Anda di halaman 1dari 22

BAB III

MODALITAS RADIOLOGI

3.1 Foto Polos Kepala


3.1.1 Definisi Foto Polos Kepala
Foto polos kepala merupakan pemeriksaan dalam bidang penunjang
diagnostik yang memanfaatkan sinar X yaitu jenis radiasi yang digunakan dalam
pencitraan dan terapi yang menggunakan energi panjang gelombang pendek (dalam
kisaran dari 0,01-10 nanometer) yang mampu menembus jaringan lunak tubuh dan
tulang. (27)
3.1.2 Indikasi Foto Polos Kepala
Jejas lebih dari 5 cm
Luka Tembus (tembak/tajam)
Deformitas Kepala, seperti: Makrosefali, Mikrosefali (dari inspeksi
dan palpasi)
Nyeri Kepala yang menetap, peningkatan TIK
Gejala fokal neurologis
Gangguan Kesadaran (GCS<15)

Gambar 3.1 Foto Polos Kepala Normal dari Proyeksi AP dan Lateral

3.1.3 Manfaat Foto Polos Kepala


Foto polos kepala dapat memberikan informasi penting seperti ukuran
tengkorak, tanda peningkatan TIK, massa pada fossa cranii serta kalsifikasi

42
43

abnormal. Hidrosefalus pada foto polos kepala akan memberikan gambaran ukuran
kepala yang lebih besar dari orang normal, pelebaran sutura, erosi dari sella tursica,
gambaran vena-vena kepala tidak terlihat dan memperlihatkan jarak antara tabula
eksterna dan interna menyempit. Selain itu, untuk kasus yang sudah lama sering
ditemukan gambaran impressiones digitate akibat peningkatan TIK. (27)
Pada foto polos kepala dapat menunjukkan erosi tulang penopang sekitar
tubercullum sellae atau copper beaten appearance ke bagian dalam calvarium.
Selain itu pada plain x-ray didaptkan gambaran tulang tipis disproporsi kraniofasial
dan sutura melebar.(16)

Gambar 3.2. Foto kepala pada anak dengan hidrosefalus.Tampak kepala yang
membesar kesemua arah. Namun, tidak terlihat vena-vena kepala pada foto diatas.

3.1.4 Keuntungan dan Kerugian Foto Polos


Foto polos kepala hanya menunjukkan gambaran ada atau tidaknya
deformitas kepala, ukuran kepala, ada tidaknya patah pada tulang tengkorak. Tidak
mampu menghasilkan visibilitas yang baik pada jaringan otak, adanya massa
ataupun darah untuk menunjukkan cedera intrakranial. Adanya patah tulang
tengkorak tanpa kelainan neurologis tidak begitu signifikan. Patah tulang tengkorak
tidak selalu berarti cedera intrakranial yang signifikan, meskipun tidak adanya patah
tulang tengkorak, pasien dapat memiliki kelainan patologis yang signifikan pada
intrakranialnya. (23)
Foto polos kepala sangat membantu pada pasien yang dicurigai adanya
cedera akibat kecelakaan, patah tulang tengkorak depresi, cedera kepala akibat
44

penetrasi oleh benda asing, atau trauma kepala pada anak-anak kurang dari 2
tahun,walaupun tanpa gejala neurologis. Pemeriksaan foto polos kepala untuk
melihat pergeseran (displacement) fraktur tulang tengkorak, tetapi tidak dapat
menentukan ada tidaknya perdarahan intrakranial. (23)
Garis sutura interna bersifat superimposisi pada sutura yang bergerigi,
sedangkan fraktur akan menyimpang dari itu di beberapa titik, dan pada hidrosefalus
gambaran sutura tampak melebar. (25)

3.1.5 Persiapan pemeriksaan


a. Persiapan pasien
Persiapan pasien sebelum dilakukan pemeriksaan radiografi foto polos
kepala antara lain melepaskan benda-benda logam, plastik atau benda lain yang
terdapat dikepala. Pengambilan dapat dilakukan dengan posis pasien berdiri atau
tidur. (27)
b. Persiapan alat dan bahan
Alat dan bahan yang harus dipersiapkan adalah:
Pesawat sinar-X
Kaset dan film ukuran(disesuaikan)
Marker R dan L, serta plaster
Apron
ID camera, Grid
Alat processing film
Penggunaan identitas pada foto polos kepala dengan marker meliputi
informasi nama dan nomor identitas pasien, tanggal pemeriksaan, marker
kanan atau kiri dan institusi.(27)

3.1.6 Teknik Pemeriksaan


1) Proyeksi Anteroposterior (AP) Axial (Towne method)
Tujuan dilakukannya proyeksi anterior posterior axial adalah untuk
menampakan patologi deformitas, fraktur, neoplastic dan osteitis. Teknik
pemeriksaan cranium proyeksi Antero Posterior Axial adalah sebagai berikut :
a) Posisi pasien:
Atur pasien dalam posisi berdiri atau tidur di meja pemeriksaan.
45

b) Posisi objek:
(1) Tekan dagu, hingga Orbitomeatal Line (OML) tegak lurus terhadap
meja pemeriksaan. Jika pasien tidak kooperatif tekan leher pasien
sehingga Infraorbitomeatal Line (IOML) tegak lurus dengan meja
pemeriksaan. Tambahkan alat bantu radiolusent dibawah kepala jika
diperlukan
(2) Luruskan midsagital plane (MSP) terhadap sinar pusat sampai garis
tengah grid
(3) Pastikan kepala tidak ada rotasi
(4) Pastikan vertex tengkorak masuk luas lapangan sinar x
c) Sinar pusat:
(1) Sudutkan 300 terhadap OML atau 370 terhadap (IOML), jika dagu
pasien tidak memungkinkan untuk ditekan sehingga OML tegak lurus
terhadap kaset bahkan dengan alat bantu yang diletakkan di kepala,
maka IOML dapat di tempatkan tegak lurus terhadap kaset dengan
sinar pusat disedutkan 370 caudad. Sudut 300 antara OML dan kaset
untuk menampakkan gambaran anatomi yang sama.
(2) Titik bidik pada MSP 6,5 cm diatas glabella sampai melewati foramen
magnum
(3) Minimum Source image receptor distance (SID) 100 cm
d) Pernafasan
Pasien menahan nafas selama eksposi berlangsung
2) Proyeksi Lateral
Tujuan dilakukannya proyeksi lateral adalah untuk menampakkan patologi
fraktur, neoplasma dan osteitis, trauma rutine untuk menampakan tengkorak
kanan dan kiri, untuk mengambarkan udara pada sinus spenoid. Teknik
pemeriksaan cranium proyeksi lateral adalah sebagai berikut :
a) Posisi pasein:
Atur pasien dalam keadaan erect, recumbent semiprone
b) Posisi objek:
(1) Luruskan MSP sejajar dengan meja pemeriksaan
(2) Luruskan Interpupillary Line (IPL) tegak lurus dengan meja
pemeriksaan
46

(3) Fleksikkan leher hingga IOML tegak lurus terhadap tepi depan meja
pemeriksaan
c) Sinar pusat
(1) Arahkan sinar pusat tegak lurus kaset
(2) Titik bidik 5 cm superior EAM
(3) Minimum SID 100 cm
d) Pernafasan
Pasien tahan nafas selama ekposi berlangsung
f) Kriteria radiografi : Tampak cranium secara lateral, bagian dalam sella
tursica termasuk anterior dan posterior clinoid dan tampak dorsum sella.
3) Proyeki AP
Ketika pasien tidak dapat diposisikan PA dan AP axial proyeksi yang dapt
mengambarkan kreteria yang serupa adalah proyeksi AP. Tujuan dilakukannya
proyeksi AP adalah untuk menampakkan patologi fraktur, neoplasma dan
osteitis. teknik pemeriksaan cranium proyeksi AP adalah sebagai berikut :
a) Posisi pasien
Atur pasien dalam posisi supine
b) Posisi objek:
(1) Posisi pasien supine dengan MSP tubuh pada pertengahan kaset
diatas meja pemeriksaan
(2) Memastikan MSP kepala dan OML tegak lurus kaset
c) Sinar pusat:
(1) Pusat sinar tegak lurus kaset/pada glabela
(2) Minimum SID 100 cm
d) Pernafasan
Pasien tahan nafas selama ekposi berlangsung
f) Kreteria radiograf: kreteria radiograf proyeksi AP sama dengan proyeksi
PA. Tampak tulang frontal , crita galli, internal auditory canal, frontal
dan anterior sinus etmoid, dan sayap spenoid dan dorsum sella
4) Proyeksi PA
Tujuan dilakukannya proyeksi PA adalah untuk menampakkan patologi fraktur,
neoplasma dan osteitis. Teknik pemeriksaan cranium proyeksi PA adalah
sebagai berikut :
47

a) Posisi pasien
Atur pasien dalam posisi berdiri atau prone
b) Posisi objek:
(1) Letakkan hidung pasien dan dahi pada meja pemeriksaan
(2) Fleksikan leher sehingga OML tegak lurus terhadap kaset
(3) MSP tubuh diatur tepat dipertengahan kaset
c) Sinar pusat:
(1) Pusat sinar tegak lurus kaset/sejajar OML keluar pada glabela
(2) Minimum SID 100 cm
d) Pernafasan
Pasien tahan nafas selama ekposi berlangsung
f) Kreteria radiograf: Tampak tulang frontal , crita galli, internal auditory canal,
frontal dan anterior sinus etmoid, dan sayap spenoid dan dorsum sella

3.2 USG
Ultrasonography (USG) adalah pemeriksaan dalam bidang penunjang
diagnostik yang memanfaatkan gelombang ultrasonik dengan frekuensi yang tinggi
dalam menghasilkan imajing. (27)
Komponen Ultrasonografi terdiri atas:
1. Transduser
Tranduser adalah komponen USG yang ditempelkan pada bagian tubuh yang
akan diperiksa, seperti pada bagian kepala atau dinding perut. Di dalam
transduser terdapat kristal yang digunakan untuk menangkap pantulan
gelombang yang disalurkan oleh transduser. Gelombang yang diterima masih
dalam bentuk gelombang akusitik (gelombang pantulan) sehingga fungsi kristal
disini adalah untuk mengubah gelombang tersebut menjadi gelombang
elektronik yang dapat dibaca oleh komputer sehingga dapat diterjemahkan
dalam bentuk gambar.
2. Monitor yang digunakan dalam USG
3. Mesin USG
Mesin USG merupakan bagian dari USG dimana fungsinya untuk mengolah
data yang diterima dalam bentuk gelombang.
48

3.2.1 Indikasi dilakukan pemeriksaan USG kepala : (37)


Mencari perdarahan intrakranial : ekstrasi cunam, BBLR
Kelainan bawaan SSP : Makrosefali (hidrosefali)
Infeksi otak/ selaput otak : Meningitis
Gangguan fungsi SSP : Kejang, retardasi mental.
Massa intrakranial
3.2.2 Manfaat USG kepala :
Pada Hidrosefalus, USG melalui fontanelle anterior yang masih terbuka
sangat berguna dalam menilai ukuran ventrikel pada bayi dan mungkin tidak perlu
untuk dilakukan CT Scan ulang. Dengan USG diharapkan dapat menunjukkan sistem
ventrikel yang melebar. Namun ada pendapat lain mengatakan pemeriksaan USG
ternnyata tidak mempunyai nilai didalam menentukan keadaan sistem ventrikel pada
kasus hidrosefalus, hal ini disebabkan oleh karena USG tidak dapat menggambarkan
anatomi sistem ventrikel secara jelas. (29)
3.2.3 Keuntungan dan kekurangan pemeriksaan Ultrasonografi :
Keuntungan pemeriksaan Ultrasonografi :
Pasien dapat diperiksa langsung tanpa persiapan, peralatan relatif mudah,
memberikan hasil yang cepat, dan relatif murah.
Bersifat non invasive sehingga dapat dilakukan juga pada anak-anak.
Aman untuk pasien dan operator, karena tergantung pada radiasi ionisasi.
Memberikan informasi dengan batas struktur organ sehingga memberi
gambaran anatomis lebih besar dari informasi fungsi organ.
Semua organ kecuali yang mengandung udara dapat ditentukan bentuk,
ukuran, posisi, dan ruang interparsial.
Dapat membedakan jenis jaringan dengan melihat perbedaan interaksi dengan
gelombang suara.
Dapat mendeteksi struktur yang bergerak seperti pulsasi fetal.
Tidak menimbulkan rasa sakit (non traumatic)
Kelemahan Ultrasonografi :
Antara tranducer (probe) dengan kulit tidak dapat kontak dengan baik
(interface) sehingga bias terjadi artefak sehingga perlu diberikan jelly sebagai
penghantar ultrasound.
Bila ada celah dan ada udara, gelombang suara akan dihamburkan.
49

3.3 CT-Scan
Computed tomography (CT) Scan merupakan alat diagnostik dengan teknik
radiografi yang menghasilkan gambar potongan tubuh secara melintang berdasarkan
penyerapan sinar-x pada irisan tubuh yang ditampilkan pada layar monitor TV
hitam putih. (27)
Computed tomography (CT) biasa juga disebut computerize axial
tomography (CAT), computer-assisted tomography, atau body section
roentgenography yang merupakan suatu proses yang menggunakan digital
processing untuk menghasilkan suatu gambaran internal tiga dimensi suatu obyek
dari satu rangkaian sinar x yang menghasilkan gambar dua dimensi. Kata
"tomography" diperoleh dari Yunani tomos (irisan) dan graphia (gambarkan).

Gambar 3.3 CT-Scan tampak depan

Alat ini pada umumnya digunakan dalam dunia kedokteran sebagai alat
diagnostik dan sebagai pemandu untuk interventional prosedur. Kadang-Kadang
material seperti barium atau intravenous iodinated contrast dimasukkan ke tubuh
pasien yang berguna dalam mempermudah proses scanning seperti untuk melihat isi
perut atau bagian tubuh yang sukar untuk digambarkan dengan cara scanning.
Penggunaan contrast material dapat juga membantu khususnya guna memperoleh
informasi fungsional tentang jaringan/tisue pada tubuh pasien. (27)

3.3.1 Indikasi Pemeriksaan CT-Scan


CT-Scan memiliki kemampuan yang unik untuk memperhatikan suatu
kombinasi dari jaringan, pembuluh darah dan tulang secara bersamaan. CT-Scan
dapat digunakan untuk mendiagnosa permasalahan berbeda seperti: (37)
a) Kelainan sistem ventrikel pada otak (hidrosefalus)
b) Pendarahan di dalam otak (cerebral vascular accident)
c) Inflamed appendix, nefrolithiasis
50

d) Kanker intracranial, hati, pankreas, tulang, dll.


e) Tulang yang retak

3.3.2 Manfaat CT-Scan


Dengan menggunakan CT-Scan, kita dapat menentukan ukuran dari
ventrikel. Jika terdapat tumor atau obstruksi, maka dapat ditentukan lokasi dan
ukuran dari tumor tersebut. Dengan CT-Scan saja hidrosefalus sudah bisa
ditegakkan. (37)
Pada hidrosefalus komunikan terjadi hubungan langsung antara CSS sistem
ventrikel dan CSS di ruang subarakhnoid. Hambatan aliran CSS pada tipe ini
biasanya terdapat pada bagian distal sistem ventrikel, yaitu pada ruang subarakhnoid
atau pada granulatio arachnoidea. Hal ini mengakibatkan akumulasi CSS dan
pembesaran ruang ventrikel. Jika produksi CSS berlebihan maka akan
mengakibatkan hidrosefalus komunikan. Gambaran brain CT scan akan
menunjukkan adanya dilatasi ringan dari semua sistem ventrikel termasuk ruang
subarakhnoid di proksimal dari daerah sumbatan. (35)
Pada hidrosefalus non komunikan, CSS pada ruang ventrikulus tidak bisa
mencapai ruang subarakhnoid karena adanya hambatan aliran CSS pada foramen
Monroe, aquaductus cerebri Sylvii, foramen magendi dan foramen luschka. Hal ini
disertai dengan produksi CSS yang terus-menerus.Pada CT scan sering menunjukkan
adanya pelebaran ventrikel lateralis dan ventrikel III. Ventrikel IV sering tampak
normal dan tampak mengalami penurunan densitas yang disebabkan oleh karena
terjadinya reabsorpsi transependimal dari CSS. (34)

3.3.3 Keuntungan dan Kerugian CT scan


Dalam memilih suatu pemeriksaan radiologi, dibutuhkan pertimbangan dari
segala segi, mulai dari manfaat, hingga biaya operasional alat. Oleh karena itu,
diperlukan pengetahuan mengenai keuntungan dan kerugian dari pemeriksaan
radiologi tersebut.
Keuntungan dari penggunaan CT-scan dibandingkan dengan pencitraan lain
adalah sebagai berikut:
1. Memiliki resolusi kontras yang baik
2. Memberikan detail anatomis yang tepat
3. Suatu tehnik pemeriksaan yang cepat, sehingga baik untuk pasien sakit
51

4. Berlawanan dengan ultrasonografi, citra diagnostik dapat diperoleh dari


pasien obes walaupun terdapat lemak yang memisahkan organ-organ abdomen
Kerugian dari penggunaan CT-Scan dibandingkan dengan pencitraan lain adalah
sebagai berikut:
1. Biaya yang tinggi untuk peralatan dan pemindaian
2. Artefak tulang pada pemindaian otak, biasanya pada fosa posterior, menurunkan
kualitas citra
3. Pemindaian sebagian besar terbatas pada bidang transversal, walaupun
pengulangan dapat dilakukan pada bidang lain
4. Menimbulkan radiasi dosis tinggi pada setiap pemeriksaan

3.3.4 Persiapan Pemeriksaan


a. Persiapan pasien
Tidak ada persiapan khusus bagi penderita, hanya saja instruksui-instruksi
yang menyangkut posisi penderita dan prosedur pemeriksaan harus diketahui dengan
jelas terutama jika pemeriksaan dengan menggunakan media kontras. Benda
aksesoris seperti gigi palsu, rambut palsu, anting-anting, penjempit rambut, dan alat
bantu pendengaran harus dilepas terlebih dahulu sebelum dilakukan pemeriksaan
karena akan menyebabkan artefak. (37)
b. Persiapan alat dan bahan
Alat dan bahan yang digunakan untuk pemeriksaan kepala dibedakan menjadi dua,
yaitu:
1. Peralatan steril :
Alat-alat suntik
Spuit
Kassa dan kapas
Alkohol
2. Peralatan non-steril
Pesawat CT-Scan
Media kontras (jika diindikasikan)
Tabung oksigen
3.3.5 Teknik Pemeriksaan
Posisi pasien : Pasien supine diatas meja pemeriksaan dengan posisi kepala
dekat dengan gantry.
52

Posisi Objek : Kepala hiperfleksi dan diletkkan pada head holder. Kepala
diposisikan sehingga mid sagital plane tubuh sejajar dengan lampu indikator
longitudinal dan interpupilary line sejajar dengan lampu indikator horizontal. Lengan
pasien diletakkan diatas perut atau disamping tubuh. Untuk mengurangi pergerakan
dahi dan tubuh pasien sebaiknya difikasasi dengan sabuk khusus pada head holder
dan meja pemeriksaan. Lutut diberi pengganjal untuk kenyamanan pasien.

Gambar 3.4 Posisi Pasien


Foto sebelum dan sesudah pemasukkan media kontras
Secara umum pemeriksaan CT-scan kepala membutuhkan 6-10 irisan axial.
Namun ukuran tersebut dapat bervariasi tergantung keperluan diagnosa. Untuk kasus
seperti tumor maka jumlah irisan akan mencapai dua kalinya karena harus dibuat
foto sebelum dan sesudah pemasukan media kontras. Tujuan dibuat foto sebelum dan
sesudah pemasukan media kontras adalah agar dapat membedakan dengan jelas
apakah organ tersebut mengalami kelainan atau tidak.

Gambar yang dihasilkan dalam pemeriksaan CT-scan kepala pada umumnya:


Potongan Axial I
Merupakan bagian paling superior dari otak yang disebut hemisphere. Kriteria
gambarnya adalah tampak :

Gambar 3.5 Posisi Irisan Otak Potongan Axial I


53

Gambar 3.6 Irisan CT-Scan dan Jaringan Otak Potongan Axial I


a. Bagian anterior sinus superior sagital
b. Centrum semi ovale (yang berisi materi cerebrum)
c. Fissura longitudinal (bagian dari falks cerebri)
d. Sulcus
e. Gyrus
f. Bagian posterior sinus superior sagital
Potongan Axial IV
Merupakan irisan axial yang ke empat yang disebut tingkat medial ventrikel.
Criteria gambarnya tampak :

Gambar 3.7 Posisi Irisan Otak Potongan Axial IV


54

Gambar 3.8 Irisan Ct-Scan dan Jaringan Otak Potongan Axial IV

a. Anterior corpus collosum


b. Anterior horn dari ventrikel lateral kiri
c. Nucleus caudate
d. Thalamus
e. Ventrikel tiga
f. Kelenjar pineal (agak sedikit mengalami kalsifikasi)
g. Posterior horn dari ventrikel lateral kiri

Potongan Axial V
Menggambarkan jaringan otak dalam ventrikel medial tiga. Kriteria gambar
yang tampak :
55

Gambar 3.9 Posisi irisan otak, irisan CT-Scan dan Jaringan Otak Potongan Axial V

a. Anterior corpus collosum


b. Anterior horn ventrikel lateral kiri
c. Ventrikel tiga
d. Kelenjar pineal
e. Protuberantia occipital interna
Potongan Axial VII
Irisan ke tujuh merupakan penggambaran jaringan dari bidang orbita. Struktur
dalam irisan ini sulit untuk ditampakkan dengan baik dalam CT-scan. Modifikasi-
modifikasi sudut posisi kepala dilakukan untuk mendapatkan gambarannya adalah
tampak :
56

Gambar 3.10 Posisi irisan otak, irisan CT-Scan dan Jaringan Otak Potongan Axial VII
a. Bola mata / occular bulb
b. Nervus optic kanan
c. Optic chiasma
d. Lobus temporal
e. Otak tengah
f. Cerebellum
g. Lobus oksipitalis
h. Air cell mastoid
i. Sinus ethmoid dan atau sinus sphenoid
57

Gambar 3.11 CT Scan kepala potongan axial pada pasien hidrosefalus komunikan,
tampak dilatasi pada sistem ventrikel dan disertai dengan brain atrofi.

3.4 MRI
Magnetic Resonance Imaging (MRI) adalah suatu teknik penggambaran
penampang tubuh berdasarkan prinsp resonansi magnetic inti atom hydrogen. Teknik
penggambaran MRI relative kompleks karena gambaran yang dihasilkan tergantung
pada banyaknya parameter. Alat tersebut mempunyai kemampuan membuat
gambaran ptongan coronal, sagittal, aksial dan obliq tanpa banyak memanipulasi
tubuh pasien. (37)

Gambar 3.12 Anatomi deep gray matter A) MRI potongan axial menunjukkan nucleus
kaudatus (c), putamen (p), globus palidus (g), kornu anterior (panah hitam panjang) dan
kornu posterior (tanda panah hitam pendek) dari kapsula interna. Thalamus dan
periaqueductal gray matter membatasi ventrikel ketiga. Forniks anterior (asterisk) dan
komisura posterior (panah putih) serta pulvinar thalamic gray (Pu). B) Di bawah Thalamus
(T) tampak nucleus subthalamic (panah hitam) dan substansia nigra (panah putih).
Hippocampus (H) tampak di aspek lateral. Thalamus bergabung di midline pada massa
intermedia, terlihat kolumna forniseal (di bawah asterisk) di atas thalami.
58

3.4.1 Tujuan dan Indikasi Pemeriksaan


Pemeriksaan MRI bertujuan mengetahui karakteristik morfologik (lokasi,
ukuran, bentuk, perluasan dari keadaan patologis). Adapun jenis pemeriksaan MRI
sesuai dengan organ yang akan dilihat yaitu : (36)
Pemeriksaan kepala untuk melihat kelainan pada kelenjar pituitary, lubang
telinga dalam, rongga mata, sistem ventrikel pada otak, dan sinus.
Pemeriksaan parenkim otak untuk mendeteksi stroke atau infark, gambaran
fungsi otak, perdarahan, massa intracranial, dan sebagainya.
Pemeriksaan tulang belakang untuk melihat proses degenerasi, tumor, infeksi
trauma dan kelainan bawaan.
Pemeriksaan musculoskeletal untuk organ : lutut, pergelangan kaki, kaki, untuk
mendeteksi robekan tulang rawan, tendon, ligament, tumor, infeksi dan
sebagainya.
Pemeriksaan abdomen untuk melihat hati, ginjal, kantong dan saluran empedu,
dan sebagainya.
Pemeriksaan thorax untuk melihat paru-paru, jantung.
Indikasi dilakukan pemeriksaan MRI kepala yaitu :
1. Stroke
2. Tumor Otak
3. Kelainan mielinisasi otak
4. Gangguan aliran CSS/hidrosefalus
5. Beberapa bentuk infeksi otak
6. Gangguan pembuluh darah otak

3.4.2 Manfaat MRI


Dengan menggunakan MRI pada pasien hidrosefalus, kita dapat melihat
adanya dilatasi ventrikel dan juga dapat menentukan penyebab dari hidrosefalus
tersebut.Jika terdapat tumor atau obstruksi, maka dapat ditentukan lokasi dan ukuran
dari tumor tersebut. (34)
Gambaran brain MRI hidrosefalus komunikan dijumpai adanya dilatasi
sistem ventrikel, termasuk ventrikel keempat, foramen luschka dan foramen
magendie. Hidrosefalus non komunikan disebabkan karena obstruksi foramen
monroe oleh tumor sehingga menghalangi aliran CSS dari ventrikulus lateralis ke
59

ventrikulus tertius, mengakibatkan akumulasi cairan dan pembesaran pada


ventrikulus lateralis pada sisi yang mengalami sumbatan. Obstruksi aquaductus
cerebri Sylvii oleh tumor, peradangan atau atresia kongenital mengakibatkan
akumulasi cairan dan pembesaran pada ventrikulus tertius dan kedua ventrikulus
lateralis. Obstruksi pada foramen Magendi dan Luschka oleh tumor, inflamasi atau
atresia kongenital mengakibatkan akumulasi dan pembesaran pada ventrikel quartus,
ventrikel tertius dan kedua ventrikel lateralis. Selain itu, pada brain MRI potongan
sagital akan terlihat penipisan dari korpus kalosum. (32)

Gambar 3.13 MRI kepala potongan axial, tampak dilatasi dari ventrikel.

Gambar 3.14 MRI kepala potongan sagital tampak obstruksi foramen luscha dan
magendie. Tampak dilatasi ventrikel lateralis dan quartus serta peregangan corpus
callosum.
3.4.3 Tipe-tipe MRI
MRI bila ditinjau dari tipenya terdiri dari : (37)
1. MRI yang memiliki kerangka terbuka (open gantry) dengan ruang yang
luas
60

2. MRI yang memiliki kerangka (gantry) biasa yang berlorong sempit.


3. MRI bila ditinjau dari kekuatan magnetnya terdiri dari :
MRI Tesla tinggi (High Field Tesla) memiliki kekuatan di atas 1-1,5
MRI Tesla sedang (Medium Field Tesla) memiliki kekuatan 0,5 T
MRI Tesla rendah (Low Field Tesla) memiliki kekuatan di bawah 0,5

3.4.4 Keuntungan dan Kerugian Menggunakan MRI


Keuntungan menggunakan MRI :
1. Dapat mencitrakan dibidang aksial, sagital, atau koronal
2. Tidak menggunakan sinar pengion.
3. Tidak berbahaya.
4. Tidak menimbulkan rasa sakit
5. Tidak terdapat artefak tulang akibat kurangnya sinyal dari tulang
6. Detail anatomis sangat baik terutama pada jaringan lunak
7. Dapat memperlihatkan pembuluh darah tanpa kontras magnetik resonance
angiography (MRA)
8. Penggunaan kontras intravena yang jauh lebih jarang dibandingkan CT-
Scan
Kerugian menggunakan MRI :
1. Biaya operasional mahal
2. Tidak mampu untuk menunjukkan kalsifikasi dengan akurat
3. Darah segar pada pendarahan baru tidak divisualisasi sebaik CT-Scan
4. MRI lebih sering ditoleransi dengan waktu pemeriksan yang lebih lama
dibandingkan CT-Scan
5. Kontraindikasi pada pasien dengan pacemaker, benda asing logam pada
mata, dan klip aneurisma arterial (dapat terdorong lepas dari posisinya
oleh medan magnet yang kuat).

3.4.5 MRI Sebagai Salah Satu Modalitas Diagnostik


MRI adalah suatu alat kedokteran di bidang pemeriksaan diagnostik
radiologi, yang menghasilkan rekaman gambar potongan penampang tubuh/organ
manusia dengan menggunakan medan magnet berkekuatan antara 0,064 1,5 tesla
(1 tesla = 1000 Gauss) dan resonansi getaran terhadap inti atom hidrogen. Beberapa
61

faktor kelebihan yang dimilikinya, terutama kemampuannya membuat potongan


koronal, sagital, aksial dan oblik tanpa banyak memanipulasi posisi tubuh pasien
sehingga sangat sesuai untuk diagnostik jaringan lunak. Teknik penggambaran MRI
relatif komplek karena gambaran yang dihasilkan tergantung pada banyak parameter.
Bila pemilihan parameter tersebut tepat, kualitas gambar MRI dapat memberikan
gambaran detail tubuh manusia dengan perbedaan yang kontras, sehingga anatomi
dan patologi jaringan tubuh dapat dievaluasi secara teliti. (36)
Untuk menghasilkan gambaran MRI dengan kualitas yang optimal sebagai
alat diagnostik, maka harus memperhitungkan hal-hal yang berkaitan dengan teknik
penggambaran MRI, antara lain :
a. Persiapan pasien serta teknik pemeriksaan pasien yang baik
b. Kontras yang sesuai dengan tujuan pemeriksaanya.
Evaluasi MRI pada hidrosefalus dititikberatkan untuk penilaian ukuran
ventrikel serta resorbsi transpendimal yang ada, dimana keadaan ini akan tampak
hiperintensitas periventrikel (sequence T2). Ada beberapa kriteria berdasarkan
inspeksi visual yang dapat diterapkan untuk penilaian hidrosefalus, yaitu :
1. Pelebaran/disproporsi antara ventrikel terhadap rongga subarakhnoid
2. Pelebaran (bulging) atrium dan kornu temporal (potongan coronal)
3. Balloning ventrikel III disertai kompresi dan pergeseran talamus ke bawah
4. Elevasi korpus kalosum (potongan sagital)

3.4.6 Kelebihan MRI dibandingkan dengan CT-Scan


Saat ini tersedia beberapa perangkat diagnostik, seperti Computered
Tomography (CT-Scan) dan Magnetic Resonance Imaging (MRI). Perangkat ini
merupakan modalitas yang dapat membantu menegakkan diagnosis penyakit. MRI
lebih unggul dibandingkan dengan alat pencitra radiologi yang lain, seperti pesawat
sinar-x konvensional, ultrasonografi, dan CT-Scan, karena dapat menampilkan
secara detail anatomi suatu organ berdasarkan kemampuannya yang lebih baik dalam
mendeteksi jaringan lunak. Selain itu, MRI tidak menggunakan sinar-x sehingga
tidak ada kekhawatiran timbulnya efek biologis, mutasi gen, dan terjadinya
keganasan akibat radiasi pengion. Secara spesifik kelebihan MRI dibandingkan
dengan pemeriksaan CT-Scan adalah: (37)
1. MRI lebih unggul untuk mendeteksi beberapa kelainan pada jaringan lunak
seperti otak, sumsum tulang, serta muskuloskeletal. MRI memberikan
62

resolusi yang tinggi dan kemampuan yang lebih baik dibandingkan dengan
CT-Scan dalam mendeteksi lesi-lesi patologis di daerah white matter.
2. MRI mampu memberi gambaran detail anatomi dengan lebih jelas.
3. Mampu melakukan pemeriksaan fungsional seperti pemeriksaan difusi,
perfusi dan spektroskopi yang tidak dapat dilakukan dengan CT-Scan.
4. Mampu membuat gambaran potongan melintang, tegak, dan miring tanpa
merubah posisi pasien.
5. MRI tidak menggunakan radiasi pengion.
MRI tidak menggunakan sinar X, sehingga pasien tidak terpapar radiasi.
Namun, dalam pemeriksaan pasien harus berada dalam alat sekitar 30 menit
sehingga memerlukan waaktu yang cukup lama. Kadang dibutuhkan obat penenang
dan penjelasan yang baik untuk mengatasi kecemasan pasien. (27)
Selain yang tersebut diatas, keuntungan lain dari penggunaan MRI adalah :
Tidak terpapar oleh radiasi
Diferensiasi yang lebih baik antara abu-abu dan putih sehingga sangat baik pada
diagnosa beberapa penyakit neurologis
Gambaran lebih baik pada fossa posterior
Gambaran lebih baik pada medula spinalis
Visualisasi lebih baik secara noninvasif menggunakan MRI nonangiografi.
MRI bersasaran (targeted MRI) sebagai salah satu imaging molekuler
Molekuler imaging adalah karakterisasi dan pengukuran invivo proses biologis pada
tingkat molekuler dan seluler dimana teknik imaging ini mengajukan untuk
memprob abormalitas molekuler yang merupakan dasar penyakit dan bukan
menggambarkan efek akhir dari perubahan molekuler. Untuk membuat image
molekul spesifik in vivo beberapa kriteria kunci secara umum harus dipenuhi yaitu :
a. Ketersediaan probe afinitas tinggi dengan farmakodinamika yang reasonable
b. Kemampuan probe ini untuk mengatasi hambatan pengiriman biologis
(vaskuler, interstitiel, dan membran sel)
c. Pemakaian strategi amflipikasi (kimiawi dan biologis)
d. Ketersediaan teknik imaging yang sensitif, cepat dan beresolusi tinggi.
63

3.4.7 Persiapan pemeriksaan


a. Persiapan pasien
Pemeriksaan MRI tidak memerlukan banyak persiapan khusus. MRI tidak
memberikan rasa sakit. Waktu yang diperlukan adalah berkisar 30-45 menit. Pasien
diharap tidak mengenakan aksesoris tubuh yang berasal dari bahan logam. Hal ini
penting karena MRI menggunakan prinsip magnetisasi. Pasien akan diminta diam
untuk beberapa saat sampai proses selesai. Ada baiknya pasien melihat terlebih
dahulu alat MRI sebelum dilakukan pemeriksaan, terutama untuk orang orang yang
memiliki ketakutan terhadap ruang sempit (klustrofobia). Pada pemeriksaan tertentu
diperlukan kontras dan sebelum disuntikkan akan dilakukan skin test terllebih dahulu
untuk melihat reaksi alergi. Setelah tidak ada reaksi alaergi barulah dikerjakan
penyuntikkan kontras sesuai prosedur.
b. Persiapan alat dan bahan
Alat dan bahan yang digunakan untuk pemeriksaan kepala dibedakan menjadi
dua, yaitu:
1. Peralatan steril :
Alat-alat suntik
Spuit
Kassa dan kapas
Alkohol
2. Peralatan non-steril :
Pesawat CT-Scan
Media kontras
Tabung oksigen

c. Persiapan Media Kontras


Pada umumnya pemeriksaan MRI tanpa menggunakan zat kontras. Zat kontras
terdiri dari unsur atom Gadolinium. Unsur ini mengandung 7 elektron yang terpisah
sehingga mempunyai tenaga magnit yang besar. Saat ini ditambah DTPA (diethylene
triamine pentaacetic acid). Gadolininium-DTPA disuntikkan intravena dengan dosis
0,1 mmol/kgBB = 0,2 ml/kgBB. (37)

Anda mungkin juga menyukai