Anda di halaman 1dari 5

JURNAL ILMU TERNAK, JUNI 2010, VOL. 10 NO.

2, 85 - 89

Pengaruh lama penyimpanan dan Aditif dalam pembuatan


silase terhadap kandungan NDF dan ADF silase rumput
Gajah
(Effect of Storage time and Additives in Silage Making on
Neutral Detergent Fiber and Acid Detergent Fiber of
Naipergrass Silage)
Oka T. Senjaya1, T. Dhalika2, A. Budiman2, I. Hernaman2 dan Mansyur2
1. Mahasiswa Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor
2. Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran.
Email: mancuy@yahoo.com

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pengunaan additif dan waktu
penyimpanan pada pembuatan silase terhadap kandungan NDF, ADF, dan
hemiselulosa. Rancangan acak lengkap pola factorial digunakan pada penelitian
ini. Factor pertama adalah jenis aditif, yaitu molasses dan lumpur kecap. Faktor
kedua adalah waktu penyimpanan, yaitu 3, 6, 9, dan 12 minggu. Setiap perlakuan
diulang sebanyak tiga kali. Peubah yang diamati adalah kandungan NDF dan
ADF.. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian lumpur kecap
menghasilkan kandungan neutral detergent fiber (NDF), dan acid detergent fiber
(ADF) yang lebih rendah dibandingkan dengan pemberian molases. Selanjutnya
waktu penyimpanan sangat berpengaruh terhadap kandungan kandungan neutral
detergent fiber (NDF), dan acid detergent fiber (ADF). Kandungan NDF dan ADF
menurun sejalan dengan meningkatnya waktu penyimpanan
Kata kunci : silase, aditif, waktu penyimpanan, dan fraksi serat

Abstract
This Research aims were to know the effect of additives and time storage in silage
making on contents of Neutral Detergent Fiber (NDF) and Acid Detergent Fiber
(ADF) of Naipergrass Silage. The. Completely Random Design factorial pattern
was used in this research. The first factor were kinds of additives, i.e. molasses and
separator sludge of byproduct soy sauce. The second Factor were storage times,
i.e.: 3, 6, 9, and 12 weeks. Each treatment was replicated three times. Variable
observed were NDF, ADF, and Hemicelluloses contents Result of research
showed NDF, and ADF contents of Naipergrass silage that using separator sludge
as additive is lower than silage that using molasses. The storage times effected on
NDF, and ADF contents of Naipergrass silage. Contents of NDF, and ADF
decreased as long as storage times.
Keywords: Silage, Additive, Storage Times, and Fiber fraction

Pendahuluan ditanaman di pekarangan atau pun dalam kebun


Pada daerah tropis, seperti Indonesia, pakan instensif.
penampilan produksi ternak ruminansia terhambat Rerumputan tropis mempunyai kandungan
pada musim kemaru karena terbatas suplai kabrohidrat terlarut yang rendah dan tingginya
hijauan. Hijauan tumbuh dan berproduksi dengan kandungan fraksi serat, ini merupakan salah satu
banyak pada saat musim hujan, tetapi pada musim factor yang mempengaruhi kualitas silase
kemarau sangat terbatas. Untuk mempertahankan Penambahan aditif musti dilakukan untuk
produksi ternak yang stabil sepanjang tahun, mendapatkan silase yang berkualitas. Molasses
teknologi silase merupakan salah satu dan lumpur kecap adalah sumber karbohidrat
jawabannya. Rumput gajah (Pennisetum terlarut yang sangat baik. Lukmansyah dkk
purpureum) merupakan salah satu hijauan yang (2009) menyatakan bahwa molasses dan lumpur
mempunyai produktivitas yang tinggi dan biasa kecap dapat digunakan sebagai sumber
85
JURNAL ILMU TERNAK, JUNI 2010, VOL. 10 NO. 2

karbohidarat terlarut dalam pembuatan silase. Hasil dan Pembahasanan


Kandungan serat dalam hijauan dapat disusun atas Kandungan neutral detergen fiber (NDF) silase
fraksi yang terlarut dan tidak terlarut yang rumput Gajah cv.Taiwan
menentukan respon ternak terhadap hijauan Kandungan NDF silase rumput Gajah cv.
tersebut (Van Soest, 1994). Penambahan aditif Taiwan yang diperoleh dari hasil percobaan dapat
dapat mempercapat terjadinya fermentasi dalam di lihat pada Gambar 1.
silo, dan terbukti berhasil menurunkan kandungan Berdasarkan hasil analisis bahwa
serat (Muck dan Kung, 1997). Waktu kandungan NDF dipengaruhi oleh jenis aditif dan
penyimpanan silase sangat berpengaruh terhadap waktu penyimpanan, tetapi diantara keduanya
peningkatan konsumsi pakan, kecernaan bahan tidak terjadi interaksi. Hal ini diduga pada setiap
kering, dan produksi susu (Cushnanhan dkk., aditif memiliki kandungan karbohidrat terlarut
1996), tetapi komposisinya terhadao kandungan berbeda. Menurut Smith (1973), karbohidrat
serat kurang begitu diketahui. terlarut yang tinggi sangat menentukan produksi
Oleh karena itu, penelitian kamu bertujuan asam organik di dalam proses ensilase yang dapat
untuk mengetahui pengaruh pemberian molasses mempercepat penurunan derajat keasaman.
dan lumpur kecap terhadap kandungan Neutral Menurut (McDonalld,dkk., 1991; Moran,1996),
Detergent Fiber (NDF) dan Acid Detergent Fiber bahwa derajat keasaman yang rendah akan
(ADF) silase rumput gajah. merombak fraksi NDF. Nilai NDF yang rendah
menunjukan kualitas silase yang baik. Oleh
Metode karena itu bila dilihat dari perlakuan pemberian
Pembuatan silase. aditif, maka aditif yang menunjukan kandungan
Hijauan yang digunakan adalah rumput NDF paling rendah adalah lumpur kecap. Lama
gajah Taiwan. Umur tanaman dari rumput gajah waktu penyimpanan berpengaruh terhadap
tersebut adalah 30 hari, dan pemanenan dilakukan penurunan kandungan NDF, pada perlakuan yang
pada saat musim hujan. Rumput dilayukan selama menggunakan aditif molases menunjukan
satu malam, dan selanjutnya dicacah dengan penurunan kandungan NDF terjadi dari minggu
ukuran 4-5 cm. selanjutnya rumput ditimbang ke 6 sampai minggu ke 12. Perlakuan yang
sebanyak 40 kg, dan dicampurkan dengan aditif menggunakan aditif lumpur kecap mengalami
sesuai dengan perlakuan. Aditif yang digunakan penurunan kandungan NDF mulai dari lama
adalah molasses dan lumpur kecap, dengan waktu penyimpanan 3 minggu sampai 12
jumlah 5% dari berat rumput yang telah minggu. Hal ini diduga karena selama proses
dilayukan. Selanjutnya dimasukan kedalam drum ensilase berlangsung derajat keasaman yang
plastik yang berukuran 60 liter untuk dilakukan optimal telah tercapai dan kondisi asam yang
fermentasi anerob (disilase). Selanjutnya disimpan dapat merombak ikatan hemiselulosa tercapai,
untuk waktu 3, 6, 9, dan 12 minggu pada kondisi sehingga ikatan hemiselulosa dalam tanaman
temperature ruangan. terlepas dan hemiselulosa dipecah menjadi
karbohidrat sederhana (McDonalld, 1991).
Analisis kimia. Penurunan kandungan NDF pada kedua
Silase dibuka sesuai dengan perlakuan aditif yang diberikan, menunjukan perbedaan
waktu penyimpanan. Sekitar 1000 g sampel pada awal terjadinya penurunan. Aditif molases
diambil secara merata untuk dianalisis. Analisis menunjukan penurunan kandungan NDF terjadi
Neutral detergent fiber dan Acid detergent fiber pada minggu ke 6, sedangkan pada pemberian
was determined by Van Soest Method (Goering aditif lumpur kecap sudah terjadi penurunan sejak
and Van Soest, 1970). 3 minggu penyimpanan. Hal ini diduga pada
pemberian molases selama penyimpanan 6
Analisis statistik minggu derajat keasaman belum mencapai kondisi
Rancangan pola factorial digunakan pada yang optimal untuk melonggarkan fraksi serat,
penelitian ini. Factor pertama adalah jenis aditif akan tetapi setelah minggu ke 6 kondisi tersebut
yaitu: molasses dan lumpur kecap, sedangkan telah tercapai, sehingga ikatan hemiselulosa
factor kedua adalah waktu penyimpanan, yaitu: 3, terdegradasi dan hemiselulosa larut dalam
6, 9, dan 12 minggu. Setiap perlakuan diulang deterjen netral dan kandungan NDF menjadi
sebanyak tiga kali. Selanjutnya untuk turun. Sesuai dengan pendapat Puls dan
membedakan rataan perlakuan diantara perlakuan Pountanen (1989), bahwa terdegradasinya ikatan
dilakuan uji jarak berganda Duncan. hemiselulosa mengakibatkan menurunnya
kandugan NDF dan meningkatnya isi sel.
86
Senjaya, dkk., Lama penyimpanan dan aditif silase

Gambar 1. Kandungan Neutral Detergen Fiber (NDF)

Perbedaan tersebut diduga karena aditif digunakan sebagai pakan, sebab kandungan NDF
molases memiliki karbohidrat terlarut yang lebih yang tinggi akan menghambat proses pencernaan
rendah (54,93%) dibandingkan aditif lumpur secara optimal oleh ternak. Hal ini disebabkan
kecap (77,54%), sehingga derajat keasaman yang karena ikatan dinding sel selama penyimpanan
dihasilkan lebih tinggi dari pemberian lumpur terutama lignoselulosa masih terlalu kuat (Aurora,
kecap, nilai derajat keasaman terendah molases 1989; Van Soest, 1982). Oleh karena itu pakan
3.63, lumpur kecap 3.50. Berdasarkan hal hijauan yang baik bagi ternak seharusnya
tersebut dapat disimpulkan bahwa lumpur kecap memiliki kandungan NDF yang rendah, begitu
menghasilkan kandungan NDF paling rendah juga dengan silase yang akan digunakan untuk
sampai penyimpanan minggu ke 12. Hemiselulosa pakan ternak. Berdasarkan hasil penelitian dapat
merupakan substansi yang karena hemiselulosa dilihat bahwa silase yang menggunakan aditif
mudah terdegradasi, hal ini sesuai dengan lumpur kecap dengan lama penyimpanan 12
pendapat Hungate (1966) yang menyatakan minggu merupakan silase yang baik.
bahwa hemiselulosa merupakan komponen serat
yang dapat dengan cepat diubah menjadi energi Kandungan acid detergen fiber (ADF) silase
(mudah terdegradasi). Terjadinya degradasi rumput gajah
tersebut mengakibatkan fraksi hemiselulosa larut Kandungan ADF silase rumput Gajah yang
oleh larutan Neutral Detergent Solution (NDS) diperoleh dari hasil penelitian dapat di lihat pada
pada pengujian Van Soest. Tingginya kandungan Gambar 2.
NDF pada tanaman kurang baik apabila

Gambar 2. Rataan Kandungan Acid Detergen Fiber (ADF)


87
JURNAL ILMU TERNAK, JUNI 2010, VOL. 10 NO. 2

Berdasarkan hasil analisis menunjukkan bahwa Kesimpulan


jenis aditif dan waktu penyimpanan berpengaruh Penambahan molasses dan lumpur kecap
terhadap kandungan ADF silase rumput Gajah. berpengaruh terhadap kandungan neutral
Penambahan aditif dapat meningkatkan detergent fiber (NDF), acid detergent fiber (ADF),
kandungan karbohidrat terlarut pada proses and hemisellulosa. Pemberian lumpur kecap
ensilase. Karbohidrat yang tinggi sangat menghasilkan kandungan neutral detergent fiber
menentukan produksi asam terutama asam laktat (NDF), acid detergent fiber (ADF), and
dan asam organik lainnya di dalam proses ensilase hemisellulosa yang lebih rendah dibandingkan
sehingga dapat mempercepat penurunan derajat dengan pemberian molases. Selanjutnya waktu
keasaman. Hal ini diduga karena kandungan penyimpanan sangat berpengaruh terhadap
karbohidrat terlarut pada setiap aditif berbeda. kandungan kandungan neutral detergent fiber
Menurut (McDonald, 1991; Moran, 1996), bahwa (NDF), dan acid detergent fiber (ADF), tetapi
pada setiap aditif mengandung karbohidrat terlarut tidak berpengaruh terhadap kandungan
tinggi yang tercermin dari tingginya kandungan hemisellulosa. Kandungan NDF dan ADF
BETN dari setiap aditif. Kandungan BETN menurun sejalan dengan meningkatnya waktu
lumpur kecap lebih tinggi dibandingkan aditif penyimpanan.
molases. Berdasarkan hasil pengujian, kandungan
BETN lumpur kecap 77.54% dan molases sebesar Daftar Pustaka
74.98% (Laboratorium Nutrisi Ternak Arora, S. P. 1989. Pencernaan Mikroba Pada Ternak
Ruminansia dan Kimia Makanan Ternak Fakultas Ruminansia. Gadjah Mada University Press.
Peternakan Universitas Padjadjaran, 2008). Yogyakarta.
Lama waktu penyimpanan berpengaruh Arief, R. 2001.Pengaruh Penggunaan Jerami pada
Amoniasi terhadap Daya Cerna NDF, ADF,
terhadap penurunan kandungan ADF, perlakuan
dan ADL dalam Ransum Domba Lokal. Jurnal
yang menggunakan aditif molases maupun lumpur Agroland, vol *(2).2008-215.
kecap mengalami penurunan dari minggu ke 3 Chang, S.T and P.G. Miles. 1981. Edibel Mushroom
sampai minggu ke 12. Hal ini diduga karena pada and Their Cilvitation. C.R.C.Press. Inc. Boca
proses ensilase ketersediaan karbohidrat terlarut Raton. Florida.
sangat banyak sehingga mendorong bakteri Cushnahsan, A.. C.S. Mayne, E.A. Goodall, and E.F.
penghasil asam laktat dengan cepat. Pembentukan Unsworth. 1996. Effects of stage of maturity
asam laktat akan menyebabkan pH turun seiring amd period of ensilage on production and
dengan aktivitas mikroba dalam proses utilization of grass silage by dairy cows. In:
fermentasi. Menurut Arief (2001), bahwa setelah D.I.H. Jones, R. Jones,R. Dewshurts, R. Merry,
mengalami proses ensilase akan terjadi proses and P. M. Haigh (eds). Proceeding of the 11th
peregangan dan pemecahan ikatan lignoselulosa International Silage Conference, IGER
sehingga selulosa terpisah dari lignin. Averystwyth. 78 79.
Penurunan kandungan ADF ini dapat terjadi Goering, H. K. And P. J. Van Soest. 1970. Forage
akibat adanya perombakan fraksi selulosa dari Fiber Analisys. Agricultural. Handbook 379 A.
rumput Gajah. Proses fermentasi yang R. S., USDA. Inc., Englewood Cliffs, New
menghasilkan derajat keasaman yang rendah York.
Hungate, R. E. 1966. The Rument and Its Microbes
dihasilkan oleh bakteri asam laktat yang
Academic Press.New York.
memanfaatkan kerja enzim yang dapat memecah
Laboratorium Nutrisi Ternak Ruminansia dan Kimia
ikatan lignoselulosa, sehingga dengan lepasnya Makanan Ternak.2008. Hasil Analisis Proximat
ikatan lignoselulosa menjadi lignin dan selulosa Lumpur Kecap. Fakultas Peternakan.
akan mempermudah pendegradasian. Menurut Universitas padjadjaran, Bandung.
Chang, dkk (1981) pencacahan bahan berselulosa Lukmansyah, D., T. Dhalika, Mansyur, A. Budiman,
dapat mengurangi ukuran partikel, merusak dan I. Hernaman. 2009. Subtitusi Molases
ukuran kristal, memutuskan ikatan kimia dari dengan Hasil Ikutan Cair Industri Kecap
rantai panjang. Akan tetapi selulosa akan lebih Terhadap Kualitas Rumput Gajah cv. Taiwan.
optimal pada saat fermentasi yang dibantu oleh Buletin Ilmu Peternakan dan Perikanan (BIPP)
enzim selulase yang dihasilkan oleh mikroba pada Edisi Januari 2009.
saat proses ensilase. Mc Donald, P., A.R. Henderson, and S.J.E. Heron.
1991. The Biochemistry of Silage. 2nd and.
Chalcombe Publications, Marlow, Bucks. UK.
88
Senjaya, dkk., Lama penyimpanan dan aditif silase

Moran, J. 1996. Forage Concervation. Activity Involved. BFH Institute of Wood


Agnedia.Australia. Chemistry. Leuschnerstr. Hamburg.
Muck, R. E., and L. Kung, Jr. 1997. Effects of silage Smith, D. 1973. Nonstructural Carbohydrates. In : G.
additives on ensiling. Pages 187199 in W. Butler, and R. W. Bailey (Eds.). Chemistry
NRAES-99, Silage: Field to Feedbunk, Proc. N. and Biochemistry of Harbage. Academic Press.
American Conf. Hershey, PA, 1113 February, London.
Northeast Reg. Agric. Eng. Serv., Coop. Ext., Van Soest, P. J. 1994. Nutritional Ecology of the
Ithaca, NY Ruminant (2nd Ed.). Cornell Univ. Press, Ithaca,
Puls, J. and Pountanen.1989. Mechanism of Enzymic NY.
Hydrolysis Of Hemicelluloses (xylans) and Yokota,H., M. Ohshima., K. J. Huang., and T.Okajima.
Procedures of Determination of Enzyme 1995. Lactic Acid Production in Napier Grass
(Pennisetum pupureum Schum.) Silage. J.
JapanGrassl Sci. 41,207-211.

89

Anda mungkin juga menyukai