Anda di halaman 1dari 10

3.

3 Pengertian Bulldozer

Salah satu alat mekanis yang sangat berpengaruh dalam kegiatan

pertambangan adalah alat Bulldozer. Pengertian Bulldozer adalah alat

mekanis yang menggunakan traktor sebagai alat penggerak utama, yang

biasanya traktor dilengkapi dengan dozer attachment. Dalam hal ini

attachment adalah blade. Dimana dalam aplikasinya, bulldozer dirancang

sebagai alat yang mempunyai kemampuan untuk mendorong berbagai

macam material ke arah depan.

Beberapa klasifikasi yang diperhatikan dalam menentukan alternatif

alat mekanis bulldozer yang akan digunakan yaitu ;

1. Ditinjau dari segi penggerak bilah (Blade Control), Ada 2 (dua) macam

blade bulldozer yaitu:

a. Bulldozer yang bilahnya digerakkan dengan kabel (Cable Controlled

Blade), dimana gerakan naik turun bilahnya memakai kabel sebagai

alat pengendali. Jenis ini merupakan type lama.

b. Bulldozer yang bilahnya digerakkan dengan tenaga hidrolik (Hidraulik

Controlled Blade), ini merupakan yang lebih modern dengan tenaga

hidrolik untuk mengendalikan gerakan naik turunnya bilah.

III - 1
2. Ditinjau dari segi penggeraknya, ada 2 (dua) macam bulldozer, yaitu:

a. Bulldozer yang memakai roda karet (Rubber Tired Bulldozer Or Whell

Dozer). Bulldozer jenis ini lebih gesit dan lincah dalam

pergerakannya,. Jenis bulldozer ini sangat cocok untuk daerah kering

dan memiliki landasan yang keras. Sementara untuk daerah yang

becek dan landasan lunak, bulldozer type ini akan kehilangan

kekuatannya karena sering selip.

b. Bulldozer yang memakai rantai (Track Type Bulldozer or Crawler

Dozer). Bulldozer type ini gerakannya lamban tetapi memiliki daya

gusur yang cukup dan dapat bergerak dengan baik pada daerah yang

kering maupun becek, karena rantainya mampu mencengkram

landasan kerjanya dengan baik.

3. Ditinjau dari segi bentuk blade bulldozer yang dapat digunakan

sesuai dengan keperluan yaitu :

1. Universal Blade (U-Blade), jenis ini sangat efisien untuk

memindahkan material dalam jumlah besar dengan jarak dorong yang

jauh.

III - 2
2. Straight Blade (S-Blade), blade jenis ini lebih kecil dari universal

blade dan cocok untuk pekerjaan penggalian dan pendorongan

material berat yang membutuhkan tenaga dorong yang cukup besar.

3. Angling Blade (A-Blade), Blade jenis ini dirancang untuk pekerjaan

material kearah samping, misalnya pekerjaan perintisan jalan dan

pembuatan parit

4. Cushion Blade (C-Blade), tipe ini umumnya digunakan oleh bulldozer

yang melakukan pekerjaan bersama power scaraper pada pemuatan

dan pendorongan material.

5. Power Angle and Tilt Blade (PAT- Blade), blade ini dirancang untuk

pekerjaan penyebaran perataan tanah, pengisian kembali dan

pembersihan lahan.

6. AEM U-Blade, blade jenis ini dimodifikasi dari blade tipe Universal

Blade dan digunakan untuk memindahkan material dengan volume

lebih besar dari tipe U-Blade.

7. K/G Blade, blade tipe ini khusus digunakan untuk beberapa

pekerjaan pembersihan lahan seperti pembabatan semak-semak,

menebas pepohonann dan menimbun sisa-sisa penebasan.

8. Landfill Blade, blade tipe ini dirancang untuk menangani material

buangan dan material lapisan tanah penutup, bentuknya yang

III - 3
melengkung memungkinkan material yang didorong akan menyebar

secara lebih merata.

9. V-Tree Cutter Blade, blade jenis ini berbentuk huruf V dengan ujung

pemotongan bergerigi menyerupai gergaji yang dirancang khusus

untuk memotong semak belukar, pepohonan dan sisa-sisa

pembongkaran agar rata dengan tanah.

10. Rake Blade, balde jenis ini bentuknya mirip alat garuk yang bergerigi

rapat, digunakan untuk mencabut semak-semak akar pohon,

memindahkan tunggul-tunggul kecil dan memisahkan bongkah-

bongkah batuan.

3.4 Pemilihan Peralatan dan Kemampuan Produksi Bulldozer

3.4.1 Alternatif Pemilihan Peralatan

Kondisi kerja merupakan faktor yang perlu diperhatikan dalam

pemilihan peralatan. Kondisi penelitian yang lunak, maka pemakaian

bulldozer berban karet tidak cocok karena kurang memilki kemampuan

berpindah sehingga yang paling tepat digunakan pada daerah ini adalah

bulldozer beroda kelabang tipe Komatsu D65P dengan jenis bilah Universal

Blade. Blade ini sangat efisien untuk memindahkan material dalam jumlah

besar dengan jarak dorong yang jauh.

III - 4
3.4.2 Kemampuan Produksi Bulldozer

Produksi adalah laju material yang dapat dipindahkan atau didorong

per satuan waktu. Dikenal juga bentuk volume material yang mempengaruhi

perhitungan produksi penggusuran yang dinyatakan dalam :

a. Bank Cubic Meter (BCM), merupakan volume material pada kondisi

asli ditempat (insitu) yang belum terganggu.

b. Loose Cubic Meter (LCM), merupakan volume material yang sudah

lepas akibat penggalian sehingga menyebabkan volume material

akan mengembang dengan berat yang sama.

c. Compacted Cubic Meter (CCM), merupakan volume material yang

mengalami pemadatan kembali setelah penggalian sehingga

volumenya akan lebih kecil dibanding volume aslinya denga berat

yang tetap sama.

Untuk menghitung produksi penggusuran per jam suatu bulldozer

berdasarkan jarak dorong dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut:

Eff x D x VB
P x 60 menit (3
CT

1)

Dimana :

P : Kemampuan produksi bulldozer (ton/jam)

Eff : Efisiensi kerja (%)

III - 5
D : Density Insitu (ton/m3)

VB : Volume Blade (BCM)

CT : Cycle Time (menit)

3.5 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produksi Bulldozer

3.5.1 Efisiensi Kerja

Efisiensi kerja merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi

besar kecilnya produksi alat, semakin lama alat dioperasikan akan semakin

besar produksi yang dicapai. Apabila dalam satu jam kerja peralatan tidak

sepenuhnya difungsikan maka efisiensi kerja ini diperhitungkan terhadap

jumlah menit dalam satu jam alat produksi.

Untuk menghitung efisiensi kerja bulldozer digunakan persamaan

sebagai berikut :

Waktu Kerja Pr oduktif (W )


Eff x 100% ..(3
Waktu Tersedia

2)

Dimana :

Eff = Efisiensi kerja (%)

W = Waktu kerja produktif (jam)

T = Waktu tersedia (jam)

III - 6
3.5.2 Waktu Edar (Cycle Time) dan Kemampuan Blade

Cycle time merupakan waktu yang dihitung untuk setiap satu

siklus kerja, apabila suatu bulldozer menggusur kesembarang arah, kemuka

kemudian mundur lagi ketitik semula. Besar kecilnya cycle time sangat

berpengaruh terhadap produksi, dimana semakin besar cycle time maka

produksi akan semakin menurun begitu pun sebaliknya.

Untuk menghitung cycle time digunakan rumus sebagai berikut :

Ct bulldozer = WM1 + WPG1 + WM2 + WPG2 (3 3)

Dimana :

WM1 = Waktu menggali dan mendorong dalam detik

WPG1,2 = Waktu yang dipakai untuk pindah gear dalam detik

WM2 = Waktu yang dipakai untuk mundur dalam detik.

Untuk menghitung volume blade maka digunakan persamaan sebagai

berikut :

P P2 L1 L2 H 1 H 2
Vb 1 (3
2 2 2

4)

Dimana :

VB = Volume Blade (LCM, BCM)

P1,P2 = Panjang tumpukan (meter)

L1,L2 = Lebar tumpukan (meter)

III - 7
H1,H2 = Tinggi tumpukan (meter)

Data yang didapatkan dilapangan dapat dihitung secara statistika

dengan menentukan terlebih dahulu komponen sebagai berikut :

Range
Ci . (3
K

3a)

K = 1 + 3.3 log n . (3 4b)

X
Fi x Xi
... (3
n

3c)

Dimana :

K = Jumlah kelas

Ci = Interval kelas

Range= Selisih data tertinggi dengan data terendah

Fi = Frekuensi

Xi = Nilai data ke i

n = Jumlah data

X = Nilai rata-rata

3.5.3 Density Material dan Swell Faktor

Density material adalah berat perunit volume dari suatu

material. Material mempunyai density yang berbeda karena dipengaruhi oleh

III - 8
sifat-sifat fisik antara lain : ukuran partikel, kandungan air, pori-pori dan

kondisi fisik lainnya. Material yang padat akan mempunyai berat yang lebih

besar pervolume yang sama dibandingkan material yang tidak padat. Untuk

penentuan nilai density material digunakan rumus umum sebagai berikut :

Berat , Kg (lbs )
Density = Volume , m3 ( yd 3)
(3 -

5)

Density material tentunya akan berubah akibat adanya penggalian,

yaitu dari kondisi padat (insitu) menjadi lepas (loose). Pada kondisi loose,

density material akan berkurang (pervolume yang sama) dibanding density

pada kondisi insitu karena adanya pori-pori udara.

Untuk menghitung swell faktor digunakan persamaan :

Volume Insitu
SF = x 100% (3 6)
volume Loose

Volume insitu dan volume loose diperoleh dengan cara :

Volume insitu = x R2 x tinsitu

Volume loose = x R2 x tloose

Dimana :

R = Jari-jari pipa percobaan

tinsitu = Tinggi tanah insitu dalam pipa

tloose = Tinggi tanah loose dalam pipa.

III - 9
III - 10

Anda mungkin juga menyukai