Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Disusun oleh :
NIHAYATUZZULFAH (G2A016058)
B. ETIOLOGI
Terdapat beberapa jenis pneumotoraks yang dikelompokkan berdasarkan
penyebabnya:
1. Pneumotoraks primer: terjadi tanpa disertai penyakit paru yang mendasarinya.
2. Pneumotoraks sekunder: merupakan komplikasi dari penyakit paru yang
mendahuluinya.
3. Pneumotoraks traumatik: terjadi akibat cedera traumatik pada dada.Traumanya
bisa bersifat menembus(luka,tusuk,peluru atau tumpul(benturan pada kecelakaan
bermotor). Pneumotoraks juga bisa merupakan komplikasi dari tindakan medis
tertentu(misal torakosentesis). (Alsegaf,2004)
C. PATOFISIOLOGI
Saat inspirasi, tekanan intrapleura lebih negative daripada tekanan
intrabronkhial, sehingga paru akan berkembang mengikuti dinding thoraks dan udara
dari luar yang tekanannya nol akan masuk ke bronchus sehingga sampe ke alveoli.
Saat ekspirasi, dinding dada menekan rongga dada sehingga tekanan intrapleura akan
lebih tinggi dari tekanan dialveolus ataupun di bronchus, sehingga udara ditekan
keluar melalui bronchus. Tekanan intrabronkhial meningkat apabila ada tahanan jalan
napas. Tekanan intrabronkhial akan lebih meningkat lagi pada waktu batuk, bersin
atau mengejan, karena pada keadaan ini glotis tertutup. Apabila dibagian perifer dari
bronchus atau alveolus ada bagian yang lemah, bronkhus atau alveolus itu akan pecah
atau robek.
Secara singkat proses terjadinya pneumothoraks adalah sebagai berikut:
1. Alveoli disangga oleh kapiler yang lemah dan mudah robek dan udara masuk
kea rah jaringan peribronkhovaskuler. Apabila alveoli itu melebar, tekanan
dalam alveoli akan meningkat.
2. Apabila gerakan napas kuat, infeksi dan obstruksi endobronkhial adalah faktor
presipitasi yang memudahkan terjadinya robekan.
3. Selanjutnya udara yang terbebas dari alveoli dapat menggoyahkan jaringan
fibrosis di peribronkovaskular kearah hilus, masuk mediastinum, dan
menyebabkan pneumothoraks. (Arif Muttaqin : 2008)
D. MANIFESTASI KLINIK
1. Pasien mengeluh awitan mendadak nyeri pada pluritik akut yang terlokalisasi
pada paru yang sehat.
2. Nyeri dada pluritik biasanya disertai sesak nafas, peningkatan kerja
pernafasan, dan dispnea
3. Gerakan dinding dada mungkin tidak sama karena sisi yang sakit tidak
mengembang seperti sisi yang sehat.
4. Suara nafas jatuh dan tidak ada
5. Perkusi dada menghasilkan suara hipersonan
6. Takikardi sering terjadi menyertai tipe pneumotoraks(Nurarif,amin 2016)
E. PENATALAKSANAAN
1. Farmakologi
a) Terapi oksigen dapat meningkatkan reabsorpsi udara dari ruang pleura.
b) Drainase sederhana untuk aspirasi udara pleura menggunakan kateter
berdiameter kecil (seperti 16 gauge angio-chateter / kateter drainase yang
lebih besar)
c) Penempatan pipa kecil yang dipasang satu jalur pada katup helmic untuk
memberikan perlindungan terhadap serangan tension pneumotoraks
d) Obat simptomatis untuk keluhan batuk dan nyeri dada
e) Pemeriksaan radiologi
Peranan pemeriksaan radiologi antara lain:
1) Kunci diagnosis.
2) Penilaian luasnya pneumotoraks.
3) Evaluasi penyakit-penyakit yang menjadi dasar.
Pada pneumotoraks yang sedang sampai berat foto konvensional (dalam
keadaan inspirasi) dapat menunjukkan adanya daerah yang hiperlusen dengan pleural
line di sisi medialnya; tetapi pada pneumotonaks yang minimal, foto konvensional
kadang-kadang tidak dapat menunjukkan adanya udara dalam rongga pleura; untuk itu
diperlukan foto ekspirasi maksimal, kadang-kadang foto lateral dekubitus. Hinshaw
merekomendasikan membuat foto pada 2 fase inspirasi dan ekspirasi, karena akan
memberikan informasi yang lebih lengkap tentang:
1) Derajat/luasnya pneumotoraks.
2) Ada/tidaknya pergeseran mediastinum.
3) Menunjukkan adanya kista dan perlekatan pleura lebih jelas dari pada foto
konvensional.
4) Diit Tinggi kalori tinggi protein 2300 kkal + ekstra putih telur 3 x 2 butir /
hari.(Arif,mutaqin:2008)
F. PENGKAJIAN FOKUS
1. Demografi
Identitas pasien
Nama : Tn/Ny. X
Usia : tahun
Alamat :
Tanggal MRS :
Diagnosa Medis : pneumothoraks
2. Riwayat Kesehatan
a) Keluhan utama
Pasien mengeluh sesak nafas dan nyeri di bagian dada.
b) Riwayat penyakit sekarang
Pada umumnya didapatkan keluhan utama pada klien seperti sesak nafas dan
nyeri di bagian dada.
c) Riwayat penyakit dahulu
Biasanya dikaitkan dengan penyakit yang sama pada masa sebelumnya.
d) Riwayat penyakit keluarga
Meliputi susunan keluarga dengan penyakit yang sama (), ada/tidak dalam
anggota keluarganya yang menderita penyakit menular, turunan.
G. PATHWAY KEPERAWATAN
H. DIAGNO b SA KEPERAWATAN
1. Ketidak efektifan pola nafas berhubungan dengan menurunnya ekspansi paru
skunder terhadap peningkatan tekanan dalam rongga pleura.
2. Resiko infeksi kerusakan integritas yang berhubungan dengan adanya port de
entre (lubang) akibat luka penusukan tindakan WSD.
3. Nyeri akut berhubungan dengan cedera parenkim paru
I. INTERVENSI DAN RASIONAL
NO TUJUAN DAN INTERVENSI RASIONAL
CRITERIA
HASIL
DX Setelah dilakukan O: 1. Kaji kualitas, 1. Dengan mengkaji kualitas,
1 tindakan frekuensi, dan frekuensi, dan kedalaman
keperawatan kedalaman pernafasan, pernapasan, kita dapat
diharapkan pola laporkan setiap mengetahui sejauh mana
pernapassan klien perubahan yang terjadi perubahan kondisi klien.
kembali efektif. 2.Observasi tanda-tanda 2. Peningkatan RR dan takikardi
Dengan kriteria vital (nadi, RR) merupakan indikasi adanya
hasil:-pola penurunan fungsi paru
pernapassan klien
kembali efektif. N: 1. Baringkan klien 1. Penurunan diafragma
dalam posisi yang memperluas daerah dada
nyaman, atau dalam sehingga ekspansi paru bisa
posisi duduk. maksimal.
2..Lakukan auskultasi 2. Auskultasi dapat menentukan
suara napas tiap 2-4 kelainan suara napas pada bagian
jam. paru. Kemungkinan akibat dari
berkurangnya atau tidak
berfungsinya lobus, segmen, dan
salah satu dari paru. Pada
daereah kolaps paru suara
pernapasan tidak terdengar tetapi
bila hanya sebagian yang kolaps
suara pernapasan tidak terdengar
dengan jelas. Hal tersebut dapat
menentukan fungsi paru yang
baik dan ada tidaknya atelektasis
paru.