Anda di halaman 1dari 17

PROPOSAL DESKRIPSI PROYEK TUGAS

METODE PENELITIAN ARSITEKTUR

PERENCANAAN DAN PERANCANGAN MUSEUM SENI RUPA


DI SANUR, BALI

OLEH :
KELOMPOK 5
Andry Ardiansyah (1462221004)
Andrianto Wicaksono (1462221011)
M.Khiyarul Aimmah (1462221015)
Imam Winarno (1462221024)
Candyka Ridho Herdana (1462221026)
Ricky Sitorus (1462221032)

JURUSAN ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS WARMADEWA
2016
0
ABSTRAKSI
Wisata Indonesia sangatlah di minati para wisatawan mancanegara, dari data pemerintah yang
dikeluarkan oleh Kementrian Pariwisata Indonesia, setiap tahunnya wisatawan yang masuk
kewilayan Indonesia mengalami kenaikan sekitar 3.36%. Salah satu tempat yang menjadi tujuan para
wisatawan kebanyakan adalah pulau Bali yang banyak sekali menawarkan objek-objek wisata alam
maupun budayanya.Perkembangan wisata di Bali sangatlah terlihat dengan adanya pembangunan-
pembangunan wisata baru yang di dukung oleh pemeritahan Bali. Dan juga diiringi juga dengan
pembangunan fasilitas-fasilitas akomodasi seperti hotel dan resort yang semakin menjamur dan
tidak terkendali pembangunannya. Namun pembangunan kebudayaan Bali yang menjadi salah satu
ciri khas wisata Bali kurang mendapatkan perhatian serius dari Pemerintah. Sebenarnya pemerintah
Bali telah mengeluarkan pernyataan untuk mengembangkan wisata diwilayahnya sebagai wisata
kebudayaan, akan tetapi hal ini kurang di barengi dengan fasilitas-fasilitas yang mendukung tentang
rencana pemeritahan Bali tersebut, maka dari itu perlu direncanakan pembuatan objek wisata baru
yang menaungi seluruh atau mewadahi semua pengetahuan wisata kebudayaan Bali maupun
Indonesia. Seperti halnya perencanaan museum seni rupa yang mewadahi semua kebudayaan.

Kata Kunci : Fasilitas wisata budaya, Sanur, Denpasar Selatan, Musium Seni Rupa.

1
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya lah
penulis dapat menyelesaikan Deskripsi Tugas Mata Kuliah Metode Penelitian Arsitektur dengan
judul Perencanaan dan Perancangan Musium Seni Rupa, di Sanur tepat dengan waktuya. Pada
kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu secara
langsung maupun tidak langsung dalam penyelesaian Deskripsi Proyek Tugas Akhir ini. Terimakasih
penulis ucapkan kepada :

Bapak I Wayan Wirya Sastrawan, ST., Msc. selaku Dosen Pembimbimg

Dalam kesempatan ini, penulis mohon maaf apabila terdapat kesalahan pada penulisan Deskripsi
Proyek Tugas Akhir ini. Besar harapan penulis agar Deskripsi Proyek Tugas Akhir ini dapat diterima.

Denpasar, 07 November 2016

Penulis,

2
DAFTAR ISI

ABSTRAKSI .......................................................................................................................................... 01
KATA PENGANTAR ............................................................................................................................. 02
DAFTAR ISI .......................................................................................................................................... 03
1. LATAR BELAKANG ..................................................................................................................... 04
2. TINJAUAN TEORI DAN KEBIJAKAN ..............................................................................,............. 05
2.1. Terminologi Judul ............................................................................................................... 05
2.2. Kriteria Perencanaan Museum Seni Rupa (2 Dimensi dan 3 Dimensi) ................................05
2.3. Kebijakan Pemerintah ....................................................................................................... 06
3. DESKRIPSI WILAYAH PERENCANAAN ....................................................................................... 09
3.1. Letak Geografi .................................................................................................................... 09
3.2. Kondisi Fisik Wilayah ......................................................................................................... 10
3.3. Potensi Desa ..................................................................................................................... 10
3.4. Tren Arsitektur ....................................................................................................................10
4. ANALISA KEBUTUHAN.............................................................................................................. 10
5. GAGASAN ARSITEKTURAL ....................................................................................................... 12
5.1. Konsep Dasar ..................................................................................................................... 12
5.2. Tema Rancangan ............................................................................................................... 12
5.3. Visualisasi Arsitektural ...................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................................... 13
LAMPIRAN .......................................................................................................................................... 14

3
1. LATAR BELAKANG
Perkembangan wisata di Indonesia sangatlah pesat, dari data pemerintah yang dikeluarkan
oleh Kementrian Pariwisata Indonesia, setiap tahunnya wisatawan yang masuk kewilayan Indonesia
mengalami kenaikan sekitar 3.36%. Salah satu tempat yang menjadi tujuan para wisatawan
kebanyakan adalah pulau Bali yang banyak sekali menawarkan objek-objek wisata alam maupun
budayanya, selain itu juga menawarkan fasilitas-fasilitas akomodasi seperti mall, hotel, resort dan
villa yang bertaraf internasional.
Perkembangan wisata di Bali sangatlah terlihat dengan adanya pembangunan-pembangunan
wisata baru yang di dukung oleh pemeritahan Bali. Dan juga diiringi juga dengan pembangunan
fasilitas-fasilitas akomodasi seperti hotel dan resort yang semakin menjamur dan tidak terkendali
pembangunannya. Sehingga ciri khas wisata Bali yaitu wisata sejarah dan budaya Bali semakin
tenggelam dan dilupakan, hal ini dapat menghilangkan ciri khas wisata Bali yang terkenal dengan
wisata budayanya.

Sebenarnya pemerintah Bali telah mengeluarkan pernyataan untuk mengembangkan wisata


diwilayahnya sebagai wisata kebudayaan, akan tetapi hal ini kurang di barengi dengan fasilitas-
fasilitas yang mendukung tentang rencana pemeritahan Bali tersebut, maka dari itu perlu
direncanakan pembuatan objek wisata baru yang menaungi seluruh atau mewadahi semua
pengetahuan wisata kebudayaan Bali maupun Indonesia. Seperti halnya perencanaan museum seni
rupa yang mewadahi semua kebudayaan Indonesia maupun Bali. Hal ini ini menjadikan objek wisata
baru yang menarik dan juga sekaligus mendidik.

Kota Denpasar merupakan pusat pemerintahan dan perekonomian di Bali. Dan pada tanggal
27 Februari 1993 kota Denpasar ditetapkan sebagai Kota Madya, kota Denpasar terdiri dari 4
kecamatan, yaitu Denpasar Barat, Denpasar Timur, Denpasar Selatan, Denpasar Utara. Masing-
masing mempunyai keunggulan masing-masing. Seperti halnya pada daerah Denpasar selatan
khususnya daerah Sanur yang mempunyai daya tarik wisata yang cukup lengkap, mulai wisata alam,
budaya, dan mempunyai banyak fasilitas akomodasi yang biasa sampai bertaraf internasional. Maka
dari itu perencanaan pembangunan objek wisata baru yang menarik dan juga sekaligus mendidik
dalam hal ini adalah Museum Seni Rupa dapat di bangun di daerah Sanur, Denpasar selatan, Karena
tempatnya yang strategis, dan jumlah para wisatawannya yang banyak.

Maksud dari pengajuan Deskripsi Proyek Tugas Akhir Perencanaan dan Perancangan museum
seni rupa di sanur, Denpasar selatan ini adalah untuk merencanakan sebuah museum yang berfungsi
sebagai objek wisata baru yang di dalamnya melibatkan unsur pendidikan, pemahaman tentang
budaya- budaya Indonesia pada khususnya budaya Bali.

4
2. TINJAUAN TEORI DAN KEBIJAKAN
2.1.Termiologi judul
Terminologi judul adalah pembahasan mengenai pengertian dan makna dari sebuah kata judul
agar bisa dipahami tujuan ataupun sasarannya. Adapun judul dari proyek ini adalah Museum Seni
Rupa Di Sanur Bali.

a. Museum
Museum adalah lembaga yang diperuntukkan bagi masyarakat umum. Museum berfungsi
mengumpulkan, merawat, dan menyajikan serta melestarikan warisan budaya masyarakat
untuk tujuan studi, penelitian dan kesenangan atau hiburan (Ayo Kita Mengenal Museum ;
2009).
Museum adalah lembaga, tempat penyimpanan, perawatan, pengamanan dan pemanfaatan
benda-benda bukti materiil hasil budaya manusia serta alam dan lingkungannya guna
menunjang upaya perlindungan dan pelestarian kekayaan budaya bangsa. (Peraturan
Pemerintah RI No. 19 Tahun 1995)
b. Seni Rupa adalah cabang seni yang membentuk karya seni dengan media yang bisa ditangkap
mata dan dirasakan dengan rabaan. Kesan ini diciptakan dengan mengolah konsep titik, garis,
bidang, bentuk, volume, warna, tekstur, dan pencahayaan dengan acuan estetika.
c. Di Sanur adalah sebuah kelurahan yang berada di wilayah Kecamatan Denpasar Selatan, Kota
Denpasar, Provinsi Bali, Indonesia. Sanur juga merupakan salah satu wilayah wisata di bali
yang mempunyai potensi seni dan budaya yang kental, serta terkenal juga wisata alam yang
indah di area sekitar pantainya yang terletak di kabupaten denpasar
d. Bali adalah nama salah satu provinsi di Indonesia dan juga merupakan nama pulau terbesar
yang menjadi bagian dari provinsi tersebut.

Berdasarkan pengertian di atas, maka Museum Seni rupa di sanur bali adalah suatu lembaga
tempat penyimpanan benda nyata hasil budaya manusia guna untuk perlindungan dan pelestarian
kekayaan budaya bangsa.

2.2.Kriteria Perencanaan Museum Seni Rupa (2 Dimensi dan 3 Dimensi)


Museum yang akan direncanakan akan memuat beberapa jenis dari seni rupa yang di
tampilkan dari aliran jenis seni rupa itu sendiri diantaranya sebagai berikut :

2.2.1.Seni Lukis
Seni lukis dapat dikatakan sebagai suatu ungkapan pengalaman estetik seseorang yang
dituangkan dalam bidang 2 dimensi (2 matra), dengan menggunakan medium rupa, yaitu garis,
warna, tekstur, shape, dan sebagainya. Pada mulanya seni gambar merupakan karya ilustrasi,
yaitu untuk menerangkan atau memberi keterangan terhadap orang lain atau lebih tepat
sebagai gambar keterangan. Di sisi lain menggambar merupakan medium untuk mencapai
simbol figuratif dalam pencapaian bentuk seni lukis. Beberapa aliran seni lukis yang menjadi
dasar perkembangan seni lukis yaitu Surrealisme, Kubisme dan Romantisme. Beberapa aliran
yang pernah berkembang di dunia seni lukis antara lain Ekspresionisme, Impresionisme,
Fauvisme,Neo-Impresionisme, Realisme, Naturalisme dan De Stijl.

2.2.2. Seni Grafis


Seni 2 dimensional ini pada dasarnya menitikberatkan pada teknik cetak mencetak,
sebagai usaha untuk dapat memperbanyak atau melipatgandakan sesuatu, baik gambar atau
tulisan dengan cara tertentu pula. Seni grafis terapan sangat berkepentingan dengan fungsi

5
guna. Metode presentasi pameran seni grafis hamper sama dengan metode presentasi karya
seni lukis.

2.2.3. Seni Instalasi


Seni instalasi dalam konteks fenomena perkembangan kesenian, merujuk pada
perkembangan seni rupa kontemporer yang tumbuh di negara Barat sejak periode 1970an.
Seni instalasi dalam sejumlah hal senantiasa dihubungkan dengan perkembangan filsafat dan
teori pemikiran post-modern. Dapat dimengerti bahwa seni instalasi tumbuh berkembang di
ranah post-modern hingga kontemporer. Seni instalasi dalam konteks visual merupakan
perupaan yang menyajikan visual 3 dimensional yang memperhitungkan elemen-elemen
ruang, waktu, suara, cahaya, gerak dan interaksi spektator (pengunjung pameran) sebagai
konsepsi akhir dari olah rupa. Secara kebentukan seni instalasi masih merupakan sebuah seni
yang mengalami banyak perkembangan, mulai dari ekspresi yang dilahirkan hingga pada
tingkat praktisnya. Seperti menggunakan efek teknologi multimedia, gerakan-gerakan(kinetik),
mesin, lampu, musik, tarian, dan video sampai pada respon terhadap alam yang dibentuk
dalam efek sebuah perakitan atau penginstalan.

2.2.4 Seni Patung


Seni patung disebut juga dengan seni pahat. Seni ini adalah cabang dari hasil karya
berwujud 3 dimensi. Biasanya diciptakan dengan teknik memahat, modeling (bahan tanah liat)
atau kasting (pencetakan). Menurut G. Sidharta, media seni patung adalah berupa bahan, alat,
dan teknik yang diperlukan dalam pembuatannya. Bahan terbagi menjadi 3 macam yaitu
bahan lunak (tanah liat, lilin, sabun), bahan sedang (kayu), dan bahan keras (batu, semen,
perunggu, emas). Masing-masing bahan tentunya akan memperngaruhi cara
mempresentasikan dan perlakuannya. Menurut Mikke Susanto, seni patung adalah sebuah
tipe karya 3 dimensi yang bentukanya dibuat dengan metode subtraktif dan aditif. Seni patung
berkembang dari zaman ke zaman. Terdapat beberapa gaya seni patung, mulai dari Romawi
Klasik , Yunani, hingga seni patung modern kontemporer.

2.3. Kebijakan Pemerintah


Perencanaan pembangunan terkait dengan bidang kepariwisataan yang relevan adalah
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia no.50 tahun 2011. Peraturan tersebut tentang Rencana
Induk Pembangunan Kepariwisataan Nasional. Peraturan mengenai museum yang relevan adalah
Pemerintah Republik Indonesia nomor 19 tahun 1995, yang berisikan tentang pemeliharaan serta
pemanfaatan benda cagar budaya yang terdapat pada museum. Peraturan daerah yang relevan
digunakan dalam hal perencanaan dan perancangan proyek Museum Seni Kontemporer di Denpasar
antara lain PERDA BALI nomor 13 tahun 2012 tentang penyelenggaraan konstruksi, PERDA BALI
nomor 20 tahun 1956 tentang peraturan sempadan, PERDA BALI nomor 1 tahun 2012 tentang
Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Daerah Provinsi Denpasar tahun 2012-2025. Peraturan
Daerah Kota Denpasar yang dipakai dan relevan untuk perencanaan proyek Museum Seni
Kontemporer di Denpasar adalah Peraturan Daerah BALI no13 tahun 2012 tentang penyelenggaraan
konstruksi, Peraturan Daerah BALI no.20 tahun 1956 mengenai sempadan serta Peraturan Daerah
BALI no.1 tahun 2012 mengenai Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Daerah (RIPPARDA)
BALI. Secara lebih mendetail, peraturan pemerintah maupun peraturan daerah di atas memiliki
muatan esensi sebagai berikut:

2.3.1. PP Republik Indonesia no.19 tahun 1995


Peraturan Pemerintah Republik Indonesia no.19 tahun 1995 mengatur bahwa museum
adalah lembaga, tempat penyimpanan, perawatan, pengamanan, dan pemanfaatan benda-
benda bukti materiil hasil budaya serta alam dan lingkungannya guna menunjang upaya
perlindungan dan pelestarian kekayaan budaya bangsa. Pemanfaatan benda-benda cagar
6
budaya di museum dilakukan secara terbatas dengan ijin khusus yang bertujuan untuk
menjaga agar benda-benda cagar budaya tersebut dapat tetap terawat. Pemanfaatan benda-
benda cagar budaya diijinkan dan didukung oleh negara apabila dimanfaatkan sebagai sarana
pendidikan, sumber informasi, dan sarana penelitian yang dimaksudkan untuk meningkatkan
pendidikan masyarakat. Kegiatan pemanfaatan benda-benda cagar budaya kepada
masyarakat dapat dilakukan melalui kegiatan pameran, bimbingan atau panduan keliling
museum, bimbingan karya tulis, ceramah, pemutaran slide, film, atau video, serta museum
keliling. Peranserta masyarakat dalam pengadaan museum dapat berupa pengelolaan
museum, pengadaan dan pemberian bantuan tenaga, sarana, dan prasarana, serta kegiatan
lain dalam pemeliharaan dan pemanfaatan benda cagar budaya di museum
.

3.3.2. PP Republik Indonesia no.50 tahun 2011


Peraturan Pemerintah Republik Indonesia no.50 tahun 201 membahas mengenai
rencana jangka panjang dengan skala nasional untuk bidang kepariwisataan. Rencana jangka
panjang direncanakan untuk dilaksanakan dalam kurun waktu 15 tahun(2011) dan diharapkan
selesai pada tahun 2025). Rencana ini disebut juga sebagai Rencana Induk Pembangunan
Kepariwisataan Nasional. Wilayah Kota Denpasar merupakan wilayah yang pada saat ini telah
memiliki beberapa obyek wisata budaya, alam, dan wisata belanja dan direncanakan untuk
dikembangkan lagi dalam kurun waktu 15 tahun tersebut.

7
3. DESKRIPSI WILAYAH PERENCANAAN
3.1. Letak Geografi
Sanur merupakan salah satu kawasan pariwisata tertua di Bali yang pertama kalinya memiliki
resort. Destinasi pariwisata ini mulai dikunjungi sejak tahun 1930- an. Dari beberapa informasi dari
pemuka adat menjelaskan bahwa Sanur berasal dari kata Saha dan Nuhur yang berarti memohon
untuk datang pada suatu tempat , yang lama-kelamaan berubah menjadi Sanur. Dari para sesepuh,
kata Sanur berasal dari kata Sa artinya satu (tunggal) dan Nur yang artinya sinar (teja/cahaya) yang
artinya sinar mistik yang jatuh di suatu tempat dan tempat jatuhnya sinar tersebut menjadi nama
Sanur yang sekarang. Desa Sanur terletak di sebelah tenggara Kota Denpasar dan sekitar 20 menit
berkendara dari Bandara Internasional Ngurah Rai (Sanur Dalam Angka). Awalnya pesisir Sanur
didatangi oleh seniman-seniman asing, di antaranya pasangan penari dan juru foto asal Amerika
Katharane dan Jack Mershon; Hans dan Rolf Neuhaus bersaudara dari Jerman, yang membuka
sebuah akuarium dengan galeri seni; serta pelukis Belgia Adrien-Jean Le Mayuer de Marphes yang
menikah dengan seorang penari cantik, Ni Polok (Picard, 2006). Pada tahun 1963 menjadi sejarah
perkembangan pariwisata Bali,
Kawasan Strategis Sanur yang diatur dalam Peraturan Walikota (Perwali) no 6 Tahun 2013
terdiri dari tiga desa yang termasuk kategori desa adat sekaligus desa dinas yakni Desa Sanur Kauh,
Kelurahan Sanur dan Desa Sanur Kaja. Luas lahan sebesar 1.057 hektar, atau memiliki proporsi
sebanyak 21,18% dari total lahan di wilayah Kecamatan Denpasar Selatan yang berjumlah 4.990
hektar. Terdiri dari 27 banjar dinas dan banjar adat, terdiri dari sepuluh banjar di Desa Sanur Kauh,
sembilan banjar di Kelurahan Sanur, dan delapan banjar di Desa Sanur Kaja (seperti Tabel 4.1 dan
Tabel 4.2). Luas wilayah Desa Sanur seluas 1.057 (seribu lima puluh tujuh) hektar. Batasbatas
administrasi wilayah perencanaan, di sebelah utara adalah Kecamatan Denpasar Timur; di sebelah
timur adalah Selat Badung; di sebelah selatan adalah Selat 50 Badung; dan di sebelah barat adalah
Kelurahan Renon dan Desa Sidakarya, Kecamatan Denpasar Selatan.

Tabel Luas Desa/Kelurahan, Jumlah Banjar/Lingkungan


dan Desa Adat di Kecamatan Denpasar Selatan
Luas Lahan
No Desa / Kelurahan Jumlah Banjar Dinas/Adat Jumlah Desa Adat
( ha )
1 Desa Sanur Kauh 386 10 1
2 Kelurahan Sanur 402 9 1
3 Desa Sanur Kaja 269 8 1
Total 1057 27 3
Sumber: Denpasar Selatan dalam Angka 2015, BPS

3.2.KONDISI FISIK DASAR


a. Kondisi Geografis
Destinasi Pariwisata Sanur secara geografis terletak pada 8o 3800 dan 08o 4230 LS, 115o 16
30 BT. Luas wilayah Destinasi Pariwisata Sanur adalah 1.548,27 Ha. Destinasi Pariwisata Sanur
mempunyai dataran rendah pantai, sungai dan rawa dengan kemiringan 0-2 meter di atas
permukaan laut. Di samping itu di beberapa bagian wilayah Sanur merupakan daerah
bergelombang dengan kemiringan 2 8%. Wilayah tersebut terutama ada di daerah sepanjang
Sungai Ayung yang memisahkan antara Desa Kesiman Kertalangu dengan Desa Kesiman Petilan
serta di sebagian wilayah Kelurahan Sanur.

8
b. Kondisi Klimatologi
Data iklim yang dianalisis dengan curah hujan, temperatur, dan kelembaban udara. Seperti
halnya Destinasi Pariwisata Sanur diperoleh dari Stasiun Meteorologi dan Geofisika Ngurah Rai
Tuban (ketinggian 3 mdpl 084500LS, 115 1300LS). Curah hujan rata-rata tahunan mencapai
2.078 mm/th. Bulan basah (curah hujan > 100 mm/bl) selama lima bulan yang jatuh pada bulan
Januari- Maret, Juni, dan Desember, bulan kering (curah hujan < 100mm/bl) selama 7 bulan
yaitu April Mei dan Juli sampai November. Berdasarkan klasifikasi iklim Schmit dan Fergusson
(1959) termasuk dalam iklim tipe A, sedangkan menurut peta Agroklimat Bali (Oldeman, Irsal,
dan Muladi, 1980) daerah ini termasuk dalam zone Agroklimat D3. Temperatur udara berkisar
antara 25,8C 24,0C, dengan rata-rata 30,0C (berita liputan6.com , 2008) Temperatur rata-
rata terendah terjadi pada bulan Juli yaitu 25,0C dan tertinggi terjadi pada bulan November
yaitu 34,0C. Kelembaban udara di kawasan ini berkisar antara 70-90%.

c. Pola Permukiman dan Pemanfaatan Lahan


Pola Permukiman di Destinasi Pariwisata Sanur, cenderung mengikuti pola permukiman
masyarakat Bali yang menganut sistem terbit dan tenggelam matahari dan kaja-kelod (utara-
selatan) dengan konsep asta kosala kosali. Kasta Brahmana yang mempunyai proporsi yang
besar dalam komposisi masyarakat Sanur membuat pola bermukim masyarakat sangat
memperhitungkan hal yang berkaitan dengan spiritual ketika membangun sebuah rumah. Pola
pemanfaatan lahan di Destinasi Pariwisata Sanur didominasi oleh pemanfaatan untuk
pemukiman dan pekarangan, selanjutnya persawahan di bagian barat dan pemanfaatan untuk
kegiatan perdagangan dan jasa yang terkonsentrasi di bagian timur dan ada di sepanjang pantai.
pemanfaatan lahan di Sanur bersifat menngumpul karena merupakan masyarakat sosial

d. Tren Arsitektur
Tren arsitektur daerah sanur menggunakan trean arsitektur bali merupakan bangunan bergaya
tradisional bali yang kian diminati, kini banyak diminati kini juga banyak dipadu padankan
dengan arsitektur gaya modern,gaya bangunan bali yang dikreasikan dengan gaya modernpun
akan menghasilkan hunian bangunan yang nyaman namun masih terasa unsut etnik dari elemen
elemen khas bali itu sendiri. Beberapa unsur dasar yang digunakan dalam membangun
bangunan balimodern ialah terdapat nuansa etnik tetapi lebih kontemporer, maksudnya adalah
tetap menggunakan ornament asli maupun kebudayaanya namun tetap masa kini. Sesuai
dengan desain museum seni rupa yang direncanakan disanur yang menggunakan tren arsitektur
sanur tradisional bali yang menggunakan ornament ornament asli bali yang mengikuti
peraturan yang terdapat didaerah sanur tersebut.

9
4. ANALISA KEBUTUHAN
Sasaran perancangan Museum Seni Rupa ini meliputi beberapa aspek yang disajikan yaitu
aspek rekreasi, tempat ilmu pengetahuan, sumber informasi serta Sebagai pendidikan Kebenaran .
berdasarkan sasaran proyek perancangan tersebut maka dapat diperoleh kebutuhan ruang pada
Museum Seni Rupa ini terbagi menjadi 8 kelompok yakni dengan rincian civitas sebagai berikut:

No. Kegiatan Civitas Kebutuhan Ruang


1 Datang Pengunjung Main Entrance
Guide Side Entrance
Pengelola
2 Memarkir Kendaraan Pengunjung Parkir Pengunjung
Guide Parkir Pengelola
Pengelola
3 Menunggu Pengunjung Ruang Tunggu
Guide Ruang Informasi
4 Pembelian Tiket Pengunjung Loket
Lobby
5 Kegiatan Tour Museum Pengunjung Studio Museum
Guide Perpustakaan
6 Kegiatan Istrahat Pengunjung Cafetaria
Guide
Pengelola
7 Kegiatan Berbelanja Pengunjung Gift Shop
8 Kegiatan Pengelola Pengelola R. Kurator / Kepala Museum
R. General Manager
R. Manager
R. Staf Administratif
R. Staf Kurator
R. Rapat
9 Kegiatan Dokumentasi Pengelola Studio Presentasi
Studio Foto
Lab. Foto
10 Kegiatan Pemeliharaan Pengelola Bongkar-Muat (Loading Dock)
Laboratorium Konservasi
Bengkel Restorasi ( Workshop )
11 Kegiatan Service Pengelola Ruang Cleaning Service & Office
Boy
Gudang

Setelah melakukan analisa civitas yang ada dalam perencanaan Museum Seni Rupa ini di
dapatkan kebutuhan ruang. Dari kebutuhan ruang tersebut akan di analisa kembali untuk
mendapatkan besaran luasan bangunan yang dapat dijabarkan seagai berikut :

10
No. Kelompok Ruang Nama Ruang & Perhitungan Luasan Ruang Kapasitas Luas (m)
Parkir Pengunjung dan Pengelola 100 mobil 2.765 m
Lobby 200 orang 325 m
Loket 4 orang 15 m
Ruang Antrian 50 orang 56 m
1 PENERIMAAN
Ruang Informasi 2 orang 9 m
Pos Keamanan 4 orang 16 m
Lavatory 10 orang 45 m
Ruang sejarah 2 orang 40 m
Ruang Kurator / Kepala Museum 2 orang 28 m
Ruang General Manager 2 orang 25 m
Ruang Manager 2 orang 10 m
2 PENGELOLA Ruang Staf Administratif 20 orang 120 m
Ruang Staf Kurator 20 orang 29 m
Ruang Rapat 25 orang 50 m
Lavatory 10 orang 18 m
Studio Presentasi 6 orang 24 m
3 DOKUMENTASI Studio Foto 2 orang 16 m
Lab. Foto 3 orang 8,5 m
4 PENDIDIKAN Perpustakaan 20 orang 85 m
Cafetaria 50 orang 96 m
5 PENUNJANG Gift Shop 50 orang 120 m
Lavatory 20 orang 18 m
Ruang Penyimpanan Koleksi 3 orang 150 m
6 SUPER SECURE Ruang Komputer Pengawas (CCTV) 3 orang 12 m
Ruang Peralatan Keamanan 2 orang 10 m
Parkir Kendaraan Pengangkut 3 truck 125 m
Bongkar-Muat (Loading Dock) 10 orang 58 m
PEMELIHARAAN
7 Laboratorium Konservasi 5 orang 150 m
KOLEKSI
Bengkel Restorasi ( Workshop ) 4 orang 80 m
Lavatory 20 orang 18 m
Ruang MEE 4 orang 35 m
Ruang AHU 4 orang 29 m
8 SERVICE
Ruang Cleaning Service & Office Boy 8 orang 20 m
Gudang 2 orang 25 m
Total 4.630 m
Sirkulasi 40 % 1.852 m
KDB 40 % 9074 m
Luas Site Yang dibutuhkan 15.556 m

Jadi dari analisa kebutuhan site Museum Seni Rupa di peroleh luasan site 15.556 m yang di
bulatkan menjadi 1,5 Ha.

Luasan Site ini dgunakan sebagai Kreteria untuk pemilihan site, yang akan dilakukan unutuk
mengetahui di mana site yang akan di bangun Museum Seni Rupa Ini, dimana site di plilih nantinya
terletak di jalur wisata sehingga berpontesi untuk menarik kunjungan wisata, serta dapat menambah
nilai sarana pada area wisata tersebut.

11
5. GAGASAN ARSITEKTURAL
Dalam Perencanaan Museum Seni Rupa ini akan di buat sebuah bangunan yang memiliki
kesesuaian dengan lingkungan sekitarnya dimanalokasi yang digunakan dalam perencanaan ini
adalah sanur, bali. Untuk menonjolkan hal tersebut disini akan digunakan arsitektur bali sebagai
acuannya sehinggaakan menciptakan bentuk dan kesan yang sesuai dengan lingkungan sekitar.

5.1 Konsep Dasar


Untuk penentuan konsep dasar disini menggunakan dasar pertimbangan yaitu pengertian, tujuan
dan fungsi museium seni rupa sebagai berikut :
Pengertian Museum Seni Rupa : Sebuah tempat yang menampilkan hasil senirupa yang ada di
bali yang kemuadian di tunjukkan sebagai hasil karaya yang deberikan untuk umum dan di
nikmati,serta diberikan beberapa pegetahuan mengenai seni dan juga sejarahnya yang pernah
ada.
Fungsi Museum Seni Rupa : Untuk menampilkan karya karaya yang terkenal dan memiliki nilai
seni dan juga sejarah yang tinggikemudian di pamerkan di dalamnya, untuk menambah ilmu
yang ada mengenai seni
Tujuan Museum Seni Rupa : Memberikan kesan berekreasi dalam ruangan dengan menampilkan
hasil karya seni rupa yang terkenal dengan nilai seni dan sejarahnya untuk menambah ilmu
dan pengetahuandengan cara yang menyenangkan.

Berdasarkan rumusan dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa konsep dasar dari
Museum Seni Rupa adalah "Rekreatif" dimana itu juga di padukan dengan edukasi di dalamnya

5.2 Tema Rancangan


Tema yang akan digunakan dalam perencanaan dan perancangan museum ini berupa Neo-
Vernacular. Tema ini digunakan untuk menyesuaikan dengan lokasi dan tempat bangunan ini akan di
bangun yaitu sanur, Bali. Dengan menggunakan tema ini akan di dapat membuat bangunan ini
memiliki ciri khasnya sendiri sebagai museum nantinya, Neo-vernacular juga dapat secara tidak
langsung memperkenalkan buadaya bali di dalam bangunan sebagai wajahnya. Keuntungan dari
menggunakan tema ini adalah membuat museum yang di bangun ini terasa lebih menyatu dengan
lingkungan sekitarnya yang penuh dengan budaya, bila dilihat dari lokasi yaitu sanur yang
merupakan salah satu objek wisata di bali yang cukup terkenal sehingga menggunakan wajah bali
sebagai temanya akan diharapkan mendatangkan wisatawan yang tertarik mengenai sejarah
mauapun isi dari museum yang akan di bangun ini.

5.3. Visualisasi Arsitektural

12
DAFTAR PUSTAKA

Direktorat Museum, Ayo Kita Mengenal Museum, Direktorat Museum, Direktorat Jendral
Sejarah dan Purbakala, Departemen Kebudayaan dan Pariwisata. Jakarta, 2009

Direktorat Museum, Bagaimana Mendirikan Sebuah Museum, Direktorat Museum,


Direktorat Jendral Sejarah dan Purbakala, Departemen Kebudayaan dan Pariwisata.
Jakarta, 2009

Direktorat Museum, Himpunan Peraturan Perundang-Undangan Republik Indonesia Tentang


Museum, Direktorat Museum. Jakarta, 2009

Direktorat Museum, Pedoman Museum Indonesia, Direktorat Museum, Direktorat Jendral


Sejarah dan Purbakala, Departemen Kebudayaan dan Pariwisata. Jakarta, 2008

Kecil Tapi Indah, Pedoman Pendirian Museum, Departemen Pendidikan Nasional Direktorat
Jenderal Kebudayaan. Jakarta, 1999/2000

Museografia, Direktorat Museum, Direktorat Jendral Sejarah dan Purbakala, Departemen


Kebudayaan dan Pariwisata. Jakarta, 2009

Neufert, Ernst. (terjemahan oleh Sjansu Amril), Data Arsitek, Edisi Kedua, Erlangga. Jakarta,
1994

Sutaarga, Moh. Amir, Pedoman Pembakuan Museum Tingkat Propinsi, Direktur


Permuseuman; Direktorat Jendral Kebudayaan; Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan. Jakarta,1980

Sutaarga, Moh. Amir, Pedoman Penyelenggaraan dan Pengelolaan Museum, Proyek


Pembinaan Permuseuman; Direktorat Jendral Kebudayaan; Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan. Jakarta, 1989/1990

13
LAMPIRAN
Design Bangunan Sejenis Menggunakan Neo Vernakular

Museum Rudana Ubud, Gianyar

14
Museum Mpu Tantular Sidoarjo Jawa Timur

15
Metropolitan Museum of Art, Amerika

16

Anda mungkin juga menyukai