Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
URETROPLASTY
1.2 Tujuan
Tujuan tindakan ini adalah membuat saluran urethra baru dengan ukuran
yang adekuat sesuai umur pasien, dengan ujung distalnya hingga glan
penis, sehingga didapatkan hasil yang optimal untuk fungsi berkemih,
reproduksi dan kosmetis.
1.3 Indikasi
a. Pasien dengan hypospadia tipe anterior
b. Pasien dengan hypospadia tipe middle
c. Pasien dengan hypospadia tipe posterior
b. Jangka panjang
1) Fistula: Fistula uretrokutan merupakan masala utama yang sering
muncul pada operasi hipospadia. Fistula jarang menutup spontan
dan dapat diperbaiki dengan penutupan berlapis dari flap
kulitlokal.
2) Stenosis meatus: Stenosis atau menyempitnya meatus uretra dapat
terjadi. Adanya aliran air seni yang mengecil dapat menimbulkan
kewaspadaan atas adanya stenosis meatus.
3) Striktur: Keadaan ini dapat berkembang sebagai komplikasi
jangka panjang dari operasi hipospadia. Keadaan ini dapat diatasi
dengan pembedahan, dan dapat membutuhkan insisi, eksisi atau
reanastomosis.
4) Divertikula: Divertikula uretra dapat juga terbentuk ditandai
dengan adanya pengembangan uretra saat berkemih. Striktur pada
distal dapat mengakibatkan obstruksi aliran dan berakhir pada
diverticula uretra. Divertikula dapat terbentuk walaupun tidak
terdapat obstruksi pada bagian distal. Hal ini dapat terjadi
berhubungan dengan adanya graft atau flap pada operasi
hipospadia, yang disangga dari otot maupun subkutan dari
jaringan uretra asal.
Snodgrass WT. Hypospadias. In: Wein AJ, ed. Campbell-Walsh Urology. 10th ed.
Philadelphia, Pa: Saunders Elsevier; 2011:chap 130.
Elder JS. Disorders and anomalies of the scrotal contents. In: Kliegman RM,
Behrman RE, Jenson HB, Stanton BF, eds. Nelson Textbook of Pediatrics.
19th ed. Philadelphia, Pa: Saunders Elsevier;2011:chap 539.
Kraft KH, Shukla AR, Canning Da. Hypospadias. Urol Clin North Am.
2010;37:167-181.