Anda di halaman 1dari 8

e-Journel Kperawatan (eKp).

Volume 5, Nomor 2, November 2017

EFEKTIVITAS KOMPRES AIR SUHU HANGAT DENGAN


KOMPRES PLESTER TERHADAP PENURUNAN SUHU
TUBUH ANAK DEMAM USIA PRA-SEKOLAH
DI RUANG ANAK RS BETHESDA
GMIM TOMOHON
Mariana S.Wowor
Mario E.Katuuk
Vandri D.Kallo

Program Studi Ilmu Keperawatan


Fakultas Kedokteran
Universitas Sam Ratulangi
*email: wendawowor@gmail.com

ABSTRACT Fever is a body themperatur regulation response is adaptive to stimulation


of the immune system (biologi and chemichal). Efforts to decrease body themperature can
be done by giving a warm compress and plaster compress. Research purposes, to
knowing the difference giving the plaster compress with plaster compress to decrease
body temperature in toddler with fever in Paulus room, Bethesda GMIM hospital
Tomohon City. Research Methods, the metods used Quasi Eksperiment research metods
with the approach pretest and postest two countrol groups, respoundents will be selected
into 2 group intervension with accidental sampling. Analysis of data used paired t-test
and pooled t-test. Result of Research, the drop highest temperature in warm compress
uji Pooled t-test dengan tingkat kemaknaan 95% ( = ,005), diperoleh nilai p-value
sebesar 0.001. Nilai p value 0.001 < ,005. Conclusion, this study concluded to know
the difference between giving a warm water and plaster compress on decrease body
temperature for Pre-School (4-6 years old) in Paulus room Bethesda GMIM Hospital in
Tomohon City
Keywords: Warm compress, plaster compress, body themperature.

ABSTRAK Demam adalah suatu respon pengaturan suhu tubuh yang adaptif terhadap
suatu rangsangan sistem imun (biologi dan kimia). Upaya dalam penanganan penurunan
suhu tubuh dapat dilakukan dengan cara pemberian kompres air hangat dan kompres
plester Tujuan penelitian, mengetahui perbedaan antara kompres air hangat dengan
kompres plester terhadap penurunan suhu tubuh anak demam usia pra-sekolah di ruang
anak Paulus RS Bethesda Kota Tomohon. Metode penelitian, metode penelitian adalah
Quasi Eksperimen Equivalent dengan pendekatan pretest postest two control group.
Responden dibagi menjadi 2 kelompok intervensi dengan cara accidental sampling.
Analisa data menggunakan Paired T-Test dan Pooled T-Test. Hasil penelian, uji Pooled
t-test dengan tingkat kemaknaan 95% ( = ,005), diperoleh nilai p-value sebesar 0.001.
Nilai p value 0.001 < ,005. Kesimpulan penelitian ini yaitu adanya perbedaan
penurunan suhu antara pemberian kompres air suhu hangat dengan kompres plester
terhadap penurunan suhu tubuh anak demam usia pra-sekolah di ruang Paulus RS
Bethesda GMIM Tomohon.
Kata Kunci : Kompres hangat, kompres plester, penurunan suhu

1
e-Journel Kperawatan (eKp). Volume 5, Nomor 2, November 2017

PENDAHULUAN kompres hangat (tepidsponging), dan


Anak merupakan sebagian ada juga kompres yang pupuler saat ini
individu yang unik dan mempunyai yaitu kompres plester yang sudah dijual
kebutuhan sesuai dengan tahap bebas di apotik dan toko obat (IDAI,
perkembangannya, kebutuhan tersebut 2014).
dapat meliputi kebutuhan fisiologis Penggunaan kompres air hangat
seperti nutirisi dan cairan, aktifitas dan adalah melapisi permukaan kulit dengan
eliminasi, istirahat tidur dan lain-lain, handuk yang telah dibasahi air hangat.
anak juga individu yang membutuhkan Pemberian kompres hangat pada daerah
kebutuhan psikologis sosial dan spiritual aksila sebagai daerah dengan letak
(Alimul, 2008). pembuluh darah besar merupakan upaya
Anak dengan umur 3-6 tahun memberikan rangsangan pada area
adalah anak dengan masa pra-sekolah preoptic hipotalamus agar menurunkan
(Mansur, 2014). Pada masa usia pra- suhu tubuh, hal tersebut dikuatkan dari
sekolah ini disebut sebagai masa yang beberapa penelitian yang dilakukan oleh
sangat aktif seiring dengan masa Ernawati (2012) pengaruh pemberian
perkembangan otot yang sedang tumbuh kompres plester dengan pemberian
dan peningkatan aktivitas bermainnya. kompres hangat tapis sponge terhadap
Para ahli menggolongkan usia balita penurunan suhu tubuh anak toddler (1-3
pada usia pra-sekolah 3-4 tahun sebagai tahun) yang mengalami demam dengan
tahapan perkembangan anak yang cukup hasil penelitian, penurunan suhu tubuh
rentan terhadap berbagai serangan tertinggi pada pada kelompok kompres
penyakit dan penyakit yang sering air suhu hangat dengan suhu awal 38C
dijumpai adalah penyakit infeksi (Wong, dengan selisih suhu 1.25C, sedangkan
2009). pada kelompok kompres plester tidak
Manajemen penanganan demam terjadi penurunan suhu. Selain kompres
oleh ibu menjadi sesuatu yang penting hangat, masih ada kompres yang
untuk dipahami dalam mengatasi dianggap lebih praktis, modern dan saat
kejadian demam pada anak, manajemen ini sudah beredar secara luas di
penanganan ibu yang dapat dilakukan masyarakat yaitu plester kompres,
dirumah yaitu dengan self manajemen. dimana plester ini dibuat dari bahan
Penanganan secara self manajemen hydrogel yang mengandung hydrogel on
merupakan penanganan demam yang polyacrylate-basis dengan kandungan
dapat dilakukan sendiri oleh ibu tanpa paraben dan menthol yang dapat
menggunakan jasa tenaga kesehatan. menurunkan suhu tubuh melalui
Penanganan self manajemen yang dapat evaporasi (Sodikin, 2012).
dilakukan yaitu dengan terapi fisik, Tujuan peneliitian ini adalah:
terapi obat ataupun kombinasi keduanya. untuk mengidentifikasi efektifitas
kompres air suhu hangat dengan
Bentuk terapi fisik yang dapat kompres plester pada anak demam usia
dilakukan adalah pemberian cairan yang prasekolah di ruang anak rumah sakit
banyak disesuaikan dengan kebutuhan Bethesda Tomohon.
cairan menurut umur, mengusahakan
untuk tidur dan istirahat dengan cukup, METODE PENELITIAN
menggunakan pakaian yang tipis yang Desain Penelitian ini
dapat menyerap keringat, memberikan menggunakan desain penelitian Quasi
aliran udara atau pertahankan sirkulasi Eksperimen yang termasuk dalam jenis
ruangan yang baik juga memberikan penelitian Eksperimen, dengan jenis

2
e-Journel Kperawatan (eKp). Volume 5, Nomor 2, November 2017

penelitian Pretest Postest Control Anak umur 4 tahun merupakan


Group. Teknik pengambilan sampel anak yang aktif yang bergerak lebih aktif
menggunakan rumus sampel pada usianya sehingga dapat melakukan
eksperiment. Pada penelitian kontak dengan suhu luar ruangan yang
eksperiment untuk mengantisipasi eksrim, ataupun melakukan kontak
hilangnya unit eksperimen dilakukan dengan agen-agen yang tidak terlihat
koreksi dengan 1/(1 f) dimana f adalah seperti virus, bakteri, jamur yang dapat
proporsi unit eksperimen yang hilang menyebabkan sakit.
atau mengundurkan diri atau drop out
(Sujarweni, 2015). 2. Jenis Kelamin
Sampel untuk penelitian ini
berjumlah 34 sampel, pada masing- Tabel 2. Distribusi Responden
masing kelompok berjumlah 17 sampel. Berdasarkan Jenis Kelamin
Instrument penelitian adalah SOP Jenis
n %
penurunan kompres air suhu hangat dan Kelamin
SOP kompres plester, thermometer air Laki-Laki 23 68%
raksa. Penelitian ini menggunakan Perempuan 11 32%
Analisa data Paired T-Test dan Pooled Jumlah 34 100%
T-Test. Sumber: Data Primer 2017

HASIL dan PEMBAHASAN Karakteristik responden


A. Analisis Univariat berdasarkan jenis kelamin didapatkan
1. Umur hasil anak laki-laki sebanyak 23 anak
Tabel 1. Distribusi Responden dengan presentase 68% dan dengan jenis
Berdasarkan Umur kelamin perempuan sebanyak 11 anak
dengan presentase 32%.
Umur n % Demam lebih sering terjadi pada
4 14 41% anak laki-laki dari pada perempuan
5 13 38% dengan perbandingan 2:1 hal ini
6 7 21% memungkinkan disebabkan oleh
Jumlah 34 100% maturasi cerebral yang lebih cepat pada
Sumber: Data Primer 2017 perempuan dibandingkan laki-laki.
(Syaifuddin, 2009).
Karakteristik responden anak Menurut Wong (2008) dalam
usia pra-sekolah, didapat hasil penelitian Permatasari (2013) mengutarakan laki-
responden berdasarkan umur yaitu anak laki merupakan kelompok beresiko
usia 4 tahun sebanyak 14 (41%) dan anak mengalami masalah demam , hal ini
usia 6 sebanyak 7 (21%). dikarenakan anak laki-laki lebih aktif
Menurut Hamid (2011), usia bermain dan beraktifitas
sangat mempengaruhi metabolisme
tubuh akibat mekanisme hormonal 3. Jenis Antipiretik
sehingga memberi efek tidak langsung
Tabel 3. Distribusi Responden
terhadap suhu tubuh, pada balita dan
Berdasarkan Jenis Antipiretik
anak belum terjadi kematangan
Jenis Antipiretik n %
mekanisme pangaturan suhu tubuh yang
Paracetamol 27 79%
drastis terhadap lingkungan. Regulasi
tubuh baru akan mencapai pubertas. Ibuprofen 7 21%
Jumlah 34 100%
Sumber: Data Primer 2017
3
e-Journel Kperawatan (eKp). Volume 5, Nomor 2, November 2017

Karakteristik responden dengan ISPA dimana anak-anak


berdasarkan jenis antipiretik didapat cenderung mengalami influenza lebih
hasil, responden yang mendapat obat lama dibandingkan orang dewasa, flu
paracetamol sebanyak 27 anak dengan pada anak-anak berlangsung 10 hari
presentase 79% dan responden yang hingga 2 minggu, gejala utamanya
mendapat obat Ibuprofen sebanyaak 7 adalah demam setelah masa intubasi
anak dengan presentase 21%. virus selama 3 hari (IDAI, 2014).
Paracetamol merupakan
antipiretik yang banyak 5. Sebelum Dan Sesudah Pemberian
direkomendasikan untuk menurukan Kompres Air Hangat
demam. Anak demam yang kemudian
mendapatkan antipiretik mengalami Tabel 5. Tabel Distribusi Frekuensi
penurunan suhu rata-rata sebesar 0.2C Responden Sebelum Dan Penurunan
pada 30 menit setelah pemberian Suhu Tubuh Sesudah Pemberian
antipiretik (IDAI, 2013). Kompres Air Suhu Hangat
Pre Post
4. Diagnosa Penyakit Suhu Tubuh n Penurunan n
(C) (C)
Tabel 4. Distribusi Responden 37,2- 37,6 2 (12%) 0.2-0.6 4 (23%)
37,7-38,1 8 (47%) 0.7-1.1 9 (53%)
Berdasarkan Diagnosa Penyakit 38,2-38,6 3 (18%) 1.2 2 (12%)
Diagnosa Penyakit n % 38,7-39,1 3 (18%) >1.3 2 (12%)
>39,1 1 (5%)
DHF 14 41% Total 17 (100%) Total 17 (100%)
ISPA 9 26% Mean 38.205 Mean 0.88
Max 39.20 Max 1.9
Diare 7 21% Min 37.20 Min 0.2
Asma 4 12% SD 0.581 SD 0.212

Jumlah 34 100% Sumber Data Primer 2017


Sumber: Data Primer 2017
Setelah dilakukan penelitian pemberian
Berdasarkan hasil karakteristik kompres air suhu hangat pada 17
diagnosa penyakit di dapat banyak anak responden didapatkan hasil penurunan
yang terdiagnosa penyakit berupa suhu tubuh rata-rata sebesar 0.8 dengan
penyakit DHF sebanyak 14 anak dengan suhu tubuh rata-rata 38.2 sebelum
presentase 41% diikuti dengan penyakit dilakukan kompres air suhu hangat. Pada
ISPA sebanyak 9 anak dengan pemberian kompres air suhu hangat
presentase 26%, juga penyakit asma banyak anak yang mengalami penurunan
sebanyak 4 anak dengan presentase 12% suhu tubuh 0.7-1.1 sebanyak 9 anak
dan Diare sebanyak 7 anak dengan (53%). Penurunan suhu tubuh 0.2-0.6
presentase 21%. dialami oleh 4 anak (23%), dan
Hasil penelitian diagnosa penurunan suhu tubuh 1.2 terjadi pada 2
penyakit di dapat banyak anak yang anak (12%) dan penurunan terbesar yaitu
terdiagnosa penyakit berupa penyakit 1.3-1.9 terjadi pada 2 anak (12%)
DHF sebanyak 14 anak. Demam
berdarah merupakan frekuensi terbanyak
karena penelitian ini dilakukan pada
bulan Oktober 2017 yang merupakan
musim penghujan dengan curah hujan
yang tinggi, yang sangat mendukung
terjadinya demam berdarah, diikuti

4
e-Journel Kperawatan (eKp). Volume 5, Nomor 2, November 2017

6. Sebelum Dan Sesudah Pemberian Kelompok kompres air suhu hangat


Kompres Air Plester sebelum dilakukan kompres diperoleh
MeanSD (38.2050.581) dan sesudah
Tabel 6. Tabel Distribusi Frekuensi dilakukan kompres diperoleh MeanSD
Responden Sebelum Dan Penurunan (37.2580.623) dan dengan didapatkan
Suhu Tubuh Sesudah Pemberian p-value pada uji Paired sample t-test
Kompres Plester 0.001 <0.05 yang artinya ada pengaruh
pemberian kompres air suhu hangat
Pre Post
Suhu Tubuh Penurunan terhadap penurunan suhu tubuh anak
n n
(C) (C) demam usia pra-sekolah.
37,2- 37,6 4 (24%) 0.2-0.6 16 (94%%) Menurut Yohmi, (2008 dalam
37,7-38,1 7 (41%) 0.9 1 (6%)
38,2-38,6 5 (30%) Hadi, 2002), turunnya suhu tubuh
38,7-39,1 1 (5%) dipermukaan tubuh ini terjadi karena
>39,1
17
panas tubuh digunakan untuk
Total Total 17 (100%)
(100%) menguapnya air pada kain kompres.
Mean 38.158 Mean 0.452 Pada penelitian ini peneliti
Max 39.1 Max 0.9
Min 37.5 Min 0.1 menggunakan suhu air hangat 30C dan
SD 0.471 SD 0.070 waktu pengompresan selama 30 menit
Sumber Data Primer 2017 sebelum responden mendapatkan obat
antipiretik.
Setelah dilakukan penelitian
pemberian kompres plester pada 17 anak Tabel 8. Hasil Analisa Paired T-Test
responden yang mengalami demam Perbedaan Suhu Tubuh Sebelum Dan
didapatkan hasil bahwa ppenurunan rata- Sesudah Kompres Plester
rata setelah dilakukan kompres selama
30 menit yaitu 0.4 dengan rata-rata suhu Variabel Sebelum Sesudah p-
tubuh 38.1. penurunan tertinggi yaitu MeanS MeanS valu
0.9 dialami oleh 1 anak (6%), dan D D e
Kompres 38.1580 37.7050 0.00
penurunan 0.2-0.6 dialami oleh 16 anak Plester .471 .622 1
(94%). Sumber: Data Primer 2017
B. Analisis Bivariat
Kelompok kompres plester
1. Uji Paired Sample T-test
Uji Parametrik Paired T-Test sebelum dilakukan kompres diperoleh
untuk menguji evektifitas kompres air MeanSD (38.1580.471) dan sesudah
suhu hangat terhadap penurunan suhu dilakukan kompres diperoleh MeanSD
tubuh anak demam usia pra-sekolah (37.7050.622) dengan didapatkan p-
karena pada uji normalitas Shapiro Wilk value pada uji paired t-test 0.001 <0.05,
di dapat hasil p > 0.05. yag artinya ada pengaruh pemberian
kompres plester terhadap penurunan
Tabel 7. Hasil Analisa Paired T-Test suhu tubuh anak demam usia pra-
Perbedaan Suhu Tubuh Sebelum Dan sekolah.
Sesudah Kompres Air Suhu Hangat Kompres plester membantu
Variabel Sebelum Sesudah p- mengeluaran panas dari tubuh sehingga
MeanS MeanSD tubuh mengalami peurunan suhu tubuh.
value
D Menurut peneliti kompres plester hanya
Air Suhu 38.2050 37.2580.62 0.001
efektiv digunakan selama 10-15 menit
Hangat .581 3
Sumber: Data Primer 2017 jika penggunaan terlalu lama akan
5
e-Journel Kperawatan (eKp). Volume 5, Nomor 2, November 2017

menyebabkan gel yang terkandung Hasil penelitian ini didukung oleh


dalam plester kompres sudah tidak akan penelitian yang dilakukan Permatasari
bekerja, dan suhu dingin yang tercipta (2013), penelitian ini menunjukkan hasil
akibat kompres plester akan masuk rata-rata yang sama penurunan terbesar
kedalam pori-pori kulit yang terbuka terjadi pada kompres air hangat
menyebabkan suhu tubuh akan naik penurunan suhu 0.8C sedangkan pada
kompres plester meunjukkan hasil yang
kembali.
tidak jauh berbeda yaitu 0.3C.
Sedangkan penelitian ini pada kompres
2. Uji Pooled T-Test plester terjadi penurunan 0.4C.
Uji Parametrik Pooled T-Test Penelitian Bardu (2014)
untuk menganalisa efektivitas kompres perbandingan efektivitas kompres tepid
air suhu hangat dengan kompres plester sponging dan plester kompres dalam
terhadap penurunan suhu tubuh anak menurunkan suhu tubuh pada anak usia
demam usia pra-sekolah di ruang anak balita di peroleh hasil pvalue 0.002
RS Bethesda tomohon. dengan 0.05 sehingga terdapat
perbedaan antara kompres tepid
Tabel 9. Efektivitas Kompres Air sponging dan kompres plester.
Suhu Hangat Dengan Kompres Menurut Mahdiyah (2015), panas
Plester tubuh yang keluar dari tubuh hilang
melalui kulit dipengaruhi oleh perbedaan
Variabel MeanSD Min-Max p-
value
antara suhu tubuh dan lingkungan,
Penurunan jumlah permukaan tubuh yang terpapar
Air Suhu 0.880.42 0.20-1.90 udara, jenis pakaian yang dikenakan,
Hangat serta pemberian kompres. Mekanisme
Penurunan 0.001
hilangnya suhu tubuh melalui proses
Kompres 0.450.25 0.10-0.90 konduksi pada pemberian kompres yang
Plester
bekerja sebagai isolator yang efektif
Sumber: Data Primer 2017 terhadap hilangnya panas yang
berlebihan.
Terdapat perbedaan antara Suhu panas pada tubuh mengalami
kompres air suhu hangat dan kompres penguapan, air sebagai hasilnya
plester terhadap penurunan suhu tubuh menurunkan suhu karena pada kompres
anak demam usia pra-sekolah. plester yang mengadung hydrogel
Berdasarkan hasil uji statistic Pooled t- terdapat gel pendingin lembar yang
test dengan tingkat kemaknaan 95% ( = menciptakan sensasi dingin pada
,005), diperoleh nilai p-value sebesar permukaan kulit yang panas.
0.001. Nilai p value 0.001 < ,005 yang Kemampuan teransfer panas yang sangat
berarti Ho diterima. baik dimungkinkan oleh struktur yang
Data yang diperoleh dari 34 unik gel yang menyebarkan panas secara
responden penurunan rata-rata setelah bebas dan mempertahankan efek
dilakukan kompres air hangat adalah 0.8 pendinginan konstan dan stabil.
dan penurunan rata-rata setelah Perbedaan suhu ahir pada
dilakukan kompres plester adalah 0.4 responden dapat dipengaruhi oleh proses
dengan hasil tersebut berarti pemberian penyakit yang berbeda-beda dari tiap
kompres air suhu hangat lebih efektif individu perbedaan suhu external juga
menurunkan suhu tubuh anak demam. akan menentukan perbedaan suhu anak,
di kota tomohon merupakan kota yang

6
e-Journel Kperawatan (eKp). Volume 5, Nomor 2, November 2017

bersuhu terendah 22C dan suhu Bardu. (2014). Perbandingan


tertinggi jika cuaca panas 36C suhu luar Efektifitas Tepid Sponging Dan
sangat mempengaruhi setelah Plester Kompres Dalam
perlakuan.. Menurunkan Suhu Tubuh Pada
Penurunan suhu tubuh akan lebih Anak Usia Balita Yang
efektif jika diberikan diiringi pemberian Mengalami Demam Di
obat antipiretik, penelitian yang Puskesmas Salaman 1
dilakukan Purwanti (2013) obat Magelang.
antipiretik paracetamol mampun Djuwariyah. (2011). Efektivitas
menurunkan sampai 0.2 C, jika Kompres Hangat Dan Kompres
diberikan bersamaan dengan kompres Plester Pada Anak Demam di
hangat dapat menurunkan suhu tubuh RSUD Banyumas.
pada penderita demam. http://digilib.ump.ac.id/files/dis
Terapi non farmakologis seperti k1/16/jhptump-a djuwariyah-
kommpres hangat dan kompres plester 758-1-efektivi-.pdf. diperoleh
diperlukan pada penanganan pertama tanggal 9 juli 2017 .
penderita demam sebelum penderita
demam mendapatkan penanganan medis Faldy, R. (2015). Jurnal Kedokteran
dari tenaga kesehatan. Komunitas Dan Tropik.
Pemetaan Kasus Demam
SIMPULAN Berdarah Dengue di Kabupaten
Beberapa hal dapat disimpulkan dalam Minahasa Utara. Ilmu
penelitian ini, yaitu: Kedokteran Komunitas Fakultas
1. Rerata suhu badan sebelum kompres Kedokteran Universitas Sam
air hangat adalah 38.20 dan sesudah Ratulangi.
kompres air suhu hangat 37.25 Guyton A C, Hall J E. (2007). Buku Ajar
2. Rerata suhu badan sebelum kompres Fisiologi Kedokteran,
plester adalah 38.15 dan sesudah [diterjemahkan oleh irawati,
kompres pleter adalah 37.70 Ramadhani D, Indriyani F, Dany
3. Terdapat perbedaan suhu tubuh F, Nuryanto I, Riyanti S S P,
sebelum dan suhu tubuh sesudah Resmisari T, Suryono Y J];
kompres air hangat dan kompres editor, Rachman L Y, Hartanto
plester H, Novrianti A, Wulandari N.
4. Adanya perbedaan antara pemberian Jakarta : EGC;
kompres hangat dan kompres plester
terhadap penurunan suhu tubuh anak Jayanti, LD. (2011). Perilaku Hidup
demam usia pra-sekolah di ruang Bersih Dan Sehat, Serta
anak RS Bethesda Tomohon. Perilaku Gizi Seimbang Ibu
Kaitannya Dengan Status Gizi
Dan Kesehatan Balita, Bogor.
DAFTAR PUSTAKA Notoadmodjo, Soekidjo. (2012)
Alimul, H. (2008). Pengantar Konsep Metodologi Penelitian
Dasar Keperawatan. Edisi 2. Kesehatan. Jakarta: Rineka
Jakarta: Salemba Medika. Cipta.
Asmadi. (2008), Konsep Dasar Notoadmodjo, (2007). Promosi
Keperawatan, Jakarta : EGC Keshatan dan Ilmu Perilaku.
Jakarta: PT. Bineka Cipta

7
e-Journel Kperawatan (eKp). Volume 5, Nomor 2, November 2017

Permatasari, Karina Indah. (2013) Anak Prasekolah. Bandung: Refika


Perbedaan Efektivitas Kompres Aditama.
Air Hangat dan Kompres Air
Biasa Terhadap Penurunan Suhu
Tubuh Pada Anak Dengan
Demam Di RSUD Tugurejo
Semarang. Jawa Tengah:
STIKES Telogorejo. Tersedia
dalam:
http://pmb.stikestelogorejo.ac.id/
ejournal/index.php/ilmukeperaw
atan/article/view/126 > [Diakses
17 agustus 2017]
Rahayuningsih, (2011). Efektifitas
Penurunan Suhu Tubuh
Menggunakan Kompres Air Suhu
Hangatpada Anak Demam Di
Ruang Cempaka RSUD
Dr.Goeteng Purbalingga.
Ernawati Rini. (2012). Perbandingan
Pemberian Kompres Plester
Dengan Permberian Kompres
Tapid Sponge Terhadap
Penurunan Suhu Tubuh Pada
Anak 1-3 Tahun Yang Mengalami
Demam Di Ruang Flamboyant C
RSUD Kanudjoso Kota
Balikpapan.
Sodikin, (2012). Prinsip Perawatan
Demam Pada Anak, Yogyakarta:
Pustaka Pelajar
Wong, Donna L. (2009). Buku Ajar
Keperawtan Pediatrik. Edisi 6.
Jakarta : EGC
Yuniarti, S. (2015). Asuhan Tumbuh
Kembang Neonates, Bayi-Balita, Dan

Anda mungkin juga menyukai