Anda di halaman 1dari 18

TEORI INTELIGENSI MENURUT CHARLES EDWARD

SPEARMAN DAN LOUIS LEON THRUSTONE

Disusun Oleh : Kelompok 2

Cindra Dewi 14350021

Tia Rahma Tunnisa 14350106

Asmaul Husna 1513500007

Muhammad Raynaldi 1513500021

Surah Isnawati 1514500033

Dosen Pengampu : Lystya Istiningtyas S.psi M.Psi,Psikolog

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI ISLAM

FAKULTAS PISKOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM EGERI RADEN FATAH

PALEMBANG

2017

1
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.2

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.3


1.2 Rumusan Masalah....3
1.3 Tujuan Makalah...3
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Inteligensi..4
2.2 Teori Inteligensi menurut Charles E.Spearman..5
2.3 Teori Inteligensi menurut Louis Leon Thrustone..13
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan....15
DAFTAR PUSTAKA..16

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Inteligensi merupakan salah satu konsep yang dipelajari dalam psikologi.
Pada hakekatnya, semua orang sudah merasa memahami makna intelegensi.
Sebagian orang berpendapat bahwa intelegensi merupakan hal yang sangat
penting dalam berbagai aspek kehidupan. intelegensi erat kaitannya dengan
kehidupan manusia yang berhubungan dengan manusia. Banyak problem-problem
manusia yang berhubungan dengan intelegensi.
Dalam dunia pendidikan pun intelegensi sangat berkaitan, seolah-olah
intelegensi merupakan penentu keberhasilan untuk mencapai segala sesuatu yang
diinginkan, dan merupakan suatu penentu keberhasilan dalam semua bidang
kehidupan. untuk mengetahui tentang apa itu intelegensi menurut para tokoh dan
bagaimana intelegensi muncul akan dijelaskan didalam makalah ini.

1.2 Rumusan masalah


1. Apa itu Inteligensi?
2. Jelaskan teori inteligensi menurut Charles E. Spearman?
3. Jelaskan teori inteligensi menurut Loius Leon Thrustone?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu inteligensi.
2. Untuk memahami bagaimana inteligensi menurut Charles E. Spearman.
3. Untuk mengetahui bagaimana inteligensi menurut Louis Leon Thrustone.

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Intelegensi

Istilah intelegensi pertama kali diperkenalkan oleh seorang ahli psikologi


inggris bernama Charles Edward Spearman (1904). Dia mengatakan bahwa
intelegensi itu adalah untuk memepermudah dalam mempelajari kemampuan
individu dan juga intelegensi itu adalah apa yang diukur oleh test intelegensi
(Inteligence is what an intelligence test measures).1
Inteligensi berasal dari bahasa Inggris Intelligence yang juga berasal dari
bahasa Latin yaitu Intellectus dan Intelligentia. Tokoh yang dianggap paling
berjasa dalam mengembangkan tes inteligensi ini adalah seorang dokter dan
psikolog asal Prancis, yaitu Alfret Binet (1857-1911). Pada umumnya, prestasi
belajar yang ditampilkan siswa mempunyai kaitan yang erat dengan tingkat
kecerdasan yang dimiliki siswa.2
Tidak ada faktor tunggal yang mempengaruhi teori belajar dan praktiknya.
Faktor yang terkandung dalam hubungan antara proses mental tinggi dan perilaku
efektif, terutama dalam hal belajar, dimana diasumsikan bahwa semua orang
dianggap normal. Perbedaan setiap orang telah dikenal, tetapi banyak faktor yang
menentukan perbedaan itu atau berasal dari mana perbedaan itu. 3
Adapun pendapat Spearman & Wynn Jones 1951 dalam buku mereka yang
berjudul Human Ability, Spearman dan Wynn Jones mengemukakan adanya suatu
konsepsi lama mengenai sesuatu kekuatan (power) yang dapat melengkapi akal
pikiran manusia dengan gagasan abstrak yang universal, untuk dijadikan sumber

1
Raden Cahaya Prabu, Perkembangan Taraf Intelegensi Anak, (Bandung: Angkasa, 1990),
hal. 9.
2
Maftuh, Intelegensi sebagai faktor belajar, 2015, vol. XI, no. 2, hal 169.
3
Sofyan S. Willis, Psikologi pendidikan, (Bandung: CV Alfabeta), hal. 153.

4
tunggal pengetahuan sejati. Kekuatan demikian dalam bahasa Yunani disebut
nous, sedangkan penggunaan kekuatan terkmaksud disebut noises. Kemudian
kedua istilah tersebut dalam bahasa latin dikenal sebagai intelectus dan
intelligentia. Pada gilirannya, dalam bahasa inggris diterjemahkan sebagai
intellect dan intelligence. Ternyata transisi bahasa tersebut membawa pula
perubahan makna. Intelligence, yang dalam bahasa Indonesia kita sebut
inteligensi, semula berarti penggunaan kekuatan intelektual secara nyata, akan
tetapi kemudian diartikan sebagai suatu kekuatan lain.4

2.2 Teori Intelegensi Menurut Charles E. Spearman

Charles Edward Spearman adalah salah satu tokoh psikologi berkebangsaan


Inggris. Spearman lahir di London, Inggris pada tanggal 10 September 1863.
Sebelum belajar dan menekuni bidang psikologi, Spearman adalah seorang
perwira di Angkatan Darat Inggris. Setelah lima belas tahun bekerja di Angkatan
Darat ini, ia mengundurkan diri untuk belajar dan mengambil gelar PhD dalam
psikologi eksperimental.

Spearman menekuni psikologi di Leipzig di bawah bimbingan Wilhelm


Wundt. Namun pada tahun 1897, Spearman harus kembali ke Angkatan Darat
karena dia harus ikut menjadi tentara pada Perang Afrika Selatan. Setelah perang
usai, Spearman kembali lagi menekuni bidang psikologi dan kemudian
memperoleh gelar sarjana pada tahun 1906. Salah satu tokoh yang dianut
sekaligus dikaguminya adalah William McDougall. Di kemudian hari, Spearman
diminta William McDougall menggantikan posisi William di University College
London. Pada tahun 1911 ia mendapatkan promosi jabatan sebagai Guru Grote

4
Saifuddin Azwar. Pengantar psikologi intelegensi. (Yogyakarta: Pustaka pelajar,1996), hal
15-41.

5
dari Filsafat Pikiran dan Logika. Pada tahun 1928, ketika terjadi pemisahan
Departemen Psikologi, Spearman diubah gelarnya menjadi Profesor Psikologi.

Pemikiran Spearman sangat dipengaruhi oleh karya Francis Galton, terutama


tentang korelasi yang digunakan sebagai alat statistik utama pada risetnya. Dari
Francis Galton ini, Spearman mengembangkan korelasi rank, versi nonparametrik
korelasi Pearson konvensional yang keduanya banyak digunakan untuk korelasi
atenuasi, dan versi paling awal dari analisis faktor. Spearman kemudian
mendapat pengakuan tertinggi dalam bidang statistik pada zamannya. Konsep one
factor yang diusulkannya menyebkan ia memperoleh julukan the father of factor
analysis. Teori intelegensi Spearman merupakan teori faktor yang muncul dalam
upayanya untuk mendeskripsikan struktur intelegensi ke dalam satu atau lebih
kemampuan yang berdiri sendiri melalui analisis faktor yang membangun
konstruk kemampuan. Pandangan Spearman mengenai inteligensi ini ditunjukkan
dalam teorinya mengenai kemampuan mental yang populer dengan nama teori
dua faktor (two factor theory). Karya-karya dan pemikiran Spearman
mempengaruhi pemikiran beberapa tokoh seperti Hans Eysenck, Philip E.
Vernon, Cyril Burt, dan Arthur Jensen. Charles Spearman meninggal di London
pada usianya yang ke-82 tepatnya pada tanggal 17 September 1945.

Charles Edward Spearman adalah seorang ahli psikologi Inggris. Charles


Edward Spearman mengatakan bahwa intelegensi terdiri dari kemampuan umum
yang berangkaian dengan kemampuan khusus.5 Charles Edward Spearman
mendasarkan teorinya pada analisis factor intelegensi. Menurut pendapat
Spearman bahwa kecakapan intelektual terdiri dari dua macam kemampuan
mental, yaitu: (1) inteligensi umum (yang disebut general factor = factor g) dan
(2) kemampuan spesifik (special factor = factor s). Kedua factor ini baik factor

5
Raden Cahaya Prabu, Perkembangan Taraf Intelegensi Anak, (Bandung: Angkasa, 1990),
hal. 9-10.

6
g maupun s bekerja bersama-sama sebagai suatu kesatuan. Spearmen
berpendapat bahwa kemampuan umum maupun kemampuan khusus. Jadi setiap
faktor baik faktor g maupun faktor s member sumbangan pada setiap perilaku
yang inteligen.6 Karenanya, teori dari spearman ini dinamakan teori dua faktor
(two factor theory). Namun menurut spearman faktor general, atau faktor g, yaitu
faktor umum yang mewakili berbagai tes intelegensi, lebih penting dari faktor
spesifik.7

Satu dari teori-teori paling awal, Charles Spearman (1994) mengusulkan


faktor g dan faktor s dalam kecerdasaan atau intelegensi. Faktor g (kecerdasaan
umum) Faktor ini terdapat pada semua individu, tetapi berbeda satu dengan yang
lainnya (mendasari semua perilaku orang). dianggap sebagai kapasitas intelektual
yang mempengaruhi semua kinerja, Karakteristik faktor g: (a) merupakan
kemampuan umum yang dibawa sejak lahir, (b) bersifat konstan, (c)
dipergunakan dalam setiap kegiatan individu, (d) jumlah faktor g setiap
individu berbeda, dan (e) semakin besar jumlah g yang ada dalam diri
seseorang, maka makin besar kemungkinan kesuksesan hidupnya sedangkan
faktor s (kemampuan khusus) merupakan faktor yang khusus mengenai bidang
tertentu (berfungsi pada perilaku-perilaku khusus saja) dikatakan untuk
memperhitungkan perbedaan antara skor pada tugas yang berbeda, ucapan, lisan
dan yang pasti berhubungan dengan ilmu. Sehingga faktor s seseorang dalam
bidang tertentu dominan, maka orang itu akan menonjol dalam bidang tersebut.
Faktor s mempunyai beberapa karakteristik, antara lain sebagai berikut: (a)
dipelajari dandiperoleh dari lingkungan, (b) bervariasi dari kegiatan yang satu
dengan lainnya dari individu yang sama, (c) jumlah muatan s pada tiap-tiap
individu berbeda.8

6
Dewa Ketut Sukardi, Analisis Tes Psikologi, (Rineka Cipta, 1990), Cet. 1, hal. 17.
7
Nyayu Khodijah, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Pers, 2014), Cet. 2, hal, 130.
8
Papilia Diane E, Psychology, (Osaka: Art Boeki,1985), hal 238.

7
Spearman berpendapat bahwa faktor g itu tergantung kepada dasar,
sedangkan faktor s dipengaruhi oleh pengalaman (lingkungan). Baik faktor g
maupun faktor s bekerja bersama-sama sebagai suatu kesatuan. Spearman
berpendapat bahwa kemampuan seseorang bertindak dalam setiap situasi sangat
bergantung pada kemampuan umum maupun kemampuan khusus. melakukan tes
yang lain dengan baik.

Pandangan Spearman mengenai intelegensi menunjukkan dalam teorinya


mengenai kemampuan mental yang populer dengan nama teori dua faktor (two
factor theory). Hasil analisis memperlihatkan adanya interkorelasi positif diantara
berbagai tes tersebut. Menurut Spearman, interkorelasi positif terjadi dikarenakan
masing-masing tes tersebut memang mengukur suatu faktor umum yang sama,
yang dinamainya faktor-g. Namun korelasi-korelasi itu tidaklah sempurna
disebabkan pada setiap tes mengukur faktor umum yang sama dan mengukur pula
komponen tertentu yang spesifik bagi tes masing-masing. Faktor yang spesifik
dan hanya diungkapkan oleh tes tertentu disebut dengan faktor-s.9

3 2

Gambar 2. Ilustrasi model teori spearman

Gambar 2 memberikan model ilustratif teori spearman mengenai


kemampuan mental. Dalam model ini, dua tes akan berkorelasi tinggi satu

9
Saifuddin Azwar. Pengantar psikologi intelegensi. (Yogyakarta: Pustaka pelajar,1996), hal.
17-18.

8
sama lain, masing-masing mengandung faktor-g dalam proporsi besar. Tes 3
dan tes 1 dalam gambar tersebut akan mempunyai korelasi yang lebih tinggi
daripada korelasi tes 3 dan tes 2 serta lebih tinggi daripada tes 1 dan tes 2,
dikarenakan tes 2 hanya mengandung sedikit faktor-g.10

Menurut Spearman, definisi inteligensi mengandung dua komponen kualitatif


yang penting. Dua komponen kualitatif itu adalah komponen edukasi relasi
(education of correlate). Dua komponen tersebut dijelaskan sebagai berikut :
1. Edukasi relasi adalah kemampuan untuk menemukan suatu hubungan
dasar yang berlaku atau terjadi diantara dua hal yang dipaparkan. Edukasi
relasi ini contohnya seperti dalam menemukan hubungan yang terdapat
diantara dua kata pandai-pintar ini adalah hubungan sinonim.
2. Edukasi korelasi adalah kemampuan untuk menerapkan hubungan dasar
yang telah ditemukan dalam bentuk edukasi relasi sebelumnya kedalam
situasi baru. Edukasi korelasi ini contohnya jika telah diketahui bahwa
hubungan antara kata pandai dan pintar merupakan hubungan
padanan kata atau sinonim maka hubungan ini dapat diterapkan dalam
pertanyaan gembira.11

10
Saifuddin Azwar. Pengantar psikologi intelegensi. (Yogyakarta: Pustaka pelajar,1996),
hal.18.
11
Ibid., hal. 21.

9
r r

F1 F2 F1 F2

Edukasi hubungan (r) Edukasi korelasi (f2) dari

Antara dua hal (f1 dan f2) hal (f1) dan hubungan (r)

Saat ini, konsep Spearman ini disebut sebagai proses encoding (encoding)
proses penyimpulan (inference) dan aplikasi (application). Menurut spearman
inilah proses penalaran dengan menggunakan analogi yang merupakan salah
satu indicator factor-g yang terbaik. Dalam beberapa referensi juga disebutkan
bahwa konsep spearman ini tidak hanya terdiri dari dua proses, akan tetapi
terdiri dari tiga proses yaitu apprehension of experience, education of
relationship dan education of correlates.
Dalam teori nya tersebut, spearman juga menyatakan bahwa terdapat lima
prinsip kuantitatif dalam kognisi. Lima prinsip kuantitatif tersebut adalah
sebagai berikut :
a. Energy mental, bahwa setiap fikiran cenderung untuk menjaga total
output kognitif simultannya dalam kuantitas yang tetap meski
bagaimanapun variasi kualitatif nya.
b. Kekuatan menyimpan, (retentivity), bahwa terjadinya peristiwa
kognitif dapat menimbulkan kecendrungan untuk terulang lagi.
c. Kelelahan, bahwa terjadinya peristiwa kognitif dapat menimbulkan
kecendrungan untuk melawan terulangnya peristiwa atau kejadian
tersebut.

10
d. Control konatif, bahwa intensitas kognisi dapat kendalikan oleh konasi
(motivasi).
e. Potensi primordial, bahwa setiap manifestasi keempat prinsip
kuantitatif terdahulu akan ditimbun diatas potensi awal individu yang
bervariasi.

Adapun kelebihan dan kelemahan Teori inteligensi Spearman, teori


inteligensi spearman ini memiliki peranan penting bagi perkembangan dan
penelitian pada bidang inteligensi. Tidak hanya mendatangkan pujian dan
sambutan hangat dari beberapa kalangan atas kelebihan-kelebihanya, akan
tetapi teori inteligensi spearman dengan factor-g yang ini juga tidak luput
menuai kritikan demi kritikan. Dalam perkembangan nya selama beberpa
puluh tahun bahkan sampai sekarang ini, konsep factor-g yang dikemukakan
oleh spearman ini dijadikan dasar empiris teori-teori inteligensi . teori
spearman ini dijadikan rujukan penting dalam kebanyakan penelitian-
penelitian selama lebih dari Sembilan puluh tahunan. Jika kita perhatikan,
teori yang dikemukakan oleh Charles E. spearman ini memiliki beberapa
kelebihan-kelebihan. Beberapa kelebihan-kelebihan two-factor theory yang
dikemukakan adalah sebagai berikut :
1. Two-factors theory ini memiliki basis riset atau penelitian yang
mendukung.
2. Inteligensi atau kecerdasan umum menurut spearman ini dapat terukur
dalam tes inteligensi.
3. Teori ini menekankan pentingnya factor-g yang mampu mewakili semua
tes yang memiliki kesamaan. Hal ini pun memberikan implikasi pada
efisensi pengukuran.

11
4. Beberapa ahli menyatakan bahwa inteligensi atau kecerdasan umum ini
dimiliki oleh sikap individu dan dapat diaplikasikan untuk memprediksi
kesuksesan atau prestasi yang bersifat akademis dan pekerjaan.12
5. Dalam bidang pendidikan. Pengukuran yang valid terhadap factor-g dapat
dipergunakan sebagai dasar perencanaan , pengaturan, dan perlakuan
pendidikan yang tepat bagi peserta didik agar peserta dapat berhasil dalam
bidang akademik.
6. Dalam kehidupan sosial , pengukuran yang valid terhadap factor-g pada
individu-individu ini dapat dijadikan dasar berinteraksi dengan lingkungan
sosial dengan tujuan agar individu-individu tersebut dapat mendapatkan
kenyamanan sosial dalam menjalankan kehidupannya.13

Namun demikian, teori dua factor yang dikemukakan oleh spearman


ini juga tidak luput dari kritikan-kritikan. Beberapa tokoh dan ahli yang
meneliti inteligensi memberikan kritikan dan mengemukakan kelemahan-
kelemahan teori spearman ini. Beberapa kelemahan-kelemahan two-factors
theory yang dikemukakan adalah sebagai berikut :
1. Teori ini dipandang terlalu sempit dalam memaknai inteligensi karena
lebih menekankan pada factor-g yang mencakup kemampuan berbahasa,
logika dan matematis. Padahal inteligensi mencakup konsep yang lebih
kompleks dan luas.
2. Kurang nya perhatian pada factor-s atau inteligensi yang bersifat spesifik
pada masing-masing individu.
3. Beberapa ahli seperti Sternberg. Menyatakan bahwa inteligensi yang
terukur ini hanyalah satu bagian dari inteligensi ynag sesungguhnya dan
bagian ini hanya terlihat pada mereka yang memiliki kecerdasan

12
John W. Santrock,. Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2010), Ed. 2, hal. 134.
13
John W Santrock,.Pengantar Psikologi Pendidikan,(Jakarta: Kencana, 2010) Ed. 2, hal 123

12
akademik. Padahal masih banyak bagian-bagian inteligensi yang lainnya
yang tidak kalah penting.

2.3 Teori Intelegensi Menurut Louis Leon Thurstone dan Gwinn Thurstone

Thurstone (1938) adalah orang Amerika yang bersama isterinya Thelma


Gwinn Thurstone, merupakan ahli di bidang psikologi statistik. Di samping
sebagai ahli psikologi, mereka adalah ahli statistik yang brilian. Menurut
Thurstone bahwa intelegensi merupakan suatu perpaduan dari beberapa faktor
dalam suatu jumlah yang relatif pada diri seseorang, jumlah mana berbeda-beda
tidak saja antara seseorang dengan orang yang lainnya, tetapi didalam diri orang
itu sendiri. Faktor-faktor tersebut berkombinasi antara satu dengan yang lainnya
sehingga menghasilkan tindakan atau suatu perbuatan yang inteligen. 14

Menurut thurstone, tidak ada faktor g seperti dalam teori spearman.


Kemampuan umum bukanlah faktor g melainkan kombinasi faktor-faktor c.
Faktor c adalah kemampuan mental utama (primary mental abilities) yang
merupakan kombinasi dari tujuh faktor umum. Oleh karnanya teori thurstone
kadang dikenal sebagai teori kemampuan mental utama (primary mental abilities
theory). Menurut anastasy dan urbina (1997:312-313) faktor meliputi15 yakni:
verbal (bahasa), perceptual seep (kecepatan perseptual), inductive reasoning
(penalaran induktif), number (angka), rote memory (ingatan), deductive
reasonig (penalaran deduktif), word fluency (kelancaran berkata-kata),
space/visualization (kemampuan untuk melihat gambar dengan dua atau tiga
dimensi dan menyangkut jarak) (sattler, 2011).16 Berdasarkan hasil analisis
mereka mengatakan bahwa kemampuan mental dapat dikelompokkan ke dalam

14
Dewa Ketut Sukardi, Analisis Tes Psikologi, (Rineka Cipta, 1990), Cet. 1, hal. 19.
15
Purwanto, intelegensi: konsep dan pengukuran Jurnal pendidikan dan kebudayaan, vol. 16,
no. 4, juli 2010, tgl: 19-9-2017. Pukul, 15:00 wib.
16
Wahyuni cristiany martono dan elisabeth fransiska S.S Jurnal studi deskriptif tingkat
intelegensi mahasiswa pg paud, (universitas palang karaya juni 2014), vol.1, no. 1 tgl: 20-9-2017,
pukul, 20:00 wib.

13
enam faktor, inteligensi dapat diukur dengan melihat sampel perilaku seseorang
dalam keenam bidang, suatu perilaku intelegen menurut mereka adalah hasil dari
bekerjanya kemampuan dalam tugas tertentu. Enam faktor kemampuan
Thurstone sebagai berikut

Thrustone menekankan inteligensi pada tujuh kemampuan mental utama atau


primary mental abilities, yaitu :
1. Verbal (kemampuan dalam pemahaman bahasa)
2. Reasoning (kemampuan berfikir logis)
3. Perceptual speed (kemampuan dalam mendeteksi kesamaan atau
perbedaan dari berbagai desain/gambar)
4. Numerical ability (kemampuan berhitung)
5. Word fluency (kemampuan berfikir tentang kosakata secara tepat)
6. Associative memory (ingatan asosiatif)
7. Spatial visualization (kemampuan dalam menentukan bentuk benda dalam
posisi yang telah berubah)

Metode Thrustone diperkenalkan oleh L.Thrustone pada tahun 1927, yang


mempelajari hubungan kuantitatif antara stimulus dan respon yang diakibatkan
oleh responden. Metode ini tergolong psikometri karena mengukur fenomena-
fenomena yang berkaitan dengan psikologis. Metode ini dikenal sebagai hukum
nilai perbandingan (The Law of Comparative Judgment). Analisis thrustone
bertujuan untuk mengetahui tingkat kepentingan setiap atribut yang lain dan
urutan peringkat kepentingan atribut.17

17
Diana S. Mandar.Penerapan, Metode Thrustone Dalam Mengukur Kualitas Instrumen Dan
Membuat Usulan Instrumen Tes Potensi Akademik (TPA), vol. 4 no. 2 Agus 2011.

14
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Inteligensi merupakan salah satu konsep yang dipelajari dalam
psikologi. Pada hakekatnya, semua orang sudah merasa memahami makna
intelegensi. Sebagian orang berpendapat bahwa intelegensi merupakan hal
yang sangat penting dalam berbagai aspek kehidupan. intelegensi erat
kaitannya dengan kehidupan manusia yang berhubungan dengan manusia.
Banyak problem-problem manusia yang berhubungan dengan intelegensi.
Charles Edward Spearman adalah seorang ahli psikologi Inggris.
Charles Edward Spearman mengatakan bahwa intelegensi terdiri dari
kemampuan umum yang berangkaian dengan kemampuan khusus.
Menurut Thurstone bahwa intelegensi merupakan suatu perpaduan
dari beberapa faktor dalam suatu jumlah yang relatif pada diri seseorang,
jumlah mana berbeda-beda tidak saja antara seseorang dengan orang yang
lainnya, tetapi didalam diri orang itu sendiri. Faktor-faktor tersebut
berkombinasi antara satu dengan yang lainnya sehingga menghasilkan
tindakan atau suatu perbuatan yang inteligen.

15
DAFTAR PUSTAKA

Azwar Saifuddin. 1996. Pengantar psikologi intelegensi. Yogyakarta: Pustaka


pelajar.

Cahaya Prabu,Raden.1990. Perkembangan Taraf Intelegensi Anak. Bandung:


Angkasa.

Diana S. Mandar. Penerapan, Metode Thrustone Dalam Mengukur Kualitas


Instrumen Dan Membuat Usulan Instrumen Tes Potensi Akademik (TPA), vol.
4 no. 2 Agus 2011.

Diane E, Papilia. 1985. Psychology, Osaka: Art Boeki.

Ketut Sukardi, Dewa, 1990, Analisis Tes Psikologi. Cet. 1. Jakarta: Rineka Cipta.

Khodijah Nyayu. 2014. Psikologi Pendidikan. Cet.2. Jakarta: Rajawali Pers.

Maftuh. 2015. Intelegensi sebagai faktor belajar. vol. XI, no. 2.

Purwanto, intelegensi: konsep dan pengukuran Jurnal pendidikan dan kebudayaan,


vol. 16, no. 4, juli 2010, tgl: 19-9-2017. Pukul, 15:00 wib.

Santrock,John W.2010. Psikologi Pendidikan. Ed. 2. Jakarta: Kencana.

Santrock,John W. 2010. Pengantar Psikologi Pendidikan. Ed. 2. Jakarta: Kencana.

Wahyuni cristiany martono dan elisabeth fransiska S.S Jurnal studi deskriptif tingkat
intelegensi mahasiswa pg paud, (universitas palang karaya juni 2014), vol.1,
no. 1 tgl: 20-9-2017, pukul, 20:00 wib.

Willis Sofyan S. 2013. Psikologi pendidikan. Bandung: CV Alfabeta.

16
PERTANYAAN DAN JAWABAN DISKUSI

Pertanyaan Rodiatam mardiyah

1. Apakah faktor G dan S yang dinyatakan oleh Spearman bisa diterapkan


kepada orang introvert yang menarik dirinya dari lingkungan social ?
Jawab:
Sejauh ini teori yang dinyatakan oleh Spearman memang belum kami
temukan yang membahas mengenai orang yang memiliki tipe kepribadian
introvert atau hubungan nya dengan teori yang dinyatakan oleh Carl Jung,
namun sebenarnya setiap manusia pasti memiliki factor g dan factor s dalam
diri nya yaitu kemampuan umum dan kemampuan khusus sekalipun orang
yang memiliki tipe kepribadian yang introvert. Meskipun orang yang introvert
itu terkesan orang yang lebih menutup diri tetapi mereka tidak selalu menarik
diri dari lingkungan sosial nya, orang introvert juga memiliki kemampuan
yang dibawa sejak lahir dan kemampuan khusus mengenai bidang tertentu
namun hal ini bisa dilihat baik atau tidak tergantung korelasi factor g atau
factor s yang lebih besar atau lebih dominan.

Pertanyaan Ami

2. Bagaiman faktor G itu bisa dijadikan landasan intelegensi oleh spearman,


padahal bersifat general yang artinya hampir semua orang mengalami hal
tersebut ?
Jawab:
Yang dimaksud oleh Charles E. Spearman dalam factor g (kemampuan
umum) ini adalah memang setiap individu itu berbeda beda satu dengan yang
lainnya namun setiap individu punya dasar yang sama yang mana kapasitas
intelektual mempengaruhi kinerja seseorang. Misalnya , setiap orang tahu jika

17
ditanya bagaimana ekspresi orang saat marah pasti mereka akan menjawab
dengan jawaban yang hampir sama,cemberut,melotot, membentak dan
sejenismya. Namun apabilla ditanya bagaimana cara mengatasi orang yang
sedang marah ? tentu saja jawaban dari setiap orang akan berbeda beda dalam
mengatasi orang yang sedang marah karena hal tersebut sudah mengarah
kepada bagaimana cara kerja atau proses intelektual seseorang tersebut. Jadi
yang dimaksudkan Spearman dalam factor g ini adalah kemampuan dasar nya
yang sama sehingga bisa digeneralkan.

Pertanyaan Widianti
3. Apakah faktor c itu dipengaruhi genetik atau lingkungan ?
Jawab:
Thrustone memiliki pandangan yang hampir sama dengan Spearman
namun ia berpandangan ada factor lain yang mempengaruhi inteligensi
seseorang yaitu factor c. factor c dalam teori nya adalah kemampuan mental
utama (primary mental abilities) yang merupakan kombinasi tujuh dari factor
umum yaitu verbal, reasoning,perceptual speed,numerical ability, word
fluency assosiative memory,spatial visualization. Factor c bisa dipengaruhi
dari lingkungan dan bisa juga dipengaruhi oleh genetic karena kedua hal
tersebut saling mendukung, melengkapi dan tidak bisa dipisahkan satu
dengan yang lainnya. Karena dari ketujuh factor umum tersebut didasari oleh
kemampuan umum dan genetic,seperti kemampuan verbal, verbal seseorang
bisa baik karena dua factor pertama secara fisiologis orang tersebut sudah baik
apabila didukung oleh lingkungan yang baik diasah, distimulus, dan dilatih
maka akan menjadi semakin baik pula seseorang tersebut dalam memahami
bahasa. Kemudian numerical ability, yaitu kemampuan berhitung, orang bisa
berhitung karena diajarkan lewat pendidikan berarti yang berperan adalah
lingkungan, namun cepat atau lambat seseorang dalam menangkap pelajaran
itu yang berperan adalah kinerja otak dari orang tersebut.

18

Anda mungkin juga menyukai