Masgiz 2 Individu
Masgiz 2 Individu
Masgiz 2 Individu
disusun oleh :
22030116140064
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2017
BAB I
DEFINISI
Secara keseluruhan, prevalensi pendek (TB/U) pada anak umur 5-18 tahun
pada anak laki-laki, prevalensi pendek tertinggi pada umur 13 tahun (40,2%),
sedangkan pada anak perempuan pada umur 11 tahun sebesar 35,8%. Ada
kecenderungan prevalensi yang meningkat pada usia 11-17 tahun untuk anak
laki-laki, dan pada usia 11-15 tahun untuk anak perempuan. Hal ini bisa
dikaitkan sebagai dampak dari krisis ekonomi tahun 1998 2000, dimana
sebagian besar anak-anak pada kelompok umur tersebut dilahirkan.
Kondisi sepertiga remaja perempuan menderita pendek sangat
memprihatinkan, karena akan mempengaruhi kondisi janin yang dikandungnya
nanti. Bila ibu hamil pendek, kemungkinan akan melahirkan bayi dengan
panjang lahir kurang dari normal, yang nanti kan menjadi remaja pendek juga.
Kondisi ini berbahaya karena dapat terjadi pendek lintas generasi bila tidak
dilakukan intervensi yang mempunyai daya ungkit.
Riset Kesehatan dasar (Riskesdas) menunjukan bahwa terjadi peningkatan
prevalensi stunting di Indonesia dari 36,8 % pada tahun 2007 menjadi 37,2 %
pada tahun 2013, artinya 1 dari 3 anak Indonesia tergolong pendek (Riskesdas,
2013). (1)
Secara global, pada tahun 2010 prevalensi anak pendek sebesar 171 juta
anak-anak di mana 167 juta kejadian terjadi di negara berkembang. Prevalensi
stunting pada anak menurun dari 39,7% pada tahun 1990 menjadi 26,7% pada
tahun 2010 . Tren ini diperkirakan akan mencapai 21,8% atau 142 juta pada
tahun 2020. (1)
BAB III
DAMPAK
Stunting pada anak dapat berakibat fatal terhadap produktivitasnya di masa
dewasa. Anak stunting juga mengalami kesulitan dalam belajar membaca
dibandingkan anak normal. Anak yang mengalami stunting memiliki potensi
tumbuh kembang yang tidak sempurna, kemampuan motorik dan produktivitas
rendah, serta memiliki risiko lebih tinggi untuk menderita penyakit tidak
menular. Stunting merupakan gangguan pertumbuhan yang dapat
mengindikasikan adanya gangguan pada organorgan tubuh. Salah satu organ
yang paling cepat mengalami kerusakan pada kondisi gangguan gizi ialah otak.
Otak merupakan pusat syaraf yang sangat berkaitan dengan respon anak untuk
melihat, mendengar, berpikir, serta melakukan gerakan. Kekurangan gizi dapat
mengakibatkan gangguan fungsi otak secara permanen.
INTERVENSI