Anda di halaman 1dari 10

MASYARAKAT KERTA JAGADITHA

KELOMPOK 6 :
I MADE ANDIKA YANA ( 15102702 )
PUTU GEDE DARMA DIKA ( 15102494 )

STIKI INDONESIA
2015

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha
Esa karena dengan rahmat, karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang
Masyarakat Kerta Jagaditha ini dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya.
Dan juga kami berterima kasih pada Ibu Kadek Puspita Dewi selaku Dosen mata kuliah
Pendidikan Agama Hindu yang telah memberikan tugas ini kepada kami.

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai masyarakat Kerta Jagaditha. Kami juga
menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari
kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi
perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak
ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang
yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-
kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi
perbaikan di masa depan.

Denpasar, Oktober 2015

Penulis

1
Daftar ISI

Kata pengantar ...................................................................................................... 1


Daftar Isi ................................................................................................................ 2
BAB I Pendahuluan ................................................................................................ 3
1.1 Latar Belakang Masalah ....................................................................... 3
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................ 3
1.3 Tujuan ................................................................................................... 3
BAB II Pembahasan ................................................................................................. 4
2.1 Konsepsi Kerta Jagadhita ...................................................................... 4
2.2 Pengertian peran umat Hindu dalam mewujudkan
masyarakat Indonesia yang sejahtera .................................................. 4
2.3 Wujud dan peran manusia Hindu dalam peradaban dunia .................. 5
2.4 Tokoh-tokoh Hindu Dunia ..................................................................... 6
BAB III Penutup ....................................................................................................... 8
3.1 Kesimpulan............................................................................................ 8
Daftar Pustaka ........................................................................................................ 9

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Dalam kehidupan global dengan sarana komunikasi yang sangat canggih, segala
sesuatu yang terjadi di luar rumah dan bahkan di luar negeri dapat dilihat melalui
tanyangan TV, demikian pula media elektronik seperti film termasuk internet dan
sejenisnya yang memuat ceritra tentang kriminalitas dan amoral sangat sulit dibendung
dan tidak sulit untuk mendapatkannya. Maka demikian makalah ini mencoba untuk
menampilkan peranan pendidikan budhi pekerti sesuai ajaran Hindu.
Kita banyak berharap semoga semua orang tua dan anak menjadi dua kelompok
yang bersinergi untuk mencapai tujuan hidup sesuai dengan ajaran agama Hindu. Salah
satu contoh tujuan ajaran Hindu adalah untuk mewujudkan masyarakat yang Kerta
jagadhita, yakni masyarakat yang sejahtera, tentram dan damai, karena di dalamnya
anggota masyarakatnya sebagian besar dan hampir seluruhnya berbudhi pekerti luhur.
Nilai-nilai budhi pekerti sangat luas maknanya yang intinya untuk kembali ke sangkan
paraning dumadi yang disebut dengan moksa, bersatunya atman dengan paratmatman.

1.2 Rumusan masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, penyusun merumuskan rumusan masalah
sebagai berikut:
1. Konsepsi Kerta Jagadhita
2. Pengertian peran umat Hindu dalam mewujudkan masyarakat Indonesia yang
sejahtera
3. Wujud dan peran manusia Hindu dalam peradaban dunia
4. Tokoh-tokoh Hindu Dunia

1.3 Tujuan
Tujuan dali penulisan makalah ini yaitu:
1. Untuk mengetahui konsepsi Kerta Jagadhita
2. Untuk mengetahui pengertian peran umat Hindu dalam mewujudkan
masyarakat Indonesia yang sejahtera
3. Wujud dan peran manusia Hindu dalam peradaban dunia
4. Tokoh-tokoh Hindu Dunia

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Konsepsi Kerta Jagaditha

Dalam pengertian ini. Masyarakat kerta jagaditha adalah masyarakat yang


sejahtera. Pada hakekatnya hampir semua masyarakat ingin mewujudkan Jagadhita
(sejahtera), Kerta (aman) dan Trepti (tertib). Jagadhita dimaksudkan disini meliputi
wahya yaitu kesejahteraan lahiriah dan adyatmika yaitu kesejahteraan batiniah. Sarana
untuk mewujudkan jagadhita itu adalah melalui bekerja tekun dan giat membenahi diri
dan membangun diri meliputi pembangun dibidang fisik, pembangunan dibidang
rohani, mental dan perilaku. Pembangunan dibidang fisik akan mewujudkan
kesejahteraan ekonomi dan peralatan hidup, pembangunan dibidang rohani akan
mewujudkan kesucian dan ketenangan pikiran, pembangunan dibidang mental akan
mewujudkan ketentraman dan kenyamanan perasaan, dan pembangunan dibidang
perilaku akan mewujudkan ketertiban dan kedisiplinan, baik individu maupun dalam
kehidupan bermasyarakat khususnya di desa adat.
Maka dari itu adalah mutlak perlu diciptakan suatu: trepti ring tata parhyangan
(tata tertib dalam tata prahyangan), trepti ring tata pawongan (tata tertib dalam
perilaku manusianya) dan trepti ring palemahan ( tertib dalam pemakain tanah desa
dan sesuai dengan aturan yang berlaku) di desa adat yang bersangkutan, sehingga
terwujud suatu kondisi masyarakat desa adat yang kerta, raharja dan jagadhita.

2.2 Pengertian peran umat Hindu dalam mewujudkan masyarakat Indonesia yang
sejahtera
Masyarakat adalah sekelompok orang yang selalu bergaul, berkomunikasi dan
berinteraksi satu dengan yang lain, dengan berbagai unsur yang ada di dalamnya,
dengan identitas bersama. Masyarakat Hindu ditandai oleh kekhasan dengan ciri-ciri
kehinduannya.
Untuk mewujudkan kesejahteraan harus ada pembangunan, yaitu suatu proses
yang menunjukkan adanya suatu kegiatan guna mencapai kondisi yang lebih tinggi jika
dibandingkan dengan kondisi sebelumnya. Ada keselarasan antara tujuan
pembangunan dengan tujuan agama Hindu, yaitu untuk mencapai kesejahteraan hidup
di dunia dan kebahagiaan di akhirat. Peran serta umat Hindu dalam pembangunan
masyarakat untuk mewujudkan kesejahteraan meliputi peran serta dalam pemikiran,
peran serta dalam penggalangan dana, peran serta dalam penyediaan tenaga dan peran
serta dalam penggalian berbagai sumber kekayaan.
Beberapa contoh untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang sejahtera
antara lain :
Dialog untuk mengikis kecurigaan dan menumbuhkan saling pengertian

4
Menumbuhkan kesadaran untuk bersama-sama mewujudkan masyarakat
madani (masyarakat yang berperadaban )
Menjaga perdamaian
Saling tolong menolong
Bermusyawarah dalam segala urusan
Bersikap adil

2.3 Wujud dan Peran Manusia Hindu dalam Peradaban Dunia

Peran agama sebagai dasar dalam membedakan baik dan buruk, benar dan salah,
etis dan tak etis dalam kehidupan sangat pentig untuk menjadi manusia yang baik dalam
kehidupan bermasyarakat. Salah satunya menggunakan konsep Tri Hita Karana.
Tri Hita Karana merupakan suatu Falsafah yang cocok diterapkan di saat sekarang
ini. Falsafah Tri Hita Karana telah berlaku universal tanpa memandang suku, agama
maupun ras. Konsep ini tidak hanya berlaku bagi umat Hindu atau masyarakat Bali
semata, namun dapat diterapkan oleh seluruh masyarakat Indonesia atau bahkan di
seluruh Dunia. Karena itulah konsep Tri Hita Karana ini bersifat universal. Bahkan
beberapa orang di luar negeri telah menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Tri Hita Karana berasal dari bahasa Sanserkerta. Tri berarti tiga, Hita berarti baik/
senang/ makmur, Karana berarti penyebab. Jadi secara harfiah Tri Hita Karana berarti
tiga penyebab kebahagiaan. Adapun ketiga bagian Tri Hita Karana adalah Parhyangan,
Palemahan, dan Pawongan. Uraiannya sebagai berikut :
1. Parhyangan
Parhyangan berasal dari kata Hyang yang berarti Tuhan. Parhyangan adalah
hubungan yang harmonis antara manusia dengan Tuhan sebagai pencipta. Hubungan
yang harmonis ini dapat menyebabkan kebahagiaan. Contohnya dengan berdoa kepada
Tuhan, merawat tempat ibadah, maupun mengucapkan puji syukur kepada Tuhan. Hal
ini dapat menimbulakan kebahagiaan hati dan pikiran.
2. Palemahan
Palemahan berasal dari kata lemah yang berarti tanah. Palemahan adalah
hubungan yang harmonis antara manusia dengan lingkungannya. Misalnya dengan cara
membersihkan lingkungan sekitar, merawat tumbuhan dan hewan, dan tidak
melakukan tindakan yang dapat merusak atau mencemari alam sekitar.
3. Pawongan
Pawongan berasal dari kata wong dalam bahasa Jawa yang berarti orang. Pawongan
adalah hubungan yang harmonis antara manusia dengan sesama manusia. Dapat
diwujudkan dengan cara saling menghormati dan menghargai antar sesama manusia,
memupuk sikap saling tolong menolong, mempererat tali silaturahmi, dan juga
menyelesaikan masalah dengan musyawarah bukan dengan kekerasan.
Ketiga unsur di atas tidak dapat dipisahkan karena saling berkaitan. Ketiganya
diterapkan sebagai suatu kebulatan untuk mencapai efektifitas.

5
Konsep Tri Hita Karana secara sepintas terlihat sebagai konsep yang sederhana. Namun
bila dilaksanakan secara serius dan efektif dapat membuat dunia menjadi lebih baik
daripada saat ini. Tidak dapat dipungkiri, pada era modern ini masyarakat mulai
melupakan ajaran agamanya dan lebih banyak menuruti nafsu duniawi sehingga
menjerumuskan masyarakat itu sendiri ke jurang kegelapan.
Manusia juga semakin melupakan pentingnya kelestarian lingkungan. Tindakan
manusia seperti membuang sampah sembarangan, melakukan penebangan hutan
secara liar, melakukan pencemaran terhadap air, tanah, dan udara, etc telah merusak
lingkungan dan keseimbangan ekosistem di dalamnya. Padahal tindakan seperti ini
justru merugikan manusia itu sendiri karena dapat menimbulkan bencana seperti
banjir, tanah longsor maupun bencana skala besar seperti global warming maupun
climate change.
Hubungan antar manusia saat ini juga semakin renggang. Banyak konflik internal
maupun eksternal yang terjadi di Dunia. Masalah seakan hanya bisa diselesaikan
dengan jalan kekerasan tanpa memikirkan solusi melalui jalan damai. Pembunuhan
terjadi dimana-mana. Nyawa manusia terlihat semakin murah. Perilaku manusia seperti
itu justru lebih rendah daripada perilaku hewan. Untuk menanggulangi hal-hal negatif
seperti ini, masyarakat perlu ditanamkan konsep Tri Hita Karana.
Jadi, konsep Tri Hita Karana sangat cocok diterapkan di masa sekarang ini di seluruh
dunia secara universal. Dengan falsafah ini diharapkan tercipta suatu dunia yang
harmonis

2.4 Tokoh Tokoh Hindu Dunia

Mohandas Karamchand Gandhi


Mohandas Karamchand Gandhi (lahir di P orbandar, Gujarat, India Britania, 2
Oktober 1869 meninggal di New Delhi, India, 30 Januari 1948 pada umur 78 tahun)
(aksara Devanagari: ) juga dipanggil Mahatma
Gandhi (bahasa Sanskerta: "jiwa agung") adalah seorang
pemimpin spiritual dan politikus dari India.
Pada masa kehidupan Gandhi, banyak negara yang
merupakan koloni Britania Raya. Penduduk di koloni-
koloni tersebut mendambakan kemerdekaan agar dapat
memerintah negaranya sendiri. Gandhi adalah salah
seorang yang paling penting yang terlibat dalam Gerakan
Kemerdekaan India. Dia adalah aktivis yang tidak
menggunakan kekerasan, yang mengusung gerakan
kemerdekaan melalui aksi demonstrasi damai.
Selain tokoh-tokoh perjuangan anti kekerasan,
keadilan dan perdamaian di tingkat dunia, di Indonesia
pun ajaran Gandhi menemukan lahan yang subur.
Ibu Gedong Bagoes Oka, misalnya, menemukan inspirasi

6
perjuangannya di dalam ajaran Gandhi. Ia mendirikan Ashram Gandhi di Candi
Dasa, Bali sebagai pusat pendidikan dan pengamalan ajaran-ajaran Gandhi tersebut.
Ram Mohan Ray
Ram Mohun disebut juga Rammohun, Rammohan,
atau Ram Mohan ( bahasa Bengali :
, 22 Mei 1772 - 27 September
1833), adalah agamawan, sosialis, reformis
pendidikan India, dan humanitarian, yang menantang
budaya Hindu tradisional dan menunjukkan garis
kemajuan masyarakat India di bawah kekuasaan
Inggris. Dia disebut "pencipta India Modern," dan juga
Bapak India Modern. Ia juga dianggap sebagai "Bapak
Bengal Pencerahan."
Dia, bersama dengan Dwarkanath Tagore dan tokoh
terkemuka Bengali lainnya dari awal abad ke-19,
mendirikan Brahmo Sabha pada tahun 1828, yang juga
melahirkan Brahmo Samaj, sebuah gerakan reformasi
sosial keagamaan berpengaruh di Indi selama era pencerahan Bengal. Pengaruhnya
sangat nyata di bidang politik , administrasi publik , dan pendidikan , serta agama. Dia
digambarkan oleh Rabindranath Tagore sebagai "Bapak Indian Renaissance," dan "Nabi
Nasionalisme India."
Swami Vivekananda
Swami Vivekananda (bahasa Bengali:
Shami
Bibekanondo) (12 Januari, 1863 - 4 Juli, 1902),
dilahirkan dengan nama Narendranath
Datta (
Nrendronath Dotto), adalah seorang
tokoh dalam sejarah Hindu, India dan pemikir
Timur (orientalis) yang ada di Barat. Ia adalah
saudara dari Shri Bhupendranath Dutt, seorang
revolusioner di India.
Vivekananda merupakan pribadi yang amat
dikenal dunia sebagai seorang pemimpin
spiritual yang memiliki pengaruh besar dari
ajaran Vedanta dan Yoga. Ia adalah Swami Hindu pertama yang datang ke Barat, untuk
mengenalkan Hindu, Yoga dan Vedanta padaWorld's Parliament of Religions,
sehubungan dengan diadakannya World's Fair di Chicago pada tahun 1893. Disini
namanya mulai melambung dan dikenal luas, seantero Chicago, menyusul kemudian di
seluruh Amerika.

7
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan di atas, dapat penulis simpulkan sebagai berikut :

3.1.1 Masyarakat jagadhita/masyarakat sejahtera adalah suatu tata kehidupan dan


penghidupan masyarakat baik materil maupun spiritual yang meliputi ketentraman lahir
dan batin yang memungkinkan bagi setiap masyarakat untuk mengadakan usaha
pemenuhan kebutuhan-kebutuhan jasmani dan sosial yang sebaik-baiknya bagi diri
sendiri, keluarga serta masyarakat dengan menjungjung tinggi hak asasi serta kewajiban
manusia, dan tentunya tetap berpedoman pada ajaran agama.

3.1.2 Cara yang dapat ditempuh untuk mencapai masyarakat jagadhita adalah dengan
mengamalkan ajaran Tri Hita Karana yang meliputi parhyangan, pawongan, dan
palemahan. Dari ketiga bagian tersebut, jika salah satunya tidak diamalkan,
kesejahteraan di dunia ini tidak akan terwujud. Walaupun ketiga bagian itu memiliki
makna yang berbeda, tetapi tujuan dan manfaatnya akan kita rasakan. Oleh karena itu,
pentingnya kita mengamalkan ajaran Tri Hita Karana dalam kehidupan beragama ini,
guna menciptakan kehidupan sejahtera lahir dan bathin. Selain itu untuk mewujudkan
masyarakat jagadhita, diperlukan pemimpin yang baik, yang mampu menuntun
masyarakatnya ke arah kesejahteraan.

8
DAFTAR PUSTAKA

http://documents.tips/documents/masyarakat-kerta-jagaditha.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Mahatma_Gandhi
http://feelinbali.blogspot.com/2012/09/v-
behaviorurldefaultvmlo.html#ixzz3o1JB5gXZ
http://shevceba.blogspot.co.id/2009/02/tri-hita-karana-konsep-universal.html

Anda mungkin juga menyukai