PENDAHULUAN
Metode pengolahan air limbah dengan menggunakan sistem Lumpur Aktif Konvensional
merupakan metode yang banyak digunakan dalam pengolahan air limbah indsutri. Terdapat
beberapa alasan yang mendasari hal tersebut yakni efisiensi pengolahan cukup tinggi
(penyisihan BOD + 85%), desain reaktornya sederhana, dan rentang dari jenis limbah cair yang
dapat diolah cukup luas. Alasan yang lain yaitu kandungan organik dalam air limbah industri
masih berada dalam rentang yang sesuai untuk diolah dengan menggunakan metode ini. proses
ini secara prinsip merupakan proses aerobik dimana senyawa organik dioksida menjadai CO2
dan H2O, NH4 dan sel biomasa baru. Untuk suplay oksigen biasanya dengan menghembuskan
udara secara mekanik. Sistem pengolahan air limbah dengan biakan tersuspensi yang paling
umum dan telah digunakan secara luas yakni proses pengolahan dengan sistem lumpur aktif
(Activated Sludge Process).
Banyaknya limbah dapat menyebabkan terjadinya pencemaran, terutama lmbah cair yang
dapat mencemari sistem perairan seperti sungai. Dengan demikian limbah cair yang
dikeluarkan harus memiliki baku mutu untuk mencegah pencemaran. Jika terjadinya
pencemaran, hal ini harus ditanggulangi (dicegah) dengan mengolah limbah yang dikeluarkan
agar sesuai dengan baku mutu. Salah satu parameter yang sering digunakan sebagai tolak ukur
tercemarnya suatu sungai adalah COD (Chemical Oxygen Demand), pH, DO (Disolved
Oxygen), dan temperatur yang mengacu pada baku mutu yang dikeluarkan oleh pemerintah.
Dengan mengetahui nilai parameter suatu limbah cair, maka dapat diketahui limbah tersebut
dapat berpotensi mencemari sungai atau tidak.
a. menentukan konsentrasi awal kandungan organik dalam lumpur aktif dan konsentrasi
kandungan organik setelah percobaan berlangsung selama seminggu,
b. menentukan kandungan Mixed Liquour Volatile Suspended Solid (MLVSS) yang
mewakili kandungan mikroorganisme dalam lumpur aktif,
c. menentukan komsentrasi nutrisi bagi mikroorganisme pendegradasi air limbah dalam
lumpur aktif,
d. Menghitung efisiensi pengolahan dengan cara menentukan persen (%) kandungan
bahan organik yang didekomposisi selama seminggu oleh mikroorganisme dalam
lumpur aktif terhadap kandungan bahan organik mula mula.
BAB II
DASAR TEORI
Proses pengolahan air limbah secara biologi dapat dilakukan secara anaerobik dan
secara aerobik. Pada pengolahan air limbah secara anaerobik mikroorganisme pendekomposisi
bahan-bahan organik dalam air limbah akan terganggu pertumbuhannya atau bahkan akan mati
jika terdapat oksigen bebas (O2) dalam sistem pengolahannya. Dalam pengolahan air limbah
secara aerobik mikroorganisme mengoksidasi dan mendekomposisi bahan-bahan organik
dalam air limbah dengan menggunakan oksigen yang disuplai oleh aerasi dengan bantuan
enzim dalam mikroorganisme. Pada waktu yang sama mikroorganisme mendapatkan energi
sehingga mikroorganisme baru dapat bertumbuh. Berdasarkan pertumbuhan mikroba dalam
peralatan pengolahan air limbah terdapat dua macam pertumbuhan mikroorganisme yakni
pertumbuhan secara tersuspensi dan pertumbuhan secara terlekat. Pertumbuhan mikroba secara
tersuspensi adalah tipe pertumbuhan mikroba dimana mikroba pendegradasi bahan-bahan
organik bercampur secara merata dengan air limbah dalam perlatan pengolah air limbah.
Sedangkan pertumbuhan mikroba secara terlekat adalah jenis pertumbuhan mikroba
yang melekat pada bahan pengisi yang terdapat pada peralatan pengolah air limbah. Contoh
peralatan pengolah air limbah secara anaerobik yang menggunakan sistem pertumbuhan
mikroba tersuspensi diantaranya yaitu Laguna Anaerobik dan Up-Flow Acaerobic Sludge
Blanket. Sedangkan filter anaerobik, dan anaerobic fluidized bed reactor merupakan contoh
peralatan pengolah air limbah/reaktor yang menggunakan sistem pertumbuhan mikroba
tersuspensi secara aerobik diantaranya yaitu Lumpur Aktif dan Laguna Teraerasi. Sedangkan
reaktor yang menggunakan sistempertumbuhan mikroba terlekat secara aerobik diantaranya
yaitu Trickling Filter dan Rotating Biological Contactor.
Reaksi dekomposisi/degradasi bahan organik secara aerobik dan reaksi pertumbuhan
mikroorganisme yang terjadi dalam sistem pengolahan air limbah ditunjukkan sebagai berikut:
[bahan organik] + O2 + nutrisi CO2 + NH3 + mikroba baru + produk akhir yang lain.....
(1)
[mikroba] + 5 O2 5C O2 + 2H2O + NH3+ Energi .............................................................
(2)
dimana:
a = ml FAS untuk blanko
b = ml FAS untuk sampel
c = normalitas FAS
d = berat equivalen Oksigen (8)
p = pengenceran
Dimana:
a = Berat konstan cawan pijar setelah dipanaskan dalam furnace
b = Berat konstan kertas saring setelah dipanaskan dalam oven
c = Berat cawan pijar + kertas saring dan endapan sebelum dipanaskan di furnace
d = Berat cawan pijar + kertas saring dan endapan setelah dipanaskan di furnace
TSS = Total padatan tersuspensi (Total Suspended Solid)
VSS = Padatan tersuspensi yang mudah menguap (Volatile Suspended solids)
FSS = padatan tersuspensi yang tidak menguap (Fixed suspended Solids)
3) Temperatur
Suhu optimal untuk proses lumpur aktif konvensional adalah suhu normal yaitu antara
2535 0C.
4) Nutrisi/Makanan
Nutrisi atau makanan yang diberikan bagi mikroorganisme pendegradasi limbah dalam
lumpur aktif konvensional diberikan sesuai dengan perbandingan BOD:N:P = 100:5:1.
Glukosa digunakan sebagai sumber karbon, KNO3 sebagai sumber nitrogen, dan
KH2PO4 sebagai sumber fosfor.
5) Rasio Food to Microorganism (F/M)
Rasio food to microorganism (F/M) yang ideal untuk sistem Lumpur Aktif
Konvensional berkisar antara 0,2-0,5 kg BOD/hari/kg MLVSS. Jika rasio F/M terlalu
besar maka akan terdapat dominasi pertumbuhan bakteri filamen yang menyebabkan
Lumpur Aktif sulit mengendap. Jika F/M terlalu kecil makan akan terbentuk busa yang
berasal dari pertumbuhan bakteri pembentuk busa.
6) Senyawa toksik
Keberadaan senyawa toksik dalam proses Lumpur Aktif akan merugikan dan membuat
proses lumpur aktif berlangsung kurang optimal.
DAFTAR PUSTAKA
Budiastuti, Herawati. Jobsheet Praktikum Pengolahan Limbah Industri Modul Lumpur Aktif
Konvensional. Bandung : Teknik Kimia Politeknik Negeri Bandung.
Herlambang, Arie. 2009. Teknologi Pengolahan Limbah Tekstil dengan Sistem Lumpur Aktif.
Dalam : http://www.kelair.bppt.go.id/Sitpa/Artikel/Tekstil/tekstil.html
Sumada, Ketut. 2012. Pengolahan Air Limbah Secara Biologi Aerob. Jurusan Teknik Kimia
Universitas Pembangunan Nasional