Anda di halaman 1dari 15

PENGARUH PEMBERIAN AIR REBUSAN SELEDRI (Apium graveolens L.

)
TERHADAP KADAR ASAM URAT PADA PENDERITA GOUT
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RASAU JAYA.

IKA PRASETYA
NIM I1031131006

NASKAH PUBLIKASI

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVESITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2017
PENGARUH PEMBERIAN AIR REBUSAN SELEDRI (APIUM GRAVEOLENS L.)
TERHADAP KADAR ASAM URAT PADA PENDERITA GOUT DI WILAYAH
KERJA UPK PUSKESMAS RASAU JAYA

ABSTRAK

Gout sering dialami oleh orang dewasa disebabkan terlalu banyak mengkonsumsi
makanan tinggi purin. Air rebusan seledri yang mengandung apiin dan apigenin dipercaya
dapat menurunkan kadar asam urat secara alami tanpa menimbulkan efek samping.
Kemudahan dalam mendapatkan dan mengaplikasikan seledri menjadikan seledri obat
alternatif tradisional dalam penurunan kadar asam urat. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui pengaruh pemberian air rebusan seledri (Apium graveolens L.) terhadap kadar
asam urat pada penderita gout di wilayah kerja UPK puskesmas Rasau Jaya. Penelitian ini
menggunakan rancangan quasy eksperimen dengan pre test and post test without control
group. Metode pengambilan sampel dengan purposive sampling berjumlah 12 responden.
Analisa menggunakan uji Wilcoxon. Karakteristik responden dengan rata-rata usia 46,67
tahun, jenis kelamin perempuan sebesar 58,3%, tingkat pendidikan SMA 41,7% dan
pekerjaan petani sebesar 41,7%. Analisa bivariat kadar asam urat sebelum dan sesudah
intervensi, didapatkan nilai p < 0,002. Hasil penelitian menujukkan bahwa terdapat
pengaruh pemberian air rebusan seledri (Apium graveolens L.) terhadap kadar asam urat
pada penderita gout di wilayah kerja UPK Puskesmas Rasau Jaya, sehingga pemberian air
rebusan seledri (apium graveolens L.) ini dapat diaplikasikan sebagai intervensi mandiri
keperawatan dalam menangani masalah asam urat.

Kata Kunci : Seledri, kadar asam urat, gout.

ABSTRACT

Gout is frequently suffered by adults because they consume too much food which
contains high purine. Water recovery from celery is perceived to lower uric acid degree
naturally since it contains apiin and apigenin. Scholars believe that it does not bring any
side effect. In addition, celery is easy to obtain and to apply. Hence, it could be used as an
alternative treatment to lower uric acid degree. The research aims to identify the effect of
water recovery from celery (Apium graveolens L.) towars uric acid degree on gout patients
at UPK Puskesmas Rasau Jaya. The research applied a quasi-experimental design using
both pre-test and post-test without control group. The data was collected from 12
participants through purposive sampling. The research, then used Wilcoxon to analyse the
data. The characteristics of participants in this research were described as follows. The
avarage age of participants was 46.67 year old where 58.3% of them were female 41.7%
of the participants was reported as senior high school graduates. Meanwhile, 41.7% of the
participants was farmers. Bivariate analysis for uric acid degree before and after treatment
shows that p = 0,002. The research concludes that water recovery from celery might affect
the patients uric acid degree. Therefore, the water could be applied as a self-care nursing
intervationto solve a uric acid related problem.

Keywords : Celery, uric acid degree, gout.


Pendahuluan yang berusia 40 tahun atau lebih
Gout merupakan masalah yang (Junaidi, 2013; Misnadiarly, 2007).
sering dialami oleh kebanyakan orang Prevalensi penyakit sendi
dewasa saat ini. Rendahnya berdasarkan Riskesdas diagnosis
pengetahuan masyarakat tentang tenaga kesehatan di Indonesia sebesar
penyakit gout menyebabkan penyakit 11,9% dan berdasarkan diagnosis
ini menjadi penyakit akut hingga atau gejala sebesar 24,7%.
kronik. Salah satu penyebab penyakit Kalimantan Barat memiliki
ini yaitu banyak mengkonsumsi prevalensi penyakit sendi sebesar
makanan tinggi purin seperti hati, 22,3% (Trihono, 2013).
ginjal atau jeroan (Sjamsuhidajat, Data dari puskesmas Rasau
2012). Jaya, Kubu Raya pada tahun 2014
World Health Organization menunjukkan kejadian pada kasus ini
(WHO) memperkirakan sekitar 335 sebanyak 492 kasus (6,26%). Dari
juta orang di dunia mengidap 6,26 % ini penderita penyakit yang
penyakit gout (Bobaya, 2016). Ketika terbanyak dari golongan umur >45
seseorang telah mengalami tahun, dengan jumlah penderita 349
hiperuresemia maka dapat dikatakan (70,93%) dengan jumlah kunjungan
pula seseorang tersebut mengalami terbanyak pada bulan Oktober
gout artritis, yang mana gout artritis sebanyak 64 kasus. Sedangkan pada
merupakan salah satu penyakit tahun 2015 dilaporkan terdapat 497
rematik yang menduduki urutan kasus (7,50%) penderita yang
ketiga setelah rematoid artritis. terbanyak pada golongan umur >45
Prevalensi penyakit gout di negara tahun dengan jumlah penderita
maju pada populasi seperti di USA sebanyak 377 (75,86%) dengan
diperkirakan 13,6/100.000 penduduk jumlah kunjungan terbanyak pada
(Sukarmin, 2015). Prevalensi gout di bulan april yaitu 51 kasus.
negara berkembang seperti Cina dan Penatalaksanaan yang dapat
Taiwan pun setiap tahunnya semakin dilakukan pada penderita gout
berkembang, sedangkan di Indonesia meliputi farmakologi dan non
diperkirakan hampir 80% penduduk farmakologi. Pengobatan
farmakologi pada gout dapat berupa Kemudahan dalam
OAINS, kolkisin dan kortikosteroid mendapatkan dan
selama episode akut (Brooker, 2008). mengaplikasikannya dalam
Penatalaksanaan non farmakologi kehidupan sehari-hari mendukung
atau pengobatan tradisional yang seledri untuk digunakan dalam obat
dapat menurunkan kadar asam urat alternatif tradisional dalam
dalam jangka waktu panjang tidak penurunan kadar asam urat dalam
menimbulkan efek samping yang tubuh (Dhalimarta, 2006). Seledri
berbahaya yaitu salah satunya yang sangat mudah ditemukan dan
tumbuhan untuk menurunkan kadar harganya juga sangat terjangkau oleh
asam urat adalah daun seledri masyarakat serta lingkungan tempat
(Dhalimarta, 2006; As-sayyid, 2013). tinggal masyarakat yang rata-rata
Tanaman seledri terdiri atas mengembangbiakkan tanaman seledri
komponen metabolit sekunder yang di area pekarangan rumah sangat
berhasil diisolasi di antaranya apiin disayangkan jika tidak dimanfaatkan
dan apigenin. Seledri diketahui secara optimal. Saat ini belum ada
memiliki antirematik, obat penenang, penelitian yang menjelaskan tentang
diuretik ringan dan antiseptik pada efek samping berbahaya dari
saluran kemih. Kemudian seledri juga mengkonsumsi air rebusan seledri
dapat digunakan untuk radang sendi yang sangat baik sebagai terapi
dan rheumatoid. Selain itu, herbal penurunan kadar asam urat (Kertia,
seledri sering digunakan sebagai obat 2009). Belum ada pula penelitian
peluruh keringat, penurun demam, secara ilmiah yang menyebutkan
rematik, sukar tidur, dan darah tinggi, bahwa air rebusan seledri dapat
asam urat dan memperbaiki fungsi secara efektif menurunkan asam urat
darah yang terganggu yang berfungsi yang dilakukan pada manusia, oleh
sebagai antiinflamasi. Apigenin sebab itu peneliti memandang perlu
merupakan salah satu senyawa yang untuk melakukan penelitian lebih
terdapat dalam seledri dan dapat lanjut tentang pengaruh pemberian air
digunakan sebagai obat asam urat rebusan seledri terhadap kadar asam
(Kowalak, 2012). urat pada penderita gout.
Metode Variabel f (%)

Penelitian ini merupakan Usia


Usia responden (36-61 tahun) 12 100
penelitian kuantitatif, dengan desain
quasi eksperimen. Penelitian ini
Jenis Kelamin
bertujuan untuk mengungkapkan Laki-laki 5 41,7
adanya hubungan sebab akibat antar Perempuan 7 58,3

variabel. Penelitian yang digunakan


Tingkat Pendidikan
adalah dengan pendekatan pre test
SD 4 33,3
and post test without control group
SMP 3 25,0
yaitu desain yang hanya memberikan SMA 5 41,7
perlakuan pada satu kelompok
intervensi tanpa pembanding. Pekerjaan
Guru 1 8,3
Efektivitas dinilai dengan
Wirausaha 1 8,3
membandingkan nilai pre test dengan
Ibu rumah tangga 4 33,3
nilai post test. Jumlah sampel yang Petani 5 41,7
digunakan pada penelitian ini sebesar Petugas keamanan 1 8,3

12 orang responden kelompok


intervensi (Dharma, 2015). Sumber: data primer yang telah

Hasil dan Pembahasan diolah. 2017.

Analisa Univariat Berdasarkan hasil analisis pada

Tabel 4.1. Karakteristik Responden tabel di atas dapat disimpulkan bahwa

(n=12) rentang usia responden adalah 36-61


tahun dengan rerata usia yaitu 46,67
tahun. Analisis pada tabel di atas
dapat dilihat bahwa jumlah responden
terbanyak adalah berjenis kelamin
perempuan yaitu sebanyak 7 orang
(58,33 %) dengan tingkat pendidikan
yang terbanyak yaitu pada SMA
sebanyak 5 orang (41,7%) dan jenis
pekerjaan yang terbanyak sebagai
petani sebanyak 5 orang (41,7%) rebusan seledri (Apium Graveolens
sesuai lingkungan di dusun Tanjung L.) yang nilai normal kadar asam urat
Wangi. pada laki-laki 7 mg/dl dan pada
Tabel 4.3 Hasil Analisis Selisih perempuan 6 mg/dl.
Rata-Rata Kadar Asam Urat Sebelum Analisa Bivariat
Dan Sesudah Intervensi Terapi Tabel 4.3 Hasil Analisis Selisih
Pemberian Air Rebusan Seledri Rata-Rata Kadar Asam Urat Sebelum
(Apium Graveolens L.) Di Dusun Dan Sesudah Intervensi Terapi
Tanjung Wangi, Kubu Raya (n=12). Pemberian Air Rebusan Seledri
Variabel Median Min-Maks (Apium Graveolens L.) Di Dusun
Kadar asam Tanjung Wangi, Kubu Raya (n=12).
urat sebelum 9,35 6,90-13,80 Variabel Median Min-Maks p value
intervensi Kadar
Kadar asam asam urat 9,35 6,90-13,80
urat setelah 6,70 5,70-11,60 sebelum
intervensi intervensi
Sumber: data primer yang telah Kadar 0,002

diolah. 2017. asam urat 6,70 5,70-11,60

Berdasarkan hasil analisis pada setelah


intervensi
tabel di disimpulkan bahwa median
Sumber: data primer yang telah
kadar asam urat sebelum intervensi
diolah 2017.
terapi pemberian air rebusan seledri
(Apium Graveolens L.) sebesar 9,35 Berdasarkan tabel 4.5 dapat
mg/dl dan median setelah intervensi disimpulkan bahwa hasil uji statistik
6,70 mg/dl. dengan menggunakan uji Wilxocon
Hasil analisan diatas, dapat didapatkan nilai p = 0,002, artinya ada
disimpulkan bahwa median kadar perbedaan antara kadar asam urat
asam urat sesudah intervensi sebelum dan sesudah intervensi terapi
pemberian air rebusan seledri (Apium pemberian air rebusan seledri (Apium
Graveolens L.) cenderung lebih Graveolens L.). Dengan demikian
rendah dibandingkan kadar asam urat dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh
sebelum intervensi pemberian air terapi pemberian air rebusan seledri
(Apium Graveolens L.) terhadap kadar meskipun sudah terjadi peningkatan
asam urat pada penderita gout di dusun kadar asam urat.
Tanjung Wangi, Kubu raya. Penelitian Nurjaknah (2015)
juga mengatakan bahwa rata-rata 90%
Hasil
penderita yang mengalami asam urat
Karakteristik Responden diatas normal adalah usia 30-50 tahun
berdasarkan Usia dan Jenis kenaikan kadar asam urat yang terjadi
Kelamin karena penurunan fungsi ginjal dalam
Hasil penelitian yang dilakukan proses ekskresi sisa metabolisme
peneliti di Dusun Tanjung Wangi dalam tubuh yang ditandai dengan
didapatkan semua responden dengan kadar ureum dan kreatinin yang tinggi.
total 12 responden memiliki usia Penurunan fungsi ginjal yang terjadi
minimal 36 tahun dan maksimal usia mengakibatkan asam urat meningkat
61 tahun dengan rerata 46,67 tahun. dari nilai normal.
Banyak faktor predisposisi yang Penelitan ini memiliki rata-rata
menyebabkan gout dapat terjadi pada responden yang berjenis kelamin
usia muda. Aktivitas yang berlebih, perempuan yang memasuki masa
kurangnya mengkonsumsi air putih menopause, dimana usia menopause
serta kurangnya haluaran urin dapat secara normal biasanya terjadi antara
menimbulkan penumpukan asam urat usia 40-60 tahun, setelah menopause
yang dapat mengganggu metabolisme wanita cenderung memiliki kadar asam
dalam ginjal. urat yang tinggi karena perubahan
Penelitian yang dilakukan oleh hormonal yaitu kurangnya kadar
Sipayung (2014) menyatakan bahwa estrogen dalam darah. Menurut
gout sangat mungkin terjadi pada usia Elizabeth (2008) hormon estrogen
muda yang di pengaruhi oleh beberapa bersifat sebagai uricosuric agent yaitu
faktor, namun dampak dan gejalanya suatu bahan kimia yang berfungsi
sendiri belum terlihat dini. Dampak- membantu ekskresi asam urat lewat
dampak peningkatan asam urat yang ginjal. Mekanisme uricosuric agent
berkepanjangan dapat menyebabkan dalam ekskresi asam urat adalah
gout atau pirai belum dirasakan menghambat URAT1 (urate
transporter-1) dari lumen ke sel tubular dengan aktivitas sehari-hari menambah
proksimal pada saat pengaturan beban kerja tubuh responden.
keseimbangan cairan elektrolit. Pengetahuan responden terhadap kadar
Penelitian yang dilakukan oleh asam urat juga sangat diperlukan guna
Kurniawati (2013) jenis kelamin dan menghindari hal-hal yang dapat
hormonal mendukung terjadinya meningkatkan kadar asam urat.
peningkatan kadar asam urat dimana Semakin tinggi tingkat pendidikan
kadar asam urat laki-laki cenderung seseorang maka semakin besar pula
meningkat karena tidak mempunyai peluang seseorang tersebut untuk
hormon estrogen dan pada wanita yang terhindar dari serangan kadar asam urat
sudah menopause karena hormon berlebih dalam tubuh.
estrogen sudah berkurang. Pada hasil Penelitian oleh Adella (2010)
wawancara pola makan juga sangat erat menyatakan bahwa pekerjaan salah
kaitannya dengan tingginya kejadian satu faktor yang dapat meningkatkan
gout pada wanita. kadar asam urat. Jenis pekerjaan yang
Karakteristik Responden berat, suhu yang panas serta tak
berdasarkan Pekerjaan dan seimbangnya pola makan serta
Pendidikan lamanya seseoran oleh suhu
Pekerjaan dan tingkat lingkungan lingkungan kerja yang
pendidikan reponden dalam penelitian tinggi maka resiko untuk menderita
ini juga beragam. Jumlah responden gangguan kesehatan pun semakin
sebanyak 12 orang memiliki latar besar.
belakang yang berbeda-beda sehingga Penelitian lain dari Kurniawati
peneliti merasa perlu menganalisis (2013) yang menyatakan bahwa
jenis pekerjaan dan tingkat pendidikan pengetahuan merupakan pengertian
semua responden. dan pemahaman responden mengenai
Pekerjaan dan pendidikan penyakit gout mengenai defenisi,
responden dapat menjadi faktor yang penyebab, faktor resiko, tanda dan
mendukung terjadinya peningkatan gejala, pemeriksaan kadar, pengobatan
kadar asam urat dalam darah. Jenis dan pencegahan. Adanya pengetahuan
pekerjaan yang dilakukan ditambah yang bertambah akan menjadikan
seseorang bersikap lebih hati-hati seledri terhadap penurunan kadar asam
dalam menyikapi kesehatan serta akan urat menjadi dasar pengaplikasian
berusaha mencegahnya. seledri sebagai alternatif dalam
Pengaruh Pemberian Air Rebusan menurunkan kadar asam urat secara
Seledri (Apium Graveolens L.) alami. Hasil yang didapatkan dan
terhadap Kadar Asam Urat belum ditemukannya efek samping
Sebelum dan Sesudah diberikan yang berbahaya dari mengkonsumsi air
Intervensi rebusan seledri menjelaskan bahwa air
Hasil penelitian yang dilakukan rebusan seledri murni dapat dijadikan
didapatkan p value = 0.002 yang sebagai terapi pengganti obat
disimulkan bahwa terdapat perubahan farmakologi, sehingga dapat
kadar asam urat sebelum dan sesudah meminimalkan efek samping obat
dilakukannya intervensi pemberian air farmakologi yang dikonsumsi secara
rebusan seledri (Apium Graveolens L.) terus-menerus.
yang mempunyai rata-rata penurunan Penelitian ini berdasarkan teori
kadar asam urat sebesar 2, 15 mg/dl. penelitian komunitas oleh Efendi
Air rebusan seledri merupakan satu (2013) yang menyatakan bahwa
diantara pengobatan non farmakologi penelitian harus menggunakan bukti
yang berupa terapi herbal yang dapat terbaik yang ada untuk panduan dalam
membantu mengontrol dan praktik dan pemberian pelayanan.
menurunkan kadar asam. Penelitian ini Penelitian juga harus membantu
tidak menggunakan kelompok kontrol komunitas masyarakat dalam
sehingga hanya satu kelompok saja memberikan informasi mengenai
yang diamati sebelum dan sesudah pilihan, biaya, risiko dan keuntungan
dilakukannya intervensi pemberian air dari penelitian. Selain hal diatas
rebusan seledri terhadap kadar asam penelitian ini juga harus
urat di Dusun Tanjung Wangi, Kubu mendemonstrasikan keterampilan
Raya. ataupun cara yang harus diterapkan
Penelitian yang dilakukan selama intervensi berlangsung.
sebelumnya oleh Dhalimarta dan Setelah dilakukannya
Juwita (2014) mengenai penggunakan intervensi selama 2 minggu rata-rata
kadar asam urat sebelum dilakukan dalam menurunkan kadar asam urat
intervensi pemberian air rebusan pada penderita gout.
seledri yaitu 9,37 mg/dl dan rata-rata Penelitian Deviandra (2013)
kadar asam urat sesudah menyebutkan bahwa aktivitas
dilakukannya intervensi sebesar 7,22 hipourisemik pada seledri diduga
mg/dl sehingga terdapat perubahan memiliki kandungan senyawa aktif
kadar asam urat sebelum dan sesudah antara lain yang telah diketahui yaitu
terapi. Hasil postest kadar asam urat flavonoid dan 3-n butilphthalide
setelah intervensi yang terendah yaitu (3nB). Senyawa tersebut
5,70 mg/dl pada laki-laki dan menghambat pembentukan asam urat
perempuan yang mana dikemukakan dengan cara menghambat enzim
oleh Lukman (2013) bahwa kadar xantin oksidase sehingga kadar asam
asam urat pada laki-laki 7,0 mg/dl urat dalam serum akan menurun.
dan pada perempuan 6,0 mg/dl. Responden yang rutin
Seledri yang memiliki mengkonsumsi air rebusan seledri 2
kandungan senyawa seperti apiin dan kali sehari selama 2 minggu
apigenin yang memiliki efek mengatakan bahwa nyeri yang
menurunkan kadar asam urat. Terapi dirasakan pada saat tidur menjadi
pemberian air rebusan seledri sendiri berkurang namun peningkatan
merupakan terapi tanpa efek samping, haluaran urin agak sedikit
aman, mudah didapat dan mudah mengganggu aktivitas dikarenakan
dikelola, serta murah, sehingga intensitas buang air kecil menjadi
peneliti sangat merekomendasikan lebih sering daripada biasanya.
kepada orang dengan kadar asam urat Seledri yang mengadung apiin dan
tinggi untuk mengkonsumsi air apigenin dapat digunakan dalam
rebusan seledri sebagai terapi dalam mengatasi kelebihan asam urat
menurunkan kadar asam urat, selain dengan meningkatkan eksresi urin
itu terapi air rebusan seledri juga sehingga asam urat dapat luruh
dapat digunakan sebagai terapi bersamaan dengan urin.
pengganti atau terapi pelengkap
Kesimpulan Rata-rata kadar asam urat
sesudah terapi pemberian air rebusan
Berdasarkan hasil penelitian
seledri lebih rendah dibandingkan
dan pembahasan mengenai pengaruh
kadar asam urat sebelum terapi
pemberian air rebusan seledri (Apium
pemberian air rebusan seledri. Hasil
Graveolens L.) terhadap kadar asam
uji analisis dengan menggunakan
urat pada penderita gout di Dusun
Wilxocon menunjukkan bahwa
Tanjung Wangi Kubu Raya, maka
terdapat pengaruh pemberian air
dapat disimpulkan bahwa
rebusan seledri (Apium Graveolens
karakteristik usia responden dalam
L.) terhadap kadar asam urat pada
penelitian ini 46,67 tahun dan
penderita gout di Dusun Tanjung
karakteristik jenis kelamin responden
Wangi, Kubu Raya yang dibuktikan
yang paling besar yaitu responden
dengan nilai p = 0,002.
yang berjenis kelamin perempuan
Saran
sebesar 58,33%. Tingkat pendidikan
1. Bagi Institusi Pendidikan
responden yang paling tinggi pada
Hasil penelitian ini dapat
tingkat SMA sebesar 41,7% dan pada
dijadikan bahan informasi atau
jenis pekerjaan reponden dominan
literature dalam perkuliahan berbasis
sebagai petani sebesar 41,7%.
bukti ilmiah/evidence based dan
Karakteristik kadar asam urat
diterapkan atau diimplementasikan
responden sebelum diberikannya air
seperti memberikan informasi terkait
rebusan seledri yaitu memiliki kadar
hasil penelitian pada masyarakat.
terendah yaitu 6,90 mg/dl dan
2. Bagi keperawatan
tertinggi 13,80 mg/dl sehingga
Terapi dengan cara
mempunyai rerata 9,34 mg/dl.
mengkonsumsi air rebusan seledri
Karakteristik kadar asam urat
untuk menurunkan kadar asam urat
responden setelah diberikannya air
ini dapat dijadikan tambahan
rebusan seledri yaitu memiliki kadar
informasi bagi perawat dalam
terendah yaitu 5,70 mg/dl dan
memberikan terapi non farmakologi
tertinggi 11,60 mg/dl sehingga
dan dijadikan sebagai acuan dalam
mempunyai rerata 7,22 mg/dl.
memberikan intervensi khususnya
pada keperawatan komunitas dan lembar observasi lembar pola makan
penyuluhan tentang pemanfaatan selama penelitian dan proses
tanaman seledri terhadap kadar asam observasi. Selain itu peneliti lain juga
urat pada penderita gout. dapat menggunakan responden
3. Bagi Responden dengan karakteristik yang berbeda.
Hasil penelitian dapat menjadi Peneliti lain juga dapat mencoba
bahan pertimbangan bagi responden menggunakan seledri dengan sediaan
maupun masyarakat dalam memilih yang berbeda seperti jus seledri dan
pengobatan alternatif atau pelengkap lain-lain.
dalam pengobatan yang tepat secara 5. Bagi Masyarakat
mandiri, yang telah diuji dan praktis Penelitian ini dapat dijadikan
dalam merubah kadar asam urat yang bahan atau sumber informasi yang
tinggi yaitu dengan mengkonsumsi berbasis bukti ilmiah, sehingga bisa
air rebusan seledri yang sangat murah gunakan sebagai acuan dalam
dan mudah didapat bahkan dapat menggunakan terapi herbal ini untuk
dijadikan tanaman obat keluarga terapi non farmakologi pilihan dalam
dirumah. menurunkan kadar asam urat pada
4. Bagi Penelitian Lain masyarakat yang mengalami gout
Penelitian ini dapat dijadikan maupun masyarakat yang memiliki
bahan referensi riset yang berbasis keluarga dengan gout. Penelitian ini
evidence based sehingga dapat juga dapat dijadikan data pendukung
meningkatkan penelitian selanjutnya dalam meningkatkan sumber
terkait kegunaan dan penggunaan ekonomi masyarakat dan pengusaha
pengobatan herbal khususnya yang menjadi produsen dibidang
tanaman Seledri. Peneliti juga industri seledri, khususnya di daerah
berharap kepada peneliti lain yang Pontianak Kalimantan Barat.
akan melakukan penelitian yang
serupa untuk lebih baik serta cermat
dalam hal mengawasi dan mengontrol
responden selama proses penelitian
berlangsung misalnya menambahkan
Daftar Pustaka Dharma, Kusuma Kelana. 2015.
Metodologi Penelitian
Adella RM, Syamsiar S. Russeng,
Keperawatan: Panduan
Masyitha Muis. 2010.
Melaksanakan dan
Hubungan Suhu Lingkungan
Menerapkan Hasil Penelitian.
Kerja dengan Kadar Asam Urat
Jakarta: Trans Info Media.
Urin Pekerja Peleburan
(FURNACE) PT INCO. Jurnal
Efendi F, Makhfudli. 2013.
MKMI, Vol 6 No, April 2010,
Keperawatan Kesehatan
hal 91-95.
Komunitas: Teori dan Praktik
dalam Keperawatan. Jakarta:
As-sayyid, Prof. Dr Abdul Basith
Salemba Medika.
Muhammad. 2013. Kitab Obat
Hijau Cara-Cara Ilmiah Sehat
Junaidi. 2013. Rematik dan Asam
dengan Herbal. Solo: Tinta
Urat. Jakarta: Bhuana Ilmu
Medika.
Populer.
Bobaya P, Bidjuni H, Kallo V. 2016.
Juwita, Dian A., Arifin, Helmi.,
Hubungan Tingkat Stres
Handayani, Popy. 2014.
Dengan Kejadian Gout Artritis
Pengaruh Fraksi Air
Di Puskesmas Tobelo
Herba Seledri (Apium
Kecamatan Tobelo Kabupaten
Graveolens L.) terhadap Kadar
Halmahera Utara. E-Jurnal
Asam Urat Mencit Putih Jantan
Keperawatan (Ekp) Volume 4
Hiperurisemia. Prosiding
Nomor 1, Februari 2016.
Seminar Nasional dan
Workshop Perkembangan
Brooker Chris. 2008. Ensiklopedia
Terkini Sains Farmasi dan
Keperawatan. Jakarta : EGC.
Klinik IV.
Dalimartha, Setiawan. 2006. Atlas
Kertia, N. 2009. Asam Urat.
Tumbuhan Obat Indonesia.
Yogyakarta: B First.
Jilid II. Jakarta: Trubus
Agriwidya.
Kowalak, Jennifer P.,William Welsh
& Brenna Mayer. 2012. Buku
Deviandra R, Fathiyah Safitri, Djaka
Ajar Patofisiologi. Jakarta:
Handaja. 2013. Efek Pemberian
EGC.
Seduhan Seledri (Apium
Graveolens L.) terhadap Kadar
Kurniawati E, Adeleida K , Franly
Asam Urat Pada Tikus Putih
Onibala. 2013. Pengaruh
Jantan Strain Wistar (Rattus
Penyuluhan Kesehatan
Norvegicus) Hiperurisemia.
terhadap Pengetahuan dan
Volume 9 Nomor 2, Desember
Sikap Klien Gout Arthritis di
2013. Fakultas Kedokteran
Puskesmas Tahuna Timur
Universitas Muhammadiyah
Kabupaten Sangihe. Jurnal e-
Malang.
Clinic (eCl), Volume 3, Nomor
2, Mei-Agustus 2015.
Pengembangan
Lukman, Nurma Ningsih. 2013. Kesehatan Kementrian
Asuhan Keperawatan pada Kesehatan Republik Indonesia.
Klien dengan Gangguan Sistem
Muskuloskeletal. Jakarta:
Salemba Medika.

Misnadiarly. 2007. Rematik: Asam


Urat Hiperurisemia, Artritis
Gout. Jakarta: Pustaka Obor
Populer.

Nurjaknah, Faridah Aini, Abdul


Wakhid. 2015. Faktor-Faktor
yang Berhubungan dengan
Kejadian Hiperurisemia di
Kecamatan Bandungan
Kabupaten Semarang. E-Jurnal
Keperawatan (Ekp) Volume 3
Nomor 1, Februari 2015.

Sipayung, EZ., Sarah. M. Warouw,


Jeanette. I. Ch. Manoppo. 2014.
Hubungan Obesitas dengan
Peningkatan Asam Urat pada
Remaja di Sekolah Menengah
Pertama. Jurnal Ilmu
Keperawatan Volume 4 Nomor
3. Faculty of Medicine,
University of Manado.

Sjamsuhidajat R, Warko K, Theddeus


OH Prasetyono, Reno R. 2012.
Buku Ajar Ilmu Bedah. Jakarta :
EGC.

Sukarmin. 2015. Faktor-Faktor yang


Berhubungan dengan Kadar
Asam Urat dalam Darah Pasien
Gout Di Desa Kedungwinong
Sukolilo Pati. ISSN 2407-9189.
The 2nd University Research
Coloquium 2015.

Trihono. 2013. Riset Kesehatan


Dasar. Badan Penelitian dan

Anda mungkin juga menyukai