Anda di halaman 1dari 10

EGIATAN PRAKTIKUM JENIS DAN BENTUK GELOMBANG

Percobaan Jenis-jenis Gelombang

Hasil Pengamatan :

b. Pada ujung slinki terjadi getaran dan ayunan serta gelombang. Pada slinki
terjadi dari gerakkan ayunan ke kiri dan kekanan. Gelombang itu adalah gngguan
periodik yang bergerak menjauhi sumber dan membawa energi.
c. Arah getar gelombang transversal adalah arah getar yang menghasilkan
lintasan lingkaran dengan periode sama dengan periode gelombang dan tidak
mengalami pergeseran permanen. Sedangkan arah rambat gelombang
transversal adalah sama dengan gelombang pada permukaan air yang bergerak
dalam lintasan lingkaran dengan molekul-molekul yang berurutan mencapai
puncak lintasan masing-masing pada waktu-waktu yang berbeda dan
mempunyai bentuk-bentuk bukit dan lembah.
d. Berpindah, Ada, dari usikan yang dilakukan dan merambat sesuai dengan
arah rambatan gelombang.
e. Sama, hanya perbedaan yang ada yaitu, pada slinki bisa menggunakan gaya
pegas. Sedangkan pada kabel listrik tidak bisa menggunakan gaya pegas.
f. Arah rambat dan arah getar pada gelombang lungitudinal adalah bilamana
partikel-partikel individual medium bergetar searah dengan arah rambatan
gelombang.
g. Gelombang transversal adalah gelombang dimana segmen-segmen individual
bergetar tegak lurus pada arah rambatan gelombang. Sedangkan Gelombang
lungitudinal adalah gelombang dimana partikel-partikel individual medium
bergetar searah searah dengan arah rambatan gelombang.

Pembahasan :

Pada kegiatan b, c, sampai g. telah ditentukan perbedaan yang mendasar antara


gelombang transversal dan gelombang lungitudinal. Pada gelombang transversal dan
gelombang lungitudinal.

Pada gelombang transversal itu terjadi dimana segmen-segmen individual yang


bergetar tegak lurus pada arah rambatan gelombang sedangkan gelombang lungitudinal
itu terjadi dimana partikel-partikel individual medium bergetar searah dengan arah
rambatan gelombang.
Benda-benda yang bergetar sebagai sumber gelombang yang merambat keluar dari
sumber itu. Gelombang mengangkut energi dari suatu tempat ke tempat lain.
Gelombang dapat membentuk pulsa (Bukit atau lembah tunggal) atau membentuk
kontinu (Banyak bukit dan dan lembah tersambung).

Kesimpulan :

Getar gelombang dan bunyi adalah hasil dari gangguan periodik yang bergerak
menjauhi sumber dan membawa energi.

HASIL PENGAMATAN

Apabila slinki digerakan disalah satu ujungnya ke kiri dan kekanan, maka terbentuklah sebuah
gelombang yang merambat dari ujung ke ujung. Dan gelombang tersebut membentuk bukit dan
lembah.

Apabila slinki digerakkan disalahsatu ujungnya dengan cepat kebelakang lain kedepan, maka
terbentuklah sebuah gelombang yang merambat dari ujung ke ujung. Dan gelombang tersebut
membentuk rapatan dan renggangan.

KESIMPULAN

Gelombang yang membentuk lembah dan bukit adalah gelombang transversal. Sedangkan
Gelombang yang membentuk rapatan dan renggangan adalah gelombang longitudinal.

PEMBAHASAN

Gelombang adalah bentuk dari getaran yang merambat pada suatu medium. Pada gelombang yang
merambat adalah gelombangnya, bukan zat medium perantaranya. Satu gelombang dapat dilihat
panjangnya dengan menghitung jarak antara lembah dan bukit (gelombang transversal) atau
menghitung jarak antara satu rapatan dengan satu renggangan (gelombang longitudinal). Cepat
rambat gelombang adalah jarak yang ditempuh oleh gelombang dalam waktu satu detik. Gelombang
trarnsversal adalah gelombang yang arah rambatnya tegak lurus dengan arah rambatnya. Satu
gelombang terdiri dari satu lembah dan satu bukit. Gelombang longitudinal adalah gelombang yang
merambat dalam arah yang berimpitan dengan arah getaran pada tiap bagian yang ada. Gelombang
yang terjadi berupa rapatan dan renggangan.

Hasil Pengamatan
Pada saat slinki diusik dengan cara menggerak-gerakkan ujung slinki,terlihat adanya suatu rambatan
atau gelombang.

b. Pembahasan

1. Slinki direntangkan diatas lantai yang licin,salah satu ujungnya dipegang sendiri dan ujung yang
lain dipegang teman.Lalu slinki diusik ujungnya dengan cara menggerakkan ujung slinki dengan cepat
kekiri lalu kekanan sehingga terjadi rambatan pada slinki yang membentuk gelombang.

Gelombang adalah gerakan merambat pada suatu benda yang diberi energi.

2. Percobaan dilakukan beberapa kali sampai dapat diamati dan dilihat arah usikan dan rambat
gelombangnya.Ternyata arah usikan tegak lurus dengan arah rambatannya.Hal demikian disebut
gelombang transversal,yakni gelombang yang arah getarannya tegak lurus pada arah rambatan
gelombangnya.

3. Percobaan kedua diberi karet gelang ditengah-tengah slinki lalu ujung slinki yang dipegang
diusik secara berulang-ulang,ternyata karet gelang tersebut ikut berpindah bersama gelombang,dan
juga karet gelang berpindah karena adanya energi yang merambat melalui slinki.Energi ini berasal
dari usikan slinki (pada saat ujung slinki digerakkan ).

4. Percobaan ketiga,slinki diganti dengan kabel listrik.Langkahnya sama yaitu diberi usikan diujung
kabel,sedang ujung yang lain diikatkan pada tiang atau dipegang salah seorang teman.Ternyata
hasilnya berbeda dengan slinki.Bedanya adalah pada kabel listrik tidak muncul gelombang.Pada saat
diberi gelang dibagian tengah kabel,ternyata karet gelang tidak berubah atau berpindah,berarti tidak
ada energi pada kabel listrik tersebut.

5. Percobaan kali ini slinki direntangkan diatas lantai,salah satu ujungnya diikat pada tiang atau
dipegang sendiri.Lalu ujung slinki diusik atau digerakkan berulang-ulang dengan cepat kebelakang
dan kedepan,seperti pada gambar berikut:

Usikan pada slinki sacara berulang

Pada percobaan ini diamati arah usikan dan rambatannya (gelombang).Ternyata arah usikan searah
dengan arah rambatannya.Maka gelombang ini dinamakan Gelombang Longitudinal.

c. Kesimpulan

1. Gelombang transfersal adalah gelombang yang arah getarannya tegak lurus dengan arah
rambatannya.

2. Gelombang longitudinal adalah gelombang yang arah getarannya searah dengan arah
rambatannya.
3. Perbedaan antara gelombang transfersal dan gelombang longitudinal terletak pada arah
rambatannya yaitu bila transfersal tegak lurus sedangkan longitudinal searah rambatannya.

Data Pengamatan :
Apabila diusik ke kanan dan kekiri maka rambatan gelombang sama ke kanan dan kekiri/
gelombang transversal.
Apabila di slinki di ikat karet maka karet akan berpindah saat bergetar lalu ke tempat
semula.
Apabila slinki di gerakan maju mundur maka rambatan gelombang lurus / longitudinal.

7. Kesimpulan :
Jenis gelombang yang ditimbulkan oleh slinki tergantung pada besaran gaya yang diberikan
dan arah usikan

HASIL PENGAMATAN

Apabila slinki digerakan atau di dorong kedepan maka gelombang pantulnya akan kembali
kebelakang. Jadi gelombang pantul selalu berlawanan arah dengan gelombang asal

. Hasil pengamatn dan pembahasan

Pada saat kerikil dijatuhkan ke atas air yang berada didalam bak gelombang yang dihasilkan mirip
gelombang transversal dimana arah gelombang tegak lurus dengan arah rambatannya. Dan dibagian
pinggir/sisi bak yang dikenai gelombang, gelombng dipantulkan kembali.

Pada slinki yang salah satu ujungnya diikat kuat pada tiang dan digetarkan ujung lainnya dengan
tangan sampai membentuk gelombang, ternyata gelombang dpat dipantulkan dan fase gelombang
berlawanan arah dengan gelombang aslnya. Sementara pada slinki yang salah satu ujungnya diikat
dengan longgar/tali panjangnya 150cm, sehingga slinki dapat bergerak bebas ternyata fase
gelombang pantul dan gelombang asalnya adalah sama.

G. Kesimpulan

1. Gelombang yang terjadi di air dapat dipantulkan kembali

2. Ujung slinki yang terikat kuat, gelombang datang dan gelombang pantulnya fase gombang
berlawanan arah.

3. Ujung slinki yng terikat bebas, gelombang datang=gelombang pantulnya.

Laporan Praktikum IPA Modul 6. Sifat Pemantulan Gelombang

2.Percobaan Sifat pemantulan gelombang


a.Percobaan di bak air

Bak air diisi air hampir penuh lalu dijatuhkan kerikil pada permukaan air,ternyata terjadi gelombang
dipermukaan yang bentuknya searah dengan arah rambatannya.Jika diperhatikan gelombang yang
mengenai sisi bak air maka dipantulkan kearah datangnya gelombang

b.

1.Slinki direntangkan sejauh 1.5 m salah satu ujungnya diikatkan pada tiang (dijaga tetap dan tidak
bergeser) ujung yang lain dipegang. Lalu digetarkan satu kali sehingga membentuk gelombang. Gb.
6.9 Slinki membentuk setengah panjang gelombang Diamati perambatan setengah gelombang
sampai gelombang tersebut menghilang. Jika belum dapat diamati, getarkan lagi ujung slinki.
Ternyata yang terjadi adalah gelombang tersebut dipantulkan kembali. Dan fase gelombang pantul
sama dengan gelombang asalnya. Gb. 6.2 Titik keseimbangan dan simpangan 2.Percobaan dengan
slinki yang terikat-ikat dengan benang yang panjangnya + 1,5 m. Ikatkan ujung benang yang jauhnya
1,5 m dari ujung slinki ke tiang, ternyata ujung slinki dapat bergerak bebas. Oleh karena itu disebut
slinki ujung besar.

c.

Kesimpulan

1.

Salah satu sifat gelombang adalah dapat dipantulkan. 2.

Fase gelombang pantul dengan gelombang asal adalah sama.

2.Percobaan Sifat pemantulan gelombang

a.Percobaan di bak air

Bak air diisi air hampir penuh lalu dijatuhkan kerikil pada permukaan air,ternyata terjadi
gelombang dipermukaan yang bentuknya searah dengan arah rambatannya.Jika diperhatikan
gelombang yang mengenai sisi bak air maka dipantulkan kearah datangnya gelombang
b. 1.Slinki direntangkan sejauh 1.5 m salah satu ujungnya diikatkan pada tiang (dijaga tetap dan
tidak bergeser) ujung yang lain dipegang. Lalu digetarkan satu kali sehingga membentuk gelombang.

Gb. 6.9

Slinki membentuk setengah panjang gelombang

Diamati perambatan setengah gelombang sampai gelombang tersebut menghilang. Jika belum dapat
diamati, getarkan lagi ujung slinki. Ternyata yang terjadi adalah gelombang tersebut dipantulkan
kembali. Dan fase gelombang pantul sama dengan gelombang asalnya.

Gb. 6.2

Titik keseimbangan dan simpangan

2.Percobaan dengan slinki yang terikat-ikat dengan benang yang panjangnya + 1,5 m. Ikatkan ujung
benang yang jauhnya 1,5 m dari ujung slinki ke tiang, ternyata ujung slinki dapat bergerak bebas.
Oleh karena itu disebut slinki ujung besar

c. Kesimpulan
1. Salah satu sifat gelombang adalah dapat dipantulkan.

2. Fase gelombang pantul dengan gelombang asal adalah sama.

Kegiatan Praktikum 2 : Getaran dan Bunyi

1.

Percobaan getaran benda pada pegas

Hasil pengamatan mengukur getaran benda pada pegas

Tabel 6.1 Percobaan ke Waktu 20 getaran (sekon) Periode (sekon) Frekwensi (hertz) 1 12,88 0,644
1,56 2 12,96 0,648 1,55 3 13,03 0,651 1,54 4 13,08 0,654 1,53 5 13,17 0,658 1,52 T = 0,65 sekon F =
1,54 HZ

Hasil pengamatan pengaruh massa terhadap frekwensi

PEMBAHASAN

Getaran adalah suatu gerak bolak-balik di sekitar kesetimbangan. Ketesimbangan disini maksudnya
adalah keadaan dimana suatu benda berada pada posisi diam jika tidak ada gaya yang bekerja pada
benda tersebut. Getaran mempunyai amplitudo (jarak simpangan terjauh dengan titik tengah yang
sama), Dan massa suatu benda pada getaran sangat berpengaruh terhadap frekuensi.

KESIMPULAN

Semakin besar massa bendanya maka semakin sedikit waktu yang dipergunakan untuk membentuk
20 gelombang.

embahasan:

Getaran benda pada pegas dengan massa benda yang sama,dan waktui getaran yang sama pula
yaitu 20 kali serta periodenya juga sama meskipun terdapat selisih waktu yang sangat kecil namun
dianggap sama.Sedangkan getaran benda pada pegas pada massa benda yang berbeda,maka akan
menghasilkan waktu dan frekwensi yang berbeda pula.

Kesimpulan:

Getaran benda pada pegas,periode dan frekwensinya dipengaruhi oleh massa benda.
Pembahasan:

Getaran benda pada pegas dengan massa benda yang sama,dan waktui getaran yang sama pula
yaitu 20 kali serta periodenya juga sama meskipun terdapat selisih waktu yang sangat kecil namun
dianggap sama.Sedangkan getaran benda pada pegas pada massa benda yang berbeda,maka akan
menghasilkan waktu dan frekwensi yang berbeda pula.

Kesimpulan:

Getaran benda pada pegas,periode dan frekwensinya dipengaruhi oleh massa benda.

2.

Perco

. Pengamatan Data
Table pengamatan
No. Jarak Telinga Telinga setelah ditutup Ket
sebelum ditutup Telinga kiri Telinga kanan
1 1m Terdengar Terdengar Terdengar
2 2m Terdengar Terdengar Terdengar
3 4m Terdengar Terdengar Terdengar
4 6m Terdengar Terdengar Terdengar
5 8m Terdengar Terdengar Terdengar agak
pelan
6 10 m Terdengar Terdengar Kurang
Terdengar
7 50 m Kurang Samar Tidak Terdengar
Terdengar Terdengar
8 100 m Tidak Terdengar Tidak Tidak Terdengar
Terdengar

7. Pembahasan :
Dari percobaan di atas dapat dinyatakan bahwa dengan mata tertutup, kita masih dapat
mendengar bunyi dengan jelas pada jarak 1 meter, 4 meter, bahkan sampai 10 meter karena
bunyi merambat melalui udara. Begitu pula jika salah satu telinga kita ditutup dengan kapas
maka bunyi/suara masih bisa terdengar meskipun tidak sejelas apabila kedua mata ditutup
dengan sapu tangan. Untuk telinga kanan jika telinga kapas yang ditutup dengan kapas,
suara/bunyi masih dapat terdengar dengan jelas/lebih baik dari kejauhan dibandingkan jika
telinga kiri yang dibuka dan telinga kanan ditutup dengan kapas, bunyi yang dihasilkan dari
kejauhan terdengar samar-samar.

8. Kesimpulan :
Telinga manusia merupakan detector yang sangat peka. Telinga manusia dapat mendengar
bunyi mulai dari intensitas 10 Wm sampai 1 Wm . Intensitas bunyi di bawah 10 Wm tidak
terdengar jelas sedangkan di atas 1 Wm akan terasa sakit di telinga.

Pembahasan

Telinga merupakan indera untuk mendengar. Kemampuan setiap orang untuk mendengar
suara/bunyi bervariasi atau tidak sama satu dengan yang lain. Begitu halnya dengan kemampuan
mendengar antara telinga yang kanan dengan telinga yang kiri pun menunjukkan hal yang berbeda
atau tidak sama.

Berdasar hasil pengamatan menunjukkan bahwa kemampuan untuk mendengar antara telinga
kanan dengan telinga kiri terdapat perbedaan atau ketidaksamaan. Pada jarak antara 1m sampai
dengan 6 m, antara telinga kanan dengan telinga kiri masih terdapat kesamaan dapat mendengar
jelas. Akan tetapi pada jarak 9 m, terdapat perbedaan yang mana telinga kanan masih mampu
mendengar suara/bunyi dengan jelas. Berbeda dengan telinga kiri pada jarak tersebut, suara/bunyi
terdengar kurang jelas/samar. Dengan demikian menunjukkan bahwa telinga kanan memiliki
kepekaan terhadap rangsang atau kemampuan mendengar lebih baik, jika dibandingkan dengan
telinga kiri.

Disamping itu, kuat lemahnya bunyi juga tergantung pada banyaknya sel penerima yang mengirim
impuls ke otak. Sehingga semakin kuat gelombang bunyi, maka semakin banyak pula sel reseptor
yang bergerak.
Kesimpulan

Berdasar hasil percobaan disimpulkan bahwa kemampuan mendengar pada setiap orang tidak
sama/berbeda. Begitu juga, kepekaan antara telinga kanan dengan telinga kiri terhadap rangsang
berupa bunyi/suara terdapat perbedaan atau ketidaksamaan.

Kuat lemahnya bunyi tergantung pada banyaknya sel penerima yang mengirim impuls ke otak.
Sehingga semakin kuat gelombang bunyi, maka semakin banyak pula sel reseptor yang bergerak.

Anda mungkin juga menyukai