DI KOTA SEMARANG
Disusun oleh :
DAFTAR ISI
COVER i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Kehidupan kota 3
1.3 Prospek wirausaha ...................................................................................6
1.4 Rumusan Masalah ...................................................................................13
1.5 Batasan Masalah / Tujuan ......................................................................13
BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Uraian Tentang Wirausaha 47
4.2 Pengambilan Gagasan Usaha 51
4.3 Pengamabilan Keputusan ........................................................................ 50
4.3 Kelayakan Usaha .....................................................................................52
i
MENGEMBANGKAN WIRAUSAHA BUDIDAYA JAMUR
DI KOTA SEMARANG
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan 59
5.2 Saran 59
ii
MENGEMBANGKAN WIRAUSAHA BUDIDAYA JAMUR
DI KOTA SEMARANG
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Jamur tiram putih dengan nama latin Pleurotus ostreatus adalah jamur
pangan yang dapat dijadikan alternatif makanan sehat yang layak konsumsi. Jamur
tiram juga dapat menjadi olahan makanan seperti bakso, oseng-oseng, maupun
jamur yang crispy.
Jamur tiram tumbuh pada serbuk kayu, khususnya yang memiliki serat
lunak seperti jenis kayu albasiah. Suhu optimum untuk pertumbuhan tubuh buah
1
MENGEMBANGKAN WIRAUSAHA BUDIDAYA JAMUR
DI KOTA SEMARANG
Berdasarkan hal inilah, penulis akan berusaha mewujudkan usaha ini, selain
dapat meningkatkan ekonomi pribadi, usaha ini juga dapat membantu masyarakat
menengah ke bawah yang menjadi pegawai usaha jamur tiram ini.
1.1. Visi
1.2. Misi
2
MENGEMBANGKAN WIRAUSAHA BUDIDAYA JAMUR
DI KOTA SEMARANG
3
MENGEMBANGKAN WIRAUSAHA BUDIDAYA JAMUR
DI KOTA SEMARANG
lingkungan yang sehat dan nyaman untuk ditempati. Keadaan tempat tinggal
penduduk rata-rata sudah permanen dan sebagian besar telah memiliki WC
sendiri. Air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari berasal dari PDAM,
sumur galian dan pompa, serta mata air.
Jenis penyakit yang banyak diderita oleh penduduk adalah penyakit
yang masih tergolong ringan antara lan influensa, sakit kepala, sakit perut, sakit
gigi dan sebagainya. Untuk melakukan pengobatan, umumnya penduduk
membeli obat di warung atau segera berobat ke dokter atau puskesmas terdekat.
Salah satu wujud nyata dalam pembangunan kesehatan di Desa
Gedawang adalah dengan adanya kegiatan posyandu. Kegiatan-kegiatan yang
ada di posyandu adalah penyuluhan kepada ibu-ibu tentang kesehatan keluarga,
penimbangan bayi dan balita, praktek peragaan hidup sehat, pemberian
makanan tambahan bagi bayi dan balita, serta pelayanan kesehatan bagi
manula. Kegiatan-kegiatan posyandu yang dilakukan sebulan sekali maupun
tiga kali dalam sebulan tersebut dibantu oleh puskesmas dan PKK desa
Gendawang.
Program keluarga berencana (KB) merupakan salah satu program
pemerintah dalam bidang kesehatan, yang berkaitan dengan bidang
kependudukan serta tingkat kesehatan penduduk. Program KB di Desa
Gedawang didukung oleh Penyuluhan Lapangan KB Desa (PLKB). Puskesmas
dan BKKBN yang bertugas melayani akseptor KB. Jumlah Pasangan Usia
Subur (PUS) yang ada di Desa Gedawang sebanyak 360 orang dan jumlah
akseptor aktif adalah 376 orang.
1.2.4 Kondisi Sosial Budaya.
4
MENGEMBANGKAN WIRAUSAHA BUDIDAYA JAMUR
DI KOTA SEMARANG
5
MENGEMBANGKAN WIRAUSAHA BUDIDAYA JAMUR
DI KOTA SEMARANG
b. Tanaman Buah-buahan.
Buah-buahan merupakan salah satu komoditi unggulan Kabupaten
Semarang. Selain rambutan komoditi unggulan lainnya seperti pisang raja,
pisang susu, mangga, duku, durian, pepaya, dan melinjo yang secara umum
buah-buahan di Kabupaten Semarang dibudidayakan oleh masyarakat
umum. Produktivitas yang tinggi dan terus meningkat tiap tahunnya
menjadi salah satu peluang bisnis yang cukup menjanjikan. Seperti
komoditi durian yang memiliki luas panen 11.963 pohon dengan produksi
tiap tahunnya 6.997 ton merupakan komoditi yang sangat dibutuhkan, tidak
hanya untuk pemenuhan kebutuhan lokal bahkan hingga mancanegara.
Berikut informasi mengenai berbagai-macam komoditi tanaman buah-
buahan di kabupaten Semarang yang di tampilkan dalam bentuk tabel di
bawah ini.
6
MENGEMBANGKAN WIRAUSAHA BUDIDAYA JAMUR
DI KOTA SEMARANG
c. Tanaman Obat-obatan.
Di daerah Semarang juga memiliki produktivitas tanaman obat-
obatan yang cukup tinggi. Tanaman obat-obatan yang menjadi unggulan
adalah komoditi jahe, laos/lengkuas, kunyit, temulawak, lempuyang,
temuireng dan mulai dikembangkan mengkudu. Kebutuhan tanaman obat-
obatan ini ternyata sangat tinggi. Bukan hanya untuk kedokteran tetapi juga
untuk jamu-jamu tradisional baik yang diproduksi secara masal oleh pabrik-
pabrik modern maupun diproduksi secara konvensional. Memang, jamu
merupakan salah satu peninggalan nenek moyang masyarakat jawa maka
tradisinya pun tetap melekat hingga kini. Berikut informasi mengenai
berbagai-macam komoditi tanaman obat-obatan di kabupaten Semarang
yang di tampilkan dalam bentuk tabel di bawah ini.
LUAS PANEN
NO KOMODITI Kg/pohon PRODUKSI (Kg)
(Pohon)
1 Jahe 7.576 1 4.087
2 Laos/Lengkus 4.828 1 3.774
3 Kencur 1.200 0 440
4 Kunyit 6.470 0 1.489
5 Temulawak 4.845 1 2.670
6 Lempuyang 4.035 2 8.347
7 Temuireng 2.514 0 720
8 Kejibeling 4 2 9
9 Temukunci 300 1 180
7
MENGEMBANGKAN WIRAUSAHA BUDIDAYA JAMUR
DI KOTA SEMARANG
10 Mengkudu 100 0 30
Sumber: Dinas Pertanian Propinsi Jawa Tengah, Tahun 2004
d. Sayur-sayuran
Tanaman sayur-sayuran di Kabupaten Semarang juga cukup
berpotensi. Komotiditi ini selain untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri
juga untuk eksport. Peluang bisnis di bidang sayur-sayuran ini sangat besar
terutama pada jasa pengangkutan maupun pengolahan. Sebagian besar hasil
komoditi dari Kabupaten Semarang di manfaatkan untuk masyarakat
sekitarnya saja. Berikut informasi mengenai berbagai-macam komoditi
sayur-sayuran di kabupaten Semarang yang di tampilkan dalam bentuk tabel
di bawah ini.
LUAS PANEN
NO KOMODITI Kg/pohon PRODUKSI (Kg)
(Pohon)
1 BAWANG MERAH 6 52,5 315
2 KOBIS 27 84 2.275
3 PETSA/SAWI 156 50,84 7931
4 KACANG PANJANG 366 33 12.151
5 CABE BESAR 350 33 11.504
6 CABE KECIL 1314 29,55 38830
7 TOMAT 10 57.40 574
8 TERUNG 60 59.45 3567
9 MENTIMUN 123 59,34 7299
10 KANGKUNG 3 44 132
11 BAYAM 19 10,58 201
12 MELON 101 190,4 19231
13 SEMANGKA 60 147,32 8839
Sumber: Dinas Pertanian Propinsi Jawa Tengah, Tahun 2004
1.3.2 Peternakan .
a. Penggemukan Sapi.
8
MENGEMBANGKAN WIRAUSAHA BUDIDAYA JAMUR
DI KOTA SEMARANG
c. Ayam Pedaging.
d. Ikan.
Potensi perikanan yang dimiliki Kabupaten Semarang di Kecamatan
Gendawang adalah kolam, sawah, sungai dan gengan air, sedangkan luas
areal yang digunakan sebesar 158,24 ha. Luas areal potensi perikanan di
Kecamatan Polanharjo dan produksi yang dihasilkan dapat dilihat pada tabel
7.
9
MENGEMBANGKAN WIRAUSAHA BUDIDAYA JAMUR
DI KOTA SEMARANG
Tabel 6. Luas areal potensi perikanan dan produksinya di Kecamatan Gendawang, 2001
1.3.3 Industri
a. Garment / Tekstil.
Industri garmen di Kabupaten Semarang selain memiliki
keragaman produk juga letaknya tersebar diberbagai wilayah. Industri
pakaian jadi di Semarang menghasilkan produk yang berkualitas seperti
kemeja, celana panjang jean maupun casual, baju hangat, pakaian anak-
anak, celana pendek, jaket, seragam sekolah, dan lain-lain dalam berbagai
bentuk, ukuran, dan model.
b. Industri Payung Hias.
Pengrajin Payung hias dari Kwarasan Juwiring merupakan warisan
nenek moyang yang dikembangkan oleh warga Juwiring Klaten. Potensi
10
MENGEMBANGKAN WIRAUSAHA BUDIDAYA JAMUR
DI KOTA SEMARANG
payung hias dapat digunakan untuk hiasan atau kegiatan ritual adat jawa
lainnya.
c. Sentra Cor Logam.
Industri logam cor ferro, khususnya untuk besi cor atau besi tulang,
pada awalnya berkembang di daerah-daerah yang dekat pabrik gula atau
perkeretaapian yang dibangun Pemerintah Hindia Belanda. Dari produksi
untuk suku cadang pabrik gula dan kereta api tersebut kemudian
berkembang ke produk alat-alat rumah tangga, barang teknik, cinderamata,
dan perlengkapan bangunan. Sedangkan industri logam ferro pada mulanya
berkembang di Jawa dengan produksi gamelan atau perlengkapan upacara
dari kuningan, dan selanjutnya berkembang dengan menghasilkan produk-
produk seperti suku cadang kendaraan bermotor, komponen listrik, dan alat
pertanian. Dalam perkembangannya produk yang dihasilkan bervariasi dan
semakin maju seiring dengan pangsa pasar yang makin luas dan permintaan
serta kebutuhan konsumen yang makin beragam. Bahkan pada beberapa
tahun terakhir ini pertumbuhan industri kecil pengecoran logam makin
meningkat khususnya sejak industri tersebut melakukan kemitraan dengan
industri menengah dan besar dengan pola subcontracting khususnya dalam
penyediaan atau pembuatan suku cadang. Sentra Industri ini berkembang di
daerah Mbakaran, Juwana Kecamatan Semarang dan di Ketalit. Produk
Industri Cor Logam yang dihasilkan di kabupaten antara lain ; lampu
gantung, lampu teplok, lampu meja, hiasan dinding, alat rekayasa gergaji
sirkel, dan beragam alat rekataya lainnya yang dihasilkan untuk mendukung
kebuhan alat pemotong kayu, pelumat tanah liat, alat press genteng,
komponen mesin tenun, komponen mensin diesel, velg mobil dll.
d. Industri Logam.
Kerajinan Pande Besi merupakan salah satu potensi unggulan di
Kabupaten Semarang. Produk utama UMKM ini adalah dalam bidang alat-
alat pertanian seperti cangkul, skop, sabit, palu, linggis, garpu, gembor, dan
lain-lain. Kedua adalah dalam bidang alat-alat rumah tangga seperti lampu,
kompor, tenpat kerupuk dan lain sebagainya. Pengrajin Pande besi di
11
MENGEMBANGKAN WIRAUSAHA BUDIDAYA JAMUR
DI KOTA SEMARANG
12
MENGEMBANGKAN WIRAUSAHA BUDIDAYA JAMUR
DI KOTA SEMARANG
13
MENGEMBANGKAN WIRAUSAHA BUDIDAYA JAMUR
DI KOTA SEMARANG
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
14
MENGEMBANGKAN WIRAUSAHA BUDIDAYA JAMUR
DI KOTA SEMARANG
15
MENGEMBANGKAN WIRAUSAHA BUDIDAYA JAMUR
DI KOTA SEMARANG
16
MENGEMBANGKAN WIRAUSAHA BUDIDAYA JAMUR
DI KOTA SEMARANG
17
MENGEMBANGKAN WIRAUSAHA BUDIDAYA JAMUR
DI KOTA SEMARANG
h. Kepemimpinan
i. Locus of Contro
j. Perilaku instrumental
k. Penghargaan terhadap uang.
Ciri dan Karakteristik Wirausahaan Tangguh:
a. Berpikir dan bertindak strategik, adaptif terhadap perubahan
dalam berusaha mencari peluang keuntungan termasuk yang
mengandung resiko agak besar dan dalam mengatasi masalah.
b. Selalu berusaha untuk mendapat keuntungan melalui berbagai
keunggulan dalam memuaskan langganan.
c. Berusaha mengenal dan mengendalikan kekuatan dan
kelemahan perusahaan (dan pengusahanya) serta meningkatkan
kemampuan dengan sistem pengendalian intern.
d. Selalu berusaha meningkatkan kemampuan dan ketangguhan
perusahaan terutama dengan pembinaan motivasi dan semangat
kerja serta pemupukan permodalan.
e. Memiliki sifat keyakinan, kemandirian, individualitas,
optimisme.
f. Selalu berusaha untuk berprestasi, berorientasi pada laba,
memiliki ketekunan dan ketabahan, memiliki tekad yang kuat,
suka bekerja keras, energik ddan memiliki inisiatif.
g. Memiliki kemampuan mengambil risiko dan suka pada
tantangan.
h. Bertingkah laku sebagai pemimpin, dapat bergaul dengan orang
lain dan suka terhadap saran dan kritik yang membangun.
i. Memiliki inovasi dan kreativitas tinggi, fleksibel, serba bisa dan
memiliki jaringan bisnis yang luas.
j. Memiliki persepsi dan cara pandang yang berorientasi pada
masa depan.
k. Memiliki keyakinan bahwa hidup itu sama dengan kerja keras.
18
MENGEMBANGKAN WIRAUSAHA BUDIDAYA JAMUR
DI KOTA SEMARANG
19
MENGEMBANGKAN WIRAUSAHA BUDIDAYA JAMUR
DI KOTA SEMARANG
Keterangan :
20
MENGEMBANGKAN WIRAUSAHA BUDIDAYA JAMUR
DI KOTA SEMARANG
Innovation/inovasi
Faktor personal adanya inovasi untuk terjun ke dunia wirausaha yaitu:
a. Keinginan untuk berprestasi
b. Faktor pengalaman dalam berwirausaha
c. Keinginan dalam menanggung risiko
d. Sifat penasaran pribadi
e. Faktor pendidikan
Triggering Event/pemicu
Faktor personal yang mendorong pemicu untuk terjun ke dunia
wirausaha yaitu:
a. Komitmen atau minat yang tinggi dalam berwirausaha
b. Keberanian menanggung risiko
c. Ketidakpuasan dengan pekerjaan sendiri
d. PHK dan tidak ada pekerjaan lain
e. Faktor usia
Implementation/pelaksanaan
Faktor personalia yang mendorong adalah:
a. Komitmen tinggi dalam berwirausaha
b. Adanya visi dan misi guna mencapai keberhasilan dalam
berwirausaha
c. Adanya menejer pelaksana sebagai tangan kanan dan pembantu
utama didalam berwirausaha
Growth/pertumbuhan
Faktor organisasi yang mendorong adalah:
a. Tim yang kompak dalam menjalankan usaha sehingga semua
perencanaan dan pelaksanaan operasional berjalan produktif
b. Struktur organisasi dan berbudaya mantap didalam berwirausaha
c. Strategi yang mantap sebagai produk dari tim yang kompak
didalam berwirausaha
d. Adanya produk yang dibanggakan
21
MENGEMBANGKAN WIRAUSAHA BUDIDAYA JAMUR
DI KOTA SEMARANG
22
MENGEMBANGKAN WIRAUSAHA BUDIDAYA JAMUR
DI KOTA SEMARANG
23
MENGEMBANGKAN WIRAUSAHA BUDIDAYA JAMUR
DI KOTA SEMARANG
24
MENGEMBANGKAN WIRAUSAHA BUDIDAYA JAMUR
DI KOTA SEMARANG
25
MENGEMBANGKAN WIRAUSAHA BUDIDAYA JAMUR
DI KOTA SEMARANG
26
MENGEMBANGKAN WIRAUSAHA BUDIDAYA JAMUR
DI KOTA SEMARANG
27
MENGEMBANGKAN WIRAUSAHA BUDIDAYA JAMUR
DI KOTA SEMARANG
28
MENGEMBANGKAN WIRAUSAHA BUDIDAYA JAMUR
DI KOTA SEMARANG
29
MENGEMBANGKAN WIRAUSAHA BUDIDAYA JAMUR
DI KOTA SEMARANG
30
MENGEMBANGKAN WIRAUSAHA BUDIDAYA JAMUR
DI KOTA SEMARANG
31
MENGEMBANGKAN WIRAUSAHA BUDIDAYA JAMUR
DI KOTA SEMARANG
32
MENGEMBANGKAN WIRAUSAHA BUDIDAYA JAMUR
DI KOTA SEMARANG
33
MENGEMBANGKAN WIRAUSAHA BUDIDAYA JAMUR
DI KOTA SEMARANG
Pengkajian terhadap aspek ini penting dilakukan, karena tidak ada bisnis
atau usaha yang berhasil tanpa adanya permintaan atas barang atau jasa
yang dihasilkan. Pada dasarnya, analisis aspek pemasaran (pasar)
bertujuan untuk mengetahui berapa besar luas pasar, pertumbuhan
permintaan, pangsa pasar dari produk bersangkutan, kondisi persaingan
antara produsen dan siklus hidup produk.
b. Aspek Keuangan
Dari sisi keuangan, suatu usaha dikatakan sehat, apabila dapat memberikan
keuntungan yang layak dan mampu memenuhi kewajiban keuangan.
Kegiatan pada aspek keuangan ini, antara lain penghitungan perkiraan
jumlah dana yang diperlukan untuk keperluan modal kerja awal dan
pengadaan harta tetap. Dipelajari juga struktur pembiayaan yang paling
menguntungkan dengan menentukan berapa dana yang harus disiapkan
lewat pinjaman dari pihak lain dan berapa dana dari modal sendiri. Hasil
analisis keuangan akan digunakan untuk mengkomunikasikan keadaan
rencana keuangan dengan pihak yang berkepentingan.
c. Aspek Teknis (Produksi)
Studi teknis akan mengungkapkan kebutuhan apakah yang diperlukan dan
bagaimana secara teknis proses produksi akan dilaksanakan. Beberapa hal
umum yang perlu diperhatikan adalah mengenai kapasitas produksi,
pemakaian peralatan dan mesin, lokasi dan tata letak usaha yang paling
menguntungkan.
d. Aspek Manajemen
Studi aspek manajemen meliputi penyusunan rencana kerja, siapa saja
yang terlibat, bagaimana mengkoordinasi dan mengawasi pelaksanaan
usaha, jenis-jenis pekerjaan, struktur organisasi dan pengadaan tenaga
kerja yang dibutuhkan.
34
MENGEMBANGKAN WIRAUSAHA BUDIDAYA JAMUR
DI KOTA SEMARANG
35
MENGEMBANGKAN WIRAUSAHA BUDIDAYA JAMUR
DI KOTA SEMARANG
Meskipun begitu, sampai hari ini ada sebuah kendala yang sering dihadapi
para pemula dalam menjalankan bisnis budidaya jamur tiram. Yaitu faktor
pemilihan lokasi budidaya yang sesuai dengan habitat hidup jamur tersebut.
Biasanya pertumbuhan jamur tiram akan optimal sepanjang tahun bila
lokasi budidayanya sesuai dengan habitat aslinya, yakni di kawasan pegunungan
atau di daerah dataran dengan ketinggian antara 400-800 meter di atas permukaan
air laut (mdpl), serta memiliki suhu udara sekitar 20-28 derajat C dengan tingkat
kelembapan sekitar 70% sampai 80%. Lalu bisakah jamur tiram dibudidayakan di
daerah panas? Sumian (34) warga Jalan Puspa Raya RT 6 RW 2 Kelurahan
Gedawang, Kecamatan Banyumanik, dengan tegas menjawab, ''Bisa.''
Menurut bapak satu anak itu, Kota Semarang sebagai daerah panas pun
terbukti dapat dibudidayakan. Sudah setahun lebih, suami Dwi Maryana (26) yang
lulus SMK Widya Praja Ungaran pada 1999 itu kewalahan melayani permintaan
pasar.
''Langkah mudah budidaya jamur tiram di daerah panas adalah membuat
bangunan kumbung dengan sistem sirkulasi buka tutup agar sirkulasi kumbung
pada siang hari tetap terjaga kelembabannya. Gunakan atap tahan panas, jaga
kelembaban dengan meletakkan air di dalam kumbung, usahakan kumbung di dekat
pohon, lindungi sekitar lumbung dari sinar matahari langsung, tinggi kumbung
usahakan tidak kurang dari 4 meter, rak baglog jamur jangan lebih dari 3 tingkat,
sering lakukan penyiraman minimal 3 kali dalam sehari,'' papar Sumian, saat
ditemui di kediamannya, Kamis (14/2) pagi.
Dari 1200 baglog jamur, setiap hari Sumian mampu memanen jamur tiram
5 hingga 15 kilogram dengan harga Rp 12 ribu per kilogramnya. Agar tetap panen
dalam waktu 12 hari, Sumian yang sehari-hari juga membuka jasa video shoting,
konsultan dan desain interior itu menyiram dengan nutrisi berupa gula cair dan
vitamin B-komplek.
''Selain warga sekitar, tukang sayur keliling juga mengambil jamur tiram
dari saya. Karena permintaan tinggi, kami kewalahan dan berencana menambah
baglog agar produksinya meningkat. Permintaan konsumen setiap harinya meminta
36 kilogram,'' katanya.
36
MENGEMBANGKAN WIRAUSAHA BUDIDAYA JAMUR
DI KOTA SEMARANG
Modal awal usaha budidaya jamur tiram pun, kata Sumian diberikan oleh
Masyarakat Berdaya Indonesia (MBI), salah satu jejaring Lembaga Amil Zakat Al
Ihsan (LAZiS) Jateng.
''Kami berikan modal bukan berupa uang, tetapi baglog kepada Sumian dan
10 ibu di Kelurahan Gedawang. Masing-masing 400 baglog. Kita juga support
program beserta pemasarannya yang terpusat. Ini menjadi bagian LAZiS Jateng
untuk mengangkat ekonomi kaum dhuafa dan janda,'' jelas Meike Fitrianingtyas,
penggagas dan pendamping program MBI LAZiS Jateng, kemarin. (Muhammad
Syukron-SMNetwork/yul).
37
MENGEMBANGKAN WIRAUSAHA BUDIDAYA JAMUR
DI KOTA SEMARANG
BAB III
METODOLOGI
3.1 Lokasi Wirausaha
A. Kondisi Geografis
38
MENGEMBANGKAN WIRAUSAHA BUDIDAYA JAMUR
DI KOTA SEMARANG
39
MENGEMBANGKAN WIRAUSAHA BUDIDAYA JAMUR
DI KOTA SEMARANG
40
MENGEMBANGKAN WIRAUSAHA BUDIDAYA JAMUR
DI KOTA SEMARANG
41
MENGEMBANGKAN WIRAUSAHA BUDIDAYA JAMUR
DI KOTA SEMARANG
1. Peluang/opportunity
Tujuan utama perusahaan mengadakan pengamatan adalah untuk
melihat/menangkap peluang baru. Peluang pemasaran yaitu suatu
kebutuhan dimana perusahaan dapat bergerak dengan memperoleh
laba.
Keterangan :
Peluang yang terbaik adalah pada kotak 1 sehingga manajemen
harus merencanakan untuk mengejar peluang tersebut
Peluang pada kotak 2 dan 3 harus diamati kalau daya tarik atau
kemungkinan suksesnya meningkat maka perlu dipertimbangkan.
Kotak 4 terlalu kecil kalau dipertimbangkan
2. Ancaman ( Threat )
Sebagian perkembangan dalam lingkungan eksternal merupakan
ancaman bagi perusahaan. Ancaman lingkungan adalah tantangan
akibat kecenderungan yang tidak menguntungkan atau perkembangan
yang akan mengurangi penjualan dan laba.
42
MENGEMBANGKAN WIRAUSAHA BUDIDAYA JAMUR
DI KOTA SEMARANG
43
MENGEMBANGKAN WIRAUSAHA BUDIDAYA JAMUR
DI KOTA SEMARANG
4) Bisnis sulit
Apabila peluangnya kecil dan ancaman utamanya besar
b. Analisis lingkungan internal
Selain mengetahui peluang yang menarik dilingkungan perusahaan
juga memiliki keahlian yang dibutuhkan untuk sukses dalam peluang tersebut.
Setiap unit bisnis perlu dinilai kekuatan dan kelemahan secara periodik yaitu
dengan mengkaji kompetensi pemasaran, keuangan, produksi dan organisasi
perusahaan. Setiap faktor dinilai apakah merupakan kekuatan utama,kekuatan
sampingan ,faktor netral ,kelemahan sampingan atau kelemahan utama. Setiap
perusahaan harus menelaah beberapa proses dasar seperti penciptaan produk
baru, bahan baku sampai barang jadi. Prospek penjualan, pesanan pesanan
sampai uang diterima, problem pelanggan sampai waktu penyelesaian dst.
Setiap proses menciptakan nilai dan memerlukan kerjasama antar bagian .
Kadang kadang suatu bisnis gagal bukan karena masing masing bagiannya
tidak memiliki kekuatan yang dibutuhkan melainkan karena bagian bagian
tidak bekerja sama sebagai tim.
44
MENGEMBANGKAN WIRAUSAHA BUDIDAYA JAMUR
DI KOTA SEMARANG
MENGEMBANGKAN WIRAUSAHA
BUDIDAYA JAMUR
DI KOTA PATI SEMARANG
Dokumen- dokemen
KEBUTUHAN DATA
Sekunder
PENGUMPULAN DATA
Observasy,Wawancara,Survey
Primer
Observasi/Wawancara
Sampel Dan Kriteria Responden
Instansi Pemerintah & Instansi Swasta
MENGEMBANGKAN
Analisis WIRAUSAHA BUDIDAYA JAMUR
Kualitatif DI KOTA SEMARANG
MENGEMBANGKAN USAHA
PROSES ANALISIS KRIPIK SINGKONG
SWOT
MENGEMBANGKAN USAHA DI
BIDANG PERIKANAN
KESIMPULAN
SARAN
45
MENGEMBANGKAN WIRAUSAHA BUDIDAYA JAMUR
DI KOTA SEMARANG
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Uraian Wirausaha
1. Presto, alat ini sebagai penganti autoklaf. sebenernya kalau Anda bisa beli
autoklaf bekas, tetap akan lebih baik memakai autoklaf.
2. Enkas atau wadah kaca, alat ini sebagai pengganti LAFC. Mudah kok cara
membuatnya. Anda bisa gunakan akuarium sebagai enkas. Atau bila
Anda pernah punya anak atau lihat bayi tetangga yang baru lahir tentu tahu
baby box yang di rumah sakit untuk bayi prematur, buatlah desainnya
seperti itu.
3. Tabung dan gelas ukur, kalau yang ini tidak bisa diganti yah, beli saja 1
atau 2 sudah cukup untuk selamanya (kalau tidak pecah ). Tabung gelas ini
46
MENGEMBANGKAN WIRAUSAHA BUDIDAYA JAMUR
DI KOTA SEMARANG
47
MENGEMBANGKAN WIRAUSAHA BUDIDAYA JAMUR
DI KOTA SEMARANG
4.1.2 Peternakan .
a) Penggemukan Sapi.
Kabupaten Semarang juga mengunggulkan pengemukan sapi potong.
Hampir setiap kecamatan di Kabupaten Gendawang memiliki peternakan sapi
potong ini. Peternakan sapi potong ini dimaksudkan untuk memenuhi
kebutuhan daging tingkat lokal yaitu Kabupaten Gendawang dan sekitarnya.
Namun hingga saat ini belum ada industri yang bergerak pada pengolahan
daging sapi, seperti pengkalengan daging dan lain-lain. Pemasaran yang
dilakukan masih bertumpu pada memasarkan daging segar, sedangkan proses
pengemasan belum dilakukan. Ini menjadikan salah satu peluang investasi dan
48
MENGEMBANGKAN WIRAUSAHA BUDIDAYA JAMUR
DI KOTA SEMARANG
d) Ikan.
Potensi perikanan yang dimiliki Kabupaten Gendawang khususnya di
Kecamatan Gendawang adalah kolam, sawah, sungai dan, sedangkan luas areal
yang digunakan sebesar 158,24 ha. Luas areal potensi perikanan di Kecamatan
Banyumanik dan produksi yang dihasilkan
4.1.3 Keripik Singkomg
Demal adalah salah satu kabupaten yang terletak di antara Kota Kudus,
Jepara,dan Rembang. Selain terkenal sebagai salah satu lumbung padi di
Provinsi Jawa Tengah, Semarang juga memiliki produk unggulan lain, yaitu
kripik Singkong.
Sentra produksi keripik singkong di Semarang terletak di Desa
Gembong, Kecamatan Gembong. Dari ibu kota kabupaten, Gembong berada
sekitar 15 kilometer ke arah kea rah gunung muria. Cukup mudah untuk
menemukan lokasi sentra pembuatan keripik singkong ini, letaknya cukup
strategis berada di pinggir Jalan kearah kudus.
Tempat produksi tersebut dibuat semi permanen dari anyaman bambu
serta berlantai tanah membuat emping melinjo menjadi kegiatan sehari-hari
para warga.
Hampir di seluruh pinggir jalan Desa Gembong, berjejer warung-
warung yang menawarkan kripik singkong.. Kegiatan produksi kripik singkong
49
MENGEMBANGKAN WIRAUSAHA BUDIDAYA JAMUR
DI KOTA SEMARANG
di daerah ini memang masih dilakukan secara rumahan atau home industry.
Para perajin masih mengandalkan anggota keluarga inti untuk membuat kripik.
Kalau pun mempekerjakan karyawan, biasanya mereka hanya merekrut
tetangga sendiri.
Berikut ini adalah tabel Survey Analisis Gagasan usaha dari beberapa
macam-macam usaha di kota Klaten, Jawa Tengah yang dinilai dari parameter
indikator penilaiannya
Nilai
Usaha Usaha Usaha
No Indikator Penilaian Usaha
Budidaya Kripik Tambak
peterternak
Jamur Singkong ikan
Ketersediaan bahan
1 7 7 7 6
usaha
Kapasitas persaingan
2 8 7 7 5
usaha
3 Omzet per tahun 8 6 7 5
4 Permintaan konsumen 8 5 6 5
Usaha ini sesuai
5 6 5 6 5
dengan minat anda
Usaha ini sesuai
6 5 4 3 2
dengan bakat anda
Usaha ini sesuai
7 5 4 5 3
dengan skill anda
Usaha ini sesuai
8 6 5 4 3
dengan hobi anda
Usaha ini dapat
9 7 4 3 6
mencapai tujuan anda
Usaha ini sesuai
10 dengan pengetahuan 4 5 5 4
anda
50
MENGEMBANGKAN WIRAUSAHA BUDIDAYA JAMUR
DI KOTA SEMARANG
Berdasarkan hasil survey penilaian gagasan usaha (tabel 9) yang masih bisa
untuk dipertahankan adalah usaha Pembudidayaan jamur.
4.3 Analisis Kelayakan Usaha
Analisis kelayakan pengembangan usaha budidaya jamur di Kecamatan
Semarang dikaji menggunakan analisis keuntungan dan analisis SWOT.
Peubah-peubah yang dibahas disesuaikan dengan kondisi usaha di bidang
budidaya jamur.
4.3.1 Analisis Keuntungan
Modal usaha berasal dari tabungan pemilik yang sebelumnya
didapatkan dari bekerja di Sumatra sebagai buruh di perkebunan karet.
51
MENGEMBANGKAN WIRAUSAHA BUDIDAYA JAMUR
DI KOTA SEMARANG
a. Pengeluaran
Misalkan dari jumlah 2.500 log.
Luas kumbung 15,60 m2 @ Rp 225.000,- : Rp 3.510.000,-
Pembelian alat kerja bantu : Rp 400.000,-
Pengadaan media tanam = 2.500 log @
: Rp 10.000.000,-
Rp4.000
Total modal awal kerja : Rp 13.910.000,-
b. Penerimaan (harga x jumlah penjualan)
Harga jual jamur di pasaran :
Jumlah Rp 5.250.000,-
B. BIAYA VARIABEL
4.500 MT x @ Rp 1.500 Rp 6.750.000,-
2 Tk perawatan & pengelolaan
x 4 bln x @ 250.000 Rp 2.000.000,-
Jumlah Rp 8.750.000,-
C. PENGELUARAN
BIAYA TETAP + BIAYA VARIABEL
Rp 5.250.000,- + Rp 8.750.000,-
= Rp 14.000.000,-
52
MENGEMBANGKAN WIRAUSAHA BUDIDAYA JAMUR
DI KOTA SEMARANG
D. PENDAPATAN
Tingkat kegagalan 5% dari 4.500 MT, maka media tanam (MT) tinggal
4275 buah
Hasil jamur per MT = + 0,7 Kg. Sehingga akan dihasilkan jamur segar
sebanyak 0,7 Kg x 4275 MT = 2992 Kg.
Kisaran harga minimal jamur dipasar Rp 9000 / Kg
Sehingga pendapatan selama pemeliharaan satu periode = Rp 9000 X 2992
K= Rp 26.928.000,-
E. LABA RUGI
PENDAPATAN - PENGELUARAN
Rp 26.928.000 - Rp 14.000.000,-
= Rp 12.928.000 ( laba )
c. Keuntungan = penerimaan (pengeluaran + biaya)
53
MENGEMBANGKAN WIRAUSAHA BUDIDAYA JAMUR
DI KOTA SEMARANG
54
MENGEMBANGKAN WIRAUSAHA BUDIDAYA JAMUR
DI KOTA SEMARANG
55
MENGEMBANGKAN WIRAUSAHA BUDIDAYA JAMUR
DI KOTA SEMARANG
Terdapat
Sebagai
6 Pesaing 2 banyak tempat 1 1
motivasi
pemancingan
Daya tarik Kurang
7 Fasilitas 2 1 1
pengunjung perawatan
TOTAL 14 7 7
TOTAL 28 20 8
56
MENGEMBANGKAN WIRAUSAHA BUDIDAYA JAMUR
DI KOTA SEMARANG
57
MENGEMBANGKAN WIRAUSAHA BUDIDAYA JAMUR
DI KOTA SEMARANG
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
4. Masyarakat perlu mendapat bimbingan dan perhatian yang serius dari pihak
terkait diantaranya para penyuluh pertanian lapangan.
5.2 Saran
58
MENGEMBANGKAN WIRAUSAHA BUDIDAYA JAMUR
DI KOTA SEMARANG
DAFTAR PUSTAKA
Buku :
Non Buku :
http://www.pls.depdiknas.go.id/?pancadewa=artikel&par1=20070816074013&id=
20070816074013 http://kbi.gemari.or.id/beritadetail.php?id=4038.
59
MENGEMBANGKAN WIRAUSAHA BUDIDAYA JAMUR
DI KOTA SEMARANG
Lampiran
Kisah Sukses Sumian Budi Daya Jamur Tiram
60
MENGEMBANGKAN WIRAUSAHA BUDIDAYA JAMUR
DI KOTA SEMARANG
Langkah mudah budi daya jamur tiram di daerah panas adalah membuat
bangunan kumbung dengan sistem sirkulasi buka tutup agar sirkulasi kumbung
pada siang hari tetap terjaga kelembabannya. Gunakan atap tahan panas, jaga
kelembaban dengan meletakkan air di dalam kumbung, usahakan kumbung di dekat
pohon, lindungi sekitar kumbung dari sinar matahari langsung, tinggi kumbung
usahakan tidak kurang dari 4 meter, rak baglog jamur jangan lebih dari tiga tingkat,
sering lakukan penyiraman minimal tiga kali dalam sehari, papar Sumian seperti
dikutip dari Harian Suara Merdeka.
Dari 1.200 baglog jamur, setiap hari Sumian mampu memanen jamur tiram
5 kilogram hingga 15 kilogram dengan harga Rp 12 ribu per kilogramnya. Agar
tetap panen dalam waktu 12 hari, Sumian yang sehari-hari juga membuka jasa video
shotting, konsultan, dan desain interior itu menyiram dengan nutrisi berupa gula
cair dan vitamin B-Kompleks. (as)
61