Anda di halaman 1dari 64

MENGEMBANGKAN WIRAUSAHA BUDIDAYA JAMUR

DI KOTA SEMARANG

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Kewirausahaan pada


Program Studi Diploma III Teknik Perkapalan
Universitas Diponegoro
Semarang

Disusun oleh :

RIZKI DEVIN IRVANDO


NIM : 21090113060053

PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNIK PERKAPALAN


PROGRAM DIPLOMA FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2015
MENGEMBANGKAN WIRAUSAHA BUDIDAYA JAMUR
DI KOTA SEMARANG

DAFTAR ISI
COVER i
DAFTAR ISI ii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Kehidupan kota 3
1.3 Prospek wirausaha ...................................................................................6
1.4 Rumusan Masalah ...................................................................................13
1.5 Batasan Masalah / Tujuan ......................................................................13

BAB II KAJIAN PUSTAKA


2.1 Wirausaha dan Kewirausahaan 44
2.2 Membangun Visi dan Misi Usaha 22
2.3 Menganalisa Peluang Usaha .................................................................. 26
2.4 Studi Kelayakan Bisnis ........................................................................... 33
2.5 Contoh Wirausaha yang Sudah Berhasil ................................................. 35

BAB III METODOLOGI


3.1 Lokasi Wirausaha.............................................................................................. 38
3.2 Lingkup Wirausaha ........................................................................................... 40
3.3 Kebutuhan Data ............................................................................................... 41
3.4 Teknik Pengumpulan data ...................................................................... 41
3.5 Analisa data ............................................................................................ 41
3.6 Flow Chart .............................................................................................. 46

BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Uraian Tentang Wirausaha 47
4.2 Pengambilan Gagasan Usaha 51
4.3 Pengamabilan Keputusan ........................................................................ 50
4.3 Kelayakan Usaha .....................................................................................52

i
MENGEMBANGKAN WIRAUSAHA BUDIDAYA JAMUR
DI KOTA SEMARANG

4.4 Analisi SWOT .........................................................................................55


4.5 Pengembangan Usaha ............................................................................57

BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan 59
5.2 Saran 59

DAFTAR PUSAKA ............................................................................................ 61


LAMPIRAN ........................................................................................................ 62

ii
MENGEMBANGKAN WIRAUSAHA BUDIDAYA JAMUR
DI KOTA SEMARANG

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Menekuni bisnis budidaya jamur tiram memang sangat menguntungkan.


Tingginya permintaan pasar dan mudahnya proses budidaya jamur tiram menjadi
salah satu alasan mengapa jenis jamur ini lebih sering dibudidayakan masyarakat
dibandingkan jenis jamur lainnya. Di Indonesia jamur tiram mulai dirintis di
Cisarua, Lembang, Jawa Barat tahun 1988, dan pada waktu itu petani jamur tiram
masih sangat sedikit.

Jamur tiram putih dengan nama latin Pleurotus ostreatus adalah jamur
pangan yang dapat dijadikan alternatif makanan sehat yang layak konsumsi. Jamur
tiram juga dapat menjadi olahan makanan seperti bakso, oseng-oseng, maupun
jamur yang crispy.

Jamur tiram memiliki nilai gizi tinggi. Mengandung protein 19 35 % dari


berat kering dan karbohidrat 46,6 81,8 %. Selain itu mengandung tiamin atau vit.
B1, riboflavin atau vit. B2, niasin, biotin juga beberapa garam mineral dari unsur-
unsur Ca, P, Fe, Na, dan K dengan komposisi seimbang. Jika dibandingkan dengan
daging ayam yang kandungan proteinnya 18,2 gram, lemaknya 25,0 gram, namun
karbohidratnya 0,0 gram, maka kandungan gizi jamur lebih lengkap, hingga tidak
berlebihan jika dikatakan jamur merupakan bahan pangan alternatif masa depan.

Jamur tiram juga bermanfaat dalam pengobatan, seperti :

Dapat menurunkan tingkat kolesterol dalam darah.


Memiliki kandungan serat mulai 7,4 % sampai 24,6% yang sangat baik bagi
pencernaan.
Antitumor, antioksidan, dll.

Jamur tiram tumbuh pada serbuk kayu, khususnya yang memiliki serat
lunak seperti jenis kayu albasiah. Suhu optimum untuk pertumbuhan tubuh buah

1
MENGEMBANGKAN WIRAUSAHA BUDIDAYA JAMUR
DI KOTA SEMARANG

jamur tiram adalah 20 28C, dengan kelembaban 80 90 %. Pertumbuhan


jamur tiram membutuhkan cahaya matahari tidak langsung, aliran udara yang baik,
dan tempat yang bersih. (http://organikganesha.wordpress.com)

Berdasarkan hal inilah, penulis akan berusaha mewujudkan usaha ini, selain
dapat meningkatkan ekonomi pribadi, usaha ini juga dapat membantu masyarakat
menengah ke bawah yang menjadi pegawai usaha jamur tiram ini.

1.1. Visi

Menjadi industri budidaya jamur tiram yang memenuhi kebutuhan jamur


tiram dalam negeri khususnya daerah Semarang dan sekitarnya, serta
Indonesia pada umumnya.

1.2. Misi

1. Meningkatkan taraf hidup petani dengan menghasilkan jamur tiram.


2. Memperkenalkan jamur tiram secara luas kepada masyarakat melalui
pendekatan kualitas (cita rasa, mutu dan kesegaran) dan pendekatan
pelayanan konsumen.
3. Membuka pelatihan budidaya jamur tiram kepada masyarakat secara luas.
4. Mensosialisasikan manfaat jamur tiram bagi kesehatan masyarakat sekitar
kota Semarang pada khususnya dan Indonesia pada umumnya.

1.2 Kehidupan Kota


1.2.1. Mata Pencarian
Wilayah Desa Gedawang yang sebagian besar merupakan lahan
pertanian, ternyata tidak menutup kemungkinan bagi penduduknya untuk
mempunyai mata pencarian yang beragam. Tabel 1 menunjukkan secara rinci
jumlah penduduk Desa Gedawang menurut mata pencariannya.

2
MENGEMBANGKAN WIRAUSAHA BUDIDAYA JAMUR
DI KOTA SEMARANG

Tabel 1. Jumlah penduduk menurut mata pencarian Desa Gedawang, 2001

Berdasarkan tabel diatas, penduduk Desa Gedawang sebagian besar


bermata pencarian sebagai petani; baik petani pemilik sawah, petani
penggarap, dan buruh tani, yaitu 934 orang (49,97%). Peternak (13,51%) dan
buruh industri (13,25%) merupakan mata pencarian terbesar lainnya dari
penduduk Desa Janti. Bidang perikanan yang ada di desa itu adalah kolam ikan
air tawar, dan penduduk yang memiliki usaha ini berjumlah 68 orang (3,6%)
dari jumlah total penduduk yang telah bekerja.

1.2.2. Pendidikan Desa Gedawang

Tingkat pendidikan penduduk Desa Gedawang cukup bagus, karena


jumlah penduduk yang buta huruf hanya 109 orang (6,52%) dari jumlah total
penduduk. Sedangkan tingkat pendidkan penduduk yang paling banyak adalah
penduduk yang tamat SD yaitu 648 orang (26,04%) dan 643 orang (25,48%).

1.2.3 Tingkat Kesehatan

Kesehatan jasmani dan rohani sangat penting bagi kelancaran dan


kemudahan dalam menjalankan aktifitas sehari-hari. Kesehatan juga
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan penduduk yang merupakan
salah satu modal dasar pembangunan nasional.
Tingkat kesehatan pendududuk Desa Gedawang cukup baik, karena
sebagian besar penduduk telah mengerti dan mencoba menciptakan kondisi

3
MENGEMBANGKAN WIRAUSAHA BUDIDAYA JAMUR
DI KOTA SEMARANG

lingkungan yang sehat dan nyaman untuk ditempati. Keadaan tempat tinggal
penduduk rata-rata sudah permanen dan sebagian besar telah memiliki WC
sendiri. Air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari berasal dari PDAM,
sumur galian dan pompa, serta mata air.
Jenis penyakit yang banyak diderita oleh penduduk adalah penyakit
yang masih tergolong ringan antara lan influensa, sakit kepala, sakit perut, sakit
gigi dan sebagainya. Untuk melakukan pengobatan, umumnya penduduk
membeli obat di warung atau segera berobat ke dokter atau puskesmas terdekat.
Salah satu wujud nyata dalam pembangunan kesehatan di Desa
Gedawang adalah dengan adanya kegiatan posyandu. Kegiatan-kegiatan yang
ada di posyandu adalah penyuluhan kepada ibu-ibu tentang kesehatan keluarga,
penimbangan bayi dan balita, praktek peragaan hidup sehat, pemberian
makanan tambahan bagi bayi dan balita, serta pelayanan kesehatan bagi
manula. Kegiatan-kegiatan posyandu yang dilakukan sebulan sekali maupun
tiga kali dalam sebulan tersebut dibantu oleh puskesmas dan PKK desa
Gendawang.
Program keluarga berencana (KB) merupakan salah satu program
pemerintah dalam bidang kesehatan, yang berkaitan dengan bidang
kependudukan serta tingkat kesehatan penduduk. Program KB di Desa
Gedawang didukung oleh Penyuluhan Lapangan KB Desa (PLKB). Puskesmas
dan BKKBN yang bertugas melayani akseptor KB. Jumlah Pasangan Usia
Subur (PUS) yang ada di Desa Gedawang sebanyak 360 orang dan jumlah
akseptor aktif adalah 376 orang.
1.2.4 Kondisi Sosial Budaya.

Jumlah penduduk di Kabupaten Semarang pada tahun 2001 sebanyak


1.993.542 jiwa atau mengalami kenaikan sebesar 0.56 % bila dibandingkan
tahun 2000 yang berjumlah 1.886.758 jiwa. Penduduk laki-laki berjumlah
1.407.110 jiwa dan Penduduk perempuan berjumlah 1.973.190 jiwa. Apabila
dilihat dari dari jenis kelamin, jumlah penduduk perempuan lebih besar
dibandingkan jumlah penduduk laki-laki hal ini bisa dilihat dari rasio jenis
kelamin sebesar 95.35.

4
MENGEMBANGKAN WIRAUSAHA BUDIDAYA JAMUR
DI KOTA SEMARANG

Seiring dengan jumlah penduduk yang terus bertambah kepadatan


penduduk dalam kurun waktu lima tahun terakhir juga menunjukkan
kecenderungan yang meningkat. Pada tahun 2002 kepadatan penduduk sebesar
1.940 jiwa/km2, pada tahun 2006 sudah menjadi 1.973 jiwa/km2 Kepadatan
penduduk terbesar ada di Kecamatan Semarang yakni sebesar 4.901 jiwa/km2
sedang kecamatan dengan kepadatan penduduk terendah adalah Kecamatan
Banyumanik yakni 606 jiwa/km2.
Selain kepadatan penduduk, pertambahan jumlah penduduk juga
mengakibatkan adanya pertambahan jumlah kepala keluarga. Pada tahun 2006
terjadi jumlah peningkatan kepala keluarga sebesar 0.06 % bila dibandingkan
tahun 2005 sejumlah 340.091 KK. Sebaliknya rata-rata jiwa per kepala
keluarga selama 5 tahun terahir menunjukkan kecenderungan yang semakin
menurun.
1.3 Prospek Wirausaha
1.3.1 Pertanian.
a. Tanaman Pangan
Kabupaten Semarang merupakan penghasil padi yang lumayan
banyak di profinsi jawa tengah. Produksi paling besar adalah padi sawah
dengan luas panen 54.803 hektar, produksi 301.683 ton tiap tahun dan
produktivitas rata-rata 55,05 kwintal/ hektar. Padi ladang, memiliki luas
panen 282 hektar, produksi 857 ton, dan produktivitas rata-rata 30,39
kuintal/hektar. Berikut informasi mengenai berbagai-macam komoditi
tanaman pangan di kabupaten Semarang yang di tampilkan dalam bentuk
tabel 2 di bawah ini.

NO KOMODITI LUAS PANEN KU/HA PRODUKSI (TON)


1 PADI SAWAH 54.803 55,05 301.683
2 PADI LADANG 282 30,39 857
3 JAGUNG 7.994 39 ,36 31.467
4 UBI KAYU 1.072 169,00 18.109
5 KEDELE 4.105 13,45 5.521
6 KACANG TANAH 3.655 11,29 4.125
7 KACANG HIJAU 247 10,42 257

5
MENGEMBANGKAN WIRAUSAHA BUDIDAYA JAMUR
DI KOTA SEMARANG

8 UBI JALAR 6 126,00 75


Sumber: Dinas Pertanian Propinsi Jawa Tengah, Tahun 2004

Tabel 2. Produksi komoditi tanaman pangan Kabupaten Semarang

b. Tanaman Buah-buahan.
Buah-buahan merupakan salah satu komoditi unggulan Kabupaten
Semarang. Selain rambutan komoditi unggulan lainnya seperti pisang raja,
pisang susu, mangga, duku, durian, pepaya, dan melinjo yang secara umum
buah-buahan di Kabupaten Semarang dibudidayakan oleh masyarakat
umum. Produktivitas yang tinggi dan terus meningkat tiap tahunnya
menjadi salah satu peluang bisnis yang cukup menjanjikan. Seperti
komoditi durian yang memiliki luas panen 11.963 pohon dengan produksi
tiap tahunnya 6.997 ton merupakan komoditi yang sangat dibutuhkan, tidak
hanya untuk pemenuhan kebutuhan lokal bahkan hingga mancanegara.
Berikut informasi mengenai berbagai-macam komoditi tanaman buah-
buahan di kabupaten Semarang yang di tampilkan dalam bentuk tabel di
bawah ini.

LUAS PANEN PRODUKSI


NO KOMODITI Kg/Pohon
(POHON) (KWINTAL)
1 ALPUKAT 1.317 66 873
2 BELIMBING 1.195 25 294
3 DUKU/LANGSAT 435 23 100
4 DURIAN 14.963 60 8.987
5 JAMBU BIJI 6.843 24 1.673
6 JAMBU AIR 6.665 6 390
7 SIEM/KEPROK 863 20 174
9 MANGGA 60.784 30 18.036
10 MANGGIS 383 34 129
11 NANGKA/CEMPEDAK 26.530 76 20.198
12 NENAS 1.627 2 29
13 PEPAYA 40.471 31 12.607
14 PISANG 433.095 9 37.871

6
MENGEMBANGKAN WIRAUSAHA BUDIDAYA JAMUR
DI KOTA SEMARANG

15 RAMBUTAN 62.982 38 23.952


16 SALAK 4.380 9 409
17 SAWO 2.036 57 1.168
18 SIRSAK 315 28 87
19 SUKUN 17.487 59 10.336
20 MELINJO 65.754 58 38.383
21 PETAI 36.053 39 14.135
Sumber: Dinas Pertanian Propinsi Jawa Tengah, Tahun 2004

Tabel 3. Produksi komoditi buah-buahan kabupaten Semarang

c. Tanaman Obat-obatan.
Di daerah Semarang juga memiliki produktivitas tanaman obat-
obatan yang cukup tinggi. Tanaman obat-obatan yang menjadi unggulan
adalah komoditi jahe, laos/lengkuas, kunyit, temulawak, lempuyang,
temuireng dan mulai dikembangkan mengkudu. Kebutuhan tanaman obat-
obatan ini ternyata sangat tinggi. Bukan hanya untuk kedokteran tetapi juga
untuk jamu-jamu tradisional baik yang diproduksi secara masal oleh pabrik-
pabrik modern maupun diproduksi secara konvensional. Memang, jamu
merupakan salah satu peninggalan nenek moyang masyarakat jawa maka
tradisinya pun tetap melekat hingga kini. Berikut informasi mengenai
berbagai-macam komoditi tanaman obat-obatan di kabupaten Semarang
yang di tampilkan dalam bentuk tabel di bawah ini.

LUAS PANEN
NO KOMODITI Kg/pohon PRODUKSI (Kg)
(Pohon)
1 Jahe 7.576 1 4.087
2 Laos/Lengkus 4.828 1 3.774
3 Kencur 1.200 0 440
4 Kunyit 6.470 0 1.489
5 Temulawak 4.845 1 2.670
6 Lempuyang 4.035 2 8.347
7 Temuireng 2.514 0 720
8 Kejibeling 4 2 9
9 Temukunci 300 1 180

7
MENGEMBANGKAN WIRAUSAHA BUDIDAYA JAMUR
DI KOTA SEMARANG

10 Mengkudu 100 0 30
Sumber: Dinas Pertanian Propinsi Jawa Tengah, Tahun 2004

Tabel 4. Produksi komoditi tanaman obat-abatan Kabupaten Semarang

d. Sayur-sayuran
Tanaman sayur-sayuran di Kabupaten Semarang juga cukup
berpotensi. Komotiditi ini selain untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri
juga untuk eksport. Peluang bisnis di bidang sayur-sayuran ini sangat besar
terutama pada jasa pengangkutan maupun pengolahan. Sebagian besar hasil
komoditi dari Kabupaten Semarang di manfaatkan untuk masyarakat
sekitarnya saja. Berikut informasi mengenai berbagai-macam komoditi
sayur-sayuran di kabupaten Semarang yang di tampilkan dalam bentuk tabel
di bawah ini.

LUAS PANEN
NO KOMODITI Kg/pohon PRODUKSI (Kg)
(Pohon)
1 BAWANG MERAH 6 52,5 315
2 KOBIS 27 84 2.275
3 PETSA/SAWI 156 50,84 7931
4 KACANG PANJANG 366 33 12.151
5 CABE BESAR 350 33 11.504
6 CABE KECIL 1314 29,55 38830
7 TOMAT 10 57.40 574
8 TERUNG 60 59.45 3567
9 MENTIMUN 123 59,34 7299
10 KANGKUNG 3 44 132
11 BAYAM 19 10,58 201
12 MELON 101 190,4 19231
13 SEMANGKA 60 147,32 8839
Sumber: Dinas Pertanian Propinsi Jawa Tengah, Tahun 2004

Tabel 5. Produksi komoditi sayur-sayuran Kabupaten Semarang

1.3.2 Peternakan .
a. Penggemukan Sapi.

8
MENGEMBANGKAN WIRAUSAHA BUDIDAYA JAMUR
DI KOTA SEMARANG

Kabupaten Semarang juga mengunggulkan pengemukan sapi


potong. Hampir setiap kecamatan di Kabupaten Semarang memiliki
peternakan sapi potong ini. Peternakan sapi potong ini dimaksudkan untuk
memenuhi kebutuhan daging tingkat lokal yaitu Kabupaten Semarang dan
sekitarnya. Namun hingga saat ini belum ada industri yang bergerak pada
pengolahan daging sapi, seperti pengkalengan daging dan lain-lain.
Pemasaran yang dilakukan masih bertumpu pada memasarkan daging segar,
sedangkan proses pengemasan belum dilakukan. Ini menjadikan salah satu
peluang investasi dan bisnis di Kabupaten Semarang, yaitu bisnis
pengolahan daging sapi agar dapat dikemas dan dipasarkan lebih luas.
b. Ayam Petelur.
Ayam petelur dari Kabupaten Semarang dimaksudkan untuk
memenuhi kebutuhan pasar lokal, yaitu Kabupaten Semarang dan
sekitarnya. Namun keberadannya juga telah memberikan kontribusi yang
cukup besar bagi pemenuhan kebutuhan telur di Daerah Kudus, Rembang,
dan Jawa Timur.

c. Ayam Pedaging.

Populasi ayam pedaging dari Kabupaten Semarang juga difungsikan


untuk memenuhi kebutuhan pasar lokal dan regional. Peluang bisnis pada
peternakan ayam pedaging ini cukup besar terutama pada pemasaran dan
pengolahan lebih lanjut.

d. Ikan.
Potensi perikanan yang dimiliki Kabupaten Semarang di Kecamatan
Gendawang adalah kolam, sawah, sungai dan gengan air, sedangkan luas
areal yang digunakan sebesar 158,24 ha. Luas areal potensi perikanan di
Kecamatan Polanharjo dan produksi yang dihasilkan dapat dilihat pada tabel
7.

9
MENGEMBANGKAN WIRAUSAHA BUDIDAYA JAMUR
DI KOTA SEMARANG

Tabel 6. Luas areal potensi perikanan dan produksinya di Kecamatan Gendawang, 2001

Potensi perikanan yang mempunyai luas areal terbesar adalah sawah.


Hal ini dapat dipahami karena sebagian besar lahan di Kecamatan
Gendawang dimanfaatkan untuk lahan sawah. Sedangkan produksi terbesar
yang dihasilkan terdapat pada perikanan kolam.
Produksi ikan pada obyek perikanan di Kecamatan Gendawang yang
dibedakan menurut desa dan jenisnya
Desa Gendawang yang digunakan sebagai tempat wirausaha
mempunyai luas wilayah sebesar 145,9145 ha sedangkan lahan yang
digunakan sebagai obyek perikanan seluas 12,97 ha (8,89%). Obyek
perikanan yang dimiliki Desa Gendawang adalah kolam dan sungai dengan
luas masing-masing sebesar 7,75 ha dan 5,40 ha.
Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa pertanian di Desa
Gendawang mempunyai hasil produksi pertanian yang lebih besar,

1.3.3 Industri
a. Garment / Tekstil.
Industri garmen di Kabupaten Semarang selain memiliki
keragaman produk juga letaknya tersebar diberbagai wilayah. Industri
pakaian jadi di Semarang menghasilkan produk yang berkualitas seperti
kemeja, celana panjang jean maupun casual, baju hangat, pakaian anak-
anak, celana pendek, jaket, seragam sekolah, dan lain-lain dalam berbagai
bentuk, ukuran, dan model.
b. Industri Payung Hias.
Pengrajin Payung hias dari Kwarasan Juwiring merupakan warisan
nenek moyang yang dikembangkan oleh warga Juwiring Klaten. Potensi

10
MENGEMBANGKAN WIRAUSAHA BUDIDAYA JAMUR
DI KOTA SEMARANG

payung hias dapat digunakan untuk hiasan atau kegiatan ritual adat jawa
lainnya.
c. Sentra Cor Logam.
Industri logam cor ferro, khususnya untuk besi cor atau besi tulang,
pada awalnya berkembang di daerah-daerah yang dekat pabrik gula atau
perkeretaapian yang dibangun Pemerintah Hindia Belanda. Dari produksi
untuk suku cadang pabrik gula dan kereta api tersebut kemudian
berkembang ke produk alat-alat rumah tangga, barang teknik, cinderamata,
dan perlengkapan bangunan. Sedangkan industri logam ferro pada mulanya
berkembang di Jawa dengan produksi gamelan atau perlengkapan upacara
dari kuningan, dan selanjutnya berkembang dengan menghasilkan produk-
produk seperti suku cadang kendaraan bermotor, komponen listrik, dan alat
pertanian. Dalam perkembangannya produk yang dihasilkan bervariasi dan
semakin maju seiring dengan pangsa pasar yang makin luas dan permintaan
serta kebutuhan konsumen yang makin beragam. Bahkan pada beberapa
tahun terakhir ini pertumbuhan industri kecil pengecoran logam makin
meningkat khususnya sejak industri tersebut melakukan kemitraan dengan
industri menengah dan besar dengan pola subcontracting khususnya dalam
penyediaan atau pembuatan suku cadang. Sentra Industri ini berkembang di
daerah Mbakaran, Juwana Kecamatan Semarang dan di Ketalit. Produk
Industri Cor Logam yang dihasilkan di kabupaten antara lain ; lampu
gantung, lampu teplok, lampu meja, hiasan dinding, alat rekayasa gergaji
sirkel, dan beragam alat rekataya lainnya yang dihasilkan untuk mendukung
kebuhan alat pemotong kayu, pelumat tanah liat, alat press genteng,
komponen mesin tenun, komponen mensin diesel, velg mobil dll.
d. Industri Logam.
Kerajinan Pande Besi merupakan salah satu potensi unggulan di
Kabupaten Semarang. Produk utama UMKM ini adalah dalam bidang alat-
alat pertanian seperti cangkul, skop, sabit, palu, linggis, garpu, gembor, dan
lain-lain. Kedua adalah dalam bidang alat-alat rumah tangga seperti lampu,
kompor, tenpat kerupuk dan lain sebagainya. Pengrajin Pande besi di

11
MENGEMBANGKAN WIRAUSAHA BUDIDAYA JAMUR
DI KOTA SEMARANG

Kabupaten Semarang tersebar di Segaran Kecamatan Tayu dan kecamatan


Gunung Wungkal.
e. Furniture / Mebel.
Produksi mebel di Kabupaten Semarang semakin berkembang dan
tumbuh pesat seiring dengan permintaan yang meningkat dari dalam
maupun luar negeri, baik desain, konstruksi, corak maupun pewarnaannya.
Sebagian bahannya terbuat dari kayu, dan saat ini makin bervariasi karena
bahan bakunya tidak lagi semata-mata kayu jati tetapi juga mulai banyak
menggunakan kayu mahoni dan jenis lainnya, serta bahan logam. Pengusaha
furniture di Kabupaten Semarang tersebar di beberapa wilayah, yakni di
Ronggo wetan, Kayen, Karaban, Mebel karoseri bak Truk di Ngemplak lor.

1.3.4 Bahan Tambang


a. Litosol, bahan induk dari ski kristalin dan batu tuis, terdapat di
Kecamatan Sukolilo.
b. Regosol Kelabu, bahan induk abu dan pasir vulkan intermedier terdapat
di Kecamatan Sukolilo, dan kecamatan Puncak wangi
c. Grumusol Kelabu Tua, bahan induk berupa abu dan pasir vulkan
intermedier terdapat di daerah Kecamatan Bayat.
d. Kompleks Regosol Kelabu dan Kelabu Tua bahan induk berupa batu
kapur napal, terdapat di daerah Kecamatan Sukolilo.
e. Regosol Coklat Keabuan, bahan induk berupa abu dan pasir vulkan
terdapat didaerah Kecamatan Gembong, kecamatan Tayu, dan
Kecamatan Gunung Wungkal.

1.4 Rumusan Masalah


1. Bagaimana mengembangkan wirausaha Pembudidayaan Jamur di
semarang ?
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi berhasil tidaknya Budidaya Jamur?
3. Apa Manfaat dari Budidaya Jamur?
4. Bagaimana Profit dari Wirausaha Jamur?
5. Bagaimana Analisa SWOT Budidaya Jamur?

12
MENGEMBANGKAN WIRAUSAHA BUDIDAYA JAMUR
DI KOTA SEMARANG

1.5 Batasan Masalah


1. Mengetahui cara memualai dan melaksanakan budidaya jamur!
2. Mengetahui manfaat budidaya jamur!
3. Mengetahui profit dari usaha jamur!
4. Mengerti tentang makna kewirausahaan!
5. Mengetahui hakikat, inti, dan rahasia kewirausahaa!
6. Mengetahui karakteristik dan nilai-niali kewirausahaan!

1.6 Tujuan Penelitian


1. Mengkaji pengembangan wirausaha Pembudidayaan Jamur.
2. Dapat memecahkan masalah bilamana terjadi kegagalan dalam
pembudidayaan jamur.
3. Membudayakan semangat, sikap, perilaku, dan kemampuan
kewirausahaan dikalangan mahasiswa dan masyarakat yang mampu,
handal, dan unggul.
4. Menumbuhkembangkan kesadaran dan orientasi kewirausahaan yang
tangguh dan kuat terhadap para mahasiswa dan masyarakat.

1.7 Manfaat Kewirausahaan


1. Meningkatkan produktivitas : kemampuan untuk menghasilkan lebih
banyak barang dan jasa dengan TK dan input lain yang lebih baik.
2 Menciptakan teknologi, produk dan jasa baru : komputer digital, mesin
fotocopi, power stering, dsb.
3 Mengubah dan meremajakan persaingan pasar : pasar internasional
menyediakan peluang kewirausahaan.

13
MENGEMBANGKAN WIRAUSAHA BUDIDAYA JAMUR
DI KOTA SEMARANG

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2. 1 Wirausaha dan Kewirausahaan

Pada zaman keterpurukan ekonomi yang sedang dialami oleh bangsa


Indonesia, kita harus bisa menyerukan pentingnya pembangunan jiwa
kewirausahaan (entrepreneurship) sehingga kebanyakan masyarakat tidak ragu
lagi untuk mengambil langkah untuk menjadi calon wirausaha. Sesungguhnya
kita semua adalah calon-calon wirausaha yang baik, tinggal bagaimana kita
mengolah jiwa entrepreneurship yang berhasil. Jika hal ini terealisasi akan
memberikan nafas lega untuk pemerintah karena bisa mengurangi
pengangguran dan mengentaskan kemiskinan.
Perubahan dan perbaikan nasib kita harus didasarkan pada kehendak,
keinginan, dan kerja keras. Oleh karena itu, peranan wirausaha sangat penting
untuk menentukan masa depan bangsa dan negara.

2.1.1. Pengertian Kewirausahaan


Entrepreneurship awal mulanya berasal dari bahasa perancis, yaitu
Entreprende yang berarti petualang, pencipta, dan pengelola usaha, sedangkan
kewirausahaan dengan istilah entrepreneurship. Kata entrepreneur secara
tertulis pertama kali digunakan oleh Savary pada tahun 1723 dalam bukunya
Kamus Dagang.
Wirausaha (entrepreneurship) adalah kemampuan seseorang untuk
hidup sendiri atau berdikari di dalam menjalankan kegiatan usahanya atau
bisnisnya yang bebas atau merdeka secara lahir dan batin.
Entrepreneur adalah sosok orang yang tidak mudah diam, biasanya suka
melakukan inovasi terus menerus dan perbaikan dari hal yang sudah ada.
Sedangkan yang dimaksud dengan kewirausahaan (entrepreneurship)
adalah bentuk usaha untuk menciptakan nilai lewat pengakuan terhadap
peluang bisnis, manajemen pengambilan risiko yang sesuai dengan peluang
yang ada, dan lewat keterampilan komunikasi dan sumber daya yang
diperlukan untuk membawa sebuah proyek sampai berhasil. (Peter Kilby

14
MENGEMBANGKAN WIRAUSAHA BUDIDAYA JAMUR
DI KOTA SEMARANG

Entrepreneurship and Economic Development, New York : The Free Press,


1971).
Dalam bentuk yang lain, kewirausahaan didefinisikan sebagai
adventurisme (berpetualang), risk taking (mengambil risiko) dan thrill-seeking
(pencari kegentaran).
Dalam bentuk sederhana, kewirausahaan berkonotasi
mengimplementasikan, yang berarti mengerjakan (sesuatu), yaitu sesuatu yang
harus dikerjakan seorang wirausaha. Perhatian dan ketertarikan terhadap
masalah kewirausahaan ini sangat tepat karena kita memerlukan apa yang dapat
dikerjakan dan diberikan oleh wirausaha (entrepreneurs) seperti :
a. Produk-produk baru dan jasa-jasa baru
b. Pekerjaan baru
c. Lingkungan kerja yang kreatif
d. Cara-cara baru melakukan kegiatan bisnis
e. Bentuk baru penciptaan bisnis (new business innovation)

2.1.2 Pengertian Kewirausahaan Secara Harfiah/Bahasa


Kewirausahaan berasal dari kata dasar wirausaha diberi awalan ke dan
akhiran an. Wirausaha dari kata wira artinya perwira/berani dan usaha artinya
daya upaya.
Pengertian kewirausahaan menurut pendapat :
a. ZIMMERER
Kewirausahaan adalah suatu proses penerapan kreativitas dan
inovasi dalam memecahkan persoalan dan menemukan peluang
untuk memperbaiki kehidupan.
b. SAVARY
Kewirausahaan adalah orang yang membeli barang dengan harga
pasti meskipun orang itu belum mengetahui guna ekonomisnya akan
dijual.
c. ROBIN
Kewirausahaan adalah suatu proses seseorang guna mengejar
peluang/kesempatan untuk memenuhi kebutuhan/keinginan melalui
inovasi tanpa memperhatikan sumber daya yang mereka kendalikan.

15
MENGEMBANGKAN WIRAUSAHA BUDIDAYA JAMUR
DI KOTA SEMARANG

d. INPRES NO.4 TAHUN 1995 tentang GNMMK (Gerakan Nasional


Memasyarakatkan dan Membudayakan Kewirausahaan)
Kewirausahaan adalah semangat, sikap, perilaku, dan kemampuan
seseorang dalam menangani usaha atau kegiatan yang mengarah
pada upaya mencari menciptakan, menerapkan cara kerja dan
teknologi dan produk baru dengan meningkatkan efisiensi dalam
rangka memberi pelayanan yang lebih baik dan keuntungan yang
lebih besar.

2.1.3 Pengertian Wirausaha


a. AHLI EKONOMI/EKONOM
Wirausaha adalah seseorang atau sekelompok orang mengorganisasi
faktor-faktor produksi yaitu alam, tenaga kerja, modal dan keahlian.
b. PSIKOLOGI/AHLI KEJIWAAN
Wirausaha adalah seseorang yang memiliki dorongan kekuatan
untuk memperoleh suatu tujuan, suka mengadakan eksperimen
untuk menampilkan kebebasan dirinya, di luar kekuasaan orang lain.
c. BUSINESSMAN
Wirausaha adalah ancaman pesaing baru dapat seorang partner,
pemasok, konsumen, atau seseorang yang diajak kerjasama.
d. GEDE PARMA
Wirausaha adalah orang yang berani memaksakan diri untuk
menjadi pelayan bagi orang lain.
e. J.A. SCHUMPETER
Wirausaha adalah seorang inovator sebagai individu yang
mempunyai naluri untuk melibatkan materi sedemikian rupa dan
kemudian terbukti benar mempunyai semangat/kemampuan dan
pemikiran untuk menaklukan cara berpikir lamban dan malas.

2.1.4 Hakekat Kewirausahaan


Dari beberapa konsep yang ada ada 6 hakekat penting
kewirausahaan sebagai berikut ( Suryana,2003 : 13), yaitu :

16
MENGEMBANGKAN WIRAUSAHA BUDIDAYA JAMUR
DI KOTA SEMARANG

a. Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diwujudkan dalam perilaku


yang dijadikan dasar sumber daya, tenaga penggerak, tujuan, siasat,
kiat, proses, dan hasil bisnis (Acmad Sanusi, 1994).
b. Kewirausahaan adalah suatu kemampuan untuk menciptakan
sesuatu yang baru dan berbeda (ability to create the new and
different) (Drucker, 1959).
c. Kewirausahaan adalah suatu proses penerapan kreativitas dan
inovasi dalam memecahkan persoalan dan menemukan peluang
untuk memperbaiki kehidupan (Zimmerer. 1996).
d. Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diperlukan untuk memulai
suatu usaha (start-up phase) dan perkembangan usaha (venture
growth) (Soeharto Prawiro, 1997).
e. Kewirausahaan adalah suatu proses dalam mengerjakan sesuatu
yang baru (creative), dan sesuatu yang berbeda (inovative) yang
bermanfaat memberi nilai lebih.
f. Kewirausahaan adalah usaha menciptakan nilai tambah dengan jalan
mengkombinasikan sumber-sumber melaui cara-cara baru dan
berbeda untuk memenangkan persaingan. Nilai tambah tersebut
dapat diciptakan dengan cara mengembangkan teknologi baru,
menemukan pengetahuan baru, menemukan cara baru untuk
menghasilkan barang dan jasa yang baru yang lebih efisien,
memperbaiki produk dan jasa yang sudah ada, dan menemukan cara
baru untuk memberikan kepuasan kepada konsumen.

2.1.5 Ciri - Ciri dan Karakteristik Kewirausahaan


Menurut Munawir Yusuf (1999), Ciri kewirausahaan yaitu:
a. Motivasi berprestasi
b. Kemandirian
c. Kreativitas
d. Pengambilan resiko (sedang)
e. Keuletan
f. Orientasi masa depan
g. Komunikatif dan reflektif

17
MENGEMBANGKAN WIRAUSAHA BUDIDAYA JAMUR
DI KOTA SEMARANG

h. Kepemimpinan
i. Locus of Contro
j. Perilaku instrumental
k. Penghargaan terhadap uang.
Ciri dan Karakteristik Wirausahaan Tangguh:
a. Berpikir dan bertindak strategik, adaptif terhadap perubahan
dalam berusaha mencari peluang keuntungan termasuk yang
mengandung resiko agak besar dan dalam mengatasi masalah.
b. Selalu berusaha untuk mendapat keuntungan melalui berbagai
keunggulan dalam memuaskan langganan.
c. Berusaha mengenal dan mengendalikan kekuatan dan
kelemahan perusahaan (dan pengusahanya) serta meningkatkan
kemampuan dengan sistem pengendalian intern.
d. Selalu berusaha meningkatkan kemampuan dan ketangguhan
perusahaan terutama dengan pembinaan motivasi dan semangat
kerja serta pemupukan permodalan.
e. Memiliki sifat keyakinan, kemandirian, individualitas,
optimisme.
f. Selalu berusaha untuk berprestasi, berorientasi pada laba,
memiliki ketekunan dan ketabahan, memiliki tekad yang kuat,
suka bekerja keras, energik ddan memiliki inisiatif.
g. Memiliki kemampuan mengambil risiko dan suka pada
tantangan.
h. Bertingkah laku sebagai pemimpin, dapat bergaul dengan orang
lain dan suka terhadap saran dan kritik yang membangun.
i. Memiliki inovasi dan kreativitas tinggi, fleksibel, serba bisa dan
memiliki jaringan bisnis yang luas.
j. Memiliki persepsi dan cara pandang yang berorientasi pada
masa depan.
k. Memiliki keyakinan bahwa hidup itu sama dengan kerja keras.

18
MENGEMBANGKAN WIRAUSAHA BUDIDAYA JAMUR
DI KOTA SEMARANG

2.1.6 Peran Wirausahaan Dalam Perekonomian Nasional


Seorang wirausaha berperan baik secara internal maupun
eksternal. Secara internal seorang wirausaha berperan dalam
mengurangi tingkat kebergantungan terhadap orang lain, meningkatkan
kepercayaan diri, serta meningkatkan daya beli pelakunya. Secara
eksternal, seorang wirausaha berperan dalam menyediakan lapangan
kerja bagi para pencari kerja. Dengan terserapnya tenaga kerja oleh
kesempatan kerja yang disediakan oleh seorang wirausaha, tingkat
pengangguran secara nasional menjadi berkurang.
Menurunnya tingkat pengangguran berdampak terhadap
naiknya pendapatan perkapita dan daya beli masyarakat, serta
tumbuhnya perekonomian secara nasional. Selain itu, berdampak pula
terhadap menurunnya tingkat kriminalitas yang biasanya ditimbulkan
oleh karena tingginya pengangguran.
Seorang wirausaha memiliki peran sangat besar dalam
melakukan wirausaha. Peran wirausaha dalam perekonomian suatu
negara adalah:
a. Menciptakan lapangan kerja
b. Mengurangi pengangguran
c. Meningkatkan pendapatan masyarakat
d. Mengombinasikan faktorfaktor produksi (alam, tenaga kerja,
modal dan keahlian)
e. Meningkatkan produktivitas nasional.

2.1.7 Tujuan Kewirausahaan


a. Menumbuhkembangkan jumlah wirausaha yang berkualitas
b. Meningkatkan kesadaran dan pemahaman kewirausahaan yang
tangguh
c. Meningkatkan kesejahteraan dan kemajuan di masyarakat.

2.1.8 Sasaran Kewirausahaan


a. Instansi pemerintah
b. Pelaku ekonomi
c. Generasi muda

19
MENGEMBANGKAN WIRAUSAHA BUDIDAYA JAMUR
DI KOTA SEMARANG

2.1.9 Asas Kewirausahaan


a. Kemampuan bekerja secara tekun,teliti dan produktif
b. Kemampuan berkarya dengan mandiri
c. Menciptakan etika bisnis yang sehat
d. Memecahkan masalah dan mengambil keputusan secara
sistemmatis, termasuk keberanian mengambil risiko
2.1.10 Manfaat Kewirausahaan
a. Mengurangi pengangguran
b. Sebagai generator pembangunan
c. Sebagai suri tauladan di masyarakat
d. Mendidik masyarkat hidup yang hemat dan efisien.
2.1.11 Proses kewirausahaan
Proses perintisan dan pengembangan kewirausahaan digambarkan oleh
By Grove sebagai berikut :

Keterangan :

20
MENGEMBANGKAN WIRAUSAHA BUDIDAYA JAMUR
DI KOTA SEMARANG

Innovation/inovasi
Faktor personal adanya inovasi untuk terjun ke dunia wirausaha yaitu:
a. Keinginan untuk berprestasi
b. Faktor pengalaman dalam berwirausaha
c. Keinginan dalam menanggung risiko
d. Sifat penasaran pribadi
e. Faktor pendidikan
Triggering Event/pemicu
Faktor personal yang mendorong pemicu untuk terjun ke dunia
wirausaha yaitu:
a. Komitmen atau minat yang tinggi dalam berwirausaha
b. Keberanian menanggung risiko
c. Ketidakpuasan dengan pekerjaan sendiri
d. PHK dan tidak ada pekerjaan lain
e. Faktor usia
Implementation/pelaksanaan
Faktor personalia yang mendorong adalah:
a. Komitmen tinggi dalam berwirausaha
b. Adanya visi dan misi guna mencapai keberhasilan dalam
berwirausaha
c. Adanya menejer pelaksana sebagai tangan kanan dan pembantu
utama didalam berwirausaha
Growth/pertumbuhan
Faktor organisasi yang mendorong adalah:
a. Tim yang kompak dalam menjalankan usaha sehingga semua
perencanaan dan pelaksanaan operasional berjalan produktif
b. Struktur organisasi dan berbudaya mantap didalam berwirausaha
c. Strategi yang mantap sebagai produk dari tim yang kompak
didalam berwirausaha
d. Adanya produk yang dibanggakan

21
MENGEMBANGKAN WIRAUSAHA BUDIDAYA JAMUR
DI KOTA SEMARANG

2.2 MEMBANGUN VISI DAN MISI USAHA


2.2.1. Menyusun visi perusahaan
Seorang pemimpin harus bisa mempengaruhi, menggerakkan
dan menjadi panutan bagi pengikutnya, maka dia harus memiliki
gambaran masa depan berikut bagaimana mencapainya yang terkonsep
secara baik yang biasanya dituangkan dalam bentuk visi dan misi.
Begitu pula seorang wirausaha (yang pada akhirnya bisa juga menjadi
pemimpin) hendaknya memiliki visi dan misi, minimal untuk
mengarahkan dan menggerakkan diri sendiri (yang dalam
perkembangannya untuk perusahaan) sehingga mampu meraih
keberhasilan dalam bisnis. Untuk itu, bagian ini akan membahas
mengenai apa dan bagaimana visi dan misi terutama untuk usaha atau
perusahaan.
1. Pengertian Visi
Visi dapat didefinisikan sebagai pandangan atau gambaran jauh
kedepan kearah mana tujuan dan kegiatan akan dibawa. Visi juga dapat
didefinisikan sebagai sesuatu (cita-cita) yang ideal yang akan dicapai.
Sedangan visi perusahaan dapat didefinisikan sebagai pernyataan
singkat, padat dan memberi inspirasi untuk menjadikan perusahaan
menjadi seperti apa dan untuk mencapai kemajuan seperti apa dimasa
datang.
2. Tujuan Penetapan Visi Perusahaan
Bagi organisasi ataupun perusahaan visi memegang peranan
yang sangat penting karena visi itu akan menggerakkan dan selalu
menciptakan peluang untuk berbuat sehingga dapat melahirkan
perubahan atau dinamika kearah yang lebih baik.
Bagi perusahaan penetapan visi bertujuan untuk :
a. mencerminkan sesuatu yang akan dicapai organisasi / perusahaan
b. memiliki orientasi pada masa depan organisasi / perusahaan.
c. menimbulkan kpmitmen tinggi dan seluruh jajaran dan
lingkungan organisasi / perusahaan.

22
MENGEMBANGKAN WIRAUSAHA BUDIDAYA JAMUR
DI KOTA SEMARANG

d. menjamin kesinambungan kepemimpinan organisasi /


perusahaan.
3. Kriteria Penetapan Visi Perusahaan
Agar visi lebih bermakna bagi organisasi atau perusahaan, maka
dalam penetapan visi sebaiknya memperhatikan kriteria-kriteria
sebagai berikut :
a. dapat dibayangkan oleh seluruh jajaran organisasi / perusahaan.
b. dapat dikomunikasikan dan dipahami oleh seluruh jajaran organisasi
/ perusahaan.
c. berwawasan jangka panjang.
d. memiliki nilai yang memang diinginkan oleh anggota organisasi /
perusahaan.
e. memungkinkan pencapaian tujuan organisasi / perusahaan
f. terpusat pada organisasi / perusahaan agar dapat beroperasi.

2.2.2 Menyusun Misi Perusahaan


1. Pengertian Misi
Misi adalah tindakan atau pengarahan langkah untuk
merealisasikan visi. Misi berfungsi sebagai upaya mewujudkan cita-cita
dan landasan kerja yang harus diikuti, didukung, dan dilaksanakan.
Oleh karena itu, untuk mewujudkan visi, setiap induvidu, organisasi
ataupun perusahaan harus mempunyai misi yang jelas dan relevan
dengan visi yang telah ditetapkan.
2. Perumusan Misi Perusahaan
Perumusan misi dalam organisasi atau perusahaan dapat
dilakukan dengan cara berikut ini :
a. melibatkan pihak-pihak yang berkepentingan, misalnya pegawai
perusahaan, masyarakat, mitra kerja, akademisi dan birokrasi.
b. menyelaraskan kegiatan proses utama dengan sumber daya yang
ada agar memungkinkan perusahaan melaksanakan kegiatan
dengan lebih baik dan biaya efisien.

23
MENGEMBANGKAN WIRAUSAHA BUDIDAYA JAMUR
DI KOTA SEMARANG

c. menilai lingkungan yang berfungsi untuk menentukan apakah


misi organisasi perusahaan tidak bertentangan secara internal
dan eksternal.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam merumuskan misi
perusahaan antara lain:
a. produk / jasa yang akan ditawarkan kepada konsumen.
b. kualitas produk / jasa yang dibutuhkan masyarakat.
c. produk / jasa yang dibutuhkan masyarakat.
d. calon konsumen yang akan dilayani.
3. Pengembangan visi dan misi
Sesuai dengan penjabaran diatas bahwa visi dan misi adalah
berbeda. Perbedaan visi dan misi secara sederhana dapat dikatakan
bahwa misi adalah apa yang terbaik yang dilakukan setiap hari
sedangkan visi adalah seperti apa kondisi masa depan dengan
menjalankan misi. Dalam penyusunannya, visi untuk perusahaan baru
atau usaha kecil menguraikan tujuan pada tingkat tinggi dan hendaknya
sesuai dengan tujuan dari pendiri bisnis. Secara sederhana dapat
dikatakan bahwa visi hendaknya menyatakan gambaran lengkap
tentang bisnis yang diinginkan oleh pendirinya seperti pertumbuhan
bisnis, nilai-nilai yang diperjuangkan, pekerja, kontribusinya terhadap
lingkungan masyarakat dsb. Pengembangan visi biasanya bertumpu
pada kecenderungan perubahan yang diharapkan terjadi atas
permasalahan tersebut.
Sedangkan misi hendaknya berupa pernyataan tentang strategi
bisnis yang digunakan dan dikembangkan berdasarkan prespektif
pelanggan serta hendaknya sesuai dengan visi bisnisnya. Misi yang baik
hendaknya merupakan jawaban atas tiga pertanyaan berikut ini :
1. Apa yang dilakukan ?
Pertanyaan ini bukan semata-mata menjawab apa yang akan
ditawarkan secara fisik kepada para pelanggan tetapi kebutuhan
apa (kebutuhan sebenarnya dan atau kebutuhan psikologis) yang
akan terpuaskan kalau pelanggan membeli produk atau jasa yang

24
MENGEMBANGKAN WIRAUSAHA BUDIDAYA JAMUR
DI KOTA SEMARANG

ditawarkan. Masalahnya pada saat memutuskan membeli suatu


produk, para pelanggan memiliki banyak alasan seperti
pertimbangan ekonomis, logistik dan faktor emosi. Oleh karena
itu, dalam mengembangkan misi selain melalui ujud fiksi produk
dapat juga diarahkan pada faktor non-fisik seperti : faktor
ekonomis, emosi, psikologis dll.
2. Bagaimana melakukannya ?
Pertanyaan ini lebih menekankan pada persoalan teknis dari
bisnis. Jawaban atas pertanyaan ini hendaknya menyertakan
produk atau jasa secara fisik dan bagaimana dijual dan dikirim
kepada pelanggan serta hendaknya sesuai dengan kebutuhan
mana yang akan terpuaskan dengan membeli produk atau jasa
tersebut.
3. Untuk siapa melakukannya ?
Jawaban atas pertanyaan ini sangat vital karena akan sangat
membantu dalam fokus pemasarannya. Perlu disadari bahwa
tidak setiap orang merupakan pembeli potensial karena mereka
akan dibatasi oleh faktor demografi dan geografi. Oleh karena itu
pada saat penyusunannya akan baik bila ditetapkan dahulu
karakteristik demografis (umur, pendapatan dll.) dan geografis
terhadap pasar yang akan dimasuki sehingga untuk
pengembangannya bisa dilakukan melalui penambahan
kelompok pelanggan atau perluasan area pemasarannya.
Pertimbangan selanjutnya dalam penyusunan misi bahwa banyak
bisnis yang akan mempunyai banyak kelompok pelanggan yang
membeli dengan berbagai alasan. Dalam kasus ini, satu misi dapat
menjawab masing-masing pertanyaan untuk masing-masing
kelompok pelanggan sehingga misi dalam konteks yang lebih luas
dapat dikembangkan. Misi hendaknya jangan membelenggu
perkembangan bisnis karenanya apabila kondisi persaingan
mengalami perubahan, maka misi perlu diubah dan disesuaikan
dengan perubahan yang terjadi.

25
MENGEMBANGKAN WIRAUSAHA BUDIDAYA JAMUR
DI KOTA SEMARANG

2.3 MENGANALISA PELUANG USAHA

2.3.1 Kemampuan Mengambil Resiko dalam Peluang Usaha


Wirausaha harus mau dan mampu mengambil resiko yang telah
diperhitungkan dengan matang dan selanjutnya resiko usaha dapat di
identifikasikasi sebagai berikut :
a. Keahlian mengambil resiko dalam usaha
b. Resiko yang diambil sebelumnya
c. Resiko pertengahan usaha
d. Resiko dan inisiatif dalam usaha
e. Resiko usaha yang diasuransikan
f. Resiko usaha yang tidak diasuransikan
g. Resiko dalam persaingan usaha
h. Resiko dalam keuangan usaha
i. Resiko dalam pemasaran produk
Kemampuan wirausaha di dalam mengambil resiko akan
ditingkatkan oleh :
a. Keyakinan pada diri sendiri untuk sukses
b. Kemampuan menghadapi situasi resiko menurut tujuan
usaha/bisnis
c. Kemampuan untuk menilai resiko secara realistis
d. Kesediaan untuk mengubah keadaan demi keuntungan
usaha/bisnisnya
Prosedur-prosedur untuk menganalisis sebuah situasi resiko
didalam usaha/bisnis, sebagai berikut :
a. Tujuan dan sasaran usaha
Dirumuskan untuk mencapai pertumbuhan yang pelan-pelan
mantap atau tidak ada pertumbuhan sama sekali.

26
MENGEMBANGKAN WIRAUSAHA BUDIDAYA JAMUR
DI KOTA SEMARANG

b. Meneliti alternatif resiko


Langkahnya adalah mengadakan survey atas berbagai alternatif
yang harus ditentukan secara terperinci, sehingga semua biaya
usaha/bisnis dapat ditelaah secara benar dan obyektif.
c. Merencanakan dan melaksanakan sebuah alternatif
d. Taksiran resiko usaha
Tugas wirausaha di dalam pengambilan resiko adalah sebagai
berikut :
a. Menetapkan kebutuhan pada tingkat permintaan waktu
sekarang
b. Membeli alat-alat produksi yang cukup untuk memenuhi
permintaan konsumen
c. Menyewakan alat-alat produksi untuk memenuhi permintaan
konsumen
d. Mensubkontrolkan kepada pembuat produk yang lebih kecil
e. Mengumpulkan informasi usaha
f. Mengurangi resiko usaha
Unsur-unsur dalam mengurangi resiko usaha yaitu :
a. Adanya kesadaran dalam kemampuan mengelolah usaha,
peluang, dan kekuatan perusahaan.
b. Adanya kerja prestatif, dorongan berinisiatif dan antusiasme
untuk melaksanakan strategi usaha.
c. Adanya kemampuan merencanakan taktik dan strategi untuk
mewujudkan perubahan di dalam lingkungan usahanya.
d. Adanya kreativitas dan inovatif dalam menerapkan cara
mengolah keadaan usaha demi keuntungan .
2.3.2 Faktor-Faktor Keberhasilan dan Kegagalan Usaha
Agar dapat menjalankan usahanya dengan baik dan
mendapatkan hasil yang maksimal, maka seorang wirausahawan harus
dapat berpikir positif dan kreatif dengan cara :
a. Optimis artinya keyakinan bahwa usaha yang dijalankan dapat
dilaksanakan

27
MENGEMBANGKAN WIRAUSAHA BUDIDAYA JAMUR
DI KOTA SEMARANG

b. Mau menerima ide-ide baru di dalam dunia usaha atu bisnis


c. Adanya kemauan menerima kritik dan saran dari berbagai
pihak
d. Berani mengambil resiko
e. Bersemangat tinggi dan pantang menyerah dalam menghadapi
tantangan
f. Bekerja keras dan disiplin
Keberhasilan suatu usaha sangat dipengaruhi oleh beberapa
faktor antara lain :
a. Faktor manusia
b. Faktor keuangan
c. Faktor organisasi
d. Faktor permodalan
e. Faktor perencanaan
f. Faktor menejemen
g. Faktor pajak dan asuransi
h. Faktor fasilitas pemerintah
Keberhasilan seorang wirausaha dalam menjalankan usahanya
dapat diidentifikasikan sebagai berikut :
a. Keyakinan yang kuat dalam berusaha
b. Sikap mental yang positif dalam berusaha
c. Percaya diri dan keyakinan terhadap diri sendiri
d. Tingkah laku yang dapat dipertanggungjawabkan
e. Inovatif dan kreatif
f. Keunggulan dalam menjalankan usaha
g. Sasaran yang tepat dan menantang dalam berusaha
h. Pengelolaan waktu yang efektif dan efisien
i. Pengembangan diri
j. Selalu mengadakan evaluasi atas usaha yang dijalankan
Ada delapan anak tangga yang dapat digunakan oleh seorang
wirausaha untuk mencapai puncak karier dan mengembangkan
profesinya :

28
MENGEMBANGKAN WIRAUSAHA BUDIDAYA JAMUR
DI KOTA SEMARANG

a. Mau bekerja keras


b. Bekerjasama dengan orang lain
c. Penampilan yang baik
d. Yakin
e. Pandai membuat keputusan
f. Mau menambah ilmu pengetahuan
g. Ambisi untuk maju
h. Pandai berkomunikasi
Dalam melakukan usaha ada dua kemungkinan yaitu kegagalan
dan keberhasilan. Setiap orang pada umumnya tidak mau menerima
kegagalan. Hanya sedikit orang yang mau memahami bahwa
sesungguhnya kegagalan itu hanya sementara saja karena kegagalan
merupakan awal dari keberhasilan. Jika seseorang mempunyai mental
dan pribadi wirausaha, dia tidak akan putus asa bila mengalami
kegagalan. Ia akan berusaha bangkit lagi sampai ia berhasil
memperoleh apa yang menjadi harapannya. Biasanya setelah
mengalami kegagalan sekali, ia gunakan pengalaman dan tidak akan
mengulangi kegagalan serupa.
Adapun hal-hal yang dapat menyebabkan kegagalan usaha
adalah sebagai berikut:
a. Tidak ada tujuan tertentu dalam usaha
b. Kurang berambisi
c. Tidak disiplin
d. Pendidikan yang tidak cukup
e. Sikap selalu menunda-nunda
f. Kesehatan terganggu
g. Kurang tekun
h. Kepribadian yang negatife
i. Tidak jujur
j. Tidak dapat bekerjasama dengan orang lain
2.3.3 Mengembangkan Ide dan Peluang Usaha
Tujuan mengembangkan ide dan peluang usaha

29
MENGEMBANGKAN WIRAUSAHA BUDIDAYA JAMUR
DI KOTA SEMARANG

Seorang wirausaha sebenarnya mempunyai kemampuan


mengembangkan ide dan peluang usaha secara kreatif, sistematis, dan
logis demi untuk memperkecil resiko usahanya. Untuk membentuk
proses pengembangan ide, wirausaha didalam perusahaannya perlu
memberikan kebebasan dan dorongan kepada karyawannya, agar
mereka berani mengembangkan ide-ide dan peluang usahanya.
Untuk itu wirausaha perlu memberikan kebijaksanaan yang
akan membantu para karyawan yang mempunyai inovasi dan
kreativitas yang tinggi. Adapun cara wirausaha dalam mengembangkan
ide dan peluang usaha pada produk atau jasa untuk memperkecil resiko
usahanya, yaitu sebagai berikut :
a. Pembuatan produk atau jasa yang diminati konsumen
b. Pembuatan produk atau jasa yang dapat memenangkan
permainan
c. Pembuatan dan mendayagunakan sumber-sumber produksi
d. Mencegah konsumen dari kebosanan dalam pembelian dan
penggunaan produk.
e. Pembuatan desain, model, corak, warna produk yang
disenangi konsumen
Langkah-langkah pengembangan ide dan peluang usaha
Untuk mengurangi adanya resiko di dalam pengembangan ide
usahanya, ada cara untuk mengatasinya yaitu sebagai berikut :
a. Menguraikan pengembangan ide dan peluang usahanya
kepada para karyawan di dalam perusahaan
b. Memilih tempat dan waktu yang tepat untuk mengemukakan
ide pengembangan usahanya kepada para karyawannya
c. Mengemukakan ide pengembangan usaha setahap demi
setahap kepada para karyawan di dalam perusahaan
Selanjutnya agar wirausaha lebih memahaminya, dibawah ini
dimut langkah-langkah cara pengembangan ide dan peluang usaha demi
memperkecil resiko usaha.

30
MENGEMBANGKAN WIRAUSAHA BUDIDAYA JAMUR
DI KOTA SEMARANG

a. Langkah pertama tetapkan dengan jelas pengembangan ide


usaha tersebut.
b. Langkah kedua tentukan tujuan khusus dalam pengembangan
ide usaha tersebut.
c. Langkah ketiga upayakan agar setiap karyawan di dalam
perusahaan memahami pengembangan ide usaha tersebut.
d. Langkah keempat coba buat dan laksanakan sitem pencatatan
prestasi pengembangan ide usaha tersebut.
e. Langkah kelima berikan penghargaan kepada karyawan agar
prestasi pengembangan ide usaha menjadi obsesi.
f. Langkah keenam upayakan agar para karyawan perusahaan,
memahami perannya dan berikan kesempatan untuk terlibat
dalam pengembangan ide usaha dalam peningkatan prestasi
perusahaan.
Sukses usaha atau bisnis wirausaha sebenarnya tergantung pada
pemanfaatan peluang usaha, sumberdaya uang, pengembangan ide,
para pelanggan, dan waktu yang digunakannya. Begitu juga di dalam
proses manajemen usaha yang wirausaha jalankan didalam
pengembangan ide usahanya, meliputi :
a. Strategi usahanya
b. Pengelolaan orang dan pemanfaatan peluang usahanya
Untuk mengembangkan ide usaha, diperlukan adanya fakta,
data, dan angka. Fakta, data, dan angka untuk strategi usaha, akan
memungkinkan wirausaha untuk mengambil keputusan mengenai
pengembangan ide dan pemanfaatan peluang usahanya dalam rangka
memperkecil resiko usahanya, antara lain adanya :
a. Pengembangan usaha
b. Penambahan pengembangan produk atau jasa
c. Perluasan dan peningkatan saluran penjualan
d. Perluasan dan penambahan pabrik
e. Peningkatan manfaat produk atau jasa dan modelnya diminati
konsumen.

31
MENGEMBANGKAN WIRAUSAHA BUDIDAYA JAMUR
DI KOTA SEMARANG

2.3.4 Menggali Peluang Usaha


Cara mengidentifikasi peluang usaha dan bisnis yang ada dapat
dicari dengan bekerja keras, ulet, dan percaya kepada kemampuan
sendiri. Peluang usaha akan membuahkan hasil yang memuaskan
apabila digali dengan baik. Untuk menggali kreatif diantaranya :
a. Harus percaya dan yakin bahwa usaha atau bisnis bisa
dilaksanakan
b. Harus menerima gagasan-gagasan baru dalam dunia usaha dan
bisnis
c. Harus bertanya kepada diri sendiri
d. Harus mendengarkan saran-saran orang lain
e. Harus mempunyai etos kerja yang tinggi
f. Pandai berkomunikasi

2.3.5 Mengidentifikasi Peluang Usaha


Seorang wirausaha yang kreatif, sebelum memulai jenis usaha,
akan mengetahui dan mempelajari jenis-jenis usaha yang akan
diketahui. Dengan begitu akan diperoleh gambaran, sehingga akan
menjamin proses pencapaian tujuan.
Mengidentifikasi peluang usaha dapat dilakukan dengan
menyimak bidang hasil usaha pokok yaitu kedudukan pasar,
profitabilitas, sumber daya manusia, keuangan, sarana kerja, tanggung
jawab sosial, dan pengembangan usaha.
Mengidentifikasikan peluang usaha dapat dilakukan dengan cara :
a. Belajar ilmu menejemen usaha
b. Meminta jasa konsultasi manejemen
c. Meminta jasa keluarga dan kenalan yang pintar dalam usaha
Dengan tersedianya informasi ekstern dan informasi intern,
maka wirausahawan dapat mengetahui :
a. Di mana ada peluang ( opportunity )
b. Apa saja yang mengancam usaha ( threat )

32
MENGEMBANGKAN WIRAUSAHA BUDIDAYA JAMUR
DI KOTA SEMARANG

c. Adakah kelemahan yang dapat mendukung usaha untuk


mencapai sasaran
d. Apakah kelemahan ( weakness ) yang membatasi atau
menghambat kemampuan mencapai sasaran
2.3.6 Pemanfaatan peluang usaha secara kreatif dan inovatif
a. Mengembangkan kreatifitas dalam usaha
Kreatifitas adalah kemampuansebuah proses yang dapat
dikembangkan dan ditingkatkan. Kemampuan dan bakat
wirausahawan adalah merupakan dasar, serta ditambah ilmu
pengetahuan di dalam mengembangkan kretifitasnya.
b. Mengembangkan inovatif dalam usaha
Inovatif adalah suatu temuan baru yang menyebabkan berdaya
gunanya produk/jasa ke arah yang lebih baik produktif.

2.4 STUDI KELAYAKAN BISNIS


Studi kelayakan bisnis merupakan penelitian terhadap rencana bisnis
yang tidak hanya menganalisis layak atau tidak layak suatu bisnis dibangun,
tetapi juga saat dioperasionalkan secara rutin dalam rangka pencapaian
keuntungan yang maksimal untuk waktu yang tidak ditentukan (Umar, 2003).
Studi kelayakan bisnis merupakan bahan pertimbangan dalam mengambil
suatu keputusan, apakah menerima atau menolak dari suatu gagasan usaha
yang direncanakan. Pengertian layak dalam penelitian ini adalah kemungkinan
dari gagasan suatu usaha yang akan dilaksanakan memberikan manfaat
(benefit), baik dalam arti financial benefit maupun dalam arti social benefit.
Layaknya suatu gagasan usaha dalam arti social benefit tidak selalu
menggambarkan layak dalam arti financial benefit. Ha ini tergantung dari segi
penilaian yang dilakukan (Ibrahim, 2003)

2.4.1 Aspek-Aspek Studi Kelayakan Bisnis


Menurut Umar (2003), belum ada keseragaman mengenai aspek bisnis
apa yang harus dikaji dalam rangka studi kelayakan bisnis. Beberapa aspek
yang perlu diteliti adalah :
a. Aspek Pemasaran (Pasar)

33
MENGEMBANGKAN WIRAUSAHA BUDIDAYA JAMUR
DI KOTA SEMARANG

Pengkajian terhadap aspek ini penting dilakukan, karena tidak ada bisnis
atau usaha yang berhasil tanpa adanya permintaan atas barang atau jasa
yang dihasilkan. Pada dasarnya, analisis aspek pemasaran (pasar)
bertujuan untuk mengetahui berapa besar luas pasar, pertumbuhan
permintaan, pangsa pasar dari produk bersangkutan, kondisi persaingan
antara produsen dan siklus hidup produk.
b. Aspek Keuangan
Dari sisi keuangan, suatu usaha dikatakan sehat, apabila dapat memberikan
keuntungan yang layak dan mampu memenuhi kewajiban keuangan.
Kegiatan pada aspek keuangan ini, antara lain penghitungan perkiraan
jumlah dana yang diperlukan untuk keperluan modal kerja awal dan
pengadaan harta tetap. Dipelajari juga struktur pembiayaan yang paling
menguntungkan dengan menentukan berapa dana yang harus disiapkan
lewat pinjaman dari pihak lain dan berapa dana dari modal sendiri. Hasil
analisis keuangan akan digunakan untuk mengkomunikasikan keadaan
rencana keuangan dengan pihak yang berkepentingan.
c. Aspek Teknis (Produksi)
Studi teknis akan mengungkapkan kebutuhan apakah yang diperlukan dan
bagaimana secara teknis proses produksi akan dilaksanakan. Beberapa hal
umum yang perlu diperhatikan adalah mengenai kapasitas produksi,
pemakaian peralatan dan mesin, lokasi dan tata letak usaha yang paling
menguntungkan.
d. Aspek Manajemen
Studi aspek manajemen meliputi penyusunan rencana kerja, siapa saja
yang terlibat, bagaimana mengkoordinasi dan mengawasi pelaksanaan
usaha, jenis-jenis pekerjaan, struktur organisasi dan pengadaan tenaga
kerja yang dibutuhkan.

2.4.2 Manfaat Studi Kelayakan Bisnis


Manfaat studi kelayakan bisnis (Umar, 2003) adalah :
a. Pihak Investor. Calon investor memiliki kepentingan langsung terhadap
keuntungan yang akan diperoleh dan jaminan keselamatan atas modal
yang ditanamnya.

34
MENGEMBANGKAN WIRAUSAHA BUDIDAYA JAMUR
DI KOTA SEMARANG

b. Pihak Kreditor. Pihak Bank sebagai pemberi pinjaman perlu mengkaji


ulang studi kelayakan bisnis yang telah dibuat, misalnya mengenai
bonafiditas dan tersedianya agunan yang dimiliki perusahaan.
c. Pihak Manajemen. Pihak manajemen perlu mempelajari studi kelayakan
bisnis yang dibuat, misalnya dalam hal pendanaan, berapa yang
dialokasikan dari modal sendiri, serta rencana pendanaan dari investor dan
kreditor.
d. Pihak Pemerintah dan Masyarakat. Penyusunan studi kelayakan bisnis
memperhatikan dan membantu kebijakan pemerintah dalam prioritas yang
akan dibantu, misalnya dengan subsidi dan keringanan lain.
e. Bagi Tujuan Pembangunan Ekonomi. Dalam penyusunan studi
kelayakan bisnis perlu dianalisis manfaat yang akan didapat dan biaya
yang akan ditimbulkan terhadap perekonomian nasional.

2.5 CONTOH WIRAUSAHA YANG SUDAH BERHASIL

Kisah dan motivasi pengusaha muda yang sukses .

SEMARANG-Menekuni bisnis budidaya jamur tiram memang sangat


menguntungkan. Tingginya permintaan pasar dan mudahnya proses budidaya jamur
tiram menjadi salah satu alasan mengapa jenis jamur ini lebih sering dibudidayakan
masyarakat dibandingkan jenis jamur lainnya.

35
MENGEMBANGKAN WIRAUSAHA BUDIDAYA JAMUR
DI KOTA SEMARANG

Meskipun begitu, sampai hari ini ada sebuah kendala yang sering dihadapi
para pemula dalam menjalankan bisnis budidaya jamur tiram. Yaitu faktor
pemilihan lokasi budidaya yang sesuai dengan habitat hidup jamur tersebut.
Biasanya pertumbuhan jamur tiram akan optimal sepanjang tahun bila
lokasi budidayanya sesuai dengan habitat aslinya, yakni di kawasan pegunungan
atau di daerah dataran dengan ketinggian antara 400-800 meter di atas permukaan
air laut (mdpl), serta memiliki suhu udara sekitar 20-28 derajat C dengan tingkat
kelembapan sekitar 70% sampai 80%. Lalu bisakah jamur tiram dibudidayakan di
daerah panas? Sumian (34) warga Jalan Puspa Raya RT 6 RW 2 Kelurahan
Gedawang, Kecamatan Banyumanik, dengan tegas menjawab, ''Bisa.''
Menurut bapak satu anak itu, Kota Semarang sebagai daerah panas pun
terbukti dapat dibudidayakan. Sudah setahun lebih, suami Dwi Maryana (26) yang
lulus SMK Widya Praja Ungaran pada 1999 itu kewalahan melayani permintaan
pasar.
''Langkah mudah budidaya jamur tiram di daerah panas adalah membuat
bangunan kumbung dengan sistem sirkulasi buka tutup agar sirkulasi kumbung
pada siang hari tetap terjaga kelembabannya. Gunakan atap tahan panas, jaga
kelembaban dengan meletakkan air di dalam kumbung, usahakan kumbung di dekat
pohon, lindungi sekitar lumbung dari sinar matahari langsung, tinggi kumbung
usahakan tidak kurang dari 4 meter, rak baglog jamur jangan lebih dari 3 tingkat,
sering lakukan penyiraman minimal 3 kali dalam sehari,'' papar Sumian, saat
ditemui di kediamannya, Kamis (14/2) pagi.
Dari 1200 baglog jamur, setiap hari Sumian mampu memanen jamur tiram
5 hingga 15 kilogram dengan harga Rp 12 ribu per kilogramnya. Agar tetap panen
dalam waktu 12 hari, Sumian yang sehari-hari juga membuka jasa video shoting,
konsultan dan desain interior itu menyiram dengan nutrisi berupa gula cair dan
vitamin B-komplek.

''Selain warga sekitar, tukang sayur keliling juga mengambil jamur tiram
dari saya. Karena permintaan tinggi, kami kewalahan dan berencana menambah
baglog agar produksinya meningkat. Permintaan konsumen setiap harinya meminta
36 kilogram,'' katanya.

36
MENGEMBANGKAN WIRAUSAHA BUDIDAYA JAMUR
DI KOTA SEMARANG

Modal awal usaha budidaya jamur tiram pun, kata Sumian diberikan oleh
Masyarakat Berdaya Indonesia (MBI), salah satu jejaring Lembaga Amil Zakat Al
Ihsan (LAZiS) Jateng.
''Kami berikan modal bukan berupa uang, tetapi baglog kepada Sumian dan
10 ibu di Kelurahan Gedawang. Masing-masing 400 baglog. Kita juga support
program beserta pemasarannya yang terpusat. Ini menjadi bagian LAZiS Jateng
untuk mengangkat ekonomi kaum dhuafa dan janda,'' jelas Meike Fitrianingtyas,
penggagas dan pendamping program MBI LAZiS Jateng, kemarin. (Muhammad
Syukron-SMNetwork/yul).

37
MENGEMBANGKAN WIRAUSAHA BUDIDAYA JAMUR
DI KOTA SEMARANG

BAB III
METODOLOGI
3.1 Lokasi Wirausaha
A. Kondisi Geografis

Gambar 2. Peta Kabupaten Semarang

Kota Semarang membentang antara 07 00 LS dan 110 24 BT.


Berdasarkan koordinat fiktifnya, Luas Kota 373.67 km2. Jarak terjauh dari
Utara ke Selatan mencapai 9 Km, sedangkan dari Barat ke Timur mencapai
7 Km. Wilayah Kabupaten Semarang berbatasan dengan
Sebelah utara : Laut Jawa
Sebelah timur : Kabupaten Demak
Sebelah selatan : Kabupaten Semarang / Ungaran
Sebelah barat : Kabupaten Semarang / Kendal
Kota ini terletak di jalur Pantura yang menghubungkan Jakarta-
Semarang-Surabaya. Semarang berjarak 101 km sebelah barat Semarang, atau
384 sebelah timur Jakarta. Semarang dikenal mendapat julukan kota atlas,
karena batik Semarang memiliki corak yang khas dan variatif. Kota

38
MENGEMBANGKAN WIRAUSAHA BUDIDAYA JAMUR
DI KOTA SEMARANG

Semarang memiliki pelabuhan perikanan terbesar di Pulau Jawa.


Pelabuhan ini sering menjadi transit dan area pelelangan hasil tangkapan laut
oleh para nelayan dari berbagai daerah. Selain itu di Kota Semarang banyak
terdapat perusahaan pengolahan hasil laut, seperti ikan asin, terasi, sarden, dan
kerupuk ikan, baik perusahaan berskala besar maupun industri rumah tangga
3.2 Gagasan Usaha
Gagasan usaha sebaiknya disesuaikan dengan kepribadian kita, yang
kita sukai, sesuai dengan panggilan jiwa kita. Ada dua petunjuk praktis untuk
memunculkan gagasan usaha, yang pertama menghadiri berbagai pameran,
seminar, workshop/lokalkarya dan lain-lain serta mencoba untuk mengambil
pelajaran dari semua itu. Yang kedua, apa yang dikenal dengan ATM (Amati,
Tiru gagasannya, dan Modifikasi produknya) atau dalam ungkapan Jawa niteni,
nirokake, nambahake).
Langkah langkah dalam menyeleksi gagasan Usaha :
Langkah 1 : menetapkan beberapa gagasan usaha yg akan diukur atau
dianalisa. Yaitu usaha budidaya jamur, cuci mobil/motor,
kripik singkong, tepung pati, bandeng presto,dll.
Langkah 2 : menetapkan indikator untuk menilai gagasan usaha.
Langkah 3 : menetapkan skala atau skor untuk tiap gagasan usaha.
Misalnya 3,5,7, dimana skor 3 untuk menunjukkan
keadaan paling rendah dan skor 7 yang paling kuat.
Langkah 4 : menjumlahkan semua skor dan memilih gagasan usaha
yang skornya paling tinggi.

3.3 Pengumpulan Data


Data yang digunakan dalam membuat makalah ini adalah data primer
dan sekunder, yang bersifat kualitatif.
Data primer merupakan data yang diambil atau diperoleh secara langsung
melalui :
a. Wawancara
Pengambilan data melalui wawancara /secara lisan langsung dengan
sumber datanya, baik melalui tatap muka atau lewat telephone,

39
MENGEMBANGKAN WIRAUSAHA BUDIDAYA JAMUR
DI KOTA SEMARANG

teleconference. Jawaban responden direkam dan dirangkum sendiri


oleh peneliti.
b. Pengukuran Fisik
Pengambilan data melalui pengukuran fisik maksudnya adalah
meninjau secara langsung kondisi lapangan yang akan dijadiakan
sebagai tempat wirausaha.
Data sekunder merupakan dokumen-dokumen tertulis yang diperoleh dari
lembaga-lembaga yang terkait dan studi pustaka. Pengambilan data melalui
dokumen tertulis mamupun elektronik dari lembaga/institusi. Dokumen
diperlukan untuk mendukung kelengkapan data yang lain.

3.4 Proses Analisis Data


Proses analisa data dilakukan menggunakan metode analisis kualitatif
dan analisis kuantitatif.
3.4.1 Analisis kuantitatif
Adalah metode yang lebih menekankan pada aspek pengukuran secara
obyektif terhadap fenomena social. Untuk dapat melakukan pengukuran, setiap
fenomena social di jabarkan kedalam beberapa komponen masalah, variable
dan indicator. Setiap variable yang di tentukan di ukur dengan memberikan
symbol symbol angka yang berbeda beda sesuai dengan kategori informasi
yang berkaitan dengan variable tersebut. Dengan menggunakan symbol
symbol angka tersebut, teknik perhitungan secara kuantitatif matematik dapat
di lakukan sehingga dapat menghasilkan suatu kesimpulan yang belaku umum
di dalam suatu parameter. Tujuan utama dati metodologi ini ialah menjelaskan
suatu masalah tetapi menghasilkan generalisasi. Generalisasi ialah suatu
kenyataan kebenaran yang terjadi dalam suatu realitas tentang suatu masalah
yang di perkirakan akan berlaku pada suatu populasi tertentu. Generalisasi
dapat dihasilkan melalui suatu metode perkiraan atau metode estimasi yang
umum berlaku didalam statistika induktif. Metode estimasi itu sendiri
dilakukan berdasarkan pengukuran terhadap keadaan nyata yang lebih terbatas
lingkupnya yang juga sering disebut sample dalam penelitian kuantitatif.
Jadi, yang diukur dalam penelitian sebenarnya ialah bagian kecil dari populasi
atau sering disebut data. Data ialah contoh nyata dari kenyataan yang dapat

40
MENGEMBANGKAN WIRAUSAHA BUDIDAYA JAMUR
DI KOTA SEMARANG

diprediksikan ke tingkat realitas dengan menggunakan metodologi kuantitatif


tertentu. Penelitian kuantitatif mengadakan eksplorasi lebih lanjut serta
menemukan fakta dan menguji teori-teori yang timbul.

3.4.2 Analisis kualitatif


Adalah metode yang lebih menekankan pada aspek pemahaman secara
mendalam terhadap suatu masalah daripada melihat permasalahan untuk
penelitian generalisasi. Metode penelitian ini lebih suka menggunakan teknik
analisis mendalam ( in-depth analysis ), yaitu mengkaji masalah secara kasus
perkasus karena metodologi kulitatif yakin bahwa sifat suatu masalah satu akan
berbeda dengan sifat dari masalah lainnya. Tujuan dari metodologi ini bukan
suatu generalisasi tetapi pemahaman secara mendalam terhadap suatu masalah.
Penelitian kualitatif berfungsi memberikan kategori substantif dan hipotesis
penelitian kualitatif.

3.4.3 Analisis SWOT


Analisis secara kualitatif adalah menganalisis kelayakan usaha
Budidaya jamur tiram dengan menggunakan Analisis SWOT.
Mengambil keputusan bisa juga dilakukan dengan menganalisis
peluang dan ancaman dari ingkungan eksternal dan juga menganalisis kekuatan
dan kelemahan dari lingkungan internal. Metode yang menganalisis
lingkungan eksternal dan internal dengan metode analisis Swot yaitu
menganalisis kekuatan (Streagth), kelemahan (weakness), kesempatan atau
peluang (oppottunity) dan ancaman (threat).

a. Analisis lingkungan eksternal


Perusahaan untuk mengambil keputusan strategi bisnisnya bisa
melakukan analisis lingkungan eksternal yaitu dengan mengamati kekuatan
lingkungan makro meliputi demografis, ekonomi, politik, hukum, teknologi,
social dan budaya dan juga pelaku lingkungan mikro yang utama yaitu
pelanggan, pesing, saluran distribusi, pemasok yang memperoleh laba di pasar,
Dengan begitu diharapkan perusahaan dapat mengikuti perkembangan dan
kecenderungan yang berlaku sehingga dapat menentukan peluang dan ancaman
yang timbul.

41
MENGEMBANGKAN WIRAUSAHA BUDIDAYA JAMUR
DI KOTA SEMARANG

1. Peluang/opportunity
Tujuan utama perusahaan mengadakan pengamatan adalah untuk
melihat/menangkap peluang baru. Peluang pemasaran yaitu suatu
kebutuhan dimana perusahaan dapat bergerak dengan memperoleh
laba.

Gambar 2. Matrik peluang

Keterangan :
Peluang yang terbaik adalah pada kotak 1 sehingga manajemen
harus merencanakan untuk mengejar peluang tersebut
Peluang pada kotak 2 dan 3 harus diamati kalau daya tarik atau
kemungkinan suksesnya meningkat maka perlu dipertimbangkan.
Kotak 4 terlalu kecil kalau dipertimbangkan
2. Ancaman ( Threat )
Sebagian perkembangan dalam lingkungan eksternal merupakan
ancaman bagi perusahaan. Ancaman lingkungan adalah tantangan
akibat kecenderungan yang tidak menguntungkan atau perkembangan
yang akan mengurangi penjualan dan laba.

42
MENGEMBANGKAN WIRAUSAHA BUDIDAYA JAMUR
DI KOTA SEMARANG

Gambar 3. Matrik kemungkinan


Keterangan :
Kotak 1 : Ancaman Utama
Ancaman yang dapat benar benar merugikan perusahaan dan
kemungkinan terjadinya besar. Untuk ancaman seperti ini
perusahaan perlu menyiapkan langkah langkah penyelamatan
yang menjelaskan perubahan yang harus dilakukan perusahaan
menjelang dan selama terjadi ancaman.
Kotak 2 dan 3 tidak perlu rencana penyelamatan namun perlu
diamati kalau menjadi lebih serius.
Kotak 4 sangat kecil dan dapat diabaikan.
Dengan menggambarkan ancaman dan peluang utama yang dihadapi
perusahaan dapat dijabarkan daya tarik keseluruhan ada 4 kemungkinan
yaitu :
1) Bisnis ideal
Peluang utamanya besar dan ancaman utamanya kecil
2) Bisnis spekulasi
Peluang utamanya maupun ancaman utamanya besar
3) Bisnis matang
Apabila peluang utama maupun ancaman utamanya kecil

43
MENGEMBANGKAN WIRAUSAHA BUDIDAYA JAMUR
DI KOTA SEMARANG

4) Bisnis sulit
Apabila peluangnya kecil dan ancaman utamanya besar
b. Analisis lingkungan internal
Selain mengetahui peluang yang menarik dilingkungan perusahaan
juga memiliki keahlian yang dibutuhkan untuk sukses dalam peluang tersebut.
Setiap unit bisnis perlu dinilai kekuatan dan kelemahan secara periodik yaitu
dengan mengkaji kompetensi pemasaran, keuangan, produksi dan organisasi
perusahaan. Setiap faktor dinilai apakah merupakan kekuatan utama,kekuatan
sampingan ,faktor netral ,kelemahan sampingan atau kelemahan utama. Setiap
perusahaan harus menelaah beberapa proses dasar seperti penciptaan produk
baru, bahan baku sampai barang jadi. Prospek penjualan, pesanan pesanan
sampai uang diterima, problem pelanggan sampai waktu penyelesaian dst.
Setiap proses menciptakan nilai dan memerlukan kerjasama antar bagian .
Kadang kadang suatu bisnis gagal bukan karena masing masing bagiannya
tidak memiliki kekuatan yang dibutuhkan melainkan karena bagian bagian
tidak bekerja sama sebagai tim.

44
MENGEMBANGKAN WIRAUSAHA BUDIDAYA JAMUR
DI KOTA SEMARANG

3.5 Flow chart


START

MENGEMBANGKAN WIRAUSAHA
BUDIDAYA JAMUR
DI KOTA PATI SEMARANG

Dokumen- dokemen
KEBUTUHAN DATA

Sekunder
PENGUMPULAN DATA
Observasy,Wawancara,Survey
Primer

Observasi/Wawancara
Sampel Dan Kriteria Responden
Instansi Pemerintah & Instansi Swasta
MENGEMBANGKAN
Analisis WIRAUSAHA BUDIDAYA JAMUR
Kualitatif DI KOTA SEMARANG

Metode Proses Analisis


MENGEMBANGKAN USAHA
Gagasan Utama
Analisis PETERNAKAN
Kuantitatif

MENGEMBANGKAN USAHA
PROSES ANALISIS KRIPIK SINGKONG
SWOT

MENGEMBANGKAN USAHA DI
BIDANG PERIKANAN

KESIMPULAN

SARAN

Gambar 3. Alur penyusunan makalah

45
MENGEMBANGKAN WIRAUSAHA BUDIDAYA JAMUR
DI KOTA SEMARANG

BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Uraian Wirausaha

4.1.1 Pembudidayaan Jamur

Pembudidayaan jamur merupakan tempat kegiatan usaha yang bergerak


di bidang pertanian dan perdagangan khususnya di bidang jasa pangan. Pada
awal berdirinya, pembudidayaan jamur adalah budidaya yang sudah masuk
dalam golongan budidaya sedang. Hal tersebut terjadi, karena dalam
pembududayaan jamur merupakan budidaya yang harus memiliki :
a. Lahan tempat budidaya
b. Jerami 1.000 kg
c. Limbah kapas 300 kg
d. Kapur / Kapur dolomit 2 % ( hitungan basah Jerami dan limbah
kapas )
e. Dedak halus/bekatul 4 % ( hitungan basah Jerami dan Limbah kapas
)
f. Urea/Pupuk kandang ( Ayam/Sapi ) 1 % ( hitungan basah Jerami &
Limbah Kapas )
g. Mempunyai rak penyimpanan log/polibeck

Fasilitas dan Kegiatan Pengembangan Usaha Budidaya Jamur

1. Presto, alat ini sebagai penganti autoklaf. sebenernya kalau Anda bisa beli
autoklaf bekas, tetap akan lebih baik memakai autoklaf.
2. Enkas atau wadah kaca, alat ini sebagai pengganti LAFC. Mudah kok cara
membuatnya. Anda bisa gunakan akuarium sebagai enkas. Atau bila
Anda pernah punya anak atau lihat bayi tetangga yang baru lahir tentu tahu
baby box yang di rumah sakit untuk bayi prematur, buatlah desainnya
seperti itu.
3. Tabung dan gelas ukur, kalau yang ini tidak bisa diganti yah, beli saja 1
atau 2 sudah cukup untuk selamanya (kalau tidak pecah ). Tabung gelas ini

46
MENGEMBANGKAN WIRAUSAHA BUDIDAYA JAMUR
DI KOTA SEMARANG

digunakan untuk menakar bahan, tapi tampaknya alat-alat ini tidak


diperlukan untuk pembuatan bibit F1 dan F2 jamur tiram.
4. Alat-alat tanam, ini juga mutlak diperlukan! tapi cuma perlu sudip saja
untuk membuat bibit jamur tiram. Jika Anda sudah bisa membuat baglog
jamur tiram tentu punya alat ini.
5. Lampu spiritus, alat ini sebagai penganti bunsen. Bunsen berfungsi
untuk mensterilisasi spatula sebelum penetrasi ke dalam botol saat
memindahkan bibit dari bahan tanam ke media calon bibit jamur tiram.
Sebenarnya bunsen itu ya lampu spiritus, tapi harganya bisa 35-40rb per pcs
kalau beli di toko kimia. Kalau membuat sendiri lampu spiritus dari botol
bekas akan lebih murah, bahkan bisa tanpa mengeluarkan biaya
6. Keranjang-keranjang, ini opsional saja. Tapi dengan adanya keranjang
pekerjaan Anda jadi lebih rapi dan tidak memakan tempat. Pilih keranjang
yang sesuai kebutuhan, tidak harus mahal
Kepengurusan Pembudidayaan jamur
Struktur kepengurusan dibuat sesederhana mungkin sehingga selama tahap
industri rumah tangga, tiap pengurus memegang jabatan rangkap. Susunan
kepengurusannya adalah sebagai berikut :

Satu orang Manajer Utama merangkap Manager Pemasaran


bertugas mengelola perusahaan secara umum. Sebagai seorang
Manager Pemasaran, ia pun bertugas membuka pasar, melakukan
negosiasi bisnis dan memastikan produk dipasarkan dengan baik dan
sampai ke konsumen tanpa masalah.
Satu orang Manajer Operasional Harian merangkap Manager
Produksi. Direktur Operasional dan Manajer Produksi bertanggung
jawab terhadap kelancaran produksi secara keseluruhan, melakukan
pengembangan bibit, memastikan produk berada dalam kondisi
baik.
Satu orang Manajer Keuangan. Manajer Keuangan bertugas
melakukan analisis keuangan. Bersama dengan manajer lainnya juga
berkordinasi dalam melakukan pengembangan dan ekspansi skala
produksi secara bertahap.

47
MENGEMBANGKAN WIRAUSAHA BUDIDAYA JAMUR
DI KOTA SEMARANG

Dalam target jangka panjang, setelah memasuki tahap industri menengah,


susunan kepengurusan akan disempurnakan dengan penambahan pengurus
baru dan tidak ada lagi jabatan rangkap. Divisi produksi akan diorientasikan
sebagai divisi padat karya, sehingga mampu menyerap banyak tenaga
kerja. Tenaga kerja terlatih akan direkrut dari lulusan yang cakap dan ulet, dan
tenaga pemasaran akan ditambah sesuai dengan kapasitas produksi berjalan.
Bidang Usaha dan Hasil Produksi
Rencana pengembangan usaha yang akan dilakukan pembudidayaan
jamur adalah usaha warung makan dan wisata edukasi tentang jamur, yang
direncanakan mempunyai lahan pembuatan warung makan untuk pengunjung
yang berkunjung, pondok makan untuk tempat berkumpul dan menyantap hasil
panen jamur.
Tujuan dan Manfaat Ekonomi Usaha
Tujuan dari pengembangan usaha ini adalah menciptakan suatu usaha
yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat, memberikan kesempatan kepada
warga sekitar untuk bekerja sehingga dapat membantu dalam mengurangi
tingkat pengangguran di wilayah sekitar lokasi usaha, dan memberikan fasilitas
bagi masyarakat.
Manfaat pengembangan usaha yang dilakukan pembudidayaan jamur
adalah masyarakat dapat melakukan kegiatan usaha kecil di bidang pertanian,
yaitu dengan membudidayakan jamur itu sendiri.

4.1.2 Peternakan .
a) Penggemukan Sapi.
Kabupaten Semarang juga mengunggulkan pengemukan sapi potong.
Hampir setiap kecamatan di Kabupaten Gendawang memiliki peternakan sapi
potong ini. Peternakan sapi potong ini dimaksudkan untuk memenuhi
kebutuhan daging tingkat lokal yaitu Kabupaten Gendawang dan sekitarnya.
Namun hingga saat ini belum ada industri yang bergerak pada pengolahan
daging sapi, seperti pengkalengan daging dan lain-lain. Pemasaran yang
dilakukan masih bertumpu pada memasarkan daging segar, sedangkan proses
pengemasan belum dilakukan. Ini menjadikan salah satu peluang investasi dan

48
MENGEMBANGKAN WIRAUSAHA BUDIDAYA JAMUR
DI KOTA SEMARANG

bisnis di Kabupaten Gendawang, yaitu bisnis pengolahan daging sapi agar


dapat dikemas dan dipasarkan lebih luas.
b) Ayam Petelur.
Ayam petelur dari Kabupaten Gendawang dimaksudkan untuk
memenuhi kebutuhan pasar lokal, yaitu Kabupaten Gendawang dan sekitarnya.
Namun keberadannya juga telah memberikan kontribusi yang cukup besar bagi
pemenuhan kebutuhan telur di Daerah Demak,Pati, kudus, dan Demak.
c) Ayam Pedaging.

Populasi ayam pedaging dari Kabupaten Gendawang juga difungsikan


untuk memenuhi kebutuhan pasar lokal dan regional. Peluang bisnis pada
peternakan ayam pedaging ini cukup besar terutama pada pemasaran dan
pengolahan lebih lanjut.

d) Ikan.
Potensi perikanan yang dimiliki Kabupaten Gendawang khususnya di
Kecamatan Gendawang adalah kolam, sawah, sungai dan, sedangkan luas areal
yang digunakan sebesar 158,24 ha. Luas areal potensi perikanan di Kecamatan
Banyumanik dan produksi yang dihasilkan
4.1.3 Keripik Singkomg

Demal adalah salah satu kabupaten yang terletak di antara Kota Kudus,
Jepara,dan Rembang. Selain terkenal sebagai salah satu lumbung padi di
Provinsi Jawa Tengah, Semarang juga memiliki produk unggulan lain, yaitu
kripik Singkong.
Sentra produksi keripik singkong di Semarang terletak di Desa
Gembong, Kecamatan Gembong. Dari ibu kota kabupaten, Gembong berada
sekitar 15 kilometer ke arah kea rah gunung muria. Cukup mudah untuk
menemukan lokasi sentra pembuatan keripik singkong ini, letaknya cukup
strategis berada di pinggir Jalan kearah kudus.
Tempat produksi tersebut dibuat semi permanen dari anyaman bambu
serta berlantai tanah membuat emping melinjo menjadi kegiatan sehari-hari
para warga.
Hampir di seluruh pinggir jalan Desa Gembong, berjejer warung-
warung yang menawarkan kripik singkong.. Kegiatan produksi kripik singkong

49
MENGEMBANGKAN WIRAUSAHA BUDIDAYA JAMUR
DI KOTA SEMARANG

di daerah ini memang masih dilakukan secara rumahan atau home industry.
Para perajin masih mengandalkan anggota keluarga inti untuk membuat kripik.
Kalau pun mempekerjakan karyawan, biasanya mereka hanya merekrut
tetangga sendiri.

4.2 Pengambilan Gagasan Usaha

Berikut ini adalah tabel Survey Analisis Gagasan usaha dari beberapa
macam-macam usaha di kota Klaten, Jawa Tengah yang dinilai dari parameter
indikator penilaiannya
Nilai
Usaha Usaha Usaha
No Indikator Penilaian Usaha
Budidaya Kripik Tambak
peterternak
Jamur Singkong ikan
Ketersediaan bahan
1 7 7 7 6
usaha
Kapasitas persaingan
2 8 7 7 5
usaha
3 Omzet per tahun 8 6 7 5
4 Permintaan konsumen 8 5 6 5
Usaha ini sesuai
5 6 5 6 5
dengan minat anda
Usaha ini sesuai
6 5 4 3 2
dengan bakat anda
Usaha ini sesuai
7 5 4 5 3
dengan skill anda
Usaha ini sesuai
8 6 5 4 3
dengan hobi anda
Usaha ini dapat
9 7 4 3 6
mencapai tujuan anda
Usaha ini sesuai
10 dengan pengetahuan 4 5 5 4
anda

50
MENGEMBANGKAN WIRAUSAHA BUDIDAYA JAMUR
DI KOTA SEMARANG

Anda merasa yakin


11 7 3 4 5
dengan usaha ini
Anda mencintai usaha
12 6 2 4 3
ini
Faktor modal tidak
13 8 4 4 5
menjadi kendala
Keluarga dan orang
14 8 5 6 7
dekat membantu
15 Jam kerja bisa diatasi 7 4 5 6
Faktor resiko bisa
16 7 4 3 6
diatasi
Anda merasa puas
17 7 3 5 4
dengan usaha ini
Peralatan dan mesin
18 7 3 4 5
dapat diatasi
Anda punya
19 pembimbing untuk 5 5 5 5
usaha ini
Jumlah skor 126 85 93 90

Tabel 9. Survey analisis gagasan usaha

Berdasarkan hasil survey penilaian gagasan usaha (tabel 9) yang masih bisa
untuk dipertahankan adalah usaha Pembudidayaan jamur.
4.3 Analisis Kelayakan Usaha
Analisis kelayakan pengembangan usaha budidaya jamur di Kecamatan
Semarang dikaji menggunakan analisis keuntungan dan analisis SWOT.
Peubah-peubah yang dibahas disesuaikan dengan kondisi usaha di bidang
budidaya jamur.
4.3.1 Analisis Keuntungan
Modal usaha berasal dari tabungan pemilik yang sebelumnya
didapatkan dari bekerja di Sumatra sebagai buruh di perkebunan karet.

51
MENGEMBANGKAN WIRAUSAHA BUDIDAYA JAMUR
DI KOTA SEMARANG

a. Pengeluaran
Misalkan dari jumlah 2.500 log.
Luas kumbung 15,60 m2 @ Rp 225.000,- : Rp 3.510.000,-
Pembelian alat kerja bantu : Rp 400.000,-
Pengadaan media tanam = 2.500 log @
: Rp 10.000.000,-
Rp4.000
Total modal awal kerja : Rp 13.910.000,-
b. Penerimaan (harga x jumlah penjualan)
Harga jual jamur di pasaran :

Jenis jamur / kg Segar krispi kering


Jamur tiram Rp 20.000
Jamur kuping Rp 9.000 Rp 50.000

Tabel 10. Harga jenis jamur per kilogram

Kalkulasi dimisalkan setiap perperiode pelanggan membeli masing-masing dari


jamur.
A. BIAYA TETAP
3 set kumbung budidaya Rp 4.500.000,-
Umur ekonomis 2 thn, maka mampu untuk 6 x pemeliharaan.sehingga
membutuhkan biaya penyusutan per 4 bln Rp 750.000,-

Jumlah Rp 5.250.000,-
B. BIAYA VARIABEL
4.500 MT x @ Rp 1.500 Rp 6.750.000,-
2 Tk perawatan & pengelolaan
x 4 bln x @ 250.000 Rp 2.000.000,-

Jumlah Rp 8.750.000,-
C. PENGELUARAN
BIAYA TETAP + BIAYA VARIABEL
Rp 5.250.000,- + Rp 8.750.000,-
= Rp 14.000.000,-

52
MENGEMBANGKAN WIRAUSAHA BUDIDAYA JAMUR
DI KOTA SEMARANG

D. PENDAPATAN
Tingkat kegagalan 5% dari 4.500 MT, maka media tanam (MT) tinggal
4275 buah
Hasil jamur per MT = + 0,7 Kg. Sehingga akan dihasilkan jamur segar
sebanyak 0,7 Kg x 4275 MT = 2992 Kg.
Kisaran harga minimal jamur dipasar Rp 9000 / Kg
Sehingga pendapatan selama pemeliharaan satu periode = Rp 9000 X 2992
K= Rp 26.928.000,-
E. LABA RUGI
PENDAPATAN - PENGELUARAN
Rp 26.928.000 - Rp 14.000.000,-
= Rp 12.928.000 ( laba )
c. Keuntungan = penerimaan (pengeluaran + biaya)

Keuntungan = ( Rp 26.928.000 (Rp 14.000.000)


= Rp 12.928.000,-

Berdasarkan analisis keuntungan, budidaya jamur perbulannya


mendapatkan keuntungan bersih sebesar Rp 12.928.000/ perperiode
pascapanen Dan pembudidayaan jamur ini masih layak untuk dibuka dan
dikembangkan lagi.
4.4 ANALISIS SWOT
Berikut ini adalah analisis SWOT untuk Pemancingan 1000 :
a. Strengths / Kekuatan
Warga sekitar lumayan banyak yang suka masakan dari bahan jamur
Harga terjangkau
Mudah di akses
Bebas bahan pengawet
Hal yang dilakukan setelah analisis
Mengutamakan bebas bahan pengawet
Mengelola dengan baik website dan forum
Menonjolkan konsep rekreasi

53
MENGEMBANGKAN WIRAUSAHA BUDIDAYA JAMUR
DI KOTA SEMARANG

Mempertahankan harga yang terjangkau


b. Weakness / Kelemahan
Banyak Pesaing
Masih belum ada Familiiar di masyarakat
Jika permintaan banyak sedangkan stok jamur sedikit
Jamur yang mudah busuk sehingga dapat menurunkan kualitas jika
jarak pengiriman terlalu jauh
Susaha menjaga kepercayaan terhadap pelanggan bila bisnis ini
secara online.
Hal yang dilakukan setelah analisis
Menjadikan pesaing sebagai motivasi.
Membuat brand yang unik .
Selalu berinovasi menciptakan jamur yang berkuwalitas.
c. Opportunities / Kesempatan
Dengan daya inovatif dan kreatif usaha ini memiliki kesempatan
besar untuk menguasai pasar.
Belum banyak tempat makan Sederhana yang mempunyai fasilitas
kolam renang untuk anak-anak dan orang dewasa, dan juga tempat
bermain anak-anak.
Memberikan lapangan pekerjaan bagi warga sekitar
Peluang kerja yang sempit sehingga mendorong seseorang untuk
berwirausaha seperti agrobisnis jamur tiram,sehingga bias
dikembangkan di dunia maya seperti online
Internet dapat dengan mudah diakses baik dari rumah atau tempat
umum seperti tempat pembelanjaan atau caf sehingga dapat bekerja
di mana saja
Banyak masyarakat yang membutuhkan misalnya: di restaurant,
ramah makan,dll
Permintaan pasar belum mampu dipenuhi oleh petani jamur tiram
Hal yang dilakukan setelah analisis
Merekrut tenaga kerja dari warga sekitar
Merawat dan menjaga area sekitar budidaya jamur.

54
MENGEMBANGKAN WIRAUSAHA BUDIDAYA JAMUR
DI KOTA SEMARANG

Mempertahankan konsep yang inovatif


d. Threats / Ancaman
Ketika musim hujan kolam renang dan area bermain tidak dapat
digunakan
Banyak pesaing yang mengikuti konsep yang telah kita buat.
Untuk memperlancar kegiatan usaha budidaya jamur tiram
dibutuhkan ketersediaan bahan baku utama yakni serbuk gergajian
kayu,jika disuatu daerah terjadi kelangkaan serbuk gergaji maka
akan memjadi kendala dalam proses produksi.
Kehabisan dana karena untuk setiap hari online dan juga untuk
memasarkan produknya kemana-mana sedangkan pendapatan yang
didapat tidak seimbang dengan yang dikeluarkan.
Hal yang dilakukan setelah analisis
Mempertahankan pengunjung dengan inovasi baru.

No Variabel yang kekuatan skor kelemehan skor Selisih


mempengaruhi skor
Masyarakat
umum
(Semarang, Bergantung
1 Segmen Pasar 2 1 1
Solo, Jogja, hari libur
dan
sekitarnya)
Mudah Jalan masih
2 Lokasi 2 1 1
dijangkau belum halus
Mudah
3 Bahan Baku 2 Musiman 1 1
didapat
4 Tenaga Kerja Tersedia 2 - 1 1
Belum
menggunakan
5 Teknologi tersedia 2 1 1
teknologi
modern

55
MENGEMBANGKAN WIRAUSAHA BUDIDAYA JAMUR
DI KOTA SEMARANG

Terdapat
Sebagai
6 Pesaing 2 banyak tempat 1 1
motivasi
pemancingan
Daya tarik Kurang
7 Fasilitas 2 1 1
pengunjung perawatan

TOTAL 14 7 7

Tabel 11. Kekuatan Vs kelemahan Budidaya Jamur

No Variabel yang peluang skor ancaman skor Selisih


mempengaruhi skor
Popular di Berebut
1 Segmen Pasar kalangan 4 dengan 2 2
masyarakat pesaing
Mudah Jalan masih
2 Lokasi 4 0 4
dijangkau belum halus
Mudah
3 Bahan Baku 4 Musiman 4 0
didapat
4 Tenaga Kerja Tersedia 4 4 0
Belum
menggunakan
5 Teknologi tersedia 4 2 2
teknologi
modern
Terdapat
Sebagai
6 Pesaing 4 banyak tempat 4 0
motivasi
pemancingan
Daya tarik Kurang
7 Fasilitas 4 4 0
pengunjung perawatan

TOTAL 28 20 8

Tabel 12. Peluang Vs ancaman Budidaya Jamur

56
MENGEMBANGKAN WIRAUSAHA BUDIDAYA JAMUR
DI KOTA SEMARANG

4.5 Pengembangan Usaha


Rekapitulasi skor :
(Tabel 11) Kekuatan : 14 Kelemahan : 7 Kekuatan yang masih ada : 7
(Tabel 12) Peluang : 28 Ancaman : 20 Peluang yang masih ada :
8
Kekuatan > kelemahan = 14 > 7 Peluang > Ancaman = 28 > 20
Dengan demikian usaha Budidaya Jamur tersebut masih layak untuk dibuka dan
kembangkan lebih baik lagi.

57
MENGEMBANGKAN WIRAUSAHA BUDIDAYA JAMUR
DI KOTA SEMARANG

BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan, maka dapat ditarik beberapa


kesimpulan yaitu:
1. Dalam analisis survey penilaian gagasan usaha, usaha yang masih bisa
untuk dipertahankan dan kembangkan adalah usaha Pembudidayaan Jamur.
2. Dengan kondisi lapangan yang sangat menguntungkan untuk menunjang
usaha Budidaya Jamur, membuka peluang dan kekuatan yang kuat seperti
bahan baku yang mudah didapatkan, lokasi yang mudah dijangkau, fasilitas
yang dapat menarik pengunjung, dan pengorganisasian yang cukup baik.

3. Jika ada usaha yang sungguh-sungguh dari masyarakat untuk mau


memanfaatkan potensi alam yang ada dengan modal yang kecil ternyata
dapat dirintis usatu usaha berprosfek keuntungan yang menjanjikan

4. Masyarakat perlu mendapat bimbingan dan perhatian yang serius dari pihak
terkait diantaranya para penyuluh pertanian lapangan.

5.2 Saran

1. Dengan potensi lingkungan dan kondisi yang cukup menunjang banyak


usaha-usaha yang dapat dibuka dan dikembangkan, namun karena
kurangnya fasilitator yang menunjang banyak usaha yang kurang layak
unutk dipertahankan.
2. Perlu mendapatkan informasi dari luar tentang pemasaran agar hasil
produksi dapat terjual semua, sehingga tidak ada yang terbuang.
3. Tutor dan Penilik terus menerus mengembangkan program pembelajaran
Keaksaraan Usaha Mandiri yang fungsional agar dapat menjadikan
masyarakat Desa Sukaresmi meningkat pengetahuan dan perekonomiannya.

58
MENGEMBANGKAN WIRAUSAHA BUDIDAYA JAMUR
DI KOTA SEMARANG

DAFTAR PUSTAKA

Buku :

Departemen Pendidikan Nasional Dirjen PLSP, (2002), Pengelola Program PLS


Berbasis PKBM, Jawa barat : Balai Pengembangan Kegiatan Belajar.
Edi Suharyanto, (2010), Bertanam Jamur Tiram di Lahan Sempit, Jakarta : Agro
Media.
Hasibuan. S.P. Malayu,(2001), Management Sumber Daya Manusia, Jakarta :
Bumi Aksara
Isnaen Wiardani, (2009), Budi Daya Jamur konsumsi, Yogyakarta: Andi.
Djatmiko, Yayat, H. (2004). Kumpulan Perkuliahan Ekonomi Pendidikan S3.
Bandung: UPI Prodi: Administrasi Pendidikan.
Kamus Besar Bahasa Indonesia, (1990), Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan, Jakarta : Balai Pustaka.
Laksono, (1988), Sukses Berwiraswasta, Jakarta : CV. Bintang Pelajar.
Masykur wiratmo, (1996), Pengantar Kewiraswastaan ,Yogyakarta : BPFE.
Satori, Djaman dan Udin, S. Saud. (2003). Implementasi Program Life Skills
dan Broad Based Education Sebagai Strategi eningkatan
MutuPendidikan Dasar dan Menengah. Bandung: Jurnal Adpen UPI.
Sri Sumarsih, (2010), Untung Besar Usaha Bibit Jamur Tiram, Depok: Penerbit
Swadaya.
Warisno, (2010), Menabur Jamur Menuai Rupiah, Jakarta: Gramedia.

Non Buku :

http://www.pls.depdiknas.go.id/?pancadewa=artikel&par1=20070816074013&id=
20070816074013 http://kbi.gemari.or.id/beritadetail.php?id=4038.

59
MENGEMBANGKAN WIRAUSAHA BUDIDAYA JAMUR
DI KOTA SEMARANG

Lampiran
Kisah Sukses Sumian Budi Daya Jamur Tiram

Menekuni bisnis budi daya jamur tiram memang sangat menguntungkan.


Tingginya permintaan pasar dan mudahnya proses budidaya jamur tiram menjadi
salah satu alasan mengapa jenis jamur ini lebih sering dibudidayakan warga
dibandingkan jenis jamur lainnya.
Meskipun begitu, sampai hari ini ada satu kendala yang sering dihadapi para
pemula dalam menjalankan bisnis budi daya jamur tiram, yaitu faktor pemilihan
lokasi budi daya yang sesuai dengan habitat hidup jamur tersebut.
Biasanya pertumbuhan jamur tiram akan optimal sepanjang tahun bila lokasi
budidayanya sesuai dengan habitat aslinya, yakni di kawasan pegunungan atau di
daerah dataran dengan ketinggian antara 400 meter-800 meter di atas permukaan
air laut (dpl) serta memiliki suhu udara sekitar 20-28C dengan tingkat kelembapan
sekitar 70 % sampai 80 %.
Lalu bisakah jamur tiram dibudidayakan di daerah panas? Sumian (34),
warga Jalan Puspa Raya, RT 6 RW 2, Kelurahan Gedawang, Kecamatan
Banyumanik, Semarang, Jawa Tengahdengan tegas menjawab, Bisa.
Menurut bapak satu anak itu, Kota Semarang sebagai daerah panas pun terbukti bisa
untuk membudidayakan jamur tiram. Sudah setahun lebih, Sumian kewalahan
melayani permintaan pasar.

60
MENGEMBANGKAN WIRAUSAHA BUDIDAYA JAMUR
DI KOTA SEMARANG

Langkah mudah budi daya jamur tiram di daerah panas adalah membuat
bangunan kumbung dengan sistem sirkulasi buka tutup agar sirkulasi kumbung
pada siang hari tetap terjaga kelembabannya. Gunakan atap tahan panas, jaga
kelembaban dengan meletakkan air di dalam kumbung, usahakan kumbung di dekat
pohon, lindungi sekitar kumbung dari sinar matahari langsung, tinggi kumbung
usahakan tidak kurang dari 4 meter, rak baglog jamur jangan lebih dari tiga tingkat,
sering lakukan penyiraman minimal tiga kali dalam sehari, papar Sumian seperti
dikutip dari Harian Suara Merdeka.
Dari 1.200 baglog jamur, setiap hari Sumian mampu memanen jamur tiram
5 kilogram hingga 15 kilogram dengan harga Rp 12 ribu per kilogramnya. Agar
tetap panen dalam waktu 12 hari, Sumian yang sehari-hari juga membuka jasa video
shotting, konsultan, dan desain interior itu menyiram dengan nutrisi berupa gula
cair dan vitamin B-Kompleks. (as)

61

Anda mungkin juga menyukai