Manajemen Peningkatan TIK
Manajemen Peningkatan TIK
PENDAHULUAN
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
2.2 Etiologi
2
3
peningkatan volume otak, darah atau cairan serebrospinal. Sering kali, kombinasi
dari faktor-faktor tersebut yang menyebabkan peningkatan tekanan intrakranial. 1,2
Tekanan perfusi serebral juga merupakan salah satu faktor utama lainnya
yang mempengaruhi kondisi aliran darah serebral ke otak. Tekanan perfusi serebral
dapat diketahui dengan cara memastikan perbedaan diantara Mean Arterial
Pressure (MAP) dan tekanan intrakranial, yaitu tekanan perfusi serebral sama
dengan MAP dikurangi tekanan intrakranial. Melalui pengukuran tersebut dapat
diketahui bahwa tekanan perfusi serebral dapat menurun akibat dari penurunan
MAP atau peningkatan tekanan intrakranial, maupun kombinasi dari kedua kondisi
tersebut. Pengukuran tekanan perfusi serebral bertujuan untuk mengetahui jumlah
volume darah yang terdapat di ruang intrakranial. Hal tersebut digunakan sebagai
indikator klinis yang penting dari aliran darah serebral dan adekuat atau tidaknya
oksigenasi. Pada orang dewasa tekanan perfusi serebral normalnya adalah lebih dari
70mmHg, pada anak lebih dari 50 hingga 60 mmHg dan pada infant normalnya
lebih dari 40 hingga 50 mmHg.1,4,6
2.3.2 Neuroimaging
Neuroimaging digunakan untuk menetapkan diagnosa yang mengakibatkan
TIK meningkat, serta melengkapi informasi yang diperoleh dari anamnesa dan
pemeriksaan. Pasien dengan kecurigaan adanya tanda-tanda peningkatan tekanan
intrakranial sebaiknya dilakukan pemeriksaan radiologis untuk memastikannya.
Modalitas radiologis yang dapat digunakan untuk mendeteksi peningkatan tekanan
intrakranial adalah CT-Scan dan MRI. Temuan radiologis yang bisa dicurigai
peningkatan tekanan intrakranial antara lain: 4,5,6
a. Darah intrakranial (epidural, subarachnoid, subdural, intraserebral, atau
intraventrikular)
b. Hidrocephalus obstruktif (dilatasi ventrikel lateralis, atau lusensi dari materi
putih di cornu anterior ventrikel lateralis sesuai dengan aliran
transependimal)
c. Difuse atau fokal edema serebri (pengkaburan antara materi putih dengan
abu-abu ataupun gambaran girus tidak tampak)
d. Midline shift (pergeseran garis tengah yang dilihat pada septum pelusidum,
glandula pineal dan ventrikel quartus.
e. Hilangnya gambaran ventrikel tertius
6
Pada saat pasien ditemukan memiliki TIK yang meningkat, tujuan utamanya
adalah mengidentifikasi dan menangani keadaan lain yang mendasari disamping
juga melakukan tindakan untuk menurunkan TIK. Penting untuk tidak menunda
pengobatan, meskipun identifikasi penyebab itu sendiri akan cukup memakan
waktu. Ketika peningkatan TIK terbukti secara klinis, situasi ini membutuhkan
tindakan segera untuk menurunkan TIK. Menghindari faktor yang memperburuk
maupun memicu meningkatnya TIK merupakan tujuan penting untuk seluruh
pasien dengan hipertensi intrakranial. Ketersediaan monitor TIK tidak universal
dan tidak harus dimasukkan ke dalam manajemen emergensi. 1,2,6
2. Posisi
3. Hiperventilasi
Menurunkan PaCO2 hingga mencapai 30 hingga 35 mmHg merupakan cara
yang efektif dan cepat untuk menurunkan TIK. Hiperventilasi membantu konstriksi
dari pembuluh darah serebral dan menurunkan CBF. Efek vasokontrikstif pada
arteriol serebral hanya bertahan 11 hingga 20 jam karena pH dari CSS secara cepat
mengimbangi tingkat PaCO2. Disamping itu, hiperventilasi yang agresif secara
dramatis menurunkan CBF, menyebabkan atau memicu iskemia serebral, sehingga
penggunaan efektif dari metode hiperbentilasi hanya pada peningkatan tajam yang
akut dari TIK atau pada ancaman herniasi. 5,6
4. Osmoterapi
Manitol
Salin Hipertonis
Agen Lain
Asetazolamid
Steroid
9
Peningkatan perburukan TIK bisa terjadi oleh karena agitasi, nyeri atau tidak
sinkronnya pasien dengan ventilator. Analgesia yang adekuat, sedasi dan terkadang
bloker neuromuskular merupakan adjuvan yang bermanfaat dalam manajemen
peningkatan TIK. Analgesia dan sedasi yang sesuai biasanya lebih dipilih dari pada
bloker neuromuskular, karena reversibilitas yang cepat dan memungkinkan
monitoring neurologis. Untuk sedasi biasanya dipilih agen yang memiliki efek
minimal pada tekanan darah. Benzodiazepin kerja singkat (contoh: midazolam)
biasanya umum digunakan sebagai agen sedasi. Apabila sedasi tidak sepenuhnya
efektif, maka penggunaan agen bloker neuromuskular (contoh: pankuronium,
atrakurium, vecuronium) mungkin dibutuhkan. 1, 6,7
5. Meminimalkan Stimulasi
Diperlukan upaya untuk mengurangi sejumlah intervensi elektif yang
kemungkinan menimbulkan nyeri atau stimulasi yang berlebihan. Endotrakeal yang
dibarengi dengan penggunan lidokain dikatakan mampu mencegah peningkatan
TIK yang disebabkan oleh endotracheal suctioning serta penurunan CPP pada
orang dewasa dengan cedera otak traumatik yang parah. Lidokain disarankan
digunakan pada suhu tubuh, dan secara perlahan melalui tabung kecil dimasukkan
ke dalam tabung endotrakeal yang sesuai panjangnya (untuk mencegah kontak
dengan mukosa). Lidokain bisa diberikan menggunakan nebulisasi (biasanya
lidokain 4% dicampur dengan 0,9% salin) atau dalam bentuk intravena (1-2 mg/kg
sebagai larutan 1% diberikan 90 detik sebelum suction) untuk tujuan yang sama. 1,
6,7
10
6. Glukosa Darah
Glukosa darah harus terjaga dalam rentang 80 hingga 120 mg/dL pada
pasien dengan peningkatan TIK. Studi pada pasien dengan cedera kepala traumatik
menunjukkan hiperglikemia diasosiasikan dengan outcome neurologis yang buruk
dan meningkatnya mortalitas. Di pihak lain, hipoglikemia diketahui menyebabkan
respon stres sistemik dan dan meningkatkan CBF regional sebanyak 300% pada
hipoglikemia berat. Hipoglikemia juga dapat menyebabkan cidera neuronal dan
oleh karena itu, harus diatur secara agresif. 1, 6,7
7. Regulasi Suhu
9. Anemia
11
Secara teori, anemia akan meningkatkan CBF dan secara sekunder akan
menyebabkan meningkatnya TIK. Terdapat beberapa laporan kasus pada pasien
dengan anemia berat yang datang dengan gejala peningkatan TIK dan papilledema.
Walaupun tidak diteliti lebih lanjut, dalam praktik umum kadar hemoglobin tetap
dijaga diatas 10 g/dL pada pasien dengan cedera kepala traumatik dan peningkatan
TIK. 1, 6,7
10. Pembedahan
Barbiturat
Hipotermia
Berdasarkan bukti dari penelitian yang dilakukan pada dewasa dan anak-
anak tidak menunjukkan adanya peningkatan dari luaran neurologis pada pasien
cedera kepala dnegan penggunaan hipotermia terapeutik. Namun, penelitian juga
menemukan penurunan TIK pada terapi hipotermia pada anak-anak. Sehingga, pada
anak dengan peningkatan TIK refrakter, hipotermia terkontrol dapat
dipertimbangkan. 1,2
Kraniektomi Dekompresi
Tindakan segera
Perawatan Bersamaan
- Menjaga airway dan ventilasi dan
Sedasi dan analgesia sirkulasi yang adekuat
- Elevasi kepala 15-30
Menghindari stimulus
noxious
Kontrol demam
Hiperventilasi: (target PCO2: 30-35
Pencegahan dan
mmgHg) digunakan pada situasi
penanganan kejang
emergensi seperti herniasi.
Menjaga euglikemia
Pilihan lainnya:
Situasi khusus
BAB III
KESIMPULAN