Anda di halaman 1dari 17

I.

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Outbound merupakan kegiatan di alam terbuka. Outbound juga dapat memacu
semangat belajar. Outbound merupakan sarana penambah wawasan
pengetahuan yang didapat dari serangkaian pengalaman berpetualang sehingga
dapat memacu semangat dan kreativitas seseorang.
Dalam pelaksanaannya Outbound tentu menggunakan berbagai macam peralatan
untuk aktivitas -aktivitas outdoor yang dilaksanakan, tentu saja pralatan yang
digunakan harus dipastikan benar-benar aman agar tidak terjadi cedera pada
peserta outbound. Namun, apakah peralatan yang umum digunakan di tempat-
tempat outbound sudah cukup aman?,
Kami mahasiswa Polman Bandung kelas 1 MEA baru saja melakukan kegiatan
Outbound bertempat di Moka Subang kolam renang Ciheuleut sebagai sample
dalam makalah ini.

B. RUMUSAN MASALAH
Apakah itu Outbound?
Bagaimana sejarah Outbound?
Apa sajakah macam-macam Outbound?
Apa tujuan dari Outbound?
Apa manfaat dari Outbound?
Apa saja peralatan Outbound?
Apa peralatan Outbound saat ini sudah cukup aman?

1
C. MAKSUD DAN TUJUAN
Adapun maksud dan tujuan kami dalam penuisan makalah ini adalah:
-mengetahui pengertian outbound
-mengetahui sejarah outbound
-mengenal macam outbound
-mengetahui tujuan dari outbound
-mengetahui manfaat dari outbound
-mengindentifikasi peralatan-peralatan outbound
-memberi bahan evaluasi peralatan-peralatan outbound saat ini

II. LANDASAN TEORI

A. PENGERTIAN OUTBOUND
Outbound adalah suatu bentuk dari pembelajaran segala ilmu terapan yang
disulasikan dan dilakukan di alam terbuka atau tertutup dengan bentuk
permainan yang efektif, yang menggabungkan antara intelegensia, fisik dan
mental.
Outbound adalah kegiatan di alam terbuka. Outbound juga dapat memacu
semangat belajar. Outbound merupakan sarana penambah wawasan
pengetahuan yang didapat dari serangkaian pengalaman berpetualang sehingga
dapat memacu semangat dan kreativitas seseorang. Oleh karena itu, Kimpraswil
menyatakan bahwa outbound adalah usaha olah diri (olah pikir dan olah fisik)
yang sangat bermanfaat bagi peningkatan dan pengembangan motivasi, kinerja
dan prestasi dalam rangka melaksanakan tugas dan kepentingan organisasi secara
lebih baik lagi ( http://www.kimpraswil.go.id/ itjen/ news/2003/ij0306251.html
yang direkam pada 8 Nov 2016 17:58:37 WIB).
Kegiatan outbound berawal dari sebuah pengalaman sederhana seperti bermain.
Bermain juga membuat setiap anak merasa senang, dan bahagia. Dengan bermain

2
anak dapat belajar menggali dan mengembangkan potensi, dan rasa ingin tahu
serta meningkatkan rasa percaya dirinya. Oleh karena itu, bermain merupakan
fitrah yang dialami setiap anak.

Pengalaman merupakan guru dalam proses pembelajaran secara alami. Misalnya,


seorang anak mengalami proses alami bermain. Hal itu dalam rangka menambah
dan mengembangkan pengetahuan dari setiap pengalamannya. Jadi, tidak
menutup kemungkinan siapapun berhak bermain baik anak-anak, remaja, orang
dewasa ataupun orang tua. Karena belajar dari sebuah pengalaman dalam
aktivitas bermain dijadikan sebagai sarana pembelajaran yang menyenangkan
yang dapat dilakukan di ruangan terbuka atau tertutup.

Berdasarkan latar belakang tersebut outbound merupakan perpaduan antara


permainan-permainan sederhana, permainan ketangkasan, dan olah raga, serta
diisi dengan petualangan-petualangan. Hal itu yang akhirnya membentuk adanya
unsur-unsur ketangkasan, dan kebersamaan serta keberanian dalam
memecahkan masalah. Seperti halnya Iwan menegaskan bahwa permainan yang
disajikan dalam outbound memang telah disusun sedemikian rupa, sehingga
bukan hanya psikomotorik (fisik) peserta yang tersentuh tapi juga afeksi (emosi)
dan kognisi (kemampuan berpikir)
(http://www.peloporadventure.co.id/manfaat.html yang direkam pada 8 Nov
2016 17:30:37 WIB).

B. SEJARAH OUTBOUND
Outbound merupakan inovatif yang ditemukan oleh cendikiawan berkebangsaan
Jerman yang bernama Dr. Kurt Hant. Beliau lahir di Jerman pada tanggal 5 Juni
1886. Ilmu dan ide terapan pendidikan inovatif outbound Kurt Hant bertahan dan
berkembang sampai saat ini. Sekarang semua kegiatan outbound di sesuaikan
dengan kebutuhan untuk mencapai tujuan yang di target.

3
C. MACAM-MACAM OUTBOUND
Berdasarkan pemainnya outbound:
1. Outbound Anak/Kids
Outbound anak adalah suatu kegiatan outbound yang dilakukan oleh anak-anak
yang berumur berkisar antara umur 5 tahun keatas sampai umur 15 tahun.
Biasanya outbound anak bertujuan mengembangkan kepencayaan diri ,
keberanian dan daya kretifitas.
2. Outbound Dewasa/adult
Outbound dewasa adalah suatu kegiatan outbound yang di lakukan oleh sesorang
berumur lebih dari tujuh belas tahun keatas. Outbound dewasa memiliki beragam
permainan yang memacu jantung atau andrenalin seperti arum jeram, art rope
dan lain lain.
Berdasarkan jenis game outbound:
1. Outbound Soft Skill
Outbound soft skill adalah kegiatan outbound yang dilakukan untuk
pengembangan personal dan interpersonal, biasanya berupa kemampuan
(bakat)atau keterampilan.Permainan outbound soft skill ini dirancang sedimikian
rupa sehingga tidak perlukan fisik yang berlebih untuk melakukanya.
1. Outbound Hard Skill
Outbound hard skill adalah kegiatan outbound yang dilakukan untuk
ketrampilanteknis atau penguasaan bidang sesorang sehingga mudah dilakukan
dan diterapkan. Biasanya outbound di fokuskan untuk ketrampilan seseorng
sehingga diperlukan kecepatan dan ketepatan.

4
D. MANFAAT DAN TUJUAN OUTBOUND
Kegiatan belajar di alam terbuka sepertioutbound bermanfaat untuk
meningkatkan keberanian dalam bertindak maupun berpendapat.
Kegiatanoutbound membentuk pola pikir yang kreatif, serta meningkatkan
kecerdasan emosional dan spiritual dalam berinteraksi. Kegiatan ini akan
menambah pengalaman hidup seseorang menuju sebuah pendewasaan diri.

Pengalaman dalam kegiatan outbound memberikan masukan yang positif dalam


perkembangan kedewasaan seseorang. Pengalaman itu mulai dari pembentukan
kelompok. Kemudian setiap kelompok akan menghadapi bagaimana cara berkerja
sama. Bersama-sama mengambil keputusan dan keberanian untuk mengambil
risiko. Setiap kelompok akan meng-hadapi tantangan dalam memikul tanggung
yang harus dilalui.

Tujuan outbound secara umum untuk menumbuhkan rasa percaya dalam diri
guna memberikan proses terapi diri (mereka yang berkelainan) dalam
berkomunikasi, dan menimbulkan adanya saling pengertian, sehingga terciptanya
saling percaya antar sesama. Ancok pun menegaskan dalam bukunya Outbound
Management Training (2003: 3) bahwa:
Metode pelatihan di alam terbuka juga digunakan untuk kepentingan terapi
kejiwaan (lihat Gass, 1993). pelatihan ini digunakan untuk meningkatkan konsep
diri anak-anak yang nakal, anak pencandu narkotika, dan kesulitan di dalam
hubungan sosial. Metode yang sama juga digunakan untuk memperkuat
hubungan keluarga ber-masalah dalam program family therapy (terapi keluarga).
Afiatin (2003) dalam penelitian disertasinya telah menggunakan pelatihan
outbound untuk penangkalan pengguna obat terlarang (narkoba). Dalam
penelitiannya Afiatin menemukan bahwa penggunaan metodeoutbound mampu
meningkatkan ketahanan terhadap godaan untuk menggunakan narkoba. Selain
itu dilaporkan pula oleh Afiatin, penelitian yang dilakukan oleh Johnson dan
Johnson bahwa kegiatan di dalam outbound training dapat meningkatkan
perasaan hidup bermasyarakat (sense of community) diantara para peserta
latihan.

5
Tujuan outbound menurut Adrianus dan Yufiarti, dalam jurnal Memupuk Karakter
Siswa melalui Kegiatan Outbound (2006: 42) adalah untuk:

1) mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan diri siswa;


2) berekspresi sesuai dengan caranya sendiri yang masih dapat diterima
lingkungan;
3) mengetahui dan memahami perasaan, pendapat orang lain dan menghargai
perbedaan;
4) membangkitkan semangat dan motivasi untuk terus terlibat dalam kegiatan-
kegiatan;
5) lebih mandiri dan bertindak sesuai dengan keinginan;
6) lebih empati dan sensitif dengan perasaan orang lain;
7) mampu berkomunikasi dengan baik;
8) mengetahui cara belajar yang efektif dan kreatif;
9) memberikan pemahaman terhadap sesuatu tentang pentingnya karakter yang
baik;
10)menanamkan nilai-nilai yang positif sehingga terbentuk karakter siswa sekolah
dasar melalui berbagai contoh nyata dalam pengalaman hidup;
11) mengembangkan kualitas hidup siswa yang berkarakter;
12) menerapkan dan memberi contoh karakter yang baik kepada lingkungan.

Dari uraian di atas jelas bahwa outbound bertujuan sebagai proses terapi individu
dan terapi keluarga atau kelompok yang mengalami kesenjangan. Terapi individu
misalnya pada anak yang mengalami penyimpangan seperti anak nakal, anak
pemakai narkoba, anak yang mengalami gangguan hubungan sosial (anak
berkebutuhan khusus). Sedangkan terapi keluarga atau kelompok yang
mengalami kesenjangan sosial sehingga membutuhkan penyegaran (refresh). Baik

6
dengan mengadakan rekreasi dan atau mengadakan kegiatan outbound. Misalnya
saja pada sebuah kelompok atau lembaga mengadakan kegiatan outbound
setahun sekali dalam rangka meningkatkan rasa kebersamaan, meningkatkan
kualitas karyawan dan perusahaan.
Kegiatan outbound individu atau kelompok akan mendapatkan manfaat yang
beragam. Mulai dari menambah pengalaman baru. Memacu rasa keberanian.
Membagun rasa kebersamaan. Komunikasi yang efektif antarsesama. Bertindak
sesuai dengan situasi dan kondisi. Memahami setiap kelebihan maupun
kekurangan yang ada pada dirinya maupun orang lain. Dapat menimbulkan rasa
saling menghargai dalam setiap keputusan. Selain itu juga outboundbermanfaat
sebagai proses berlatih memacu cara berpikir seseorang agar selalu sistematis.
Apapun jenisnya, outbound dengan berbagai jenis petualangan(adventure) dan
permainan (games) yang biasa dijalankan sebenarnya memiliki manfaat yang
beragam, di antaranya:
(1) komunikasi efektif (effective communication)
(2) pengembangan tim (team building)
(3) pemecahan masalah (problem sulving)
(4) kepercayaan diri (self confidence)
(5) kepemimpinan (leadership)
(6) kerja sama (sinergi)
(7) permainan yang menghibur dan menyenangkan (fun games)
(8) konsentrasi/fokus (concentration)
(9) kejujuran/sportivitas.

Ragam manfaat tersebut bermuara pada tercapainya pengembangan diri


(personal development) dan tim(team development) yang dapat dirasakan oleh
para peserta. Karena sukses seseorang dalam kehidupannya, terutama dalam
karier bisnis dan organisasi, sangat ditentukan oleh kepercayaan diri (self
efficacy), kemampuan mengontrol emosi, dan kemampuan berinteraksi dengan

7
orang lain. Para pakar di bidang kecerdasan emosi berpendapat bahwa sukses
dalam karier di perusahaan (juga di ranah kehidupan lainnya) lebih ditentukan
oleh kecerdasan emosional dibandikan dengan kecerdasan intelektual. Oleh
karena itu, upaya untuk mengembangkan kecerdasan emosional mendapat
perhatian yang semakin besar.

Ada beberapa ciri yang menandai apakah seseorang memiliki kecerdasan


emosional yang baik. Ciri-ciri tersebut, antara lain, adalah sebagai berikut:

Mentalitas Berkelimpahan (abundance Mentalitaty)


Sifat kepribadian ini dimiliki oleh orang yang suka membagi-bagi apa yang dimiliki
kepada orang lain. Orang yang demikian selalu meras bahwa dengan memberikan
apa yang dia miliki kepeda orang lain akan membuat dia merasa lebih kaya. Sifat
ini adalah lawan dari mentalisasi yang pelit (scarcity mentality). Orang yang
memiliki sifat pelit selalu ketakutan dan dia tidak akan mendapatkan sesuatu bila
orang lain sudah mendapatkannya.

Pikiran Positif pada Orang lain


Bila seseorang memiliki sifat ini, dia akan melihat orang lain sebagai bagian dari
kebahagiaan hidupnya sendiri. Selain itu dia selalu melihat sisi positiv hal-hal yang
dilakukan dan dipikirkan oleh orang lain. Covey (1990) menggunakan istilah seek
first to understand than to be understood (berusaha mengerti orng lain lebih
dahulu baru diri sendiri dimengerti). Orang yang memiliki sifat kepribadian ini
tidak akan segera menarik kesimpulan tentang apa yang dikatakan orang lain
sebelum dia mengerti apa yang dipikirkan oleh orang lain.

Kemapuan Berempati
Sifat ini dimiliki oleh orang yang bisa merasakan apa yang dirasakan oleh orang
lain. Kepekaan perasaan yang dimilikinya membuat dia mudah merasakan
kegembiraan dan kesusahan orang lain. Orang yang tidak memiliki kemampuan

8
berempati biasanya sangat sulit untuk berhubungan baik dengan orang lain.
Perasaannya tumpul dalam memahami kebutuhan orang lain.

Komunikasi Transformasional
Sifat ini dimiliki oleh orang yang selalu memilih kata-kata yang enak didengar
telinga dalam berbicara pada orang lain, dia tetap memilih kata-kata yang
menyejukan hati dan pikiran dalam menanggapi perbedaan tersebut.

Berorientasi Sama-Sama Puas (Win-Win)


Sifat ini dimiliki oleh orang yangdalam interaksinya dengan orangselalu ingin
membuat orang lain merasa gembira dan dia juga gembira. Orang yang demikian
memiliki rasa respek pada orang lain.

Sifat Melayani (Serving Attitude)


Orang yang memiliki sifat demikian ini sangat senang melihat orang lain senang
dan sangat susah melihat orang lain susah. Sifat ini adalah lawan dari sifat egois
yang hanya mementingkan diri sendiri atau golongannya sendiri. Orang yang
memiliki sifat melayani, kalau menjadi pemimpin, dia bukan minta dilayani tapi
melayani kepentingan oranng yang dipimpinnya.

Kebiasaan Apresiatif
Orang yang memiliki sifat ini suka memberikan apresiasi pada apa yang dilakukan
oleh orang lain. Apresiasi yang diberikan pada orang lain membuat orang lain
merasa dihargai.
Sifat-sifat diri itu memang tidak semua dapat tercapai hanya dengan sebuah
kegiatan outbound yang hanya berlangsung dalam hitungan hari(1-4 hari). Tapi,
kigiatan outbound, terutama yang dirancang khusus untuk tujuan-tujuan tertentu,
bisa menjadi starting point (titik pijakan) bagi seseorang untuk menemukan
konsep diri dan perilaku yang lebih baik pada hari-jari berikutnya.

9
Dengan konsep-konsep interaksi antara peserta dan dengan alam, melalui
kegiatan simulasi di alam terbuka, diyakini dapat memberikan suasana yang
kondusif untuk membentuk sikap, cara berpikir, dan persepsi yang kreatif dan
positif dari setiap peserta guna membentuk rasa kebersamaan, keterbukaan,
toleransi, dan kepekaan yang mendalam, yang pada harapnya akan mampu
memberikan semangat, inisiatif, dan pola pemberdayaan baru dalam
kehidupannya.
Melalui simulasi outdoor activies ini, peserta juga akan mampu mengembangkan
potensi diri, baik secara individu (personal development) maupun dalam
kelompok (team development) dengan melakukan interaksi dalam bentuk
komunikasi yang efektif, manajemen konflik, kompetisi pemimipin, manajemen
reksiko,dan pengambilan keputusan serta inisiatif.

Tujuan outbound secara umum:


1. Team building
Team building adalah bentuk dari peningkatan hubungan kerjasama, solid, sinergi
dan kekompakan tim atau kelompok.
2. Team work
Team work adalah suatu bentuk kerjasama tim untuk mencapai tujuan bersama
3. Komunikasi.
Komunikasi adalah suatu proses dan tata cara menyampaikan informasi yang
tepat kepada seseorang maupun kelompok.
4. Leadhersip
Leadership adalah kekuatan proses dalam mempengaruhi seseorang atau
kelompok untuk mencapai tujuan yang di inginkan.
5. Konsentrasi
Kosentrasi adalah proses peningkatan daya fokus dan daya ingat fikiran seseorang
terhadap sesuatu.
6. Kreativitas
10
Kretivitas adalah suatu proses peningkatan suatu daya cipta atau ide baru untuk
dikembangkan.
7. Strategi Planning
Strategi planning adalah suatu perencanaan dari segi manajemen untuk mencapai
sasaran atau tujuan.
8. Analisis
Analisis adalah kemampuan untuk menelaah dan menyelidiki sesuatu sehingga
mudah dipahami dan dipecahakan.
9. Conviden
Covidence adalah peningkatan percaya diri terhadap kemampuan yang di
milikinya.
Manfaat outbound secara umum:
1. Menjalin Silahturohmi
2. Melepas penat atau kejenuhan rutinitas
3. Mendapatkan ilmu materi yang diisipkan dalam permainan outbound
4. Lebih mengenal lingkungan
5. Membangun percaya diri
6. Menganalisa kemampuan seseorang untuk keperluan manajemen

E. PERALATAN OUTBOUND
Dalam kegiatan outbound training yang menggunakan high rope, peralatan yang
digunakan harus sesuai standart keamanan. Maka perlu dipilih peralatan yang
benar-benar sesuai dengan kriteria.
Berikut beberapa peralatan yang harus digunakan bila anda ingin melakukan
kegiatan high rope.

11
1. Harness. Ada bermacam-macam harness. Mulai dari produk lokal sampai
produk import bermerk seperti PETZL, CAMP, BEAL. Pilihlah harness yang bagus.
Agar peserta outbound training anda merasa aman dan nyaman.
2. Carabiner. Carilah carabiner yang benar-benar kuat. Fungsi carabiner adalah
sebagai pengaman yang menghubungkan anda dengan tali.
3. Figur Of Eight. Sangat diperlukan, terutama biasanya untuk melakukan
pengereman
4. Carmantel Dynamic. Adalah tali yang memiliki daya kelenturan sampai 30%
dan memiliki kekuatan beban ningga 2 ton. Sangat cocok dipakai untuk repeling,
tali pengaman, maupun tasli utama
5. Carmantel Static.
6. Klem. Adalah alat yang digunakan sebagai pengunci/pengikat. Terutama buat
anda yang menggunakan sling baja.
7. Sling Baja. Adalah alat utama untuk melakukan kegiatan high rope. Sling baja
juga banyak macamnya. Untuk kegiatan high rope seperti Flying fox, gunakanlah
sling baja yang besarnya minimal 10 mm. Dan jangan lupa, gunakan 2 sling : 1
sebagai tali utama dan satunya lagi sebagai pengaman.
8. Tali Kuralon. Biasa digunakan sebagai tali pendukung. Untuk pengereman, dll
9. Ascender. Adalah alat yang digunakan untuk mempermudah kita apabila ingin
memanjat/turun dengan menggunakan tali.
10. Pulley Tandem . Adalah alat pelengkap untuk kegiatan flying fox.
11. Pulley. Sebagai pulley pengaman, digunakan untuk meluncurkan peserta
outbound menggunakan sling baja.
12. Spanscrew.
13. Webbing. Sangat cocok digunakan sebagai pengaman. Bisa berfungsi sebagai
pengganti harness
14. Helm. Gunakanlah helm selalu apabila anda melakukan kegiatan high rope

12
III. PEMBAHASAN

A. HIGH ROPE ROURSE


Meskipun bukan bagian langsung dari metode Outbound namun bila kita
berbicara mengenai sebuah kegiatan Outbound , sepertinya tidak lengkap bila
tidak ada High Rope Games. Permainan ini sendiri termasuk dalam kategori High
Impact, sehingga dibutuhkan peralatan yang memadai, tingkat keamanan yang
tinggi dan juga tenaga operator maupun instruktur yang mempunyai pengalaman
yang cukup untuk memainkan games ini.

High rope course adalah media yang sangat baik untuk tantangan personal.
Penggunaan high rope course memberikan rasa nyata pada petualangan dan
keberhasilan.

Permainan di atas ketinggian dengan tali sebagai medianya adalah permainan


tantangan individu yang diadaptasi dari pelatihan militer. Permainan ini dilakukan
dengan cara berjalan diatas sebuah tali dengan berpegangan pada tali yang lain.

Tujuan permainan ini adalah :


o Melatih peserta untuk cepat mengambil keputusan
o Melatih keberanian
o Merubah pola pikir
o Memberi pengalaman baru pada peserta Outbound
o Meningkatkan dan membangun kepercayaan diri
o Mempunyai pemahaman yang lebih baik pada kekuatan dan kelemahan
orang lain
Hal yang harus diperhatikan :
o Keamanan

13
o Pengalaman instruktur Outbound
o Games ini beresiko tinggi, sehingga diharapkan untuk tidak melakukan
coba-coba/bereksperimen hal yang tidak perlu

Kegiatan High rope seperti Flying Fox, Two Line Bridge, One line bridge, dan lain-
lain, memiliki resiko yang sangat tinggi.
Flying fox dilakukan di tempat tinggi menuju tempat yang lebih rendah.
Sedangkan two line bridge dan one line bridge biasa dilakukan di tempat
berketinggian ataupun di atas air.

ANALISA KAMI:
Game high rope yang kami dapatkan dalam kegiatan outbound pada kemarin
adalah two line bridge dan one line bridge di atas air, alat yang digunakan adalah
sepasang tali tambang (two line bridge) dan satu tali tambang (one line bridge)
yang digunakan untuk menyebrangi kolam air di bawahnya. Peserta yang tidak
dapat melintasinya maka akan jatuh ke dalam air.
Dalam games ini kami menilai bahwa ketika melintasi one line bridge. Kulit bagian
belakang persendian lutut digunakan untuk menopang berat badan dan bagian ini
terasa sakit ketika kami melintasi one line rope. Terdapat iritasi dan kulit terlihat
berwarna kemerah-merahan disertai rasa panas. Menurut kami tali yang
digunakan dalam games tersebut terlalu kecil sehingga timbul adanya gesekan
disertai tekanan yang lebih terhadapat kulit sehingga timbulnya rasa sakit.
Tekanan memiliki rumus:

P= F/A
P: Tekanan
F: Gaya
A: Luas Penampang

14
Semakin besar luas penampang maka semakin kecil gaya yang ditimbulkan tali
terhadap kulit peserta yang berkontak langsung dengan tali. Semakin kecil juga
tekanan yang ditimbulkan.

Fg= x N
Fg : Gaya gesek (N)

: Koefisien gesekan
N : Gaya normal (N)

Gaya normal (N) di sini adalah sama dengan gaya (F) , ketika luas penampang
membesar F semakin kecil sehingga gaya gese pun (Fg) semakin kecil pula.
Sehingga dapat disimpulkan jika penampang tali diperbesar semakin kecil
kemungkinan peserta wahana mengalami cedera akibat gesekan.

B. MEMASANG BENDERA
Permainan ini merupakan permainan sederhana namun membutuhkan
kerjasama tim dan ketahanan. Dimana setiap kelompok harus memasang bendera
kecil di tempat dengan jarak yang sulit digapai, pemain harus memikirkan taktik
serta kerjasama yang baik.
Permainan ini dilakukan di tanah dengan tempat lebih tinggi dan curam
dengan tanah yang licin dibatasi oleh pipa ukuran besar yang menempel di ujung
permukaan tanah yang curam sebagai penahan menghadap tanah yang lebih
rendah. Di tanah yang lebih rendah terdapat menara tempat memasang bendera
yang lebih tinggi. Sehingga peserta jika tidak berhati-hati dapat jatuh kebawah.

ANALISA KAMI:
Menurut kami pada wahana ini ada beberapa hal yang membahayakan kami
selaku peserta salah satunya tak adanya matras atau apapun dibagian bawah
disertai dengan tanah yang terlalu licin. Sehingga tidak menutup kemungkinan

15
selain kami mudah jatuh ke bawah. Jika kami kami jatuh pun tidak ada matras
yang menopang kami agar tidak terjadi benturan keras yang mengakibatkan
cedera

IV. PENUTUP

A. KESIMPULAN
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa outbound mampu
mengembangkan budaya hidup sehat, baik untuk pribadi maupun untuk orang
lain dan atau lingkungan alamnya serta memiliki prospek yang cerah untuk
mengembangkannya. Menciptakan pembentuka soft-skill dan hard-skill dari
peserta outbound. Namun demikian karena outbound merupakan kegiatan
outdoor tentu saja dapat terjadi beragai macam resiko sehingga harus pula
ditunjang oleh peralatan dan pengaman yang mumpuni.

B. SARAN
Perlu adanya perhatian khusus bagi pengelola outbound terhadap keamanan
wahana nya. Pengecekkan berkala, serta ujicoba langsung oleh staff pengelola
juga diperlukan sehingga dapat mengetahui apa yang dirasakan oleh peserta
outbound. Saran lebih spesifik kami tujukan terhadap wahana one line bridge
di mana kami menekankan agar tali yang digunakan perlu diameter lebih besar
agar tidak menyebabkan gesekan berlebih sehingga timbul cedera. Serta
dalam permainan memasang bendera tanah yang terlalu licin mengakibatkan
peserta mudah sekali jatuh serta perlu adanya matras di tanah bagian bawah
untuk menopang peserta agar jika jatuh tidak terkena benturan keras yang
berakibat cedera.

16
DAFTAR PUSTAKA

Zaenuddin. 2015. Cara Membuat PTK yang Baik dan Benar. Jakarta: Zaka Media
Ancok, Djamaludin. 2003. Outbound management training. Jakarta: UII Press.
Adrianus dan Yufiarti, jurnal Memupuk Karakter Siswa melalui Kegiatan
Outbound (2006: 42)
Astuti, Tri Widya. 2011. Fisika Dasar. Raja Grafindo Persada. Jakarta
Tipler, Paul A. 1991. Fisika Untuk Sains dan Teknik. Erlangga. Jakarta
http://www.kimpraswil.go.id/ itjen/ news/2003/ij0306251.html yang direkam
pada 8 Okt 2007 17:58:37 WIB
http://www.peloporadventure.co.id/manfaat.html yang direkam pada 8 Nov
2016 17:30:37 WIB
http://gankmetro.com/pengertian-permainan-dan-tujuan-serta-manfaat-
outbound/
http://widhoy.multiply.com
http://outboundtrainingmalang.wordpress.com
http://kampungjawakembangoutbound.blogspot.co.id/2014/09/instalasi-
wahana-outbound-permainan.html
http://asmaspramukawtk-mtb.blogspot.co.id/2012/02/outbond-games.html

17

Anda mungkin juga menyukai