Diagram bagan Lund & Browder. Metode yang digunakan untuk menghitung LPT luka
bakar sesuai dengan golongan usia.
Lahir 1 Tahun 5 Tahun 10 Tahun 15 Tahun Dewasa
Setengah 9% 8 % 6% 5% 4% 3%
kepala
Setengah 2% 3 % 4% 4% 4% 4%
paha
Setengah
tungkai 2% 2 % 2% 3% 3% 2 %
bawah
2.2 Etiologi
1. Luka bakar suhu tinggi (Thermal Burn)
a. Gas
b. Cairan
c. Bahan padat atau solid
2 Luka bakar bahan kimia (Chemical Burn)
3 Luka bakar sengatan listrik (Electrical Burn)
4 Luka bakar radiasi (Radiasi Injury)
2.3 Patofisiologi
2.5 komplikasi
Komplikasi yang sering kali dialami oleh klien luka bakar yang luas antara lain : curling
ulcer,sepsis,pneumonia,gagal ginjal akut,deformitas,kontraktur,hipertropi jaringan
parut,dan decubitus.
a. Hipertropi Jaringan Parut
Hipertropi jaringan parut merupakan komplikasi kulit yang biasa dialami pasien dengan
luka bakar yang sulit di cegah,akan tetapi masih bisa di atasi dengan tindakan
tertentu.Terbentuknya hipertropi jaringan parut pada pasien luka bakar dipengaruhi oleh
berbagai faktor antara lain :
1) Kedalaman luka bakar
2) Sifat kulit
3) Usia pasien
4) Lamanya waktu penutupan kulit
5) Penanduran kulit
Jaringan parut mengalami pembentukan secara aktif pada 6 bulan post luka bakar
dengan warna awal merah muda dan menimbulkan rasa gatal,pembentukan jaringan
parut terus berlangsung dan warna berubah menjadi merah,merah tua sampai coklat dan
teraba keras atau tegang,setelah 12-18 bulan,jaringan parut akan mengalami tahap
maturasi dab warna menjadi coklat muda dan teraba lebih lembut atau lemas.
Pembentukan hipertropi jaringan parut ini tidak dapat di cegah tetapi dengan tindakan
konservatif dapat di antisipasi sejak minggu awal fase penyembuhan luka.Sering kali
tindakan pembedahan juga di perlukan untuk mengatasi jaringan parut terutama jika
mempengaruhi funsi gerak atau sendi,Mengakibatkan imobilitas dan mengganggu
kenyamanan serta citra tubuh pasien.pembedahan yang di lakukan bisa berlangsung
berulang kali.
b. Kontraktur
Kontraktur adalah komplikasi yang hampir selalu menyertai luka bakar dan
menimbulkan gangguan fungsi pergerakan.Beberapa tindakan yang dapat mencegah
atau mengurangi komplikasi kontraktur adalah :
1) Pemberian posisi yang baik dan benar sejak awal cedera luka bakar
2) Ambulasi yang di lakukan 2-3 kali per hari sesegera mungkin pada pasien yang terpasang
berbagai alat invasif seperti IV lines,NGT,monitor EKG, dll
3) Presure Garment adalah pakaian yang dapat memberikan tekanan,yang bertujuan
menekan timbulnya hipertrofi scar,dimana pengguanannya dapat mengahambat
mobilitas dan mendukung terjadiya kontraktur.
2.6 Pemeriksaan Diagnostik
a. Hitung darah lengkap;
Peningkatah ht awal menunjukan hemokonsentrasi sehubungan dengan perpindahan /
kehilangan cairan. Ht yang meningkat indikasi adanya kerusakan oleh panas terhadap
endotelium pembuluh darah.
b. SDP;
Leukositosis dapat terjadi karena kehilangan sel pada sisi luka dan menunjukan respon
inflamasi.
c. AGD
Merupakan dasar untuk kecurigaan cedera inhalasi. Penurunan PaO2
/peningkatan PaCO2 indikasi retensi karbon monoksida.
d. COHbg (karboksi hemoglobin);
Peningkatan lebih dari 15% indikasi keracunan karbon monoksida/ cedera inhalasi.
e. Elektrolit serum;
Kalium dapat meningkat pada awal cedera jaringan / kerusakan SDM dan penurunan
fungsi ginjal.
f. Natrium urine random
Lebih besar dari 20 mEq/L indikasi kelebihan resusitasi cairan.
Kurang dari 10 mEg/L menduga ketidakadekuatan resusitasi cairan.
g. Alkalin fosfat;
h. Glukosa serum
i. Albumin serum
j. Kreatinin;
Peningkatan menunjukan penurunan fungsi ginjal, peningkatan menunjukan
menunjukan cedera jaringan.
k. Urine:
Adanya albumin, Hb, dan mioglobulin menunjukan kerusakan jaringan dalam dan
kehilangan protein.
l. Foto ronsen dada
m. Bronkoskopi serat optik
n. Loop aliran volume
o. Skan paru
p. EKG
2.7 Penatalaksanaan
a. Terapi cairan,
b. Terapi nutrisi
c. Obat-obatan :
Antibiotika
Bila perlu berikan antibiotika sesuai dengan pola kuman dan sesuai hasi kultur.
Analgetik : (morfin, petidine)
Antasida : kalau perlu
Topikal
Mafenamid acetate (sulfamylon), Indikasi :
luka dengan kuman patogen garam positif dan gram negatif; terapi pilihan untuk luka
bakar listrik pada telinga
Silver nitrate, Indikasi :
Efektif sebagai spektrum luas pada luka patogen dan infeksi kandida;Digunakan pada
pasien yang alergi sulfa atau toxic epidermal necrolysis. Penetrasi terhadap escar
rendah.
Selver silverdiazine
Povidone-iodine
d. Fisioterapi dan psikiatri
e. Operasi tandur kulit
- Meshed skin graft
- Sheet skin graft
2. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan umum
Kaji tingkat kesadaran dan tanda-tanda vital.
b. Sistem integumen
Kulit: destruksi jaringan dalam mungkin tidak terjadi selama 3-5 hari sehubungan dengan
proses trombus mikrovaskuler pada beberapa luka. Area kulit yang tidak terbakar
mungkin lembab / dingin, pucat, dengan pengisian kapiler lambat pada adanya
penurunan curah jantung, sehubungan dengan kehilangan cairan.
Cedera api:
Terdapat area cedera campuran dalam sehubungan dengan pariase intensitas panas
yang dihasilkan bekuan terbakar. Bulu hidung gosong, mukosa hidung dan mulut kering,
merah, lepuh pada faring posterior, dan edema lingkar mulut dan lingkar nasal.
Cedera kimia:
Tampak luka bervariasi sesuai dengan penyebab. Kulit mungkin coklat kekuningan
dengan tekstur seperti kulit samak halus; lepuh, ulkus, nekrosis, atau jaringan parut tebal.
Cedera secara umum lebih dalam dari tampaknya, secara perkutan dan kerusakan
jaringan dapat berlanjut sampai 72 jam setelah cedera.
Cedera listrik:
Cedera kutaneus eksternal diasanya lebih sedikit dari dibawah nekrosis. Penampilan luka
bervariasi dapat meliputi luka aliran masuk/keluar (eksplosif), luka bakar dari gerakan
aliran pada proksimal tubuh tertutup, dan luka termal sehubungan dengan pakaian
terbakar.
Kaji luka bakar akan keluasannya dengan menggunakan grafik Lund dan
Browder atau Rule of nine.
Kaji kedalaman luka, yang dapat:
a) Ketebalan partial superfisial-melibatkan epidermis; dikarakteristikan oleh nyeri tekan,
sedikit bengkak, dan eritema yang memucat dengan tekanan.
b) Ketebalan partial-meliputi epidermis dan dermis; dikarakteristikan oleh eritema, kering,
atau luka lembab nyeri, edema, dan pembentukan lepuh.
c) Ketebalan penuh-meliputi semua lapisan kulit, sering meluas sampai jaringan subkutan
dan otot; dikarakteristikan oleh luka kering, keras, tidak nyeri, berkulit yang berwarna
putih atau hitam.
c. Integritas ego
Ansietas, menangis, ketergantungan, menyangkal, menarik diri dan marah.
d. Aktivitas / istirahat
Keterbatasan rentan gerak pada area yang sakit, gangguan masa otot dan perubahan
tonus.
e. Sistem pernafasan
Kaji akn adanya serak, batuk mengi, partikel karbon dalam sputum, ketidakmampuan
dalam menelan sekresi oral dan sianosis, indikasi cedera inhalasi.
Pembengkakan torak mungkin terbatas pada adanya luka bakar lingkar dada. Jalan nafas
atas straidor atau mengi (obstruksi sehubungan dengan laringospasme, edema
laringeal). Bunyi nafas : gemerecik (edema paru), stridor (edema laringeal), sekret jalan
nafas (ronhi).
f. Sistem pencernaan
Penurunan bising usus atau tidak ada, khususnya pada luka bakar dengan kutaneus lebih
besar dari 20 % sebagai stres penurunan motilitas / peristaltik gastrik. Kaji akan anorexia,
mual, dan muntah.
g. Sistem kardiovaskuler
Pada luka bakar lebih dari 20 % APTT, ditemukan hipotensi (syok), penurunan nadi
perifer distal pada ekstremitas yang cedera; vasokontriksi perifer umum dengan
kehilangan nadi, kulit putih dan dingin (syok listrik). Takikardi (syok, ansietas, nyeri),
disritmia (syok listrik).
h. Neurosensori
Aktivitas kejang (syok listrik), laserasi kornea, kerusakan retinal, penurunan ketajaman
penglihatan (syok listrik). Ruptur membran timpani (syok listrik), dan paralisis (cedera
listrik pada aliran syaraf).
i. Eliminasi
Haluan urin menurun / tidak ada selama fase darurat. Warna mungkin hitam kemerahan
bila terjadi mioglobin, mengindikasikan kerusakan otot dalam. Diuresis (setelah
kebocoran kapiler dan mobilisasi cairn kedalam sirkulasi).
B. ANALISA DATA
DATA ETIOLOGI MASALAH
DS: Cedera luka bakar Kekurangan
-klien mengatakan sering haus volume cairan
DO: Kerusakan kapiler
- TD rendah
- Takikardi dan takipneu Permeabilitas kafiler
- Penurunan haluan urine
- Hematokrit meningkat Kehilangan H2O
Hipovolemia
DS: Cedera luka bakar Gangguan
Klien mengeluh sesak nafas pertukaran gas
DO: Laju metabolik meningkat
- Frekuensi nafas lebih dari
normal Glukoneogenesis
- Sianosis
- GDA... Kebutuhan O2 meningkat
DO: Cedera luka bakar inhalasi Ketidakefektifan
- Adanya bunyi nafas ronhi atau bersihan jalan
straidor Kerusakan kapiler nafas
- Batuk
- Pengembangan dada terbatas Kehilangan cairan plasma
- Frekuensi nafas lebih dari dan protein kedalam
normal spasium interstisial
Tekanan osmotik koloid
kapiler
Tekanan hidrostatik
vaskuler kelebihan tekanan
osmotik koloid
Edema traheal
DO: Perpindahan energi dari Resiko tinggi
- Adanya luka bakar sumber panas ke tubuh terhadap infeksi
- Adanya tanda-tanda infeksi
(kalor, dolor, tumor, rubor dan Luka bakar
fungsiolaesa)
- Leukosit lebih dari normal Barier kulit rusak
Respon imun menurun
Part de entre
mikroorganisme
Infeksi
DS: Adanya cedera luka bakar Gangguan rasa
- Klien mengatakan nyeri nyaman nyeri
DO: Ter[putusnya continuitas
- Wajah meringis jaringan
- Postur tubuh tegang
- TTV... Merangsang pelepasan
- Skala nyeri ... dari (1-5) enzim histamin, bradikinin,
serotinin dan prostatglandin
Merangsang serabut syaraf
Medula spinalis
Talamus
Cortex serebri
Nyeri
DS: Cedera luka bakar Perubahan
Klien mengeluh kesemutan perfusi jaringan
DO: Kerusakan kapiler perifer
- Penurunan sensasi
- Edema Permeabilitas kafiler
- Luka bakar melingkari
ekstermitas atau luka bakar Kehilangan H2O
dalam
Hipovolemia
Gangguan
sirkulasi seluler
Gangguan perfusi jaringan
badan glukoneogenesis
- Turgor kulit < 2 detik Glukogenolisis
- Adanya tanda- tanda deviasi Perubahan nutrisi
vitamin dan protein
- Protein serum ....