Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

KOMUNIKASI KEPERAWATAN II

SELF AWARENESS (KESADARAN INTRAPERSONAL DALAM HUBUNGAN


INTERPERSONAL)

Dhian Ririn Lestari, Ners, M.Kep

Disusun oleh:
Kelompok 8
Shanisa Mairestika 1610913320037
Rabiatul Adawiah 1610913320035
Novita Sari 1610913320032
Uun Shafaatun Nikmah 1610913320041
Winda Lestari 1610913320042
Tri Widya Romadaningsih 1610913320040
Sunita Pertmata Indah 1610913320038
Nur Millah Tsariy 1610913320033
Putri Wulandari 1610913320034
Yulia Noor Angriani 1610913320044

Program Studi Ilmu Keperawatan


Fakultas Kedokteran
Universitas Lambung Mangkurat
2017
LEMBAR PENGESAHAN

Mata Kuliah : Keselamatan Pasien Dan K3 Dalam Keperawatan

Dosen Pengajar : Dhian Ririn Lestari, Ners, M.Kep


Kelompok : Kelompok 8

Nama Anggota :Novita Sari 1610913320032

Nur Millah Tsariy 1610913320033

Putri Wulandari 1610913320034

Rabiatul Adawiah 1610913320035

Shanisa Mairestika 1610913320037

Sunita Permata Indah 1610913320038

Tri Widya Romadaningsih 1610913320040

Uun Shafaatun Nikmah 1610913320041

Winda Lestari 1610913320042

Yulia Noor Agriani 1610913320044

Banjarbaru, 1 Oktober 2017

Dhian Ririn Lestari, Ners, M.Kep

i
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ...................................................................................................i

DAFTAR ISI..........................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................1

1.1 Latar Belakang .................................................................................................................1


1.2 Rumusan masalah ............................................................................................................1
1.3 Tujuan ..............................................................................................................................1
1.4 Manfaat ...........................................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................................3

BAB III PENUTUP ...............................................................................................................4

REFERENSI

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kesadaran intrapersonal perawat adalah kemampuan perawat dalam menilai aspel-aspek
yang dimiliki di dalam dirinya agar dapat melakukan kemampuan diri secara terapeutik kepada
klien. Perawat merupakan profesi yang menolong manusia untuk beradaptasi secara positif
terhadap stres yang dialami. Pertolongan yang diberikan harus bersifat terapeutik. Instrumen
utama yang dipakai adalah diri perawat sendiri. Jadi, kesadaran intrapersonal merupakan dasar
utama untuk dapat memberikan asuhan keperawatan yang berkualitas.Fokus kesadaran
intrapersonal yang penting adalah kesadaran diri, eksplorasi perasaan, dan altruisme. Dengan
mengetahui sifat diri sendiri diharapkan perawat dapat memakai dirinya secara terapeutik untuk
menolong klien tanpa merusak integritas diri.

1.2 Rumusan Masalah


Dari latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang dapat diambil adalah:
1. Apa itu komunikasi terapeutik?
2. Apa itu kesadaran diri?
3. Apa itu eksplorasi perasaan?
4. Apa itu altruisme?

1.3 Tujuan

1. Agar mahasiswa dapat mengetahui tentang komunikasi terapeutik


2. Agar mahasiswa dapat mengetahui tentang kesadaran diri
3. Agar mahasiswa dapat mengetahui tentang eksplorasi perasaan
4. Agar mahasiswa dapat mengetahui tentang altruisme

1.4 Manfaat
1. Mahasiswa mengetahui tentang komunikasi terapeutik

1
2. Mahasiswa mengetahui tentang kesadaran diri
3. Mahasiswa mengetahui tentang eksplorasi perasaan
4. Mahasiswa mengetahui tentang altruism

2
BAB II
PEMBAHASAN

Komunikasi terapeutik adalah suatu pengalaman bersama antara perawat dan pasien yang
bertujuan untuk menyelesaikan masalah pasien. Komunikasi terapeutik termasuk komunikasi
interpersonal, dengan titik tolak saling memberikan pengertian antara perawat dengan pasien.
Substansi mendasar dari komunikasi ini adalah saling membutuhkan antara perawat dan pasien,
dimana perawat membantu dan pasien menerima bantuan. Komunikasi dalam bidang
keperawatan merupakan proses untuk menciptakan hubungan antara perawat dan pasien, untuk
mengenal kebutuhan pasien dan menentukan rencana tindakan serta kerjasama dalam memenuhi
kebutuhan tersebut (Mundzakir, 2006).
Suryani (2005), berpendapat bahwa komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang
dilakukan atau dirancang untuk tujuan terapi. Seorang penolong atau perawat dapat membantu
pasien mengatasi masalah yang dihadapinya. Hal yang sama juga dikemukakan oleh Purwanto
yang dikutip oleh Mundzakir (2006), komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang
direncanakan secara sadar, bertujuan dan kegiatannya dipusatkan untuk kesembuhan pasien.
Pada dasarnya komunikasi terapeutik merupakan komunikasi professional yang mengarah pada
tujuan yaitu penyembuhan pasien (Fatmawati, 2010).
Saat ini dilapangan banyak asumsi yang meyakini bahwa penerapan komunikasi
terapeutik yang baik hanya ditentukan olek keterampilan teknis, analitis, akademis dan
keterampilan profesional yang dimiliki individu yang disebut hard skills, sehingga penelitian
penerapan komunikasi terapeutik lebih berorientasi pada karakteristik hard skills saja, tanpa
melibatkan keterampilan lain yang sungguhnya lebih berkontribusi terhad ap penerapan
komunikasi terapeutik yaitu soft skills.
Soft skills menurut Howard dalam Setiawan (2012) terdiri dari keterampilan yang
berhubungan dengan orang (interpersonal skills) yang terbagi menjadi kesadaran diri (self
awareness) dan keahlian diri (self skills), dan keterampilan yang mengatur diri sendiri
(intrapersonal skills) yang terbagi menjadi kesadaran sosial (soscial awareness) dan keahlian
sosial (social skills).

3
2.1 Self Awareness
Dalam hidup ini, setiap manusia harus memahami betapa pentingnya Kesadaran diri.
Kesadaran diri manusia tergolong dalam beberapa dimensi yaitu body, mind, heart, and soul.
Menurut Collin Rose dalam bukunya Accelerated Learning For The 21th Century
memperkenalkan pola piker bersifat M-A-S-T-E-R yaitu Motivating your mind, Acquiring
the information, Searching out the meaning, Trigering the memory, Exhibing what you know,
dan Reflecting how you have learned. Keenam langkah ini membantu kita mengalami proses
belajar, menggerak kan kembali mesin berpikir manusia. Pada tahun 1989, Greenan membuat
model Emotional Intelligence yang diperbaharui Salovey dan Meyer (1990) dan
Goleman(1995). Lima cara mengembangkan Emotional Intelligence yait Kesadaran diri,
motivasi pribadi, pengaturan diri sendiri, empati, dan Kemampuan bersosialisasi. Setelah
manusia memahami tentang kesadaran diri, maka pengenalan terhadap diri sendiri menjadi
lebih efisien yang akan melahirkan konsep diri yang baik dan positif serta menghasilkan
harga diri yang kuat dan kepercayaan yang tinggi.
A. Kesadaran diri untuk perawat
Kesadaran diri perawat, merupakan kemampuan seseorang untuk memahami diri sendiri
baik perilaku, perasaan maupun pikirannya sendiri. Pemahaman dan penerimaan diri akan
membuat perawat menghargai perbedaan dan keunikan yang dimiliki pasien. Menurut
Stuart dan Sundeen yang dikutip Keliat (1992), kesadaran diri dapat ditingkatkan melalui
tiga cara : a) Mempelajari diri sendiri meliputi proses pengungkapan diri, pikiran,
perasaan, perilaku, termasuk pengalaman yang menyenangkan, hubungan interpersonal
dan kebutuhan pribadi, b) Belajar dari orang lain, merupakan suatu kesedian dan
keterbukaan menerima umpan balik dari orang lain c) Membuka diri merupakan salah
satu kriteria kepribadian yang sehat. Kesadaran diri dapat ditingkatkan agar penguasaan
diri secara terapeutik dapat lebih efektif.
B. Eksplorasi perasaan perawat
Agar perawat dapat berperan efektif dan therapeutic, ia harus menganalisa dirinya
melalui eksplorasi perasaan. Seluruh prilaku dan pesan yang disampaikan perawat (
verbal dan non verbal ) hendaknya bertujuan therapeutic untuk klien.dengan mengenal
dan menerima diri sendiri, perawat akan mampu mengenal dan menerima keunikan

4
klien.analisa hubungan intim yang therapeutic antara perawat klien perlu dilakukan untuk
evaluasi perkembangan huibungan dan menentukan tehnik dan keterampilan yang tepat
dalam setiap tahap untuk mengatasi masalah klien dengan prinsip disini dan saat ini (
here and now ). Eksplorasi perasaan yaitu mengkaji atau menggali perasaan-perasaan
yang muncul sebelum dan sesudah berinteraksi dengan orang lain , dimana eksplorasi
perasaan membantu seseorang untuk mempersiapkan objektif secara komplit dan sikap
yang sangat berpengaruh.ini menggambarkan tentang ketidakbenaran. Objektif yang
komplit dan sikap yang sangat berpengaruh dijabarkan sebagai seseorang adalah tidak
responsif, kesalahan, mudah ditemui, tidak mengenai orang tertentu dimana mutu
hubungan therapeutic perawat sangat terbuka, sadar dan kontrol diri, akal, perasaan
dimana dapat membantu pasien. Sebagai perawat, kita perlu terbuka dan sadar terhadap
perasaan kita dan mengontrolnya agar kita dapat menggunakan diri kita secara
therapeutic. Jika perawat terbuka pada perasaannya maka ia akan mendapatkan dua
informasi penting, yaitu bagaimana responnya pada klien dan bagaimana penampilannya
pada klien sehingga pada saat berbicara dengan klien, perawat harus menyadari
responnya dan mengontrol penampilannya.bagaimana perasaan perawat terhadap proses
interaksi berpengaruh terhadap respon dan penampilannya yang pada akhirnya akan
berpengaruh terhadap perasaan klien ( Stuart, GW, 1998 ).
Seorang perawat yang merasa cemas pada saat interaksi akan tampak pada
ekspresi wajah dan prilakunya. Kecemasan perawat ini akan membuat klien merasa tidak
nyaman dan karena adanya untuk pemindahan perasaan ( transfer feeling ) mungkin klien
juga akan menjadi cemas dan hal ini akan mempengaruhi interaksi secara
keseluruhan.Perasaan perawat merupakan tujuan penting dalam membantu
pasien.perasaan merupakan tolak ukur untuk umpan balik dan hubungan dengan orang
lain,membantu orang lain.perawat akan menggunakan perasaan-perasaanya, kurang
memperhatikan kebutuhan pasien, tidak menepati janji sehingga pasien mengalami
kemunduran, distress sehingga pasien tidak mau menemui, marah karena pasien banyak
permintaan atau manipulasi dan kekuatan karena pasien terlalu tergantung pada perawat.
Pengungkapan perasaan, disini dilakukan terhadap hubungan seseorang dengan
lingkungan luar atau interaksinya dengan orang lain. Perawat perlu terbuka dan sadar
terhadap perasaannya, dan mengontrol agar dapat menggunakan diri secara terapeutik.

5
Jika perawat terbuka pada perasaannya akan mendapatkan bagimana informasi tentang
respon dan penampilan pada pasien.
C. Altruisme
Pelayanan keperawatan merupakan bagian yang paling berperan dalam pemberian asuhan
kesehatan di rumah sakit. Pelayanan yang berkualitas membutuhkan 3 hal penting, antara
lain : pendekatan sikap berkaitan dengan kepedulian pada klien, upaya untuk melayani
dengan tindakan terbaik, serta tujuan untuk memuaskan klien yang berorintasi pada
standar pelayanan (Sumijatun, 2011).

Menurut Kelompok Kerja Keperawatan (1992) dalam Sitorus (2006), menjelaskan bahwa
layanan keperawatan adalah suatu bentuk layanan profesional yang merupakan bagian integral
dari layanan kesehatan, berbentuk layanan bio-psikososio-spiritual yang komprehensif untuk
individu, keluarga, dan masyarakat baik yang sakit maupun yang sehat. Keperawatan sebagai
pelayanan atau asuhan profesional bersifat humanistik, menggunakan pendekatan holistik,
dilakukan berdasarkan ilmu dan kiat keperawatan, berorientasi pada kebutuhan objektif klien,
mengacu pada standar profesional keperawatan dan menggunakan etika keperawatan sebagai
tuntunan utama. Oleh karena itu perawat dituntut untuk selalu melaksanakan asuhan keperawatan
dengan benar atau rasional dan baik atau etikal (Nursalam, 2011). Perawat harus memberikan
asuhan keperawatan kepada klien dengan menempatkan layanan diatas kepentingan pribadi.
Oleh karena itu, perawat harus mempunyai altruisme yaitu perawat harus mementingkan
kepentingan orang lain daripada kepentingan diri sendiri.

Menurut Simamora (2009), altruistik adalah perilaku yang lebih mengutamakan orang
lain daripada kepentingan diri sendiri. Bagi perawat berusaha menjadi lebih altruistik lebih
penting daripada peraih kesuksesan. Perawat harus menanggapi dengan penuh perhatian dan
efisien terhadap kebutuhan mendesak yang perawat hadapi setiap hari (Buckingham & Coffman,
2009).

Altruistik adalah sifat seseorang yang memiliki kecenderungan untuk menolong demi
kesejahteraan orang yang ditolong, tanpa membawa pamrih pribadi (selfless). Orang yang
mempunyai sikap demikian disebut altruis, sedangkan perilakunya disebut altruisme (Widyarini,
2009).

6
Aspek-aspek altruisme menurut Rutston (1982) dalam Hur (2012), dibagi menjadi 5 aspek
yaitu :

a. Empati (empathic)
Seseorang dengan altruisme mempunyai rasa empati yaitu kemampuan untuk merasakan
perasaan yang dialami orang lain.
b. Penolong (helpful)
Membantu orang lain yang membutuhkan bantuan, tidak terbatas pada materi atau benda
saja, tetapi bisa juga sesuatu yang non materiil sifatnya misalnya melakukan sesuatu yang
orang lain tidak dapat lakukan untuk diri mereka.
c. Perhatian kepada orang lain (considerate of others)
d. Kooperatif (cooperative)
Sikap kooperatif adalah sikap yang menunjukan kerjasama.
e. Rela berkorban ( loving)
Rela berkorban adalah sikap dan perilaku yang tindakannya dilakukan dengan ikhlas serta
mendahulukan kepentingan orang lain dari pada kepentingan diri sendiri.

7
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Komunikasi terapeutik adalah suatu pengalaman bersama antara perawat dan pasien yang
bertujuan untuk menyelesaikan masalah pasien. Komunikasi terapeutik termasuk komunikasi
interpersonal, dengan titik tolak saling memberikan pengertian antara perawat dengan pasien.
Substansi mendasar dari komunikasi ini adalah saling membutuhkan antara perawat dan pasien,
dimana perawat membantu dan pasien menerima bantuan.

Kesadaran diri manusia tergolong dalam beberapa dimensi yaitu body, mind, heart, and
soul. Lima cara mengembangkan Emotional Intelligence yait Kesadaran diri, motivasi pribadi,
pengaturan diri sendiri, empati, dan Kemampuan bersosialisasi.

Saran

Setiap perawat harus menerapkan komunikasi terapeutik yang baik agar perawat dan
pasien bisa saling percaya , dan seorang perawat harus punya kesadaran diri yang tinggi. Dari
makalah ini kita dapat mengetahui tentang pengertian komunikasi terapeutik dan self awareness.
Dan diharapkan dengan adanya makalah ini kita sebagai mahasiswa dapat mengetahui apa itu
komunikasi terapeutuk dan dapat menerapkan komunikasi terapeutik.

8
DAFTAR PUSTAKA

Stuart.G.W. & Sundeen.S.J. (1998). Buku Saku Keperawatan Jiwa.Alih Bahasa:Achir


Yani S. Hamid. ed ke-3. Jakarta,EGC
Sumijatun.2011.Membudayakan Etika Dalam Praktek Keperawatan.Jakarta:Salemba
Medika
Nursalam.2011.Manejemen Keperawatan.edisi 3.Jakarta:Salemba Medika
Fatmawati, S.2010.Komunikasi Keperawatan plus Materi Komunikasi
Terapeutik.Yogyakarata: Medical Book
Widyarini, N (2009). Seri Psikologi Populer: Kunci Pengembangan Diri.Jakarta.PT. Elex
Media Komputindo

Anda mungkin juga menyukai