Pemberian diet KEP berat/Gizi buruk dibagi dalam 3 fase, yaitu : Fase Stabilisasi, Fase Transisi,
Fase Rehabilitasi.1
Pada awal fase stabilisasi perlu pendekatan yang sangat hati-hati, karena keadaan faali anak
sangat lemah dan kapasitas homeostatik berkurang. Pemberian makanan harus dimulai segera
setelah anak dirawat dan dirancang sedemikian rupa sehingga energi dan protein cukup untuk
memenuhi metabolisma basal saja. Formula khusus seperti Formula WHO 75 / modifikasi /
Modisco yang dianjurkan dan jadwal pemberian makanan harus disusun sedemikian rupa agar
dapat mencapai prinsip tersebut diatas dengan persyaratan diet sebagai berikut :
Keterangan :
Pada anak dengan selera makan baik dan tidak edema, maka tahapan pemberian formula
bisa lebih cepat dalam waktu 2-3 hari (setiap 2 jam)
Bila pasien tidak dapat menghabiskan Formula WHO 75/pengganti/Modisco dalam
sehari, maka berikan sisa formula tersebut melalui pipa nasogastrik ( dibutuhkan
ketrampilan petugas )
Pada fase ini jangan beri makanan lebih dari 100 Kkal/Kg bb/hari
Pada hari 3 s/d 4 frekwensi pemberian formula diturunkan menjadi setiap jam dan pada
hari ke 5 s/d 7 diturunkan lagi menjadi setiap 4 jam
Lanjutkan pemberian makan sampai hari ke 7 (akhir minggu 1)
b) Fase Transisi (minggu ke 2)
Pemberian makanan pada fase transisi diberikan secara berlahan-lahan untuk menghindari
risiko gagal jantung, yang dapat terjadi bila anak mengkonsumsi makanan dalam jumlah
banyak secara mendadak. Ganti formula khusus awal (energi 75 Kkal dan protein 0.9-1.0 g
per 100 ml) dengan formula khusus lanjutan (energi 100 Kkal dan protein 2.9 gram per 100
ml) dalam jangka waktu 48 jam. Modifikasi bubur/makanan keluarga dapat digunakan
asalkan dengan kandungan energi dan protein yang sama.
Kemudian naikkan dengan 10 ml setiap kali, sampai hanya sedikit formula tersisa, biasanya
pada saat tercapai jumlah 30 ml/kgbb/kali pemberian (200 ml/kgbb/hari).
FORMULA WHO
Keterangan :
Larutan Formula WHO 75 ini mempunyai osmolaritas tinggi sehingga kemungkinan tidak dapat
diterima oleh semua anak, terutama yang mengalami diare. Dengan demikian pada kasus diare
lebih baik digunakan modifikasi Formula WHO 75 yang menggunakan tepung
2.Fase transisi diberikan Formula WHO 75 sampai Formula WHO 100 atau modifikasi
3.Fase rehabilitasi diberikan secara bertahap dimulai dari pemberian Formula WHO 135 sampai
makanan biasa
CARA MEMBUAT
1.Larutan Formula WHO 75
Campurkan susu skim, gula, minyak sayur, dan larutan elektrolit, diencerkan dengan air hangat
sedikit demi sedikit sambil diaduk sampai homogen dan volume menjadi 1000 ml. Larutan ini
bisa langsung diminum
Larutan modifikasi :
Campurkan susu skim/full cream/susu segar, gula, tepung, minyak. Tambahkan air sehingga
mencapai 1 L (liter) dan didihkan hingga 5-7 menit.
Larutan modifikasi :
Tempe dikukus hingga matang kemudian dihaluskan dengan ulekan (blender, dengan ditambah
air). Selanjutnya tempe yang sudah halus disaring dengan air secukupnya. Tambahkan susu,
gula, tepung beras, minyak, dan larutan elektrolit. Tambahkan air sampai 1000 ml, masak hingga
mendidih selama 5-7 menit.
3.Larutan elektrolit
KCL 224 g
Tripotassium Citrat 81 g
MgCL2.6H2O 76 g
Cu SO4.5H2O 1,4 g
Ambil 20 ml larutan elektrolit, untuk membuat 1000 ml Formula WHO 75, Formula WHO 100,
atau Formula WHO 135. Bila bahan-bahan tersebut tidak tersedia, 1000 mg Kalium yang
terkandung dalam 20 ml larutan elektrolit tersebut bisa didapat dari 2 gr KCL atau sumber buah
buahan antara lain sari buah tomat (400 cc)/jeruk (500cc)/pisang (250g)/alpukat (175g)/melon
(400g).
SUMBER
1. WHO. 2002 . Peran gizi kurang terhadap kematian bayi dan balita .