FAKULTAS PISKOLOGI
PALEMBANG
2017
1
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.2
BAB I PENDAHULUAN
2
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu inteligensi.
2. Untuk memahami bagaimana inteligensi menurut Charles E. Spearman.
3. Untuk mengetahui bagaimana inteligensi menurut Louis Leon Thrustone.
3
BAB II
PEMBAHASAN
1
Raden Cahaya Prabu, Perkembangan Taraf Intelegensi Anak, (Bandung: Angkasa, 1990),
hal. 9.
2
Maftuh, Intelegensi sebagai faktor belajar, 2015, vol. XI, no. 2, hal 169.
3
Sofyan S. Willis, Psikologi pendidikan, (Bandung: CV Alfabeta), hal. 153.
4
tunggal pengetahuan sejati. Kekuatan demikian dalam bahasa Yunani disebut
nous, sedangkan penggunaan kekuatan terkmaksud disebut noises. Kemudian
kedua istilah tersebut dalam bahasa latin dikenal sebagai intelectus dan
intelligentia. Pada gilirannya, dalam bahasa inggris diterjemahkan sebagai
intellect dan intelligence. Ternyata transisi bahasa tersebut membawa pula
perubahan makna. Intelligence, yang dalam bahasa Indonesia kita sebut
inteligensi, semula berarti penggunaan kekuatan intelektual secara nyata, akan
tetapi kemudian diartikan sebagai suatu kekuatan lain.4
4
Saifuddin Azwar. Pengantar psikologi intelegensi. (Yogyakarta: Pustaka pelajar,1996), hal
15-41.
5
dari Filsafat Pikiran dan Logika. Pada tahun 1928, ketika terjadi pemisahan
Departemen Psikologi, Spearman diubah gelarnya menjadi Profesor Psikologi.
5
Raden Cahaya Prabu, Perkembangan Taraf Intelegensi Anak, (Bandung: Angkasa, 1990),
hal. 9-10.
6
g maupun s bekerja bersama-sama sebagai suatu kesatuan. Spearmen
berpendapat bahwa kemampuan umum maupun kemampuan khusus. Jadi setiap
faktor baik faktor g maupun faktor s member sumbangan pada setiap perilaku
yang inteligen.6 Karenanya, teori dari spearman ini dinamakan teori dua faktor
(two factor theory). Namun menurut spearman faktor general, atau faktor g, yaitu
faktor umum yang mewakili berbagai tes intelegensi, lebih penting dari faktor
spesifik.7
6
Dewa Ketut Sukardi, Analisis Tes Psikologi, (Rineka Cipta, 1990), Cet. 1, hal. 17.
7
Nyayu Khodijah, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Pers, 2014), Cet. 2, hal, 130.
8
Papilia Diane E, Psychology, (Osaka: Art Boeki,1985), hal 238.
7
Spearman berpendapat bahwa faktor g itu tergantung kepada dasar,
sedangkan faktor s dipengaruhi oleh pengalaman (lingkungan). Baik faktor g
maupun faktor s bekerja bersama-sama sebagai suatu kesatuan. Spearman
berpendapat bahwa kemampuan seseorang bertindak dalam setiap situasi sangat
bergantung pada kemampuan umum maupun kemampuan khusus. melakukan tes
yang lain dengan baik.
3 2
9
Saifuddin Azwar. Pengantar psikologi intelegensi. (Yogyakarta: Pustaka pelajar,1996), hal.
17-18.
8
sama lain, masing-masing mengandung faktor-g dalam proporsi besar. Tes 3
dan tes 1 dalam gambar tersebut akan mempunyai korelasi yang lebih tinggi
daripada korelasi tes 3 dan tes 2 serta lebih tinggi daripada tes 1 dan tes 2,
dikarenakan tes 2 hanya mengandung sedikit faktor-g.10
10
Saifuddin Azwar. Pengantar psikologi intelegensi. (Yogyakarta: Pustaka pelajar,1996),
hal.18.
11
Ibid., hal. 21.
9
r r
F1 F2 F1 F2
Antara dua hal (f1 dan f2) hal (f1) dan hubungan (r)
Saat ini, konsep Spearman ini disebut sebagai proses encoding (encoding)
proses penyimpulan (inference) dan aplikasi (application). Menurut spearman
inilah proses penalaran dengan menggunakan analogi yang merupakan salah
satu indicator factor-g yang terbaik. Dalam beberapa referensi juga disebutkan
bahwa konsep spearman ini tidak hanya terdiri dari dua proses, akan tetapi
terdiri dari tiga proses yaitu apprehension of experience, education of
relationship dan education of correlates.
Dalam teori nya tersebut, spearman juga menyatakan bahwa terdapat lima
prinsip kuantitatif dalam kognisi. Lima prinsip kuantitatif tersebut adalah
sebagai berikut :
a. Energy mental, bahwa setiap fikiran cenderung untuk menjaga total
output kognitif simultannya dalam kuantitas yang tetap meski
bagaimanapun variasi kualitatif nya.
b. Kekuatan menyimpan, (retentivity), bahwa terjadinya peristiwa
kognitif dapat menimbulkan kecendrungan untuk terulang lagi.
c. Kelelahan, bahwa terjadinya peristiwa kognitif dapat menimbulkan
kecendrungan untuk melawan terulangnya peristiwa atau kejadian
tersebut.
10
d. Control konatif, bahwa intensitas kognisi dapat kendalikan oleh konasi
(motivasi).
e. Potensi primordial, bahwa setiap manifestasi keempat prinsip
kuantitatif terdahulu akan ditimbun diatas potensi awal individu yang
bervariasi.
11
4. Beberapa ahli menyatakan bahwa inteligensi atau kecerdasan umum ini
dimiliki oleh sikap individu dan dapat diaplikasikan untuk memprediksi
kesuksesan atau prestasi yang bersifat akademis dan pekerjaan.12
5. Dalam bidang pendidikan. Pengukuran yang valid terhadap factor-g dapat
dipergunakan sebagai dasar perencanaan , pengaturan, dan perlakuan
pendidikan yang tepat bagi peserta didik agar peserta dapat berhasil dalam
bidang akademik.
6. Dalam kehidupan sosial , pengukuran yang valid terhadap factor-g pada
individu-individu ini dapat dijadikan dasar berinteraksi dengan lingkungan
sosial dengan tujuan agar individu-individu tersebut dapat mendapatkan
kenyamanan sosial dalam menjalankan kehidupannya.13
12
John W. Santrock,. Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2010), Ed. 2, hal. 134.
13
John W Santrock,.Pengantar Psikologi Pendidikan,(Jakarta: Kencana, 2010) Ed. 2, hal 123
12
akademik. Padahal masih banyak bagian-bagian inteligensi yang lainnya
yang tidak kalah penting.
2.3 Teori Intelegensi Menurut Louis Leon Thurstone dan Gwinn Thurstone
14
Dewa Ketut Sukardi, Analisis Tes Psikologi, (Rineka Cipta, 1990), Cet. 1, hal. 19.
15
Purwanto, intelegensi: konsep dan pengukuran Jurnal pendidikan dan kebudayaan, vol. 16,
no. 4, juli 2010, tgl: 19-9-2017. Pukul, 15:00 wib.
16
Wahyuni cristiany martono dan elisabeth fransiska S.S Jurnal studi deskriptif tingkat
intelegensi mahasiswa pg paud, (universitas palang karaya juni 2014), vol.1, no. 1 tgl: 20-9-2017,
pukul, 20:00 wib.
13
enam faktor, inteligensi dapat diukur dengan melihat sampel perilaku seseorang
dalam keenam bidang, suatu perilaku intelegen menurut mereka adalah hasil dari
bekerjanya kemampuan dalam tugas tertentu. Enam faktor kemampuan
Thurstone sebagai berikut
17
Diana S. Mandar.Penerapan, Metode Thrustone Dalam Mengukur Kualitas Instrumen Dan
Membuat Usulan Instrumen Tes Potensi Akademik (TPA), vol. 4 no. 2 Agus 2011.
14
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Inteligensi merupakan salah satu konsep yang dipelajari dalam
psikologi. Pada hakekatnya, semua orang sudah merasa memahami makna
intelegensi. Sebagian orang berpendapat bahwa intelegensi merupakan hal
yang sangat penting dalam berbagai aspek kehidupan. intelegensi erat
kaitannya dengan kehidupan manusia yang berhubungan dengan manusia.
Banyak problem-problem manusia yang berhubungan dengan intelegensi.
Charles Edward Spearman adalah seorang ahli psikologi Inggris.
Charles Edward Spearman mengatakan bahwa intelegensi terdiri dari
kemampuan umum yang berangkaian dengan kemampuan khusus.
Menurut Thurstone bahwa intelegensi merupakan suatu perpaduan
dari beberapa faktor dalam suatu jumlah yang relatif pada diri seseorang,
jumlah mana berbeda-beda tidak saja antara seseorang dengan orang yang
lainnya, tetapi didalam diri orang itu sendiri. Faktor-faktor tersebut
berkombinasi antara satu dengan yang lainnya sehingga menghasilkan
tindakan atau suatu perbuatan yang inteligen.
15
DAFTAR PUSTAKA
Ketut Sukardi, Dewa, 1990, Analisis Tes Psikologi. Cet. 1. Jakarta: Rineka Cipta.
Wahyuni cristiany martono dan elisabeth fransiska S.S Jurnal studi deskriptif tingkat
intelegensi mahasiswa pg paud, (universitas palang karaya juni 2014), vol.1,
no. 1 tgl: 20-9-2017, pukul, 20:00 wib.
16
PERTANYAAN DAN JAWABAN DISKUSI
Pertanyaan Ami
17
ditanya bagaimana ekspresi orang saat marah pasti mereka akan menjawab
dengan jawaban yang hampir sama,cemberut,melotot, membentak dan
sejenismya. Namun apabilla ditanya bagaimana cara mengatasi orang yang
sedang marah ? tentu saja jawaban dari setiap orang akan berbeda beda dalam
mengatasi orang yang sedang marah karena hal tersebut sudah mengarah
kepada bagaimana cara kerja atau proses intelektual seseorang tersebut. Jadi
yang dimaksudkan Spearman dalam factor g ini adalah kemampuan dasar nya
yang sama sehingga bisa digeneralkan.
Pertanyaan Widianti
3. Apakah faktor c itu dipengaruhi genetik atau lingkungan ?
Jawab:
Thrustone memiliki pandangan yang hampir sama dengan Spearman
namun ia berpandangan ada factor lain yang mempengaruhi inteligensi
seseorang yaitu factor c. factor c dalam teori nya adalah kemampuan mental
utama (primary mental abilities) yang merupakan kombinasi tujuh dari factor
umum yaitu verbal, reasoning,perceptual speed,numerical ability, word
fluency assosiative memory,spatial visualization. Factor c bisa dipengaruhi
dari lingkungan dan bisa juga dipengaruhi oleh genetic karena kedua hal
tersebut saling mendukung, melengkapi dan tidak bisa dipisahkan satu
dengan yang lainnya. Karena dari ketujuh factor umum tersebut didasari oleh
kemampuan umum dan genetic,seperti kemampuan verbal, verbal seseorang
bisa baik karena dua factor pertama secara fisiologis orang tersebut sudah baik
apabila didukung oleh lingkungan yang baik diasah, distimulus, dan dilatih
maka akan menjadi semakin baik pula seseorang tersebut dalam memahami
bahasa. Kemudian numerical ability, yaitu kemampuan berhitung, orang bisa
berhitung karena diajarkan lewat pendidikan berarti yang berperan adalah
lingkungan, namun cepat atau lambat seseorang dalam menangkap pelajaran
itu yang berperan adalah kinerja otak dari orang tersebut.
18