Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sebagai perawat yang professional, kita harus selalu berpikir kritis dari
setiap tahap yang ada dalam proses keperawatan karena hal tersebut untuk
keberhasilan perawatan khususnya pada tahap evaluasi. Evaluasi adalah suatu
usaha untuk mengukur dan memberi nilai secara objektif pencapaian hasil-
hasil yang telah direncanakan sebelumnya.
Evaluasi merupakan tindakan intelektual untuk melengkapi proses
keperawatan yang menandakan seberapa jauh diagnosa keperawatan,rencana
tindakan,dan pelaksanaanya yang sudah behasil di capai. Evaluasi sendiri
merupakan kegiatan yang disengaja dan terus menerus dilakukan dengan
melibatkan pasien, perawat dan anggota tim kesehatan lainnya.
Meskipun tahap evaluasi diletakkan pada akhir proses keperwatan tetapi
tahap ini merupakan bagian integral pada setiap tahap proses keperawatan.
Pengumpulan data perlu direvisi untuk menentukan kecukupan data yang
telah dikumpulkan dan kesesuaian perilaku yang observasi. Diagnosis juga
perlu dievaluasi dalam hal keakuratan dan kelengkapannya. Evaluasi juga
diperlukan pada tahap intervensi untuk menentukan apakah tujuan intervensi
tersebut dapat dicapai secara efektif. (Nursalam, 2008)
Evaluasi dalam keperawatan yaitu kegiatan dalam menilai tindakan
keperawatan yang telah ditentukan, untuk mengetahui pemenuhan kebutuhan
klien secara optimal dan mengukur hasil dari proses keperawatan Tujuan
evaluasi adalah untuk melihat kemampuan klien dalam mencapai tujuan.hal
ini bisa dilaksanakan dengan mengadakan hubungan dengan klien
berdasarkan respon klien terhadap tindakan keperawatan yang di berikan
sehingga perawat dapat mengambil keputusan yang dapat menyelesaikan
masalah klien. Dalam makalah ini akan dibahas mengenai evaluasi dalam
proses keperawatan dimulai dari pengertian beserta bagian-bagiannya.

1
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan

2
BAB II

PEMBAHASAN

Evaluasi Asuhan Keperawatan Pada Lansia

Evaluasi asuhan keperawatan pada lansia pada dasarnya tidak berbeda


dengan evaluasi asuhan keperawatan pada anak, keperawatan maternitas,
keperawatan komunitas, keperawatan keluarga, keperawatan jiwa, dan
keperawatan medical bedah. Untuk dapat mengevaluasi asuhan keperawatan,
maka perlu dibandingkan apakah tindakan keperawatan yang diberikan
menghasilkan perubahan pada klien sesuai tujuan yang ditetapkan, baik tujuan
jangka pendek maupun jangka panjang. Atau dalam kata lain, apakah rencana
tindakanyang dirumuskanefektif dalam mencapai tujuan atau mengatasi diagnosis
keperawatan ?

Evaluasi merupakan rangkaian dari proses keperawatan sehingga untuk


dapat melakukan evaluasi perlu melihat langkah-langkah proses keperawatan
sejak pengkajian, perumusan diagnosis, perencanaan dan implementasi.
Selanjutnya, pada tahap akhir perawat mengevaluasi kemajuan klien terhadap
tindakan dalam pencapaian tujuan dan bila bila tujuan belum atau tidak tercapai
,maka perlu melakukan revisi data dasar serta memperbaharui diagnosis
keperawatan maupun perencanaan. Secara singkat, dapat dikatakan bahwa
evaluasi adalah penilaian terhadap tindakan keperawatan yang diberikan
/dilakukan dan mengetahui apakah tujuan asuhan keperawatan dapat tercapai
sesuai yang telah ditetapkan. Evaluasi dilakukan terhadap tujuan asuhan
keperawatan, apakah hal-hal yang telah dilakukan sudah terlaksana sesuai criteria
tujuan yang telah ditetapkan.

1. Pengertian
Menurut Craven dan Hirnle (2000), evaluasi keperawatan didefinisikan
sebagai keputusan dari efektivitas asuhan keperawatan antara dasar tujuan

3
keperawatan klien yang telah ditetapkan dengan respons perilaku klien yang
tmpil. Sementara itu, menurut Potter and Perry (2005), evaluasi keperawatan
adalah kategori perilaku keperawatan dalam menetukan pembuatan dan
pencatatan hasil tindakan keperawatan yang telah dicapai.

2. Tujuan Evaluasi
Sebagaimana dikemukakan oleh Potter and Perry (2005), bahwa secara umum
tujuan evaluasi adalah untuk :
a Menilai atau membandingkan apakah tujuan yang ingin dicapai dalam
rencana keperawatan tercapai atau tidak, setelah dilakukan tindakan
keperawatan
b Melakukan pengkajian ulang apabila ternyata rencana keperawatan yang
telah ditetapkan belum atau sudah tercapai sehingga hasil evaluasi dapat
dipergunakan untuk perbaikan perencanaan selanjutnya.
c Menilai keterlibatan secara aktif sasaran, tenaga pelaksana,serta tim
kesehatan lainnya.
d Menemukan factor penghambat maupun penunjang dalam pelaksanaan
pemberian pelayanan keperawatan.

3. Manfaat Evaluasi
Manfaat kegunaan evaluasi menurut Basford Lynn dan Oliver Slevin
(2006), adalah untuk menentukan perkembangan kesehatan klien,untuk
menilai efektivitas,efisiensi, dan produktivitas dari tindakan, keperawatan
yang telah diberikan, untuk menilai pelaksanaan asuhan keperawatan,
mendapatkan umpan balik, serta sebagai tanggung jawab dan tanggung gugat
dalam pelaksanaan pelayanan keperawatan.

4. Kriteria
Ada dua kriteria dalam kita melakukan evaluasi, menurut Basford Lynn
dan Oliver Slevin (2006), yaitu kriteria proses dan kriteria keberhasilan.

4
Pertama, kriteria proses (evaluasi proses) adalah menilai jalannya proses
keperawatan sesuai dengan situasi, kondisi, dan kebutuhan klien. Evaluasi
proses harus dilaksanakan segerasetelah perencanaan keperawatan
dilaksanakan untuk membantu kefektiafan terhadap tindakan.kedua, kriteria
keberhasilan (evaluasi hasil/sumatif) adalah menilai hasil asuhan keperawatan
yang diperlihatkan dengan perubahan tingkah laku klien. Evaluasi ini
dilaksanakan pada akhir tindakan keperawatan secara paripurna.

5. Teknik evaluasi
Ada beberapa teknik yang dilakukan untuk melakukan evaluasi, yaitu
wawancara, pengamatan (observasi), dan studi dokumentasi. Teknik
wawancara adalah pengumpulan data melalui Tanya jawab dengan klien.
Kemudian pengamatan (observasi) adalah teknik pengumpulan data dengan
mengamati perilaku atau respon klien. Sedangkan studi dokumentasi adalah
teknik pengumpulan data yang berasal dari cacatan klien.

6. Langkah-langkah evaluasi
Langkah-langkah yang bias dilakukan dalam evaluasi adalah menentukan
kriteria hasil, standar dan pertanyaan evaluasi; pengumpulan data baru
tentang klien; menafsirkan data baru; membandingkan data baru dengan
standar yang berlaku; merangkum hasil dan membuat kesimpulan serta
melaksanakan tindakan yang sesuai berdasarkan kesimpulan.

7. Beberapa hal yang ada dalam evaluasi


Dalam melakukan evaluasi ada beberapa hal yang perlu diperhatikan.
Menurut Basford Lynn dan Oliver Slevin (2006), hal-hal tersebut adalah
kecukupan informasi, relevansi factor-faktor yang berkaitan, prioritas
masalah yang disusun, kesesuaian rencana dengan masalah, pertimbangan
factor-faktor yang unik, perhatian terhadap rencana medis untuk terapi, logika
hasil yang diharapkan, penjelasan dan tindakan keperawatan yang dilakukan,
keberhasilan rencana yang telah disusun, kualitas penyusunan rencana, dan
timbulnya masalah baru.

5
8. Evaluasi pencapaian tujuan
Sebagaimana kita ketahui bahwa evaluasi merupakan langkah terakhir
dalam proses keperawatan. Sedangkan tujuan utama dari evaluasi pencapaian
tujuan asuhan keperawatan adalah untuk menilai apakah tujuan dalam
rencana keperawtaan tercapai atau tidak, dan untuk melaksanakan pengkajian
ulang.

9. Mengukur pencapaian tujuan


Mengukur pencapaian tujuan sebagaimana dikemukakan oleh Nursalam
(2001), dapat dilakukan dengan berbagai hal. Pertama, secara kognitif. Secara
kognitif meliputi pengetahuan klien terhadap penyakitnya, mengontrol gejala,
pengobatan, diet, aktivitas, persediaan alat, resiko komplikasi, gejala yang
harus dilaporkan, pencegahan, pengukuran dan lainnya. Cara menggali data
dengan interview: recall knowledge (mengingat), komprehensif (menyatakan
informasi dengan kata-kata klien sendiri), dan aplikasi fakta ( menanyakan
tindakan apa yang akan klien ambil terkait dengan status kesehatannya).
Kedua, secara afektif. Secara afektif meliputi tukar-menukar perasaan, cemas
yang berulang, kemauan komunikasi, dan sebagainya. Pengumpulan data
secara observasi langsung, dan feedback dari staf kesehatan lainnya. Ketiga,
psikomotor melalui observasi secara langsung apa yang telah dilakukan oleh
klien. Keempat, perubahan fungsi tubuh dan gejala, yaitu beberapa aspek
kesehatan klien yang dapat diketahui melalui observasi.

10. Hal - hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan evaluasi


Dalam melakukan evaluasi harus disesuaikan dengan waktu dan tanggal
sesuai pernyataan tujuan. Hal hal yang perlu diperhatikan, adalah :
a Pada saat seorang perawat memberikan asuhan keperawatan, maka ia
harus terus menerus mengumpulkan data baru dari pasien, yang
nantinya akan dipergunakan untuk bahan evaluasi selanjutnya.

6
b Pada saat perawat melakukan evaluasi pencapain tujuan, maka perawat
melihat kembali pada pernyataan tujuan dalam rencana keperawatan
yang telah ditetapkan.
c Dasar untuk evaluasi pencapain tujuan adalah jawaban tentang perilaku
pasien yang bagaimanakah yang dinyatakan dalam tujuan dan apakah
pasien dapat menunjukkan perubahan perilaku yang diharapkan dalam
pernyataan tujuan.
d Hal hal yang dievaluasi adalah kemampuan pasien dalam menunjukkan
perilaku sesuai dengan yang ditetapkan dalam rencana keperawatan.
e Jika masalah pasien telah dipecahkan, perawat memberi tanda pada
rencana keperawatan bahwa tujuan telah tercapai, dan dicatat pada kolom
evaluasi serta ditandatangani oleh perawat yang bersangkutan.
f Apabila tujuan hanya sebagian atau sama sekali tidak tercapai, maka
harus dilakukan pengkajian ulang.

11. Syarat evaluasi yang objektif dalam pencapaian tujuan


Menurut potter dan perry (2005), syarat agar evaluasi dilakukan secara
objektif terhadap tingkat keberhasilan dalam mencapai tujuan, maka perawat
disarankan :
a Meneliti pernyataan tujuan untuk mengidentifikasi perilaku atau respon
klien yang benar-benar diinginkan.
b Kaji klien terhadap adanya perilaku atau respons tersebut.
c Bandingkan kriteria hasil yang telah ditetapkan dengan perilaku atau
respons yang ditemukan.
d Nilai tingkat kesamaan antara kriteria hasil dan perilaku atau respons.
e Jika terdapat ketidaksamaan ( atau hanya sebagian sama) antara kriteria
hasil dan perilaku atau respons, apakah hambatannya ? mengapa terjadi
ketidaksamaan ?

12. Alternative pencapain tujuan


Menurut Lismidar (1990), ada tiga alternative pencapaian tujuan yang
dapat dipergunakan untuk memutuskan atau menilai, sejauh mana tujuan

7
yang telah ditetapkan itu tercapai, yaitu tujuan tercapai, tujuan tercapai
sebagian, dan tujuan tidak tercapai.
a Tujuan tercapai
Apabila pasien mampu menunjukkan perilaku pada waktu atau tanggal
yang ditentukan, sesuai dengan pernyataan tujuan.
Contoh :
Diagnosa keperawatan (Dx) : cemas berhubungan dengan perubahan
dalam status peran, status kesehatan, pola interaksi, fungsi peran,
lingkungan, status ekonomi, yang ditandai dengan ekspresi yang
mendalam dalam perubahan hidup, mudah tersinggung, dan gangguan
tidur

Tujuan :
Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 2x24 jam diharapkan
pasien dapat :
1) Memonitor intensitas cemas
2) Melaporkan tidur yang adekuat
3) Mengontrol respon cemas
4) Merencanakan strategi koping dalam situasi stress

Intervensi :
1) Bantu pasien untuk mengidentifikasi situasi percepatan cemas
2) Dampingi pasien untuk mempromosikan kenyamanan dan
mengurangi ketakutan
3) Identifikasi ketika perubahan level cemas
4) Instruksikan pasien dalam teknik relaksasi

Implementasi :
1) Membantu pasien untuk mengidentifikasi situasi percepatan cemas

8
2) Mendampingi pasien untuk mempromosikan kenyamanan dan
mengurangi ketakutan
3) Mengidentifikasi ketika perubahan level cemas
4) Menginstruksikan pasien dalam teknik relaksasi

Evaluasi :
1) Intensitas cemas hilang
2) Tidur adekuat
3) Respon cemas normal
4) Koping dalam situasi stress normal

Contoh: Dalam bentuk format


Evaluasi yang menunjukkan tujuan tercapai

Pengkajian Diagnosa Perencanaan Implementasi Evaluasi


Keperawatan Tujuan Intervensi
Data Cemas Setelah 1) Bantu pasien 1) Membantu Hari: Kamis
Objektif: berhubungan dilakukan untuk pasien untuk Tanggal: 2-1-
dengan intervensi mengidentifi mengidentifika 2014
Data perubahan keperawatan kasi situasi si situasi Jam: 09.00
Subjektif: dalam status selama 2 x 24 percepatan percepatan S:
peran, status jam diharapkan cemas. cemas Pasien
kesehatan, pasien dapat: 2) Dampingi 2) Mendampingi mengatakan
pola 1) Memonitor pasien untuk pasien untuk cemas hilang.
interaksi, intensitas mempromosi mempromosika Pasien
fungsi peran, cemas. kan n kenyamanan mengatakan
lingkungan, 2) Melaporkan kenyamanan dan sudah dapat
status tidur yang dan mengurangi tidur.
ekonomi, adekuat. mengurangi ketakutan O:
yang 3) Mengontrol ketakutan. Respons
ditandai respons 3) Identifikasi 3) Mengidentifika cemas normal.
dengan cemas. ketika si ketika Strategi

9
ekspresi 4) Merencana perubahan perubahan level koping normal.
yang kan stategi level cemas. cemas. A: Tujuan
mendalam koping 4) Instruksikan 4) Menginstruksik tercapai tanggal
dalam dalam pasien dalam an pasien 2-1-2014
perubahan situasi teknik dalam teknik P: Hentikan
hidup mudah stres. relaksasi. relaksasi. I: Hentikan
tersinggung
dan
gangguan
tidur.

b Tujuan sebagaian tercapai


Apabila pasien telah mampu menunjukkan perilaku, tetapi tidak
seluruhnya sesuai dengan pernyataan tujuan yang ditentukan.
Contoh:
Diagnosa Keperawatan (Dx): Cemas berhubungan dengan perubahan
dalam status peran, status kesehatan, pola interaksi, fungsi peran,
lingkungan, status ekonomi, yang ditandai dengan ekspresi yang
mendalam dalam perubahan hidup mudah tersinggung dan gangguan
tidur.

Tujuan:
Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 2 x 24 jam diharapkan
pasien dapat:
1) Memonitor intensitas cemas.
2) Melaporkan tidur yang adekuat.
3) Mengontrol respons cemas.
4) Merencanakan stategi koping dalam situasi stres.

Intervensi
1) Bantu pasien untuk mengidentifikasi situasi percepatan cemas.

10
2) Dampingi pasien untuk mempromosikan kenyamanan dan
mengurangi ketakutan.
3) Identifikasi ketika perubahan level cemas.
4) Instruksikan pasien dalam teknik relaksasi.

Implementasi
1) Membantu pasien untuk mengidentifikasi situasi percepatan cemas
2) Mendampingi pasien untuk mempromosikan kenyamanan dan
mengurangi ketakutan.
3) Mengidentifikasi ketika perubahan level cemas.
4) Menginstruksikan pasien dalam teknik relaksasi

Evaluasi
1) Intensitas cemas berkurang.
2) Tidur adekuat.
3) Respons cemas belum normal.
4) Koping dalam situasi stres normal.

Contoh: Dalam bentuk format


Evaluasi yang menunjukkan tujuan tercapai sebagian

Pengkajian Diagnosa Perencanaan Implementasi Evaluasi


Keperawatan Tujuan Intervensi
Data Cemas Setelah dilakukan 1) Bantu pasien 1) Membantu pasien Hari: Kamis
Objektif: berhubungan intervensi untuk untuk Tanggal: 2-
dengan keperawatan mengidentifi mengidentifikasi 1-2014
Data perubahan selama 2 x 24 jam kasi situasi situasi percepatan Jam: 09.00
Subjektif: dalam status diharapkan pasien percepatan cemas S:
peran, status dapat: cemas. Pasien
kesehatan, 1) Memonitor 2) Dampingi 2) Mendampingi mengatak
pola intensitas pasien untuk pasien untuk an masih
interaksi, cemas. mempromosi mempromosikan cemas.

11
fungsi peran, 2) Melaporkan kan kenyamanan dan Pasien
lingkungan, tidur yang kenyamanan mengurangi mengatak
status adekuat. dan ketakutan. an sudah
ekonomi, 3) Mengontrol mengurangi dapat
yang respons ketakutan. tidur.
ditandai cemas. 3) Identifikasi 3) Mengidentifikasi O:
dengan 4) Merencanaka ketika ketika perubahan Respons
ekspresi n stategi perubahan level cemas. cemas
yang koping dalam level cemas. belum
mendalam situasi stres. 4) Instruksikan 4) Menginstruksikan normal.
dalam pasien dalam pasien dalam Strategi
perubahan teknik teknik relaksasi. koping
hidup mudah relaksasi. belum
tersinggung normal.
dan A: Tujuan
gangguan belum
tidur. tercapai.
P: Teruskan
I: Teruskan
E: Tujuan
terapai
sebagian
R: -

c Tujuan tidak tercapai


Apabila pasien tidak mampu atau sama sekali tidak menunjukkan
perilaku yang diharapkan, sesuai dengan pernyataan tujuan yang
ditentukan.
Contoh:
Diagnosa Keperawatan (Dx): Cemas berhubungan dengan perubahan
dalam status peran, status kesehatan, pola interaksi, fungsi peran,
lingkungan, status ekonomi, yang ditandai dengan ekspresi yang

12
mendalam dalam perubahan hidup mudah tersinggung dan gangguan
tidur.

Tujuan:
Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 2 x 24 jam diharapkan
pasien dapat:
1) Memonitor intensitas cemas.
2) Melaporkan tidur yang adekuat.
3) Mengontrol respons cemas.
4) Merencanakan stategi koping dalam situasi stres.

Intervensi
1) Bantu pasien untuk mengidentifikasi situasi percepatan cemas.
2) Dampingi pasien untuk mempromosikan kenyamanan dan
mengurangi ketakutan.
3) Identifikasi ketika perubahan level cemas.
4) Instruksikan pasien dalam teknik relaksasi.

Implementasi
1) Membantu pasien untuk mengidentifikasi situasi percepatan cemas
2) Mendampingi pasien untuk mempromosikan kenyamanan dan
mengurangi ketakutan.
3) Mengidentifikasi ketika perubahan level cemas.
4) Menginstruksikan pasien dalam teknik relaksasi

Evaluasi
1) Pasien masih merasa cemas.
2) Tidur belum adekuat.
3) Respons cemas tidak normal.
4) Koping dalam situasi stres tidak normal.

Contoh: Dalam bentuk format

13
Evaluasi yang menunjukkan tujuan tidak tercapai

Pengkajian Diagnosa Perencanaan Implementasi Evaluasi


Keperawatan Tujuan Intervensi
Data Cemas Setelah 1) Bantu pasien 1) Membantu pasien Hari: Kamis
Objektif: berhubungan dilakukan untuk untuk Tanggal: 2-1-
dengan intervensi mengidentifik mengidentifikasi 2014
Data perubahan keperawatan asi situasi situasi percepatan Jam: 09.00
Subjektif: dalam status selama 2 x 24 percepatan cemas S:
peran, status jam diharapkan cemas. Pasien
kesehatan, pasien dapat: 2) Dampingi 2) Mendampingi mengatak
pola 1) Memonitor pasien untuk pasien untuk an masih
interaksi, intensitas mempromosik mempromosikan merasa
fungsi peran, cemas. an kenyamanan dan cemas.
lingkungan, 2) Melaporkan kenyamanan mengurangi Pasien
status tidur yang dan ketakutan. mengatak
ekonomi, adekuat. mengurangi an sulit
yang 3) Mengontrol ketakutan. tidur.
ditandai respons 3) Identifikasi 3) Mengidentifikasi O:
dengan cemas. ketika ketika perubahan Respons
ekspresi 4) Merencana perubahan level cemas. cemas
yang kan stategi level cemas. belum
mendalam koping 4) Instruksikan 4) Menginstruksikan normal.
dalam dalam pasien dalam pasien dalam Strategi
perubahan situasi teknik teknik relaksasi. koping
hidup mudah stres. relaksasi. belum
tersinggung normal.
dan A: Kaji ulang
gangguan P: Lakukan
tidur. perencanaan
ulang
I:

14
Implementasi
sesuai
rencana
ulang.
E: Tujuan
tidak tercapai
R: Lakukan
pengkajian
dan
perencanaan
ulang

1. Pengkajian Ulang Rencana Keperawatan


a. Pengkajian
Pengkajian ulang menurut Lismidar (1990), adalah suatu proses
dari mengubah atau menghapus diagnose keperawatan, tujuan dan
tindakan terdahulu, berdasarkan data- data yang baru dari pasien.

b. Hal-hal yang diperhatikan


Sebagaimana dikemukakan oleh Lismidar (1990), ada beberapa hal
yang perlu diperhatikan dalam pengkajian ulang, yaitu proses pengkajian
ulang didasarkan dari hasil evaluasi tujuan yang belum tercapai.
Kemudian pengkajian data ulang tersebut berasal dari berbagai macam
sumber. Selanjutnya sambil memberikan asuhan keperawatan secara
langsung, perawat dapat mengumpulkan data yang baru, serta data yang
baru dapat digunakan sebagai bahan untuk mengevaluasi pencapaian
tujuan dan untuk memperbaiki rencana keperawatan yang ada.

c. Kemungkinan hasil apabila rencana keperawatan dikaji ulang


Menurut Lismidar (1990), terdapat beberapa kemungkinan hasil
apabila rencana keperawatan dilakukan pengkajian ulang. Pertama,
perubahan prioritas dan masalah yang tidak teridentifikasi ke dalam

15
diagnosis keperawatan, akan mengubah tujuan tindakan keperawatan.
Kedua, data yang baru dari pasien merupakan indikasi terhadap masalah
baru, kemudian perawat akan menulis diagnosis, tujuan serta tindakan
keperawatan yang baru. Ketiga, perawat menetapkan bahwa tujuan telah
tercapai dan ditulis dalam evaluas, yang berarti bahwa rencana
keperawatan untuk masalah tersebut sudah selesai. Keempat, perawat
juga dapat menentukan bahwa tujuan tidak tercapai atau hanya tercapai
sebagian. Menurut Lismidar(1990), ada beberapa alasan mengapa tujuan
tidak tercapai sehingga perlu dilakukan pengkajian ulang. Untuk itu perlu
dilakukan identifikasi masalah dengan harapan dapat memperbaiki
rencana yang tidak berhasil. Alasan-alasan tersebut antara lain, dalam
menetapkan tujuan yang berhubungan dengan diagnosis keperawatan,
kemungkinan tidak sesuai dan perlu diadakan perubahan atau koreksi.
Disamping itu kemungkinan diagnosis itu sesuai tetapi tujuan
menunjukkan tidak realistis terhadap kemampuan pasien, sehingga
perawat perlu memperbaiki tujuan serta tindakan keperawatan sepanjang
diperlukan. Kemudian, bila diagnosis keperawatan dan tujuan sesuai,
tindakan keperawatan mungkin belum merupakan cara terbaik untuk
pencapaian tujuan. Maka perlu dilakukan pengkajian ulang yang meliputi
pencatatan tindakan keperawatan yang lebih efektif dan perubahan
rencana keperawatan. Terakhir diagnosis tujuan, dan tindakan
keperawatan mungkin sudah tepat tetapi dengan adanya perubahan
lingkungan rumah sakit, penilaian kondisi pasien atau adanya instruksi
dokter yang baru, bertentangan dengan rencana keperawatan sehingga
seluruh perubahan ini memerlukan pengkajian ulang agar sesuai dengan
keadaan pasien saat ini.

2. Evaluasi tujuan jangka pendek


Evaluasi jangka pendek dilakukan sesuai rencana intervensi keperawatan,
apakah tujuan tercapai sesuai kiteria yang diharapkan,sehingga diagnosis
keperawatan dapat teratasi. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh

16
perawat dalam melakukan evaluasi jangka pendek, sebagaimana
dikemukakan Lismidar (1990)
a. Tujuan jangka pendek harus dievaluasi dan dikaji ulang oleh perawat
yang bertugas berikutnya.
b. Tujuan jangka pendek ditulis dalam rencana keperawatan, sehingga dapat
dilanjutkan oleh yang bertugas selanjutnya, untuk disesuaikan dengan
rencana keperawatan yang baru.
c. Evaluasi dan pengkajian ulang akan menolong perawat dalam
mengembangkan keterampilan menulis rencana keperawatan yang efektif
dan realistis untuk menangani masalah pasien.
d. Evaluasi pencapaian tujuan memberikan umpanbalik yang penting bagi
perawat dan menentukan apakah rencana keperawatan sudah efektif
dalam mengurangi atau menghilangkan dan mencegah masalah yang
dihadapi oleh pasien.
e. Apabila rencana keperawatan berhasil, maka perawat dapat menambah
tujuan, tindakan keperawatan yang kelak dapat digunakan untuk
mengatasi masalah yang sama di masa yang akan datang.
f. Apabila rencana itu gagal, perawat dapat mencoba mengkaji untuk
mengetahui dimana letak kesalahannya, serta mengoreksi rencana
keperawatan sebelum dipergunakan kepada pasien lain dengan cara
pendekatan yang sama.
g. Kartu SOAP mungkin dapat dipakai untuk mendokumentasikan
kemajuan pencapaian tujuan, atau mendokumentasikan evaluasi dan
pengkajian ulang.
h. Kartu SOAPIER mungkin sesuai sebagai catatan yang ringkas mengenai
penulisan diagnosis keperawatan dan penyelesainnya
i. Pengkajian ulang dari rencana keperawatan tercantum dalam kartu
SOAPIER. Termasuk di dalamnya adalah catatan yang baru mengenai
data, diagnosis,tujuan dan tindakan.

17
Contoh evaluasi jangka pendek:

Pengkajian Diagnosa Perencanaan Implementasi Evaluasi


Keperawatan Tujuan Intervensi
Data Cemas Setelah 1) Bantu pasien 1) Membantu pasien Hari:
Objektif: berhubungan dilakukan untuk untuk Tanggal:
dengan intervensi mengidentifi mengidentifikasi Jam:
Data perubahan keperawatan kasi situasi situasi percepatan S :
Subjektif: dalam status selama 2 x 24 percepatan cemas Pasien
peran, status jam diharapkan cemas. mengatak
kesehatan, pasien dapat: 2) Dampingi 2) Mendampingi an cemas
pola 1) Memonitor pasien untuk pasien untuk hilang
interaksi, intensitas mempromosi mempromosikan Pasien
fungsi peran, cemas. kan kenyamanan dan mengatak
lingkungan, 2) Melaporkan kenyamanan mengurangi an sudah
status tidur yang dan ketakutan. dapat
ekonomi, adekuat. mengurangi tidur
yang 3) Mengontrol ketakutan. O:
ditandai respons 3) Identifikasi 3) Mengidentifikasi Respon
dengan cemas. ketika ketika perubahan cemas
ekspresi 4) Merencana perubahan level cemas. normal
yang kan stategi level cemas. Strategi
mendalam koping 4) Instruksikan 4) Menginstruksikan koping
dalam dalam pasien dalam pasien dalam teknik normal
perubahan situasi teknik relaksasi. A : Tujuan
hidup mudah stres. relaksasi. jangka
tersinggung pendek
dan tercapai
gangguan tanggal.
tidur. P: Hentikan
I : Hentikan
E: Tujuan

18
tercapai
R:-

3. Evaluasi Tujuan Jangka Panjang


Evaluasi jangka panjang dilakukan apabila tanda dan gejala masih belum
ada, dan diagnosis keperawatan belum tercapai, sehingga memerlukan
penanganan lanjutan, yang mungkin dilakukan berulang-ulang, karena tujuan
belum tercapai dan diagnosis keperawatan yang dirumuskan teratasi.

Contoh:

Pengkajian Diagnosa Perencanaan Implementasi Evaluasi


Keperawatan Tujuan Intervensi
Data Cemas Setelah 1) Bantu pasien 1) Membantu pasien Hari: Kamis
Objektif: berhubungan dilakukan untuk untuk Tanggal: 2-1-
dengan intervensi mengidentifi mengidentifikasi 2014
Data perubahan keperawatan kasi situasi situasi percepatan Jam: 09.00
Subjektif: dalam status selama 2 x 24 percepatan cemas S:
peran, status jam diharapkan cemas. Pasien
kesehatan, pasien dapat: 2) Dampingi 2) Mendampingi mengatak
pola 1) Memonitor pasien untuk pasien untuk an masih
interaksi, intensitas mempromosi mempromosikan cemas.
fungsi peran, cemas. kan kenyamanan dan Pasien
lingkungan, 2) Melaporkan kenyamanan mengurangi mengatak
status tidur yang dan ketakutan. an sudah
ekonomi, adekuat. mengurangi dapat
yang 3) Mengontrol ketakutan. tidur.
ditandai respons 3) Identifikasi 3) Mengidentifikasi O:
dengan cemas. ketika ketika perubahan Respons
ekspresi 4) Merencana perubahan level cemas. cemas
yang kan stategi level cemas. belum
mendalam koping 4) Instruksikan 4) Menginstruksikan normal.

19
dalam dalam pasien dalam pasien dalam teknik Strategi
perubahan situasi teknik relaksasi. koping
hidup mudah stres. relaksasi. belum
tersinggung normal.
dan A: Tujuan
gangguan belum
tidur. tercapai.
P: Teruskan
I: Teruskan
E: Tujuan
terapai
sebagian
R: -

20
BAB III

PENUTUP

A. Simpulan
1. Evaluasi asuhan keperawatan pada lansia pada dasarnya tidak berbeda
dengan evaluasi asuhan keperawatan pada anak, keperawatan maternitas,
keperawatan komunitas, keperawatan keluarga, keperawatan jiwa, dan
keperawatan medical bedah. Untuk dapat mengevaluasi asuhan
keperawatan, maka perlu dibandingkan apakah tindakan keperawatan
yang diberikan menghasilkan perubahan pada klien sesuai tujuan yang
ditetapkan, baik tujuan jangka pendek maupun jangka panjang.
2. Menurut Potter and Perry (2005), evaluasi keperawatan adalah kategori
perilaku keperawatan dalam menetukan pembuatan dan pencatatan hasil
tindakan keperawatan yang telah dicapai.
3. Manfaat kegunaan evaluasi : untuk menentukan perkembangan kesehatan
klien,untuk menilai efektivitas,efisiensi, dan produktivitas dari tindakan,
keperawatan yang telah diberikan, untuk menilai pelaksanaan asuhan
keperawatan, mendapatkan umpan balik, serta sebagai tanggung jawab
dan tanggung gugat dalam pelaksanaan pelayanan keperawatan.
4. Ada beberapa teknik yang dilakukan untuk melakukan evaluasi, yaitu
wawancara, pengamatan (observasi), dan studi dokumentasi.
5. Langkah-langkah yang biasa dilakukan dalam evaluasi adalah
menentukan kriteria hasil, standar dan pertanyaan evaluasi; pengumpulan
data baru tentang klien; menafsirkan data baru; membandingkan data baru
dengan standar yang berlaku; merangkum hasil dan membuat kesimpulan
serta melaksanakan tindakan yang sesuai berdasarkan kesimpulan.
6. Evaluasi jangka pendek dilakukan sesuai rencana intervensi keperawatan,
apakah tujuan tercapai sesuai kiteria yang diharapkan,sehingga diagnosis
keperawatan dapat teratasi.
7. Evaluasi jangka panjang dilakukan apabila tanda dan gejala masih belum
ada, dan diagnosis keperawatan belum tercapai, sehingga memerlukan

21
penanganan lanjutan, yang mungkin dilakukan berulang-ulang, karena
tujuan belum tercapai dan diagnosis keperawatan yang dirumuskan
teratasi.

B. Saran
Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca terutama mahasiswa
keperawatan diharapkan dapat menggunakan makalah ini sebagai referensi
untuk menambah pengetahuan tentang melakukan tindakan keperawatan pada
lansia dengan pendekatan keluarga dan diharapkan para pembaca bisa
memberikan kritik dan saran untuk dapat menjadikan kami lebih baik lagi
dalam penulisan makalah kami selanjutnya.

22

Anda mungkin juga menyukai