Anda di halaman 1dari 5

Manusia purba (prehistoric people) adalah jenis manusia yang hidup jauh sebelum ditemukannya

tulisan. Manusia purba diyakini telah mendiami bumi sejak sekitar 4 juta tahun yang lalu.

Namun demikian, para ahli sejarah meyakini bahwa jenis manusia pertama telah ada di muka bumi
ini sekitar 2 juta tahun yang lalu.

Karena lamanya waktu, sisa-sisa manusia purba sudah membatu atau berubah menjadi fosil. Oleh
karena itu, manusia purba juga sering disebut manusia fosil.

Manusia purba adalah jenis manusia yang hidup pada zaman pleistosen yang mempunyai ciri-ciri
yang sangat sederhana baik bentuk fisik, kecerdasan, maupun tongkat peradabannya. Baca kembali
artikel Zaman Kuarter pertama

Dilihat dari ciri-cirinya, manusia purba mempunyai volume otak yang lebih kecil dari manusia
modern sekarang. Untuk mengetahui kehidupan manusia purba di Indonesia ada dua cara, yaitu
sebagai berikut :
1. Dengan melalui sisa-sisa tulang manusia, hewan, tumbuhan yang telah membatu (fosil).
2. Dengan melalui peninggalan peralatan dan perlengkapan kehidupan manusia sebagai hasil
budaya manusia, seperti alat-alat rumah tangga, bangunan, perhiasan atau senjata.

Situs Penemuan Manusia Purba

Situs atau tempat penemuan manusia purba khususnya di dilakukan oleh seorang dokter
berkebengsaan Belanda Eugene Dubois. Penelitian Dubois pertama kali di Sumatra Barat tidak
menuai hasil. Kemudian ia merambah ke Pulau Jawa, pada tahun 1891 Dubois berhasil
menemukan sebuah fosil manusia purba di sebuah desa bernama Trinil, di Kabupaten Ngawi,
Jawa Timur.

Penemuan fosil manusia purba tersebut ia namai Pithecanthropus Erectus, yang berarti manusia
kera yang sudah berjalan tegak. Setelah Dubois, seorang bernama Weidenrich pada tahun 1936
berhasil menemukan sebuah fosil tengkorak anak manusia purba di sebuah lembah.

Mula mula ia mengadakan penelitian di Sumatera Barat namun tidak membuahkan hasil, lalu ia
pindah ke Pulau Jawa . Di Pulau Jawa, ia berhasil menemukan fosil manusia purba di desa Trinil,
Kabupaten Ngawi, Jawa Timur pada tahun 1891. Fosil manusia purba ia beri nama
pithecanthropus erectus, yang artinya manusia kera yang berjalan tegak
Penemuan fosil selanjutnya pada tahun 1936 oleh Weidenrich. Ia menemukan fosil tengkorak
anak di Lembah

Penemuan Weidenrich selanjutnya adalah sebuah fosil yang diberi nama Pithecanthropus
Robustus yang ia temukan di desa Jetis pinggiran Sungai Brantas, Mojokerto, Jawa Timur.
Seorang von Koenigswald juga menemukan sebuah fosil manusia purba sejenis di Mojokerto,
dan diberinya nama Pithecanthropus Mojokertensis.

Koenigswald terus melakukan penggalian sekitar tahun 1936 sampai 1941 dan berhasil
menemukan fosil manusia purba tertua yang kemungkinan hidup pada 2 juta tahun lalu. Fosil
manusia tertua tersebut dinamakan Meganthropus Palaeojavanicus, yang artinya manusia raksasa
tertua dari Jawa. Meganthropus Palaeojavanicus diyakini hidup satu zaman dengan
Pithecanthropus Mojokertensis, tetapi tingkat kehidupannya masih lebih primitif.

Penggalian fosil manusia purba di Indonesia selanjutnya menemukan fosil yang diberi nama
Homo Sapiens yang artinya manusia yang berfikir. Manusia jenis ini diperkirakan sudah lebih
cerdas dibandingkan Pithecanthropus.

A. PITHECANTHROPUS
a. PITHECANTHROPUS ERECTUS
Pithecanthropus erectus, yang artinya Manusia kera yang berjalan tegak, berdasarkan fosil yang di temukan di desa
Trinil lembah bengawan solo oleh E. Dubois (1890). Fosil yang ditemukan berupa tulang rahang atas, tengkorak, dan
tulang kaki.
piterchanthropus erectus

b. PITHECANTHROPUS MOJOKERTENSIS
Pithecanthropus mojokertensis, disebut juga dengan Pithecanthropus robustus. Fosil manusia purba ini ditemukan
oleh Von Koeningswald pada tahun 1936 di Mojokerto, Jawa Timur. Fosil yang ditemukan hanya berupa tulang
tengkorak anak-anak.

Pithecanthropus mojokertensis

c. PITHECANTHROPUS SOLOENSIS
Pithecanthropus soloensis, ditemukan di dua tempat terpisah oleh Von Koeningswald dan Oppernoorth di Ngandong
dan Sangiran antara tahun 1931-1933. Fosil yang ditemukan berupa tengkorak dan juga tulang kering.

Pithecanthropus soloensis

Ciri-ciri Pithecanthropus

Memiliki tinggi tubuh antara 165-180 cm.

Badan tegap, namun tidak setegap Meganthrophus.


Volume otak berkisar antara 750 1350 cc.

Tonjolan kening tebal dan melintang sepanjang pelipis.

Hidung lebar dan tidak berdagu.

Mempunyai rahang yang kuat dan geraham yang besar.

Makanan berupa tumbuhan dan daging hewan buruan.

B. MEGANTHROPUS
Meganthropus Paleojavanicus ditemukan di Sangiran Jawa tengah pada tahun 1941 oleh van koenigswald.
Meganthropus paleojavanicus merupakan manusia yang berasal dari Jawa dan mempunyai tubuh yang besar. Fosil
tersebut tidak ditemukan dalam keadaan lengkap, melainkan hanya berupa beberapa bagian tengkorak, rahang
bawah, serta gigi-gigi yang telah lepas. Fosil yang ditemukan di Sangiran ini diperkirakan telah berumur 1-2 Juta tahun.

Meganthropus paleojavanicus

Ciri-Ciri Meganthropus paleojavanicus

Mempunyai tonjolan tajam di belakang kepala.

Bertulang pipi tebal dengan tonjolan kening yang mencolok.

Tidak mempunyai dagu, sehingga lebih menyerupai kera.

Mempunyai otot kunyah, gigi, dan rahang yang besar dan kuat.

Makanannya berupa tumbuh-tumbuhan.


C. Homo

Manusia purba dari genus Homo adalah jenis manusia purba yang berumur paling muda, fosil manusia purba jenis

ini diperkirakan berasal dari 15.000-40.000 tahun SM. Dari volume otaknya yang sudah menyerupai manusia

modern, dapat diketahui bahwa manusia purba ini sudah merupakan manusia (Homo) dan bukan lagi manusia kera

(Pithecanthrupus). Homo merupakan manusia purba yang memiliki fikiran yang cerdas Di Indonesia sendiri

ditemukan tiga jenis manusia purba dari genus Homo, antara lain Homo soloensis, Homo wajakensis, dan Homo

floresiensis.

a. HOMO SOLOENSIS

Homo soloensis, ditemukan oleh Von Koeningswald dan Weidenrich antara tahun 1931-1934 disekitar sungai

bengawan solo. Fosil yang ditemukan hanya berupa tulang tengkorak.

b. HOMO WAJAKENSIS

Homo wajakensis, ditemukan oleh Eugene Dubois pada tahun 1889 di Wajak, Jawa Timur. Fosil yang ditemukan

berupa rahang bawah, tulang tengkorak, dan beberapa ruas tulang leher.

C. HOMO FLORENSIS

Homo floresiensis, ditemukan saat penggalian di Liang Bua, Flores oleh tim arkeologi gabungan dari Puslitbang

Arkeologi Nasional, Indonesia dan University of New England, Australia pada tahun 2003. Saat dilakukan penggalian

pada kedalaman lima meter, ditemukan kerangka mirip manusia yang belum membatu (belum menjadi fosil) dengan

ukurannya yang sangat kerdil. Manusia kerdil dari Flores ini diperkirakan hidup antara 94.000 dan 13.000 tahun SM.

Homo Sapiens,diduga merupaka nenek moyang bangsa indonesia yg berasal dari yunan-daratan cina selatan yg
menyebar di kepulauan indonesia tahun 1500 SM.

Ciri-ciri Manusia Purba Homo atau Homo Sapiens :

Memiliki bentuk tubuh yang hampir sama dengan bentuk tubuh manusia pada zaman sekarang.
Banyak meninggalkan benda-benda budaya.
Memilki Kehidupan sederhana.

Anda mungkin juga menyukai