PERCOBAAN IV
HEMOLISIS
OLEH
NAMA : ERNITA
STAMBUK : F1D1 15 019
KELOMPOK : III (TIGA)
ASISTEN PEMBIMBING : SULHADANA
A. Latar Belakang
(plasma) yang terdiri dari dua bagian besar, yaitu plasma darah dan unsur-unsur
struktural darah. Plasma darah adalah bagian darah yang mengandung larutan
elektrolit dan protein sedangkan unsur-unsur struktural darah adalah bagian darah
yang bukan berupa cairan yang terdiri dari eritrosit, leukosit, dan trombosit. Darah
dalam tubuh, mengatur suhu tubuh, sebagai pertahanan terhadap infeksi, dan transpor
Enzim sel darah merah umumnya memiliki membran sel yang dapat memiliki
berfungsi bermacam terhadap sel darah itu sendiri. Fungsi membran sel salah satunya
dapat keluar masuk keadalam sel. Sel darah merah dalam berbagai kondisi larutan
memiliki karakteristik yang berbeda pada kondisi larutan yang berbeda. Kondisi
keadaan tertentu darah dapat mengalami berbagai proses perubahan kimiawi karena
berada dalam lingkungan yang hipotonis maka darah akan mengalami hemolisis,
sedangkan bila darah berada dalam lingkungan yang hipertonis maka darah akan
mengalami krenasi. Hemolisis adalah kerusakan atau penghancuran sel darah
merah karena gangguan integritas membran sel darah merah yang menyebabkan
dalam sel dan diluar sel. Berdasarkan uraian di atas maka dilaksanakan praktikum
hemolisis.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang terdapat pada praktikum ini adalah bagaimana cara
C. Tujuan Praktikum
Tujuan yang ingin dicapai pada praktikum ini adalah untuk mengetahui cara
D. Manfaat Praktikum
Manfaat yang dapat diperoleh dari praktikum ini adalah dapat mengetahui
Sel-sel darah merah merupakan suatu bentuk kompleks khelat yang dibentuk
oleh logam Fe (besi) dengan gugus haemo dan globin sintesa dari kompleks tersebut
melibatkan 2 enzim, yaitu enzim ALAD (Amino Levulinic Acid Dehidrase) atau asam
amino levulinat dehidrase dan enzim ferrokhelatase. Enzim ALAD adalah enzim jenis
sitoplasma. Enzim ini akan bereaksi secara aktif pada tahap awal sintesa dan selama
sirkulasi sel darah merah berlangsung. Sistim hematopoetik sangat peka terhadap efek
berperan dalam biosintesa heme. Enzim yang terlibat dalam heme, enzim
Tonisitas eritrosit babi sangat penting diketahui karena erat kaitannya dengan terapi
infus pada hewan sakit atau kekurangan cairan. Untuk mengetahui tonisitas dari
untuk mengetahui berapa besar fragilitas atau kerapuhan dinding eritrosit dapat
diketahui dengan menaruh eritrosit dalam berbagai larutan (biasanya NaCl) dengan
tekanan osmosis yang beragam. Konsentrasi larutan dengan tekanan osmosis tertentu
Osmosis memainkan peranan yang sangat penting pada tubuh mahluk hidup,
misalnya pada membran sel darah merah. Sel darah merah jika dimasukkan dalam
suatu larutan hipertonik lebih pekat, air yang terdapat dalam sel darah akan ditarik
keluar dari sel sehingga sel mengerut dan rusak. Peristiwa ini disebit krenasi,
sebaliknya jika sel darah merah dimasukkan dalam larutan yang hipertonik lebih
encer, air dari larutan tersebut akan ditarik masuk ke dalam sel adarh sehingga sel
mengembang dan pecah, proses ini disebut hemolisis. Orang yang mengonsumsi
terlalu banyak makanan berkadar garam tinggi, jaringan sel dan jaringan antarselnya
akan mengandung banyak air yang akan menyebabkan pembengkakan tubuh yang
NaCl hipotonis medium tersebut (plasma dan larutan NaCl) akan masuk ke dalam
eritrosit melalui membran yang bersifat semipermiabel dan menyebabkan sel eritrosit
menggembung dan akan mengalami hemolisis. Sebaliknya bila eritrosit berada pada
medium yang hipertonis, maka cairan eritrosit akan keluar menuju ke medium luar
eritrosit (plasma), akibatnya eritrosit akan keriput atau krenasi. Hemolisis maksimum
eritrosit terjadi pada konsentrasi NaCl yang samadan hasilnya menunjukkan bahwa
eritrosit merespon dengan solusi hipotonik sebelum dilakukan transportasi (Damanik,
dkk., 2014).
antara lain pemberian larutan hipotonis dalam darah, penurunan tekanan permukaan
membrane eritrosit, zat atau unsur kimia tertentu, pemanasan dan pendinginan, rapuh
karena ketuaan dalam sirkulasi darah. Medium di sekitar eritrosit menjadi hipotonis,
misalnya karena penambahan larutan NaCl hipotonis, cairan akan masuk ke dalam
2014).
tetapi dapat juga secara tiba-tiba sehingga segera menurunkan kadar hemoglobin.
Hemolisis ekstravaskuler terjadi pada sel makrofag dari sistem retikulo endothelium
terutama pada lien, hepar, dan sumsum tulang belakang karena sel ini mengandung
Aryuliana, D., Muslim, C., Manaf, S., dan Winarni, E., 2004, Biologi 2, Erlangga,
Jakarta.
Damanik, M.N.V., Siswanto, Sulabda, I.Y., 2014, Hemolisis Eritrosit Babi Landrace
Jantan yang Dipotong di Rumah Pemotongan Hewan Pesanggaran
Denpasar, Jurnal Indonesia Medicus Veterinus, 3(3): 238
Handayani, Haribowo, W., dan Sulistyo, A., 2005, Asuhan Keperawatan pada Klien
dengan Gangguan Sistem Hematologi, Penerbit Salemba Medika, Jakarta.
Siswanto, Sulabda, I.Y., dan Soma, I.G., 2014, Keperluan Sel Darah Merah Sapi Bali,
Jurnal Veteriner, 15(1): 64-67
III. METODE PRAKTIKUM
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Rabu, tanggal 8 Oktober, pada pukul
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Halu Oleo, Kendari.
B. Alat Praktikum
Prosedur kerja yang dilakukan pada praktikum ini adalah sebagai berikut:
2. Menambahkan 3-5 tetes darah dalam tabung uji yang berisi 2 mL NaCl 0,9%
3. Menambahkan 3-5 tetes darah dalam tabung uji kedua berisi 2 mL aquades.
4. Menambahkan 3-5 tetes darah dalam tabung uji ketiga berisi 2 ml NaCl 3%.
perbesaran tinggi.
diamati