Anda di halaman 1dari 36

Sistem Integumen

( ASUHAN KEPERAWATAN FOLIKULITIS )

Oleh Kelompok II

Minanlel Bembuain ( aktif )

Priscillya Thelessy ( aktif )

Sanry Z. Komsary ( aktif )

Tita Sialana ( aktif )

Vivien Pasinau ( aktif )

Yeni Waimese ( aktif )

Yokbet Yaki ( aktif )

Kelas : C

Program Studi : Ilmu Keperawatan

Fakultas Kesehatan

Universitas Kristen Indonesia Maluku


Kata Pengantar

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan penyertaanya kelompok
kami dapat menyelesaikan makalah Asuhan Keperawatan Folikulitis pada mata kuliah Sistem
Integumen ini.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari harapan ibu dosen dan para pembaca,
namun kami berharap bahwa makalah ini dapat diterima agar menjadi pembelajaran bagi kami
dalam menyusun makalah tentang Asuhan Keperawatan berikutnya.

Kami menyampaikan terimakasih kepada semua yang telah membantu kami dalam
menyelesaikan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Ambon, 24 September 2017

Penulis

Kelompok II kelas C

i
Daftar Isi

Kata Pengantar.................................................................................................................. i

Daftar Isi.............................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................1

Latar Belakang......................................................................................................................1

Rumusan Masalah.................................................................................................................1

Tujuan .....................................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................................3

Struktur Anatomi dan Fisiologi Sistem Integumen..................................................................3


Defenisi.................................................................................................................................8
Klasifikasi..............................................................................................................................9
Etiologi.................................................................................................................................10
Tanda dan gejala...................................................................................................................12
Patofisiologi...........................................................................................................................12
Pathway.................................................................................................................................14
Komplikasi.............................................................................................................................15
Pemeriksaan penunjang..........................................................................................................15
Penatalaksanaan.....................................................................................................................16
ASUHAN KEPERAWATAN.................................................................................................17

BAB III PENUTUP...............................................................................................................30

Kesimpulan.............................................................................................................................30
Saran...........................................................................................................................................30

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................31

ii
BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Folikulitis adalah infeksi folikel rambut, biasanya oleh bakteri staphylococcus aureus.
Peradangan terjadi di folikel. Faktor resiko terjadi trauma pada kulit dan higien buruk.

Insidensi folikulitis pada masyarakat luas sulit ditentukan karena banyak individu yang
terkena infeksi ini tidak pernah berobat ke dokter. Dengan penanganan yang tepat, pasien
folikulitis memiliki prognosis yang baik. Gangguan ini biasanya menghilang dalam dua
hingga tiga minggu. Prognosis pasien folikulitis tergantung pada intensitas infeksi dan
kondisi fisik pasien serta kemampuan tubuhnya untuk menahan infeksi.

Folikulitis dapat menyebabkan beberapa komplikasi antara lain : selulitis, furunkulosis,


skar, kerusakan folikel rambut, dan kebotakan permanen.

Folikulitis dapat sembuh sendiri setelah dua atau tiga hari, tetapi pada beberapa kasus
yang persisten dan rekurens perlu penanganan lebih lanjut.

Rumusan Masalah

1. Bagaimana Struktur anatomi dan fisiologi dari Sistem Integumen ?


2. Bagaimana Defenisi dari Folikulitis ?
3. Apa Etiologi dari Folikulitis ?
4. Bagaimana Tanda dan Gejala dari Folikulitis?
5. Bagaimana Patofisiologi dari Folikulitis?
6. Bagaimana Pathway Folikulitis?
7. Bagaimana Komplikasi Folikulitis?
8. Bagaimana Pemeriksaan Diagnostik Folikulitis ?
9. Bagaimana Penatalaksanaan Folikulitis ?

1
10. Bagaimana Asuhan Keperawatan pasien dengan Folikulitis?
Tujuan
1. Untuk mengetahui Struktur anatomi dan fisiologi dari Sistem Integumen
2. Untuk mengetahui Defenisi dari Folikulitis
3. Untuk mengetahui Etiologi dari Folikulitis
4. Untuk mengetahui Tanda dan Gejala dari Folikulitis
5. Untuk mengetahui Patofisiologi dari Folikulitis
6. Untuk mengetahui Pathway Folikulitis
7. Untuk mengetahui Komplikasi Folikulitis
8. Untuk mengetahui Pemeriksaan Diagnostik Folikulitis
9. Untuk mengetahui Penatalaksanaan Folikulitis
10. Untuk mengetahui Asuhan Keperawatan pasien dengan Folikulitis

2
BAB II

PEMBAHASAN

Struktur Anatomi dan Fisiologi Sistem Integumen


(Anonymus, 2011)

Kulit

tersusun atas 3 lapisan utama

1. Lapisan epidermis/ kutikel

Stratum korneum / lapisan tanduk

- Lapisan kulit yang paling luar


- Terdiri atas beberapa lapis sel-sel gepeng yang mati

3
- Tidak berinti

Stratum lusidum

- Terdapat langsung di bawah lapisan korneum


- Lapisan sel terang
- Lapisan sel gepeng tanpa inti
- Hanya ada pada kulit yang tebal, tampak lebih jelas di telapak tangan dan
kaki

Stratum granulosum / lapisan keratohialin

- Terdiri dari 2-3 lapisan sel gepeng


- Grainy (lapisan bulir padi)
- Terdapat inti diantaranya.
- Tampak jelas di telapak tangan dan kaki.

4
Stratum spinosum / stratum malphigi / pickle cell layer

- Keratin merupakan protein yang tidak larut air menjaga kelembaban kulit

Stratum basale

- Lapisan epidermis yang paling dalam, berkontak dengan dermis


- Terdiri atas sel-sel berbentuk kubus
- Terdiri dari sel pembentuk melanin yang mengandung pigmen

2. Lapisan dermis/ korium, kutis vera, true skin


- Berisi 3 jenis jaringan : Kolagen dan serat elastis, Otot, Saraf
- Mendapat suplai darah dan saraf
- Sensori : sentuhan, tekanan, temperatur, nyeri.
- Terdiri dari 2 bagian :

1. Pars Papilare : bagian yang menonjol ke epidermis, berisi ujung serabut


saraf dan pemb darah
2. Pars Retikulare : banyak mengandung jaringan ikat, folikel rambut,
pemb darah, saraf, kolagen. Lapisan subkutis/ hypodermis

3. Lap subkutis/ hipodermis

Merupakan kelanjutan dermis, terdiri atas jaringan ikat longgar berisi sel-sel lemak
di dalamnya. Lapisan sel-sel lemak disebut panikulus adiposa yang berfungsi
sebagai cadangan makanan. Dalam lapisan ini terdapat ujung-ujung saraf tepi,
pembuluh darah dan getah bening

Melanocytes

Mampu memproduksi pigmen coklat, melanin

Melanin dapat menyerap sinar ultraviolet (UV)

5
Melanin dapat mencegah kerusakan DNA, membantu mencegah kanker kulit
(Anonymus, 2011)

Struktur Asesoris Kulit

Terdiri dari kelenjar keringat dan kelenjar sebaseus/ kelenjar minyak

Kelenjar keringat terbagi atas :

Kelenjar Ekrin

- Kelenjar kecil-kecil, letaknya dangkal, di lapisan dermis, bermuara di


permukaan kulit.
- Sekresi kelenjar ekrin dipengaruhi oleh stres emosional, faktor paanas dan saraf
simpatis
- Fungsinya untuk pengeluaran keringat, pengaturan suhu tubuh

Kelenjar apokrin

- Terletak lebih dalam, sekresi lebih kental


- Banyak terdapat pada axila, areola mamae,, dan saluran telinga luar

Fungsi Kulit

Fungsi proteksi

Kulit menjaga bagian dalam tubuh terhadap gangguan fisis atau mekanis, misalnya
tekanan, gesekan, tarikan, gangguan kimiawi terutama yang bersifat iritan; lisol,
karbol, asam dan alkali kuat, gangguan yang bersifat panas; radiasi, sengatan UV,
gangguan infeksi luar; kuman/bakteri, jamur

Hal di atas terjadi karena adanya bantalan lemak, tebalnya lapisan kulit dan serabut
jaringan penunjang yang berperan sebagai pelindung terhadap gangguan fisis.

6
Fungsi absorbsi

Kulit yang sehat tidak mudah menyerap air, larutan dan benda padat, tapi cairan yang
mudah menguap lebih mudah diserap. Permeabilitas kulit terhadap O2, CO2 dan uap
air memungkinkan kulit ikut mengambil bagian pada fungsi respirasi.

Fungsi ekskresi

Kelenjar kulit mengeluarkan zat-zat yang tidak berguna lagi atau sisa metabolisme
dalam tubuh; NaCl, urea, as urat dan ammonia. Sebum yang diproduksi melindungi
kulit juga menahan evaporasi air yang berlbhan sehingga kulit tidak menjadi kering.
Produksi kelenjar lemak dan keringat di kulit menyebabkan keasaman kulit pada pH
5-6,5

Fungsi persepsi

Kulit mengandung ujung-ujung saraf sensorik di dermis dan subkutis. Terhadap


rangsangan panas diperankan oleh badan ruffini di dermis dan subkutis. Terhadap
dingin diperankan oleh badan krause yang terletak di dermis. Badan taktil meissnerr
terletak di papila dermis berperan terhadap rabaan. Terhadap tekanan diperankan oleh
badan vater paccini di epidermis

Fungsi pengaturan suhu tubuh

Kulit melakukan peranan ini dengan cara mengeluarkan keringat dan mengerutkan
otot / kontraksi pembuluh darah kulit. Kulit kaya akan pembuluh darah sehingga
memungkinkan kulit mendapat nutrisi yang cukup baik.

Fungsi pembentukan pigmen

Sel pembtk pigmen/melanosit terletak di lapisan basal dan sel ini berasal dari rigi
saraf. Jumlah melanosit menentukan warna kulit ras maupun individu. Warna kulit
tidak sepenuhnya dipengaruhi oleh pigmen kulit melainkan juga oleh tebal tipisnya
kulit, reduksi Hb, oksi Hb dan karoten.

7
Fungsi keratinisasi

Proses berlangsung 14-21 hari sebagai perlindungan terhadap infeksi secara mekanis
fisiologik

Fungsi pembtkan vit D

Dengan mengubah 7-dihidroksi kolesterol dengan bantuan sinar matahari.

Kelenjar Sebasea ( Kelenjar Minyak)

Terdapat di seluruh permukaan kulit kecuali di telapak tangan dan kaki

Terletak di samping akar rambut, bermuara pada folikel rambut

Fungsi : memberi lapisan lemak, bakteriostatik, menahan evaporasi

Masa remaja kelenjar sabasea lebih produktif

Rambut

Terdapat di seluruh permukaan kulit kecuali di telapak tangan dan kaki

Terletak di samping akar rambut, bermuara pada folikel rambut

Fungsi : memberi lapisan lemak, bakteriostatik, menahan evaporasi

Masa remaja kelenjar sabasea lebih produktif

Defenisi

Folikulitis adalah infeksi folikel rambut, biasanya oleh bakteri staphylococcus aureus.
Peradangan terjadi di folikel. Faktor resiko terjadi trauma pada kulit dan higien buruk. (Corwin,
2011)

8
Folikulitis merupakan infeksi bakteri pada folikel rambut yang menyebabkan
pembentukan pustula. (Kowalak, 2011)
Folikulitis adalah peradangan yang hanya terjadi pada umbi akar rambut saja.

Berdasarkan letak munculnya, bisul jenis ini dapat dibedakan menjadi 2, yaitu
superficial atau hanya di permukaan sajadan yang letaknya lebih dalam lagi disebut
profunda. (Rahayu, 2007)
Folikulitis adalah peradangan pada selubung akar rambut (folikel ) yang umumnya
disebabkan oleh bakteri staphylococcus aureus. Folikulitis timbul sebagai bintik-bintik kecil
disekeliling folikel rambut. (Rifki, 2011)

Klasifikasi

A. Folikulitis Berdasarkan letaknya

1. FOLIKULITIS SUPERFICIAL

9
a) Pseudomonas Folikulitis
Sekitar 12 sampai 48 jam terpajan, akan timbul papul kemerahan sampai dengan
adanya pustul. Ruam akan bertambah berat pada bagian tubuh yang tertutup
pakaian renang dengan air yang terkontaminasi dengan pseudomonas.
(Anonymus, 2011)

b) Tinea Barbae
Lebih sering disebabkan oleh jamur Trychopyton verrucosum atau Trychopyton
mentagrophytes. Folikulitis tipe ini juga terjadi di daerah dagu pria ( jenggot ).
Tinea barbae menyebabkan timbulnya bintik-bintik putih yang gatal. (Anonymus,
2011)

c) Pseudofolikulitis Barbae
Pada inflamasi folikel rambut di daerah jenggot, pseudofolikulitis barbae
menyebabkan jenggot menjadi keriting. (Anonymus, 2011)

d) Pityrosporum Folikulitis
Lebih sering terjadi pada dewasa muda.Folikulitis tipe ini menimbulkan gejala
kemerahan, pustul dan gatal pada daerah punggung, dada dan kadang-kadang
daerah bahu, lengan atas dan wajah. Disebabkan oleh infeksi ragi, seperti
malassezia furfur, sama halnya seperti jamur yang menyebabkan ketombe.
(Anonymus, 2011)

2. FOLIKULITIS PROFUNDAN

a) Folikulitis Gram negative


Lebih sering berkembang pada seseorang dengan terapi antibiotik jangka panjang
dengan pengobatan akne. Antibiotik mengganggu keseimbangan normal bakteri
pada hidung, yang akan mempermudah berkembangnya bakteri yang berbahaya
( Bakteri Gram-negatif ). Pada umumnya hal ini tidak membahayakan, karena

10
flora di hidung akan kembali normal apabila pemakaian antibiotik dihentikan.
(Anonymus, 2009)

b) Folikulitis Eosinofilik
Terutama terjadi pada penderita dengan HIV positif.Folikulitis tipe ini memiliki
gejala khas yaitu inflamasi yang berulang, luka yang bernanah (pus), terutama
terjadi pada wajah tetapi dapat juga terjadi pada punggung dan lengan atas.Luka
biasanya menyebar, sangat gatal dan seringkali menimbulkan hipopigmentasi.
(Anonymus, 2009)

B. Folikulitis berdasarkan penyebabnya

1. Folikulitis bakterial
Folikulitis bakterial terjadi ketika bakteri memasuki tubuh lewat luka, goresan,
sayatan bedah, atau berkembang biak pada kulit dekat folikel rambut. Bakteri dapat
terperangkap di folikel dan infeksi dapat menyebar dari folikel rambut ke bagian lain
dari tubuh.Folikulitis bakterial bisa dangkal atau mendalam.Folikulitis dangkal, yang
disebut juga impetigo, terdiri dari bintil berisi nanah yang terangkat dari kulit.Bintil
itu sering dikelilingi oleh lingkaran kemerahan.
Folikulitis dalam terjadi ketika infeksi menyerang lebih dalam dan melibatkan
lebih banyak folikel untuk menghasilkan furunkel dan karbuncle.Ini lebih serius
daripada folikulitis dan dapat menyebabkan kerusakan permanen dan menimbulkan
luka yang membekas pada kulit.Folikulitis bakterial biasanya terjadi pada anak-anak
dan orang dewasa.Staphylococcus aureus adalah penyebab folikulitis bakterial
terbanyak.Ini juga menyebabkan sikosis, yaitu infeksi kronis yang melibatkan seluruh
folikel rambut.Selain itu spesies streptococcus, pseudomonas, proteus dan bakteri
coliform juga menjadi penyebab folikulitis bakterial. (Anonymus, 2011)

2. Folikulitis jamur
Seperti namanya folikulitis jamur ini disebabkan karena infeksi jamur. Infeksi
jamur dangkal ditemukan di lapisan atas kulit, infeksi jamur dalam menyerang lapisan

11
kulit yang lebih dalam. Infeksi dari folikel rambut juga dapat menyebar ke dalam
darah atau organ dalam.
Jamur Dermatophytic , jamur Pityrosporum dan folikulitis ragi kandida adalah
penyebab utama folikulitis jamur. Folikulitis dermatophytic paling sering disebabkan
oleh spesies zoofilik, yaitu spesies jamur yang menunjukkan daya tarik atau
persamaan dengan hewan. Kondisi ini ditandai dengan munculnya bintil folikuler di
sekitar plak eritematosa berwarna merah yang mengeras. Penetrasi jamur yang dalam
menyebabkan peradangan yang tinggi dan menentukan besarnya kerontokan rambut
yang terjadi akibat infeksi. (Anonymus, 2011)

3. Folikulitis virus
Folikulitis Virus melibatkan berbagai infeksi virus pada folikel rambut. Infeksi
karena virus herpes sederhana (HSV) sering berubah menjadi luka berbintil atau
borok, dan akhirnya menjadi kerak. Infeksi yang disebabkan oleh kontagiosum
moluskum mengindikasikan sebuah imunitas tertahan yang bermanifestasi sebagai
papula berwarna keputihan dan gatal yang berada di daerah jenggot. Ada juga
beberapa laporan tentang folikulitis yang disebabkan oleh infeksi herpes zoster.
(Anonymus, 2011)

4. Folikulitis parasit
Parasit yang menyebabkan folikulitis biasanya adalah patogen kecil yang
bersembunyi di dalam folikel rambut untuk tinggal atau bertelur di sana. Kutu rambut
seperti demodex folliculorum dan demodex brevis adalah penghuni alami pada folikel
pilo-sebaceous manusia. (Anonymus, 2011)

Etiologi

1. Klabsiella, Enterobacter, atau Proteus (mikroorganisme ini menyebabkan


folikulitis gram negatif pada pasien yang mendapat terapi antibiotik jangka panjang)

12
2. Pseudomonas aeruginosa (mikroorganisme yang hidup dalam lingkungan hangat
dan memiliki PH tinggi serta kandungan klorin yang rendah) (Kowalak, 2011)

Tanda dan Gejala

Gejala klinis folikulitis berbeda beda tergantung jenis infeksinya. Pada bentuk kelainan
superfisial, bintik-bintik kecil (papul ) berkembang di sekeliling satu atau beberapa
folikel. Papul kadang-kadang mengandung pus ( pustul ), ditengahnya mengandung
rambut serta adanya krusta disekitar daerah inflamasi. Infeksi terasa gatal dan agak sakit,
tetapi biasanya tidak terlalu menyakitkan.Tempat predileksi folikulitis superfisial yaitu di
tungkai bawah. Folikulitis profunda akan merusak seluruh folikel rambut sampai ke
subkutan sehingga akan teraba infiltrat di subkutan dan dapat menimbulkan gejala yang
lebih berat yaitu sangat sakit, adanya pus yang akhirnya dapat meninggalkan jaringan ikat
apabila telah sembuh. (Anonymus, 2009)

Patofisiologi

Infeksi bakteri terjadi ketika terdapat inokulum bakteri yang jumlahnya mencapai 100.000
organisme per ml eksudat, atau per gram jaringan, atau per mm2 daerah permukaan. Itu
kemudian ditunjang dengan lingkungan yang rentan terhadap bakteri seperti air, elektrolit,
karbohidrat, hasil pencernaan protein, dan darah. Hilangnya resistensi pejamu terhadap
infeksi (sawar fisik yang terganggu, respon biokimiawi/humoral yang menurun, respon
selular yang menurun).
Bakteri menimbulkan beberapa efek sakitnya dengan melepaskan senyawa berikut:

1. Enzim : Hemolisin, Streptokinase, Hialuronidase

2. Eksotoksin : Tetanus, Difteri yang dilepaskan bakteri intak gram positif

3. Endotoksin : Lipopolisakaridase (LPS) dilepaskan dari dinding sel saat kematian


bakteri

Setelah kulit terpapar bakteri, timbul respon inflamasi seperti rubor (kemerahan), tumor
(pembengkakan), dolor (nyeri), dan kalor (panas). Setelah itu rekasi inflamasinya menetap,
sedangkan infeksinya menghilang. Infeksi kemudian menyebar melalui beberapa cara, yaitu:

1. Langsung ke jaringan sekitar;

2. Sepanjang daerah jaringan;

3. Melalui sistem limfatik; dan

4. Melalui aliran darah.

13
Setelah infeksi menyebar, muncul abses. Abses ini merupakan respon kekebalan tubuh
terhadap infeksi yang muncul. Jika dirawat dengan baik, akan muncul jaringan granulasi,
fibrosis, dan jaringan parut. Namun jika tidak ditangani secara baik, akan menyebabkan
infeksi kronis, yakni menetapnya organisme pada jaringan yang menyebabkan respon
inflamasi kronis (Pierce & Borley, 2007)

14
Pathway

15
Komplikasi

Pada beberapa kasus folikulitis ringan, tidak menimbulkan komplikasi meskipun infeksi
dapat rekurens atau menyebar serta menimbulkan plak.

Komplikasi pada folikulitis yang berat, yaitu :


1. Selulitis
Sering terjadi pada kaki, lengan atau wajah. Meskipun infeksi awal hanya superfisial,
akhirnya akan mengenai jaringan dibawah kulit atau menyebar ke nodus limfatikus dan
aliran darah. (Anonymus, 2009)
2. Furunkulosis
Kondisi ini terjadi ketika furunkel berkembang ke jaringan dibawah kulit ( subkutan ).
Furunkel biasanya berawal sebagai papul berwarna kemerahan. Tetapi beberapa hari
kemudian dapat berisi pus, sehingga akan membesar dan lebih sakit. (Anonymus, 2009)
3. Skar
Folikulitis yang berat akan meninggalkan skar atau jaringan ikat ( hipertropik / skar
keloid ) atau hipopigmentasi. (Anonymus, 2009)
4. Kerusakan folikel rambut
Hal ini akan mempermudah terjadinya kebotakan permanen (Anonymus, 2009)

Pemeriksaan Diagnostik

1. Riwayat pasien yang memperlihatkan folikulitis sebelumnya sudah ada


2. Pemeriksaan fisik yang menunjukkan adanya lesi kulit untuk penegakan diagnosis
folinokulitis
3. Pemeriksaan kultur luka pada tempat yang terinfeksi (biasanya memperlihatkan S.
aureus)
4. Kanaikan jumlah sel darah putih (leukositosis) yang mungkin terjadi. (Kowalak, 2011)

16
Penatalaksanaan

Kadang folikulitis dapat sembuh sendiri setelah dua atau tiga hari, tetapi pada beberapa kasus
yang persisten dan rekurens perlu penanganan lebih lanjut.
Pengobatan dapat diberikan antibiotik sistemik, antibiotik topical seperti salep mupirosin
atau klindamisin atau larutan eritromisin serta penggunaan antiseptik
( contoh, chlorhexidine ) dapat diberikan sebagai terapi tambahan, tetapi jangan digunakan
tanpa pemberian antibiotik sistemik. Dianjurkan pemberian antibiotik sistemik dengan
harapan dapat mencegah terjadinya infeksi kronik. (Anonymus, 2009)
Pembersihan daerah yang terinfeksi dengan sabun antiseptik dan air serta kompres basah dan
hangat untuk menimbulkan vasodilatasi serat pengaliran pus dari daerah lesi dapat dilakukan
pada penderita folikulitis. (Kowalak, 2011)

Pencegahan
- Perawatan hiegine perorangan serta keluarga yang baik
- Untuk menghindari penularan bakteri kepada anggota keluarga lain, beri tahu pasien
agar menggunakan handuk dan lap mukanya sendiri. Beri tahu pula bahwa barang-
barang ini harus direndam dulu dalam air panas sebelum dicuci (atau cuci dengan mesin
cuci yang menggunakan air panas)
- Pasien harus mengganti pakaian dan perlengkapan tidurnya (seperti sprei, selimut,
sarung bantal, dll) setiap hari dan semua barang ini harus dicuci memakai air panas
- Anjurkan pasien untuk mengganti perban dengan sering dan segera membuangnya
dalam kantung kertas ke tempat sampat. (Kowalak, 2011)

17
ASUHAN KEPERAWATAN

Pengkajian

Identitas Pasien:
Nama : Tn. W
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 35 tahun
Agama : Kristen Protestan
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Buruh
Status Perkawinan : Kawin
Alamat : Talake

Identitas Penanggung Jawab Pasien:


Nama : Ny. V
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 32 tahun
Agama : Kristen Protestan
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Status Perkawinan : Kawin
Alamat : Talake
Hubungan : Istri Pasien

Tanggal: 29 September 2017


Jam: 10.00 WIT
Nama Pengkaji: Perawat X

18
Status Kesehatan

1. Status kesehatan saat ini


a. Keluhan utama:
Terdapat benjolan kemerahan pada dagu yang terasa nyeri dan gatal.
b. Alasan masuk rumah sakit:
Sudah beberapa hari terdapat benjolan kemerahan pada dagu yang
menyebabkan nyeri dan gatal. Tn.w mengatakan sering menggaruk benjolan.
c. Riwayat kesehatan sekarang:
Sudah beberapa hari terdapat benjolan kemerahan pada dagu Tn.w. Dari hasil
pemeriksaan didapati, wajah tampak meringis, skala nyeri 2-4, terdapat pustule
sekitar folikel rambut. Tekanan darah 120/80 mmHg, RR 18x/menit, denyut
nadi 80x/menit. Tn.w mengatakan benjolan pada dagu terasa gtal dan nyeri.
Tn.w mengatakan sering menggaruk benjolan tersebut. Diagnosa sementara
adalah folikulitis. Tn.w mengatakan merasa malu dengan kulit dagu yang
memerah dan benjol, ditandai dengan Tn.w menutup bagian dagu.

2. Status kesehatan masa lalu


a. Penyakit yang pernah dialami: -
b. Pernah dirawat di: -
c. Alergi: -

3. Riwayat penyakit keluarga:


Dari pihak keluarga tidak memiliki riwayat penyakit folikulitis

Pola kebutuhan dasar


Pola persepsi dan manajemen keperawatan:
Tn.w mengatakan jika ada keluarga yang sakit maka segera dibawa ke tempat pelayanan
terdekat. Saat Tn.w sakit, ia berusaha untuk mendatangi tempat pelayanan kesehatan
guna kesembuhan dirinya.

19
Pola nutrisi metabolik:
Sebelum sakit: Tn.w mengatakan makan 3x sehari dengan baik, minum 7-8 gelas/hari.
Saat sakit: Tn.w mengatakan menghabiskan makanan yang disedikan, minum 6-7
gelas/hari.

Pola eliminasi:
Sebelum sakit: Tn.w mengatakan tidak ada gangguan saat BAB dan BAK. BAB 1x/hari
dan BAK 4x/hari
Saat sakit: Tn.w mengatakan tidak ada gangguan saat BAB dan BAK. BAB 1x/hari dan
BAK 4x/hari.

Pola aktifitas:
Sebelum sakit: Tn.w mengatakan melakukan aktivitas seperti biasa yaitu bekerja, dan
melakukan kegiatan yang lain sesuai dengan rutinitasnya.
Saat sakit: Tn.w mengatakan melakukan aktivitas seperti biasa

Data Sistemik

a. Sistem persepsi sensori


Pendengaran :-
Penglihatan :-
Pengecap / penghidu : -
Peraba :-
b. Sistem pernafasan
Frekwensi : 18x / menit
Suara nafas : normal
Lain-lain :-
c. Sistem kardiovaskuler
Tekanan darah : 120/80 mmHg
Denyut nadi : 80 X/menit , irama :-
Kekuatan : normal , akral :-

20
Pengisian Kapiler : normal , edema :-
Lain-lain :-
d. Sistem syaraf pusat
Kesadaran :- , GCS :-
Bicara :-
Pupil :-
Orientasi waktu :- , Orientasi tempat :-
Orientasi orang :-
e. Sistem gastrointestinal
Nafsu makan :-
Mulut dan tenggorokan :-
Kemampuan mengunyah :-
Kemampuan menelan :-
Perut :-
Colon dan rectum
BAB :-
Lain-lain :-
f. Sistem muskoloskeletal
Rentang gerak :-
Keseimbangan dan cara jalan :-
Kemampuan memenuhi aktivitas :-
sehari-hari
genggaman tangan :-
otot kaki :-
g. Sistem integumen
Warna kulit : memerah
Turgor : menurun
Memar :-
Kemerahan : kemerahan
h. Sistem reproduksi
Infertile :- , masalah menstruasi : -

21
i. Sistem perkemihan
Vesica urinaria
BAK : normal
Warna : jernih

22
Analisis data

No. Symptom Etiologi Problem

1. DS: pasien mengatakan dagu yang Respons Inflamasi

terdapat benjolan terasa nyeri


dan gatal. Nyeri akut
Peningkatan
permeabilitas vaskuler
DO: - Kulit dagu pasien tampak
memerah
Peningkatana tekanan
- Skala nyeri 2-4
lokal

2. DS: pasien mengatakan sering Dilepaskan mediator


menggaruk benjolan tersebut. kimiawi
DO: Terdapat pustule disekitar folikel Kerusakan Integritas
rambut. Gatal kulit

digaruk

3. DS: pasien mengatakan merasa malu Peningkatan


dengan kulitnya yang benjol dan permeabilitas Gangguan Citra
memerah. vaskuler tubuh

DO: pasien menutup bagian dagu Pembengkakan


yang benjol dan kemerahan.

23
Diagnosa Keperawatan

1. Nyeri akut berhubungan dengan respons inflamasi ditandai dengan benjolan terasa nyeri
dan gatal. Skala nyeri 2-4.
2. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan rasa gatal ditandai dengan pasien
menggaruk benjolan.
3. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan pembengkakan ditandai dengan pasien
menutup bagian dagu yang benjol dan kemerahan.

24
Intervensi, Implementasi, Evaluasi Keperawatan

No. Hari/ Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional Implementasi Evaluasi


tanggal
waktu

1. 29 1. Nyeri akut Setelah dilakukan Pain management ( Pengkajian berguna 1. melakukan S:


September berhubung asuhan management nyeri untuk pengkajian yang 1. pasien tidak
2017 an dengan keperawatan 3x24 ): mengidentifikasi komprehensif mengeluh nyeri
respons jam diharapkan Mandiri: nyeri yang dialami terhadap nyeri, 2. pasien
10.00 inflamasi nyeri terkontrol 1. Lakukan pasien meliputi meliputi lokasi, mengatakan
WIT ditandai dengan pengkajian lokasi, karakteristik, karakteristik, dapat
dengan Kriteria hasil: yang durasi, frekuensi, onset, durasi, mengenali
benjolan Pain Level ( level komprehensif kualitas, intensitas frekuensi, onset nyeri
terasa nyeri): terhadap nyeri serta faktor- kualitas, 3. pasien dapat
nyeri dan 1. Pasien tidak nyeri, faktor yang dapat intensitas nyeri, mendeskripsika
gatal. melaporkan meliputi memicu nyeri serta faktor- n faktor-faktor
Skala adanya nyeri lokasi, pasien, sehingga faktor yang penyebab nyeri
nyeri 2-4. 2. Pasien tidak karakteristik, dapat menentukan dapat memicu 4. pasien
merintih onset, durasi, intervensi yang nyeri. melaporkan
maupun frekuensi, tepat. 2. mengobservasi nyeri terkontrol
DS: menangis kualitas, tanda-tanda non O:
pasien 3. Pasien tidak intensitas Dengan mengetahui verbal atau 1. pasien tidak
mengatakan menunjukkan nyeri, serta rasa tidak nyaman isyarat dari merintih
dagu yang ekspresi wajah faktor-faktor secara non verbal ketidaknyamana kesakitan

25
terdapat terhadap nyeri yang dapat maka dapat n. 2. pasien tidak
benjolan 4. RR dalam memicu membantu 3. menggunakan gelisah
terasa nyeri batas normal nyeri. mengetahui tingkat strategi 3. Wajah pasien
dan gatal. (16- 2. Observasi dan perkembangan komunikasi tampak relaks
20x/menit) tanda-tanda nyeri. terapeutik 4. Tekanan darah
DO: 5. Nadi dalam non verbal dalam mengkaji dalam batas
- Kulit dagu batas normal atau isyarat Membantu pasien pengalaman normal (
pasien (60- dari menginterpretasikan nyeri dan 120/80 mmHg
tampak 100x/menit) ketidaknyam nyerinya. menyampaikan )
memerah 6. Tekanan darah anan. pemeriksaan
Skala nyeri 2- dalam batas 3. Gunakan Peningkatan terhadap respon A: Masalah nyeri akut
4 normal strategi tekanan darah, pasien terhadap teratasi
(120/80mHg) komunikasi respirasi rate, dan nyeri. P: Intervensi dihentikan
Pain control terapeutik denyut nadi 4. mengkaji tanda-
(kontrol nyeri) dalam umumnya tanda vital
1. Pasien dapat mengkaji menandakan adanya pasien
mengenli pengalaman peningkatan nyeri 5. mengontrol
onset nyeri. nyeri dan yang dirasakan. faktor
2. Pasien dapat menyampaik lingkungan
mendeskripsik an Membantu yang dapat
an faktor- pemeriksaan memodifikasi dan menyebabkan
faktor terhadap menghindari faktor- ketidaknyamana
penyebab respon pasien faktor yang dapat n, seperti suhu
nyeri. terhadap meningkatkan ruangan,
3. Pasien dapat nyeri. ketidaknyamanan pencahayaan,
mengontrol 4. Kaji tanda- pasien. kebisingan.
nyerinya tanda vital 6. berkolaborasi

26
dengan pasien Membantu dalam
menggunakan 5. Kontrol mengurangi nyeri pemberian
teknik faktor yang dirasakan. analgetik sesuai
managemen lingkungan dengan indikasi.
nyeri non yang dapat
farmakologis. menyebabka
4. Pasien n
melaporkan ketidaknyam
terkontrol anan, seperti
suhu
ruangan,
pencahayaan,
kebisingan.

Kolaborasi:
Kolaborasi
dalam
pemberian
analgetik
sesuai
dengan
indikasi.

27
2. 30 2. Kerusakan Setelah dilakukan Skin care: Tropical Mengevaluasi status 1. memantau
September integritas asuhan keperawatan treatment kerusakan kulit adanya S: pasien tidak
2017 kulit 3x24 jam (perawatan kulit: sehingga dapat kerusakan kulit mengeluh nyeri pada
berhubung diharapkan terapi tropikal) memberikan pasien setiap lesi kulit
10.00 an dengan integritas kulit Mandiri: intervensi yang hari O:
WIT rasa gatal pasien membaik 1. Pantau adanya tepat 2. mencegah 1. Temperatur
ditandai dengan Kriteria kerusakan kulit penggunaan jaringan,
dengan hasil: pasien setiap Keadaan yang linen bertekstur sensasi,
Tn.w Tissue Integrity: hari lembab dapat kasar dan juga elastisitas,
menggaru Skin & Mucous 2. Cegah meningkatkan agar linen tetap hidrasi,
k membran penggunaan perkembangbiakan bersih, tidak pigmentasi,
benjolan. (integritas jaringan: linen bertekstur mikroorganisme lembab dan perspirasi,
kulit dan membrane kasar dan juga dan untuk tidak kusut. warna,
mukosa) agar linen tetap mencegah 3. melakukan ketebalan kulit
DS: 1. Temperatur bersih, tidak terjadinya lesi kulit perawatan kulit baik
pasien kulit lembab dan akibat gesekan secara aseptik 2 2. Bebas lesi
mengatakan 2. Sensasi kulit tidak kusut. dengan linen kali sehari jaringan
sering 3. Elastisitas 3. Lakukan 4. berkolaborasi 3. Kulit intak
menggaruk kulit perawatan kulit Untuk pemberian anti (tidak ada
benjolan 4. Hidrasi kulit secara aseptik 2 meningkatkan biotik/ anti eritema dan
tersebut. 5. Warna kulit kali sehari proses inflamasi/ anti nekrosis)
6. Tekstur kulit penyembuhan lesi jamur tropikal
DO: Terdapat 7. Ketebalan Kolaborasi: kulit serta sesuai dengan A: Masalah kerusakan
pustule kulit Kolaborasi mencegah indikasi. integritas kulit teratasi
disekitar 8. Bebas lesi pemberian anti terjadinya infeksi P: Intervensi dihentikan
folikel jaringan biotik/ anti sekunder untuk
rambut. 9. Kulit intak ( inflamasi/ anti mengatasi keluhan

28
tidak ada jamur tropikal dan lesi pada kulit
eritema dan sesuai dengan akibat infeksi jamur
nekrosis) indikasi.

3. 1 Oktober 3. Gangguan Setelah diberikan Body Image Mengetahui realita


2017 citra tubuh asuhan keperawatan Enchancement: dan keinginan dari 1. menentukan S: pasien mengatakan
berhubung selama 1x24 jam 1. Tentukan citra tubuh pasien gambaran citra sudah tidak malu
10.00 an dengan diharapkan pasien gambaran citra tubuh yang dengan keadaannya
WIT pembengk tidak mengalami tubuh yang Perubahan fisik diharapkan
akan gangguan cintra diharapkan yang tidak disukai pasien O:
ditandai tubuh dengan pasien menyebabkan berdasarkan 1. pasien mau
dengan Kriteria Hasil: berdasarkan penurunan citra perkembangan berinteraksi
pasien Body Image: perkembangan tubuh penyakit. dengan perawat
menutup 1. Gambaran penyakit. 2. menentukan 2. pasien tampak
bagian dalam diri 2. Tentukan Dengan berdiskusi perasaan tidak menutupi
dagu yang positif perasaan dapat menentukan ketidaksukaan bagian
benjol dan 2. Kesesuaian ketidaksukaan intervensi yang pasien terhadap tubuhnya yang
kemerahan antara body pasien terhadap tepat utnuk perubahan kemerahan
. reality dengan perubahan meningkatkan citra fisiknya yang
body ideal fisiknya yang tubuh pasien. menyebabkan A: Masalah gangguan
positif menyebabkan gangguan citra citra tubuh teratasi
DS: pasien 3. Kepuasan gangguan citra Untuk memberikan tubuh. P: Intervensi dihentikan
mengatakan terhadap tubuh. motivasi pada 3. membantu
merasa malu penampilan 3. Bantu pasien pasien dari orang- pasien untuk
dengan tubuh positif untuk orang yang mendiskusikan
kulitnya yang mendiskusikan memiliki penyakit perubahan yang

29
benjol dan perubahan yang yang sama sehingga terjadi pada
memerah. terjadi pada dapat meningkatkan tubuhnya akibat
tubuhnya citra tubuh. penyakitnya.
DO: pasien akibat 4. membantu
menutup penyakitnya. Dengan berdiskusi orang terdekat
bagian dagu 4. Bantu orang dapat menentukan untuk
yang benjol terdekat untuk intervensi yang mengidentifikas
dan mengidentifika tepat untuk i aspek positif
kemerahan. si aspek positif meningkatkan citra dalam diri
dalam diri tubuh klien. pasien
pasien
Menyesuaikan
persepsi dari pasien
dan keluarga
dengan ralita dapat
meningkatkan citra
tubuh.

Keluarga orang
terdekat pasien,
dengan keluarga
pasien dapat
beradaptasi dengan
perubahan fisik dan
dapat meningkatkan
citra tubuh pasien.

30
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Folikulitis adalah infeksi folikel rambut, biasanya oleh bakteri staphylococcus aureus.
Peradangan terjadi di folikel. Faktor resiko terjadi trauma pada kulit dan higien buruk.
Gejala klinis folikulitis berbeda beda tergantung jenis infeksinya. Pada bentuk kelainan
superfisial, bintik-bintik kecil (papul ) berkembang di sekeliling satu atau beberapa folikel.
Folikulitis dapat menyebabkan beberapa komplikasi antara lain : selulitis, furunkulosis,
skar, kerusakan folikel rambut, dan kebotakan permanen.
Kadang folikulitis dapat sembuh sendiri setelah dua atau tiga hari, tetapi pada beberapa
kasus yang persisten dan rekurens perlu penanganan lebih lanjut.

Saran

Perawatan hiegine perorangan serta keluarga yang baik harus dimiliki oleh setiap
individu untuk menghindari terjadinya folikulitis. Untuk menghindari penularan bakteri kepada
anggota keluarga lain, beri tahu pasien agar menggunakan handuk dan lap mukanya sendiri. Beri
tahu pula bahwa barang-barang ini harus direndam dulu dalam air panas sebelum dicuci (atau
cuci dengan mesin cuci yang menggunakan air panas).

31
DAFTAR PUSTAKA

scribd.makalah folikulitis
Anonymus. 2011. Folikulitis, Bisul, & Karbunkel.

Jennifer P. Kowalak, William Welsh, Brenna Mayer. 2003. Buku Ajar Patofisiologi.Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC

Price, Sylvia A dan Lorraine M. Wilson. 2005. Patofisiologi: konsep klinis proses-proses
penyakit. Jakarta: EGC

32
Nama- Nama yang Presentasi, Bertanya dan Menjawab

Presentasi Kelompok II
Tita Sialana
Yokbet Yaki

Bertanya
Juliana Lan de Lima ( kelompok I )
Moren Lilipory ( kelompok III )
Salmon Sapulette ( kelompok V )

Menjawab
Tita Sialana
Minanlel Bembuain
Sanry Z. Komsary

33

Anda mungkin juga menyukai