Oleh Kelompok II
Kelas : C
Fakultas Kesehatan
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan penyertaanya kelompok
kami dapat menyelesaikan makalah Asuhan Keperawatan Folikulitis pada mata kuliah Sistem
Integumen ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari harapan ibu dosen dan para pembaca,
namun kami berharap bahwa makalah ini dapat diterima agar menjadi pembelajaran bagi kami
dalam menyusun makalah tentang Asuhan Keperawatan berikutnya.
Kami menyampaikan terimakasih kepada semua yang telah membantu kami dalam
menyelesaikan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Penulis
Kelompok II kelas C
i
Daftar Isi
Kata Pengantar.................................................................................................................. i
Daftar Isi.............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................1
Latar Belakang......................................................................................................................1
Rumusan Masalah.................................................................................................................1
Tujuan .....................................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................................3
Kesimpulan.............................................................................................................................30
Saran...........................................................................................................................................30
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................31
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Folikulitis adalah infeksi folikel rambut, biasanya oleh bakteri staphylococcus aureus.
Peradangan terjadi di folikel. Faktor resiko terjadi trauma pada kulit dan higien buruk.
Insidensi folikulitis pada masyarakat luas sulit ditentukan karena banyak individu yang
terkena infeksi ini tidak pernah berobat ke dokter. Dengan penanganan yang tepat, pasien
folikulitis memiliki prognosis yang baik. Gangguan ini biasanya menghilang dalam dua
hingga tiga minggu. Prognosis pasien folikulitis tergantung pada intensitas infeksi dan
kondisi fisik pasien serta kemampuan tubuhnya untuk menahan infeksi.
Folikulitis dapat sembuh sendiri setelah dua atau tiga hari, tetapi pada beberapa kasus
yang persisten dan rekurens perlu penanganan lebih lanjut.
Rumusan Masalah
1
10. Bagaimana Asuhan Keperawatan pasien dengan Folikulitis?
Tujuan
1. Untuk mengetahui Struktur anatomi dan fisiologi dari Sistem Integumen
2. Untuk mengetahui Defenisi dari Folikulitis
3. Untuk mengetahui Etiologi dari Folikulitis
4. Untuk mengetahui Tanda dan Gejala dari Folikulitis
5. Untuk mengetahui Patofisiologi dari Folikulitis
6. Untuk mengetahui Pathway Folikulitis
7. Untuk mengetahui Komplikasi Folikulitis
8. Untuk mengetahui Pemeriksaan Diagnostik Folikulitis
9. Untuk mengetahui Penatalaksanaan Folikulitis
10. Untuk mengetahui Asuhan Keperawatan pasien dengan Folikulitis
2
BAB II
PEMBAHASAN
Kulit
3
- Tidak berinti
Stratum lusidum
4
Stratum spinosum / stratum malphigi / pickle cell layer
- Keratin merupakan protein yang tidak larut air menjaga kelembaban kulit
Stratum basale
Merupakan kelanjutan dermis, terdiri atas jaringan ikat longgar berisi sel-sel lemak
di dalamnya. Lapisan sel-sel lemak disebut panikulus adiposa yang berfungsi
sebagai cadangan makanan. Dalam lapisan ini terdapat ujung-ujung saraf tepi,
pembuluh darah dan getah bening
Melanocytes
5
Melanin dapat mencegah kerusakan DNA, membantu mencegah kanker kulit
(Anonymus, 2011)
Kelenjar Ekrin
Kelenjar apokrin
Fungsi Kulit
Fungsi proteksi
Kulit menjaga bagian dalam tubuh terhadap gangguan fisis atau mekanis, misalnya
tekanan, gesekan, tarikan, gangguan kimiawi terutama yang bersifat iritan; lisol,
karbol, asam dan alkali kuat, gangguan yang bersifat panas; radiasi, sengatan UV,
gangguan infeksi luar; kuman/bakteri, jamur
Hal di atas terjadi karena adanya bantalan lemak, tebalnya lapisan kulit dan serabut
jaringan penunjang yang berperan sebagai pelindung terhadap gangguan fisis.
6
Fungsi absorbsi
Kulit yang sehat tidak mudah menyerap air, larutan dan benda padat, tapi cairan yang
mudah menguap lebih mudah diserap. Permeabilitas kulit terhadap O2, CO2 dan uap
air memungkinkan kulit ikut mengambil bagian pada fungsi respirasi.
Fungsi ekskresi
Kelenjar kulit mengeluarkan zat-zat yang tidak berguna lagi atau sisa metabolisme
dalam tubuh; NaCl, urea, as urat dan ammonia. Sebum yang diproduksi melindungi
kulit juga menahan evaporasi air yang berlbhan sehingga kulit tidak menjadi kering.
Produksi kelenjar lemak dan keringat di kulit menyebabkan keasaman kulit pada pH
5-6,5
Fungsi persepsi
Kulit melakukan peranan ini dengan cara mengeluarkan keringat dan mengerutkan
otot / kontraksi pembuluh darah kulit. Kulit kaya akan pembuluh darah sehingga
memungkinkan kulit mendapat nutrisi yang cukup baik.
Sel pembtk pigmen/melanosit terletak di lapisan basal dan sel ini berasal dari rigi
saraf. Jumlah melanosit menentukan warna kulit ras maupun individu. Warna kulit
tidak sepenuhnya dipengaruhi oleh pigmen kulit melainkan juga oleh tebal tipisnya
kulit, reduksi Hb, oksi Hb dan karoten.
7
Fungsi keratinisasi
Proses berlangsung 14-21 hari sebagai perlindungan terhadap infeksi secara mekanis
fisiologik
Rambut
Defenisi
Folikulitis adalah infeksi folikel rambut, biasanya oleh bakteri staphylococcus aureus.
Peradangan terjadi di folikel. Faktor resiko terjadi trauma pada kulit dan higien buruk. (Corwin,
2011)
8
Folikulitis merupakan infeksi bakteri pada folikel rambut yang menyebabkan
pembentukan pustula. (Kowalak, 2011)
Folikulitis adalah peradangan yang hanya terjadi pada umbi akar rambut saja.
Berdasarkan letak munculnya, bisul jenis ini dapat dibedakan menjadi 2, yaitu
superficial atau hanya di permukaan sajadan yang letaknya lebih dalam lagi disebut
profunda. (Rahayu, 2007)
Folikulitis adalah peradangan pada selubung akar rambut (folikel ) yang umumnya
disebabkan oleh bakteri staphylococcus aureus. Folikulitis timbul sebagai bintik-bintik kecil
disekeliling folikel rambut. (Rifki, 2011)
Klasifikasi
1. FOLIKULITIS SUPERFICIAL
9
a) Pseudomonas Folikulitis
Sekitar 12 sampai 48 jam terpajan, akan timbul papul kemerahan sampai dengan
adanya pustul. Ruam akan bertambah berat pada bagian tubuh yang tertutup
pakaian renang dengan air yang terkontaminasi dengan pseudomonas.
(Anonymus, 2011)
b) Tinea Barbae
Lebih sering disebabkan oleh jamur Trychopyton verrucosum atau Trychopyton
mentagrophytes. Folikulitis tipe ini juga terjadi di daerah dagu pria ( jenggot ).
Tinea barbae menyebabkan timbulnya bintik-bintik putih yang gatal. (Anonymus,
2011)
c) Pseudofolikulitis Barbae
Pada inflamasi folikel rambut di daerah jenggot, pseudofolikulitis barbae
menyebabkan jenggot menjadi keriting. (Anonymus, 2011)
d) Pityrosporum Folikulitis
Lebih sering terjadi pada dewasa muda.Folikulitis tipe ini menimbulkan gejala
kemerahan, pustul dan gatal pada daerah punggung, dada dan kadang-kadang
daerah bahu, lengan atas dan wajah. Disebabkan oleh infeksi ragi, seperti
malassezia furfur, sama halnya seperti jamur yang menyebabkan ketombe.
(Anonymus, 2011)
2. FOLIKULITIS PROFUNDAN
10
flora di hidung akan kembali normal apabila pemakaian antibiotik dihentikan.
(Anonymus, 2009)
b) Folikulitis Eosinofilik
Terutama terjadi pada penderita dengan HIV positif.Folikulitis tipe ini memiliki
gejala khas yaitu inflamasi yang berulang, luka yang bernanah (pus), terutama
terjadi pada wajah tetapi dapat juga terjadi pada punggung dan lengan atas.Luka
biasanya menyebar, sangat gatal dan seringkali menimbulkan hipopigmentasi.
(Anonymus, 2009)
1. Folikulitis bakterial
Folikulitis bakterial terjadi ketika bakteri memasuki tubuh lewat luka, goresan,
sayatan bedah, atau berkembang biak pada kulit dekat folikel rambut. Bakteri dapat
terperangkap di folikel dan infeksi dapat menyebar dari folikel rambut ke bagian lain
dari tubuh.Folikulitis bakterial bisa dangkal atau mendalam.Folikulitis dangkal, yang
disebut juga impetigo, terdiri dari bintil berisi nanah yang terangkat dari kulit.Bintil
itu sering dikelilingi oleh lingkaran kemerahan.
Folikulitis dalam terjadi ketika infeksi menyerang lebih dalam dan melibatkan
lebih banyak folikel untuk menghasilkan furunkel dan karbuncle.Ini lebih serius
daripada folikulitis dan dapat menyebabkan kerusakan permanen dan menimbulkan
luka yang membekas pada kulit.Folikulitis bakterial biasanya terjadi pada anak-anak
dan orang dewasa.Staphylococcus aureus adalah penyebab folikulitis bakterial
terbanyak.Ini juga menyebabkan sikosis, yaitu infeksi kronis yang melibatkan seluruh
folikel rambut.Selain itu spesies streptococcus, pseudomonas, proteus dan bakteri
coliform juga menjadi penyebab folikulitis bakterial. (Anonymus, 2011)
2. Folikulitis jamur
Seperti namanya folikulitis jamur ini disebabkan karena infeksi jamur. Infeksi
jamur dangkal ditemukan di lapisan atas kulit, infeksi jamur dalam menyerang lapisan
11
kulit yang lebih dalam. Infeksi dari folikel rambut juga dapat menyebar ke dalam
darah atau organ dalam.
Jamur Dermatophytic , jamur Pityrosporum dan folikulitis ragi kandida adalah
penyebab utama folikulitis jamur. Folikulitis dermatophytic paling sering disebabkan
oleh spesies zoofilik, yaitu spesies jamur yang menunjukkan daya tarik atau
persamaan dengan hewan. Kondisi ini ditandai dengan munculnya bintil folikuler di
sekitar plak eritematosa berwarna merah yang mengeras. Penetrasi jamur yang dalam
menyebabkan peradangan yang tinggi dan menentukan besarnya kerontokan rambut
yang terjadi akibat infeksi. (Anonymus, 2011)
3. Folikulitis virus
Folikulitis Virus melibatkan berbagai infeksi virus pada folikel rambut. Infeksi
karena virus herpes sederhana (HSV) sering berubah menjadi luka berbintil atau
borok, dan akhirnya menjadi kerak. Infeksi yang disebabkan oleh kontagiosum
moluskum mengindikasikan sebuah imunitas tertahan yang bermanifestasi sebagai
papula berwarna keputihan dan gatal yang berada di daerah jenggot. Ada juga
beberapa laporan tentang folikulitis yang disebabkan oleh infeksi herpes zoster.
(Anonymus, 2011)
4. Folikulitis parasit
Parasit yang menyebabkan folikulitis biasanya adalah patogen kecil yang
bersembunyi di dalam folikel rambut untuk tinggal atau bertelur di sana. Kutu rambut
seperti demodex folliculorum dan demodex brevis adalah penghuni alami pada folikel
pilo-sebaceous manusia. (Anonymus, 2011)
Etiologi
12
2. Pseudomonas aeruginosa (mikroorganisme yang hidup dalam lingkungan hangat
dan memiliki PH tinggi serta kandungan klorin yang rendah) (Kowalak, 2011)
Gejala klinis folikulitis berbeda beda tergantung jenis infeksinya. Pada bentuk kelainan
superfisial, bintik-bintik kecil (papul ) berkembang di sekeliling satu atau beberapa
folikel. Papul kadang-kadang mengandung pus ( pustul ), ditengahnya mengandung
rambut serta adanya krusta disekitar daerah inflamasi. Infeksi terasa gatal dan agak sakit,
tetapi biasanya tidak terlalu menyakitkan.Tempat predileksi folikulitis superfisial yaitu di
tungkai bawah. Folikulitis profunda akan merusak seluruh folikel rambut sampai ke
subkutan sehingga akan teraba infiltrat di subkutan dan dapat menimbulkan gejala yang
lebih berat yaitu sangat sakit, adanya pus yang akhirnya dapat meninggalkan jaringan ikat
apabila telah sembuh. (Anonymus, 2009)
Patofisiologi
Infeksi bakteri terjadi ketika terdapat inokulum bakteri yang jumlahnya mencapai 100.000
organisme per ml eksudat, atau per gram jaringan, atau per mm2 daerah permukaan. Itu
kemudian ditunjang dengan lingkungan yang rentan terhadap bakteri seperti air, elektrolit,
karbohidrat, hasil pencernaan protein, dan darah. Hilangnya resistensi pejamu terhadap
infeksi (sawar fisik yang terganggu, respon biokimiawi/humoral yang menurun, respon
selular yang menurun).
Bakteri menimbulkan beberapa efek sakitnya dengan melepaskan senyawa berikut:
Setelah kulit terpapar bakteri, timbul respon inflamasi seperti rubor (kemerahan), tumor
(pembengkakan), dolor (nyeri), dan kalor (panas). Setelah itu rekasi inflamasinya menetap,
sedangkan infeksinya menghilang. Infeksi kemudian menyebar melalui beberapa cara, yaitu:
13
Setelah infeksi menyebar, muncul abses. Abses ini merupakan respon kekebalan tubuh
terhadap infeksi yang muncul. Jika dirawat dengan baik, akan muncul jaringan granulasi,
fibrosis, dan jaringan parut. Namun jika tidak ditangani secara baik, akan menyebabkan
infeksi kronis, yakni menetapnya organisme pada jaringan yang menyebabkan respon
inflamasi kronis (Pierce & Borley, 2007)
14
Pathway
15
Komplikasi
Pada beberapa kasus folikulitis ringan, tidak menimbulkan komplikasi meskipun infeksi
dapat rekurens atau menyebar serta menimbulkan plak.
Pemeriksaan Diagnostik
16
Penatalaksanaan
Kadang folikulitis dapat sembuh sendiri setelah dua atau tiga hari, tetapi pada beberapa kasus
yang persisten dan rekurens perlu penanganan lebih lanjut.
Pengobatan dapat diberikan antibiotik sistemik, antibiotik topical seperti salep mupirosin
atau klindamisin atau larutan eritromisin serta penggunaan antiseptik
( contoh, chlorhexidine ) dapat diberikan sebagai terapi tambahan, tetapi jangan digunakan
tanpa pemberian antibiotik sistemik. Dianjurkan pemberian antibiotik sistemik dengan
harapan dapat mencegah terjadinya infeksi kronik. (Anonymus, 2009)
Pembersihan daerah yang terinfeksi dengan sabun antiseptik dan air serta kompres basah dan
hangat untuk menimbulkan vasodilatasi serat pengaliran pus dari daerah lesi dapat dilakukan
pada penderita folikulitis. (Kowalak, 2011)
Pencegahan
- Perawatan hiegine perorangan serta keluarga yang baik
- Untuk menghindari penularan bakteri kepada anggota keluarga lain, beri tahu pasien
agar menggunakan handuk dan lap mukanya sendiri. Beri tahu pula bahwa barang-
barang ini harus direndam dulu dalam air panas sebelum dicuci (atau cuci dengan mesin
cuci yang menggunakan air panas)
- Pasien harus mengganti pakaian dan perlengkapan tidurnya (seperti sprei, selimut,
sarung bantal, dll) setiap hari dan semua barang ini harus dicuci memakai air panas
- Anjurkan pasien untuk mengganti perban dengan sering dan segera membuangnya
dalam kantung kertas ke tempat sampat. (Kowalak, 2011)
17
ASUHAN KEPERAWATAN
Pengkajian
Identitas Pasien:
Nama : Tn. W
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 35 tahun
Agama : Kristen Protestan
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Buruh
Status Perkawinan : Kawin
Alamat : Talake
18
Status Kesehatan
19
Pola nutrisi metabolik:
Sebelum sakit: Tn.w mengatakan makan 3x sehari dengan baik, minum 7-8 gelas/hari.
Saat sakit: Tn.w mengatakan menghabiskan makanan yang disedikan, minum 6-7
gelas/hari.
Pola eliminasi:
Sebelum sakit: Tn.w mengatakan tidak ada gangguan saat BAB dan BAK. BAB 1x/hari
dan BAK 4x/hari
Saat sakit: Tn.w mengatakan tidak ada gangguan saat BAB dan BAK. BAB 1x/hari dan
BAK 4x/hari.
Pola aktifitas:
Sebelum sakit: Tn.w mengatakan melakukan aktivitas seperti biasa yaitu bekerja, dan
melakukan kegiatan yang lain sesuai dengan rutinitasnya.
Saat sakit: Tn.w mengatakan melakukan aktivitas seperti biasa
Data Sistemik
20
Pengisian Kapiler : normal , edema :-
Lain-lain :-
d. Sistem syaraf pusat
Kesadaran :- , GCS :-
Bicara :-
Pupil :-
Orientasi waktu :- , Orientasi tempat :-
Orientasi orang :-
e. Sistem gastrointestinal
Nafsu makan :-
Mulut dan tenggorokan :-
Kemampuan mengunyah :-
Kemampuan menelan :-
Perut :-
Colon dan rectum
BAB :-
Lain-lain :-
f. Sistem muskoloskeletal
Rentang gerak :-
Keseimbangan dan cara jalan :-
Kemampuan memenuhi aktivitas :-
sehari-hari
genggaman tangan :-
otot kaki :-
g. Sistem integumen
Warna kulit : memerah
Turgor : menurun
Memar :-
Kemerahan : kemerahan
h. Sistem reproduksi
Infertile :- , masalah menstruasi : -
21
i. Sistem perkemihan
Vesica urinaria
BAK : normal
Warna : jernih
22
Analisis data
digaruk
23
Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan respons inflamasi ditandai dengan benjolan terasa nyeri
dan gatal. Skala nyeri 2-4.
2. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan rasa gatal ditandai dengan pasien
menggaruk benjolan.
3. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan pembengkakan ditandai dengan pasien
menutup bagian dagu yang benjol dan kemerahan.
24
Intervensi, Implementasi, Evaluasi Keperawatan
25
terdapat terhadap nyeri yang dapat maka dapat n. 2. pasien tidak
benjolan 4. RR dalam memicu membantu 3. menggunakan gelisah
terasa nyeri batas normal nyeri. mengetahui tingkat strategi 3. Wajah pasien
dan gatal. (16- 2. Observasi dan perkembangan komunikasi tampak relaks
20x/menit) tanda-tanda nyeri. terapeutik 4. Tekanan darah
DO: 5. Nadi dalam non verbal dalam mengkaji dalam batas
- Kulit dagu batas normal atau isyarat Membantu pasien pengalaman normal (
pasien (60- dari menginterpretasikan nyeri dan 120/80 mmHg
tampak 100x/menit) ketidaknyam nyerinya. menyampaikan )
memerah 6. Tekanan darah anan. pemeriksaan
Skala nyeri 2- dalam batas 3. Gunakan Peningkatan terhadap respon A: Masalah nyeri akut
4 normal strategi tekanan darah, pasien terhadap teratasi
(120/80mHg) komunikasi respirasi rate, dan nyeri. P: Intervensi dihentikan
Pain control terapeutik denyut nadi 4. mengkaji tanda-
(kontrol nyeri) dalam umumnya tanda vital
1. Pasien dapat mengkaji menandakan adanya pasien
mengenli pengalaman peningkatan nyeri 5. mengontrol
onset nyeri. nyeri dan yang dirasakan. faktor
2. Pasien dapat menyampaik lingkungan
mendeskripsik an Membantu yang dapat
an faktor- pemeriksaan memodifikasi dan menyebabkan
faktor terhadap menghindari faktor- ketidaknyamana
penyebab respon pasien faktor yang dapat n, seperti suhu
nyeri. terhadap meningkatkan ruangan,
3. Pasien dapat nyeri. ketidaknyamanan pencahayaan,
mengontrol 4. Kaji tanda- pasien. kebisingan.
nyerinya tanda vital 6. berkolaborasi
26
dengan pasien Membantu dalam
menggunakan 5. Kontrol mengurangi nyeri pemberian
teknik faktor yang dirasakan. analgetik sesuai
managemen lingkungan dengan indikasi.
nyeri non yang dapat
farmakologis. menyebabka
4. Pasien n
melaporkan ketidaknyam
terkontrol anan, seperti
suhu
ruangan,
pencahayaan,
kebisingan.
Kolaborasi:
Kolaborasi
dalam
pemberian
analgetik
sesuai
dengan
indikasi.
27
2. 30 2. Kerusakan Setelah dilakukan Skin care: Tropical Mengevaluasi status 1. memantau
September integritas asuhan keperawatan treatment kerusakan kulit adanya S: pasien tidak
2017 kulit 3x24 jam (perawatan kulit: sehingga dapat kerusakan kulit mengeluh nyeri pada
berhubung diharapkan terapi tropikal) memberikan pasien setiap lesi kulit
10.00 an dengan integritas kulit Mandiri: intervensi yang hari O:
WIT rasa gatal pasien membaik 1. Pantau adanya tepat 2. mencegah 1. Temperatur
ditandai dengan Kriteria kerusakan kulit penggunaan jaringan,
dengan hasil: pasien setiap Keadaan yang linen bertekstur sensasi,
Tn.w Tissue Integrity: hari lembab dapat kasar dan juga elastisitas,
menggaru Skin & Mucous 2. Cegah meningkatkan agar linen tetap hidrasi,
k membran penggunaan perkembangbiakan bersih, tidak pigmentasi,
benjolan. (integritas jaringan: linen bertekstur mikroorganisme lembab dan perspirasi,
kulit dan membrane kasar dan juga dan untuk tidak kusut. warna,
mukosa) agar linen tetap mencegah 3. melakukan ketebalan kulit
DS: 1. Temperatur bersih, tidak terjadinya lesi kulit perawatan kulit baik
pasien kulit lembab dan akibat gesekan secara aseptik 2 2. Bebas lesi
mengatakan 2. Sensasi kulit tidak kusut. dengan linen kali sehari jaringan
sering 3. Elastisitas 3. Lakukan 4. berkolaborasi 3. Kulit intak
menggaruk kulit perawatan kulit Untuk pemberian anti (tidak ada
benjolan 4. Hidrasi kulit secara aseptik 2 meningkatkan biotik/ anti eritema dan
tersebut. 5. Warna kulit kali sehari proses inflamasi/ anti nekrosis)
6. Tekstur kulit penyembuhan lesi jamur tropikal
DO: Terdapat 7. Ketebalan Kolaborasi: kulit serta sesuai dengan A: Masalah kerusakan
pustule kulit Kolaborasi mencegah indikasi. integritas kulit teratasi
disekitar 8. Bebas lesi pemberian anti terjadinya infeksi P: Intervensi dihentikan
folikel jaringan biotik/ anti sekunder untuk
rambut. 9. Kulit intak ( inflamasi/ anti mengatasi keluhan
28
tidak ada jamur tropikal dan lesi pada kulit
eritema dan sesuai dengan akibat infeksi jamur
nekrosis) indikasi.
29
benjol dan perubahan yang yang sama sehingga terjadi pada
memerah. terjadi pada dapat meningkatkan tubuhnya akibat
tubuhnya citra tubuh. penyakitnya.
DO: pasien akibat 4. membantu
menutup penyakitnya. Dengan berdiskusi orang terdekat
bagian dagu 4. Bantu orang dapat menentukan untuk
yang benjol terdekat untuk intervensi yang mengidentifikas
dan mengidentifika tepat untuk i aspek positif
kemerahan. si aspek positif meningkatkan citra dalam diri
dalam diri tubuh klien. pasien
pasien
Menyesuaikan
persepsi dari pasien
dan keluarga
dengan ralita dapat
meningkatkan citra
tubuh.
Keluarga orang
terdekat pasien,
dengan keluarga
pasien dapat
beradaptasi dengan
perubahan fisik dan
dapat meningkatkan
citra tubuh pasien.
30
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Folikulitis adalah infeksi folikel rambut, biasanya oleh bakteri staphylococcus aureus.
Peradangan terjadi di folikel. Faktor resiko terjadi trauma pada kulit dan higien buruk.
Gejala klinis folikulitis berbeda beda tergantung jenis infeksinya. Pada bentuk kelainan
superfisial, bintik-bintik kecil (papul ) berkembang di sekeliling satu atau beberapa folikel.
Folikulitis dapat menyebabkan beberapa komplikasi antara lain : selulitis, furunkulosis,
skar, kerusakan folikel rambut, dan kebotakan permanen.
Kadang folikulitis dapat sembuh sendiri setelah dua atau tiga hari, tetapi pada beberapa
kasus yang persisten dan rekurens perlu penanganan lebih lanjut.
Saran
Perawatan hiegine perorangan serta keluarga yang baik harus dimiliki oleh setiap
individu untuk menghindari terjadinya folikulitis. Untuk menghindari penularan bakteri kepada
anggota keluarga lain, beri tahu pasien agar menggunakan handuk dan lap mukanya sendiri. Beri
tahu pula bahwa barang-barang ini harus direndam dulu dalam air panas sebelum dicuci (atau
cuci dengan mesin cuci yang menggunakan air panas).
31
DAFTAR PUSTAKA
scribd.makalah folikulitis
Anonymus. 2011. Folikulitis, Bisul, & Karbunkel.
Jennifer P. Kowalak, William Welsh, Brenna Mayer. 2003. Buku Ajar Patofisiologi.Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC
Price, Sylvia A dan Lorraine M. Wilson. 2005. Patofisiologi: konsep klinis proses-proses
penyakit. Jakarta: EGC
32
Nama- Nama yang Presentasi, Bertanya dan Menjawab
Presentasi Kelompok II
Tita Sialana
Yokbet Yaki
Bertanya
Juliana Lan de Lima ( kelompok I )
Moren Lilipory ( kelompok III )
Salmon Sapulette ( kelompok V )
Menjawab
Tita Sialana
Minanlel Bembuain
Sanry Z. Komsary
33