muka campur, di mana kondensat di campur dengan
uap. Suhu campuran kira-kira 110C. Bikarbonat diuraikan sebagai berikut :
Ca(HCO3)2 + Q CaCO3 + H2O + CO2

Mg(HCO3)2 + Q Mg(OH)2 + 2CO2


CaCO3 dan Mg(OH)2 sebagai lumpur halus oleh air di bawa ke dalam boiler. Dengan zat-zat
lainnya dalam air boiler di coagulasi menjadi lumpur halus mengambang yang dengan mudah
dapat di kuras.

24
2. Pelunakan kimia pada air boiler
Setelah pelunakan thermis, kekerasan sementara hilang, berarti bahwa ion Ca++ dan Mg++
yang terikat pada HCO3 hilang, kini dalam air masih ada Na++, SO4 dan Cl. Ca++ dan
Mg++ harus terikat sedemikian rupa sehingga zat yang tidak menghasilkan endapan yang
membahayakan (batu boiler) dan mudah dapat di kuras. Untuk pelunakan kimia ini dapat di
pergunakan Na2Co3 (soda), Na2Co3 dalam keadaan tertentu terurai sebagai berikut :
Na2CO3 2Na+ + Co3
Dalam boiler timbul CO2 yang tidak dikehendaki, sedangkan Ph air naik, karena ion-ion H+
di tarik dari air juga di pertahankan adanya kelebihan PO4 sebanyak 15 s/d 25ppm PO4.
Pada kelebihan PO4 tidak ada lagi Ca++ karena diubah menjadi :
2PO4 + 3Ca++ Ca3(PO4)2
Fosfat kalsium tudak larut dan di singkirkan pada aktu pengurasan. Pelunakan air di katakan
di bawah kontrol apabila di pertahankan kelebihan PO4 tertentu untuk Ca++ dan Ph tertentu
untuk Mg++, juga karena alasan lain bahwa air boiler mempunyai Ph tertentu (korosi).
Pelunakan air perlu karena pada kondensor yang agak bocor Ca++ dan Mg++ masuk ke dalam
sistem air pendingin. Dengan ini suplai Ca++ dan Mg++ masuk ke dalam sistem.

G.MASALAH PADA BOILER DAN KESELEMATAN KERJANYA

Masalah boiler yang paling umum dan sering terjadi diantaranya:


- Tidak adanya Panas
- Terjadinya Kebocoran
- Menimbulkan Suara benturan yang aneh
- Plot Light terlihat seperti akan keluar
- Hilangnya Tekanan
- Pipa Kondensat yang membeku
- Termostat yang bermasalah
- Sistem rusak
penanganannya

25
1. Anda dianjurkan untuk memeriksakan boiler setidaknya setiap tahun sekali oleh teknisi yang
sudah bersertifikat dan teruji.

2. Hati-hati dengan boiler yang rusak, setiap sistem pemanas yang menggunakan bahan bakar
fosil biasanya mengeluarkan Karbon Monoksida jika dalam keadaan rusak atau tidak dirawat
dengan baik.

Bahaya apa yang ditimbulkan oleh Karbon Monoksida? Ada 6 gejala keracunan, diantaranya:

- Sakit Kepala

- Mual

- Pusing

- Sesak Napas

- Lemas

- Hilang Kesadaran

Selalu berhati-hati dalam penggunaan dan perawatan mesin yang anda gunakan. Mesin memang
bisa sangat membantu, tapi bisa jadi berakibat fatal terhadap anda jika mesin tersebut tidak
digunakan sebagaimana mestinya.

26

Anda mungkin juga menyukai