Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Adapun yang menjadi latar belakang dalam penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi persyaratan dari
tugas kuliah sekaligus menambah wawasan .Critical Journal Review bagi mahasiswa adalah tugas wajib yang harus
dikerjakan dimana tugas CJR ini adalah tugas yang telah diberikan oleh bapak Dosen kepada mahasiswa disetiap
smesternya. Dimana tugas CJR tersebut telah tercantum di kurikulum baru berbasis KKNI yang baru-baru ini
digunakan di Universitas Negeri Medan, CJR akan menjadi bagian penting di setiap semester perkuliahan.

Yang menjadi latar belakang penulis memilih judul ini yaitu, terlihat dari judul yang sangat terkait erat
dengan subisub pokok pembahasa sebuah materi yang terdapat pada diktat Mata kuliah ALJABAR TEKNIK.
Dimana pada jurnal ini memiliki judul membawa Matriks kedalam bentuk Kanonik Jordan. Dalam sebuah buku
diktat akjabar teknik terdapat sebuah pokok pembahasan mengenai matriks. Inilah yang melatar belakangi penulis
memilih jurnal tersebut.

1.2 Tujuan

a. Untuk mengetahui peranan pengting jurnal.


b. Untuk mengetahui metode yang digunakan dalam jurnal tersebut.
c. Untuk menetahui hasil dari penelitian jurnal tersebut.
d. Untuk mengetahui penilaian terhadap jurnal.

1
BAB II

RINGKASAN JURNAL

2.1. IDENTITAS JOURNAL

A. Judul : Invers Matriks Tergenalisasi Atas Aljabar Maxplus


B. Penulis : Mustofa
C. Volume dan halaman : vol.7, No.1,20-30 Jurnal Matematika dan Komputer
D. Tahun : 30 April 2004
E. ISNN : 1410 - 8518
F. Lembaga penulis jurnal :

2.2. RINGKASAN

Abstrak
Jika A matriks atas lapangan, maka pasti terdapat dengan tunggal suatu
matriks B yang memenuhi sifat ABA = A. Matriks B yang memenuhi sifat
ini disebut invers tergeneralisasi matriks A. Dalam aljabar maxplus, tidak
ada jaminan bahwa setiap matriks memiliki invers tergeneralisasi. Jika A
mempunyai invers tergeneralisasi, maka A dikatakan reguler. Dalam
makalah ini akan dibahas bagaimana menentukan suatu matriks A atas
aljabar maxplus regular atau tidak.

Kata kunci: Matriks, invers tergeneralisasi, aljabar maxplus, reguler

2.3. TEORI
A. Kajian teori

Aljabar maxplus memiliki peranan yang sangat banyak dalam menyelesaikan


persoalan di beberapa bidang seperti teori graf, kombinatorika, teori sistem, teori antrian dan
proses stokastik. Hal ini telah dibahas dalam beberapa buku dan jurnal seperti Bacelli,et.al
(2001), Heidergott, (1999), Fleming, (2004), Menguy, et.al (2000).
Sebagai contoh yang sederhana, misal suatu kegiatan dimodelkan dalam graf aktivitas
sebagai berikut:

2
Bobot garis berarah dari titik i ke titik j menyatakan waktu tersingkat yang diperlukan untuk
memulai kegiatan pada titik i sampai memulai kegiatan pada titik j,dalam bentuk matriks
dinyatakan sebagai Aji. Jika tidak ada garis yang menghubungkan titik i dengan titik j, maka
Aji = -. Kegiatan pada titik j , baru dapat dimulai jika seluruh kegiatan yang mendahului
titik j sudah selesai. Dalam gambar di atas, kegiatan pada titik 4 baru dapat dimulai jika

seluruh kegiatan pada titik 2 dan 5 sudah selesai.


Jikaxj menyatakan waktu tercepat dapat dimulainya kegiatan pada titik j, maka xj
dapat dinyatakan sebagai x = maks( A + x ) . Terlihat bahwa masalah ini melibatkan dua
j ji i

i=1,2,..,6

operasi yaitu maksimum ( maks) dan penjumlahan (+), yang merupakan operasi dalam aljabar
maxplus.
Dalam aljabar linear, sudah dikenal konsep invers tergeneralisasi suatu matriks atas
lapangan. Yaitu, jikaA matriks atas lapangan, maka pasti terdapat invers tergeneralisasi
matriks A, namakan B, sehingga ABA = A. Untuk itu dalam makalah ini akan dibahas tentang
matriks atas aljabar maxplus, khususnya tentang invers tergeneralisasi dari matriks atas
aljabar maxplus. JikaA sebarang matriks atas aljabar maxplus, maka belum tentu A
mempunyai invers tergeneralisasi. Dalam makalah ini akan dibahas syarat matriksA
mempunyai invers tergeneralisasi dan sekaligus menentukan invers tergeneralisasi dari
matriks A atas aljabar maxplus.

3
B. Metode Penelitian
Penelitian ini dilakukan model research and development. Peneliti mengkaji berbagai sumber tentang masalah
membawa matriks kedalam bentuk Kanonik Jordan. Alat bantu yang digunakan dalam penelitian ini adalah
perangkat lunak Scilab 5.3.

C. Hasil Diskusi dan Pembahasan

1. Aljabar Maxplus

Aljabar maxplus adalah himpunan }, dengan R himpunan semua

bilangan

real yang dilengkapi dengan operasi maksimum, dinotasikan dengan dan operasi

penjumlahan, yang dinotasikan dengan . Selanjutnya ( R {-}, ,

) dinotasikan

dengan Rmax dan {-} dinotasikan dengan . Elemen merupakan elemen netral terhadap

operasi dan 0 merupakan elemen identitas terhadap operasi . Struktur aljabar dari Rmax

adalah semifield, yaitu :

1. ( R {-}, ) merupakan semigrup komutatif dengan elemen netral {-}

2. (R {-}, ) merupakan grup komutatif dengan elemen identitas 0

3. Operasi dan bersifat distributif


4. Elemen netral bersifat menyerap terhadap operasi , yaitu

a Rmax , a = a =

2. Matriks atas Rmax

Dalam aljabar linear, jika F field, maka dapat dibentuk suatu matriks berukuran m n

dengan entri entrinya adalah elemen elemen F. Hal yang serupa dapat dikerjakan pada Rmax

, yaitu dapat dibentuk matriks A berukuran m n dengan entri-entrinya elemen Rmax.

Operasi dan pada matriks atas aljabar maxplus didefinisikan sebagai berikut:

(1) (A B )= A B
ij ij ij

)
(2) ( A B
ij

4
= ( A B )
ik kj

contoh :
1 2 -2 7
Jika = dan = , maka

A -2 3 B 1 -

3
1 7
1 2 -2 7 1 -2 2 7
= = = dan
AB
-2 3 1 -3 -2 1 3 3 1 3

A B = {1+(-2)} {2 1} {1+7} {2 ( 3)} =3 8


{-2+(-2)} {3 1} {-2+7} {3 ( 3)} 4 5

Jika ( Rmax)n n menyatakan himpunan semua matriks dengan entri-entrinya elemen Rmax, ,

maka matriks E dengan ( ) = 0, jika i =ij j dan matriks dengan ()ij = , i, j


, jika i j
berturut turut merupakan matriks identitas dan matriks nol. Jadi ,
(1) ( E A ) = (A E ) = A untuk setiap A ( Rmax)n n ;
(2) ( A ) = (A ) = A, untuk setiap A ( R ) max
n
n.

Perlu diperhatikan bahwa ( Rmax)n n bukan merupakan semifield, tetapi merupakan

semiring, sebab terhadap operasi ( R ) max


n
n tidak komutatif dan tidak setiap A ( R ) max
n
n

mempunyai invers .

3. Pemetaan Residuated

Pada R max dapat dilengkapkan suatu relasi urutan , yaitu a b a b = b.

Sehingga (Rmax , ) merupakan poset ( himpunan terurut parsial ).

Definisi 1. Suatu pemetaan f pada himpunan teurut parsial dikatakan isoton jika
x y f(x) f(y)
Contoh 1.

5
f : Rmax Rmax dengan f(x) = x 5 merupakan pemetaan isoton, yaitu untuk setiap

x, y Rmax berlaku x y f(x) = x 5 = x + 5 y + 5 = y 5 = f(y)

Definisi 2. Suatu pemetaan isoton f : D E dengan D dan E masing-masing himpunan terurut parsial
dikatakan pemetaan residuated jika untuk setiap b E, maka { x / f(x) b} mempunyai elemen maximal,
dinotasikandenganf#(b).Pemetaanisotonf#:E Ddisebutresidualdarif.
Contoh 2.

Pada contoh 1 di atas, f merupakan pemetaan residuated , sebab untuk setiap y Rmax,

{x/f(x) = x 5 y }mempunyai elemen maximal, yaitu x = f#(y) = y-5.


Hubungan antara f# seperti yang dibahas dalam bacilli, et.al (2001) adalah
sebagai berikut:
f f# I (1a)
f# f I 1b) (
Selanjutnya residual dari f#(b) digunakan untuk menentukan ada tidaknya solusi dari
persamaan f(x) = b, dinyatakan dalam teorema sebagai berikut:
Teorema 3. Jika f : D E pemetaan residuated, maka persamaan f(x) = b mempunyai solusi

jika dan hanya jika f ( f#(b)) = b.


Bukti :

( )
Diketahui f(f# (b)) = b, maka persamaan f(x) = b mempunyai solusi, yaitu x = f# (b)
( )
Diketahui f(x) = b mempunyai solusi, misalkan x1 . Diperoleh f(x1) = b. Karena f# (b) adalah
elemen maksimal dalam { x/ f(x) b}, maka x1 f# (b). Karena f isoton maka f(x1) f( f# (b)).
Menurut (1a) f f# (b) b, akibatnya b = f(x1) f f# (b) b, yaitu f(f# (b)) = b.

4. Penyelesaian Persamaan Ax = b dalam Aljabar Maxplus


() Ax
Ax 1
( ) ... n n
11
( )
1

Ax 2 12

Ax
() ( ) ... ( )
Ax 1 21 Ax 2 22 2n n
.
Jika A ( Rmax)n n dan x Rnmax , maka Ax =
..................................................

Ax
6
() ( ) ... ( )
Ax1
n 1 Ax2 n 2
Ax nn n

()
1j j

A x
n
( )
fx = 2j j
, maka Ax = f x (2)
()
Dibentuk () ............ j=1jj
j j

Ax
()
nj j

x x fx ( ) .Sehingga
j A merupakan pemetaan isoton.
Untuk setiap j, jika j j j
() j
j
h k h k

Selain itu untuk setiap j, { / ( )f x j j b } mempunyai elemen maksimal, yaitu

x j = min {b1 A1j, b2 A2j, , bn Anj }. Jadi A merupakan pemetaan residuated. Dengan

kata lain. A dapat dipandang sebagai suatu pemetaan residuated dari Rnmax ke Rnmax .

Berdasarkan uraian ini, yaitu karena x j = min {b1 A1j, b2 A2j, , bn Anj }, maka residual
dari A adalah #
b ).
Ab
[ ( )] = min(j

Sehingga untuk menentukan solusi persamaan Ax = b, seperti pada pembahasan pada


teorema 3, dapat dilakukan dengan mengecek apakah A ( A#(b)) = b. Hal ini dinyatakan dalam
teorema di bawah ini.

Teorema 4. Jika A ( Rmax)n n ,dan b Rnmax , maka persamaan Ax = b mempunyai solusi

jika dan hanya jika A(A#(b))= b.


Bukti :
()
Diketahui A(A# (b)) = b. Jadi persamaan Ax = b mempunyai penyelesaian , yaitu x = A#(b)
( )
Misalkan persamaan Ax = b mempunyai solusi x. diperoleh A x=b, sehingga A x b.
Karena A#( b) merupakan elemen maksimal dalam { x/ Ax b ) maka x A# (b). Diperoleh
A x A ( A# (b ))
b = A x A ( A\b) (*)
Selanjutnya menurut (1a)
A (A\b) b...(**)
Dari (*) dan (**) diperoleh A ( A# (b)) = b.
7
5. Invers Tergeneralisasi Matriks atas Aljabar Maxplus
Salah satu tujuan mencari invers tergeneralisasi matriks atas lapangan , seperti dalam
Penrose, (1954) adalah untuk menentukan solusi sistem persamaan linear AXB = C. Berikut
ini definisi invers tergeneralisasi matriks atas aljabar maxplus, seperti definisi yang ditulis
oleh Blyumin dan Goland, (2001).

Definisi 5. Jika A ( Rmax)n m, maka matriks B ( Rmax) m n dikatakan invers

tergeneralisasi dari matriks A( atau g-invers dari A) jika ABA=A.

Untuk menentukan ada tidaknya matriks B yang memenuhi ABA = A,


ekuivalen
dengan menentukan ada atau tidaknya solusi persamaan AXA = A dengan A ( Rmax )n m .

m n

Elemen ke-ij pada AXA adalah [AXA] = [ ( A + X + A )] . Sehingga diperoleh


ij ik kl lj

k =1 l=1

persamaan
m n

[ ( A + kl+A lj
)] = A (3)
ik
ij
X
k =1 l=1

Jika untuk setiap k,l


dibentuk ij(kl) =A+X+A
ik kl lj (4)

maka persamaan (3) nm

menjadi
ij ( ) = Akl (5)
i= =1 j1 ij

8
BAB IV
PEMBAHASAN

A. Relevansi antara Topik Jurnal dengan Karya-karya dan Bidang Keahlian Penulis

Adapun Relevansi antara Topik Jurnal dengan karya-karya dan Bidang Keahlian Penulis adalah Terdapat relevansi
atara topik jurnal terhapad bidang keahlian penulis, dimana pada identitas jurnal tertera;

1. Tasiwan merupakan bagian dari pendidik di SMP 1 peninggaran pekalongan.

2. S.E. Nugroho dan Hartono merupakan akademisi pada jurusan Fisika FMIPA Universitas Negri Semarang.

B. Pokok-pokok Argumentasi Penulis dalam Pendahuluan

Adapun Pokok-pokok Argumen Penulis di dalam pendahuluan adalah sebagai berikut:

1. Proses pembelajaran pada Mata Kuliah Aljabar Linear yang merupakan bagain Dari Matematika Teknik
hingga memperoleh pemahaman Ilmiahnya.

2. Gambaran umum pendidikan Matematika Teknik di Indonesia, yang hasilnya belum mampu bersaing pada
taraf internasional.

3. Anggapan perlunya pengkajian tentang pengaruh model Matriks Tergenalisasi Atas Aljabar Maxplus
terhadap kemampuan analisis dan sistesis Mahasiswa.

C. Pemilihan serta Cakupan Kajian Teori

Adapun Literatur yang digunakan dalam penulisan adalah literatur baru karena hanya 2 (dua) pustaka yang
dibawah tahun 2000 yang berasal dari jurnal-jurnal yang telah dipublikasikan sebelumnya. Hal Ini merupakan
langkah pembaharuan penelitian yang terdahulu, sehingga penelitian terbaru memberikan informasi yang lebih baru
dan yang akan sangat bermanfaat bagi pembaca dengan pembaharuan-pembaharuan kemudian.

D. Metodologi Penelitian yang digunakan dan Relevansinya

Metodologi dalam penelitian ini dengan desain penelitian menggunakan quasi-exsperimental, dengan perbandingkan
hasil pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol pada kondisi sebelum dengan sesudah penerapan. Subjek
penelitian ini merupakan siswa SMP 1 Paninggaran Semarang. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa

9
yaitu 503 sampel siswa diambil secara acak. Sehingga sampel dan populasi penelitian merupakan subyek homogen
dengan taraf kepercayaan 95% dan 99%.

E. Kerangka Berpikir Penulis pada Bagian Pembahasan

Penelitian ini dilakukan dengan pemberian tugas proyek pada siswa. Selanjutnya, produk proyek siswa digunakan
sebagai prekonsepsi siswa dalam pemberian konsep di dalam kelas yang dikuatkan melalui diskusi kelompok dan
peta konsep pada pertemuan pertama, metode ekspositori pada pertemuan kedua, dan eksperimen laboratorium
pada pertemuan ketiga. Dari kegiatan penelitian yang dilakukan, kelas eksperimen dan kontrol mengalami pe-
ningkatan kemampuan analisis sintesis.

F. Kesimpulan dan Saran yang Diajukan Penulis serta Implikasinya pada Penelitian Berikutnya

Gambaran peneliti tentang model pembelajaran yang diginakan: Model advance organizer berbasis proyek
berpengaruh untuk meningkatkan kemampuan analisis-sintesis siswa dalam aspek menguraikan, mengkategorikan,
mengidentifikasi, merumuskan pernyataan, merekonstruksi, menentukan dan menganalisa konsep.

Adanya Kendala yang dihadapi peneliti yaitu: dalam memilih dan mendesain proyek yang tepat sesaui konsep yang
akan diajarkan.

Peneliti menyarankan: bagi guru untuk kreatif mengembangkan model-model proyek yang sesuai. Disamping itu,
hendaklah guru berusaha mengembangkan berbagai model pembelajaran yang mem-bangkitan kemampuan
berpikir tingkat tinggi didalam proses pembelajaran sedini mungkin untuk menunjang proses belajar selanjutnya,
sehingga kemampuan berpikir siswa berkembang secara berkelanjutan

G. Keunggulan dan Kelemahan Jurnal


1. Keunggulan
a. Penelitian ini mengungkap tentang kemajuan pemahaman siswa pada kemampuan tingkat berfikir dan
ranah kognitif yang lebih tinggi yaitu Analisis dan Sintesis.
b. Penelitian melakukan pengamatan dan penilaian perkembangan kemampuan siswa yang lengkap dari
seluruh kegiatan.

10
c. Peneliti telah mencantumkan saran yang merupakan harapan peneliti. Sehingga pembaca dapat
mengambil dampak positif dari penelitian tersebut dengan informasi-informasi dan ilmu-ilmu
pengetahuan yang diberikan.
2. Kelemahan
Tidak adanya gambaran tentang penentuan kelas kontrol dan kelas eksperimen yang dipilih.

11
DAFTAR PUSTAKA

1. Anton, H. 2002. Aljabar Linear Elementer. Jakarta: Erlangga


Ayres, F. 1994. Matriks. Jakarta: Erlangga.
Bacelli, F.et.al. 2001. Synchronization and Linearity.New York: John Wiley & Sons
Blyumin,S.L, Goland,J.S.2002. One-sided Complements and Solution of the equation of
axb=c in semiring. IJJMS29:28 hal:254-458.Hindawi Publishing Corp
Cohen,G.et.al.1997. Linear Projector in The max- plus Algebra. 5th IEEE Mediterranean
Conference on Control and Systems. Paphos Cyprus, 21-23 July 1997
Flemming,W.H, 2004. Max-Plus Stochastic Processes. Applied Mathemamatic
Optimization.New York : Springer-Verlag
Heidergot, B. 2000. A Characterization of (max,+) -linear queueing system.Queueing
System.2359(2000) 237-262.
Menguy, E. 2000. A fist Step Towards Adaptive Control for Linear System in Max Algebra.
Discrete Event Dynamic System: Theory and Application. Boston: KluwerAcademic
Publisher.
Penrose,R.1954. A generalized Inverse for Matrices. Mathematical Proceedings of The
Cambridge Philoshopical Society

12
13
14

Anda mungkin juga menyukai