DISUSUN OLEH :
ABDULLAH MASULILI
F55115203
a. Keluarga MCS51
Mikrokontroler ini termasuk dalam keluarga mikrokontroler
CISC. Sebagian besar instruksinya dieksekusi dalam 12 siklus clock.
Mikrokontroler ini berdasarkan arsitektur Harvard dan meskipun
awalnya dirancang untuk aplikasi mikrokontroler chip tunggal, sebuah
mode perluasan telah mengizinkan sebuah ROM luar 64KB dan RAM
luar 64KB diberikan alamat dengan cara jalur pemilihan chip yang
terpisah untuk akses program dan memori data. Salah satu kemampuan
dari mikrokontroler 8051 adalah pemasukan sebuah mesin pemroses
boolean yang mengijikan operasi logika boolean tingkatan-bit dapat
dilakukan secara langsung dan secara efisien dalam register internal dan
RAM. Karena itulah MCS51 digunakan dalam rancangan awal PLC
(programmable Logic Control).
b. AVR
Mikrokontroler Alv and Vegards Risc processor atau sering
disingkat AVR merupakan mikrokonktroler RISC 8 bit. Karena RISC
inilah sebagian besar kode instruksinya dikemas dalam satu siklus
clock. AVR adalah jenis mikrokontroler yang paling sering dipakai
dalam bidang elektronika dan instrumentasi. Secara umum, AVR dapat
dikelompokkan dalam 4 kelas. Pada dasarnya yang membedakan
masing-masing kelas adalah memori, peripheral dan fungsinya.
Keempat kelas tersebut adalah keluarga ATTiny, keluarga AT90Sxx,
keluarga ATMega dan AT86RFxx.
c. PIC
Pada awalnya, PIC merupakan kependekan dari Programmable
Interface Controller. Tetapi pada perkembangannya berubah menjadi
Programmable Intelligent Computer. PIC termasuk keluarga
mikrokonktroler berarsitektur Harvard yang dibuat oleh Microchip
Technology. Awalnya dikembangkan oleh Divisi Mikroelektronik
General Instruments dengan nama PIC1640. Sekarang Microhip telah
mengumumkan pembuatan PIC-nya yang keenam PIC cukup popular
digunakan oleh para developer dan para penghobi ngoprek karena
biayanya yang rendah, ktersediaan dan penggunaan yang luas, database
aplikasi yang besar, serta pemrograman (dan pemrograman ulang)
melalui hubungan serial pada komputer.
b. Arsitektur Harvard
Arsitektur Harvard memiliki dua memori yang terpisah satu untuk
program (ROM) dan satu untuk data (RAM). Intel 80C51, keluarga
Microchip PIC16XX, Philips P87CLXX dan Atmel AT89LSXX adalah
contoh dari mikroprosesor yang mengadopsi arsitektur Harvard.
2.3 Clock
Peran clock bagi mikrokontroler ibarat jantung bagi manusia. Manusia
tanpa detak jantung tidak akan hidup. Mikrokontroler tanpa detak clock juga
2.4 Reset
Proses Reset merupakan proses untuk mengembalikan sistem ke
kondisi semula. Reset tidak mempengaruhi internal program memory. Reset
terjadi jika pin RST bernilai high selama minimal 2 machine cycle lalu
kembali bernilai low.
Power-on reset merupakan proses reset yang berlangsung secara
otomatis pada saat sistem pertama kali diberi daya. Proses ini mempengaruhi
semua register dan internal data memory.
Rangkaian reset sama fungsinya dengan rangkaian reset pada
komputer. Fungsi reset di mikrokontroler yaitu untuk merestart program,
sehingga kembali ke program awal. Penggunaan reset pada mikrokontroler
opsional, bisa di pake atau nggak tergantung si pengguna.
BAB 3
ARSITEKTUR MIKROKONTROLER
3.1 Arsitektur
Arsitektur mikrokontroler MCS-51 diotaki oleh CPU 8 bit yang terhubung
melalui satu jalur bus dengan memori penyimpanan berupa RAM dan ROM
serta jalur I/O berupa port bit I/O dan port serial. Selain itu terdapat fasilitas
timer/counter internal dan jalur interface address dan data ke memori
eksternal.
c. IE dan/atau IP
Jika Timer/Counter yang diprogram akan digunakan sebagai
sumber interrupt, maka IE dan/atau IP juga harus diatur. Misalnya
kedua Timer/Counter digunakan sebagai sumber interrupt dengan
prioritas Timer/Counter 1, maka instruksinya adalah sebagai berikut :
MOV IP, #00001000b
MOV IE, #10002020b
atau
MOV IP, #08h
MOV IE, #8Ah
atau
SETB PT1
SETB ET1
SETB ET0
SETB EA
a. MODE 0
Mode 0 adalah 8 bit shift register dimana data dikirimkan dan diterima
melalui pin RXD sedangkan clock dikirimkan dan diterima melalui pin
TXD. Pengiriman data 8 bit dilakukan dengan mengirimkan Least
Significant Bit (LSB) terlebih dahulu. Pada mode 0, baud rate yang
gunakan adalah sebesar 1/12 dari frekuensi osilator.
b. MODE 1
Pada mode 1, jumlah data yang dikirimkan sebanyak 10 bit yang terdiri
dari start bit, 8 bit data (LSB terlebih dahulu), dan stop bit. Ada proses
penerimaan, nilai stop bit akan dimasukkan ke RB8 secara otomatis.
Pada proses pengiriman, stop bit akan diberi nilai 1 secara otomatis.
Pada mode 1, baud rate yang digunakan dapat diatur melalui Timer 1.
c. MODE 2
Pada mode 2, jumlah data yang dikirimkan sebanyak 11 bit yang terdiri
dari start bit, 8 bit data (LSB terlebih dahulu), bit ke-9, dan stop bit.
Pada proses pengiriman, nilai bit ke 9 dapat diatur dengan mengisi nilai
TB8. Pada proses penerimaan, bit ke 9 akan dimasukkan ke RB8 secara
otomatis.
Pada mode 2, baud rate yang dapat digunakan adalah sebesar 1/64
frekuensi osilator atau 1/32 frekuensi osilator jika SMOD bernilai 1.
d. MODE 3
Mode 3 hampir sama dengan mode 2. Perbedaannya terdapat pada baud
rate yang digunakan. Jika mode 2 menggunakan baud rate yang pasti,
mode 3 menggunakan baud rate yang dihasilkan oleh Timer 1.
6.2 Aplikasi Komunikasi Serial
Komunikasi serial merupakan komunikasi data dengan pengiriman data
secara satu per satu dengan menggunakan satu jalur kabel data. Sehingga
komunikasi serial hanya menggunakan 2 kabel data yaitu kabel data untuk
pengiriman yang disebut transmit dan kabel data untuk penerimaan yang
disebut receive.
Kelebihan dari komunikasi serial adalah jarak pengiriman dan
penerimaan dapat dilakukan dalam jarak yang cukup jauh dibandingkan
dengan komunikasi secara parallel. Tetapi kekurangannya adalah kecepatan
yang lebih lambat bila dibandingkan komunikasi parallel.
Untuk saat ini sedang dikembangkan teknologi serial baru yang
dinamakan USB atau Universal Serial Bus. USB ini memiliki kecepatan
pengiriman dan penerimaan data lebih cepat disbanding serial biasa. Contoh
jenis komunikasi serial yang terkenal adalah RS-232 dan RS-489.
BAB 7
INTERFACING MIKROKONTROLER
7.1 ADC, DAC, Dan Analog Comparator
a. ADC
Fungsi ADC adalah merubah besaran analog (biasanya tegangan)
ke bilangan digital. Mikrokontroler dengan fasilitas ini dapat digunakan
untuk aplikasi-aplikasi yang memerlukan informasi analog (misalnya
voltmeter, pengukur suhu dll).
Terdapat beberapa tipe dari ADC sbb:
b. DAC
Fungsi DAC adalah merubah besaran digital (biasanya tegangan)
ke bilangan analog. Kebalikan dari ADC seperti diatas
c. Analog Comparator
Komparator analog atau komparator tegangan adalah suatu devais
yang dapat membandingkan dua tegangan input. Komparator analog
dapat digunakan sebagai alarm angin puting beliung/tornado jika salah
satu inputnya dihubungkan dengan anemometer. Komparator analog
juga dapat digunakan sebagai pengukur waktu pengisian muatan pada
kapasitor jika dihubungkan dengan sebuah mikrokontroler.
Komparator analog pada dasarnya adalah suatu Op-Amp
(Operational Amplifier). Sepertihalnya Op-Amp, komparator analog
memiliki pin input tak membalik (non-inverting input), input membalik
(inverting input), output, voltase sumber positif (V+) dan sumber
negatif (V-). Input tak membalik (+) berfungsi sebagai voltase referensi
(Vref), sedangkan voltase input (Vin) dihubungkan dengan pin input
membalik (-). Jika (+) > (-), voltase output (Vo) akan mendekati V+.
Dan sebaliknya jika (+) < (-), Vo bernilai di sekitar V.
Eksperimen ini menggunakan LF353P (Texas Instrument) yang
merupakan dua buah unit Op-Am yang dikemas dalam sebuah chip.
Menurut datasheet, voltase sumber positif (V+) yang dibutuhkan adalah
3.5V-18V. Sedangkan V- dihubungkan dengan 0 V (ground).
Eksperimen inibertujuan untuk mengetahui karakteristik komparator
analog LF353P pada tegangan kerja, yaitu V+.
b. Common Katoda
Merupakan kebalikan dari Common Anoda. Disini semua katoda
disatukan secara parallel dan dihubungkan ke GROUND. Karena
seluruh katoda dihubungkan ke GROUND, maka COMMON
KATODA ini berada pada kondisi AKTIF HIGH (led akan
menyala/aktif bila diberi logika 1).
Prinsip Kerja :
Prinsip kerja seven segmen ialah input biner pada switch dikonversikan
masuk ke dalam decoder, baru kemudian decoder mengkonversi bilangan
biner tersebut menjadi decimal, yang nantinya akan ditampilkan pada seven
segment.
Seven segment dapat menampilkan angka-angka desimal dan beberapa
karakter tertentu melalui kombinasi aktif atau tidaknya LED penyusunan
dalam seven segment. Untuk memudahkan penggunaan seven segment,
umumnya digunakan sebuah decoder( mengubah/ mengkoversi input
bilangan biner menjadi decimal) atau seven segment driver yang akan
mengatur aktif tidaknya led-led dalam seven segment sesuai dengan nilai
biner yang diberikan.
Dekoder BCD ke seven segment digunakan untuk menerima masukan BCD
4-bit dan memberikan keluaran yang melewatkan arus melalui segmen untuk
menampilkan angka desimal. Jenis dekoder BCD ke seven segment ada dua
macam yaitu dekoder yang berfungsi untuk menyalakan seven segment mode
common anoda dan dekoder yang berfungsi untuk menyalakan seven segment
mode common katoda. Contoh IC converter BCD to Seven Segment untuk 7-
segment Common Anoda pake decoder IC TTL 7447 untuk Common Katoda
pakai IC TTL 7448.
Konsep Dasar
Sinyal PWM pada umumnya memiliki amplitudo dan frekuensi dasar
yang tetap, namun memiliki lebar pulsa yang bervariasi. Lebar Pulsa PWM
berbanding lurus dengan amplitudo sinyal asli yang belum termodulasi.
Artinya, Sinyal PWM memiliki frekuensi gelombang yang tetap namun duty
cycle bervariasi (antara 0% hingga 100%)