JUDUL
JAWA TIMUR
kebutuhan produksi. Jika salah satu kegiatan terganggu maka proses produksi
dilakukan salah satunya adalah dengan peledakan, dimana dalam suatu operasi
dilakukan dengan tujuan untuk membuat sejumlah lubang ledak dengan geometri
dan pola yang sudah tertentu pada massa batuan, yang selanjutnya akan diisi
banyaknya bahan peledak yang akan digunakan untuk meledakkan batuan haruslah
sehingga akan dapat dikontrol geometeri peledakan yang akan digunakan atau
diterapkan.
peledak untuk meledakkan sejumlah batuan (powder factor) pada PT.Semen Gresik
1
(Persero) Tbk, sehingga dapat dikontrol geometri peledakan yang akan diterapkan
sesuai dengan target produksi yang diinginkan. Penelitian ini juga bertujuan untuk
mencari solusi dari permasalahan yang ada dan memberikan masukan yang berguna
akan diterapkan.
Apakah penggunaan bahan peledak oleh PT.Semen gresik (Persero) Tbk untuk
kegiatan peledakan sudah mencapai target produksi yang diinginkan atau belum. .
Jika belum maka perlu diupayakan suatu efesiensi penggunaan bahan peledak tiap
V. DASAR TEORI
yang menjadi nilai dari powder factor itu sendiri sehingga dapat diketahui target
dihasilkan oleh pemboran yang cepat dan dalam posisi yang tepat.
2
Untuk dapat memenuhi prinsip pemboran diatas, banyak faktor yang
Arah pemboran dibagi menjadi dua, yaitu tegak dan miring. Arah penjajaran
lubang bor pada jenjang harus sejajar untuk menjamin keseragaman burden
Dari proses mekanisme pecahnya batuan pada peledakan, batuan akan pecah
karena stress tarikan lebih besar dari kuat tarik batuan yang dimulai dari
Lubang tembak yang dibuat tegak, pada bagian lantai jenjang akan
menerima gelombang tekan terbesar dari pada yang ke arah bidang bebas,
sehingga gelombang tekan akan dipantulkan pada lubang tembak lebih kecil
3
Secara teoritis, lubang tembak miring akan menghsilkan fragmentasi lebih
2. Pola pemboran
Pola pemboran adalah pengaturan letak dari lubang tembak, sehingga pola
- Bila penyalaan serentak dalam satu baris dan antar barisnya beruntun,
Pada umumnya ada dua macam pola pemboran lubang tembak, yaitu :
tembak dalam baris (row) yang beruntun dan sejajar dengan burden.
terletak pada baris yang berurutan tidak sejajar terhadap bidang bebas
(burden).
karena lebih mudah dalam pemboran dan pengaturan lebih lanjut bila
4
dibandingkan dengan pola pemboran selang-seling. Tetapi dalam
3. Geometri Peledakan
1. Burden ratio
Burden ratio merupakan besaran yang sangat penting, karena dengan acuan
burden ratio tersebut geometri peledakan dapat dirancang. Burden ratio yang
AF1 =
densitas batuan standar 3
densitas batuan
1
energi potensial bahan peledak 3
AF2 = energi potensial bahan peledak standar
1
SG (Ve 2 ) 2 3
= 2 2
SG 1 (Ve 1 )
Dimana :
KB = Burden ratio
KBstd = 30
5
Ve2 = Kecepatan detonasi bahan peledak yang dipergunakan
2. Burden
Burden adalah jarak yang diukur dari isian bahan peledak tegak lurus
terhadap bidang bebas terdekat atau pada arah dimana diharapkan sebagian
KB = (12 x B) / De
Dimana :
KB = Burden ratio
B = Burden
3. Spacing
Spacing adalah jarak antar lubang tembak dalam satu baris. Untuk
Ks = S / B
Dimana :
Ks = Spacing ratio
S = Spacing
B = Burden
Bila lubang tembak dalam satu baris diletakkan secara serentak maka digunakan
perbandingan spacing dan burden sebesar dua (Ks = 2). Apabila lubang tembak
dalam satu baris diletakkan secara beruntun maka perbandingan nilai spacing
6
4. Stemming
Stemming adalah bagian dari lubang tembak yang tidak diisi bahan peledak
KT = T / B
Dimana
KT = Stemming ratio
T = Stemming
B = Burden
persamaan :
KH = H / B
Dimana :
B = Burden
6. Subdrilling
Subdrilling adalah bagian ujung lubang tembak yang posisinya lebih rendah
7
Subdrilling dibutuhkan menambah tekanan tarik pada bagian dasar jenjang
KJ = J / B
Diamana :
KJ = Subdrilling ratio
J = Subdrilling
B = Burden
- Semakin besar diameter lubang bor berarti luas penampang lubang yang
besar.Hal ini akan sangat mempengaruhi kinerja mesin bor dalam arti
- Semakin dalam lubang bor maka gesekan antara drilling string dengan
semakin panjangnya drilling string juga akan semakin besar.Hal ini akan
- Bila suatu jenjang di bor dengan arah lubang ledak tegak lurus maka pada
ketinggian jenjang yang sama dengan arah lubang ledak miring mempunyai
kedalaman lubang ledak yang lebih kecil, sehingga waktu yang digunakan
untuk melakukan pemboran juga menjadi lebih singkat. Hal ini akan
berpengaruh pada waktu edar mesin bor maka waktu total untuk membuat
satu lubang ledak akan semakin cepat. Sebaliknya jika suatu jenjang dibor
8
dengan arah lubang ledak miring, maka pada ketinggian jenjang yang sama
dengan arah lubang ledak tegak lurus akan mempunyai kedalaman lubang
ledak yang lebih besar, sehingga waktu yang diperlukan untuk melakukan
5.3.Produksi Peledakan
Target produksi merupakan jumlah batuan yang akan diledakkan yang dihitung
dari luas area dan kedalaman lubang ledaknya. Persyaratan umum yang
W = A x L x Dr
L : Tinggi jenjang
9
VI. METODOLOGI PENELITIAN
adalah dengan menghubungkan antara teori dengan data-data yang ada di lapangan,
1. Studi literatur
Studi leteratur ini penulis lakukan dengan mencari bahan-bahan pustaka dari :
- Perpustakaan
2. Observasi lapangan
langsung terhadap proses yang terjadi dan mencari informasi pendukung yang
3. Pegambilan Data
4. Pengolahan data, dari data-data primer dan sekunder yang diperoleh, maka dapat
10
a. Diperoleh masukan dalam usaha efessiensi penggunaan bahan peledak dalam
Minggu - ke
No Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 Studi Literatur X X X X X X X X X X
2 Orientasi Lapangan X X X
3 Pengambilan Data X X X X X
4 Pengolahan Data X X X X X
5 Penyusunan Draft X X X
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
BAB
I. PENDAHULUAN
11
1.4. Metode Pendekatan
V. PEMBAHASAN
A. Kesimpulan
B. Saran
12
DAFTAR PUSTAKA
ITB,Bandung, 1996.
Pertambangan,UPN Veteran,Yogyakarta,2001.
Jersey,1990
13