Anda di halaman 1dari 11

A.

Topik:

Mengukur Kuat Cahaya dari Berbagai Sumber


Cahaya
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah menentukan intensitas cahaya yang di hasilkan oleh setiap
sumber cahaya lampu?
2. Bagaimana menentukan grafik perbandingan antara sudut terhadap kuat
cahaya?
3. Bagaimana menganalisis apakah daya yang dihasilkan oleh sebuah lampu
mampu menghidupkan lampu yang lain?

C. Tujuan
Mahasiswa dapat:
1. Menentukan besarnya intensitas cahaya yang dihasilkan oleh setiap
sumber cahaya.
2. Menentukan grafik perbandingan anatara sudut terhadap kuat cahaya.
3. Menentukan atau menganalisis daya yang dihasilkan oleh setiap lampu
mampu menghidupkan sebuah lampu.

D. Dasar Teori

Cahaya merupakan sesuatu bagian yang mutlak dari kehidupan manusia.


Karena cahaya sangat dibutuhkan manusia dalam beraktivitas. Cahaya dapat kita
temui dimana-mana. Cahaya bersifat gelombang dan partikel. Maxwell (1831-
1874) mengemukakan pendapatnya bahwa cahaya dibangkitkan oleh gejala
kelistrikkan dan kemagnetan sehingga tergolong dalam gelombang
elektromagnetik. Cahaya terlihat dengan mata telanjang apabila cahaya tersebut
mengenai suatu benda. Melalui pendekatan cahaya sebagai gelombang dan
partikel maka peristiwa refraksi, difraksi, dispersi, dan refleksi dapat dijelaskan
dengan teori gelombang.

155
Cahaya adalah bagian dari spektrum radiasi gelombang elektromagnetik
yang dapat dilihat oleh mata manusia.

Sinar putih yang biasa terlihat (disebut juga cahaya tampak atau visible
light) terdiri dari semua komponen warna dari spektrum cahaya. Spektrum cahaya
terbagi berdasarkan atas range (batasan wilayah) panjang gelombang.

Panjang gelombang yang berbeda-beda diinterpretasikan oleh otak


manusia sebagai warna. Kebutuhan pencahayaan setiap ruangan terkadang
berbeda, diamana semuanya bergantung kepada kegiatan yang dilakukan.
Beberapa penyelidikan mengenai hubungan antara produktivitas dengan
pencahayaan menyebutkan bahwa pencahayaan yang cukup pada jenis pekerjaan
dapat menghasilkan produksi maksimal dan penekanan biaya. Pencahayaan yang
baik yaitu pencahayaan yang memungkinkan kita dapat melihat obyek yang
dikerjakan secara jelas. Besarnya intensitas cahaya perlu diketahui karena pada
dasarnya manusia memerlukan pencahayaan yang cukup.

Intensitas cahaya sangat mempengaruhi kondisi suatu tempat misalnya


kelembapan, suhu dan lainlain. Alat untuk mengukur intensitas cahaya adalah
fotometri atau Solar Power Meter. Akan tetapi alat ukur ini agak sulit untuk
diperoleh dan harga yang mahal sehingga hanya dapat ditemukan dibeberapa
laboratorium saja. Pada kesempatan kali ini kita akan mengukur kuat cahaya dari
berbagai sumber cahaya, dan yang akan kita ukur kali yaitu kuat cahaya lampu
yang terdapat pada laboratorium fisika UNG.

Cahaya merupakan bagian mutlak dari kehidupan manusia dalam


menjalankan aktivitasnya, cahaya juga bisa berasal dari banyak hal, contoh
terbesar yaitu matahari, dimana matahari tersebut dapat menerangi dunia dengan
cahaya yang dimilikinya, selain matahari yang dapat memancarkan cahaya yakni
berbagai macam jenis lampu. Seperti lampu pijar merupakan sumber cahaya
buatan yang dihasilkan melalui penyaluran arus listrik melalui filamen yang
kemudian memanas dan menghasilkan cahaya. Kaca yang menyelubungi filamen
panas tersebut mengahalangi udara untuk berhubungan dengannya sehingga
filamen tidak akan langsung rusak akibat teroksidasi.

156
Cahaya merupakan gelombang elektromagnetik yang dapat dilihat dengan
mata. Suatu sumber cahaya memancarkan energi, sebagian dari energi ini diubah
menjadi cahaya tampak (visible light). Perambata cahaya di ruang bebas
dilakukan oleh gelombang elektromagnetik.
Kecepatan rambat (v) gelombang elektromagnetik di ruang bebas sama
dengan 3108 meter per detik. Jika frekuensi (f) dan panjang gelombang 1, maka
berlaku :

=

Dimana :
adalah panjang gelombang, dengan satuan meter(m).
v adalah kecepatan cahaya dengan satuan meter per detik (m/s).
f adalah frekuensi, dengan satuan hertz (Hz)

panjang gelombang cahaya tampak berkisar antara 340 nanometer (nm)


hingga 700 nanometer (nm), dimana jika diuraikan cahaya ini akan terdiri atas
beberapa daerah warna.[5].

Intensitas cahaya merupakan banyaknya cahaya yang menempati suatu


ruangan. Besar intensitas cahaya bergantung pada banyaknya foton yang
menempati ruang. Menurut Einstein (dalam Krane 2008:99) foton merupakan
paket gelombang berupa kuanta partikel dari gelombang cahaya. Penemuan ini
pertama kali dikemukaan oleh Einstein dalam percobaannya mengenai
Efekfotolistrik pada tahun 1905 energi yang dipancarkan oleh gelombang cahaya
dengan panjang gelombang dapat ditulis dengan persamaan:
=
Dari persamaan diatas dapat diperoleh :
=
Dengan h merupakan konstanta Planck (6,621034 . ) dan c adalah
kecepatan cahaya dalam ruang hampa (3108 /). persamaam ini juga
menunjukan bahwa besar energi juga di pengaruhi oleh frekuensi foton cahaya.[1]
Tingkat kuat penerangan (Lighting Level) sebagian besar ditentukan oleh
kuat cahaya yang jatuh pada suatu bidang permukaan dan dinyatakan sebagai

157
iluminasi rata-rata. Iluminasi rata-rata dalam lux adalah arus cahaya yang
dipancarkan () dalam lumen (lm) dibagi dengan luas bidang atau area (A) dalam
m2.:
()
() =
(2 )
Iluminasi rata-rata adalah tingkat kuat penerangan rata-rata yang diukur
secara horizontal dan vertikal untuk suatu ruangan atau untuk suatu bidang kerja.
Biasanya diukur secara horizontal 75 cm diatas lantai.
Arus cahaya dalam kuantitas cahaya total yang dipancarkan setiap detik
oleh sumber cahaya dalam satuan lumen. Tingkat kuat penerangan yang
diperlukan sangat bergantung pada jenis kegiatan yang dilakukan. Kegiatan yang
banyak ketelitian memerlukan penerangan tingkat kuat penerangan yang lebih
tinggi. Semakin tinggi derajat kesulitan penglihatan semakin tinggi pula
diperlukan tingkat penerangannya.
Distribusi kepadatan cahaya adalah ukuran kepadatan radiasi cahaya
jatuh pada suatu bidang dan dipancarkan kearah mata sehingga mata
mendapatkan kesan terang. Dengan kata lain kepadatan cahaya adalah kuat
cahaya atau ukuran pancaran cahaya dari bidang tertentu dalam cendela (cd)
dibagi dengan bidang penglihatan dalam m2. Satuan kepadatan cahaya (L)
dinyatakan dalam cendela/m2 atau cd/m2.
()
=
(2 )
Semakin tinggi kepadatan cahaya suatu permukaan semakin
terang pula permukaan itu tampak oleh mata.
Dapat saja distribusi kuat cahaya ini tidak harmonis/ tidak merata.
Distribusi kuat cahaya yang tidak merata ini menimbulkan kontras yang terlalu
besar. Hal ini disebabkan karena mata tidak melihat cahaya yang sampai pada
suatu objek langsung dari sumber cahaya, tetapi mata melihat cahaya yang
dipantulkan oleh objek tersebut ke mata. Atau dengan kata lain, mata tidak
melihat tingkat kuat penerangan melainkan melihat kepadatan cahaya
(brightnes).

158
E. Variabel-Variabel
1. Variabel Bebas
Variabel bebas pada percobaan kali ini yakni sudut.
2. Variabel Terikat
Variabel terikat pada percobaan kali ini yakni kuat cahaya atau
intensitas cahaya.
3. Variabel Kontrol
variabel kontrol pada percobaan tentang mengukur kuat cahaya
lampu yakni jarak dalam mengukur kuat cahaya.
F. Alat dan Bahan
1. Solar power meter tenmars
2. Lampu
3. Busur
4. Benang
5. Mistar
6. Tangga
G. Prosedur Kerja
1. Menyediakan segala alat dan bahan yang akan digunakan dalam
mendukung agar percobaan berjalan dengan baik.

2. Setelah semua alat sudah disiapkan maka kita harus menentukan panjang
jarak yang akan kita ukur, beserta besar sudutnya.

159
3. Kemudian benang kita gantungkan pada tempat dimana lampu yang akan
ukur(ini untuk mempermudah dalam menentukan jarak dan sudut
4. Lalu kita hidupkan solar power meter tenmars dengan menekan tombol on,
berhubung kita mau mengukur intensitas cahaya, maka satuan dari alat
tersebut kita pindahkan ke Watt/m2.
5. Kemudian jika solar power meter sudah siap digunakan maka kita akan
mulai mengukur kuat cahaya dengan memperhatikan sudut dan jarak.
6. Ulangi percobaan sebanyak tiga kali dengan panjang jarak yang bervariasi.
H. Tabel Hasil Pengamatan

Percobaan pertama dengan lampu 1 : 42 watt

Panjang Benang Kuat Cahaya Lampu ( Wm2 )

30 60 90 120 150

30 cm 3,4 4,7 5,0 4,7 3,4

60 cm 3,0 3,3 3,4 3,3 3,0

1m 0,6 0,7 0,7 0,7 0,6

Percobaan kedua dengan lampu 2: 7 watt

Panjang Benang Kuat Cahaya Lampu ( Wm2 )

30 60 90 120 150

30 cm 1,2 1,8 2,4 1,8 1,2

60 cm 1,6 1,8 1,7 1,8 1,6

1m
0,2 0,3 0,4 0,3 0,2

160
Percobaan kedua dengan lampu 3: 36 watt

Panjang Benang Kuat Cahaya Lampu ( Wm2 )

30 cm 3,6 3,7 3,8 3,7 3,6

60 cm 1,3 1,4 1,5 1,4 1,3

1m 0,7 0,8 0,9 0,8 0,7

I. Analisis Data
Dari ketiga tabel diatas jika kita menghitung semua kuat cahaya yang
dihasilkan oleh setiap sumber cahaya lampu maka kita akan mendapatkan kuat
cahaya lampu yang dihasilkan sebagai berikut:

a. Untuk tabel pertama yaitu pada lampu yang mempunyai daya sebesar
42 Watt
Panjang Benang Kuat Cahaya Lampu ( Wm2 )

30 60 90 120 150

30 cm 3,4 4,7 5,0 4,7 3,4

60 cm 3,0 3,3 3,4 3,3 3,0

1m 0,6 0,7 0,7 0,7 0,6

Rata-rata Watt/m2 2,3333 2,9 3,033333 2,9 2,333333

Rata-rata Total 2,7


W/m2

161
b. Untuk tabel kedua yaitu pada lampu yang mempunyai daya sebesar 7
Watt.
Panjang Benang Kuat Cahaya Lampu ( Wm2 )

30 60 90 120 150

30 cm 1,2 1,8 2,4 1,8 1,2

60 cm 1,6 1,8 1,7 1,8 1,6

1m 0,2 0,3 0,4 0,3 0,2

Rata-rata Watt/m2 1 1,3 1,5 1,3 1

Rata-rata Total W/m2 1,22

c. Dan untuk tabel ketiga yaitu pada lampu yang mempunyai daya sebesar
36 Watt
Panjang Benang Kuat Cahaya Lampu ( Wm2 )

30 cm 3,6 3,7 3,8 3,7 3,6

60 cm 1,3 1,4 1,5 1,4 1,3

1m 0,7 0,8 0,9 0,8 0,7

Rata-rata 1,96666
Watt/m2 1,8666 7 2,066667 1,966667 1,866667

Rata-rata Total
W/m2 1,946667

J. Pengolahan data
o Menghitung kuat cahaya yang diperoleh untuk setiap lampu
1. Lampu 1 (42 wat)
I = 2,7 w/m2
I = Akurasi Solar power meter I
= 0.005 2,7
= 0.0135 w/m2

162
I
KR = 100%
I
0.0135
= 100%
2,7
= 0.5% (4AP)
(II) = (27 0.135) 10-1 w/m2
2. Lampu 2 (7 watt)
I = 1,22 W/m2
I = Akurasi Solar power meter tenmars I
= 0,005 1,22 W/m2
= 0,0061 w/m2
I
KR = 100%
I
0,0061
= 100%
1,22
= 0,5% (4AP)
(II) = (12,2 0.061) 10-1 w/m2
3. Lampu 3 (36 watt)
I = 1,94 w/m2
I = Akurasi Solar power meter tenmars I
= 0,005 1,94 w/m2
= 0,0097 w/m2
I
KR = 100%
I
0,0097
= 100%
1,94
= 0,5% (4AP)
(II) = (19,4 0.016) 10-1 w/m2

163
K. Grafik perbandingan intensitas cahaya setiap sudut
1. Untuk grafik pertama pada lampu 42 watt
3.5

2.5
Kuat cahaya

1.5

0.5

0
0 20 40 60 80 100 120 140 160
Sudut

2. Untuk grafik kedua pada lampu LED 17 watt


1.6
1.4
1.2
Kuat Cahaya

1
0.8
0.6
0.4
0.2
0
0 20 40 60 80 100 120 140 160
Sudut

3. Untuk grafik ketiga pada lampu 36 watt


2.1
2.05
2
Kuat Cahaya

1.95
1.9
1.85
0 50 100 150 200
Sudut

164
L. Interpretasi Grafik
Berdasarkan grafik diatas dapat dilihat bahwa semakin mendekati 90
derajat maka intensitas cahaya semakin kuat, dan apabila jika menjauhi 90 derajat
maka intensitas cahaya semakin kecil.

M. Kesimpulan
Dari hasil praktikum tersebut dapat kita simpulkan bahwa daya listrik yang
dihasilkan oleh cahaya lampu sangat sedikit dan tidak mapu menghidupkan
sebuah lampu. Jumlah seluruh daya yang dihasilkan oleh tiga buah lampu yakni
1,946667. Jumlah ini tidak bisa menghidupkan lampu yang lain.

N. Kemungkinan Kesalahan
1. Ketidaktelitian praktikan dalam pengukuran sehingga mempengaruhi
keakuratan data.

165

Anda mungkin juga menyukai