Anda di halaman 1dari 6

Statistika, Vol. 4, No.

2, November 2016

PEMODELAN KUALITAS AIR DI KAWASAN PEGUNUNGAN


KENDENG DENGAN PENDEKATAN ORDINARY KRIGING DAN
GEOGRAPHIC INFORMATION SYSTEM (GIS)

1
Juwita Rahayu, 2Tiani Wahyu Utami, 3Rochdi Wasono
1,2,3
Program Studi Statistika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Muhammadiyah
Semarang
Email : juwitakialovers@gmail.com

ABSTRAK
Saat ini terjadi adanya kecendrungan penurunan kualitas air di beberapa daerah, terlebih
pada daerah kawasan karst yang memiliki sistem permeabilitas tinggi yang sangat
rentan terhadap pencemaran air akibat aktifitas manusia maupun perubahan alam.
Tujuan penelitian adalah memetakan dan menduga kualitas air tanah dengan parameter
keberadaan pencemar unsur Nitrit menggunakan metode geostatistik yang merupakan
analisis statistik spasial untuk menduga data dengan prediksi dan interpolasi melalui
semivariogram dan ordinary kriging pada kadar NO2. Selanjutnya membandingkan
model prediksi dan interpolasi yang berbeda, memetakan sebaran kadar NO2 pada
sumber mata air yang menjadi kajian menggunakan Geographic Information System
(GIS). Berdasarkan hasil perhitungan menggunakan metode Ordinary Kriging dengan
Gaussian isotropic model diperoleh nilai RSS 2.21 dan C0 = 0.198, C+C0 = 2.56, A =
9335.75. Menduga pada daerah Sumber Seribu (titik ke- 6) dengan nilai dugaan sebesar
0.89571 yang masih dikategorikan memiliki kadar nitrit yang tinggi. Kemudian model
Geographically Informasi System dengan menggunakan metode Ordinary Kriging
dengan Variogram Modelling, mempunyai kriteria baik untuk menggambarkan sebaran
spasial parameter kualitas air. Dengan luaran peta kontur sebaran kadar nitrit dengan
daerah bitingan yang paling tinggi kadar nitritnya Studi kasus dilakukan di Kawasan
Pegunungan Kendeng, Kabupaten Rembang, Provinsi Jawa Tengah.
Kata Kunci : Karst, Nitrite NO2, Ordinary Kriging, GIS.

PENDAHULUAN sumber air permukaan dan sumber air


bawah tanah.
Karst merupakan istilah dalam Bahasa Karst di wilayah Pegunungan
Jerman yang diturunkan dari Bahasa Kendeng, membentang dari kabupaten
Slovenia (krast) yang bermakna lahan Rembang, Blora, Grobogan dan Pati.
gersang berbatu. [4] mendefinisikan Morfologi Pegunungan Kendeng secara
istilah karst sebagai medan dengan regional merupakan komplek perbukitan
karakteristik hidrologi dan bentuk lahan yang terletak pada struktur perbukitan
yang diakibatkan oleh kombinasi dari lipatan.
batuan yang mudah larut (soluble rock) Dalam bidang ilmu Geologi
dan mempunyai porositas sekunder yang Stratigrafi kawasan Pegunungan
berkembang baik. Kendeng masuk dalam Formasi
Menurut [3] jenis sumber air daerah Wonocolo, Formasi Bulu, Formasi
karst berdasarkan keberadaannya Ngrayong, Formasi Tawun, dan Formasi
dibedakan menjadi 2 macam yaitu : Tuban, sedangkan Hidrologi adalah salah

46
Statistika, Vol. 4, No. 2, November 2016

satu cabang ilmu yang mempelajari Penelitian yang mengangkat tema


tentang air dan lingkupnya, mengingat kualitas air tanah dengan parameter
pentingnya air bersih dalam kehidupan senyawa baik alami atau non alami sudah
masyarakat umum terlebih dikawasan banyak dilakukan. Dimas Aditia [2]
karst. Salah satu parameter yang dapat melakukan penelitian analisis keruangan
digunakan untuk melihat perubahan fisik kualitas air tanah bebas pada persebaran
kualitas badan air adalah kadar Nitrit kandungan unsur non alami. Penelitian
(NO2) dengan penelitian secara yang berjudul Pemanfaatan SIG untuk
geostatistik yang menggunakan titik Imbuhan Air Tanah dan kerentanan air
pengamatan (study area). Penelitian tanah di kawasan karst di kecamatan
dengan analisa tersebut tidak dapat Paliyan dan Saptosari kabupaten Gunung
dilakukan secara serentak, karena Kidul [1]. Begitupun penelitian yang
memungkinkan setiap wilayah memiliki menggunakan metode Ordinary Kriging
faktor yang berbeda yang seperti [5] yang melakukan penelitian
diidentifikasikan adanya efek spasial. level air tanah dengan mengestimasi level
Pada kasus spasial untuk melihat air tanah pada kurun waktu Juni
perubahan fisik dan kimiawi pada September dari tahun 19851990 di
kualitas air pada badan air secara India.
geostatistik dengan pendekatan Kriging Penelitian-penelitian tentang Bentang
akan menganalisa proses interpolasi. Alam Karst sebagian besar belum
Kriging adalah teknik pembuatan menggunakan aspek Geostatistik, maka
optimal, yang memperkirakan lokasi titik peneliti ingin menggembangkan
tanpa sampel daerah menggunakan sifat- pemodelan kualitas air dengan parameter
sifat stuktural dari semivariogram dan set kandungan Nitrit (NO2) di Pegunungan
awal nilai data. Kendeng, Kabupaten Rembang dalam
Kriging mempertimbangkan tata ruang Geostatistika dengan metode Ordinary
dan memberikan variansi estimasi Kriging mengkombinasikan aplikasi GIS
disetiap titik estimasi. Ditinjau dari cara pada pemetaan.
estimasi dan penyelesaian Metode kriging biasa adalah metode
perhitungannya terdapat berapa varian interpolasi yang memberikan taksiran
kriging. Point kriging, Block Kriging, linear tak bias terbaik. Metode ini
Ordinary Kriging, Co-Kriging, Kriging menduga nilai suatu peubah pada titik
with a trend. Semua varian kriging atau lokasi tertentu menggunakan
merupakan salah satu metode yang kombinasi linear terboboti dari nilai
digunakan untuk interpolasi. peubah yang sama pada lokasi lainnya.
Interpolasi adalah metode yang n

digunakan untuk mendapatkan data Z p Wi Z i


i 1
berdasarkan beberapa data yang telah dimana:
diketahui. Akurasi interpolasi dapat
: nilai dugaan peubah z pada
mempengaruhi akurasi output model.
lokasi p
Berdasarkan kasus yang menjadi bahasan
: bobot masing-masing nilai
dalam penelitian ini digunakan ordinary
peubah z pada titik ke i
kriging untuk penyelesaiannya. Guna
mendukung pemetaan sebaran kadar : nilai peubah z pada titik ke-i
nitrit pada sumber air yang menjadi
lokasi penelitian secara spasial, penelitian Metode ordinary kriging diasumsikan
ini akan menggunakan pendekatan bahwa mean dari populasi konstan,
aplikasi GIS. namun belum diketahui dan variogram
dari Z x diketahui.

47
Statistika, Vol. 4, No. 2, November 2016

Bobot dari kriging memenuhi sifat tak titik control dengan model smivariogram
n model Gaussian isoropik, mencari nilai
bias dengan W
i 1
1 dengan nilai n adalah dugaan pada titik control menggunakan
jumlah sampel yang diketahui. bobot masing-masing titik yang
diperoleh dari model terbaik, kemudian
C11 C1n 1 W1 D10 menghitung nilai root mean squre error

(RMSE) dari metode ordinary kriging

C C 1 Wn D menggunakan semivariogram isotropic
n1 nn n0 model gaussian.
1 1 0 1 Pemilihan model untuk pembuatan
C : matriks kovarian antar pasangan peta sebaran Nitrit dengan pendekatan
lokasi/titik ke-i dan ke-j GIS berdasarkan hasil model
W : vektor pembobot-i semivariogram Ordiary kriging terbaik
D :vektor kovarian antara lokasi/titik yaitu model Gaussian Isotropik.
yang diduga dengan lokasi pengamatan
yang telah ada.
HASIL PENELITIAN

METODE PENELITIAN Pemilihan model terbaik untuk


menentukan nilai variogram teoritis
Sumber Data dan Variabel Penelitian
a. semivariogram data penuh
Data yang digunakan adalah data Nitrit: Isotropic Variogram
sekunder yang dieroleh secara tidak
1.72
langsung atau data yang dikumpulkan
Semivariance

1.29
oleh pihak lain. Dalam hal ini data 0.86
diperoleh dari hasil pemaparan Scientific 0.43
Karst Eksploration (SKE) 2013 tentang 0.00
0.00 1670.95 3341.90 5012.85
Hidrologi. Dengan data pendukung Separation Distance (h)
untuk pembuatan peta sebaran kualitas
Gaussian model (Co = 0.1520; Co + C = 2.3140; Ao = 6210.00; r2 = 0.444;
air dari Peta Lokasi Gua dan Mata air di RSS = 1.71)

sekitar Cekungan Air Tanah (CAT) Gambar 1. Variogram dengan nugget


Watu Putih Rembang, hasil survey gua variance (Co = 0.1520), sill (Co + C = 2.3140) ,
dan mata air dari Semarang Caver Ao =6210.00, r2 = 0.444, RSS = 1.71.
Asosiation (SCA) tahun 2013 dan Peta
batas administrasi Provinsi Jawa Tengah, Perbandingan nilai plot semivarian
Badan Informasi Geospasial tahun 2013. data penuh dapat memberikan penjelasan
bahwa model terbaik berdasarkan nilai
Metode Analisis RSS maupun R2 adalah model Gaussian
untuk variogram Isotropik maupun
Tahap-tahap analisis penelitian: variogram anisotropic. Dari Tabel
memeriksa plot data sampel yang outlier, 1.diperoleh nilai nugget variance (C0),
memeriksa asumsi stasioner orde dua Sill (C+C0), dan range (A) untuk model
pada maasing-masing data kadar nitrit, Isotropic Gaussian yaitu 0.152, 2.34,
menentukan model semivariogram yang 10756.035. sementara utuk model
terbaik model yang terpilih sebagai Anisotropic Gussian untuk range major
model semivariogram adalah model dan minor adalah 11102,445 .
Gussian Isotropik dengan pengujian
validasi silang, menghitung bobot
masing-masing titik amatan terhadap

48
Statistika, Vol. 4, No. 2, November 2016

Tabel 1. Perbandingn nilai plot semivarian data penuh


Nilai Proporsi
No. Variogram Model RSS R2 Nilai C0
C+C0 (C(C0+C)
Gaussian 1,71 0,44 0,152 2,314 0,934
Linear 1,87 0,392 0,0208 0,981 0,97
1. Isotropic
Spherical 1,88 0,386 0,038 2,104 0,982
Eksponensial 1,96 0,363 0,4 2,09 0,961
Gaussian 4,94 0,345 0,125 2,406 2,406
Linear 5,18 0,306 0,013 1,801 0,993
2. Anisotropic
Spherical 5,20 0,301 0,02 2,050 0,99
Eksponensial 5,32 0,285 0,4 2,123 1

b. plot semivariogram data Pada Gambar 2 didapat model dengan


penghilangan titik nilai nugget variance (Co = 0.1980), sill
nitrit: Isotropic Variogram (Co + C = 2.5060), Ao sebesar 5390.00
2.08 dengan nilai r2 = 0.428 dan nilai residual
Semivariance

1.56 sum of square (RSS = 2.21). Model


1.04
terbaik berdasarkan nilai RSS maupun R2
0.52

0.00
adalah model Gaussian untuk variogram
0.00 1670.95 3341.90
Separation Distance (h)
5012.85
Isotropik maupun variogram anisotropic.
Gaussian model (Co = 0.1980; Co + C = 2.5060; Ao = 5390.00; r2 = 0.428;
RSS = 2.21)

Gambar 2. Isotropic Gaussian Variogram


dengan penghilangan 1 titik

Tabel 2. Perbandingn nilai plot semivarian dengan penghilangan satu titik


Nilai Proporsi
No. Variogram Model RSS R2 Nilai C0
C+C0 (C(C0+C)
Gaussian 2,21 0,426 0,198 2,506 0,921
Linear 8,62 0,424 0,001 0,00023 -3,351
1. Isotropic
Spherical 2,25 0,419 0,001 2,475 1
Eksponensial 2,30 0,41 0,01 3,012 1
Gaussian 5,42 0,53 0,079 3,219 0,975
Linear 5,71 0,482 0,001 2,513 1
2. Anisotropic
Spherical 5,74 0,475 0,001 2,514 1
Eksponensial 5,83 0,459 0,001 3,055 1

Dari Tabel 2 untuk model Isotropic Penaksiran nilai dugaan kadar nitit
Gaussian yaitu 0.198, 2.506, 9335.75. Nilai dugaan diperoleh dari interpolasi
sementara utuk model Anisotropic dengan metode ordinary kriging
Gussian untuk range major dan minor selanjutnya dibandingkan nilai
adalah 6810.00. sebenarya, elisih tersebut akan digunakan
dalam perhitungan untuk mendapatkan
kesalahan (error).

49
Statistika, Vol. 4, No. 2, November 2016

Tabel 3. Nilai Dugaan Kadar Nitrit pada Badan dan teoritis maka hasil ini akan
Air digunakan untuk membentuk system
Sumber Mata Kadar Kadar No2
Air No2 real Dugaan
persamaan Ordinary Kriging. Dari
Kajar system persamaan Ordinary Kriging ini
2.04 1.90906 0.130939503
Brubulan akan diperoleh bobot-bobot nilai Kadar
1.18 1.171918 0.008081967
Nitrit disetiap titik untk memperoleh nilai
Picisan 1.47 1.437019 0.032980671 dugaan disuatu titik tertentu. Contoh
Sendang
Gandri 5.49 3.379252 2.110748223
untuk mendapatkan taksiran nilai disuatu
Bitingan titik koordinat dalam hal ini diambil
8.37 5.586498 2.783502
Semen sampel ke-6 pada koordinat (560905;
0.89 0.889997 3.26269E-06
Ngrojo
9240019)
1.75 1.677019 0.072980799
Gondang 2.04 1.90906 0.130939503
() = (-0.0453 x 2.04) + (0.0079 x
Sami 1.75 1.677019 0.072980799 1.18) + (-0.0101 x 1.47) + (0.0105 x
Sumberan 0.89 0.889997 3.26269E-06 5.49) + (0.0040 x 8.37) + (0.8972 x 0.89)
RMSE 2.3115
+ (0.2216 x 1.75) + (-0.1182 x 2.04) + (-
0.0032 x 1.75) + (0.0336 x 0.89) =
Dari Tabel 3 dilihat bahwa nilai 0.895712
dugaan pada masing-masing titik tidak
terlampau jauh sehingga pendugaan Hasil diperoleh bahwa nilai dugaan
dengan menggunakan model isotropic kandungan Nitrit pada badan air di
gaussian dapat dikatakan baik. Sesuai Pegunungan Kendeng di koordinat
dengan data real bahwa kadar Nitrit ((560905 ; 9240097 ) atau titik sumber
paling tinggi terdapat pada daerah Picisan adalah 0.895712.
Bitingan atau titik ke lima dengan nilai
dugaan 5.58 yang mengidentifikasikan Pemetaan dengan pendekatan GIS
bahwa daerah tersebut masih pada kadar Model semivariogram pada set data
yang melebihi batas aman kadar nitrit penuh untuk pemilihan model terbaik
pada suatu badan air. ada pembuatan peta sebaran kadar nitrit.
Setelah didapat model Variogram
yang valid berdasarkan kecocokan data

Gambar 3. Peta Sebaran Kadar Nitrit Sumber Mata Air

50
Statistika, Vol. 4, No. 2, November 2016

Dari peta dapat diasumsikan bahwa DAFTAR PUSTAKA


daerah Bitingan pada zona akhir dengan
warna kontur putih yang menandakan [1] Ahmad, C. dan Fedhi A. H., 2011,
daerah dengan kadar nitriit paling tinggi. Pemanfaatan SIG untuk Imbuhan Air
Oleh karenanya daerah dengan titik yang Tanah dan Kerentanan Air Tanah di
mendekati daerah Bitingan akan Kawasan Karst Study Kasus di
memiliki kadar Nitrit yang semakin Kecamatan Paliyan dan Saptosari
besar, begitu pula sebaliknya apabila kabupaten Gunung Kidul. Penelitian.
lokasi titik menjauhi daerah Bitingan Yogyakarta: Jurusan Geografi
maka kadar kandungan nitrit akan Lingkungan UGM
semakin menurun denga ditandainya [2] Dimas, A., 2012, Analisis Keruangan
warna kontur yag semakin gelap Kualitas Airtanah Bebas Pada
Hal ini membuktikan adanya pola Persebaran Kandungan Unsur Non
sebaran spasial pada data kadar nitrit Alami. Universitas Gadjah Mada.
yang terdapat pada badan air daerah Yogyakarta
Pegunugan Kendeng, Rembang. [3] Fetter, C. W., 1988, Applied
Hydrogeology, Second edition.
MacMillan, New York.
KESIMPULAN
[4] Ford, D. and Williams, P., 1992.
Kesimpulan yang dapat diambil dari Karst Geomorphology and
hasil dan pembahasan adalah sebagai Hydrology, Chapman and Hall,
berikut : London
[5] Vijay, K. Remadevi, 2006, Kriging
1. Model yang digunakan untuk Of Groundwater Levels-A Case
menduga kadar nirit pada badan air Study. Journal of Spatial Hydrology
menggunakan pada data penuh adalah Vol.6, No.1 Sprin
model Isotropik Gaussian dengan
nilai RSS = 1.71, C0 = 0.152, C+C0 =
2.34, A = 10756.035. Sedangkan
pada data dengan penghilangan satu
titik untuk pendugan adalah Gaussian
isotropic model dengan nilai RSS
2.21, C0 = 0.198, C+C0 = 2.56, A =
9335.75. Menduga pada daerah
Sumber Seribu (titik ke -6) dengan
nilai dugaan sebesar 0.89571
diasumsikan daerah tersebut masih
dalam kadar tinggi kandungan
nitritnya.
2. Metode interpolasi ordinary kriging
dengan menggunakan GIS sebagai
pendekatan modelnya dapat
memberikan gambaran sebaran
spasial yang baik pada parameter
kualitas air.

51

Anda mungkin juga menyukai