Anda di halaman 1dari 29

Pengukuran Tingkat Kematangan IT Governance

Pada Layanan STMIK AKBA Dengan Framework


Cobit 4.1

Disusun Oleh:
Megawati (2014.2105.079)

Yuyun Andriani (2014.2105.004)

Nurul Afidah (2014.2105.083)

SISTEM INFORMASI (SI.64)


SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA
DAN KOMPUTER AKBA MAKASSAR

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah


melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya tiada henti sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah ini dengan judul : " Pengukuran Tingkat
Kematangan IT Governance Pada Layanan Akademik STMIK AKBA
Dengan Framework Cobit 4.1 ". yang mana makalah ini disusun bertujuan
untuk memenuhi tugas Tatakelola Teknologi Informasi dalam menempuh
pendidikan di STMIK AKBA
Penulis yakin bahwa makalah ini masih sangat jauh dari kata
sempurna, sehingga masukan dan kritik selalu penulis harapkan untuk
memperbaiki makalah ini. Akhir kata penulis mohon maaf yang sebesar-
besarnya jika dalam proses pembuatan makalah ini penulis melakukan
kesalahan baik yang disengaja maupun yang tidak disengaja. Besar
harapan penulis, makalah ini dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya.

Makassar, 14 Juli 2017

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................... i

DAFTAR ISI ............................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang .................................................................................................... 1


1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................... 2
1.3 Batasan Masalah ................................................................................................. 2
1.4 Tujuan Penelitian ................................................................................................ 2
1.5 Manfaat Penelitian .............................................................................................. 2

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1 Tata Kelola TI ..................................................................................................... 3


2.2 Framework Cobit ................................................................................................ 4
2.3 Maturity Model ................................................................................................... 5

BAB III PEMBAHASAN

3.1 Pengolahan Data ................................................................................................. 7


3.2 Pemetaan Tujuan Bisnis ...................................................................................... 9
3.3 Menyusun Core IT Process ................................................................................. 9
3.4 Analisis dan Rancangan Sistem .......................................................................... 10
3.5 Analisis Hasil ...................................................................................................... 17

BAB II PENUTUP

KESIMPULAN .......................................................................................................... 25

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 26

3
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Teknologi informasi (TI) saat ini sudah menjadi kebutuhan yang sangat
penting bagi hampir semua organisasi perusahaan karena dipercaya dapat
membantu meningkatkan efektifitas dan efisiensi proses bisnis perusahaan,
tak terkecuali perguruan tinggi. Untuk mencapai hal tersebut diperlukan suatu
pengelolaan TI yang baik dan benar agar keberadaan TI mampu untuk
menunjang kesuksesan organisasi dalam pencapaian layanan akademik,
sehingga kualitas layanan akademik dapat diberikan kepada mahasiswa.
STMIK AKBA merupakan sebuah perguruan tinggi swasta yang berada di
tengah kota tepatnya di kota Makassar Provinsi Sulawesi Selatan. STMIK
AKBA saat ini terus meningkatkan pelayanan kepada mahasiswa, untuk
mendukung hal tersebut maka perlu adanya evaluasi sampai sejauh mana
pelayanan yang sudah diberikan kepada
mahasiswa dan dosen dengan menggunakan framework cobit
4.1.Penerapan TI untuk setiap organisasi harus diselaraskan dengan strategi
dan tujuan bisnis organisasi. Keselarasan antara penerapan TI dengan strategi
dan tujuan bisnis organisasi dapat dicapai melalui tata kelola TI yang baik.
Bagaimana memetakan Maturity Level proses TI saat ini pada layanan
akademik STMIK AKBA Makassar dan bagaimana rekomendasi IT
Governance yang bisa diberikan pada layanan akademik STMIK AKBA
Makassar. Berdasarkan pemaparan rumusan masalah maka pengukuran
tingkat kematangan
it governance pada layanan akademik stmik akba dengan framework
cobit 4.1 hanya
berfokus pada Improve customer orientation and service yang memuat
10 Core IT Process yaitu PO8, AI4 , DS1, DS2, DS3, DS4, DS7, DS8, DS10
dan DS13. Tujuan dari penelitian ini adalah memetakan Maturity Levelpada
layanan Akademik STMIK AKBA dan membuat sebuah rekomendasi IT
Governance pada layanan akademik STMIK AKBA. Adapun manfaat dari

4
penelitian ini adalah menghasilkan tingkat maturity model proses TI pada
layanan akademik STMIK AKBA sehingga pihak kampus dapat
meningkatkatkan layanan akademik kepada mahasiswa dan dosen dengan
baik dan sejalan dengan tujuan kampus dengan mengacu pada standar
Framework COBIT 4.1.
1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana memetakan Maturity Level proses TI saat ini pada layanan

akademik STMIK AKBA Makassar dan bagaimana rekomendasi IT

Governance yang bisa diberikan pada layanan akademik STMIK AKBA

Makassar.

1.3 Batasan Masalah

Berdasarkan pemaparan rumusan masalah maka pengukuran tingkat

kematangan IT Governance pada layanan akademik STMIK AKBA dengan

framework cobit 4.1 hanya berfokus pada Improve customer orientation and

service yang memuat 10 Core IT Process yaitu PO8, AI4 , DS1, DS2, DS3,

DS4, DS7, DS8, DS10 dan DS13.

1.4 Tujuan Penelitian

Mengukur tingkat kematangan tata kelola teknologi informasi dan

membuat sebuah rekomendasi IT Governance pada layanan akademik STMIK

AKBA.

1.5 Manfaat Penelitian

Menghasilkan tingkat maturity model proses TI pada layanan akademik


STMIK AKBA sehingga pihak kampus dapat meningkatkan layanan
akademik kepada mahasiswa dan dosen dengan baik dan sejalan dengan
tujuan kampus dengan mengacu pada standar Framework COBIT 4.1.

5
BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1 Tata Kelola TI


Tata kelola Teknologi Informasi adalah sebuah kerangka kebijakan,

prosedur dan kumpulan proses-proses yang bertujuan untuk mengarahkan

dan mengendalikan perusahaan dalam rangka pencapaian tujuan perusahaan

dengan memberikan tambahan nilai bisnis, melalui penyeimbangan

keuntungan dan resikoTI beserta proses-proses yang ada di dalamnya (IT

Governance Institute, 2007 ).

Di dalam tata kelola TI, kebijakan kebijakan merupakan pernyataan dari

sudut pandang direksi atau manajemen terhadap nilai-nilai yang harus dicapai

dalam hal yang harus dilakukan atau tidak boleh dilakukan untuk mendukung

pencapaian tujuan perusahaan.Sedangkan prosedur merupakan rangkaian

kegiatan sistematis dalam merespon kebijakan. Pada implementasinya, tata

kelola TI dapat diartikan sebagai proses pengendalian dan peningkatan

kinerja yang dilakukan secara terus menerus terhadap penerapan TI di

perusahaan. Proses tata kelola TI diawali dengan penentuan tujuan untuk TI

perusahaan. Tujuan akan memberikan arah. Aktifitas TI yang dilakukan harus

didasarkan pada tujuan-tujuan tersebut.Akhirnya, kinerja diukur dan

dibandingkan, hasil yang dicapai dibandingkan dengan hasil yang telah

dicapai sebelumnya dan dibuat penyesuaian dalam kaitannya dengan tujuan

yang telah ditetapkan (Lenggana, 2007).

6
2.2 Framework Cobit

Gambar 2.1 Framework Cobit

COBIT (Control Objectives for Information and related Technology)

adalah sebuah kerangka "good practice" yang diperkenalkan oleh ISACA dan

ITGI untuk penerapan IT Governance, COBIT dibuat untuk menjembatani

antara risiko bisnis, kebutuhan kontrol, serta permasalahan-permasalahan

teknis bagi para auditor, manajemen, dan pengguna. Kerangka kerja COBIT

mengidentifikasi 34 proses TI yang dikelompokkan ke dalam 4 domain

utama, yaitu domain Plan and Organize (PO), Acquire and Implement (AI),

Deliver and Support (DS), dan Monitor and Evaluate (ME).

Kerangka kerja COBIT merupakan kumpulan praktek-praktek terbaik

(best practise) dan bersifat generik, digunakan sebagai acuan dalam

menentukan sasaran kendali (control objectives) dan proses-proses TI yang

7
diperlukan dalam pengelolaan TI. Konsep dasar dari kerangka kerja COBIT

adalah bahwa kendali untuk TI didekati dengan melihat informasi yang

dibutuhkan untuk mendukung sasaran dan kebutuhan bisnis, dan melihat

informasi sebagai hasil perpaduan dari berbagai penggunaan sumber daya TI

yang harus dikelola melalui proses TI.

Untuk memastikan terpenuhinya kebutuhan bisnis akan informasi, maka

kendali yang tepat untuk pengukuran harus didefinisikan, diimplementasikan

dan dipantau keseluruh sumber daya-sumber daya tersebut. Kerangka kerja

COBIT terdiri dari 3 level control objectives, dimulai dari level yang paling

bawah yaitu activities. Activities merupakan kegiatan rutin yang memiliki

konsep siklus hidup.

Selanjutnya kumpulan activities dikelompokkan ke dalam proses TI

(processes), kemudian proses- proses TI yang memiliki permasalahan yang

sama dikelompokkan ke dalam domain (domains) (ITGovernance Institute,

2000).

2.3 Maturity Model


COBIT mempunyai model kematangan (Maturity Model) untuk

mengontrol proses-proses TI dengan menggunakan metode penilaian

(scoring) sehingga suatu organisasi dapat menilai proses-proses TI yang

dimilikinya dari skala 0 sampai 5. Berikut penjabaran dari tingkatan Maturity

Model (IT GovernanceInstitute, 2007 ):

1. Level 0 (Non-existent)

Kondisi dimana organisasi sama sekali tidak peduli terhadap pentingnya

TIK untuk dikelola dengan baik.

8
2. Level 1 (Initial Level)

Kondisi dimana organisasi secara reaktif melakukan penerapan dan

implementasi TIK sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan mendadak yang

ada tanpa melalui perencanaan sebelumnya.

3. Level 2 (Repeatable Level)

Kondisi dimana organisasi telah memiliki pola yang berulang dalam

melakukan tata kelola TIK, namun aktifitasnya belum terdefinisi dan

terdokumentasi dengan baik secara formal sehingga belum konsisten

dilakukan.

4. Level 3 (Defined Level)

Kondisi dimana organisasi telah memiliki prosedur yang baku formal dan

tertulis yan telah disosialisasikan ke segenap jajaran manajemen dan

karyawan untuk dipatuhi dan dijelaskan dalam aktifitas sehari-hari.

5. Level 4 (Managed Level)

Kondisi dimana organisasi telah memiliki sejumlah indikator dan ukuran

kuantitatif yang menjadi sasaran obyektif kinerja dan setiap implementasi

sistem TIK.

6. Level 5 (Optimized Level)

Kondisi dimana organisasi dianggap telah mengimplementasikan

tatakelola TIK yang sesuai dengan best practive.

9
BAB III PEMBAHASAN

3.1 Pengolahan Data


Setelah melakukan pengumpulan data maka untuk melakukan evaluasi
tingkat kematangan tatakelola TI, proses yang harus dilakukan adalah
melakukan komparasi pada setiap proses TI generic yang telah didefinisikan
dalam kerangka kerja COBIT dengan kondisi sesungguhnya yang berjalan di
dalam organisasi.
1. Mendefinisikan Tujuan Bisnis
Definisikan business goal untuk masingmasing perspective dengan cara
membandingkan tujuan bisnis yang lebih prioritas dalam setiap
perspective.

Gambar 1: Costumer Perspective

2. Identifikasi Information Technology (IT) Goals dan IT Proses Tahap


kedua yaitu identifikasi Information Technology (IT) Goals dan IT
Proses. COBIT 4.1 telah menetapkan penjabaran atau pemetaan antara
Business Goals dengan Information Technology (IT) Goals sehingga dari
penjabaran atau pemetaan tersebut dapat dilihat Information Technology
(IT) Goalsapa saja yang menunjang Business Goals organisasi. Hal ini
dapat dilihat pada gambar berikut:

10
Gambar 2: Identifikasi information technology (IT)
Goals dan IT Proses

Pada tabel indentifikasi IT Goals dan IT Proses diatas terlihat bahwa


terdapat 2 IT Goals dan 12 Proses yang muncul diantaranya sebagai berikut:
1. Plan and Organise (PO) : PO8
2. Acquire and Implement (AI) : AI4
3. Deliver and Support (DS) : DS1, DS2, DS3, DS4, DS7, DS8, DS10,
DS13
Penjabaran dari 3 domain tersebut dapat dilihat pada gambar penjabaran hasil
identifikasi IT Goals dan IT Proses dibawah ini:

Gambar 3: Penjabaran hasil identifikasi IT Goals dan IT Proses

11
3.2 Pemetaan Tujuan Bisnis
Setelah memetakan tujuan bisnis yang sudah didapat pada Improve
customer orientation and service, terdapat 2 IT Goals sebagai berikut:
a. Ensure satisfaction of end users with service offerings and service levels
(3) yang terdiri dari 8 Core IT Process
b. Make sure that IT services are avaliable as required (23) yang terdiri dari
4 Core IT Process

Gambar 4: IT Goals

3.3 Menyusun Core IT Process

Tabel 1: Core IT Process

No IT Goals Process
1. Ensure satisfaction of 1. PO8- Manage Quality

12
end users with service 2. AI4- Enable Operation and Use
offerings and service 3. DS1- Define and Manage Service Levels
levels 4. DS2- Manage Third-party Services
5. DS7- Educate and Train Users
6. DS8- Manage Service Desk and Incidents
7. DS10- Manage Problems
8. DS13- Manage Operations
1. DS3- Manage Performance and Capacity
Make sure that IT
2. DS4- Ensure Continuous Service
2. services are avaliable as
3. DS8- Manage Service Desk and Incidents
required
4. DS13- Manage Operations

3.4 Analisis dan Rancangan Sistem


Setelah melakukan pengolahan data maka disusunlah form assessment
untuk masing-masing proses seperti contoh pada gambar 5.

13
14
Gambar 5: Form Assessment Proses PO8

1. PO8- Manage Quality


QMS dikembangkan dan dipelihara termasuk proses dan standar
pengembangan dan akuisisi yang terbukti. Ini diaktifkan oleh
Merencanakan, menerapkan dan memelihara QMS dengan
menyediakan persyaratan, prosedur dan kebijakan yang jelas.
Kualitas Persyaratan dinyatakan dan dikomunikasikan dalam
indikator yang dapat diukur dan dapat dicapai. Perbaikan terus
menerus dicapai oleh Pemantauan, analisis dan tindakan yang sedang
berlangsung saat penyimpangan, dan mengkomunikasikan hasilnya
kepada pemangku kepentingan. Manajemen mutu penting untuk
memastikan bahwa TI memberikan nilai bagi bisnis, perbaikan dan
transparansi terus menerus bagi para pemangku kepentingan.
2. AI4- Enable Operation and Use
Tersedianya pengetahuan mengenai sistem baru. Proses ini
memerlukan dokumentasi dan manual untuk pengguna TI, dan
memberikan pelatihan bagi pengguna untuk pengoperasian aplikasi
dan infrastruktur yang tepat.
3. DS1- Define and Manage Service Levels
Komunikasi yang efektif antara manajamen TI dan pelanggan
bisnis mengenai layanan yang dibutuhkan dimungkinkan oleh
dokumentasi definisi dan kesepakatan tentang layanan dan tingkat
layanan TI. Proses ini juga mencakup pemantauan dan pelaporan

15
tepat waktu kepada pemangku kepentingan atas pemenuhan tingkat
layanan. Proses ini memungkinkan keselarasan antara layanan TI dan
bisnis terkait persyaratan.
4. DS2- Manage Third-party Services
Kebutuhan untuk memastikan bahwa layanan yang diberikan oleh
pihak ketiga (pemasok, vendor dan mitra kerja) memenuhi
persyaratan bisnis memerlukan proses manajemen pihak ketiga yang
efektif proses ini dilakukan dengan mendefinisikan secara jelas
peran, tanggung jawab dan harapan dalam perjanjian pihak ketiga
serta mengkaji dan memantau kesepakatan efektif dan kepatuhan
tersebut. Manajemen layanan pihak ketiga yang efektif
meminimalkan risiko bisnis yang terkait dengan pemasok non-
performing.
5. DS7- Educate and Train Users
Pendidikan yang efektif untuk semua pengguna sistem TI,
Termasuk yang ada didalam TI, memerlukan identifikasi kebutuhan
pelatihan setiap kelompok pengguna. Selain mengidentifikasi
kebutuhan, Proses ini mencakup penentuan dan pelaksanaan strategi
untuk pelatihan dan pengukuran yang efektif hasil. Program pelatihan
yang efektif meningkatkan penggunaan teknologi secara efektif
dengan mengurangi kesalahan pengguna, meningkatkan produktifias
dan meningkatkan kepatuhan terhadap konrol kunci, sepeti tindakan
pengaman pengguna.
6. DS8- Manage Service Desk and Incidents
Respon tepat waktu dan efetif terhadap pertanyaan dan masalah
pengguna TI memerlukan meja layanan dan insiden yang dirancang
dengan baik dan dijalankan dengan baik proses manajemen. Proses
ini mencakup pengaturan fungsi meja layanan dengan registrasi,
peningkatan kejadian, kecenderungan dan akar menyebabkan
analisis, dan resolusi.
7. DS10- Manage Problems

16
Manajemen masalah yang efektif memerlukan identifikasi dan
klasifikasi masalah, analisi akar penyebab dan penyelesaian masalah.
Proses manajemen masalah juga mencakup rumusan rekomendasi
perbaikan, pemeliharaan catatan maslaah dan review status tindakan
korektif. Proses manajemen masalah yang efektif memaksimalkan
sistem ketersediaan, meningkatkan tingkat layanan, mengurangi
biaya, dan meningkatkan kenyaman dan kepuasaan pelanggan.
8. DS13- Manage Operations
Pengolahan data yang lengkap dan akurat memerlukan
pengelolaan prosedur pengolahan data yang efektif dan perawatan
yang rajin perangkat keras. Proses ini mencakup mendefinisikan
kebijakan dan prosedur operasi untuk pengelolaan yang efektif untuk
pemrosesan terjadwal, melindungi output yang sensitif, memantau
kinerja infrastruktur dan memastikan pemeliharaan perangkat
kerasyang preventif. Efektif manajemen operasi membantu menjaga
integritas data dan mengurangi penundaan bisnis dan biaya
operasional TI.
9. DS3- Manage Performance and Capacity
Perlu mengelola kinerja dan kapasitas sumber daya TI
memerlukan proses untuk meninjau kinerja terkini secara berkala dan
kapasitas sumber daya TI. Proses ini mencakup peramalan kebuuhan
masa depan berdasarkan persyaratan beban kerja, pemnyimpanan dan
kontinjensi. Proses ini memberikan kapasitas bahwa seumber
informasi yang mendukung kebutuhan bisnis terus tersedia.
10. DS4- Ensure Continuous Service
Kebutuhan untuk menyediakan layanan TI berkelanjutan
memerlukan pengembangan, pemeliharaan dan pengujian rencana
kesinambungan TI, memanfaatkan luar kantor pemyimpanan
cadangan dan menyediakan pelatihan rencana kontinuitas berkala.
Proses pelayanan kontinu yang efektif meminimalkan probabilitas

17
dan dampak dari gangguan layanan TI uatama pada fungsi dan proses
bisnis utama.
Tabel 2: Level Kematangan
No Level Deskripsi
1 0- Non existent Adalah kondisi dimana organisasi sama
sekali tidak peduli terhadap pentingnya
TIK untuk dikelola dengan baik
2 1- Ad-hoc Adalah kondisi dimana organisasi secara
reaktif melakukan penerapan dan
implementasi TIK sesuai dengan
kebutuhan-kebutuhan mendadak yang
ada tanpa melalui perencanaan
sebelumnya
3 2- Repeatable Adalah kondisi dimana organisasi telah
memiliki pola yang berulang dalam
melakukan tatakelola TIK, namun
aktifitasnya belum terdefinisi dan
terdokumentasi dengan baik secara
formal sehingga belum konsisten
dilakukan.
4 3- Defined Adalah kondisi dimana organisasi telah
memiliki prosedur baku formal dan
tertulis yang telah disosialisasikan ke
segenap jajaran manajemen dan
karyawan untuk dipatuhi dan dijalankan
dalam aktifitas sehari-hari
5 4- Managed Adalah kondisi dimana organisasi telah
memiliki sejumlah indikator dan ukuran
kuantitatif yang menjadi sasaran obyektif
kinerja dari setiap implementasi sistem

18
TIK.
6 5- Optimized Adalah kondisi dimana organisasi
dianggap telah mengimplementasikan
tatakelola TIK yang sesuai dengan best
practice
Dalam form assessment dari level-level pernyataan pada setiap proses
perlu ditentukan nilai bobot dari setiap jawaban sebagai berikut:
T (Tidak) =0
MT (Mungkin Tidak) = 0.25
TY (Tidak Yakin) = 0.5
MY (Mungkin Ya) = 0.75
Y (Ya) =1

Menghitung tingkat kematangan proses. Langkah-langkah penghitungan


tingkat kematangan dari setiap proses dijabarkan dalam tabel 3
Tabel 3: Bobot Kematangan
Sum Of Maturity
Number of Normalized
Maturity Statement Level
Matuity Level Compliance Contribution
Level Complian Compliance
Statements Values (maturity)
(index A) ce Values Values
(index C) (index E)
(index B) (Index D)
0
1
2
3
4
5
Total

Penghitungan Indeks
Index A = Level Kematangan
Index B = Sub Total
Index C = Jumlah pernyataan
Index D = Rasio
Index E = Normalisasi

19
Maturity

index B = nilaiindexC
index D = indexB
indexC

index D = indexD
indexD
maturity = index E * index A

Total maturity = maturity


Statement setiap proses kemudian akan diberikan penilaian dengan
standar penilaian yang ada pada standar COBIT dengan kriteria sebagai
berikut:
- 5 = Optimize
- 4 = Diatur dan Dapat Diukur
- 3 = Proses ditetapkan
- 2 = Terdefinisi
- 1 = Tidak Kenal

3.5 Analisis Hasil


Hasil dari tingkat kematangan tatakelola teknologi informasi pada
STMIK AKBA Makassar pada perspektif organisasi dengan memfokuskan
audit pada Improve customer orientation and service yang mana terdiri dari
10 proses dari 3 domain (Planning and Organisatinon, Acquistion and
Implementation, Delivery and Support) telah didapatkan hasil yang
digambarkan pada tabel-tabel berikut ini.

20
Tabel 4: Indeks Kematangan PO8

Sum Of Maturity
Number of Normalized
Maturity Statement Level
Matuity Level Compliance Contribution
Level Complian Compliance
Statements Values (maturity)
(index A) ce Values Values
(index C) (index E)
(index B) (Index D)
0 0,25 3 0
0,08 0,02
1 1,75 3 0,170732
0,58 0,17
2 1,25 2 0,365854
0,63 0,18
3 3,75 5 0,658537
0,75 0,22
4 6,00 9 0,780488
0,67 0,20
5 4,25 6 1,036585
0,71 0,21
Total 3,012195
3,42 1,00

Tabel 5: Indeks Kematangan AI4

Sum Of Maturity
Number of Normalized
Maturity Statement Level
Matuity Level Compliance Contribution
Level Complian Compliance
Statements Values (maturity)
(index A) ce Values Values
(index C) (index E)
(index B) (Index D)
0 0,50 2 0
0,25 0,08
1 3,00 6 0,150250
0,50 0,15
2 2,75 5 0,330551
0,55 0,17
3 4,75 9 0,475793
0,53 0,16
4 6,25 10 0,751252
0,63 0,19
5 3,50 4 1,314691
0,88 0,26
Total 3,022538
3,33 1,00

21
Tabel 6: Indeks Kematangan DS1

Sum Of Maturity
Number of Normalized
Maturity Statement Level
Matuity Level Compliance Contribution
Level Complian Compliance
Statements Values (maturity)
(index A) ce Values Values
(index C) (index E)
(index B) (Index D)
0 0,50 2 0
0,25 0,08
1 1,75 4 0,131634
0,44 0,13
2 3,25 5 0,391141
0,65 0,20
3 3,75 6 0,564145
0,63 0,19
4 6,25 9 0,835771
0,69 0,21
5 4,00 6 1,002925
0,67 0,20
Total 2,925616
3,32 1,00

Tabel 7: Indeks Kematangan DS2

Sum Of Maturity
Number of Normalized
Maturity Statement Level
Matuity Level Compliance Contribution
Level Complian Compliance
Statements Values (maturity)
(index A) ce Values Values
(index C) (index E)
(index B) (Index D)
0 1,75 5 0
0,35 0,09
1 2,75 4 0,177610
0,69 0,18
2 1,50 3 0,258342
0,50 0,13
3 4,25 6 0,548977
0,71 0,18
4 7,00 8 0,904198
0,88 0,23
5 6,00 8 0,968784
0,75 0,19
Total 2,857912
3,87 1,00

22
Tabel 8: Indeks Kematangan DS3

Sum Of Maturity
Number of Normalized
Maturity Statement Level
Matuity Level Compliance Contribution
Level Complian Compliance
Statements Values (maturity)
(index A) ce Values Values
(index C) (index E)
(index B) (Index D)
0 1,25 2 0
0,63 0,16
1 3,25 5 0,163424
0,65 0,16
2 4,25 6 0,356181
0,71 0,18
3 4,25 6 0,534271
0,71 0,18
4 5,25 7 0,754265
0,75 0,19
5 3,75 7 0,673451
0,54 0,13
Total 2,481592
3,98 1,00

Tabel 9: Indeks Kematangan DS4

Sum Of Maturity
Number of Normalized
Maturity Statement Level
Matuity Level Compliance Contribution
Level Complian Compliance
Statements Values (maturity)
(index A) ce Values Values
(index C) (index E)
(index B) (Index D)
0 1,00 2 0
0,50 0,11
1 5,00 6 0,180424
0,83 0,18
2 5,00 6 0,360848
0,83 0,18
3 6,75 8 0,548038
0,84 0,18
4 7,50 9 0,721696
0,83 0,18
5 7,75 10 0,838972
0,78 0,17
Total 2,649977
4,62 1,00

23
Tabel 10: Indeks Kematangan DS7

Sum Of Maturity
Number of Normalized
Maturity Statement Level
Matuity Level Compliance Contribution
Level Complian Compliance
Statements Values (maturity)
(index A) ce Values Values
(index C) (index E)
(index B) (Index D)
0 1,00 2 0
0,50 0,13
1 2,00 4 0,125874
0,50 0,13
2 5,00 6 0,419580
0,83 0,21
3 4,00 6 0,503497
0,67 0,17
4 6,50 9 0,727273
0,72 0,18
5 6,00 8 0,944056
0,75 0,19
Total 2,720280
3,97 1,00

Tabel 11: Indeks Kematangan DS8

Sum Of Maturity
Number of Normalized
Maturity Statement Level
Matuity Level Compliance Contribution
Level Complian Compliance
Statements Values (maturity)
(index A) ce Values Values
(index C) (index E)
(index B) (Index D)
0 1,75 3 0
0,58 0,14
1 1,75 4 0,107613
0,44 0,11
2 3,75 4 0,461201
0,94 0,23
3 5,50 7 0,579795
0,79 0,19
4 4,75 7 0,667643
0,68 0,17
5 4,50 7 0,790630
0,64 0,16
Total 2,606881
4,07 1,00

24
Tabel 12: Indeks Kematangan DS10

Sum Of Maturity
Number of Normalized
Maturity Statement Level
Matuity Level Compliance Contribution
Level Complian Compliance
Statements Values (maturity)
(index A) ce Values Values
(index C) (index E)
(index B) (Index D)
0 1,75 2 0
0,88 0,20
1 2,00 3 0,152277
0,67 0,15
2 2,75 4 0,314072
0,69 0,16
3 3,25 6 0,371176
0,54 0,12
4 5,75 7 0,750510
0,82 0,19
5 5,50 7 0,897349
0,79 0,18
Total 2,485384
4,38 1,00

Tabel 13: Indeks Kematangan DS13

Sum Of Maturity
Number of Normalized
Maturity Statement Level
Matuity Level Compliance Contribution
Level Complian Compliance
Statements Values (maturity)
(index A) ce Values Values
(index C) (index E)
(index B) (Index D)
0 0,75 1 0
0,75 0,19
1 2,75 6 0,116279
0,46 0,12
2 4,50 6 0,380550
0,75 0,19
3 4,00 8 0,380550
0,50 0,13
4 7,75 10 0,786469
0,78 0,20
5 4,25 6 0,898520
0,71 0,18
Total 2,562368
3,94 1,00

25
Tabel 14: Bobot Rata-Rata

No Control Objective Maturity Level

1 PO8 Manage Quality 3,012195


2 A14 Enable Operation and Use 3,022538
3 DS1 Define and Manage Service Levels 2,925616
4 DS2 Manage Third-party Services 2,857912
5 DS3 Manage Performance and Capacity 2,481592
6 DS4 Ensure Continuous Service 2,649977
7 DS7 Educate and Train Users 2,720280
8 DS8 Manage Service Desk and Incidents 2,606881
9 DS10 Manage Problems 2,485 384
10 DS13 Manage Operations 2,562368

Tabel 15: Tingkat Kematangan Tiap Proses


No Control Objectives Maturity Level Minimum Maximum
1 PO8 3.01 3.5 5
2 AI4 3.02 3.5 5
3 DS1 2.92 3.5 5
4 DS2 2.86 3.5 5
5 DS3 2.48 3.5 5
6 DS4 2.65 3.5 5
7 DS7 2.72 3.5 5
8 DS8 2.61 3.5 5
9 DS10 2.49 3.5 5
10 DS13 2.56 3.5 5

Nilai rata-rata dari setiap proses digambarkan dalam Radar Chart.

26
PO8
5.00
DS13 4.00 AI4

3.00
2.00
DS10 DS1
1.00 FINAL SCORE
0.00 MINIMUM
MAXIMUM
DS8 DS2

DS7 DS3

DS4

Gambar 6: Radar Chart


Hasil yang didapatkan setelah mengukur tingkat kematangan pada setiap
proses menunjukkan proses DS3 memiliki tingkat kematangan dengan level
terendah yaitu pada level 2.48 (Repeatable).

27
BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Setelah melalukan proses audit pada layanan akademik STMIK AKBA
untuk Improve customer orientation and service yang mana terdiri dari 3
domain (PO, AI, dan DS) maka dapat di simpulkan bahwa tingkat
kematangan tata kelola teknologi informasi di tinjau dari Customer
perspective adalah sebagai berikut :
1. Tingkat kematangan pada kelompok Domain PO,AI dan DS masih berada
pada level rata-rata 2 (Repeatable) yang artinya adalah layanan akademik
STMIK AKBA memiliki pola untuk mengelolah proses berdasarkan
pengalaman yang berulang-ulang yang pernah dilakukan sebelumnya.
Untuk dapat mencapai tingkat kematangan yang diinginkan (expected
maturity level) di level 3 (Defined process) maka semua prosedur yang
disyaratkan di tiap hasil identifikasi Maturity Level, penulis menemukan 8
domain berada pada level Repeatable dan 2 domain pada level Defined.
Berdasarkan hasil mapping penulis, terdapat 1 Business Goals, 2
Information Technologi (IT) Goals, 12 Information Technologi (IT)
Process dan 53 Control Objectives yang harus diperhatikan.
2. Rekomendasi yang harus diberikan kepada layanan akademik STMIK
AKBA Makassar adalah mengadakan pendidikan dan pelatihan kepada
staf layanan akademik untuk pengembangan sistem ke masa yang akan
datang supaya sistem yang dipakai dapat memenuhi kebutuhan dan sesuai
dengan kemajuan teknologi saat ini, sehingga dapat meningkatkan kualitas
layanan akademik kepada mahasiswa STMIK AKBA.

28
DAFTAR PUSTAKA

[1] Syamsu, Suryadi. Evaluasi Tata Kelola Teknologi Informasi Dengan Model
Maturity Level Menggunakan Framework Cobit 4.1 (Studi Kasus : PT.
Suracojaya Abadi Motor), Jurnal Speed Sentra Penelitian Engineering dan
Edukasi Volume 7, No.4, 2015.
[2] Wisda. Pengukuran Tingkat Kematangan IT Governance Pada Layanan
Akademik STMIK AKBA Dengan Framework Cobit 4.1 (Studi Kasus : STMIK
AKBA Makassar), Jurnal Speed Sentra Penelitian Engineering dan Edukasi
Volume 8, No.1, 2016.

29

Anda mungkin juga menyukai