Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
lemsa
I. PENDAHULUAN
Keberadaan data dan informasi yang aktual mengenai kondisi sumber daya di
suatu kawasan sangat penting untuk mendukung di dalam perencanaan
pengelolaan sumber daya di kawasan tersebut. Bagi Pemerintah Kabupaten
Bima yang sebagian wilayahnya pesisir dan laut, tentunya harus didukung
dengan keberadaan data dan informasi kondisi sumber daya tersebut. Rencana
Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil Kab. Bima telah dijalankan dan
ditentukan oleh para pengambil kebijakan di Kab. Bima. Hal ini tentunya tidak
terlepas dari komitmen Pemerintah Kabupaten Bima untuk mengelola perairan
laut, pesisir dan pulau-pulau kecil secara berkelanjutan demi masa depan yang
lebih baik bagi masyarakat pesisir dan pulau-pulau kecil di sekitar Kabupaten
Bima.
Salah satu sumber data dan informasi yang perlu digunakan untuk mendukung
dalam menentukan perencanaan sebuah kawasan konservasi perairan adalah
kondisi tutupan terumbu karang dan keberadaan biota-biota laut yang hidup dan
berinteraksi di dalamnya. Hal ini karena luasan ekosistem terumbu karang dan
keanekaragaman biota-biota laut penyusunnya dapat mengindikasikan kekayaan
dan keunikan keanakaragaman hayati laut di daerah tersebut yang perlu dirujuk
dalam menentukan pembagian atau alokasi peruntukan zona-zona yang penting
ada di dalam suatu Kawasan Konservasi Perairan Daerah.
Terumbu karang merupakan salah satu ekosistem pesisir dan pulau-pulau kecil
yang berfungsi sangat penting, antara lain sebagai tempat memijah, mencari
makan, daerah asuhan bagi biota laut dan sebagai sumber plasma nutfah.
Kondisi terumbu karang sangat menentukan produksi perikanan alamiah. Oleh
karena itu informasi mengenai tutupan dan kondisi terumbu karang adalah
informasi yang sangat penting sebagai salah satu basis dalam menentukan
kebijakan kelautan di Provinsi Bima.
Guna memperoleh data dan informasi yang tersebut maka diperlukan kajian
berdasarkan hasil survey lapangan dan tinjauan dari hasil-hasil survey terdahulu.
Harapannya adalah gambaran secara umum status kondisi terumbu karang dan
permasalahannya dapat diketahui.
Komitmen Dinas Kelautan dan Perikanan Kab. Bima diperlukan untuk tetap
mendukung Pemerintah Kabupaten Bima melalui Instansi terkait, sehingga pada
gilirannya hasil kegiatan ini akan bermanfaat sebagai salah satu data dasar
dalam proses perencanaan pembangunan kelautan dan perikanan di Kab. Bima.
II. TUJUAN
Waktu Pelaksanaan
Bulan Juni
No Kegiatan
I II III IV
2 Presentasi awal
7 Presentasi akhir
Lokasi survey yang akan dilakukan adalah perairan pesisir laut Bima yang
telah di tentukan sebelumnya....................
Alat Scuba
Form isian lapangan (data sheet)
GPS (Global Positioning System)
Camera
Alat tulis
Alat Transplantasi
1. Observasi awal
Observasi awal merupakan awal dari kegiatan penelitian ini, dimana pada
tahap ini dimaksudkan untuk mengetahui gambaran awal mengenai lokasi
survey. sehingga dengan adanya observasi ini akan memudahkan dalam
mengambil tindakan selanjutnya dan pelaksanaan survey.
Setelah itu kelimpahan ikan tiap jenis mulai dihitung dengan batasan
jarak 2,5 meter ke bagian kiri dan kanan (English, et al). Lebar batasan
sampling tersebut sudah merupakan standar batas penglihatan bawah air
dengan menggunakan kacamata selam (masker) pada saat pengamatan
Selama pengamatan tersebut, apabila ikan berada dalam kelompok atau
schooling dengan jumlah yang banyak atau melimpah, maka perhitungan
2,5 m 2,5 m
digenapkan pada kelipatan 5 atau 10 (English et al., 1994).
Cara melakukan sensus visual ikan karang (English et al., 1994).
B. Analisis Data
F kategori
% cover = x 100%
Total Data
Dari hasil analisis komponen lifeform terumbu karang ini ditentukan pada status
kondisi atau tingkat kerusakan terumbu karang dengan merata-ratakan persentase
komponen karang batu pada semua stasiun. Untuk penentuan kondisi terumbu atau
tingkat kerusakan terumbu karang ini digunakan kategori/kriteria menurut UPMSC
(Brown, 1996 dalam Amaliyah 2006)
2. Ikan Karang
Sedangkan untuk data ikan Parameter yang diamati adalah kelimpahan,
komposisi jenis (KJ), indeks keanekaragaman (H), Indeks keseragaman (E) dan
Indeks dominansi (D).
2 Indeks Keanekaragaman
Indeks keanekaragaman merupakan pengukuran yang dipakai untuk
perhitungan besarnya keanekaragaman jenis dalam sampling. Indikasi besarnya
indeks keanekaragaman ditentukan bilamana indeks keanekaragamannya
mempunyai nilai diatas 1,5 (Chou, 1984). Formula Indeks Keanekaragaman yaitu:
H' =- pi ln pi
6.6 Pelaporan
Pelaporan hasil kegiatan akan ditulis dalam bentuk laporan Bahasa
Indonesia ilmiah populer. Substansi penulisan, hasil analisis dan
pembahasan akan melihat kondisi ril di lapangan. Hal ini dimaksudkan agar
instansi terkait, utamanya para pengambil kebijakan dapat dengan lebih
mudah memahami laporan serta dapat dengan cepat mengambil kebijakan
yang terkait dengan pembangunan kelautan dan perikanan Kabupaten Bima.
Gambaran outline laporan secara umum akan diuraikan di lampiran 1.
VIII. PENUTUP
Demikian proposal ini diajukan sebagai acuan dalam pelaksanaan kegiatan
Survey Kondisi Ekologi Terumbu Karang dan Transplantasi Karang agar dapat
mencapai hasil yang diharapkan.
IX. LAMPIRAN
Lampiran 1. Kerangka Outline Garis Besar Isi Laporan
DAFTAR ISI
PRAKATA
KATA PENGANTAR
RINGKASAN EKSEKUTIF
DAFTAR ISI
1. PENDAHULUAN
1.3. Sasaran
2. METODOLOGI
3.3.3. Biota-biota Laut Langka dan Terancam (Marine Rare & Endangered
Species)
4. KESIMPULAN
5. SARAN DAN REKOMENDASI
6. REFERENSI
LAMPIRAN