Anda di halaman 1dari 7

1.

Pada dasarnya semua gerak pada hewan, mulai dari protozoa sampai pada vertebrata
memiliki persamaan dan menggunakan mekanisme yang sama. Jelaskan maksudnya!
Jawab :

Maksudnya adalah menimbulkan gerak pada hewan protozoa maupun vertebrata


yaitu gerak amoeboid, gerak silia, dan flagella. Semua hewan multiseluler maupun bersel
satu seperti protozoa sama-sama memiliki mekanisme dasar ini hanya saja spesifikasinya
berbeda. Pada gerak amoeboid, hewan kompleks sama-sama memiliki sel amoeboid,
misalnya leukosit atau sel darah putih. Pada protozoa, juga terdapat gerak amoeboid,
yaitu gerak amoeba. Gerak silia dan flagella juga sama-sama dimiliki pada protozoa
maupun vertebrata. Pada protozoa, silia maupun flagel adalah alat gerak siliata. Pada
hewan multiseluler seperti vertebrata pun juga memiliki gerak silia dan flagella,
contohnya adalah sel sperma yang bergerak menggunakan flagel.
(https://id.scribd.com/presentation/322030275/lkm-2-pptx)

2. Jelaskan mekanisme gerak amuboid, gerakan silia dan flagel pada hewan!
Jawab :

Gerak amuboid adalah suatu gerak yang merupakan ciri khas dari amoeba.
Selama gerak amuboid, pseudopodium dapat terbentuk dibeberapa bagian sel, namun
hanya satu yang dominan, dan sel akan bergerak kea rah pseudopodium yang dominan.
Pada amoeba yang sedang bergerak, plasmasol akan mengalir kearah gerakan, begitu
plasmasol mencapai ujung pseudopodium, sebagian plasmasol akan bergerak ke kanan
dan kiri, dan sebagian lagi kearah depan. Plasmasol yang berbelok kearah kanan dan kiri
kemudian berubah menjadi plasmagel, sehingga sebagian besar plasmasol terus mengalir
keujung pseudopodium membentuk tudung hialin. Pembentukan pseudopodium akan
berhenti apabila pada ujung depan pseudopodium terbentuk plasmagel (Soewolo, 2000).

Aktivitas silia terbatas pada medium cair. Silia bergerak tidak simetris, gerak
kearah yang satu berlangsung dengan silia dalam keadaan kaku desertai dengan silia
dalam keadaan kaku disertai tenaga kuat dan gerak cepat (kayuhan efektif). Gerakan ini
diikuti gerak balik yang lambat dengan silia melengkung berawal dari pangkalnya
(kayuhan balik), sehingga kembali ke posisi semula. Air didorong sejajar dengan
permukaan yang bersilia. Satu flagel bergerak simetris dengan undulasi mirip dengan
gerakan ular sehingga air didorong sejajar dengan sumbu memanjang flagel. flagella
bergerak seperti gaya dayung (Soewolo, 2000).

3. Otot menjadi komponen terbesar pd tubuh manusia dengan sifat iritabilitas,


konduktivitas, kontraktilitas dan elastisitas. Jelaskan masing-masing dari sifat tersebut
Jawab :
Jaringan otot atau biasa disebut otot telah dijumpai mulai dari invertebrate sampai
vertebrata. Otot merupakan bagian terbesar dari tubuh manusia. Hampir setengah dari
keseluruan berat tubuh manusia disumbang oleh otot. Jaringan otot seperti jaringan yang
lain memiliki sifat peka terhadap rangsangan (sifat iritabilitas), mampu merambatkan
impuls (sifat konduktivitas), mampu melaksanakan metabolism dan mampu membelah
diri. Sifatjaringanotot yang khas adalah kemampuannya untuk berkontraksi (sifat
kontraktilitas) yang tinggi. Sifat kontraktilitas disebabkan sel-sel otot memiliki protein
kontraktil, yaitu aktin dan myosin (Yunadi, 2003).
Sifat iritabilitas sangat menonjol pada sel otot dan sel saraf. Sel otot akan
menunjukkan respon apabila diberikan rangsangan melalui saraf atau langsung pada otot.
Respon yang ditunjukkan oleh sel otot umumnya berupa kontraksi otot, sedangkan respon
yang ada pada sel saraf umumnya tidak dapat diamati karena berupa proses pembentukan
potensial aksi yang kemudian dirambatkan berupa impuls. Adanya respon sel saraf hanya
dapat diamati pada efektornya.
Sifat iritabilitas pada jaringan otot merupakan kemampuan untuk memberikan
tanggapan atau respon pada satu rangsangan yang diberikan yang berarti hal ini akan
berhubung secara langsung dengan sel saraf, rangsangan yang diberiakan dirambatkan.
Kemampuan otot untuk merambatkan rangsang dikenal dengan sifat konduktivitas maka
dengan adanya sifat iritabilitas dan konduktivitas pada otot dapat membuat rangsangan
diterima danditeruskan dari atau ke bagian yang sesuai sehingga menghasilkan respon.
Kontraktilitas adalah kemampuan otot untuk memendek dengan kekuatan tertentu.
Ketika otot berkontraksi, hal tersebut menyebabkan pergerakan struktur internal
otot (filamenotot) dan akan menngakibatkan tekanan pada organ dan pembuluh darah.
Elastisitas adalah
kemampuanototuntukkembalikekondisisemulasetelahmelakukan proses meregang
(Seeley, et al., 2004).

4. Jelaskan secara berurutan mekanisme sliding filament pada sarkomer-sarkomer sel otot
rangka! Jelaskan pula perbedaan mendasar konsep sliding filament pada otot visceral
dibandingkan otot rangka!
Jawab :
Mula mula sel saraf menyalurkaan impuls ke sel sel otot. Kontraksi otot muncul
ketika pita terang kepala miosin akan mengikat ATP sebagai sumber energi untuk
melakukan kontraksi. Kepala miosin akan menghidrolisis ATP menjadi ADP dan fosfat
anorganik dan menggunakan energi yang timbul dari pemecahan ATP tersebut. Setelah
mendapat energi ATP, kepala miosin akan mengait dengan aktin membentuk jembatan
silang. Kemudian terjadi pelepasan ADP dan fosfat anorganik yang menyebabkan kepala
miosin bergerak sehingga menarik aktin mendekat atau mengkerut menuju M line.
Kepala miosin yang menangkap ATP baru akan meyebabkan kepala miosin melepaskan
diri dari aktin dan siklus akan berulang kembali. (Kurang beda otot visceral).
5. Pada sel otot rangka dan sel otot jantung berkontraksi menurut prinsip all or none,
sedangkan kontraksi otot sendiri tidak mengikuti prinsip all or none. Mengapa hal ini
terjadi?jelaskan!
Jawab :
Sel otot rangka dan sel otot jantung berkontraksi menurut prinsip all or none
terjadi apabila suatu sel otot diberi stimulus yang cukup kuat (stimulus ambang/minimal
atau atas ambang/supraminimal), maka sel otot akan berkontraksi dengan kekuatan
kontraksi penuh, sedangkan stimulus bawah ambang (sub-minimal) tidak akan
menghasilkan kontraksi sama sekali. Stimulus bawah ambang dapat menimbulkan
kontraksi apabila diberikan dengan penjumlahan (sumasi), artinya beberapa stimulus
bawah ambang bila dikenakan pada otot berkali-kali dengan cepat, maka otot akan
berkontraksi. Sedangkan kontraksi otot/jaringan otot itu sendiri tidak mengikui prinsip
all or none terjadi apabila setiap jaringan otot disarafi oleh saraf motor. Makin banyak
saraf motor yang diaktifkan, maka makin banyak sel-sel otot yang berkontraksi atau
makin kuat stimulus yang mengenai saraf motor, maka makin banyak unit motor yang
diaktifkan sehingga otot akan berkontraksi semakin kuat. Apabila saraf motor yang
mengenainya lebih lemah maka maka otot akan berkontraksi dengan sangat lemah juga
(Soewolo,2000).

6. Dalam hal durasi kemampuan berkontraksi, mengapa otot jantung memiliki sifat tidak
cepat lelah?
Jawab :
Sel-sel otot jantung mengandung banyak mitokondria, sekitar 40% atau lebih dari
volume sitoplasma, yang artinya metabolisme aerobik terjadi secara kontinyu di sel-sel
otot jantung. Sebagai perbandingan hanya sekitar 2% mitokondria pada sel otot rangka.
Asam lemak, diangkut ke sel otot jantung oleh lipoprotein, lipoprotein itu sebagai bahan
bakar utama jantung dan disimpan sebagai trigliserida dalam sel-sel otot. Jantung juga
berfungsi untuk memompa darah, jadi darah yang kaya oksigen melewati otot jantung
secara terus-menerus.
Karena kedua hal tersebut, maka otot jantung akan melakukan metabolisme aerobik dan
tidak perlu melakukan metaboli me secara anaerobik yang memproduksi asam laktat.
Asam laktat yang tertimbun akan menyebabkan otot lelah. Maka dari itu otot jantung
tidak cepat lelah.

7. Mengapa ion kalsium , ATP dan fosfagen memiliki peran sentral dalam mekanisme
kontraksi otot?
Jawab :
Hal ini dikarenakan pelepasan ion kalsium (Ca++) dari retikulum-sarkoplasma
menuju ke dalam sitoplasma. Ca++ yang tersebar dalam sitoplasma kemudian melekat
pada troponin (subunit TnC). Akibat dari melekatnya Ca++ pada troponin mengakibatkan
tropomiosin bergeser, sehingga tempat melekatnya miosin pada aktin terbuka. Dengan
terbukanya tempat perlekatan miosin ini maka jembatan silang miosin akan melekat pada
aktin (terbentuk aktomiosin). Siklus jembatan silang yang terjadi berkali-kali (50 sampai
100 kali) menyebabkan kontraksi otot.
ATP berfungsi sebagai sumber energi ketika otot melakukan kontraksi. Yakni melalui
reaksi yang dikatalis ATP-ase. Fosfagen juga dapat digunakan sebagai energi apabila
persediaan ATP dalam otot menipis. Fosfagen akan memberikan gugus fosfatnya kepada
ADP untuk resintesis ATP. Reaksi resintesis ini dapat berjalan secara bolak-balik
sehingga bila ATP diproduksi berlebihan maka banyak fosfagen yang dihasilkan
kemudian disimpan di dalam otot.

8. Jelaskan macam-macam kontraksi otot!


Jawab :
1. Berdasarkan perubahan panjang dan perubahan tegangan saat kontraksi otot :
a. Kontraksi isotonik, tegangan otot tetap konstan dan panjang otot berubah. Contohnya,
bila beban berat tadi kita angkat dengan menekuk lengan maka otot bisep akan lebih
pendek namun tegangannya tetap. Kontraksi isotonik penting untuk gerakan tubuh
dan kerja memindahkan beban. Kalau kita mulai berjalan dengan mengangkat kaki
maka otot-otot kaki kita dalam keadaan kontraksi isotonik. Kalau kita mulai berjalan
dengan mengangkat kaki maka otot-otot kaki kita dalam keadaan kontraksi isotonik.
Kontraksi isotonic terdiri dari dua macam yaitu konsentrik dan esentrik. Otot pada
kedua macam kontraksi ini mengalami perubahan panjang pada tegangan yang
konstan. Pada kontraksi isotonic-konsentrik, otot memendek sedangkan pada
kontraksi isotonic-esentrik, otot memanjang atau meregang selama kontraksi
(Soewolo,2000).
b. Kontraksi isometrik, tegangan otot meningkat sedangkan panjangnya tetap.
Contohnya, pada saat lengan kita membawa beban yang berat maka tegangan otot
bisep meningkat namun panjangnya tidak berubah. Kontraksi isometrik penting untuk
memelihara postur tubuh dan menahan beban pada posisi yang tetap. Kalau kita akan
berjalan, maka otot-otot kaki kita dalam keadaan kontraksi isometric (Soewolo,2000)
.
2. Berdasarkan frekuensi pemberian stimulus :
a. Kontraksi tunggal (single contraction), bila satu stimulus tunggal yang cukup kuat
(potensial aksi) diberikan kepada suatu serabut otot, maka serabut otot akan merespon
dalam bentuk satu kontraksi tunggal (Soewolo,2000)
b. Kontraksi sumasi, dua kontraksi tunggal yang dihasilkan akibat dari dua stimulus yang
diberikan sangat berdekatan, akan menghasilkan tegangan yang kuat pada otot
(Soewolo,2000).
c. Kontraksi tetanus tidak sempurna, bila suatu otot diberi stimulus dengan sangat cepat
namun diantara dua stimuli masih ada sedikit relaksasi (Soewolo,2000).
d. Kontraksi tetanus sempurna, bila tidak ada kesempatan otot untuk relaksasi diantara dua
stimulus , maka akan terjadi kontraksi dengan kekuatan maksimum (Soewolo,2000).
9. Jelaskan perbedaan antara otot polos unit jamak dan otot polos unit tunggal!
Jawab :
Otot polos unit jamak terdiri atas banyak unit-unit yang fungsinya secara bebas
terpisah satu dengan yang lain, yang distimulus secara terpisah oleh saraf untuk
berkontraksi (mirip dengan unit-unit motor pada otot rangka). Jadi otot rangka dan otot
polos unit jamak keduanya neurogenik, yaitu kontraksinya tergantung pada adanya
impuls dari saraf.Depolarisasi yang terjadi pada otot polos dalam merespon stimulasi
saraf otonomik untuk menuju kerespon kontraktil adalah potensial depolarisasi
bertingkat. Kekuatan kontraktilnya juga berpengaruh pada hormon-hormon dan obat-
obatan yang sedang bersirkulasi. Otot ini terdapat pada dinding pembuluh darah besar,
saluran udara besar ke paru-paru, otot-otot mata yang mengatur lensa untuk melihat dekat
atau jauh, otot iris mata, dan otot pada dasar folikel rambut (Soewolo, 2000).
Otot polos unit tunggal (otot polos visceral) dijumpai pada dinding organ-organ
berongga atau viseru (misalnya saluran pencernaan, alat reproduksi, saluran kencing, dan
pembuluh darah kecil). Istilah otot polos unit tunggal diambil dari fakta bahwa serabut-
serabut otot polos yang menyusun otot ini menjadi aktif dan berkontraksi secara
serempak sebagai suatu unit tunggal. Sel-sel otot ini dihubungkan oleh persambungan
renggang (gap junction). Untuk berkontraksi, otot polos unit tunggal dapat mengaktifkan
diri sendiri (self-excitable) tanpa memerlukan stimulus melalui saraf. Dalam otot polos
unit tunggal ada kelompok-kelompok sel otot polos khusus yang mampu menghasilkan
potensial aksi tanpa stimulasi eksternal. Sel otot polos unit tunggal tidak menjaga
potensial istirahat yang konstan, namun potensial membrannya berfluktuasi terus tanpa
pengaruh factor eksternal. Ada dua macam depolarisasi spontan yang ditunjukkan oleh
sel-sel aktif secara spontan, yaitu aktivitas pengatur irama (pacemaker) dan potensial
gelombang lemah (slow-wave potentials) (Soewolo, 2000).

10. Apa yang dimaksud dengan twich contraction, gelombang sumasi dan tetanus? Jelaskan
pula perbedaan proses fisiologis dari tetanus sempurna dan tidak sempurna!
Jawab :
Saat otot dirangsang dengan sengatan listrik tunggal dengan voltase yang cukup,
dengan otot cepat berkontraksi dan rileks. Respon ini disebut twitch atau kedutan.
Meningkatkan tegangan stimulus meningkatkan kekuatan twitch atau kedutan. Jadi
kekuatan kontraksi otot dapat dinilai, atau bervariasi. Jika kejutan listrik kedua
dikirimkan segera setelah yang pertama, akan menghasilkan kedutan ke dua. Respon in
idisebut sumasi atau penjumlahan.
Stimulasi serat dalam otot in vitro dengan stimulator listrik, atau in nivo oleh
akson motor, biasanya menghasilkan kontraksi penuh dari individu serat. Kontraksi otot
yang lebih kuat dihasilkan oleh stimulasi sebesar banyak serat otot. Otot rangka dapat
menghasilkan kontraksi bergradasi, kekuatannya bergantung pada jumlah serat yang
distimulasi dan bukan pada kekuatan kontraksi serat otot individu. Jika stimulator disetel
untuk menghasilkan frekuensi sengatan listrik yang meningkat secara otomatis, waktu
relaksasi antara kedutan yang berurutan akan semakin pendek dan pendek seiring
kekuatan kontraksi yang meningkat dalam amplitudo. Efek ini dikenal sebagai tetanus
tidak lengkap (gambar 12.18). Akhirnya, pada frekuensi "fustier tentu" stimulasi, tidak
ada relaksasi yang terlihat antara kedutan yang beruntun. Kontraksi lancer dan
berkelanjutan, karena selama kontraksi otot normal in vivo. Kontraksi mulus dan
berkelanjutan ini disebut tetanus lengkap. (Istilah tetanus tidak boleh disalah artikan
dengan penyakit dengan nama yang sama, disertai dengan keadaan kontraksi otot atau
tetani yang menyakitkan.) Tetanus yang diproduksi secara in vitro oleh kerutan asinkron
serabut otot mensimulasikan kontraksi normal dan halus yang dihasilkan in vivo ole
haktivasi yang asinkron motor unit.

Anda mungkin juga menyukai