BAB IV

HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

IV.1. Hasil Percobaan

Dari percobaan uji aniline point terhadap sampel Solar Pertamina sesuai
dengan ASTM D611-07 Metode A, maka didapatkan data-data hasil analisa sebagai
berikut:
Tabel IV.1 Hasil Pengamatan Proses Pencampuran dengan Pemanasan antara Solar
Pertamina dan Anilin per kenaikan suhu 2C
Percobaan
Suhu T
No. Waktu Keterangan
(C) (detik)
(detik)
1 25 0 92 Belum bercampur
2 26 103 51 Belum bercampur
3 28 195 52 Belum bercampur
4 30 246 39 Belum bercampur
5 32 298 30 Mulai bercampur
6 34 337 40 Bercampur hampir sebagian
7 36 367 34 Bercampur hampir sebagian
8 38 407 37 Bercampur hampir sebagian
9 40 441 29 Bercampur hampir sebagian
10 42 478 49 Bercampur hampir sebagian
11 44 507 35 Bercampur hampir sebagian
12 46 556 40 Bercampur hampir sebagian
13 48 591 42 Bercampur hampir sebagian
14 50 631 34 Bercampur hampir sebagian
15 52 673 29 Bercampur hampir sebagian

IV-1
IV-2

BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

16 54 707 32 Bercampur hampir sebagian

17 56 736 37 Tercampur sempurna
18 58 768 32 Tercampur sempurna
19 60 805 32 Tercampur sempurna
20 62 837 30 Tercampur sempurna
21 64 869 40 Tercampur sempurna
22 66 899 42 Tercampur sempurna
23 68 939 43 Tercampur sempurna
24 70 981 34 Tercampur sempurna
25 72 1024 40 Tercampur sempurna
26 74 1058 47 Tercampur sempurna

27 76 1098 43 Tercampur sempurna

28 78 1145 66 Tercampur sempurna

29 80 1188 70 Tercampur sempurna

30 82 1254 50 Tercampur sempurna

31 84 1324 58 Tercampur sempurna

32 86 1374 51 Tercampur sempurna

33 88 1432 20 Tercampur sempurna

34 90 1483 95 Tercampur sempurna

35 92 1503 57 Tercampur sempurna

36 94 1598 32 Tercampur sempurna

37 96 1655 60 Tercampur sempurna

38 98 1687 80 Tercampur sempurna

39 100 1747 53 Tercampur sempurna

40 102 1827 67 Tercampur sempurna

41 104 1880 51 Tercampur sempurna

LABORATORIUM TEKNIK PEMBAKARAN

PROGRAM STUDI DIII TEKNIK KIMIA
FTI-ITS SURABAYA
 IV-3

BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

42 106 1947 56 Tercampur sempurna

43 108 1998 87 Tercampur sempurna

44 110 2054 27 Tercampur sempurna

45 112 2141 85 Tercampur sempurna

46 114 2168 94 Tercampur sempurna

47 116 2253 51 Tercampur sempurna

48 118 2347 92 Tercampur sempurna

49 120 2398 51 Tercampur sempurna

Tabel di atas menunjukkan hasil pengamatan titik anilin dengan menggunakan

sampel Solar Pertamina, di mana dapat dilihat bahwa sampel tercampur pertama kali
pada suhu C dan tercampur sempurna yaitu pada suhu C.

Tabel IV.2 Hasil Pengamatan Proses Pendinginan Solar Pertamina dan Anilin setiap
penurunan suhu 2C.
Percobaan
Suhu T
No. Waktu Keterangan
(C) (detik)
(detik)
1 120 0 0 Belum terbentuk kabut
2 118 0,14 0,14 Belum terbentuk kabut
3 116 0,42 0,28 Belum terbentuk kabut
4 114 0,84 0,42 Belum terbentuk kabut
5 112 1,4 0,56 Belum terbentuk kabut
6 110 2,1 0,7 Belum terbentuk kabut
7 108 3,03 0,93 Belum terbentuk kabut
8 106 4,19 1,16 Belum terbentuk kabut
9 104 5,58 1,39 Belum terbentuk kabut

LABORATORIUM TEKNIK PEMBAKARAN

PROGRAM STUDI DIII TEKNIK KIMIA
FTI-ITS SURABAYA
IV-4

BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

10 102 7,2 1,62 Belum terbentuk kabut

11 100 9,05 1,85 Belum terbentuk kabut
12 98 11,13 2,08 Belum terbentuk kabut
13 96 13,44 2,31 Belum terbentuk kabut
14 94 15,98 2,54 Belum terbentuk kabut
15 92 19,06 3,08 Belum terbentuk kabut
16 90 22,68 3,62 Belum terbentuk kabut
17 88 26,84 4,16 Belum terbentuk kabut
18 86 31,54 4,7 Belum terbentuk kabut
19 84 36,78 5,24 Belum terbentuk kabut
20 82 42,56 5,78 Belum terbentuk kabut
21 80 48,88 6,32 Belum terbentuk kabut
22 78 55,74 6,86 Belum terbentuk kabut
23 76 63,14 7,4 Belum terbentuk kabut
24 74 71,08 7,94 Belum terbentuk kabut
25 72 79,56 8,48 Belum terbentuk kabut
26 70 88,58 9,02 Belum terbentuk kabut

27 68 98,14 9,56 Belum terbentuk kabut

28 66 108,24 10,1 Belum terbentuk kabut

29 64 118,88 10,64 Belum terbentuk kabut

30 62 130,06 11,18 Belum terbentuk kabut

31 60 141,78 11,72 Belum terbentuk kabut

32 58 154,04 12,26 Belum terbentuk kabut

33 56 166,84 12,8 Belum terbentuk kabut

34 54 180,18 13,34 Terbentuk kabut

35 52 194,06 13,88 Terbentuk kabut

LABORATORIUM TEKNIK PEMBAKARAN

PROGRAM STUDI DIII TEKNIK KIMIA
FTI-ITS SURABAYA
 IV-5

BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

36 50 208,48 14,42 Terbentuk kabut

37 48 227,47 18,99 Terbentuk kabut

38 46 251,03 23,56 Terbentuk kabut

39 44 279,16 28,13 Terbentuk kabut

40 42 311,86 32,7 Terbentuk kabut

41 40 349,13 37,27 Terbentuk kabut

42 38 390,97 41,84 Terbentuk kabut

43 36 437,38 46,41 Terbentuk kabut

44 34 488,36 50,98 Terbentuk kabut

45 32 543,91 55,55 Terbentuk kabut

46 30 609,31 65,4 Terbentuk kabut

47 28 684,56 75,25 Terbentuk kabut

48 26 769,66 85,1 Terbentuk kabut

Tabel di atas menunjukkan hasil pengamatan titik anilin dengan menggunakan

sampel Solar Pertamina, di mana dapat dilihat bahwa titik anilin dicapai pada suhu
C, yang ditandai dengan terbentuknya kabut pertama kali pada sampel.

Tabel IV.3 Hasil Pengamatan Proses Pencampuran dengan Pemanasan antara Solar
Pertamina dan Anilin per kenaikan suhu 2C.
Percobaan
Suhu T
No. Waktu Keterangan
(C) (detik)
(detik)

LABORATORIUM TEKNIK PEMBAKARAN

PROGRAM STUDI DIII TEKNIK KIMIA
FTI-ITS SURABAYA
IV-6

BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

1 25 0 0 Belum bercampur
2 26 104 92 Belum bercampur
3 28 196 56 Belum bercampur
4 30 252 47 Belum bercampur
5 32 299 39 Mulai bercampur
6 34 338 30 Bercampur hampir sebagian
7 36 368 40 Bercampur hampir sebagian
8 38 408 40 Bercampur hampir sebagian
9 40 448 36 Bercampur hampir sebagian
10 42 484 25 Bercampur hampir sebagian
11 44 509 49 Bercampur hampir sebagian
12 46 558 40 Bercampur hampir sebagian
13 48 598 40 Bercampur hampir sebagian
14 50 638 38 Bercampur hampir sebagian
15 52 676 32 Bercampur hampir sebagian
16 54 708 32 Bercampur hampir sebagian
17 56 740 33 Tercampur sempurna
18 58 773 34 Tercampur sempurna
19 60 807 34 Tercampur sempurna
20 62 841 30 Tercampur sempurna
21 64 871 32 Tercampur sempurna
22 66 903 40 Tercampur sempurna
23 68 943 40 Tercampur sempurna
24 70 983 44 Tercampur sempurna
25 72 1027 33 Tercampur sempurna
26 74 1060 40 Tercampur sempurna

LABORATORIUM TEKNIK PEMBAKARAN

PROGRAM STUDI DIII TEKNIK KIMIA
FTI-ITS SURABAYA
 IV-7

BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

27 76 1100 47 Tercampur sempurna

28 78 1147 42 Tercampur sempurna

29 80 1189 66 Tercampur sempurna

30 82 1255 70 Tercampur sempurna

31 84 1325 50 Tercampur sempurna

32 86 1375 58 Tercampur sempurna

33 88 1433 52 Tercampur sempurna

34 90 1485 19 Tercampur sempurna

35 92 1504 95 Tercampur sempurna

36 94 1599 58 Tercampur sempurna

37 96 1657 32 Tercampur sempurna

38 98 1689 59 Tercampur sempurna

39 100 1748 80 Tercampur sempurna

40 102 1828 54 Tercampur sempurna

41 104 1882 66 Tercampur sempurna

42 106 1948 52 Tercampur sempurna

43 108 2000 55 Tercampur sempurna

44 110 2055 87 Tercampur sempurna

45 112 2142 28 Tercampur sempurna

46 114 2170 86 Tercampur sempurna

47 116 2256 93 Tercampur sempurna

48 118 2349 53 Tercampur sempurna

49 120 2402 92 Tercampur sempurna

Tabel di atas menunjukkan hasil pengamatan titik anilin dengan menggunakan

sampel Solar Pertamina, di mana dapat dilihat bahwa sampel tercampur pertama kali
pada suhu C dan tercampur sempurna yaitu pada suhu C.
LABORATORIUM TEKNIK PEMBAKARAN
PROGRAM STUDI DIII TEKNIK KIMIA
FTI-ITS SURABAYA
IV-8

BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

Tabel IV.4 Hasil Pengamatan Proses Pendinginan Solar Pertamina dan Anilin setiap
penurunan suhu 1C.
Percobaan
Suhu T
No. Waktu Keterangan
(C) (detik)
(detik)
1 120 0 0 Belum terbentuk kabut
2 118 0,03 0,03 Belum terbentuk kabut
3 116 0,09 0,06 Belum terbentuk kabut
4 114 0,18 0,09 Belum terbentuk kabut
5 112 0,3 0,12 Belum terbentuk kabut
6 110 0,45 0,15 Belum terbentuk kabut
7 108 0,63 0,18 Belum terbentuk kabut
8 106 0,84 0,21 Belum terbentuk kabut
9 104 1,1 0,26 Belum terbentuk kabut
10 102 1,41 0,31 Belum terbentuk kabut
11 100 1,77 0,36 Belum terbentuk kabut
12 98 2,18 0,41 Belum terbentuk kabut
13 96 2,64 0,46 Belum terbentuk kabut
14 94 3,15 0,51 Belum terbentuk kabut
15 92 3,71 0,56 Belum terbentuk kabut
16 90 4,32 0,61 Belum terbentuk kabut
17 88 4,98 0,66 Belum terbentuk kabut
18 86 5,69 0,71 Belum terbentuk kabut
19 84 6,45 0,76 Belum terbentuk kabut
20 82 7,26 0,81 Belum terbentuk kabut
21 80 8,12 0,86 Belum terbentuk kabut

LABORATORIUM TEKNIK PEMBAKARAN

PROGRAM STUDI DIII TEKNIK KIMIA
FTI-ITS SURABAYA
 IV-9

BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

22 78 9,03 0,91 Belum terbentuk kabut

23 76 9,99 0,96 Belum terbentuk kabut
24 74 11 1,01 Belum terbentuk kabut
25 72 12,06 1,06 Belum terbentuk kabut
26 70 13,17 1,11 Belum terbentuk kabut

27 68 14,33 1,16 Belum terbentuk kabut

28 66 15,54 1,21 Belum terbentuk kabut

29 64 16,8 1,26 Belum terbentuk kabut

30 62 18,11 1,31 Belum terbentuk kabut

31 60 19,53 1,42 Belum terbentuk kabut

32 58 21,06 1,53 Belum terbentuk kabut

33 56 22,7 1,64 Belum terbentuk kabut

34 54 24,45 1,75 Terbentuk kabut

35 52 26,31 1,86 Terbentuk kabut

36 50 28,28 1,97 Terbentuk kabut

37 48 30,36 2,08 Terbentuk kabut

38 46 32,55 2,19 Terbentuk kabut

39 44 34,85 2,3 Terbentuk kabut

40 42 37,26 2,41 Terbentuk kabut

41 40 39,78 2,52 Terbentuk kabut

42 38 42,41 2,63 Terbentuk kabut

43 36 45,15 2,74 Terbentuk kabut

44 34 48 2,85 Terbentuk kabut

45 32 50,96 2,96 Terbentuk kabut

46 30 54,03 3,07 Terbentuk kabut

47 28 57,21 3,18 Terbentuk kabut

LABORATORIUM TEKNIK PEMBAKARAN

PROGRAM STUDI DIII TEKNIK KIMIA
FTI-ITS SURABAYA
IV-10

BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

48 26 60,5 3,29 Terbentuk kabut

Tabel di atas menunjukkan hasil pengamatan titik anilin dengan menggunakan

sampel Solar Pertamina, di mana dapat dilihat bahwa titik anilin dicapai pada suhu
C, yang ditandai dengan terbentuknya kabut pertama kali pada sampel.

Tabel IV.5 Hasil Pengamatan Proses Pencampuran dengan Pemanasan antara Solar
Pertamina dan Anilin per kenaikan suhu 2C.
Percobaan
Suhu T
No. Waktu Keterangan
(C) (detik)
(detik)
1 25 0 Belum bercampur
2 26 106 94 Belum bercampur
3 28 200 49 Belum bercampur
4 30 249 40 Belum bercampur
5 32 289 40 Mulai bercampur
6 34 329 39 Bercampur hampir sebagian
7 36 368 42 Bercampur hampir sebagian
8 38 410 32 Bercampur hampir sebagian
9 40 442 35 Bercampur hampir sebagian
10 42 477 23 Bercampur hampir sebagian
11 44 500 59 Bercampur hampir sebagian
12 46 559 36 Bercampur hampir sebagian
13 48 595 39 Bercampur hampir sebagian
14 50 634 38 Bercampur hampir sebagian
15 52 672 38 Bercampur hampir sebagian
16 54 710 28 Bercampur sebagian

LABORATORIUM TEKNIK PEMBAKARAN

PROGRAM STUDI DIII TEKNIK KIMIA
FTI-ITS SURABAYA
 IV-11

BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

17 56 738 32 Bercampur sebagian

18 58 770 37 Bercampur sebagian
19 60 807 33 Bercampur sebagian
20 62 840 30 Bercampur sebagian
21 64 870 30 Bercampur sebagian
22 66 900 40 Bercampur sebagian
23 68 940 42 Bercampur sebagian
24 70 982 43 Bercampur sebagian
25 72 1025 34 Tercampur sempurna
26 74 1059 41 Tercampur sempurna

27 76 1100 47 Tercampur sempurna

28 78 1147 43 Tercampur sempurna

29 80 1190 65 Tercampur sempurna

30 82 1255 70 Tercampur sempurna

31 84 1325 52 Tercampur sempurna

32 86 1377 57 Tercampur sempurna

33 88 1434 52 Tercampur sempurna

34 90 1486 16 Tercampur sempurna

35 92 1502 98 Tercampur sempurna

36 94 1600 57 Tercampur sempurna

37 96 1657 34 Tercampur sempurna

38 98 1691 58 Tercampur sempurna

39 100 1749 80 Tercampur sempurna

40 102 1829 52 Tercampur sempurna

41 104 1881 64 Tercampur sempurna

42 106 1945 49 Tercampur sempurna

LABORATORIUM TEKNIK PEMBAKARAN

PROGRAM STUDI DIII TEKNIK KIMIA
FTI-ITS SURABAYA
IV-12

BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

43 108 1994 59 Tercampur sempurna

44 110 2053 89 Tercampur sempurna

45 112 2142 27 Tercampur sempurna

46 114 2169 86 Tercampur sempurna

47 116 2255 93 Tercampur sempurna

48 118 2348 51 Tercampur sempurna

49 120 2448 100 Tercampur sempurna

Tabel di atas menunjukkan hasil pengamatan titik anilin dengan menggunakan

sampel Solar Pertamina, di mana dapat dilihat bahwa sampel tercampur pertama kali
pada suhu C dan tercampur sempurna yaitu pada suhu C.

Tabel IV.6 Hasil Pengamatan Proses Pendinginan Solar Pertamina dan Anilin setiap
penurunan suhu 1C.
Percobaan
Suhu T
No. Waktu Keterangan
(C) (detik)
(detik)
1 120 0 0 Belum terbentuk kabut
2 118 0,01 0,01 Belum terbentuk kabut
3 116 0,01 0,02 Belum terbentuk kabut
4 114 0,03 0,03 Belum terbentuk kabut
5 112 0,04 0,04 Belum terbentuk kabut
6 110 0,07 0,05 Belum terbentuk kabut
7 108 0,09 0,29 Belum terbentuk kabut
8 106 0,36 0,53 Belum terbentuk kabut

LABORATORIUM TEKNIK PEMBAKARAN

PROGRAM STUDI DIII TEKNIK KIMIA
FTI-ITS SURABAYA
 IV-13

BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

9 104 0,62 0,77 Belum terbentuk kabut

10 102 1,13 1,01 Belum terbentuk kabut
11 100 1,63 1,25 Belum terbentuk kabut
12 98 2,38 1,49 Belum terbentuk kabut
13 96 3,12 1,73 Belum terbentuk kabut
14 94 4,11 1,97 Belum terbentuk kabut
15 92 5,09 2,21 Belum terbentuk kabut
16 90 6,32 2,45 Belum terbentuk kabut
17 88 7,54 2,69 Belum terbentuk kabut
18 86 9,01 2,93 Belum terbentuk kabut
19 84 10,47 3,17 Belum terbentuk kabut
20 82 12,18 3,41 Belum terbentuk kabut
21 80 13,88 3,65 Belum terbentuk kabut
22 78 15,83 3,89 Belum terbentuk kabut
23 76 17,77 4,13 Belum terbentuk kabut
24 74 19,96 4,37 Belum terbentuk kabut
25 72 22,14 4,61 Belum terbentuk kabut
26 70 24,57 4,85 Belum terbentuk kabut

27 68 26,99 5,14 Belum terbentuk kabut

28 66 29,71 5,43 Belum terbentuk kabut

29 64 32,42 5,72 Belum terbentuk kabut

30 62 35,43 6,01 Belum terbentuk kabut

31 60 38,43 6,3 Belum terbentuk kabut

32 58 41,73 6,59 Belum terbentuk kabut

33 56 45,02 6,88 Belum terbentuk kabut

34 54 48,61 7,17 Terbentuk kabut

LABORATORIUM TEKNIK PEMBAKARAN

PROGRAM STUDI DIII TEKNIK KIMIA
FTI-ITS SURABAYA
IV-14

BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

35 52 52,19 7,46 Terbentuk kabut

36 50 56,07 7,75 Terbentuk kabut

37 48 59,94 8,04 Terbentuk kabut

38 46 64,11 8,33 Terbentuk kabut

39 44 68,27 8,62 Terbentuk kabut

40 42 72,73 8,91 Terbentuk kabut

41 40 77,18 9,2 Terbentuk kabut

42 38 81,93 9,49 Terbentuk kabut

43 36 86,67 9,78 Terbentuk kabut

44 34 91,71 10,07 Terbentuk kabut

45 32 96,74 10,36 Terbentuk kabut

46 30 102,07 10,65 Terbentuk kabut

47 28 107,39 10,94 Terbentuk kabut

48 26 113,01 11,23 Terbentuk kabut

Tabel di atas menunjukkan hasil pengamatan titik anilin dengan menggunakan

sampel Solar Pertamina, di mana dapat dilihat bahwa titik anilin dicapai pada suhu
C, yang ditandai dengan terbentuknya kabut pertama kali pada sampel.

Tabel IV.7 Hasil Pengamatan Proses Pencampuran dengan Pemanasan antara Solar
Pertamina dan Anilin per kenaikan suhu 2C.
Suhu Percobaan Waktu T
No. Keterangan
(C) (detik) (detik)
1 25 0 0 Belum bercampur
2 26 108 94 Belum bercampur
3 28 202 49 Belum bercampur
4 30 251 39 Belum bercampur

LABORATORIUM TEKNIK PEMBAKARAN

PROGRAM STUDI DIII TEKNIK KIMIA
FTI-ITS SURABAYA
 IV-15

BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

5 32 290 42 Mulai bercampur

6 34 332 40 Bercampur hampir sebagian
7 36 372 40 Bercampur hampir sebagian
8 38 412 33 Bercampur hampir sebagian
9 40 445 35 Bercampur hampir sebagian
10 42 480 23 Bercampur hampir sebagian
11 44 503 57 Bercampur hampir sebagian
12 46 560 37 Bercampur hampir sebagian
13 48 597 39 Bercampur hampir sebagian
14 50 636 38 Bercampur hampir sebagian
15 52 674 38 Bercampur hampir sebagian
16 54 712 28 Bercampur hampir sebagian
17 56 740 31 Tercampur sempurna
18 58 771 37 Tercampur sempurna

19 60 808 34 Tercampur sempurna

20 62 842 30 Tercampur sempurna

21 64 872 30 Tercampur sempurna

22 66 902 40 Tercampur sempurna

23 68 942 42 Tercampur sempurna

24 70 984 42 Tercampur sempurna

25 72 1026 35 Tercampur sempurna

26 74 1061 41 Tercampur sempurna

27 76 1102 46 Tercampur sempurna

28 78 1148 44 Tercampur sempurna

29 80 1192 65 Tercampur sempurna

30 82 1257 71 Tercampur sempurna

LABORATORIUM TEKNIK PEMBAKARAN

PROGRAM STUDI DIII TEKNIK KIMIA
FTI-ITS SURABAYA
IV-16

BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

31 84 1328 51 Tercampur sempurna

32 86 1379 57 Tercampur sempurna

33 88 1436 52 Tercampur sempurna

34 90 1488 15 Tercampur sempurna

35 92 1503 99 Tercampur sempurna

36 94 1602 57 Tercampur sempurna

37 96 1659 33 Tercampur sempurna

38 98 1692 59 Tercampur sempurna

39 100 1751 79 Tercampur sempurna

40 102 1830 54 Tercampur sempurna

41 104 1884 65 Tercampur sempurna

42 106 1949 47 Tercampur sempurna

43 108 1996 60 Tercampur sempurna

44 110 2056 88 Tercampur sempurna

45 112 2144 28 Tercampur sempurna

46 114 2172 85 Tercampur sempurna

47 116 2257 93 Tercampur sempurna

48 118 2350 51 Tercampur sempurna

49 120 2450 100 Tercampur sempurna

Tabel di atas menunjukkan hasil pengamatan titik anilin dengan menggunakan

sampel Solar Pertamina, di mana dapat dilihat bahwa sampel tercampur pertama kali
pada suhu C dan tercampur sempurna yaitu pada suhu C.

Tabel IV.8 Hasil Pengamatan Proses Pendinginan Solar Pertamina dan Anilin setiap
penurunan suhu 1C.
No. Suhu Percobaan T Keterangan

LABORATORIUM TEKNIK PEMBAKARAN

PROGRAM STUDI DIII TEKNIK KIMIA
FTI-ITS SURABAYA
 IV-17

BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

Waktu
(C) (detik)
(detik)
1 120 0 0 Belum terbentuk kabut
2 118 0,07 0,07 Belum terbentuk kabut
3 116 0,21 0,14 Belum terbentuk kabut
4 114 0,42 0,21 Belum terbentuk kabut
5 112 0,7 0,28 Belum terbentuk kabut
6 110 1,05 0,35 Belum terbentuk kabut
7 108 1,47 0,42 Belum terbentuk kabut
8 106 1,96 0,49 Belum terbentuk kabut
9 104 2,52 0,56 Belum terbentuk kabut
10 102 3,15 0,63 Belum terbentuk kabut
11 100 3,85 0,7 Belum terbentuk kabut
12 98 4,62 0,77 Belum terbentuk kabut
13 96 5,46 0,84 Belum terbentuk kabut
14 94 6,37 0,91 Belum terbentuk kabut
15 92 7,35 0,98 Belum terbentuk kabut
16 90 8,4 1,05 Belum terbentuk kabut
17 88 9,52 1,12 Belum terbentuk kabut
18 86 10,71 1,19 Belum terbentuk kabut
19 84 11,97 1,26 Belum terbentuk kabut
20 82 13,3 1,33 Belum terbentuk kabut
21 80 14,7 1,4 Belum terbentuk kabut
22 78 16,17 1,47 Belum terbentuk kabut
23 76 17,71 1,54 Belum terbentuk kabut
24 74 19,32 1,61 Belum terbentuk kabut
25 72 21 1,68 Belum terbentuk kabut
LABORATORIUM TEKNIK PEMBAKARAN
PROGRAM STUDI DIII TEKNIK KIMIA
FTI-ITS SURABAYA
IV-18

BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

26 70 22,75 1,75 Belum terbentuk kabut

27 68 24,57 1,82 Belum terbentuk kabut

28 66 26,46 1,89 Belum terbentuk kabut

29 64 28,42 1,96 Belum terbentuk kabut

30 62 30,45 2,03 Belum terbentuk kabut

31 60 32,55 2,1 Belum terbentuk kabut

32 58 34,72 2,17 Belum terbentuk kabut

33 56 36,96 2,24 Belum terbentuk kabut

34 54 39,27 2,31 Terbentuk kabut

35 52 41,65 2,38 Terbentuk kabut

36 50 44,1 2,45 Terbentuk kabut

37 48 46,62 2,52 Terbentuk kabut

38 46 49,21 2,59 Terbentuk kabut

39 44 51,87 2,66 Terbentuk kabut

40 42 54,6 2,73 Terbentuk kabut

41 40 57,4 2,8 Terbentuk kabut

42 38 60,27 2,87 Terbentuk kabut

43 36 63,21 2,94 Terbentuk kabut

44 34 66,22 3,01 Terbentuk kabut

45 32 69,3 3,08 Terbentuk kabut

46 30 72,45 3,15 Terbentuk kabut

47 28 75,67 3,22 Terbentuk kabut

48 26 78,96 3,29 Terbentuk kabut

Tabel di atas menunjukkan hasil pengamatan titik anilin dengan menggunakan

sampel Solar Pertamina, di mana dapat dilihat bahwa titik anilin dicapai pada suhu
C, yang ditandai dengan terbentuknya kabut pertama kali pada sampel.
LABORATORIUM TEKNIK PEMBAKARAN
PROGRAM STUDI DIII TEKNIK KIMIA
FTI-ITS SURABAYA
 IV-19

BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

IV.2. Pembahasan
Tujuan dari percobaan analisa titik anilin antara lain: menetapkan aniline point
pada sampel Solar Pertamina sesuai dengan metode ASTM D 611-07 metode A, serta
menentukkan bilangan cetane dan indeks diesel pada sampel Solar Pertamina.

LABORATORIUM TEKNIK PEMBAKARAN

PROGRAM STUDI DIII TEKNIK KIMIA
FTI-ITS SURABAYA
IV-20

BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

LABORATORIUM TEKNIK PEMBAKARAN

PROGRAM STUDI DIII TEKNIK KIMIA
FTI-ITS SURABAYA
 IV-21

BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

LABORATORIUM TEKNIK PEMBAKARAN

PROGRAM STUDI DIII TEKNIK KIMIA
FTI-ITS SURABAYA
IV-22

BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

LABORATORIUM TEKNIK PEMBAKARAN

PROGRAM STUDI DIII TEKNIK KIMIA
FTI-ITS SURABAYA
 IV-23

BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

Dari Grafik IV.1, dapat ditentukan kecepatan pemanasan dan pendinginan

sampel Solar Pertamina. Untuk menentukan rata-rata kecepatan pemanasan
didapatkan dari data slope I dan II. Sedangkan untuk menentukan rata-rata kecepatan
pendinginan didapatkan dari data slope III hingga VII. Untuk lebih jelasnya, tertera
pada Tabel IV.3 dan Tabel IV.4 berikut ini:

Tabel IV.9 Kecepatan Pemanasan dan Pendinginan Pada Sampel Solar Pertamina

Kecepatan Rata-rata Kecepatan

T t
Slope Pemanasan Pendinginan (III-
(C) (menit) Pemanasan (I-II)
(T/t) VII)
I 55 0,05151C/menit
II 40 0,03866C/menit
III 20 2,58041 C/menit
IV 20 0,10436 C/menit 0,04508C/menit 0,54458C/menit
V 20 0,0245 C/menit
VI 20 0,00965 C/menit
VII 14 0,004 C/menit

Tabel IV.10 Kecepatan Pemanasan dan Pendinginan Pada Sampel Solar Pertamina

Kecepatan Rata-rata Kecepatan

T t
Slope Pemanasan Pendinginan (III-
(C) (detik) Pemanasan (I-II)
(T/t) VII)
I 0,00449 C/menit 0,00286C/menit 2,58517C/menit
II 0,00123 C/menit
III 12,1033 C/menit
IV 0,5479 C/menit

LABORATORIUM TEKNIK PEMBAKARAN

PROGRAM STUDI DIII TEKNIK KIMIA
FTI-ITS SURABAYA
IV-24

BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

V 0,1607 C/menit
VI 0,07297 C/detik
VII 0,04096 C/detik

Tabel IV.11 Kecepatan Pemanasan dan Pendinginan Pada Sampel Solar Pertamina

Kecepatan Rata-rata Kecepatan

T t
Slope Pemanasan Pendinginan (III-
(C) (detik) Pemanasan (I-II)
(T/t) VII)
I 0,00456 C/detik
II 0,00123 C/detik
III 47,9239 C/detik
IV 0,44463 C/detik 0,00289 C/detik 9,70296 C/detik
V 0,08787 C/detik
VI 0,03698 C/detik
VII 0,02147 C/detik

Tabel IV.12 Kecepatan Pemanasan dan Pendinginan Pada Sampel Solar Pertamina

Kecepatan Rata-rata Kecepatan

T t
Slope Pemanasan Pendinginan (III-
(C) (detik) Pemanasan (I-II)
(T/t) VII)
I 0,00456 C/detik
II 0,00123 C/detik
III 5,19481 C/detik
IV 0,27211 C/detik 0,00289 C/detik 1,12706 C/detik
V 0,09217 C/detik
VI 0,04646 C/detik
VII 0,02976 C/detik

Rata-rata kecepatan pemanasan percobaan titik anilin dari sampel Solar

Pertamina yang didapatkan pada Grafik IV.1 sebesar 0,04508C/detik, pada Grafik

LABORATORIUM TEKNIK PEMBAKARAN

PROGRAM STUDI DIII TEKNIK KIMIA
FTI-ITS SURABAYA
 IV-25

BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

IV.2 sebesar 0,00286 C/detik, pada Grafik IV.3 sebesar 0,00289 C/detik dan pada
Grafik IV.4 sebesar 0,00289 C/detik.
Rata-rata kecepatan pendinginan percobaan titik anilin dari sampel Solar
Pertamina yang didapatkan pada Grafik IV.1 sebesar 0,54458 C/detik, pada Grafik
IV.2 sebesar 2,58517 C/detik, pada Grafik IV.3 sebesar 9,70296 C/detik dan pada
Grafik IV.4 sebesar 1,12706 C/detik.
Hasil perhitungan dan pengamatan specific gravity, API gravity serta nilai titik
anilin, indeks diesel, dan bilangan cetane ditunjukkan pada Tabel IV.5.
Tabel IV.11 Hasil Karakterisasi Fisik Solar Pertamina

Operator I Operator II
Parameter Spesifikasi
Pengukuran Percobaan Percobaan Percobaan
Percobaan I Diesel
II I II
Specific
0,8805 0,8805 0,8805 0,8805 0,87
gravity
API gravity 29,21 29,21 29,21 29,21 -
Titik anilin
127,4 129,2 132,8 131 129,6
(F)
Indeks
37,214 37,739 38,791 38,265 40,35
diesel
Bilangan
36,794 37,172 37,929 37,551 45
cetane

Pada pengamatan ini, nilai specific gravity Solar Pertamina sebesar 0,88. Pada
percobaan kedua tidak sesuai dengan spesifikasi minyak solar sesuai dengan MSDS
Solar Pertamina yaitu sebesar 0,87.
Nilai API Gravity Solar Pertamina yang didapatkan sebesar 29,21. Menurut
literatur, semakin tinggi nilai API gravity, maka nilai kalornya akan semakin tinggi
dan juga sebaliknya.
Nilai titik anilin yang didapatkan sebesar 127,4F. Hal ini tidak sesuai dengan
Peraturan Dirgen MIGAS yaitu sebesar 129,6F. Ketidaksesuaian ini dapat
LABORATORIUM TEKNIK PEMBAKARAN
PROGRAM STUDI DIII TEKNIK KIMIA
FTI-ITS SURABAYA
IV-26

BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

disebabkan oleh karena menggunakan anilin yang sudah lama dan ketidaktelitiannya
pembacaan termometer pada saat percobaan. Rendahnya titik anilin dapat
menurunkan kualitas autoignition yang mengindikasikan penundaan penyalaan
semakin bertambah dan cenderung menurunkan bilangan setana bahan bakar serta
cenderung menyebabkan terjadinya endapan injektor bahan bakar dan komponen
lainnya. Rendahnya titik anilin dapat disebabkan tingginya kadar aromatis dalam
minyak solar sehingga minyak solar mudah larut dalam anilin dalam suhu yang relatif
rendah.
Nilai indeks diesel yang didapatkan sebesar 60,29. Hal ini tidak sesuai dengan
Peraturan Dirgen MIGAS yaitu sebesar 40,35. Ketidaksesuaian ini dapat disebabkan
karena menggunakan anilin yang sudah lama masa simpannya dan kurang telitinya
pada saat percobaan. Indeks diesel memuat informasi yang berhubungan dengan
komponen bahan bakar seperti titik anilin, specific gravity, dan API gravity yang juga
menggambarkan kualitas penyalaan bahan bakar. Indeks diesel yang tinggi
menunjukkan bahwa bahan bakar dapat menyala pada temperature yang relatif
rendah, dan sebaliknya.
Nilai bilangan cetane yang didapatkan sebesar 53,41. Hal ini tidak sesuai
dengan Peraturan Dirgen MIGAS yaitu sebesar 45. Ketidaksesuaian ini dapat
disebabkan oleh karena menggunakan anilin yang sudah lama dan kurang telitinya
pada saat percobaan. Angka cetane adalah parameter kualitas yang mengindikasi
kemampuan suatu bahan bakar untuk terbakar dengan sendirinya (ignition). Angka
setana yang tinggi menunjukkan semakin mudahnya bahan bakar untuk terbakar.

IV.2.1 Uji Ketelitian Hasil Percobaan

Percobaan yang kami lakukan berdasarkan metode manual reproducibility,
dimana manual reproducibility adalah perbedaan antara dua hasil yang diperoleh
dengan operator yang berbeda dan bekerja di laboratorium yang berbeda pada materi
tes yang sama. Hasil praktikum dapat dianalisa dengan menggunakan Tabel IV.6 yang
LABORATORIUM TEKNIK PEMBAKARAN
PROGRAM STUDI DIII TEKNIK KIMIA
FTI-ITS SURABAYA
 IV-27

BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

merupakan Tabel Reproducibility sesuai dengan ASTM D611-07 tentang Standard
Test Methods for Aniline Point and Mixed Aniline Point of Petroleum Products and
Hydrocarbon Solvents.
Dari metode manual reproducibility yang digunakan, maka didapatkan selisih
hasil percobaan titik anilin campuran dengan sampel Solar Pertamina 50% dan anilin
50% dibandingkan dengan menggunakan ASTM. Berikut ini merupakan data hasil
percobaan anilin point yang telah dilakukan, dijelaskan pada Tabel IV.6.

Tabel IV.12 Reproducibility dari Percobaan Titik Anilin

Titik Anilin (C)

Selisih Reproducibilit
Kelompok Operator Operator Keterangan
(C) y
I II
1 53 55 2 0,7C Tidak sesuai

Titik anilin yang diamati oleh operator 1 terjadi pada saat temperatur 52 dan 54C.
Selisih titik anilin antara operator 1 dan 2 adalah 2C. Berdasarkan ASDTM D-611,
selisih maksimal reproducibility adalah sebesar 0,7C. Hal ini menunjukkan bahwa
titik anilin tidak sesuai dengan reproducibility ASTM D611. Ketidaksesuaian ini
dapat disebabkan oleh karena ketidaktelitian pembacaan termometer pada saat
percobaan.

LABORATORIUM TEKNIK PEMBAKARAN

PROGRAM STUDI DIII TEKNIK KIMIA
FTI-ITS SURABAYA
IV-28

BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

Halaman ini sengaja dikosongkan

LABORATORIUM TEKNIK PEMBAKARAN

PROGRAM STUDI DIII TEKNIK KIMIA
FTI-ITS SURABAYA
 IV-29

BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

LABORATORIUM TEKNIK PEMBAKARAN

PROGRAM STUDI DIII TEKNIK KIMIA
FTI-ITS SURABAYA